Anda di halaman 1dari 32

RESUME

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA

DISUSUN OLEH :

ARDHIKA ADINATA

DOSEN PENGAMPU :

apt. MIRA FEBRINA, M. Sc

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMAI RIAU

YAYASAN UNIV RIAU

PEKAN BARU

T.A 2023/2024
KEOMPOK 1

ANATOMI DAN FISIOLOGI GINJAL

1. Anatomi Ginjal

Ginjal adalah suatu organ yang sangat penting untuk mempertahankan keadaan homeostatis pada
cairan tubuh manusia secara fisiologis. Fungsi ginjal selain sebagai penyaring darah, juga berfungsi
dalam hal mengatur keseimbangan osmotik di dalam tubuh, mengatur volume cairan di dalam tubuh,
mengatur asam basa, mengatur metabolisme dan membuang sisa metabolisme, serta mengatur
beberapa sistem hormonal dalam tubuh. Letak ginjal berada pada bagian belakang cavum abdominalis
belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra lumbalis III.

2. Fisiologi Ginjal

Ginjal memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai regulasi, mengatur keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh, mengatur keseimbangan asam basa tubuh. Ginjal melakukan penyaringan darah
sebanyak 120-150 liter darah, dan menghasilkan urin sekitar 1-2 liter.

Terdapat beberapa fungsi lain dari ginjal, diantaranya :

a) Menghasilkan suatu enzim renin berfungsi untuk menstabilkan tekanan darah agar tidak naik
serta menjaga jumlah garam dalam tubuh tetap normal.
b) Membuat hormon eritropoeitin yang memiliki fungsi sebagai pemacu sumsum tulang agar
menghasilkan sel darah merah.
c) Memproduksi vitamin D dalam bentuk aktif untuk membantu pembentukan kalsium tulang.

Ginjal merupakan organ organ terpenting dalam mempertahankan homeostasis cairan


tubuh.Ginjal memiliki fungsi yaitu:

a) Pengaturan keseimbangan volume air (cairan) dalam tubuh


b) Pengaturan keseimbangan smotic dan mempertahankan konsentrasi ionion penting (terutama
Na & CI)
c) Pengaturan keseimbangan asam-basa tubuh
d) Pengeluaran(ekskresi) zat sisa organik / sisa metabolisme yang sudah tidak dibutuhkan oleh
tubuh
e) Pengeluaran zat beracun
f) Sistim pengaturan hormonal dan metabolisme
3. Sirkulasi Pada Ginjal

Urine merupakan produk hasil pembuangan molekul sisa metabolisme dan air berlebih dalam
tubuh dari proses penyaringan yang dilakukan oleh ginjal. Ginjal berfungsi sebagai pengatur volume
darah, osmolaritas plasma, dan pembuangan limbah tubuh. Pengeluaran urine termasuk salah satu
bagian dari proses pembuangan sisa cairan tubuh. Proses pembentukan urine sangat penting dilakukan
guna membuang sisa zat atau racun dalam tubuh. Urin terbentuk melalui tiga proses yakni
penyaringan (filtrasi), penyerapan kembali (reabsorpsi), dan pengeluaran (sekresi).

4. Vaskularisasi Ginjal

Ginjal mendapat darah dari arteri renalis merupakan cabang dari aorta abdominalis yang
mempunyai percabangan arteria renalis, yang berpasangan kiri dan kanan dan bercabang menjadi
arteria interlobaris kemudian menjadi arteri akuata, arteria interlobularis yang berada di tepi ginjal
bercabang menjadi kapiler membentuk gumpalan yang disebut dengan glomerolus dan dikelilingi oleh
alat 7 yang disebut dengan simpai bowman, di dalamnya terjadi penyadangan pertama dan kapiler
darah yang meninggalkan simpai bowman kemudian menjadi vena renalis masuk ke vena kava
inferior.

5. Struktur Mikroskopis Ginjal

Satuan struktural dan fungsional ginjal yang terkecil di sebut nefron Tiaptiap nefron terdiri atas
komponen vaskuler dan tubuler. Komponen vaskuler terdiri atas pembuluh pembuluh darah yaitu
glomerolus dan kapiler peritubuler yang mengitari tubuli. Dalam komponen tubuler terdapat kapsul
Bowman, serta tubulus - tubulus. yaitu tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, tubulus
pengumpul dan lengkung Henle yang terdapat pada medula.

a) Nefron Nefron terdiri atas seperangkat glomerulus dan tubulus. Glomerulus mempunyai fungsi
filtrasi, sedangkan tubulus mempunyai fungsi sekresi dan reabsorbsi.
b) Glomerolus Glomerulus adalah Suatu jaringan kapiler berbentuk bola yang berasal dari arteriol
afferent yang kemudian bersatu menuju arteriol efferent, Berfungsi sebagai tempat filtrasi
sebagian air dan zat yang terlarut dari darah yang melewatinya
c) Tubulus Tubulus ginjal terdiri dari tubulus konvolusi proksimal (PCT), lengkung nefron
(lengkung Henle), dan tubulus konvolusi distal (DCT). Proksimal menunjukkan bagian tubulus
yang melekat pada kapsula glomerulus, dan distal menunjukkan bagian yang lebih jauh.

Tubulus terbagi menjadi 3:

a. Tubulus proksimal
b. Lengkung/ gelung Henle ( ansa henle)
c. Tubulus distal
KEL 2

SISTEM URINARI

1. Pengertian Sistem Urinari

Sistem perkemihan atau sistem urinaria, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan
menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh
tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih)

Sistem urinaria adalah sistem organ yang berfungsi untuk menyaring dan membuang zat limbah
dengan cara menghasilkan urine. Jika fungsi sistem ini terganggu, limbah dan racun bisa menumpuk
di dalam tubuh dan menyebabkan berbagai gangguan Kesehatan.

2. Ginjal
2.1 Bagian-bagian ginjal

Sistem urinaria adalah serangkaian organ tubuh yang berfungsi dan bertanggung jawab terhadap
pembentukan sekresi berupa urine, meliputi ginjal, ureter, kandung kemih, dan uretra.

