Anda di halaman 1dari 23

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Sistem perkemihan atau sering disebut dengan system urinary adalah salah satu system yang berhubungan dengan eliminasi. Sistem perkemihan, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). System urinary terdiri atas renal, ureter, vesica urinaria, dan uretra.

B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem perkemihan ? 2. Bagaimana proses pembentukan dan komposisi urin ? 3. Bagaimana penyimpanan dan eliminasi urin ? 4. Bagaimana pemekatan urine,mekanisme counter current ?

C. TUJUAN 1. Mengetahui anatomi dan fisiologi sistem perkemihan 2. Mengetahui proses pembentukan dan komposisi urin 3. Mengetahui penyimpanan dan eliminasi urin 4. Mengetahui pemekatan urine,mekanisme counter current

D. MANFAAT Agar dapat lebih memahami dan mengerti tentang anatomi dan fisiologi sistem perkemihan secara mendetail.

E. METODE

Adapun metode penulisan yang digunakan yaitu metode kepustakaan yang mengambil materi dari beberapa literature

BAB II PEMBAHASAN

A. ANATOMI SISTEM PERKEMIHAN Sistem perkemihan merupakan tempat organ-organ tubuh yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang sama. Organ sistem perkemihan terdiri dari ginjal -uretervesika urinari-uretra dan struktur yang dihubungkan dalam produksi dan ekskresi urine. Meskipun cairan dan elektrolit dapat hilang melalui jalur lain dan ada organ lain yang turut serta dalam mengatur keseimbangan asam-basa, namun organ yang mengatur lingkungan kimia internal tubuh secara akurat adalah ginjal, dan traktus perkemihan lainnya. Fungsi ekskresi diperlukan untuk mempertahankan

mempertahankan kehidupan serta memiliki terapi yang dapat dilakukan untuk menggantikan fungsi-fungsi tertentu dari ginjal, seperti misalnya proses dialysis (ginjal artificial). (Brunner&Suddart, 2001) Sistem perkemihan terdiri dari : a) Dua ginjal (Ren) yang menghasilkan urin b) Dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung kemih) c) Satu vesika urinaria (VU) tempat urin dikumpulkan d) Satu uretra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria

1. Ginjal (Ren) Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke 3. Ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang merah Berat ginjal pada pria dewasa 150-170 gram dan wanita dewasa 115-155 gram dengan bentuk seperti kacang. Sisi dalam menghadap ke vertebrae thorakalis, sisi luarnya cembung dan sisi di atas setiap ginjal terdapat sebuah kelenjar suprarenal. (Setiadi, 2007)

(sumber: http://anfisdeny.blogspot.com)

Ginjal mempunyai panjang 12cm,tebal 1-2cm,lebar 5-7cm dan tinggi 2,2 cm. Ginjal merupakan organ yang berpasangan dan setiap ginjal memiliki berat kurang lebih 125 gram. Ginjal terletak pada dinding posterior

abdomen,terutama di daerah lumbal,di sebelah kanan dan kiri tulang belakang. Di bungkus lapisan lemak yang tebal di belakang peritoneum,dan karena itu diluar rongga peritorium. Kedudukan ginjal dapat di perkirakan dari belakang, mulai dari ketinggian vertebra tolakaris terakhir sampai vertebra lumbalis ke tiga. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari kiri, karena hati menduduki ruang banyak di sebelah kanan

a. Struktur Ginjal Secara anatomis ginjal dibagi menjadi 2 bagian yaitu korteks dan medulla ginjal. didalam korteks terdapat berjuta nefron sedangkan didalam medulla banyak terdapat duktus ginjal. Darah yang membawa sisa hasil metabolisme tubuh difiltrasi di dalam glomerulus kemudian di tubili ginjal, beberapa zat yang masih diperlukan tubuh mengalami reasorbsi dan zat-zat hasil sisa metabolisme mengalami sekresi bersama air membentuk urine. Setiap hari kurang lebih 180 liter cairan tubuh difiltrasi diglomerulus dan menghasilkan urine 1-2 liter. Urine yang terbentuk didalam nefron disalurkan melalui piramida ke sistem pelvikalis ginjal untuk kemudian disalurkan kedalam ureter. Sistem pelvikalis ginjal terdiri atas kaliks minor, infundi-bulum, kaliks mayor, dan pileum/ pelvis renalis. Mukosa sistem pelvikalis terdiri atas epitel transisional dan dindingnya terdiri atas otot polos yang mampu berkonsentrasi untuk mengelirkan urin sampai ke ureter

Bila dibuat irisan frontal vginjjal dibagian tengah melalui hilus renalis , maka tampak bahwa ginjal ada dua bagian , yaitu korteks renalis dan medulla renalis.

