Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA


Sistem Gerak Pada Manusia

Oleh :
Nama

: Hiya Beny Mahmudain

NIM

: 130210103045

Kelas

:A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016

I. Judul
Sistem Gerak Pada Manusia
II. Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami struktur anatomi system gerak pada
manuusia dan jenis-jenis gerak pada manuusia.
III. Dasar Teori

Secara umum, definisi gerak adalah suatu tanggapan terhadap


rangsangan baik dari dalam maupun dari luar tubuh. Gerak dapat berupa
gerakan sebagian anggota tubuh maupun seluruh tubuh. Beberapa sistem
gerak manusia, yaitu gerak disebabkan oleh kontraksi otot yang
menggerakkan tulang, jadi merupakan kerjasama antara tulang dan otot.
Tulang sendiri merupakan alat gerak pasif karena mengikuti kendali otot,
sedangkan otot disebut alat gerak aktif karena mampu berkontraksi sehingga
mampu menggerakkan tulang manusia (Putra, 2015).
Skelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan
melindungi beberapa organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul.
Kerangka juga berfungsi sebagai alat ungkit pada gerakan dan menyediakan
permukaan untuk kaitan otot-otot kerangka. Kerangka aksial (kerangka
sumbu) terdiri atas kepala dan badan, termasuk tulang-tulang tengkorak,
tulang belakang, tulang dada dan iga-iga, dan tulang hyoid. Kerangka
apendikular terdiri atas anggota gerak dan gelang panggul. Anggota gerak
terdiri dari anggota gerak atas dan bawah (Pearce, 2009).
Sistem rangka membentuk dasar dari tubuh manusia. Semua organorgan, daging, darah, otot, cair dan udara semua terkandung dalam tubuhdan
memiliki kestabilan dan kekuatan tertentu karena tulang. Ada 206 tulang
dalam tubuh membentuk sistem rangka. Tulang-tulang ini didukung oleh
sumsum tulang, yang dihasilkan oleh bentuk energi paling murni di dalam
tubuh (Irawan, 2013).
Tulang merupakan alat gerak pasif. Tulang disebut alat gerak pasif
karena tulang tidak dapat melakukan pergerakannya sendiri. Tanpa adanya
alat gerak aktif yang menempel pada tulang, maka tulang-tulang pada
manusia dan hewan akan diam dan tidak dapat membentuk alat pergerakan

yang sesungguhnya. Walaupun merupakan alat gerak pasif tetapi tulang


mempunyai peranan yang besar dalam sistem gerak manusia dan hewan.
Fungsi tulang yaitu member bentuk tubuh, melindungi beberapa organ vital,
dan lain-lain (Tim Dosen Pembina, 2016).
Tulang selain berfungsi sebagai kerangka penopang sistem
muskuloskeletal, pendukung lokomotif dan pelindung organ vital, juga
berfungsi sebagai tempat penyimpanan sebagian besar kalsium (Ca) tubuh,
berperan mempertahankan Ca darah dalam kisaran normal melalui
keseimbangan antara resorpsi tulang oleh osteoklas dan pembentukan tulang
oleh osteoblas selama proses remodeling tulang (Martin, 1993; Manolagas,
2000; Nakamura et al., 2003). Remodeling tulang yang berlebihan memicu
kehilangan massa tulang, penipisan tulang trabekula, kerangka pembentukan
tulang trabekula primer di bagian metafisis menjadi lebih tipis, penipisan
tulang korteks, dan pengeroposan tulang korteks (Hartiningsih, dkk, 2012).
Tulang-tulang kerangka diklasifikasikan sesuai dengan bentuk dan
formasinya. Tulang panjang atau tulang pipa terutama dijumpai dalam
anggota gerak. Setiap tulang panjang terdiri atas bagian batang dan dua
bagian ujung. Tulang pipa bekerja sebagai alat ungkit dari tubuh dan
memungkinkannya bergerak. Tulang pendek, contohnya pada tulang-tulang
karpalia di tangan dan tarsalia di kaki. Mereka sebagian besar terbuat dari
aringan tulang jarang karena diperlukan sifat yang ringan dan kuat. Tulang
pipih terdiri atas dua lapisan jaringan tulang keras dengan di tengahnya
lapisan tulang seperti spons. Dijumpai pada tulang tengkorak, tulang
inominata, dan lain-lain. Tulang tak beraturan adalah yang tidak dapat
dimasukkan dalam salah satu dari ketiga kelas tadi. Contohnya pada vertebra
dan tulang wajah. Tulang sesamoid termasuk kelompok lain. Ia berkembang
dalam tendon otot-otot dan dijumpai di dekat sendi. Patella adalah contoh
yang terbesar dari jenis ini (Pearce, 2009).
Secara garis besar, rangka (skeleton) manusia dibagi menjadi dua,
yaitu rangka aksial (sumbu tubuh) dan rangka apendikuler (anggota tubuh).
A. Rangka Aksial

