Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA-

FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGI 1

SISTEM KARDIOVASKULAR

Disusun oleh:

Irene Angelina (3311171140)

Aulia Permata Wardhani (3311171141)

Yummi Haysyah Husain (3311171142)

Ratu Khansa Mumtaz (3311171143)

Nur Syara Yuniansyah (3311171144)

Anisa Rahmawati (3311171145)

Kelompok 2

Kelas D

Asisten: Ita Nur Anisa, S.Si., M.Si., Apt.

LABORATORIUM KIMIA KLINIK

PROGRAM STUDI FARMASI-FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

CIMAHI

2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Sirkulasi darah adalah sistem yang berfungsi dalam pengangkutan dan
penyebaran enzim, zat nutrisi, oksigen, karbondioksida, garam-garam, antibodi
(kekebalan) dan senyawa N, dari tempat asal ke seluruh bagian tubuh sehingga
diperlukan tekanan yang cukup untuk menjamin aliran darah sampai ke bagian
jaringan-jaringan tubuh (Afrianto, 2012). Sirkulasi darah di bantu oleh system
kardiovaskuler. Di mana, jantung sangat berperan penting dalam hubungannya
dengan pemompaan darah ke seluruh tubuh melalui sistem sirkulasi darah.
Keefektifan kerja jantung dikendalikan oleh faktor instrinsik dan faktor
ekstrinsik. Faktor instrinsik adalah sistem nodus, yang mengantarkan rambatan
depolarisasi dan pacu jantung (sinus spenosus ke bagian-bagian dari jantung.
Meskipun kontraksi otot jantung tidak tergantung pada impuls saraf tetapi laju
kontraksinya dikendalikan oleh saraf otonom. Selain itu aktivitas jantung juga
dipengaruhi oleh bermacam-macam bahan kimia, hormon, ion-ion, dan metabolit.
Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu
sistem organ yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga
menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis).
Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka, dan
sistem peredaran darah tertutup. sistem peredaran darah, yang merupakan juga
bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler)
dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup organisme, didukung oleh
metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan
sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh.
1. Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon
dioksida dalam arah yang berlawanan.
2. Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak,
gula dan protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing
untuk mengonsumsi, sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau
disimpan.

Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti urea atau asam urat)
yang kemudian diangkut ke jaringan lain atau organ-organ ekskresi (ginjal dan usus
besar). Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel kekebalan tubuh dan
bagian-bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh.

Sistem sirkulasi diperlengkapi dengan suatu sistem rumit untuk mengatur aliran
darah ke berbagai bagian tubuh. Pada umumnya, ada tiga jenis pengaturan yang
utama, sebagai berikut :

1. Pengaturan aliran darah setepat dalam tiap-tiap jaringan tersendiri, aliran


tersebut terutama diatur sesuai dengan kebutuhan jaringan akan aliran darah.
2. Pengaturan aliran darah oleh saraf, yang sering mempengaruhi aliran darah
dalam segmen-segmen besar sirkulasi sistemik, seperti perpindahan aliran
darah dari jaringan vaskular non-muskular ke otot-otot selama gerak bada
atau perubahan aliran darah di dalam kulit untuk mengatur suhu tubuh.
3. Pengaturan humoral, tempat berbagai zat yang terlarut di dalam darah,
seperti hormon, ion atau bahan kimia lain dapat menyebabkan kenaikan atau
penurunan dalam aliran jaringan setempat atau perubahan umum yang
menyeluruh dalam aliran darah.

Sirkulasi darah di luar jantung dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu :

1. Sirkulasi sistemik yang mengedarkan darah dari ventrikel kiri melalui


seluruh bagian tubuh dan kembali ke atrium kanan.
2. Sirkulasi pulmonalis yang mengedarkan darah dari ventrikel kanan melalui
paru-paru kembali ke atrium kiri.

Sirkulasi sistemik dan pulmonalis ini membentuk peredaran darah tepi (sirkulasi
perifer). Fungsi peredaran darah tepi ialah untuk mengedarkan darah, pertukaran zat
gizi dan gas, transport (hormon, komponen sistem imun, enzim, dll), pengaturan
tekanan darah dan mengarahkan peredaran darah ke jaringan pada saat dibutuhkan.
Sirkulasi sistemik dapat dibagi menjadi lima:

1. Arteri

Dinding aorta dan arteri besar mengandung banyak jaringan elastis dan
sebagian otot polos. Jaringan arteria ini terisi sekitar 15% dari volume total
darah. Karena itu sistem arteria dianggap sebagai sirkuit yang rendah
volumenya tetapi tinggi tekanannya. Karena sifat dan tekanan ini maka
cabang-cabang arteri disebut sirkuit resistensi. Fungsi arteri adalah untuk
menyalurkan darah bertekanan tinggi ke jaringan. Oleh karena itu arteri
memiliki dinding vaskular yang tebal dan kuat, sehingga darah dapat
mengalir dengan cepat ke jaringan-jaringan.