Korteks renalis

1. Kapsula bowman 2. Glomerulus 3. Tubulus kontortus proksimalis 4. Tubulus konturtus distalis

Struktur ginjal 1. Lengkung henle ( pars asenden, Medulla renalis pars desenden) 2. Duktus koligentes 3. Duktus belini ( duktus papilaris) 1) Korteks renalis Korteks renalis merupakan bagian luar ginjal yang warna merah coklat terletak langsung dibawah kapsula fibrosa dan berbintik-bintik. Bintik- bintik korteks renalis karena adanaya korpuskulus renalis dari Malphigi yang terdiri atas Bowman dan Glomerulus. a) Kapsula Bowmann Kapsula bowman merupakan permulaan dari saluran ginjal yang meliputi glomerulus. Diantara darah dalam glomerulus dan ruangan berisi cairan dalam kapsula bowman terdapat tiga lapisan: Kapiler selapis sel endothelium pada glomerulus Lapisan kaya protein sebagai membran dasar Selapis sel epitel melapisi dinding kapsula bowman (podosit)

b) Glumerulus Glomerulus merupakan anyam pembuluh-pembuluh darah pada ginjal. Secara fisiologis pada bagian glomerulus terjadi filtrasi darah untuk mengeluarakann zat-zat yang tidak digunakan oleh tubuh.

c) Tubulus renalis Tubulus renalis merupakan bagian korteks yang masuk kedalam medulla diantara piramida renalis , sering disebut kolumna renalis ( Bertini )

2) Medulla renalis Medulla renalis terletak dekat hilus , sering terlihat berupa garis-garios putih oleh karena adanya saluran-saluran yang terletak dalampiramida renalis . tiap piramida renalis mempunhyai basis yang menjurus kearah korteks dan

aspeknya bermuara kedalam ka;liks minor sehingga menimbulkan tonjolan yang dinamakan papilla renalis yang merupakan dasar sinus renalis . dalam satu kaliks minor bermuara 1-3 papila renalis. Pada pail ini terdapat lubanglubang keluar dari saluran saluran ginjal sehingga disebut juga lamina kribrosa ( jumlah duktus papilaris ginjal kurang lebih (18-20 buah ). Jaringan medulla dari piramida renalis ada yang menonjol masuk kedalam jaringan korteks disebut Fascilus radiates ferreini. Saluran saluran di dalam medulla gelung Henle ( pars asenden dan Pars desenden ), duktus koligentes, dan duktus Bellini ( duktus Papilaris )

b. Fungsi Ginjal : 1) memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun, 2) mempertahankan suasana keseimbangan cairan, Bila terjadi pemasukan / pengeluaran yang abnormal ion-ion akibat pemasukan garam yang berlebihan atau penyakit perdarahan (diare, muntah) ginjal akan meningkatkan eksresi ionion yang penting (mis. Na, K, Cl, Ca dan fosfat ). 3) mempertahankan keseimbangan kadar asam dan basa dari cairan tubuh Mengatur keseimbangan asam basa cairan tubuh bergantung pada apa yang dimakan, campuran makan menghasilkan urine yang bersifat agak asam, pH kurang dari 6 ini disebabkan hasil akhir metabolism protein. Apabila banyak makan sayur-sayuran, urine akan bersifat basa. pH urine bervariasi antara 4,8 8,2. Ginjal mensekresi urine sesuai dengan perubahan pH darah. 4) mengeluarkan sisa-sisa metabolisme akhir dari protein ureum, kreatinin dan amoniak.

5) Mengatur volume air (cairan) dalam tubuh. Kelebihn air dalam tubuh akan di ekskresikan oleh ginjal sebagai urine (kemih) yang encer dalam jumlah besar, kekurangan air (kelebihan keringat) menyebabkan urine yang dieksresikan berkurang dan konsentrasinya lebih pekat sehingga susunan dan volume cairan tubuh dapat di pertahankan relative normal. 6) Fungsi hormonal dan metabolism. Ginjal menyekresi hormone renin yang mempunyai perananpenting mengatur tekana darah (system rennin angiotensin aldosteron) membentuk eritropoiesis mempunyai peranan penting untuk memproses pembentukan sel darah merah (eritropoiesis) Di samping itu ginjal juga membentuk hormone dihidroksi kolekalsiferol (vitamin D aktif) yang diperlukan untuk absorbsi ion kalium di usus.

c. Fascia Renalis terdiri dari :