2.1.1 Ginjal
Ginjal merupakan organ tubuh yang terdiri dari nefron yang dibentuk oleh
badan malphigi, glomerulus, kapsula bowman, tubulus dan lengkung henle.
Sepasang ginjal terletak di kiri dan kanan, sepanjang dinding otot bagian
belakang (otot posterior) rongga perut. Karena rongga perut yang berbentuk
asimetris, ginjal terletak pada ketinggian yang tidak sama persis.Kedua organ
berbentuk kacang sebesar kepalan tangan ini memiliki panjang hingga 10-
12 cm dan lebar 6 cm.
2.1.2 Korteks Rrenal
Korteks renal atau korteks ginjal merupakan bagian anatomi ginjal paling luar.
Bagian ini dilapisi jaringan lemak yang dikenal sebagai kapsula renal atau kapsul
ginjal.
2.1.3 Medula Renal
Dalam susunan antomi ginjal, medula renal merupakan jaringan yang
konsistensinya lembut.
2.1.4 Pelvis Renal
Pelvis renal merupakan bagian anatomi ginjal yang letaknya paling dalam.
Bentuk organ ini menyerupai corong dan berperan sebagai tempat penyimpanan
urine, serta saluran perlintasan air dari ginjal menuju kandung kemih.
2.2 Fungsi Ginjal
Ginjal setiap harinya menyaring sekitar 200 liter darah. 2 liter di antaranya
merupakan zat buangan yang berasal dari makanan, obat-obatan dan zat beracun
dikeluarkan melalui urine. Karena itu, organ ini dilengkapi ureter atau kandung kemih
yang bertugas membawa urine keluar dari tubuh.Selain menyaring darah dan
membuang limbah dalam tubuh, ginjal juga berfungsi menyerap kembali zat-zat yang
dibutuhkan tubuh seperti asam amino, gula, natrium, kalium serta kandungan nutrisi
lainnya.

2.3 Proses Dasar Ginjal


2.3.1 Ginjal
Ginjal melaksanakan tiga proses dasar dalam menjalankan fungsi regulatorik
dan eksretorik yaitu filtrasi glomerulus, perpindahan non diskriminatif plasma bebas
protein dari darah ke dalam tubulus kemudian reabsorpsi tubulus, perpindahan selektif
bahan-bahan tertentu dalam filtrat kembali kedarah kapiler peritubulus dan sekresi
tubulus, perpindahan yang sangat spesifik zat-zat tertentu dari darah kapiler
peritubulus ke dalam cairan tubulus.
2.3.2 Ureter

Ureter merupakan salah satu organ dari sistem urinaria yang ada. Ureter memiliki
panjang ± 25-30 cm dan diameter 3-4 mm. Ureter membentang dari peritoneum, kedepan
psoas, melewati posterior inferior sakral wing, dan berakhir pada kandung kemih.

2.3.3 Kandung kemih


Kandung kemih merupakan organ berongga yang terdiri dari tiga lapis otot
detrusor yang saling beranyaman.
2.3.4 Uretra
Uretra merupakan sebuah saluran yang berfungsi sebagai saluran keluaran urine
yang tertampung dari vesika urinaria.

3. Filtrasi Glomerulus
Filtrasi glomerulus adalah proses di mana sekitar 20% plasma masuk ke kapiler
glomerulus menembus kapiler untuk masuk ke ruang interstisium, masuk kedalam kapsula
bowman.
3.1 Laju filtrasi glomerulus (GFR= Glomerulus Filtration Rate)
Dapat diukur dengan menggunakan zat-zat yang dapat difiltrasi glomerulus, akan
tetapi tidak disekresi maupun direabsorpsi oleh tubulus.

4. Reabsorbsi Tubulus
Proses ini terjadi di tubulus kontortus proksimal. Proses ini adalah penyerapan kembali
zat-zat yang masih dapat diperlukan oleh tubuh.

4.1 Proses Penyerapan Kembali (Reabsorbsi)

Proses tahap ini dilakukan oleh sel-sel epitelium di seluruh tubulus ginjal. Banyaknya
zat yang direabsorpsi tergantung kebutuhan tubuh saat itu. Zat-zat yang direabsorpsi
antara lain adalah : glukosa, asam amino, ion-ion Na+, K+, Ca, 2+, Cl-, HCO3-, dan
HbO42-, sedangkan kadar urea menjadi lebih tinggi.

5. Sekresi Urinari

Proses ginjal ketiga, sekresi tubulus, adalah pemindahan selektif bahan-bahan dari kapiler
peritubulus ke dalam lumen tubulus. Proses ini adalah rute kedua bagi masuknya bahan ke
dalam tubulus ginjal dari darah, dengan yang pertama adalah melalui filtrasi glomerulus.

6. Eksresi Urin dan Bersihan Plasma


Ekskresi urine adalah pengeluaran bahan-bahan dari tubuh dalam urine. Ini bukan
merupakan proses terpisah, melainkan merupakan hasil dari tiga proses pertama di atas.
Semua konstituen plasma yang terfiltrasi atau disekresikan, tetapi tidak direabsorpsi akan
tetap di tubulus dan mengalir ke pelvis ginjal untuk diekskresikan sebagai urinedan
dikeluarkan dari tubuh. Semua yang difltrasi dan kemudian direabsorpsi, atau tidak
difltrasisama sekali, masuk ke darah vena dari kapiler peritubulus dan karenanya
dipertahankan di dalam tubuh dan tidak diekskresikan di urine, meskipun mengalir melewati
ginjal.

7. Kreatinin
Kreatinin merupakan limbah sisa produk yang dihasilkan oleh proses metabolisme otot.
Kreatinin dalam darah akan disaring oleh ginjal dan dibuang dalam bentuk urine.
7.1 Metabolisme Kreatinin
Pembentukan kreatinin berawal diginjal dan diselesaikan dihati. Langkah pertama
pembentukan kreatinin yang terjadi diginjal, glisin bergabung dengan arginine untuk
membentuk guanidinoasetat. Dalam reaksi ini, gugus guanidium pada arginine (gugus
yang membentuk urea) dipindahkan ke glisin dan molekul arginine sisanya disebabkan
ornitin guanidinoasetat kemudian mengalami metilasi dihati oleh S-adenosilmetionin
(SAM) untuk membentuk kreatin.
7.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Kreatinin
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kadar kreatinin dalam darah,
diantaranya adalah gagal ginjal, perubahan masa otot, nutrisi, aktifitas fisik, proses
inflamasi.
7.3 Pemeriksaan Kreatinin
Penentuan kadar kreatinin dalam urin dan serum dapat dilakukan dengan
menggunakan enzim kreatinin deiminase untuk mengkonversi kreatinin menjadi ammonia
dan 1-methylhydantoin.

8. Eliminasi dan Miksi


Eliminasi adalah proses pembuangan sisa metabolisme tubuh baik berupa urin atau bowel
(feses). Miksi adalah proses pengosongan kandung kemih bila kandung kemih terisi. Sistem
tubuh yang berperan dalam terjadinya proses eliminasi urine adalah ginjal, ureter, kandung
kemih, dan uretra.