Rangka aksral terdiri dari tulang belakang (vertebra), tulang tengkorak,


dan tulang rusuk.
1) Tengkorak.
Tengkorak berfungsi melindungi otak. Hubungan tulang yang
terdapat pada tempurung kepala bersifat suture, yaitu tidak dapat
digerakkan (Irawan, 2013). Fungsi tengkorak yaittu melindungi otak dan
indera penglihatan dan pendengaran, sebagai tempatt melekatnya otot yang
bekerja pada kepala, serta sebagai tempat penyangga gigi. Tengkorak
dibentuk oleh gabungan beberapa tulang. Masing-masing tulang (kecuali
mandibula) disatukan pada sutura. Sutura dibentuk oleh selapis tipis
jaringan fibrosa yang mengunci pinggiran tulang yang bergerigi. Sutura
mengalami osifikasi setelah umur 35 tahun. Pada atap tengkorak,
permukaan dalam dan luar dibentuk oleh tulang padat dengan lapisan
spongiosa yang disebut diploe terletak di antaranya. Terdapat variasi yang
cukup besar pada ketebalan ttulang tengkorak antar-individu. Tengkorak
paling tebal pada tempat yang tidak dilindungi oleh otot (Gibson, 2002).
Tengkorak dilihat dari atas menunjukkan os frontale di depan, os
parietale kiri dan kanan, dan os occipital di belakang. Tengkorak dilihat
dari belakang menunjukkan os parietale kiri dan kanan, os occipital di
belakang, dan processus mastoideus os temporal. Tengkorak dilihat dari
samping menunjukkan kubah yang dibentuk oleh os frontale, parietale, dan
occipital, wajah yang dibentuk oleh os frontale, nasale, zygomaticum,
maxilla, dan mandibula (Gibson, 2002).
Os frontale membentuk bagian depan kubah tengkorak, sebagian
besar atap orbita (rongga tulang tempat bola mata), dan sebagian dinding
bagian dalam rongga hidung. Pada tengkorak terdapat dua os parietale,
yaitu kanan dan kiri. Kedua tulang ini adalah ttulang pipih yang
melengkung, yang membentuk bagian yang lebih besar di samping dan
atas tengkorak dan sebagian di bagian belakang. Tulang ini dipisahkan satu
sama lain oleh sutura sagittalis, dari os frontale di bagian depan oleh sutura
coronalis, dari os occipital di belakang oleh sutura lambdoidea, dan di