Fasia prarenalis

Fasia retrorenals Fiksasi Ginjal Kapsula adiposa

Kapsula fibrosa

1) Fasia suprarenalis Fasia suprarenalis merupakan penebalan jaringan extraperitoneal yang terletak venteral dari ginjal. Ke medial menutup aorta abdominalis dan kava inferior kemudian bargabung dengan fasia yang kontralateral. Ke cranial setelah menutup glandula suprarenalis, fasia ini bergabung dengan fasia retrorenalis kemudian melekat pada fasicies inferior diafragma. Ke arah lateral mengabung
7

dengan fasia retrorenalis kemudian ada beberapa pendapat yang mengatakan melanjutkan diri menjadi fasia transversa abdominnis, sedangkan pendapat tidak bergabung dengan fasia retrorenalis, tetapi tetap terbuka dan menghilang jadi jaringan ekstraperitonela sekitar ureter 2) Fasia retrorenalis Perjalanan fasia retrorenalis sama dengan fasia prerenalis, bedanhya kearah medial ia melekat pada komumna vertebrarlis dan letaknhya dorsal dari ginjal. Kedua fasia renalis ini dipisahkan dari kapsula fibrosa oleh suatu yang dinamakan spatiumperirenalis yang terisi oleh jaringan lemall perirenal. Jaringan lemak di luar fasia renalis disebut jaringan lemak parrarenal . diduga tidak ada hubungan antara spatium perirenalis yang kiri

3) Kapsula fibrosa Kapsula bibrosa merupakan jaringanikat / membrane yang melekat langsung pada jaringan ginjal dan menjadi dasar, serta atap sinus renalis. Memberikan septa-septa kea rah fasia renalis sehingga memperkuat fiksasi ginjal.

4) Kapsula adipose Kapsula adipose merupakan jaringan lemak yang berada antara kapsula fibrosa dengan fasia renalis. Jadi, bagian ini merupakan jaringan lemak perirenal.

Vaskularisasi ginjal. Vaskularisasi ginjal

dsimulai dari cabanhg aorta

abdominalis dari arteri mesenterika superior yang kanan dorsal dari vena kava inferior sebelum mencapai hilus telah bercabang-cabang jadi aa. Segmentales, biasanya 3 anterior dari pelvis renalis dan 1 cabang di posterior dari pelvis renal;is. Setel;ah mencapai hilus renalis masing-masing arteri renalis bercabang jadi 4-5 cabang yang dinamakan : arteri interlobaris. Sebelum mencapai hilus ia member cabang untuk glandula suprarenalis, ureter, dan jaringan lemak pararenal. Kadang- kadang ada sebuah arteri renalis aksesoris yang juga keluar dari aorta abdominalis langsung menuju ke polus dari ginjal tanpa melaui hilus. Arteriarteri interlobularis berjalan di dalam medulla ( dalam kelumna renalis dan Bertini ) yang akhirnya masing-masing membelok untuk membentuk arteri
8

arkuata yang berjalan di superficial basis piramida renalis ( pada perbatasan koprteks medulla). Aliran Limfa 1. Pleksus limfasius di dalam jatringan ginjal membentuk 4-5 trankus limfasius , cairan limfa kemudian dialirkan ke nodus limfa dalam hilus renalis akhirnya ke nodus limfa lumbalis ( nodus limfa paraaortikus ). 2. Pleksus limfaseus di dalam kapsula adip[osa dialirkan ke nodus limfa pada hilus renlis akhirnya juga ke nodus limfa lumbalis 3. Pleksus limfaseus profundus dari kapsula fibrosa dialirkan ke nodus limfa pada hilus renalis akhirnya ke nodus limfa lumbalis. 4. Terdapat hubungan timbal balik antara pleksus limfaseus dalam kapsula adipose yang terletak profundus dari kapsula fibrosa.

2. Ureter Ureter adalah saluran untuk urine yang berasal dari ginjal (melalui pelvis renalis) ke vesika urinaria (buli-buli). Terdiri dari dua saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke vesika urinaria. Panjangnya 25-30 cm, dengan penampang 0,5 cm. Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi terletak pada rongga pelvis. Lapisan dinding ureter terdiri dari : a) Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa) b) Lapisan tengah lapisan otot polos c) Lapisan sebelah dalam lapisan mukosa Lapisan dinding ureter menimbulkan gerak-gerakan peristaltic yang mendorong urin masuk ke dalam kandung kemih.

Saluran ureter terbagi atas dua bagian , yaitu : pars abdominalis ( pada dinding dorsal abdomen) dan pars pelvina( pada dinding pelvis) a. Pars abdominalis Secara anatomi, pars abdominalis panjangnya kurang lebih 25-35 cm. terletak turun ke bawah ventral dari tepi medial muskulus psoas mayor yang memisahkan dari ujung prosesus transverses vertebrata lumbalis 2-5 dan merupakan lanjutan dari pelvis renalis yang terletak dorsal dari vasa renalis.ureter dekstra berjalan
9

dorsal dari pars desenden duodeni, arteri spermatika interna, arteri kolika dekstra, dan arteri iliokoloka serta berada di sebelah kanan vena kava inferior. Ureter sinistra berjalan dorsal dari arteri spermatika interna, arteri kolika sinistra, dan kolon sigmoid. b. Pars pelvivica Setelah masuk kedalam kavum pelvis , ureter berjalan ke kaudal pada dinding lkateral pelvis yang tertutup oleh peritoneum. Mula-mula terletak ventro-kaudal dari arteri venous iliaka interna kemudian menyilang medial dari ( korda ) arteri umbilicus dan arterivananervus,obturatoria. Pada tempat setinggi spina iskiadika ia membelok kea rah ventromedial

