DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1B
M. Rizki Hidayatullah 170106029
Radita Razak A 170106035
Riska Permatasari 170106039
Sindi Widia 170106043
Zachra Noval Dagmar 170106051
1.1 TUJUAN
1.1.1 Menentukan proses pencernaan kimiawi di mulut
1.1.2 Menentukan komponen – komponen yang terdapat pada saliva
1.1.3 Menentukan proses pencernaan suatu pati didalam mulut
1.1.4 Menentukan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas
amylase didalam saliva
1.2 PRINSIP
1.2.1
BAB II
TEORI DASAR
a. Uji Mikroskopik
Saliva diteteskan sebanyak satu tetes diatas object glass kemudian
diwarnai dengan satu tetes metilen biru lalu tutup preparat dan diamati
dibawah mikroskop amati adanya sel epitel, butir – butir lemak, leukosit dan
bakteri dalamsaliva tersebut.
b. Pengamatan pH normal saliva
Tentukan pH pada saliva dengan menggunakan kertas pH
indicator(indicator universal).
c. Membuktikan adanya mucin
Diambil sedikit saliva kemudian masukan kedalam gelas kimia ukuran
kecil dan ditetesi dengan asam asetat 6%. Dan amati adanya endapan pada
saliva tersebut.
d. Membuktikan adanya protein
Diambil 5 ml saliva kemudian masukan kedalam tabung reaksi dan
lakukan uji biuret dengan cara saliva dibasakan dengan penambahan 5 ml
NaOH encer lalu tambahkan Cu-Sulfat 1 % dimasukan tetes demi tetes
sampai timbul warna merah ungu pada cairan saliva dan diamati perubahan
warna yang terjadi pada saliva.
3.3 Pencernaan Pati di Mulut
a. Pencernaan pati oleh saliva
Dimasukan 10 ml pasta amilum kedalam gelas kimia dan ditambahkan 5
tetes saliva aduk sampai merata, kemudian diamkan selama 1 menit. Setelah
satu menit lakukan dua hal ini secara bersamaan. Pertama ambil satu tetes
larutan amilum dan saliva kemudian teteskan pada plat tetes dan tambahkan
satu sampai duatetes larutan iodium. Kedua ambil tiga tetes lautan amilum
dan saliva masukan kedalam tabung reaksi yang berisi 5 ml larutan benecit,
dan amati apakah telah terjadi hilangnya kekeruhan larutan. Kekeruhan
larutan ini menunjukan bahwa pati telah melarut.
Pada setiap menit berikutnya lakukan lagi hal yang sama seperti langkah
diatas, lakukan terus sampai tercapai titik akromatik melalui tahap – tahap
berikut. Campuran larutan pertama yaitu pasta amilum dan saliva dengan
ditambah iodium akan menimbulkan warna biru jernih. Lalu campuran
larutan pasta amilum, saliva dan ditambah dengan larutan benedict akan
menimbulkan kekeruhan pada larutan. Campuran larutan kedua yaitu pasta
amilum, saliva dengan ditambahakan iodium akan menimbulkan wana
merah maka hal ini menjukan amilum telah menjadi eritrodekstrin dan jika
larutan pasta amilum, saliva dan iodium menimbulkan larutan yang tidak
berwarna maka hal ini menunjukan bahwa pemecahan amilum telah
menghasilkan akromodekstria. Atau disebut titik akromatik.
Jika titik akromatik itu tercapai, panaskan semua tabung reaksi
dipenangas air yang mendidih selama 5 menit. Dan sebagai pembanding
gunakan tabug berisi larutan benedict yang dicampur dengan 2 ml glukosa 2
%. Biarkan menjadi dingin dan amati perubahan warna yang terjadi.
Perubahan warna yang terjadi dapat dijadikan indicator apakah amilum yang
dicerna oleh enzim – enzim dalam saliva dan proses pencernaan tersebut
telah sampai ke tahap mana.
b. Pengaruh suhu dan pH terhadapa aktivitas amylase saliva
Saliva dikumpulkan secukupnya dan disiapkan larutan control.
