FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGI 1
SISTEM KARDIOVASKULAR
Disusun oleh:
Kelompok 2
Kelas D
CIMAHI
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Sirkulasi darah adalah sistem yang berfungsi dalam pengangkutan dan
penyebaran enzim, zat nutrisi, oksigen, karbondioksida, garam-garam, antibodi
(kekebalan) dan senyawa N, dari tempat asal ke seluruh bagian tubuh sehingga
diperlukan tekanan yang cukup untuk menjamin aliran darah sampai ke bagian
jaringan-jaringan tubuh (Afrianto, 2012). Sirkulasi darah di bantu oleh system
kardiovaskuler. Di mana, jantung sangat berperan penting dalam hubungannya
dengan pemompaan darah ke seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi darah.
Keefektifan kerja jantung dikendalikan oleh faktor instrinsik dan faktor
ekstrinsik. Faktor instrinsik adalah sistem nodus, yang mengantarkan rambatan
depolarisasi dan pacu jantung (sinus spenosus ke bagian-bagian dari jantung.
Meskipun kontraksi otot jantung tidak tergantung pada impuls saraf tetapi laju
kontraksinya dikendalikan oleh saraf otonom. Selain itu aktivitas jantung juga
dipengaruhi oleh bermacam-macam bahan kimia, hormon, ion-ion, dan metabolit.
Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu
sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga
menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis).
Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka, dan
sistem peredaran darah tertutup. sistem peredaran darah, yang merupakan juga
bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler)
dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh
metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan
sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh.
1. Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon
dioksida dalam arah yang berlawanan.
2. Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak,
gula dan protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing
untuk mengonsumsi, sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau
disimpan.
Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti urea atau asam urat)
yang kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi (ginjal dan usus
besar). Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel kekebalan tubuh dan
bagian-bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh.
Sistem sirkulasi diperlengkapi dengan suatu sistem rumit untuk mengatur aliran
darah ke berbagai bagian tubuh. Pada umumnya, ada tiga jenis pengaturan yang
utama, sebagai berikut :
Sirkulasi sistemik dan pulmonalis ini membentuk peredaran darah tepi (sirkulasi
perifer). Fungsi peredaran darah tepi ialah untuk mengedarkan darah, pertukaran zat
gizi dan gas, transport (hormon, komponen sistem imun, enzim, dll), pengaturan
tekanan darah dan mengarahkan peredaran darah ke jaringan pada saat dibutuhkan.
Sirkulasi sistemik dapat dibagi menjadi lima:
1. Arteri
Dinding aorta dan arteri besar mengandung banyak jaringan elastis dan
sebagian otot polos. Jaringan arteria ini terisi sekitar 15% dari volume total
darah. Karena itu sistem arteria dianggap sebagai sirkuit yang rendah
volumenya tetapi tinggi tekanannya. Karena sifat dan tekanan ini maka
cabang-cabang arteri disebut sirkuit resistensi. Fungsi arteri adalah untuk
menyalurkan darah bertekanan tinggi ke jaringan. Oleh karena itu arteri
memiliki dinding vaskular yang tebal dan kuat, sehingga darah dapat
mengalir dengan cepat ke jaringan-jaringan.
2. Arteriola
Dinding arteriola terdiri dari otot polos dengan sedikit serabut elastis yang
sangat peka dan dapat berdilatasi atau berkontraksi untuk mengatur aliran
darah ke jaringan kapiler. Arteriola menjadi tempat resistensi utama aliran
darah dari seluruh percabangan arteria. Akibatnya tekanan pada kapiler akan
turun mendadak dan aliran berubah dari berdenyut menjadi aliran tenang,
sehingga memudahkan pertukaran nutrient pada tingkat kapiler. Pada
persambungan antara arteriola dan kapiler terdapat sfingter prekapiler yang
berada di bawah pengaturan fisiologis yang cukup rumit.
3. Kapiler
Dinding pembuluh kapiler sangat tipis, terdiri dari satu lapis sel endotel.
Melalui membran yang tipis dan semipermeabel inilah nutrisi dan metabolit
berdifusi dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke konsentrasinya rendah.