bawah oleh sutura dari os temporal. Os occipital membentuk bagian


belakang kubah tengkorak dan bagian posterior basis cranii. Setiap os
temporale, kanan dan kiri, merupakan tulang yang kompleks yang
membentuk sebagian kubah dan sebagian basis cranii. Os ethmoidale
terletak di antara os frontale di bagian depan dan os sphenoidale di bagian
belakang, membentuk sebagian fossa cranii anterior, cavum nasi dan
cavum orbita. Os sphenoidale terletak di dasar tengkorak dan terutama
terdiri dari bagian tengah, dua sayap (mayor dan minor) yang mengarah ke
bawah dari bagian tersebut, dan dua lempeng vertical (Gibson, 2002).
2) Tulang Belakang.
Pada tulang belakang terjadi pelengkungan pelengkungan yang
berfungsi untuk menyangga berat dan memungkinkan manusia melakukan
berbagai jenis posisi dan gerakar misalnya berdiri, duduk, atau berlari
(Irawan, 2013).
Tulang belakang (columna vertebralis) adalah pilar yang kuat,
melengkung dan dapat bergerak yang menopang tengkorak, dinding dada,
dan ekstremitas, menyalurkan berat badan ke ekstremitas bawah, dan
melindungi medulla spinalis. Tulang belakang terdiri dari sejumlah
vertebra, yang dihubungkan oleh discus intervertebralis dan beberapa
ligamentum. Setiap vertebra terdiri dari tulang spongiosa yang terisi
dengan sumsuum tulang merah dan dilapisi oleh selapis tipis tulang padat.
Tulang columna vertebralis terdiri atas 7 vertebra cervicales, 12 vertebra
thoracicae, 5 vertebra lumbales, 5 sacrum, dan 5 vertebra caccygeae.
Vertebra cervicalis kecil, memiliki corpus yang tipis, dan memiliki
processus transversus, dibedakan dengan adanya foramen (yang dilalui
oleh arteri vertebralis) dan ujung dua tuberkel. Atlas (vertebra cervicalis
pertama) berbeda karena tidak mempunyai corpus, hanya sebuah arcus
transversus tulang di bagian depan, facies articularis pada bagian dalam
arcus transversus untuk processus odontoid pada axis, facies articularis di
bagian atas untuk artikulasi dengan permukaan inferior os occipitale. Axis
(vertebra cervicalis ke-2) berbeda dengan adanya processus odontoid yang

mencuat ke atas dari corpus dan berartikulasi dengan arcus anterior atlas
(Gibson, 2002).
3) Hioid.
Hioid merupakan tulang yang berbentuk huruf U, terdapat di antara
laring dan mandibula. Hioid berfungsi sebagai tempat pelekatan beberapa
otot mulut dan lidah (Irawan, 2013).
4) Tulang dada dan tulang rusuk
Tulang dada dan tulang rusuk bersamaan membentuk perisai
pelindung bagi organ organ penting yang terdapat di dada, yaitu paru
paru dan jantung. Tulang rusuk juga berhubungan dengan tulang belakang
(Irawan, 2013).
Sternum adalah tulang pipih, berbentuk pedang, terlettak dalam
subkutan pada garis tengah di bagian depan dada. Terdiri dari tiga bagian,
yaitu manubrium, corpus, dan processus xiphoideus. Manubrium, bagian
atas, mempunyai panjang sekitar 5 cm dan berjalam ke arah bawah dan
agak ke depan untuk bersatu dengan corpus dengan sudut yang mudah
teraba yang disebut anguluus sternalis. Corpus merupakan tulang panjang,
pipih, dan agak bergerigi, dengan artikulasio sepanjang batas lateralnya
untuk cartilage costalis ketiga sampai ketujuh. Processus xiphoideus
adalah lempeng kecil, kadang-kadang di tembusi dengan sebuah lubang
atau terbagi menjadi dua lubang. Costae terdiri dari dua belas pasang
tulang yang mengelilingi dinding dada dan berartikulasi di belakang
dengan coluumna vertebralis dan di depan, melalui cartilage costalis,
dengan sternum (Gibson, 2002).
B. Rangka Apendikuler
Rangka apendikuler terdiri atas pinggul, bahu, telapak tangan,
tulang-tulang lengan, tungkai, dan telapak kaki. Secara umum rangka
apendikuler menyusun alat gerak, yaitu tangan dan kaki yang dibedakan
atas rangka bagian atas dan rangka bagian bawah. Tulang rangka
apendikuler bagian atas terdiri atas beberapa tulang sebagai berikut:

