Anda di halaman 1dari 4

Nama : Mohammad Rafli Tegar Prayogi

Nim : 2019.02.028

Prodi : S1 Keperawatan

Tugas SOP Tentang Penanganan Pertumbuhan dan Pengontrolan Mikroorganisme

SECARA :

A. FISIKA

1. Metode Radiasi.
Digunakan radiasi gelombang elektromagnetik, yang digunakan adalah : radiasi
UV, sinar gamma atau sinar X, sinar matahari. Sinar matahari banyak
mengandung sinar UV, sehingga secara langsung dapat dipakai pada proses
sterilisasi. Sinar UV dapat diperoleh melalui katoda panas (emisi termis) yaitu ke
dalam katoda bertekanan rendah diisi dengan uap air raksa. Panjang gelombang
yang dihasilkan dari proses ini biasanya dalam 2500 s/d 2600 Angstrom. Lampu
mercuri yg ada dijalanan juga menghasilkan sinar UV, Jadi efek sterilisasinya
tergantung dari dosis UV yg dihasilkan.

2. Metode Pemanasan Kering


Cara ini kurang efektif apabila tempratur kurang tinggi. Efektifitas pada
temperatur antara 1600C s/d 1800C. Pada temperatur ini akan menyebabkan
kerusakan pada sel-sel hidup dan jaringan. Hal ini karena terjadi auto oksidasi
sehingga bakteri patogen terbakar. Pada sistem ini ada udara, dimana udara
merupakan penghantar panas yg buruk sehingga sterilisasi cara ini memerlukan
waktu 1 jam dengan temperature 1600C, bila temperatur 1800C memerlukan
waktu 30 menit.
B. KIMIA

1. DESINFESKSI
Desinfeksi adalah proses mengurangi jumlah kuman (mikro organisme).
Desinfeksi banyak digunakan pada bidang kesehatan, mikrobiologi, pengolahan
makanan dll. Prinsip desinfeksi hampir sama dengan sterilisasi hanya saja tidak
bebas hama. Bahan yang digunakan untuk proses desinfeksi disebut Desinfektan.
Contoh : Alkohol 70 %, Resiguard 5%, Larutan savlon 1 ; 30 dalam alkohol 70%
Clorhexidine 4%, larutan tinctur 2 % dan larutan KI.

Hasil proses desinfeksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :

1. Beban organik (beban biologis) yg dijumpai pada benda.


2. Tipe dan tingkat kontaminasi mikroba.
3. Pembersihan/dekontaminasi benda sebelumnya.
4. Konsentrasi desinfektan dan waktu paparan.
5. Struktur fisik benda.
6. Suhu dan pH dari proses desinfeksi.

2. DEKONTAMINASI
Dekontaminasi adalah tindakan menghilangkan pencemaran (kontaminasi) pada
alat, ruangan laboratorium, atau sterilan. Pada proses sterilisasi, cara kerja yang
dekontaminasi harus dilakukan dengan tujuan untuk mempertahankan kondisi
steril pada sterilan.

Tindakan dekontaminasi dilakukan seperti : Membuang semua material yang


tampak (debu, kotoran) pada benda, lingkungan, permukaan kulit dengan sabun,
air atau gesekan.

Tujuan prosedur dekontaminasi :

1. Mencegah penyebaran infeksi melalui peralatan pasien atau permukaan


lingkungan.

2. Untuk membuang kotoran yg tampak


3. Untuk membuang kotoran yang tidak tampak (mikro organisme)
4. Untuk melindungi personal dan pasien.
C. MEKANIK

1. FILTRASI
Sterilisasi secara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori
sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan
tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya
larutan enzim dan antibiotik.

Jika terdapat beberapa bahan yang akibat pemanasan tinggi atau tekanan tinggi
akan mengalami perubahan atau penguraian, maka sterlisasi yang digunakan adalah
dengan cara mekanik, misalnya dengan saringan. Dalam mikrobiologi, penyaringan
secara fisik paling banyak digunakan adalah dalam penggunaan filter khusus
misalntya filter berkefeld, filter chamberlan, dan filter seitz. Jenis filter yang dipakai
tergantung pada tujuan penyaringan dan benda yang akan disaring. Penyaringan dapat
dilakukan dengan mengalirkan gas atau cairan melalui suatu bahan penyaring yang
memilki pori-pori cukup kecil untuk menahan mikroorganisme dengan ukuran
tertentu. Saringan akan tercemar sedangkan cairan atau gas yang melaluinya akan
steril. Alat saring tertentu juga mempergunakan bahan yang dapat mengabsorbsi
mikroorganisme. Saringan yang umum dipakai tidak dapat menahan virus. Oleh
karena itu, sehabis penyaringan medium masih harus dipanaskan dalam autoclave.
Penyaringan dilakukan untuk mensterilkan substansi yang peka tehadap panas seperti
serum, enzim, toksin kuman, ekstrak sel dan lain-lain.

A. Menyaring cairan
Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai filter seperti saringan seitz, yang
menggunakan saringan asbestos sebagai alat penyaringannya; saringan berkefeld
yang mempergunakan filter yang terbuat dari tanah diatom; saringan chamberland
yang mempergunakan filter yang terbuat dari porselen; dan fritted glass filter yang
mempergunakan filter yang terbuat dari serbuk gelas. Saringan asbes lebih mudah dan
lebih murah daripada saringan porselen. Saringan asbes dapat dibuang setelah
dipakai, sedangkan saringan porselen terlalu mahal bila dibuang, tetapi terlalu sulit
untuk dibersihkan.

B. Menyaring udara
Untuk menjaga suatu alat yang sudah steril agar tidak tercemar oleh mikroba atau
untuk menjaga agar suatu biakan kuman tidak tercemar oleh kuman yang lain, maka
alat-alat tersebut harus ditutup denagn kapas, karena kapas mudah ditembus udara
tetapi dapat menahan mikroorganisme. Harus dijaga agar kapas tidak menjadi basah,
oleh karena kapas yang basah memungkinkan kuman menembus ke dalam. Untuk
mencegah pencemaran oleh kuman-kuman udara pada waktu menuang pembenihan,
dapat dipergunakan suatu alat yang disebut laminar flow bench dimana udara yang
masuk ke dalamnya disaring terlebih dahulu dengan

Anda mungkin juga menyukai