Kemudian siapkan satu seri tabung control yaitu tabung 1 yang berisi satu
tetes pati dan dua tetes iodin, tabung 2 yang berisi satu tetes aquades dan dua
tetes larutan iodin. Hasil yang diharapkan pada tabung 1 yaitu terjadinya
warna biru hitam yang berari hasil uji positif terhadap pati, dan pada tabung
2 hasil yang diharapkan terjadinya warna ke kuning – kuningan yang berarti
hasil negative terhadapa pati.
c. Pengamatan pengaruh pendidihan
Disiapkan 3 tabung dan beri label tabung 1,2 dan 3. Lima tetes larutan
saliva ditambahakan ke tabung 1 dan 2 lalu ditambahkan lima tetes aquades
ke tabung 3. Tempatkan air dalam gelas kimia dan panaskan sampai
mendidih lalu tabung 1 ditempatkan dalam gelas kimia yang berisi air
mendidih selama 3 menit. Kemudian tambahkan satu tetes pasta amilum ke
masing – masing tabung dan campur dengan cara agitasi dan tempatkan
kembali tabung – tabung tersebut ke dalam penangas air selama 5 menit.
Lalu pindahkan tabung dari penangas air dan tambahkan dua tetes larutan
iodium ke masing – masing tabung.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan percobaan tentang sistem pencernaan yang
bertujuan untuk mengetahui organ-organ yang terlibat dalam sistem
pencernaan dan fungsi dari enzim-enzim yang disekresikan dalam
membantu proses pencernaan. Sistem pencernaan pada tubuh manusia
memiliki peranan yang sangat penting dalam pemenuhan nutrisi bagi tubuh
yaitu mengolah bahan makanan yang bermolekul kompleks hingga menjadi
molekul yang lebih sederhana sehingga dapat di serap oleh tubuh melalui
pembuluh darah kemudian di edarkan ke seluruh tubuh.
Dan saat diujikan pada tabung reaksi dengan ditambah iodium warna
larutan pada tiap menitnya tidak berubah yaitu larutan berwana biru tosca,
jernih, dan tidak terdapat kekeruhan. Dan setelah dipanaskan pun kelima
tabung yang telah diujikan tersebut tetap berwana biru, dari hasil percobaan
didapat bahwa larutan memberikan hasil warna tetap biru hal ini
membuktikan bahwa enzim amilase belum sempurna memecah pati menjadi
glukosa. Yang seharusnya hasil yang didapat harus mencapai titik akromik
yaitu titik ketika pereaksi tidak memberikan reaksi atau titik dimana
pereaksi tidak dapat bereaksi lagi dengan sampel. Pada pengujian pati titik
akromik ditunjukkan dengan menjadi beningnya larutan sampel yang
semula berwarna biru, warna bening ini menunjukkan bahwa pati sudah
dirubah menjadi gulasederhana oleh enzim amilase. Tetapi hasil praktikum
tidak sesuai dengan teori hal ini mungkin dikarenakan waktu pengamatan
yang kurang lama.
BAB V
KESIMPULAN
5.2 Dapat mengetahui komponen – komponen saliva yaitu adanya mucin, protein,
glikoprotein dan enzim amylase.
5.3 Dapat mengetahui proses pencernaan pati didalam mulut melalui uji warna pada
test iodium dan uji benedict.
5.4 Dapat mengetahui beberapa faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas amylase
didalam saliva mulai dari faktor pH, penfaruh suhu, dan pengamatan pengaruh
pendidihan terhadap pati yang diujikan.
DAFTAR PUSTAKA
Handaya Wilfridus Bambang Triadi. 2011. Alat Bantu Ajar Sistem Pencernaan dan
Sistem Pernafasan pada Manusia Berbasis Web. Jurnal Informatika. Vol 7 (2).
Pearce, Evelyn C. 2011. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Umum.
M. Rochman, Dedi. 2010. Intisari Biologi. Bandung: CV. Pustaka Setia
Setiadi.2007. Anatomi Dan Fisiologi Manusia.EGC. Jakarta.
Suntoro, Susilo, Handari. 1990. Struktur Hewan. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada
Press.
Waluyo, Joko. 2016. Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia. Jember :
Universitas Jember
Widyaningsih, Endang Nur. 2011. Peran Probiotik Untuk Kesehatan. Jurnal Kesehatan.
Vol 4 (1) : 14-20.