1) Tulang Selangka.
Tulang selangka atau tulang leher membentuk bagian depan bahu
(Irawan, 2013). Clavicula adalah tulang panjang berbentuk S yang ujung
medialnya melekat pada manubrium sternii dan ujung lateralnya pada
acromion scapulae. Keberadaan dan posisinya menungkinkan lengan
menggantung dari tubuuh dan memberikan rentang gerak yang luaus pada
sendi bahu (Gibson, 2002).
2) Tulang Belikat.
Tulang belikat terdapat di atas sendi bahu dan merupakan bagian
pembentuk bahu (Irawan, 2013). Scapula adalah tulang pipih berbentuk
segitiga yang membentuk sebagian gelang bahu. Tulang ini mempunyai
dua permukaan anterior dan posterios, dan tiga patas superior, lateral dan
medial. Permukaan anteriornya agak konkaf dan terletak pada dinding
toraks posterior. Acromion berartikulasi dengan ujung lateral clavicula
(Gibson, 2002).
3) Gelang Panggul
Pelvis dibentuk dari os coxae di bagian depan dan samping, sacrum
dan coccygeus di bagian belakang. Os coxae adalah tulang yang besar,
tebal dan kuat, berbentuk ireguler. Tulang ini berartikulasi di bagian
belakang dengan sacrum dan di depan dengan tulang pasangannya dari sisi
yang berlawanan. Terdiri dari tiga tulang yang berfusi menjadi satu. Os ilii
membentuk bagian atas dan posterior os coxae. Os ischii terletak di bawah
os ilii, memiliki tuberositas ischii, massa yang besar dan tebal pada region
gluteal, dan berartikulasi di depan dengan os pubis. Os pubis membentuk
bagian depan os coxae dan berartikulasi dengan pasangannya membentuk
arcus pubis (Gibson, 2002).
4) Ekskremitas Superior

Humerus adalah tulang panjang dengan caput (ujung atas), corpus,


dan ujung bawah. Caput hampir berbentuk setengah lingkaran dan
berartikulasi dengan cavittas glenoidalis scapula. Corpus merupakan
bagian tulang berbentuuk silinder. Ujung bawah lebar, dan mendatar
anteroposterior, memiliki epicondylus latteralis dan medialis. Radius
adalah tulang pada bagian luar lengan bawah. Tulang ini mempunyai ujung
atas dengan caput yang yang berartikulasi dengan capitulum humerus,
collum, dan tuberositas, tempat melekatnya tendon musculus bisceps,
memiliki corpus yaitu tempat melekatnya berbagai otot fleksor dan
ekstensor lengan bawah, serta memiliki ujung bawah dengan processus
styloideus yang tajam dan permukaan sendi untuk beberapa tulang
pergelangan tangan dan ujung bawah ulna. Ulna adalah tulang panjjang
pada bagian dalam lengan bawah. Tulang ini mempunyai ujung atas
dengan olecranon, processus coronoideus dan permukaan sendi pada
processus tersebut, dan memiliki corpus yang makin mengecil. Tulangtulang pergelangan tangan berartikulasi ke atas pada radius dan ulna dank
e bawah dengan metacarpal. Ossa metacarpalia terdiri dari lima tulang
tangan. Tulang ini memiliki basis yang berartikulasi dengan carpal, corpus
dan caput. Phalanges pada ibu jari yaitu berjumlah dua, sedangkan jari-jari
lain memiliki tiga phalanges (Gibson, 2002).
5) Ekskremitas Inferior
Tulang apendikuler bagian bawah terdiri atas beberapa tulang yang
menyusun kaki (alat gerak bagian bawah). Kaki terdiri atas tulang kaki dan
telapak kaki. Tulang kaki disusun oleh tulang paha , tempurung lutut,
tulang kering dan tulang betis. Pergelangan kaki disusun oleh tulang tumit,
kalkaneus, talus, kuboid, navikular, kuneiformis, dan jari jari (Irawan,
2013). Femur terdiri atas ujung atas, corpus dan ujung bawah. Ujung atas
terdiri dari caput, colluum, dan trochanter major. Corpus adalah tulang
panjang yang mengecil di bagian tengah. Patella agak berbentuk segittiga,
dengan sudut membulat dan apeks yang mengarah ke bawah. Patella
merupakan tulang sesamoid terbesar. Tibia dan fibula merupakan tulang