4. Venula
5. Vena
Vena berfungsi menyalurkan darah dari jaringan kapiler melalui sistem vena,
masuk ke atrium kanan. Pembuluh vena dapat menampung darah dalam
jumlah banyak dengan tekanan relatif rendah. Karena sifat aliran vena yang
bertekanan rendah, dinding vena tipis. Meskipun demikian, dinding tersebut
berotot, dan ini memungkinkan mereka untuk mengecil atau membesar
sehingga bekerja sebagai susunan untuk darah tambahan, maka sistem vena
disebut sistem kapasitas, kira-kira 65% dari volume darah terdapat dalam
sistem vena.
Pada orang dewasa yang sehat, saat sedang istirahat maka denyut jantung
yang normal adalah sekitar 60-100 denyut per menit (bpm). Jika didapatkan
denyut jantung yang lebih rendah saat sedang istirahat, pada umumnya
menunjukkan fungsi jantung yang lebih efisien dan lebih baik kebugaran
kardiovaskularnya.
1.2.Prinsip Percobaan
1.2.1. Berdasarkan pengukuran tekanan darah dan denyut nadi pada manusia
1.2.2. Berdasarkan pengujian golongan darah, haemoglobin dan hematokrit
1.2.3. Berdasarkan distribusi peredaran darah pada jantung
1.2.4. Berdasarkan obat-obatan yang berkerja pada sistem kardiovaskular
1.3.Tujuan Percobaan
1.3.1. Dapat mengenal dan mempelajari anatomi dan fisiologi organ jantung
sebagai pompa
1.3.2. Dapat mengetahui dan memahami fungsi darah dan cara menetapkan
golongan darah
1.3.3. Dapat mengatahui dan memahami hematokrit, haemoglobin beserta
fungsinya
1.3.4. Dapat mengetahui dan memahami fungsi system peredaran darah dan organ
yang terlibat
1.3.5. Dapat mengenal obat yang dapat digunakan untuk mengobati gangguan
kardiovaskular
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Yang membawa O2 dan CO2 serta makanan ke seluruh tubuh adalah darah. Darah
merupakan salah satu komponen utama dalam sistem kardiovaskuler. Tak hanya itu,
peranannya dalam tubuh pun sangatlah vital. Berikut adalah beberapa fungsi darah bagi
tubuh :
1. Darah melalui plasma darah akan mengedarkan sari makanan ke seluruh bagian
tubuh. Sel darah merah akan mengangkut oksigen ke seluruh tubuh,
2. Sel darah putih akan membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh,
3. Keping-keping darah akan menutup setiap luka yang dialami tubuh,
4. Darah akan menjaga kestabilan suhu tubuh (Snell, 2006).
Organ yang mendukung kerja jantung yaitu pembuluh darah vena dan pembuluh darah
arteri.
a. Pembuluh darah arteri
Arteri mentranspor darah di bawah tekanan tinggi ke jaringan, untuk ini arteri
mempunyai dinding yang tebal dan kuat karena darah mengalir dengan cepat
pada arteri (Setiadi. 2007).
b. Pembuluh darah vena
Vena, saluran penampung dan pengangkut darah dari jaringan kembali ke
jantung, karena tekanan pada sistem vena sangat rendah. Dinding vena sanga
tipis akan tetapi dinding vena mempunyai otot untuk berkontraksi sehingga
berfungsi sebagai penampung darah ekstra yang dapat dikendalikan
berdasarkan kebutuhan tubuh (Setiadi, 2007).
Di dalam jantung tersebut terdapat beberapa organ yang mendukung kerja dari jantung
yaitu pembuluh darah. Terdapat tiga tipe utama pembuluh darah dalam sistem
kardiovaskular yaitu arteri, vena dan kapiler. Artery membawa darah menjauhi jantung
ke organ-organ seluruh tubuh. Di dalam organ-organ, arteri bercabang menjadi
arteriola, pembuluh-pembuluh darah kecilyang mengangkut darah ke kapiler-kapiler.