2. Arteriola

Dinding arteriola terdiri dari otot polos dengan sedikit serabut elastis yang
sangat peka dan dapat berdilatasi atau berkontraksi untuk mengatur aliran
darah ke jaringan kapiler. Arteriola menjadi tempat resistensi utama aliran
darah dari seluruh percabangan arteria. Akibatnya tekanan pada kapiler akan
turun mendadak dan aliran berubah dari berdenyut menjadi aliran tenang,
sehingga memudahkan pertukaran nutrient pada tingkat kapiler. Pada
persambungan antara arteriola dan kapiler terdapat sfingter prekapiler yang
berada di bawah pengaturan fisiologis yang cukup rumit.

3. Kapiler
Dinding pembuluh kapiler sangat tipis, terdiri dari satu lapis sel endotel.
Melalui membran yang tipis dan semipermeabel inilah nutrisi dan metabolit
berdifusi dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke konsentrasinya rendah.

4. Venula

Venula berfungsi sebagai saluran pengumpul dengan dinding otot yang


relatif lemah namun peka. Pada pertemuan antara kapiler dan venula
terdapat sfingter postkapiler.

5. Vena

Vena berfungsi menyalurkan darah dari jaringan kapiler melalui sistem vena,
masuk ke atrium kanan. Pembuluh vena dapat menampung darah dalam
jumlah banyak dengan tekanan relatif rendah. Karena sifat aliran vena yang
bertekanan rendah, dinding vena tipis. Meskipun demikian, dinding tersebut
berotot, dan ini memungkinkan mereka untuk mengecil atau membesar
sehingga bekerja sebagai susunan untuk darah tambahan, maka sistem vena
disebut sistem kapasitas, kira-kira 65% dari volume darah terdapat dalam
sistem vena.

Darah yang mengalir ke setiap jaringan hampir seluruhnya diatur oleh


tingkat kontraksi atau dilatasi arteriol, dan di dalam kapilerlah terjadi proses
penting pertukaran di antara darah dan cairan interstisial. Setelah meninggalkan
arteri kecil, darah mengalir melalui arteriol, yang panjangnya hanya beberapa
milimeter dan berdiameter 8 sampai 50 mikron. Tiap arteriol bercabang berkali-
kali untuk kemudian berakhir pada 10 sampai 100 kapiler.

Pada orang dewasa yang sehat, saat sedang istirahat maka denyut jantung
yang normal adalah sekitar 60-100 denyut per menit (bpm). Jika didapatkan
denyut jantung yang lebih rendah saat sedang istirahat, pada umumnya
menunjukkan fungsi jantung yang lebih efisien dan lebih baik kebugaran
kardiovaskularnya.

1.2.Prinsip Percobaan
1.2.1. Berdasarkan pengukuran tekanan darah dan denyut nadi pada manusia
1.2.2. Berdasarkan pengujian golongan darah, haemoglobin dan hematokrit
1.2.3. Berdasarkan distribusi peredaran darah pada jantung
1.2.4. Berdasarkan obat-obatan yang berkerja pada sistem kardiovaskular

1.3.Tujuan Percobaan
1.3.1. Dapat mengenal dan mempelajari anatomi dan fisiologi organ jantung
sebagai pompa
1.3.2. Dapat mengetahui dan memahami fungsi darah dan cara menetapkan
golongan darah
1.3.3. Dapat mengatahui dan memahami hematokrit, haemoglobin beserta
fungsinya
1.3.4. Dapat mengetahui dan memahami fungsi system peredaran darah dan organ
yang terlibat
1.3.5. Dapat mengenal obat yang dapat digunakan untuk mengobati gangguan
kardiovaskular
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sistem kardiovaskular pada vertebrata merupakan sistem sirkulasi tertutup. Dimana


darah beredar ke dan darijantung melalui jejaring pembuluh-pembuluh yang luar biasa
ekstensif. Dimana terdapat organ sirkulsi darah yang terdiri dari jantung, komponen
darah dan pembuluh darah yang berfungsi memberikan dan mengalirkan suplai oksigen
dan nutrisi keseluruh jaringan tubuh yang di perlukan dalam proses metabolisme tubuh.
Sistem kardiovaskuler memerlukan banyak mekanisme yang bervariasi agar fungsi
regulasinya dapat merespons aktivitas tubuh, salah satunya adalah meningkatkan
aktivitas suplai darah agar aktivitas jaringan dapat terpenuhi. Pada keadaan berat, aliran
darah tersebut, lebih banyak di arahkan pada organ-organ vital seperti jantung dan otak
yang berfungsi memlihara dan mempertahankan sistem sirkulasi itu sendiri (Campbell,
2008).