tungkai di bawah lutut. Tibia berada di bagian medial dan menopang berat
badan. Fibula adalah tulang panjang kurus pada aspek lateral tungkai.
Tarsus merupakan tulang berbentuk tidak teratur. Tulang ini menerima
berat badan yang disalurkan melalui tibia. Tulang metatarsal terdapat 5
buah, satu untuk setiap jari kaki. Tiap tulang memiliki basis, corpus, dan
caput. Phalanges pada ibu jari terdapat dua, sedangkan pada jari-jari lain
terdapat tiga phalanges (Gibson, 2002).
IV. Metodologi
4.1 Alat dan Bahan
Alat :
1. Torso
2. Praktikan
Bahan : 4.2 Cara Kerja
a. Struktur anatomi sistem gerak
Menampilkan torso di depan kelas.

Menjelaskan macam-macam jenis tulang pada manusia.

Menggambar jenis-jenis tulang pada manusia serta torso secara


lengkap.

2. Jenis-jenis gerak pada manusia


Mempraktekkan beberapa jenis gerak manusia.
Menggambar jenis-jenis gerak pada manusia.

VI.

Pembahasan
Rangka merupakan alat gerak pasif yang mana tidak bias
bergerakdengan sendirinya. Akan tetapi membutuhkan bantuan otot dalam
melakukan pergerakan. Adapun fungsi rangka selain sebagai alat gerak
pasif yaitu sebagai pelindung organ-organ dalam yang mana biasanya
organ dalam manusia sangat lunak sehingga apabila tidak dilindungi maka
akan berbahaya. Kemudian sebagai tempat melekatnya otot sehingga bisa
melakukan pergerakan tubuh. Lalu rangka juga berfungsi sebagai tempat
pembentukan sel darah merah, yaitu pada sumsum tulang merah yang
mana sel darah ini sangat penting bagi tulang itu sendiri yaitu untuk
mengedarkan nutrisi bagi tulang tersebut. Selain itu, rangka berfungsi
sebagai tempat pembentukan cadangan makanan, yaitu pada sumsum
tulang kuning. Cadangan makanan yang dibentuk yaitu berupa lemak.
Rangka pada tubuh manusia dibagi menjadi dua, yaitu rangka
aksial dan rangka apendikular. Rangka aksial merupakan rangka yang
membentuk sumbu tubuh manusia, rangka ini terdiri dari kepala dan
badan. Pada kepala terdapat beberapa tulang yang membentuk tengkorak
manusia atau biasa disebut cranium. Sedangkan pada badan terdapat
tulang belakang, tulang dada dan tulang rusuk. Rangka apendikular
merupakan rangka yang menyusun alat gerak pada manusia atau biasa
disebut ekskremitas. Rangka apendikular terdiri dari gelang bahu, gelang
panggul, ekskremitas superior dan ekskremitas inferior.
Tengkorak pada manusia dibagi menjadi dua bagian, yaitu tulang
pelindung otak dan tulang penyusun wajah. Tulang pelindung otak terdiri
atas tulang frontal atau biasa disebut dengan tulang dahi di bagian depan,
tulang parietal atau tulang ubun-ubun di bagian atas yang terbagi menjadi
tulang parietal kanan dan kiri, tulang occipital di bagian belakang, tulang
temporal atau tulang pelipis di samping, terdapat dua tulang temporal,
yaitu tulang temporal kanan dan kiri, dan tulang sphenoid atau tulang baji