8.1 Meknisme Eliminasi


a) Proses Filtrasi
Terjadi penyerapan darah, yang tersaring adalah bagian cairan darah kecuali
protein.
b) Proses Reabsorbsi
Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar dari glukosa, sodium,
klorida, fospatdan beberapa ion bikarbonat.
c) Proses Sekresi
Sisa dari penyerapan kembali yang terjadi di tubulus distal dialirkan ke papilla
renalis selanjutnyaditeruskan ke luar.
8.2 Faktor Yang Mempengaruhi Eliminasi Urin

a) Diet dan Asupan


b) Respons Keinginan Awal untuk Berkemih
c) Gaya Hidup
d) Stres Psikologis
e) Tingkat Aktivitas
f) Tingkat Perkembangan

8.3 Proses Miksi

Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang terdapat
pada dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup untukmerangsang
berkemih (proses miksi).
KELOMPOK 3

INTEGRASI GINJAL DENGAN ORGAN LAIN

1. Anatomi Fisiologi Ginjal

Ginjal adalah dua buah organ berbentuk menyerupai kacang merah yang berada di kedua
sisi tubuh bagian belakang atas, tepatnya dibawah tulang rusuk manusia. Ginjal sering disebut
bawah pinggang. Bentuknya seperti kacang dan letaknya di sebelah belakang rongga perut,
kanan kiri dari tulang punggung. Ginjal kiri letaknya lebih tinggi dari ginjal kanan, berwarna
merah keunguan.

2. Fisiologi Ginjal

Mekanisme utama nefron adalah untuk membersihkan atau menjernihkan plasma darah
dari zat-zat yang tidak dikehendaki tubuh melalui penyaringan/difiltrasi di glomerulus dan
zat-zat yang dikehendaki tubuh direabsropsi di tubulus.

3. Intergrasi Ginjal Dengan Hepar

Ginjal bekerja mengontrol tekanan darah, memproduksi hormone pembentuk sel darah
merah (eritropoietin), membersihkan darah, serta mengeluarkan produk limbah dan kelebihan
air dalam tubuh. Tanpa ginjal, darah akan terlalu banyak mengandung limbah dan air. Tanpa
jantung, ginjal tidak akan memiliki oksigen yang dibutuhkan darah untuk melakukan banyak
pekerjaan pentingnya.

4. Integrasi Ginjal Dengan Kulit

hubungan antara ginjal dan kulit sebagai organ tubuh yang mengeluarkan cairan yakni
apabila udara panas, maka ginjal mengeluarkan sedikit urine dan kulit mengelurkan banyak
keringat. Sedangkan saat udara dingin, ginjal mengeluarkan banyak urin dan kulit
mengelurkan sedikit keringat.
5. Integrasi Ginjal Dengan Jantung
Jantung dan ginjal saling bekerja sama dalam mengatur metabolisme tubuh. Jantung
bertugas memompa darah kaya oksigen menuju ke seluruh bagian tubuh, memastikan bahwa
setiap organ dan sel serta jaringan tubuh tetap bisa berfungsi dengan normal.

6. Integrasi Ginjal Dengan Tulang

Di sinilah peran ginjal tampak berperan penting dalam menjaga massa dan struktur tulang
yang sehat dengan menyeimbangkan kadar fosfat dan kalsium dalam darah. Ginjal sehat akan
mengaktifkan bentuk vitamin D yang berasal dari asupan makanan harian dan sinar matahari,
lalu mengubahnya menjadi vitamin D aktif yang di sebut kalsitriol.

7. Keseimbangan Elektrolit

Terdapat dua jenis bahan yang terkandung di dalam cairan tubuh, yaitu elektrolit dan non-
elektrolit.

7.1 Perpindahan Cairan Dan Elektrolit Tubuh

Perpindahan cairan dan elektrolit tubuh terjadi dalam tiga fase yaitu:
1. Fase I: Plasma darah pindah dari seluruh tubuh ke dalam sistem sirkulasi, dan nutrisi
dan oksigen diambil dari paru-paru dan tractus gastrointestinal.
2. Fase II: Cairan interstitial dengan komponennya pindah dari darah kapiler dan sel.
3. Fase III: Cairan dan substansi yang ada di dalamnya berpindah dari cairan interstitial
masuk ke dalam sel. Pembuluh darah kapiler dan membran sel yang merupakan
membran semipermiabel mampu memfilter tidak semua substansi dan komponen
dalam cairan tubuh ikut berpindah

7.2 Mekanisme Perpindahan Dari Cairan Dan Elektrolit Tubuh


 Difusi
Diffusi sederhana adalah perpindahan partikel-partikel dalam segala arah melalui
larutan atau gas.
 Filtrasi
Proses perpindahan cairan dari kapiler ke ruang interstisial disebut ultrafilterisasi.
 Osmosis
Osmosis adalah proses difusi dari air yang disebabkan oleh perbedaan konsentrasi.
 Transport aktif
Transportasi aktif berbeda dengan transportasi pasif karena memerlukan energi
dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP).

7.3 Sistem Pengaturan Cairan Tubuh


Dalam kondisi normal, cairan tubuh stabil dalam petaknya masing-masing. Apabila
terjadi perubahan, tubuh memiliki sistem kendali atau pengaturan yang bekerja untuk
mempertahankannya.

7.4 Terapi Cairan Pada Gangguan Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit


a. Gangguan Keseimbangan Cairan Tubuh
 Overhidrasi
 Dehidrasi

b. Gangguan Keseimbangan Elektrolit


 Hiponatremia
 Hypernatremia
 Hipokalemia
 Hiperkalemia
 Hipokalsemia
KELOMPOK 4
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN
1. Anatomi Kulit
Kulit terdiri dari 2 lapis jaringan yaitu epidermis, sebagai lapisan terluar dan dermis, yang
berada di bawah epidermis.
a. Epidermis
Epidermis terdiri dari berlapis-lapis sel yang didominasi oleh sel yang bernama
keratinosit. Karena merupakan jaringan epitel maka tidak ditemukan pembuluh darah
pada epidermis. Pertukaran gas, nutrisi dan limbah sel terjadi melalui proses difusi dari
dan ke pembuluh darah di dermis. Sel ini terus mengalami mitosis dengan konstan di
lapisan basal (dasar).
Lapisan-lapisan epidermis yang terbentuk itu adalah:
1) Stratum Germinativum

Lapisan ini disebut juga stratum basale. Sel keratinosit yang berbentuk kuboid
atau silindris rendah bersusun disokong oleh membrana basalis tepat di atas dermis.
Sel tersebut merupakan Keratinosit sangat aktif bermitosis. Di antara dominasi
keratinosit terdapat sel Merkel dan melanosit.

2) Stratum Spinosum

Di atas lapisan germinativum terdapat lapisan keratinosit yang disebut stratum


spinosum yang memiliki taut antar sel jenis desmosom yang sangat banyak.