Pada sistem kardiovaskular komponen yang terpenting adalah O2 karena di butuhkan


oleh seluruh sel yang ada di dalam tubuh. Tanpa adanya O2 seluruh proses metabolisme
yang ada di dalam tubuh akan terhambat. Oleh karena itu agar O2 dapat di edarka
keseluruh bagian tubuh yang memerlukan maka harus ada alat yang mengedarkannya.
Hormon-hormon yang di produksi oleh kelenjar endokrin juga harus dapat di angkut
ke bagian tubuh yang memerlukan. Oleh karena itu di dalam tubuh harus ada alat yang
berfungsi untuk mengerdarkan makanan O2 dan hormon. Alat-alat yang berfungsi
dalam hal ini tergabung dalam suatu sistem yang disebut sistem peredaran. Sistem
peredaran meliputi sistem cardiovaskular yaitu cor (jantung) dan vasa-vasanya (arteri
dan vena) (Suntoro, 1990).

Yang membawa O2 dan CO2 serta makanan ke seluruh tubuh adalah darah. Darah
merupakan salah satu komponen utama dalam sistem kardiovaskuler. Tak hanya itu,
peranannya dalam tubuh pun sangatlah vital. Berikut adalah beberapa fungsi darah bagi
tubuh :
1. Darah melalui plasma darah akan mengedarkan sari makanan ke seluruh bagian
tubuh. Sel darah merah akan mengangkut oksigen ke seluruh tubuh,
2. Sel darah putih akan membunuh kuman yang masuk ke dalam tubuh,
3. Keping-keping darah akan menutup setiap luka yang dialami tubuh,
4. Darah akan menjaga kestabilan suhu tubuh (Snell, 2006).

Organ yang mendukung kerja jantung yaitu pembuluh darah vena dan pembuluh darah
arteri.
a. Pembuluh darah arteri
Arteri mentranspor darah di bawah tekanan tinggi ke jaringan, untuk ini arteri
mempunyai dinding yang tebal dan kuat karena darah mengalir dengan cepat
pada arteri (Setiadi. 2007).
b. Pembuluh darah vena
Vena, saluran penampung dan pengangkut darah dari jaringan kembali ke
jantung, karena tekanan pada sistem vena sangat rendah. Dinding vena sanga
tipis akan tetapi dinding vena mempunyai otot untuk berkontraksi sehingga
berfungsi sebagai penampung darah ekstra yang dapat dikendalikan
berdasarkan kebutuhan tubuh (Setiadi, 2007).

Di dalam jantung tersebut terdapat beberapa organ yang mendukung kerja dari jantung
yaitu pembuluh darah. Terdapat tiga tipe utama pembuluh darah dalam sistem
kardiovaskular yaitu arteri, vena dan kapiler. Artery membawa darah menjauhi jantung
ke organ-organ seluruh tubuh. Di dalam organ-organ, arteri bercabang menjadi
arteriola, pembuluh-pembuluh darah kecilyang mengangkut darah ke kapiler-kapiler.
Kapiler adalah pembuluh mikroskopik dengan dinding-dinding yang sangat tipis dan
berpori-pori. Jejaring pembuluh kapiler disebut bantalan kapiler, menembus setiap
jaringan, melewati setiap sel tubuh dalam jarak beberapa kali diameter sel. Dengan
melintasi dinding kapiler yang tipis, zat kimia, termasuk gas-gas terlarut di pertukarkan
melalui difusi antara darah dan cairan interestial di sekeliling sel-sel jaringan. Pada
ujung hilir kapiler-kapiler menjadi venula, dan venula-venula bergabung menjadi vena,
yaitu pembuluh-pembuluh yang membawa ke jantung (Campbell, 2008).