Kapiler adalah pembuluh mikroskopik dengan dinding-dinding yang sangat tipis dan
berpori-pori. Jejaring pembuluh kapiler disebut bantalan kapiler, menembus setiap
jaringan, melewati setiap sel tubuh dalam jarak beberapa kali diameter sel. Dengan
melintasi dinding kapiler yang tipis, zat kimia, termasuk gas-gas terlarut di pertukarkan
melalui difusi antara darah dan cairan interestial di sekeliling sel-sel jaringan. Pada
ujung hilir kapiler-kapiler menjadi venula, dan venula-venula bergabung menjadi vena,
yaitu pembuluh-pembuluh yang membawa ke jantung (Campbell, 2008).
Kemudian setelah kita mengetahui morfologi dari jantung, pembuluh vena, pembuluh
artery dan yang terpenting dalam sistem kardiovaskular yaitu darah. Komponen dan
organ-organ tersebut nantinya akan bekerjasama membentuk peredaran darah.
Peredaran darah sendiri pada manusia ada 2 yaitu peredaran darah kecil dan peredaran
darah besar.
a. Sistem Peredaran Darah Besar (Sistemik)
Peredaran darah besar dimulai dari darah keluar dari jantung melalui aorta
menuju ke seluruh tubuh (organ bagian atas dan organ bagian bawah). Melalui
arteri darah yang kaya akan oksigen menuju ke sistem-sistem organ, maka
disebut sebagai sistem peredaran sistemik. Dari sistem organ vena membawa
darah kotor menuju ke jantung. Vena yang berasal dari sistem organ di atas
jantung akan masuk ke bilik kanan melalui vena cava inferior, sementara vena
yang berasal dari sistem organ di bawah jantung dibawa oleh vena cava
posterior.Darah kotor dari bilik kanan akan dialirkan ke serambi kanan,
selanjutnya akan dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Arteri
pulmonalis merupakan satu keunikan dalam sistem peredaran darah manusia
karena merupakan satu-satunya arteri yang membawa darah kotor (darah yang
mengandung CO2). Urutan perjalanan peredaran darah besar : bilik kiri – aorta
– pembuluh nadi – pembuluh kapiler – vena cava superior dan vena cava
inferior – serambi kanan (Hall, 2009).
b. Sistem Peredaran Darah Kecil (Pulmonal)
Peredaran darah kecil dimulai dari dari darah kotor yang dibawa arteri
pulmonalis dari serambi kanan menuju ke paru-paru. Dalam paru-paru tepatnya
pada alveolus terjadi pertukaran gas antara O2 dan CO2. Gas O2 masuk melalui
sistem respirasi dan CO2 akan dibuang ke luar tubuh. O2 yang masuk akan
diikat oleh darah (dalam bentuk HbO) terjadi di dalam alveolus. Selanjutnya
darah bersih ini akan keluar dari paru-paru melalui vena pulmonalis menuju ke
jantung (bagian bilik kiri). Vena pulmonalis merupakan keunikan yang kedua
dalam system peredaran darah manusia, karena merupakan satu-satunya vena
yang membawa darah bersih. Urutan perjalanan peredaran darah kecil : bilik
kanan jantung – arteri pulmonalis – paru-paru – vena pulmonalis – serambi kiri
jantung (Hall, 2009).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
b. Penentuan hemoglobin
- Ambil satu tetes darah dengan kertas test tallquist.
- Tentukan presentase Hb dengan membandingkan warna yang anda peroleh
dengan warna pada kartu pembanding.
c. Penentuan golongan darah
- Siapkan kertas golongan darah.
- Teteskan darah anda pada masing-masing kotak yang telah tersedia.
- Beri 1 tetes serum anti A dan serum anti B pada kotak masing-masing, kemudian
aduk hati-hati dengan tusuk gigi.
- Amati bagian mana yang terjadi aglutinasi.
- Tentukan golongan darah dari setiap anggota kelompok.
BAB IV
Pengamatan :
Jantung
Darah
4.2 Pembahasan
Anatomi jantung
Jantung merupakan salah satu organ yang sangat vital dalam tubuh manusia, bagaimana tidak
jantung merupakan salah satu media yang memiliki peranan sangat penting untuk bisa
mengalirnya darah yang membawa oksigen dan sari-sari makanan ke seluruh tubuh. Jantung
terletak di rongga mediastinum yang berada di belakang sternum, diantara paru kanan dan kiri,
dan didepan vertebra torakal.