3) Stratum Lusidum

Lapisan ini terdiri atas keratinosit yang sudah memulai program apoptosis
(kematian sel).

4) Stratum Korneum

Lapisan ini terdiri atas keratinosit mati tanpa nukleus maupun organel sel lain.
Tumpukan sel mati ini mengalami meninggalkan filamen keratin yang bersatu
menjadi lapisan tanduk dan lama-kelamaan dapat terkelupas.
b. Dermis

Dermis adalah jaringan ikat kulit yang letaknya di bawah epidermis. Jaringan ini
memengaruhi kekenyalan kulit. Disini terdapat 2 lapisan jaringan ikat, yaitu lapisan
papilar dan lapisan retikular.

1) Lapisan Papilar

Lapisan ini merupakan lapisan permukaan dermis yang tipis, yang berhubungan
langsung dengan membrana basalis epidermis.

2) Lapisan Retikuler

Lapisan ini adalah lapisan dermis yang paling dominan yang terletak di bawah
lapisan papilar dermis yang juga kaya akan pembuluh darah.

c. Hipodermis

Di bawah kulit terdapat lapisan yang dinamakan lapisan hipodermis yang merupakan
bagian dari fasia superfisialis. Artinya bukan merupakan jaringan kulit. Jaringan ini
dibentuk oleh jaringan ikat longgar yang banyak mengandung lemak.

d. Kulit Tipis Dan Tebal

Kulit tipis menutupi sebagian besar area permukaan tubuh dan memiliki banyak
variasi. Misalnya kulit di bawah mata berbeda karakterisitiknya dengan kulit di daerah
adhi dan sebagainya. Sedangkan kulit tebal menutupi area telapak tangan dan kaki yang
tidak memiliki folikel rambut namun banyak mengandung kelenjar keringat.

2. Struktur Akesoris Kulit

Struktur aksesori kulit meliputi rambut, kuku, kelenjar keringat, dan kelenjar sebaceous.
a. Kelenjar Keringat

Pada kulit terdapat 2 jenis kelenjar keringat, yaitu kelenjar keringat ekrin dan apokrin.
Kelenjar keringat ekrin tersebar pada seluruh permukaan kulit, menghasilkan sekret yang
encer. Saluran (duktus) kelenjar keringat ini keluar langsung pada permukaan kulit
sedangkan duktus kelenjar keringat apokrin bermuara pada folikel rambut.

b. Folikel Rambut

Sebagian besar permukaan tubuh manusia ditumbuhi oleh rambut halus yang
dinamakan rambut vellus (pada wajah dijuluki dengan istilah peach fuzz). Rambut ini
halus, pendek dan memiliki sedikit pigmen.

c. Kelenjar Sebasea

Kelenjar sebasea mensekresikan minyak yang dikenal dengan nama sebum. Sebum
berfungsi mempertahankan kelembaban kulit, menjerat benda asing dan menghambat
perkembangan bakteri.

3. Fisiologi Kulit

Kulit manusia termasuk organ yang kompleks dan serba guna, yang sering dikaitkan
dengan keindahan dan estetika. Sebenarnya peran kulit jauh melampaui daya tarik visualnya.
Adanya sifat fisiologis dari kulit menyebabkan kulit memiliki banyak fungsi. Peran utama
kulit adalah sebagai perisai yang melindungi tubuh dari ancaman eksternal seperti patogen,
bahan kimia, suhu, sinar ultraviolet dan trauma fisik.

a. Pelindung Terhadap Stres Mekanis

Stres mekanis dapat timbul dari aktivitas sehari-hari seperti akibat tubuh bergerak,
kulit tertekan akibat menahan beban atau menekan dan atau bergesekan dengan sesuatu.
Ketika mengalami stres mekanik, kanal ion mekanosensitif pada keratinosit di epidermis
menjadi teraktivasi.

b. Pelindung Terhadap Mikroorganisme


Ada berbagai macam jenis AMP yang dapat ditemukan di berbagai jaringan dan
cairan tubuh, termasuk kulit. Di kulit, AMP terutama diproduksi oleh keratinosit. Peptida
ini membantu melindungi kulit dari infeksi bakteri, jamur, dan virus.

c. Sintesis Vitamin D

Kulit berfungsi sebagai lokasi utama terjadinya sintesis vitamin D. Setelah terpapar
radiasi UVB (panjang gelombang 280-315 nm), molekul prekursor vitamin D3 yang
terdapat di kulit, yaitu 7-dehydrocholesterol, mengalami reaksi fotokimia sehingga
berubah menjadi previtamin D3.

d. Pelindung Terhadap Sinar Ultraviolet


e. Pencegah Evaporasi

Salah satu fungsi kulit yang luar biasa adalah bertindak sebagai penghalang/barier
proses evaporasi/penguapan.

f. Termuregulator

Termoregulasi adalah proses fisiologis dalam memelihara suhu tubuh internal agar
selalu stabil bagi semua organisme hidup.

g. Reseptor Sensasi

Kulit berfungsi sebagai organ sensorik yang canggih, yang menyampaikan berbagai
sensasi taktil, suhu dan nyeri yang memungkinkan kita menghindari atau mengetahui
adanya bahaya.

h. Alat Identifikasi

Alur kulit (friction ridge skin), seperti pada telapak tangan dan kaki, memiliki pola
yang unik bagi tiap individu. Bangunan ini dipakai sebagai alat identifikasi manusia, yang
biasa ditempel setelah dilumuri tinta untuk cap jari.
KELOMPOK 5

ANATOMI FISIOLOGI PANCA INDRA


1. Indra Penglihatan (Mata)
Mata mempunyai reseptor khusus untuk mengenali perubahan sinar dan warna.
Sesungguhnya yang disebut mata bukanlah hanya bola mata, tetapi termasuk otot-otot
penggerak bola mata, kotak mata (rongga tempat mata berada), kelopak, dan bulu mata.
a. Bagian-bagian mata
 Bola Mata
Bola mata dikelilingi oleh tiga lapis dinding.
- Sklera
- Koroid
- Retina
 Iris
Iris merupakan bagian dari uvea anterior dan melekat di bagian perifer dengan
badan siliar. Bagian depan iris tidak memiliki epitel, sedangkan di bagian belakang
terdapat epitel yang berpigmen sehingga memberikan warna pada iris, iris berfungsi
untuk mengatur pergerakan pupil sesuai dengan intensitas cahaya yang masuk.
Di iris terdapat :
- Pupil
- Lensa
- Kelenjar lakrima
- Saraf optic
- Titik buta
 Kotak Mata
Kotak mata pada tengkorak berfungsi melindungi bola mata dari kerusakan.
 Otot Mata
Ada enam otot mata yang berfungsi memegang sklera. Empat di antaranya disebut
otot rektus (rektus inferior, rektus superior, rektus eksternal, dan rektus internal). Otot
rektus berfungsi menggerakkan bola mata ke kanan, ke kiri, ke atas, dan ke bawah.
Dua lainnya adalah otot obliq atas (superior) dan otot obliq bawah (inferior).