Kemudian setelah kita mengetahui morfologi dari jantung, pembuluh vena, pembuluh
artery dan yang terpenting dalam sistem kardiovaskular yaitu darah. Komponen dan
organ-organ tersebut nantinya akan bekerjasama membentuk peredaran darah.
Peredaran darah sendiri pada manusia ada 2 yaitu peredaran darah kecil dan peredaran
darah besar.
a. Sistem Peredaran Darah Besar (Sistemik)
Peredaran darah besar dimulai dari darah keluar dari jantung melalui aorta
menuju ke seluruh tubuh (organ bagian atas dan organ bagian bawah). Melalui
arteri darah yang kaya akan oksigen menuju ke sistem-sistem organ, maka
disebut sebagai sistem peredaran sistemik. Dari sistem organ vena membawa
darah kotor menuju ke jantung. Vena yang berasal dari sistem organ di atas
jantung akan masuk ke bilik kanan melalui vena cava inferior, sementara vena
yang berasal dari sistem organ di bawah jantung dibawa oleh vena cava
posterior.Darah kotor dari bilik kanan akan dialirkan ke serambi kanan,
selanjutnya akan dipompa ke paru-paru melalui arteri pulmonalis. Arteri
pulmonalis merupakan satu keunikan dalam sistem peredaran darah manusia
karena merupakan satu-satunya arteri yang membawa darah kotor (darah yang
mengandung CO2). Urutan perjalanan peredaran darah besar : bilik kiri – aorta
– pembuluh nadi – pembuluh kapiler – vena cava superior dan vena cava
inferior – serambi kanan (Hall, 2009).
b. Sistem Peredaran Darah Kecil (Pulmonal)
Peredaran darah kecil dimulai dari dari darah kotor yang dibawa arteri
pulmonalis dari serambi kanan menuju ke paru-paru. Dalam paru-paru tepatnya
pada alveolus terjadi pertukaran gas antara O2 dan CO2. Gas O2 masuk melalui
sistem respirasi dan CO2 akan dibuang ke luar tubuh. O2 yang masuk akan
diikat oleh darah (dalam bentuk HbO) terjadi di dalam alveolus. Selanjutnya
darah bersih ini akan keluar dari paru-paru melalui vena pulmonalis menuju ke
jantung (bagian bilik kiri). Vena pulmonalis merupakan keunikan yang kedua
dalam system peredaran darah manusia, karena merupakan satu-satunya vena
yang membawa darah bersih. Urutan perjalanan peredaran darah kecil : bilik
kanan jantung – arteri pulmonalis – paru-paru – vena pulmonalis – serambi kiri
jantung (Hall, 2009).

Kemudian di dalam peredaran darah tersebut darah dapat bergerak melakukan


peredaran karena adanya tekanan darah. Tekanan darah sendiri adalah gaya yang
ditimbulkan oleh darah terhadap satuan luas dinding pembuluh darah (arteri). Tekanan
ini harus adekuat, yaitu cukup tinggi untuk menghasilkan gaya dorong terhadap darah
dan tidak boleh terlalu tinggi yang dapat menimbulkan kerja tambahan bagi jantung.
Umumnya, dua harga tekanan darah diperoleh dalam pengukuran, yakni tekanan sistole
dan diastole. Sistole dan diastole merupakan dua periode yang menyusun satu siklus
jantung. Diastole adalah kondisi relaksasi, yakni saat jantung terisi oleh darah dan
kemudian diikuti oleh periode kontraksi atau sistole. Satu siklus jantung tersusun atas
empat fase (Saladin, 2003) dalam (Waluyo, 2015).

Denyut nadi (pulse rate) menggambarkan frekuensi krontraksi jantung seseorang.


Pemeriksaan denyut nadi sederhana, biasanya dilakukan secara palpasi. Palpasi adalah
cara pemeriksaan dengan meraba, menyentuh, atau merasakan struktur dengan ujung-
ujung jari; sedangkan pemeriksaan dikatakan auskultasi, apabila pemeriksaan
dilakukan dengan mendengarkan suara-suara alami yang diproduksi dalam tubuh
(Saladin, 2003) dalam (Waluyo dan Wahono. 2015). Pada umumnya, pengukuran
dengyut nadi dapat dilakukan pada sembilan titik yaitu arteri radialis, arteri brakhialis,
arteri carotis communis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, arteri polpolitea, arteri
temporalis, arteri apical, arteri tibialis poterior (Michael, 2006) dalam (Waluyo, 2015).