Pars abdominalis

Ureter Pars pelvika

Kemudian mencapai bagian dorsal vesika urinaria kurang lebihs etinggi 4 cm cranial dari tuberkulum pubikum. Perjalanan selanjutnya terdapat perbedaan antara ureter pria dengan wanita. Pada pria, ureter melallui ligamentum lateralis dari vesika urinaria di mana pada tempat ini dia di silang oleh duktus deferens dari sebelah ventral yang kemudian berada di medial ureter. Pada waktu mencapai vesika urinaria, ia terletak ventral dari bagiankranial vesikula seminalisdan lateral dari duktus deferens. Pada wanita setelah berada dalam kavum pelvis, ureter terletak dorsal dari ovarium kemudian berjalan di dalam ligamentum kardinale ( bagian terbawah plika lata ) sampai pada tempat kurang lebih 1,2 cm lateral dari serviks ( porsio supravaginalis ). Di sini ureter disilangoleh arteri uterine yang terletak di ventrokranialnya. Setelah berada 1,2 cm lateral dari serviks uteri, ureter membelok klearah medial berjalan di dalam legamentum lateralis dari vesika urinaria, yaitu di sebelah ventral dari batas lateral vagina kearah vesika urinaria . jadi, di sini ureter berhubungan erat sekali dengan serviks uteri dan vagina. Pada

10

waktu dilakukan operasi uterus ( histerektomi) hal-hal tersebut di atas penting untuk di ingat. Terdapat tiga tempat penyempitan pada lumen ureter, diantaranya : 1) peralihan dari pelvis renalis menjadi ureter : 2) peralihan dari pars abdominalis ke pars pelvina, yaitu pada waktu ureter masuk ke dalam kavum pelvis dimana ia menyilang arteri iliaka komunis/ bingkai pelvic, ventral sakroiliaka:dan 3) saat ureter m,asuk kedalam vesika urinaria. Vakularisasi ureter. Vasukularisari arteri ureter dimulai dari cabang-cabang areteri renalis, arteri ovarika/spermatika interna, dan arteri vesikalis inferior. Terkadang vaskularisasi arteri mendapat cabang langsung dari aorta, sedangkan vaskularisasi vena mengikuti perjalanan arteri Persarafan Ureter Persarafan ureter merupakan cabang dari pleksus mesenterikus inferior , pleksus spermatiku, dan pleksus pelvis ; sepertiga dari nervus vagus ; rantai eferens dan nervus vagus ; rantai eferen dari nervus torakali ke XI dan ke XII dan nervus lumbalis ke I, dan nervus vagus mempunyai rantai aferen untuk ureter. 3. Vesika Urinaria (Kandung Kemih) Kandung kemih merupakan suatu kantung berotot yang dapat mengempis, terletak di belakang simfisis pubis. Kandung kemih memiliki 3 muara yaitu 2 muara ureter dan 1 muara uretra. Sebagian besar kandung kemih tersusun dari otot (muskulus destrusor). Dua fungsi kandung kemih: a. b. Tempat penyimpanan urin sementara sebelum meninggalkan tubuh. Mendorong urin keluar tubuh dengan dibantu uretra. dari artikulasio

11

Gambar : kandung kemih (sumber: http://www.urologyhealth.org)

Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk seperti kerucut yang dikelilingi oleh otot yang kuat, berhubungan dengan ligamentum vesika umbilikalis medius. Letaknya di belakang simfisis pubis di dalam rongga panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet. Dinding kandung kemih terdiri dari : a) Lapisan sebelah luar (peritoneum) b) Tunika muskularis (lapisan berotot) c) Tunika submukosa Submukosa terdiri atas jaringan ikat kendur dengan serabut-serabut elastic kecuali pada trigonum lietodi di mana mukosanya melekat erat pada jaringan otot di bawahnya.

12

d) Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam) Mukosa merupakan jaringan ikat kendur sehingga dalam keadaan kosong mukosa vesika urinaria membentuk lipatan-lipatan yang disebut sebagai rugai vesika . rugae ini menghilang bila vesika urinaria terisi penuh sehingga mukosanya tampak licin.

Vaskularisasi arteri vesika urinnaria dimulai dari fascies superior dari

arterivesika superior. Basis dari :arteri deferensialis ( pria), arteri vaginalis (wanita). Fascies inferior dar : arteri vesikalis inferior , arteri vaginalis. Vaskularisasi vena vesika urinaria dialirkan kedalam pleksus venosus

vesikalis/prostatikus menuju ke iliaka interna.