b. Fungsi Indra Pelihat


Terdapat beberapa fungsi indera penglihat pada manusia. Fungsi-fungsi tersebut
meliputi:
1) Sebagai alat komunikasi
2) Estetika
3) Mengawasi segala hal yang mungkin membahayakan
4) Sebagai keseimbangan
5) Koordinasi

c. Mekanisme Kerja Indra Penglihatan


Mata bekerja saat merima cahaya. Pantulan cahaya dari suatu benda masuk melalui
pupil, kemudian diteruskan ke dalam lensa mata. Setelah itu lensa mata mengarahkan
cahaya, sehingga bayangan benda jatuh pada retina. Ujung-ujung saraf retina
menyampaikan bayangan benda tersebut ke otak. Selanjutnya otak mengolah
bayangan tersebut sehingga benda tersebut dapat kita lihat.
Cara kerja mata manusia pada dasarnya sama dengan cara kerja kamera, kecuali cara
mengubah fokus lensa.
d. Kelainan Pada Mata
1) Presbiopi
2) Hipermetropi
3) Miopi
4) Katarak
5) Imeralopi

2. Indera Penciuman (Hidung)


Saat manusia baru lahir indera penciumannya lebih kuat dari manusia dewasa, karena
dengan indera ini bayi dapat mengenali ibunya. Indera penciuman manusia dapat
mendeteksi 2000 4000 bau yang berbeda. Indera pembau manusia berupa kemoreseptor
yang terdapat di permukaan dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas.
a. Bagian-bagian hidung
1) Tulang hidung
2) Rongga hdiung
3) Lubang hidung
4) Rambut hidung
5) Selaput lendir
6) Serabut saraf

b. Fungsi Indera Pembau


Fungsi-fungsi tersebut meliputi:

1) Pernafasan
2) Penciuman
3) Pembau

c. Mekanisme kerja Indera pembau

Saat menghirup udara untuk bernafas, bau sekitar juga ikut ke dalam hidung.
Di dalam rongga hidung, bau akan larut di dalam lendir. Setelah itu rangsangan bau
tersebut akan diterima oleh ujung-ujung saraf pembau serta diteruskan ke pusat
penciuman dan saraf pembau. Setelah itu otaklah yang memproses ingatan akan bau
tersebut sehingga manusia mengetahui dan dapat membau aroma tersebut.

d. Cara kerja hidung

Di atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat sensitif


terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi bau
(smell receptors). Reseptor ini jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10 juta. Ketika
partikel bau tertangkap oleh reseptor, sinyal akan di kirim ke the olfactory bulb
melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak dan kemudian di
proses oleh otak, bau apakah yang telah tercium oleh hidung kita, apakah itu
harumnya bau sate padang atau menyengat nya bau selokan.

e. Kelainan pada hidung

1) Angiofibroma Juvenil
2) Papiloma Juvenil
3) Rhinitis Allergica
4) Sinusitis

3. Indera Pendengaran (Telinga)

Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi/mengenal suara dan juga
banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh.

a. Bagian-bagian telinga

1) Telinga bagian luar

Telinga luar meliputi daun telinga (pinna), liang telinga (meatus auditorius
eksternus), dan saluran telinga luar.

2) Telinga Tengah

Bagian ini merupakan rongga yang berisi udara untuk menjaga tekanan udara
agar seimbang.

3) Telinga dalam

Bagian ini mempunyai susunan yang rumit, terdiri dari labirin tulang dan
labirin membran.

b. Mekanisme Kerja Indera Pendengar

Dimulai dari adanya getaran suara (F 16 – 2000 Hz), ditangkap oleh daun
telinga l.telinga luar menggetarkan membran tympani getaran diteruskan melalui
tulang-tulang pendengaran di lubang tengah tulang stapes cairan endolinpe di dalam
labirin ditangkap oleh organ corti. Getaran bunyi yang masuk disebut getaran mekanis
diubah getaran elektris oleh nervus cocklearis disalurkan ke pusat-pusat di otak lobus
temporalis sehingga terjadi kesadaran bunyi. Vestibularis Syaraf pendengaran
Koklearis Keluar dari otak kecil melalui nervus vertibularis yang terletak pada titik
pertemuan antara pons dan membaran oblongato kemudian bergabung dengan nervus
coklearis menuju telinga. Di dalam telinga ia berpisah. Vestibularis organ
keseimbangan N. Cocklearis koklea (rumah siput) N. Cocklearis dan serabut-serabut
sarafnya berasal dari lobus temporalis. Kemudian keluar menuju nukleus khusus yang
berada tepat di belakang thalamus menuju ke telinga. Saraf ini bergabung dengan
Nervus Vestibularis.

c. Cara Kerja Telinga

Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang


telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran
Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam
saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan
menggetarkan cairan limfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di
dalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan
menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan
melebarnya membran pada jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan
menggetarkan selaput-selaput basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas
dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah
rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan
sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke
pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.

d. Kelainan pada telinga

1) Tuli
2) Congek
3) Otitis Eksterna
4) Perikondritis
5) Eksim
6) Cidera
7) Tumor
8) Kanker
4. Indera Peraba (Kulit)

Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan,
panas, dingin, sakit, dan tekanan.

a. Bagian-bagian kulit

Epidermis tersusun atas empat lapis sel yaitu:

 Stratum germinativum berfungsi membentuk lapisan di sebelah atasnya.


 Stratum granulosum yang berisi sedikit keratin yang menyebabkan kulit menjadi
keras dan kering. Selain itu sel-sel dari lapisan granulosum umumnya
menghasilkan pigmen hitam (melanin). Kandungan melanin menentukan derajat
warna kulit, kehitaman, atau kecoklatan.
 Stratum lusidum merupakan lapisan yang transparan.
 Stratum korneum merupakan lapisan yang paling luar.

b. Mekanisme Kerja Indera Peraba

Kulit mendapatkan rangsangan dari luar berupa tekanan, sentuhan, dan suhu.
Rangsangan itu kemudian ditangkap oleh ujung saraf reseptor yang kemudian
informsi itu dihantarkan ke otak. Kita kemudian meperseprikan rangsangan itu
seperti rasa panas saat tangan kita mneyntuh air mendidih, atau rasa dingin saat
tubuh kita menyentuh salju.