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1 Alat yang digunakan:

1. Stetoskop 14. Stop watch


2. Sphygmomanometer 15. Sentrifuge
3. Lanset steril
4. Mikroskop
5. Kaca objek
6. Hematokrit
7. Pipet hematocrit
8. Kapas
9. Gambar anatomi
10. Tissue
11. Pipa kapiler
12. Kertas talquist
13. Kartu golongan darah
3.1.2. Bahan yang digunakan:
1. Alkohol 70%
2. Natrium klotida 0.9%
3. Natrium sitrat 0.1%
4. Serum anti A
5. Serum anti B

3.2. Prosedur Percobaan


3.2.1. Anatomi
a. Perhatikan gambar atau model jantung yang ada, kemudian beri nama pada daerah yang
diberi label.
b. Gunakan text book sebagai referansi.
c. Identifikasi aorta, katup aorta, katup pulmonary, arteri pulmonary, cabang vena
pulmonary kiri dan kanan, cabang arteri pulmonary kiri dan kanan.
3.2.2. Fisiologi
A. Jantung
a. Kecepatan jantung
- Denyut jantung dapat diraba pada daerah-daerah tertentu dimana terdapat arteri
yang superficial, misal: arteri carotis, arteri radialis dengan menempatkan jari tangan
dibawah bagian-bagian tersebut.
- Hitung kecepatan denyut jantung anda pada posisi duduk, berdiri dan setelah berlari
ditempat selama 1 menit.
- Buat tabel pengamatannya, dan bandingkan dengan kelompok lain.
b. Mendeteksi bunyi jantung
- Dengarkan bunyi jantung kawan anda dengan menempatkan stetoskop pada ruang
antar rusuk kelima (untuk mendengarkan bunyi sistolik) dan ruang antar rusuk
kedua (untuk mendengarkan bunyi diastolik).
- Ulangi prosedur diatas setelah kawan anda lari di tempat sebanyak 20 kali.
- Bandingkan dengan bunyi jantung normal.
c. Mengukur tekanan darah ( ada dua cara)
(i) Cara perabaan denyut nadi
- Lilitkan ban pada lengan kawan anda, sandarkan lengan pada meja.
- Tutup skrup pentil pada bola karet yang dipegang dengan tangan kanan.
- Dengan ibu jari tangan kiri rabalah nadi pada pergelangan tangan yang akan
diukur tekanannya.
- Berangsur-angsur kembangkan ban dengan memompa bola karet dan perhatikan
tekanan pada saat denyut nadi menghilang.
- Maikkan tekanan 10mmHg lagi di atas tekanan tadi. Kini turunkan tekanan
berangsur-angsur dengan cara perlahan-lahan membuka skrup pentil.
- Tekanan manometer disaat munculnya kembali denyut nadi untuk pertama kali
adalah tekanan sistolik yang diukur.
- Lakukan percobaan ini pada wanita dan pria, kemudian bandingkan.
(ii) Cara auskultasi
- Ikatkan ban pada lengan atas.
- Tempatkan bel stetoskop pada percabangan arteri brachial.
- Naikkan tekanan dalam ban sampai kira-kira 200mmHg.
- Turunkan kembali tekanan perlahan-lahan sampai terdengar bunyi pertama kali.
Catat (ini menunjukkan tekanan sistolik).
- Turunkan terus tekanan dalam ban sampai pada suatu saat tidak terdengar bunyi.
Tekanan yang terbaca pada ssat ini adalah tekanan diastolik. Catat.
- Lakukan percobaan ini terhadap dua anggota kelompok pria dan wanita.
- Catat dan bandingkan dengan kelompok lain.
- Buat tabelnya dan diskusikan.
B. Darah
a. Hematokrit
- Isi tabung kapiler (+EDTA) dengan darah hingga mencapai ¾ bagian dari tabung.
- Tutup bagian ujung tabung tempat masuk darah dengan penutup khusus misalnya
dengan bantuan malam/lilin.
- Letakkan tabung kapiler kedalam sentrifuge dengan ujung tertutup disebelah luar.
- Putar sentrifuge dengan kecepatan 1600 rpm selama 3-5 menit.
- Setelah diangkat, terlihat adanya tiga lapisan yaitu sel darah merah, buffy cook
dan lapisan plasma. Ukur panjang lapisan eritrosit dibandingkan dengan panjang
eritrosit dan plasmanya.
- Hematokrit = panjang lapisan eritrosit x 100%
Panjang lapisan eritrosit + plasma
- Nilai rujukan:
Laki-laki = 42 – 50%
Perempuan = 39 – 48%

b. Penentuan hemoglobin
- Ambil satu tetes darah dengan kertas test tallquist.
- Tentukan presentase Hb dengan membandingkan warna yang anda peroleh
dengan warna pada kartu pembanding.
c. Penentuan golongan darah
- Siapkan kertas golongan darah.
- Teteskan darah anda pada masing-masing kotak yang telah tersedia.
- Beri 1 tetes serum anti A dan serum anti B pada kotak masing-masing, kemudian
aduk hati-hati dengan tusuk gigi.
- Amati bagian mana yang terjadi aglutinasi.
- Tentukan golongan darah dari setiap anggota kelompok.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