Persarafan Vesika Urinaria Persarafan vesika urinaria berasal dari pleksus hipogastrica inferior. Serabut ganglion simpatikus berasal dari ganglion lumbalis ke I dan II yang berjalan turun ke vesika urinaria melalui pleksus hipogatricus. Serabut preganglion para simpatis yang keluar dari nervus splenikus pelvis yang berasal dari nervus sakralis II, II, dan IV berjalan melalui hipogastricus inferior mencapai dinding vesika urinaria. Sebagian besar serabut aferen sensoris yang keluar dari vesika urinaria menuju system susunan saraf pusat melalui nervus splanikus pelvikus berjalan bersama saraf simpati melalui pleksus hipogastrikus masuk kedalam segmen lumbal ke I dan ke II medulla splinalis.

4. Uretra Uretra adalah saluran kecil yang dapat mengembang, berjalan dari kandung kemih sampai keluar tubuh. Panjang pada wanita 1, 5 inci dan laki laki 8 inci. Muara uretra keluar tubuh disebut meatus urinarius. Uretra pada laki laki: a. Uretra prostatia Uretra prostatia dikelilingi oleh kelenjar prostate. Menerima dua duktus ejakulator yang terbentuk dari penyatuan duktus aferen dan duktus kelenjar vesikel seminalis. b. Uretra membranosa Uretra membranosa adalah bagian yang berdinding tipis dan dikelilingi otot rangka sfingter uretra eksterna.
13

c. Uretra kavernosa Uretra karvenosa merupakan bagian yang menerima duktus kelenjar bulbouretra dan merentang sampai orifisium uretra eksternal pada ujung penis.

Uretra pada wanita Lapisan uretra wanita terdiri dari : 1. Tunika muskularis (lapisan sebelah luar) 2. Lapisan spongeosa 3. Lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam) Panjangnya kira-kira 3,7 6,2 cm (Taylor) 3 5 cm (Lewis). Sphincter uretra terletak di sebelah atas vagina (antara clitoris dan vagina) dan uretra disini hanya sebagai saluran ekskresi. Uretra pada wanita, terletak di belakang simfisi pubis berjalan miring sedikit ke arah atas , penjangnya kurang lebih 3 4 cm. Lapisan uretra wanita terdiri dari tunika muskularis ( sebelah luar ), lapisan spongeosa merupakan pleksus dari vena-vena dan lapisan mukosa (lapisan sebelah dalam ). Muara uretra pada wanita terletak di sebelah atas vagina (antara klitoris dan vagian) dan uretra disini hanya sebagai saluran ekstresi. Apabila tidak berdilatasi dimeternya 6 cm. Uretra ini menembus fasia difragma urogenitalis dan orifisium ekterna langsung di depan permukaan vagina, 2,5 cm dibelakang gland klitoris. Glandula uretra bermuara ke uretra, yang terbesar diantarany adalah glandula pars uretralis (skene) yang bermuara kedalam orifisum uretra yang hanya berfungsi sebagai saluran ekskresi. Diafragma urogenitalis dan orifisium eksterna langsung di depan permukaan vagian dan 2,5 cm di belakang gland klitoris. Uretra wanita jauh lebih pendek dari pada uretra pria dan terdiri dari lapisan otot polos yang diperkuat oleh sfingter otot rangka pada muaranya penonjolan berupa kelenjar dan jaringan ikat fibrosa longgar yang ditandai dengan banyak sinus venosus mirip jaringan kavernosus. Vaskularisasi. Vaskularisasi arteri uretra pria diantaranya arteri

haemorrhoidalis media, arteri vesikalis kaudalis, arteri bulbi penis, dan arteri uretralis. Vaskularisasi vena uretra pria berjalan melalui pleksus vesikopudendalis dialirkan ke vena pudendalis interna.

14

B. PROSES PEMBENTUKAN DAN KOMPOSISI URIN 1. Proses Pembentukan Urin Glomerulus berfungsi sebagai ultrafiltrasi pada simpai bowman, berfungsi untuk menampung hasil filtrasi dari glomerulus. Pada tubulus ginjal akan terjadipenyerapan kembali zat-zat yang sudah disaring pada glomerulus, sisa cairan akan diteruskan ke piala ginjal terus berlanjut ke ureter.