c. Cara Kerja Kulit

Rangsang yang dapat diterima kulit berupa sentuhan panas, dingin, tekanan,
dan nyeri. Ketika kulit menerima rangsang, rangsang tersebut diterima oleh sel-sel
reseptor. Selanjutnya, rangsang akan diteruskan ke otak melalui urat saraf. Oleh
otak, rangsang akan diolah. Akibatnya, kita merasakan adanya suatu rangsang.
Otak pun memerintahkan tubuh untuk menanggapi rangsang tersebut.

d. Kelainan Pada Kulit

1) Jerawat
2) Panu
3) Kadas
4) Skabies
5) Eksim
6) Biang keringat

5. Indera Pengecap (Lidah)

Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu
pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan.

a. Bagian-bagian lidah

Sebagian besar lidah tersusun atas otot rangka yang terlekat pada tulang hyoideus,
tulang rahang bawah dan processus styloideus di tulang pelipis. Terdapat dua jenis
otot pada lidah yaitu otot ekstrinsik dan intrinsik. Lidah memiliki permukaan yang
kasar karena adanya tonjolan yang disebut papila. Terdapat tiga jenis papila yaitu:

1) Papila filiformis berbentuk seperti benang halus.


2) Papila sirkumvalata berbentuk bulat, tersusun seperti huruf V di belakang lidah
3) Papila fungiformis berbentuk seperti jamur.

Tunas pengecap adalah bagian pengecap yang ada di pinggir papila, terdiri dari dua
sel yaitu sel penyokong dan sel pengecap. Sel pengecap berfungsi sebagai reseptor,
sedangkan sel penyokong berfungsi untuk menopang. Bagian-bagian lidah:

1) Bagian depan lidah, fungsinya untuk mengecap rasa manis.


2) Bagian pinggir lidah, fungsinya untuk mengecap rasa asin dan asam.
3) Bagian belakang/pangkal, fungsinya untuk mengecap rasa pahit.

b. Struktur Anatomi Indera Pengecap

1) Permukaan anterior itu juga terdiri dari beberapa bagian yaitu puncak ujung lidah
sampai ke bagian tubuh lidah.
2) Akar Lidah terletak di antara tulang hyoid dan juga bagian ragang bawah lidah,
3) Tubuh Lidah Dua pertiga dari lidah merupakan tubuh lidah yang memiliki bagian
kasar dinamakan papilla lingual dan dikelilingi oleh gogo lateral dan permukaan
anterior.
4) Lingual tonsil merupakan bagian dari sistem limfatik, fungsi utama tonsil adalah
sebagai salah satu pertahanan tubuh dalam memerangi infeksi.
5) Adenoid adalah bagian yang dari lidah yang mempunyai fungsi untuk memerangi
infeksi sehingga apabila ada kuman serta bakteri yang dicap oleh lidah makan
adenoid inilah yang memiliki tugas untuk memerangi bakteri atau kuman tersebut.
6) Kuncup lidah adalah struktur yang terdapat pada bagian permukaan lidah dan
memiliki tugas sebagai pencipta resep untuk rasa karena di dalam kuncup lidah
terdapat kurang lebih 300 selera terutama pada lidah orang dewasa, kuncup lidah
bisa mengecap rasa manis, asam, pahit dan juga asin.
7) Frenulum merupakan bagian lidah yang memiliki bentuk lapisan tipis jaringan
yang memiliki fungsi sebagai penghubung di antara lidah dengan dasar mulut.
8) Otot lidah merupakan bagian yang tak kalah penting dari lidah karena tanpa
adanya otot lidah ini maka lidah tak akan bisa bergerak, karena lidah merupakan
massa yang terdiri dari beberapa otot dan otot satu dengan otot lainnya yang ada
di dalam lidah ini daling terhubung satu sama lain.

c. Fungsi Indera Pengecap


1) Alat pengecap
2) Membantu komunikasi
3) Membantu mengunyah makanan
4) Membantu menelan makanan

d. Mekanisme kerja lidah


Makanan atau minuman yang telah berupa larutan di dalam mulut akan
merangsang ujung-ujung saraf pengecap. Setelah itu rangsangan tersebut diteruskan
ke pusat saraf pengecap di otak. Lalu otak menanggapi rangsang tersebut sehingga
manusia dapat merasakan rasa makanan atau minuman tersebut.

e. Cara kerja lidah


Makanan atau minuman yang telah berupa larutan di dalam mulut akan merangsang
ujung-ujung saraf pengecap. Oleh saraf pengecap, rangsangan rasa ini diteruskan ke pusat
saraf pengecap di otak. Selanjutnya, otak menanggapi rangsang tersebut sehingga kita dapat
merasakan rasa suatu jenis makanan atau minuman.

f. Kelainan pada lidah


1) Oral candidosis
2) Atropic glossitis
3) Geographic tongue
4) Fissured tongue
5) Glossopyrosis

KELOMPOK 6
ANATOMI FISIOLOGI MUSKULOSKELETAL
1. Anatomi dan Fisiologi Sistem Muskuloskeletal
a. Definisi Sistem Muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan mengurus
pergerakan. Komponen utama dari sistem muskuloskeletal adalah tulang dan
jaringan ikat yang menyusun kurang lebih 25 % berat badan dan otot menyusun
kurang lebih 50%
b. Fungsi Sistem Muskuloskeletal
Fungsi umum skeletal:
 Menyediakan bentuk untuk menopang tubuh (formasi kerangka)
 Sebagai alat gerak pasif,
 Melindungi organ-organ internal dari trauma mekanik,
 Menyimpan dan melindungi sumsum tulang selaku sel hemopoietic (red bone
marrow),
 Fungsi imunologi, yakni membentuk limfosit B dan makrofag
Fungsi khusus:
 Pembentuk nada suara (sinus paranalis),
 Email gigi pada pencernaan mekanis,
 Mengatur frekuansi gelombang pendengaran (tulang kecil telinga),
 Mempermudah proses kelahiran pada panggul wanita.