Pengamatan :

Jantung

Nama Umur Sex BB TB Denyut nadi Tekanan darah


(kg) (cm) Seb Ses Seb Ses
aktv aktv aktv aktv
Aulia 19 thn P 55 kg 155 cm 85 85 110⁄ 110⁄
70 70
Syara 19 thn P 65 kg 155 cm 90 110 120⁄ 120⁄
80 70
Irene 18 thn P 48 kg 164 cm 93 126 110⁄ 120⁄
70 70
Yummi 19 thn P 62 kg 159 cm 100 136 120⁄ 120⁄
80 80
Anisa 19 thn P 50 kg 156 cm 91 95 110⁄ 120⁄
70 90
Ratu 19 thn P 40 kg 161 cm 85 100 110⁄ 120⁄
70 80

Darah

No Nama Hematokrit Hb Gol Darah


1. Ratu 53,3% 70 A
2. Aulia 58,8% 70 A
3. Syara 45,4% 70 A
4. Irene 60,8% 70 B
5. Yummi 63,0% 70 A
6. Anisa 60,0% 70 A
OBAT YANG DAPAT DIGUNAKAN PADA GANGGUAN KARDIOVASKULAR

Nama Nama Obat Mekanisme Kerja Bentuk Cara


Penyakit Sediaan Penggunaan
Hipertensi Captopril Mencegah konversi Tablet Oral
25 mg angiotensin I menjadi
angiotensin II, suatu
zat vasokonstriktor
endogen. Membuat
angiotensin II
menurun.
Spironolactone Merupakan diuretic Tablet Oral
100 mg penghemat Kalium.
Menghambat
aldosterone, yang
menstimulasi
penyerapan kembali
Na dan pengeluaran
K.
Dopamet Menstimulasi Tablet Oral
Mathyldopa reseptor α2- Film
250 mg adrenergik di otak. Coated
Stimulasi ini akan Tablets
mengurangi aliran
simpatik dari pusat
vasomotor di otak.
Propanolol Tekanan intraocular Tablet Oral
HCl 10 mg propranolol bekerja
dengan cara
menghambat kerja
epinefrin/adrenalin.
Amlodipine Menghambat ion Tablet Oral
kalsium ketika
memasuki saluran
hambat atau area
sensitive tegangan
selektif.
Nifedipin Menghambat Tablet Oral
10 mg pergerakan ion
kalsium (Ca)
melewati membrane
sel pada pembuluh
darah coroner,
meningkatkan
cardiac output,
menurunkan
resistensi pembuluh
perifer.
Hydrochlorothiazide Bekerja dengan Tablet Oral
(Thiazide) 25 mg meningkatkan
ekskresi Natrium
Klorida dan air.
Hiperkolesterol Simvastatin Menghambat kerja 3- Tablet Oral
10 mg hidroksi-3- salut
metilglutaril selaput
Koenzim-A
reduktase (HMG Co-
A reduktase) dimana
enzim ini
mengkatalisa
perubahan HMG Co-
A menjadi asam
mevalonat yang
merupakan langkah
awal dari sintesa
kolesterol.
Gagal Jantung Furosemide Membuang cairan Tablet Oral
40 mg atau garam berlebih
di dalam tubuh
melalui urine.
Losartan Potassium Menghambat efek Tablet Oral
50mg angiotensin II yang (Film
menyebabkan Coated
pembuluh darah Tablets)
menyempit sehingga
meringankan kerja
jantung.
Digoxin 0,25 mg Efek langsung, Tablet Oral
(Glikosida Jantung) meningkatkan
kekuatan kontraksi
otot jantung dengan
menghambat enzim
Na, K, ATPase dan
meningkatkan arus
masuk ion Ca ke
intrasel.
Anemia Folavit Membantu Tablet Oral
Folic Acid perkembangan sel
dan pembelahan sel.
Sakatonik liver Membantu Tablet Oral
(vitamin) memenuhi kebutuhan
zat besi pada keadaan
anemia.
Vitamin B12 Berperan penting Tablet Oral
dalam fungsi normal
otak dan system
saraf.
Antikoagulan KALNEX Menghambat aktivasi Tablet Oral
Tranexamic acid plasminogen,
500 mg sehingga mengurangi
konversi
plasminogen,
sehingga menjadi
plasmin (fibrinosilin),
suatu enzim yang
mendegradasi fibrin
pembekuan,
fibrinogen, dan
protein plasma
lainya.
Thrombo Aspilets Menghambat enzim Tablet Oral
Asam asetilsalisilat siklooksigenase,
mencegah
terbentuknya
tromboksan, anti
agregasi.
Angina Isosorbide Dinitrate Melemaskan otot Sublingual Oral
Pektoris 5mg polos pembuluh tablet
darah dan dilatasi
konsekuen dari arteri
perifer dan vena
dilatasi vena
meningkatkan
pendarahan.
Aritmia Digoxin Melalui 2 cara : Tablet Oral
0,25 mg
1. Efek langsung,
meningkatkan
kekuatan kontraksi
otot jantung dengan
menghambat enzim
Na,K, ATPase dan
meningkatkan arul
masuk ion Ca ke
intrasel.
2. Efek tidak
langsung, pengaruh
digoxin terhadap
aktivitas saraf
otonom dan
sensitivitas jantung
terhadap
neurotransmitter.