Gambar : tubulus ginjal (sumber : http://anfisdeny.blogspot.com)

Urine berasal dari darah yang dibawa arteri renalis masuk ke dalam ginjal, darah ini terdiri dari bagian yang pada yaitu sel darah dan sebagian plasma darah. Ada 3 tahap pembentukan urine : a. Proses Filtrasi Terjadi di glomerulus, proses ini terjadi karena permukaan aferen lebih besar dari permukaan eferen maka terjadi penyerapan darah. Sedangkan sebgian yang tersaring adalah bagian cairan kecuali protein. Cairan yang

15

tersaring ditampung oleh simpai bowman yang terdiri dari glukosa, air, natrium, klorida, sulfat, bikarbonat dll, yang diteruskan ke tubulus ginjal. b. Proses reabsorbsi Pada proses ini terjadi penyerapan kembali sebagian besar glukosa, natrium, klorida, fosfat dan ion bikarbonat. Prosesnya terjadi secara pasif yang dikenal dengan obligator reabsorbsiterjadi pada tubulus atas. Sedangkan pada tubulus ginjal bagian bawah terjadi kembali penyerapan natrium dan ion bikarbonat. Bila diperlukan akan diserap kembali kedalam tubulus bagian bawah. Penyerapannya terjadi secara ktif dikenal dengan reabsorbsi fakultatif dan sisana dialirkan pada papilla renalis. c. Proses Sekresi Sisanya penyerapan urine kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan ke piala ginjal selanjutnya diteruskan ke ureter masuk ke vesika urinaria.

2. Komposisi Urine Urine terdiri dari air, garam, dan produk sisa protein, yang disbut urea, asam urat, dan kreatinin. Komposisi rata-rata urine adalah: air, 96 persen; urea, 2 persen; asam urat dan garam, 2 persen. Persentase urea dalam plasma darah adalah 0,04 dibanding 2 persen di dalam urine, sehingga konsentrasi ditingkatkan 50 kali oleh kerja ginjal. Garam terutama terdiri dari natrium klorida, fosfat, dan sulfat, yang sebagian dihasilkan dari penggunaan fosfor dan sulfur, yang terkandung pada makanan berprotein. Garam garam ini harus direabsorpsi atau terdapatdalam jumlah jumlah yang cukup untuk mempertahankan darah pada reaksi normalnya dan mempertahankan supaya air dan elektrolit seimbang. Karena reaksi ini dan konsentrasi garam esensial untuk kehidupan korpus darah dan sel-sel jaringan, fungsi ginjal ini menjadi sangat penting. Kuantitatas normal urine yang disekresikan ialah 1 5 liter dalam 24jam, tetapi dapat meningkatkan akibat minum dan cuaca dingin dan menurun akibat penurunan masukan cairan dan akibat cuaca panas, latihan fisik, dan demam karena hal ini menyebabkan produksi keringat meningkta Dalam kondisi normal. Garam kalium disaring dan direabsorpsi atau diekskresi sesuai kebutuhan, untuk mempertahankan kadar dalam cairan tubuh normal. Pada
16

gagal ginjal, eksresi garam natrium dapat diperiksa sehingga jumlah dalam cairan tubuh dan jaringan meningkat. Urine terutama terdiri atas air, urea, dan natrium klorida. Ureum merupakan hasil akhir metabolisme protein dan berasal dari asam amino dalam hati yang mencapai ginjal. Kandungan ureum normal dalam daraha sekitar 30-100 cc, namun tergantung dari jumlah protein yang dimakan dan fungsi hati dalam pembentukan ureum. Kreatinin adalah hasil buangan metabolisme protein dalam otot. Produk metabolisme mencakup benda-benda . oksalat, fosfat, dan sulfat. Elektrolit atau garam seperti natrium dan kalium klorida diekskresikan untuk mengimbangi jumlah yang masuk melalui mulut.

Komposisi urin normal No 1. 2. Air Benda padat: 3. 4. 5. 6. Ureum Asam urat Kreatinin Elektrolit Urea Lainya 2% 2% 30 mg 1,5 -2 mg Kandungan 96% Jumlah diekskresikan per hari

C. PENYIMPANAN DAN ELIMINASI URIN 1. Penyimpanan Dinding ureter mengandung otot polos yang tersusun dalam berkas spiral longitudinal dan sirkuler, lapisan otot yang tidak terlihat. Kontraksi peristaltic teratur dari 1 5 kali / menit dan menggerakkan uri dari pelvis renalis ke vesika urinaria, di semprotkan setiap gelombang peristaltic. Ureter berjalan miring melalui dinding vesika urinaria untuk menjaga ureter tertutup, kecuali selama gelombang peristaltic dan mencegah urine tidak kembali ke ureter. Apabila vesika urinaria terisi penuh, permukaan superior membesar dan menonjol ke atas masuk ke dalam rongga abdomen. Peritoneum menutupi bagian bawah dindinganterior kolum vesika urinaria yang terletak dibawah vesika urinaria
17