2. Anatomi Sistem Otot


a. Sistem Otot
Sistem otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi untuk alat gerak,
menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos, otot
jantung dan otot rangka.
Gabungan otot berbentuk kumparan dan terdiri dari:
1) Fascia, adalah jaringan yang membungkus dan mengikat jaringan lunak. Fungsi
fascia yaitu mengelilingi otot, menyedikan tempat tambahan otot,
memungkinkan struktur bergerak satu sama lain dan menyediakan tempat
peredaran darah dan saraf.
2) Ventrikel (empal), merupakan bagian tengah yang mengembung.
3) Tendon (urat otot), yaitu kedua ujung yang mengecil, tersusun dari jaringan
ikat dan besrifat liat. Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon
dibedakan sebagai berikut.
b. Sifat Otot
Otot memendek jika sedang berkontraksi dan memanjang jika sedang
berelaksasi. Kontraksi otot terjadi jika otot sedang melakukan kegiatan. Relaksasi
otot terjadi jika otot sedang beristirahat. Dengan demikian otot memiliki 3
karakter, yaitu:
1) Kontraktilitas. Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau
mungkin juga tidak melibatkan pemendekan otot. Serabut akan terelongasi
karena kontraksi pada setiap diameter sel berbentuk kubus atau bulat hanya
akan menghasilkan pemendekan yang terbatas.
2) Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan dengan kuat jika distimulasi
oleh impuls saraf.
3) Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan untuk
meregang melebihi panjang otot saat relaks.
4) Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula

c. Klasifikasi / Jenis Otot


1) Otot Rangka
Otot lurik disebut juga otot rangka atau otot serat lintang. Otot lurik memiliki
garis gelap dan terang sehingga disebut otot serat lintang. Sel-sel otot lurik
berbentuk silindris dan mempunyai banyak inti di tepi. Cara kerja otot lurik
dikendalikan oleh otak sehingga disebut otot sadar. Otot lurik terdapat pada
otot lengan, otot paha, otot perut, otot dada dan otot pipi.
2) Otot Polos
Otot polos berinti satu, berbentuk gelondong dengan kedua ujung meruncing,
bekerja secara tidak sadar (otonom), lambat, tidak cepat lelah. Otot ini terletak
diorgan-organ dalam tubuh, missal pada organ pencernaan, kelamin, ekskresi
dan pembuluh darah.
Otot Polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat
ditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada
dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi,
urinarius, dan sistem sirkulasi darah.
3) Otot Jantung
Otot jantung tersusun dari sel-sel otot yang mirip dengan otot lurik, tetapi otot
jantung mempunyai percabangan. Sel-sel otot jantung mempunyai banyak inti
dan terletak ditengah serabut. Otot jantung bekerja diluar kehendak kita (diluar
perintah otak) tetapi dipengaruhi oleh saraf otonom (saraf tak sadar). Gerakan
otot jantung teratur dan tahan kelelahan. Otot ini bekerja seumur hidup
manusia.

3. Anatomi Sistem Rangka / Skeletal


a. Sistem Rangka
Sistem Rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi, dan tulang
rawan (kartilago) sebagai tempat menempelnya otot dan memungkinkan tubuh
untuk mempertahankan sikap dan posisi. Tulang sebagai alat gerak pasif karena
hanya mengikuti kendali otot. Akan tetapi tulang tetap mempunyai peranan
penting karena gerak tidak akan terjadi tanpa tulang.
b. Struktur Tulang
1) Periosteum
Periosteum merupakaan selaput luar tulang yang tipis. Periosteum
mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan
pembuluh darah. Periosteum merupakan tempat mlekatnya otot-otot rangka
(skelet) ke tulang dn berperan dalam memberikan nutrisi, pertumbuhan dan
reparasi tulang.
2) Tulang Kompak (Compact bone)
Tulang kompak memiliki sedikit rongga dan lebih banyak mengandung kapur
(Calsium Phospat dan Calsium Carbonat) sehingga tulang menjadi padat dan
kuat. Kandungan tulang manusia dewasa lebih banyak mengandung kapur
dibandingkan dengan anak- anak maupun bayi. Tulang kompak paling banyak
ditemui pada tulang kaki dan tulang tangan.
3) Tulang Spongiosa (Spongy bone)
Sesuai dengan namanya tulang Spongiosa memiliki banyak rongga. Rongga
tersebut di isi oleh sumsum tulang merah yang dapat memproduksi sel-sel
darah. Tulang spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang disebut
trabekula.
4) Sumsum tulang (Bone Marrow)
Sumsum tulang wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum tulang dilindungi
oleh tulang spongiosa seperti yang telah dijelaskan di bagian tulang spongiosa.
Sumsum tulang berperan penting dalam tubuh kita karena berfungsi
memproduksi sel-sel darah yang ada dalam tubuh.

c. Klasifikasi Tulang
1) Tulang Panjang
Tulang panjang bekerja bersama otot rangka untuk menghasilkan gerakan
tubuh. Adapun yang termasuk tulang panjang meliputi, humerus, radius dan
ulna, metacarpal dan phalanges tangan, femur, tibia dan fibula kaki, dan
metatarsal dan phalanges kaki.
2) Tulang pendek
Tulang-tulang yang termasuk tulang seperti, tulang karpal (pergelangan tangan)
dan tarsal (pergelangan kaki). Mereka memiliki gerak yang terbatas dan hanya
meluncur di satu sama lain, memungkinkan pergelangan kaki dan pergelangan
tangan menekuk ke berbagai arah.
3) Tulang pipih
Tulang pipih berfungsi untuk melindungi organ-organ tubuh dan memberikan
permukaan yang luas untuk melekatnya otot. Seperti, tulang tengkorak dan
tulang rusuk, sternum (tulang dada), scapula, dan tulang coxae (tulang pinggul)
4) Tulang tidak teratur
Tulang ini memiliki bentuk rumit yang tidak cocok dengan salah satu kategori
sebelumnya. Tulang yang termasuk tulang tidak teratur ialah tulang belakang
dan beberapa bagian tulang tengkorak, seperti sphenoid dan ethmoid
Berdasarkan jaringan penyusun dan sifat-sifat fisiknya, yaitu :
1) Tulang rawan(kartilago)
Ada 3 macam tulang rawan, yaitu:
 Tulang Rawan Hyalin: kuat dan elastis terdapat pada ujung tulang pipa.
 Tulang Rawan Fibrosa: memperdalam rongga dari cawan- cawan (tl.
Panggul) dan rongga glenoid dari skapula.
 Tulang Rawan Elastik: terdapat dalam daun telinga, epiglotis dan faring.
2) Tulang sejati (Osteon)
Tulang bersifat keras dan berfungsi menyusun berbagai sistem rangka.
Permukaan luar tulang dilapisiselubung fibrosa (periosteum).
Lapis tipis jaringan ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum dan meluas ke
dalam kanalikuli tulang kompak.

d. Klasifikasi Sendi menurut fungsinya


1) Sendi sinartrosis atau sendi mati.
2) Amfiartosis adalah sendi dengan pergerakan terbatas yang memungkinkan
terjadinya sedikit gerakan sebagai respons terhadap torsi dan kompresi.
3) Diartrosis Adalah sendi yang dapat bergerak bebas, disebut juga sendi sinovial
(berasal dari kata yunani yang berarti dengan telur).