4.2 Pembahasan

Anatomi jantung

Jantung merupakan salah satu organ yang sangat vital dalam tubuh manusia, bagaimana tidak
jantung merupakan salah satu media yang memiliki peranan sangat penting untuk bisa
mengalirnya darah yang membawa oksigen dan sari-sari makanan ke seluruh tubuh. Jantung
terletak di rongga mediastinum yang berada di belakang sternum, diantara paru kanan dan kiri,
dan didepan vertebra torakal.
Gambar 1. Letak jantung

Jantung memiliki ukuran sekepalan genggaman tangan kanan orang dewasa kurang lebih
dengan panjang 5" (12 cm), dan lebar 3,5" (9 cm), berat jantung 350 gram pada orang dewasa.

Adapun jantung terdiri dari:

1. Tiga lapisan (Epikardium, Miokardium, dan Endokardium)


2. Ada 2 pace maker alami utama yang berada di lapisan miokardium (SA Nodes, AV
Nodes)
3. Empat ruang (2 Atrium, dan 2 Ventrikel)
4. Empat katup (Katup Atrioventrikuler - Trikuspidalis dan Mitral, Katup Semilunar
- Pulmonal dan Aorta)
5. Pebuluh darah koroner (Penyuplai darah untuk otot-otot jantung)

Fisiologi jantung
Secara umum jantung merupakan satu-satunya pememompa utama darah ke seluruh tubuh,
sehingga sangat penting untuk mengidentifikasi apakah fungsi jantung ini masih berjalan
atau tidak, ada beberapa metode untuk mengetahui apakah jantung masih bekerja dengan
baik atau tidak
Denyut nadi ini dapat dirasakan pada pembuluh darah arteri, adapun pembuluh darah arteri
yang kerap di palpasi untuk mengetahui adanya kerja nadi atau tidak adalah

1. Arteri radialis (berada di pergelangan tangan sejajar dengan ibu jari)


2. Arteri Brachialis (berada di lipatan siku bagian atas sejajar dengan jaris manis dan jari
tengah)
3. Arteri Karotis (berada di sisi kanan dan kiri tulang tiroid)
4. Arteri Femoralis (berada di pangkal paha kiri dan kanan)
5. Arteri popliteal (berada di lipatan kaki di bagian belakang)
6. Arteri Dorsalis pedis (berada di punggung kaki sejajar dengan telunjuk jari kaki)

Gambar 3. Kelistrikan jantung

1. Fase Istirahat (0/4)


2. Fase Depolarisasi cepat (1)
3. Fase Repolarisasi parsial
4. Fase Plateu (2)
5. Fase Repolarisasi cepat (3)

Pembuluh darah (vaskular)

Secara garis besar pembuluh darah dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Pembuluh darah arteri


2. Pembuluh darah vena

Adapun urutan jalur pembuluh darah dari dan ke jantung adalah sebagai berikut:
Jantung (ventrikel kiri) --> Aorta --> Arteri --> Arteriola --> Kapiler --> Venula -->
Vena --> Vena Cava superior dan inferior --> Jantung (atrium kanan)

Gambar 5. Alur dan distribusi peredaran darah dalam pembuluh darah

Karakterististik pembuluh darah

 Arteri
 Memiliki tekanan tinggi --> membawa darah ke jaringan
 Dapat teraba denyutan
 Memiliki dinding pembuluh darah yang tebal dengan jaringan elastis
 Membawa darah yang kaya akan oksigen sehingga darah lebih terlihat merah segar
 Darah keluar memancar (jika terjadi perlukaan)
 Tidak memiliki katup di sepanjang pembuluh (hanya ada pada permulaan aorta)
 Kapiler
 Memiliki penampang yang paling luas karena tersebar di dalam seluruh tubuh
 Disebut juga pembuluh darah rambut karena hanya memiliki diameter 0,008 mm
 Tempat terjadinya pertukaran dan transport O2/CO2, zat-zat nutrien, dan berbagai
jenis elektrolit yang dibutuhkan tubuh ke dalam jaringan (sel)
 Menyerap zat-zat nutrien dari usus
 Vena
 Bersemabungan dengan vena yang lebih besar yang disebut vena Cava
 Dinding pembuluh tipis dan tidak elastis
 Memiliki katup disepanjang pembuluh darah
 Membawa darah yang kaya akan CO2 sehingga warna darah lebih terlihat pucat
 Darah keluar tidak memancar hanya menetes (jika terjadi luka)
 Tidak teraba denyutan