dan permukaan atas prostat. Serabut otot polos prostat kolum vesika urinaria dilanjutkan sebagai serabut otot polos prostat. Kolum vesika urinaria yang dipertahankan pada tempatnya pada pria oleh ligamentum puboprostatika dan pada wanita oleh ligament, pubovesikalis yang merupakan penebalan fasia pelvis. Membran mukosa vesika urinaria dalam keadaan kosong berlipat-lipat. Lipatan ini menghilang apabila vesika urinaria terisi penuh. Daerah membrane mukosa meliputi permukaan dalam basis vesika urinaria yang dinamakan trigonum. Vesika ureter menembus dinding vesika urinaria secara miring, membuat seperti katup untuk mencegah aliran balik urine ke ginjal pada waktu vesika urinaria terisi. Kontraksi Otot m.destrusor bertanggungjawab pada pengosongan vesika urinaria selama berkemih (mikturisi), berkas otot berjalab pada sisi uretra. Serabut ini dinamakan sfingter uretra interna. Sepanjang uretra terdapat sfingter uretra membranosa (sfingter uretra eksternal). Epitel vesika urinaria dibentuk dari lapisan superfisialis sel kuboid. Urine mengalir dari duktus koligentes masuk ke kalik renalis meregangkan kaliks renalis dan meningkatklan aktivitasnya yangkemudian mencetuskan kontraksi peristaltic yang menyebar ke pelvis renalis kemudian turun sepanjang ureter. Dengan demikian mendorong urine dari pelvis renalis kea rah kandung kemih. Dinding ureter terdiri dari otot polos dan dipersarafi oleh saraf simpatis. Kontraksi peristaltic pada ureter ditingkatkan oleh perangsangan para simpatis dan dihambat oleh perangsangan simpatis. Ureter memasuki kandung kemih menembus otot destrusor di daerah trigonum kandung kemih sepanjang beberapa sentimeter menembus dinding kandung kemih. Tonus normal dari otot destrusor pada dinding kandung kemih cenderung menekan ureter dengan demikian mencegah aliran balik urine dari kandung kemih sewaktu terjadi kompresi kandung kemih. Setiap gelombang peristaltic terjadi sepanjang ureter akan meningkatkan tekanan dalam ureter sehingga bagian yang menembus dinding kandung kemih membuka dan memberikan kesempatan urine mengalir ke dalam kandung kemih.

18

2. Eliminasi Urin Mikturisi merupakan peristiwa pembuangan urine. Keinginan berkemih disebabkan oleh penambahan tekanan dalam kandung kemih dan isi urine di dalamnya. Jumlah urine yang ditampung kandung kemih dan menyebabkan miksi yaitu 170-230 ml. Mikturisi merupakan gerakan yang dapat dikendalikan dan ditahan oleh pusat0pusat persarafan. Kandung kemih dikendalikan oleh saraf pelvis dan serabut saraf simpatik dari pleksus hipogastrik.

D. Pemekatan Urine dan Mekanisme Counter Current 1. Pemekatan Urine Proses untuk pemekatan urina tidak sesederhana mengencerkannya. Namun terkadang sangat penting untuk memekatkannya sehingga dapat membuang solute yang kelebihan dengan kehilangan air sekecil mungkin dari tubuh. Untungnya ginjal mempunyai mekanisme khusus untuk memekatkan urina tersebut, yang disebut mekanisme counter current. Mekanisme counter current tergantung kepada suatu susunan anatomis khusus dari ansa Henle dan vasa rekta. Pada manusia, ansa Henle dari kira-kira sepertiga sampai seperlima nefron jatuh turun ke dalam medulla kemudian kembali ke korteks. Kelompok nefron ini dengan ansa Henle panjang dinamai nefron juktameduler. Sejajar dengan ansa Henle panjang adalah gelung kapiler peritubular yang dinamai vasa rekta, gelung ini turun ke bawah ke dalam medulla dan kemudian kembali ke korteks. Empat mekanisme pemekatan solute yang berbeda bertanggung jawab bagi hiperosmolalitas adalah sebagai berikut: a. Pertama, penyebab utama sangat meningkatnyaosmolalitas cairan interstisial medulla ini adalah transport aktif ion klorida (ditambah absorpsi pasif elektronik ion-ion natrium) keluar dari bagian tebal pars asendens ansa Henle. b. Kedua, ion-ion juga ditranspor ke dalam cairan interstisial medulla dari duktus koligens, terutama sebagai hasil transport aktif ion natrium dan absorpsi pasif elektrogenik ion-ion klorida bersama dengan ion-ion natrium. c. Ketiga, bila konsentrasi hormone antidiuretik tinggi di dalam darah, maka sejumlah besar urea akan di absorpsi ke dalam cairan medulla dari duktus koligens medulla dalam. Bila ada hormone antidiuretik, maka duktus koligens di bagian dalam medulla menjadi permeable secara moderate bagi urea. Akibatnya, konsentrasi urea
19