Gambar 1. Letak jantung
Jantung memiliki ukuran sekepalan genggaman tangan kanan orang dewasa kurang lebih
dengan panjang 5" (12 cm), dan lebar 3,5" (9 cm), berat jantung 350 gram pada orang dewasa.
Fisiologi jantung
Secara umum jantung merupakan satu-satunya pememompa utama darah ke seluruh tubuh,
sehingga sangat penting untuk mengidentifikasi apakah fungsi jantung ini masih berjalan
atau tidak, ada beberapa metode untuk mengetahui apakah jantung masih bekerja dengan
baik atau tidak
Denyut nadi ini dapat dirasakan pada pembuluh darah arteri, adapun pembuluh darah arteri
yang kerap di palpasi untuk mengetahui adanya kerja nadi atau tidak adalah
Adapun urutan jalur pembuluh darah dari dan ke jantung adalah sebagai berikut:
Jantung (ventrikel kiri) --> Aorta --> Arteri --> Arteriola --> Kapiler --> Venula -->
Vena --> Vena Cava superior dan inferior --> Jantung (atrium kanan)
Arteri
Memiliki tekanan tinggi --> membawa darah ke jaringan
Dapat teraba denyutan
Memiliki dinding pembuluh darah yang tebal dengan jaringan elastis
Membawa darah yang kaya akan oksigen sehingga darah lebih terlihat merah segar
Darah keluar memancar (jika terjadi perlukaan)
Tidak memiliki katup di sepanjang pembuluh (hanya ada pada permulaan aorta)
Kapiler
Memiliki penampang yang paling luas karena tersebar di dalam seluruh tubuh
Disebut juga pembuluh darah rambut karena hanya memiliki diameter 0,008 mm
Tempat terjadinya pertukaran dan transport O2/CO2, zat-zat nutrien, dan berbagai
jenis elektrolit yang dibutuhkan tubuh ke dalam jaringan (sel)
Menyerap zat-zat nutrien dari usus
Vena
Bersemabungan dengan vena yang lebih besar yang disebut vena Cava
Dinding pembuluh tipis dan tidak elastis
Memiliki katup disepanjang pembuluh darah
Membawa darah yang kaya akan CO2 sehingga warna darah lebih terlihat pucat
Darah keluar tidak memancar hanya menetes (jika terjadi luka)
Tidak teraba denyutan
Tekanan darah
Tekanan darah terdiri dari dua jenis tekanan:
1. Tekanan sistolik (batas atas) --> Merupakan tekanan tertinggi arteri yang dihasilkan
ketika kontraksi ventrikel sehingga terjadinya ejeksi awal ventrikel ke aorta sehingga
jumlah darah dalam pembuluh darah arteri meningkat secara signifikan. Tekan sistolik
normal berkisar 140 s/d 100 mmHg.
2. Tekanan diastolik (batas bawah) --> Merupakan tekanan terendah arteri yang terjadi
ketika relaksasinya ventrikel, dan jumlah darah dalam pembuluh darah sudah mulai
berkurang sebelum terjadinya ejeksi ventrikel kembali. Tekanan diastolik normal
berkisar 90 s/d 60 mmHg.
Golongan Darah
Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan ada
atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini
disebapkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran
sel darah merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah
penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46
jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi
darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis
yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.
Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung
dalam darahnya, sebagai berikut:
a. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di
permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B
dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat
menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.
b. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah
merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga,
orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan
dolongan darah B-negatif atau O-negatif.
c. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B
serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan
golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO
apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak
dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.
d. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi
antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat
mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor
universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari
sesama O-negatif.
BAB V
KESIMPULAN
Campbell,, Neil A., et al. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Hall, E John. 2009. Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. EGC: Jakarta.
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi 6. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Waluyo dan Wahono. 2015. Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia. Jember :
Universitas Jember.
LAMPIRAN