yang terletak di bagian samping atas tengkorak, juga terdapat dua bagian,
tulang sphenoid kanan dan kiri. Tulang sphenoid ini terletak di depan
tulang temporal. Di antara tulang-tulang pelindung otak terdapat sutura
yang merupakan artikulasi dari tulang-tulang tersebut. Sutura-sutura
tersebut yaitu sutura coronal yang menggabungkan tulang frontal dengan
tulang parietal, sutura sagital yang menggabungkan tulang parietal kanan
dengan parietal kiri, sutura lambdoid yang menggabungkan tulang
parietal

dengan

tulang

occipital,

dan

sutura

squamosal

yang

menggabungkan tulang parietal dengan tulang temporal. Sedangkan


tulang penyusun wajah terdiri atas tulang air mata (lacrimal), tulang
hidung (nasal), tulang pipi (zygomaticum), tulang rahang atas (maxilla),
tulang rahang bawah (mandibula), tulang langit-langit (palatum), dan
tulang pangkal lidah (hyodium).
Tulang belakang merupakan penyangga tubuh yang utama. Tulang
belakang ini terdiri dari 33 ruas tulang, yang terbagi menjadi 5 bagian.
Bagian pertama yaitu tulang leher (vertebrae cervicalis) yang terdiri atas 7
ruas, bagian kedua yaitu tulang punggung (vertebrae thoracalis) yang
terdiri dari 12 ruas, bagian ketiga yaitu tulang pinggang (vertebrae
lumbalis) yang terdiri atas 5 ruas, bagian keempat yaitu tulang kelangkang
(vertebrae sacralis) yang terdiri dari 5 ruas, dan bagian kelima yaitu
tulang ekor (vertebrae coccygealis) yang terdiri dari 4 ruas.
Tulang dada terdiri dari 3 bagian, yaitu hulu (manubrium sternii)
yang terletak di bagian paling atas dan pipih pendek. Kemudian badan
(corpus sternii) yang terletak di bagian tengah dan berbentuk pipih
panjang agak bergerigi. Lalu terdapat taju pedang (processus xiphoideus)
yang terletak di bagian bawah dan berbentuk pipih dan lancip. Sedangkan
tulang rusuk terbagi menjadi 3, yaitu tulang rusuk sejati 7 pasang yang
mana bagian belakangnya melekat pada tulang belakang sedangkan bagian
depannya melekat pada sternum, tulang rusuk palsu 3 pasang yang mana
bagian belakangnya melekat pada tulang belakang dan bagian depannya
melekat pada tulang rusuk sejati di atasnya, dan tulang rusuk melayang 2