Tekanan darah
Tekanan darah terdiri dari dua jenis tekanan:

1. Tekanan sistolik (batas atas) --> Merupakan tekanan tertinggi arteri yang dihasilkan
ketika kontraksi ventrikel sehingga terjadinya ejeksi awal ventrikel ke aorta sehingga
jumlah darah dalam pembuluh darah arteri meningkat secara signifikan. Tekan sistolik
normal berkisar 140 s/d 100 mmHg.
2. Tekanan diastolik (batas bawah) --> Merupakan tekanan terendah arteri yang terjadi
ketika relaksasinya ventrikel, dan jumlah darah dalam pembuluh darah sudah mulai
berkurang sebelum terjadinya ejeksi ventrikel kembali. Tekanan diastolik normal
berkisar 90 s/d 60 mmHg.

Golongan Darah

Golongan darah adalah pengklasifikasian darah dari suatu individu berdasarkan ada
atau tidak adanya zat antigen warisan pada permukaan membran sel darah merah. Hal ini
disebapkan karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran
sel darah merah tersebut. Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah
penggolongan ABO dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46
jenis antigen selain antigen ABO dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi
darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis
yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian.

Golongan darah manusia ditentukan berdasarkan jenis antigen dan antibodi yang terkandung
dalam darahnya, sebagai berikut:
a. Individu dengan golongan darah A memiliki sel darah merah dengan antigen A di
permukaan membran selnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen B
dalam serum darahnya. Sehingga, orang dengan golongan darah A-negatif hanya dapat
menerima darah dari orang dengan golongan darah A-negatif atau O-negatif.

b. Individu dengan golongan darah B memiliki antigen B pada permukaan sel darah
merahnya dan menghasilkan antibodi terhadap antigen A dalam serum darahnya. Sehingga,
orang dengan golongan darah B-negatif hanya dapat menerima darah dari orang dengan
dolongan darah B-negatif atau O-negatif.

c. Individu dengan golongan darah AB memiliki sel darah merah dengan antigen A dan B
serta tidak menghasilkan antibodi terhadap antigen A maupun B. Sehingga, orang dengan
golongan darah AB-positif dapat menerima darah dari orang dengan golongan darah ABO
apapun dan disebut resipien universal. Namun, orang dengan golongan darah AB-positif tidak
dapat mendonorkan darah kecuali pada sesama AB-positif.

d. Individu dengan golongan darah O memiliki sel darah tanpa antigen, tapi memproduksi
antibodi terhadap antigen A dan B. Sehingga, orang dengan golongan darah O-negatif dapat
mendonorkan darahnya kepada orang dengan golongan darah ABO apapun dan disebut donor
universal. Namun, orang dengan golongan darah O-negatif hanya dapat menerima darah dari
sesama O-negatif.
BAB V
KESIMPULAN

1. Penyakit-penyakit pada gangguan kardiovaskular adalah hipertensi, hiperkolesterol,


gagal jantung, anemia, iskemia, dan angina pectoris.
2. Beberapa obat yang digunakan pada penyakit yang menyerang system kardiovaskular
diantaranya adalah propranolol, hydrochlorothiazide, nifedipine, captopril, furosemide,
dopamet methyldopa, losartan potassium, spironolactone, amlodipine besylate,
isosorbide dinitrate, simvastatin, folavit, sakatonik liver, vitamin b12 dan obat obat
antikoagulan diantaranya thrombo aspilets, asam asetilsalisilat, tranexamic.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell,, Neil A., et al. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga
Hall, E John. 2009. Fisiologi Kedokteran Edisi 11. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Setiadi. 2007. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Jogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
Sloane, Ethel. 2003. Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. EGC: Jakarta.
Snell, Richard S. 2006. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran Edisi 6. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Waluyo dan Wahono. 2015. Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia. Jember :
Universitas Jember.
LAMPIRAN

Gambar 1: Contoh obat pada gangguan Gambar 2: Uji Golongan Darah


kardiovaskular

Anda mungkin juga menyukai