e. Klasifikasi Persendian Sinovial


Didasarkan pada bentuk permukaaan yang berartikulasi.
1) Sendi sferoidal terdiri dari sebuah tulang dengan kepala berbentuk bulat yang
masuk dengan pas ke dalam rongga berbentuk cangkir pada tulang lain.
2) Sendi engsel, permukaan konveks sebuah tulang masuk dengan pas pada
permukaan konkaf tulang kedua. Sendi ini memungkinkan gerakan ke satu arah
saja dan dikenal sebagai sendi uniaksial.
3) Sendi kisar (pivot joint) adalah tulang berbentuk kerucut yang masuk dengan
pas ke dalam cekunga tulang kedua, dan dapat berputar ke semua arah.
4) Persendian kondiloid terdiri dari sebuah konilus oval suatu tulang yang masuk
dengan pas ke dalam rongga bebentuk elips di tulang kedua. Sendi ini
merupakan sendi biaksial, yang memungkinkan gerakan ke dua arah di sudut
setiap tulang.
5) Sendi pelana, permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk konkaf di satu
sisi dan konveks pada sisi lainnya; sehingga tulang tersebut akan masuk denga
pas ke dalam permukaan tulang kedua yang bentuk konveks dan konkafnya
derada pada sisi belawanan.
6) Sendi peluru adalah salah satu seni yang permukaan kedua tulang yang
berartikulasi berbentuk datar, sehingga memungkinkan gerakan meluncur
antara satu tulang terhadap tulang lainnya
4. Mekanisme Kerja Otot
a. Tendon
Tendon adalah tali atau urat daging yang kuat yang bersifat fleksibel, yang
terbuat dari fibrous protein (kolagen). Tendon berfungsi melekatkan tulang dengan
otot atau otot dengan otot.
Berdasarkan cara melekatnya pada tulang, tendon dibedakan sebagai berikut.
 Origo, merupakan tendon yang melekat pada tulang yang tidak berubah
kedudukannya ketika otot berkontraksi.
 Inersio, merupakan tendon yang melekat pada tulang yang bergerak ketika
otot berkontraksi.

5. Anatomi dan Fisiologi Sistem Skleletal


a. Tulang
1) Anatomi sistem skeletal
Rangka (skeletal) bagian tubuh yg tdd tulang, sendi, dan tulang rawan
(kartilago) sebagai tempat menempelnya otot dan memungkinkan tubuh untuk
mempertahankan sikap dan posisi.
Rangka manusia tersusun dari 206 tulang yang dipersambungkan oleh
persendian yang terdiri dari:
 Tengkorak otak (neurokrania) 8 buah.
 Tengkorak wajah (splanknokranial) 14 Tulang telinga dalam 6 buah.
 Tulang lidah 1 buah.
 Tulang kerangka dada 25 buah.
 Tulang belakang dan gelang panggul 26 buah.
 Tulang anggota gerak 64 buah.
 Tulang anggota gerak bawah 62 buah.
2) Fisiologi sistem skeletal
 Formasi kerangka dan formasi sendi.
 Penyangga berdirinya tubuh, tempat melekatnya ligament-ligamen otot,
jaringan lunak dan organ. Membentuk kerangka yang berfungsi untuk
menyangga tubuh dan otot-otot yang melekat pada tulang.
 Penyimpanan mineral (kalsium dan fosfat) dan lipid (yellow marrow) atau
hemopoiesis.
 Produksi sel darah (red marrow).
 Pelindung yaitu membentuk rongga melindungi organ yang halus dan lunak
serta memproteksi organ-organ internal dari trauma mekanis.
 Penggerak yaitu dapat mengubah arah dan kekuatan otot rangka saat berge
karena adanya persendian.
3) Susunan tulang
Susunan tulang terdiri dari sel-sel matriks organic serta mineral. Komponen
lain yang penting dalam tulang yaitu glikogen.
4) Pembentukan tulang
 Osifikasi endokondral: setelah terbentukanya epifise yang masih dalam
keadaan tulang rawan, pertumbuhan tulang ini ditandai dengan pertumbuhan
tulang rawan dan degenerasi dalam epifise.
 Osifikasi membrane: Proses integrasi seluler pembentukan tulang baru diatas
permukaan korteks yang telah dibentuk terlebih dahulu pada saat terjadinya
proses resorpsi tulang.
5) Faktor pertumbuhan tulang
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tulang yaitu:
 Herediter (genetik)
 Faktor nutrisi
 Faktor endokrin: PTH, Tirokalsitonin, GH, Tiroksin.
 Faktor persyarafan. Gangguan suplai persarafan mengakibatkan penipisan
tulang seperti yang terlihat pada kelainan poliomyelitis.
 Faktor mekanis. Kekuatan dan arah dari tuberkala tulang ditentukan oleh
gaya-gaya mekanis yang bekerja padanya.
 Penyakit-penyakit yang mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan tulang.

b. Sendi
Sendi merupakan titik fisik penghubung antar dua tulang. Terdapat tiga jenis
hubungan antar tulang, yaitu:
1) sinartosis (suture) disebut juga sendi mati.
2) Amfiartosis disebut juga sendi kaku
3) Diartosis disebut juga sendi hidup.
c. Low back region
Low back region berfungsi untuk menegakkan/menopang postur struktur
tulang belakang manusia. Postur tegak juga meningkatkan gaya mekanik struktur
tulang belakang lumbrosakral. Antar tulang belakang diikat oleh intervertebal, serta
oleh ligamen dan otot. Ikatan antar tulang yang lunak membuat tulang punggung
menjadi fleksibel.
d. Intervertebral disc
Merupakan struktur di antara dua ruas tulang belakang yang tersusun dari
fibrokartilago. Pada manusia memiliki ruas tulang belakang terdapat sebuah struktur
yang dibentuk oleh sejumlah tulang yang disebut vertebra (vertebral body).
e. Tulang leher
Leher (tulang cervical) adalah anggota tubuh bagian atas yang memiliki fungsi
sangat banyak. Leher memiliki fungsi sebagai penopang kepala, pelindung sumsum
tulang belakang dan bagian dari batang tubuh atau tulang belakang.
f. Siku
Elbow/Siku adalah suatu titik yang sangat komplek di mana terdapat tiga
tulang yaitu humerus, radius dan ulna. Ketiga tulang tersebut bekerja secara bersama-
sama dalam suatu gerakan flexi, extensi dan rotasi.
g. Bahu
Tulang-tulang pada bahu terdiri dari:
1) Clavicula (tulang selangka), merupakan tulang berbentuk lengkung yang
menghubungkan lengan atas dengan batang tubuh.
2) Scapula (tulang belikat), merupakan tulang yang berbentuk segitiga.

6. Macam-Macam Penyakit Persendian


1) Tendinitis
2) Carpal tunnel syndrome (sindrom Lorong kapal)
3) Osteoarthritis
4) Rheumatoid arthritis
5) Patah tulang

Anda mungkin juga menyukai