dalam cairan interstisial medulla meningkat sehingga hamper sama dengan konsentrasi di dalam duktus koligens. d. Keempat, kejadian terakhir yang menyebabkan peningkatan konsentrasi osmolal cairan interstisial medulla adalah absorpsi ion-ion natrium dan klorida ke dalam interstisium bagian dalam medulla dari bagian segmen tipi sans Henle. Bila konsentrasi urea meningkat sangat tinggi di dalam interstisium medulla karena absorpsi urea dari duktus koligens, ini segera menggerakkan osmosis air keluar dari cabang tipis desendens ansa Henle. Sehingga konsentrasi natrium klorida di dalam cabang tipis ansa Henle meningkat hamper dua kali normal. Karena konsentrasi yang tinggi, ion-ion natrium dan klorida berdifusi secara pasif keluar dari segmen tipis ke dalam interstisium. Ringkasnya, ada empat factor berbeda yang menyokong peningkatan osmolalitas di dalam cairan interstisial medulla, yaitu: transport aktif ion-ion ke dalam interstisium oleh bagian tebal cabang asendens ansa Henle, transport aktif ion-ion dari duktus koligens ke dalam interstisium, difusi pasif sejumlah besar urea dari duktus koligens ke dalam interstisium, dan absorpsi tambahan natrium dan klorida ke dalam interstisium dari segmen ansa Henle. Hasil bersihnya adalah peningkatan osmolalitas cairan interstisial medulla.

2. Mekanisme Counter Current Aliran darah medulla mempunyai dua karakteristik, yang keduanya sangat penting untuk mempertahankan konsentrasi solute yang tinggi di dalam cairan interstisial medulla: a. Pertama, aliran darah medulla sangat lambat, hanya berjumlah 1 sampai 2 persen aliran darah ginjal total. Karena aliran yang lambat ini, maka pembuangan solute minimum. b. Kedua, fungsi vasa rekta sebagai penukar counter current yang mencegah hanyutnya solute dari medulla. Mekanisme pertukaran counter current merupakan salah satu mekanisme cairan mengalir melalui tabung U yang panjang, dengan dua lengan U yang terletak dekat satu dengan yang lain sehingga cairan dan solute dapat segera bertukar antara kedua lengan. Bila cairan dan solute ini di dalam dua aliran sejajar berdampingan

20

dapat segera bertukaran, maka konsentrasi solute yang tinggi dapat dipertahankan pada puncak ansa dengan jumlah solute yang hanyut yang relative dapat diabaikan. Jadi, ketika darah mengalir menuruni pars desenden vasa rekta, natrium klorida dan urea berdifusi ke dalam darah dan cairan interstisial, sementara air berdifusi keluar ke dalam interstisium dan dua efek ini menyebabkan konsentraasi osmol dalam darah meningkat secara progresif, mencapai suatu konsentrasi maksimum sebesar 1.200 milosmol/literpada ujung vasa rekta tersebut. Kemudian ketika darah mengalir kembali ke atas mendaki air asendens, sifat semua molekul yang sangat mudah berdifusi melalui membrane kapiler pada dasarnya memungkinkan semua natrium klorida dan urea yang sama berdifusi kembali keluar dari darah ke dalam cairan interstisial sementara air kembali berdifusi ke dalam darah. Oleh karena itu, pada saat darah akhirnya meninggalkan medulla, konsentrasi osmolnya hanya sedikit lebih tinggi daripada konsentrasi osmol darah yang mula-mula masuk vasa rekta. Sebagai akibatnya, darah yang mengalir melalui vasa rekta hanya mengangkut sejumlah kecil solute interstisial medulla keluar dari medulla.

21

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN Sistem perkemihan atau sering disebut dengan system urinary adalah salah satu system yang berhubungan dengan eliminasi. Sistem perkemihan, adalah suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih di pergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin Sistem urinary memiliki beberapa organ yang memiliki peran dalam mengekskresikan urin yaitu: a) Renal b) Ureter c) Vesica urinaria d) Uretra Proses pembentukan urin yakni dengan cara proses filtrasi , absorbsi , reabsorbsi, sekresi dan komposisi dari urine adalah terdiri dari kira-kira 95% air, Zat-zat sisa nitrogen dari hasil metabolisme protein, asam urea, amoniak, dan kreatinin, klemudian dari cairan elektrolit, natrium, kalsium, NH3, bikarbonat, fospat dan sulfat, Pagman (birilubin dan urobilin), Toksin , dan Hormon.

B. SARAN Disarankan kepada pembaca agar dapat lebih memahami tentang anatomi dan sisiologi sistem perkemihan dan pembaca dapat mencari data terkait di sumber-sumber lain.

22

DAFTAR PUSTAKA

Syaifuddin.2006.Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarata;EGC Sugeng Mashudi.2011. Buku Ajar Anatomi Dan Fisiologi Dasar.Jakarta.,Salemba Medika Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta: Graha Ilmu Luklukaningsih Zuyina, 2011, Anatomi dan Fisologi Manusia, Yogyakarta; Nuha Medika Guyton dan Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Suddart, & Brunner. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,VoL 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Guyton dan Hall. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Watson, Roger. 1997. Anatomi Fisiologi Untuk Perawat. Jakarta : EGC

23

Anda mungkin juga menyukai