pasang yang mana bagian belakangnya melekat pada tulang belakang dan
bagian depannya bebas tidak melekat pada apapun.
Gelang bahu (girdel pectoralis) terdiri atas 2 tulang yaitu tulang
selangka (clavicula) dan tulang belikat (scapula). Tulang selangka
(clavicula) merupakan tulang melengkung yang membentuk anterior
gelang bahu. Fungsinya yaitu member kaitan pada beberapa otot leher,
bahu dan lengan yang bekerja sebagai penopang lengan. Tulang selangka
(clavicula) memiliki 2 ujung, yaitu yang menempel pada sternum yang
disebut ekskremitas sternal dan yang menempel pada akromion yang
disebut ekskremitas akromial. Sedangkan tulang belikat (scapula) adalah
bagian belakang gelang bahu dan terletak di sebelah belakang thoraks
yang lebih dekat dengan permukaan iga (tulang rusuk). Pada tulang belikat
terdapat beberapa bagian, yaitu akromion yang menempel dengan ujung
tulang selangka, spina scapula, taju scapula (cekungan pada tulang belikat
bagian belakang), angulus inferior, angulus superior, fossa supra scapula
di bagian luar dan fossa infra scapula di bagian dalam.
Gelang panggul (girdel pelvis) terdiri atas 5 macam tulang, yaitu
tulang kelangkang (sacrum) yang mana merupakan bagian dari tulang
belakang belakang setelah tulang pinggang, tulang ekor (coccyx) yang juga
merupakan bagian dari tulang belakang setelah tulang kelangkang. Lalu
juga terdapat tulang usus (ilium) yang berfungsi untuk menyangga usus,
tulang duduk (ischium) yang berfungsi sebagai keseimbangan ketika
duduk, dan artikulasi dari tulang duduk, yaitu symphisis pubic.
Ekskremitas superior terdiri dari tulang lengan (humerus) yang
berjumlah 2 tulang, tulang tulang pengumpil (radius) yang berjumlah 2,
tulang hasta (ulna) yang berjumlah 2, tulang pergelangan tangan (carpal)
yang berjumlah 8 x 2 yaitu 16 tulang, tulang telapak tangan (metacarpal)
yang berjumlah 5 x 2 yaitu 10 tulang, dan tulang jari (phalanges) yang
berjumlah 14 x 2 yaitu 28 tulang. Tulang carpal yang lurus dengan ibu jari
dan telunjuk berbentu tidak beraturan. Sedangkan ekskremitas inferior
terdiri atas tulang paha (femur) yang berjumlah 2 tulang, tempurung lutut
(patella) yang berjumlah 2, tulang kering (tibia) yang berjumlah 2, tulang

betis (fibula) yang berjumlah 2, tulang pergelangan kaki (tarsal) berjumlah


7 x 2 yaitu 14 tulang, tulang telapak kaki (metatarsal) yang berjumlah 5 x
2 yaitu 10 tulang, dan tulang jari kaki (phalanges) yang berjumlah 14 x 2
yaitu 28 tulang.
Jenis-jenis tulang pada manusia berdasarkan bentuknya ada 4,
yaitu tulang pipa yang mana tulang ini berbentuk panjang silindris dengen
kedua ujung yang membesar dan bagian tengahnya mengecil. Adapun
contohnya yaitu pada tulang paha, tulang lengan, tulang pengumpil dan
hasta serta tulang kering dan betis. Lalu tulang pendek merupakan tulang
yang berbentuk silindris dan pendek, contohnya yaitu pada tulang telapak
tangan dan kaki serta pada tulang jari tangan dan kaki. Kemudian tulang
pipih merupakan tulang yang bentuknya pipih melebar yang fungsinya
untuk proteksi. Adapun contohnya yaitu pada tulang pelindung otak,
tulang dada, serta tulang rusuk. Lalu tulang tidak beraturan yang mana
tidak memiliki bentuk seperti tipe-tipe di atas. Contohnya yaitu pada ruasruas tulang belakang.
Hubungan antar tulang dinamakan artikulasi atau persendian. Ada
tiga macam persendian dalam tubuh manusia, yaitu sinarthrosis,
amfiarthrosis, dan diarthrosis. Sinarthrosis merupakan persendian yang
tidak dapat melakukan pergerakan, contohnya yaitu sutura yang terdapat
pada tulang tengkorak. Amfiarthrosis merupakan persendian yang dapat
melakukan pergerakan namun secara terbatas, contohnya yaitu pada
artikulasi tulang rusuk dengan sternum, dan ruas-ruas tulang belakang.
Diarthrosis merupakan persendian yang memungkinkan pergerakan yang
bebas. Terdapat 5 jenis persendian Diarthrosis, yaitu sendi engsel, sendi
pelana, sendi geser, sendi putar, dan sendi peluru. Sendi engsel yaitu
persendian yang memungkinkan pergerakan satu arah seperti engsel pintu,
contohnya yaitu pada siku pada tangan dan lutut pada kaki. Sendi pelana
yaitu persendian yang memungkinkan pergerakan dua arah, contohnya
yaitu pada sendi anttara carpal dengan metacarpal. Sendi geser
merupakan

persendian

yang

memungkinkan

pergerakan

bergeser,

contohnya yaitu pada sendi antar metacarpal atau sendi antar metatarsal.

Sendi putar yaitu persendian yang memungkinkan pergerakan berputar,


contohnya pada persendian antara tulang atlas dengan tengkorak yang
memungkinkan pergerakan 1800. Sendi peluru meruupakan persendian
yang memungkinkan terjadinya pergerakan ke segala arah, contohnya pada
sendi antara tulang bahu dengan tulang lengan.
Dengan adanya berbagai macam tulang dan persendian, maka
manusia dapat melakukan berbagai macam pergerakan. Beberapa contoh
pergerakan yang dilakukan oleh manusia yaitu fleksi, ekstensi, adduksi,
abduksi, rotasi, pronasi, suupinasi, inversi, eversi, depresi, dan elevasi.
Sebagian besar pergerakan tersebut bersifat bertolak belakang. Fleksi
bertolak belakang dengan ekstensi dimana fleksi merupakan pergerakan
menekuk kaki atau tangan sedangkan ekstensi merupakan pergerakan
meluruskan kaki atau tangan. Adduksi bertolak belakang dengan abduksi
dimana adduksi merupakan pergerakan mendekati sumbu tubuh sedangkan
abduksi merupakan pergerakan menjauhi sumbu tubuh. Rotasi merupakan
pergerakan memutar tubuh. Supinasi bertolak belakang dengan pronasi,
dimana supinasi merupakan pergerakan mengadahkan tangan sedangkan
pronasi merupakan pergerakan menelungkuupkan tangan. Inversi bertolak
belakang

dengan

eversi,

dimana

inversi

merupakan

pergerakan

menghadapkan telapak kaki ke arah dalam sedangkan eversi merupakan


pergerakan menghadapkan telapak kaki ke luar. Depresi bertolak belakang
dengan elevasi, dimana depresi merupakan pergerakan menunduk
sedangkan elevasi merupakan pergerakan menengadah.
VII.

Penutup
VII.1 Kesimpulan
1. Sistem gerak pada manusia terdiri dari sistem rangka dan otot.
Sistem rangka dibagi menjadi rangka aksial dan apendikular.
Aksial adalah sumbu tubuh yang mana terdiri dari tengkorak,
tulang belakang, tulang dada dan tulang rusuk. Sedangkan
apendikular merupakan alat gerak yang terdiri dari gelang bahu,
gelang panggul, ekskremitas superior dan inferior. Adapun jenis

gerak pada manusia yaitu fleksi, ekstensi, adduksi, abduksi,


rotasi, pronasi, supinasi, dan lain-lain.
VII.2 Saran
Pada saat praktikum hendaknya praktikan tidak terlalu ramai
sehingga sulit memahami materi yang disampaikan.

DAFTAR PUSTAKA
Gibson, John. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat Edisi 2.
Jakartta: EGC
Hartiningsih, dkk. 2012. Respons Metafisis Tulang Femur Distalis Tikus
Ovariektomi Yang Mengkonsumsi Kalsitriol. Jurnal Kedokteran Hewan,
Vol. 6 No. 2: 92-98.
Irawan,Albertus B. 2013. Pembelajaran Biologi Mengenai Sistem Rangka
Manusia. Jurnal Riset Unggulan Nasional Informatika dan Komputer.
Vol.2 No.1: 7-13.
Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologis untuk Paramedis. Jakarta: PT
Gramedia.
Putra, Jeffry Andhika. 2015. Aplikasi Pembelajaran Anatomi Tubuh Manusia Pada
Siswa Sekolah Menengah Atas Berbasis Multimedia. Jurnal Teknik, Vol.
5 No. 1: 71-77.
Tim Dosen Pembina. 2016. Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi Manusia.
Jember: UNEJ Press.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai