Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA


Sistem Gerak

Nama
Nim
Kelas

: Siti Masruroh
: 130210103048
:A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016

I.
II.

Judul
Tujuan

: Sistem Gerak pada Manusia


: Mahasiswa mampu memahami struktur anatomi sistem gerak

III.

pada manusia dan jenis-jenis gerak pada manusia


Dasar Teori
Rangka tubuh manusia adalah rangkaian tulang-tulang

yang

tersusun secara teratur dan berfungsi sebagai tempat melekatnya otot dan
pelindung organ lunak. Tulang selalu tumbuh dan berkembang seiring
bertambahnya usia, sehingga kecenderungan tingkat terkena osteoporosis
juga semakin tinggi jika disertai pola hidup yang tidak sehat dan
kurangnya asupan kalsium dan fosfor (Gomez, 2006) dalam Nabella (2013).
Tulang merupakan bagian tubuh yang memiliki fungsi utama sebagai
pembentuk rangka dan alat gerak tubuh, pelindung organ-organ internal, serta
tempat penyimpanan mineral (kalsium-fosfat). Proses pemben-tukan tulang
disebut dengan osifikasi. Proses osifikasi terjadi pada masa perkembangan
fetus (prenatal) dan setelah individu lahir (postnatal). Pada tulang panjang
perkembangan terjadi sampai individu mencapai dewasa (Djuwita, 2012).
Tulang merupakan alat gerak pasif. Tulang disebut alat gerak pasif
karena tulang tidak dapat melakukan pergerakannya sendiri. Tanpa adanya
alat gerak aktif yang menempel pada tulang, maka tulang-tulang pada
manusia dan hewan akan diam dan tidak dapat membentuk alat pergerakan
yang sesungguhnya. Walaupun merupakan alat gerak pasif tetapi tulang
mempunyai peran yang besar dalam sistem gerak manusia dan hewan (Tim
dosen: 2016).
Dilihat dari strukturnya, fungsi tulang belakang meliputi fungsi statis,
kinetis, keseimbangan dan perlindungan. Fungsi

statis tulang belakang

adalah mempertahankan posisi tegak melawan gravitasi dengan energi sekecil mungkin

melalui suatu

mekanisme sehingga tampak sikap tubuh

tertentu. Fungsi kinetis tulang belakang merupakan rangkaian dari alat gerak
yang memungkinkan terjadinya gerak terarah dan bertujuan. Fungsi
keseimbangan aktif dalam mempertahankan titik berat tubuh pada posisi

tetap, yaitu setinggi tulang sacrum (S2) saat berdiri,

terutama

oleh

proprioseptor jaringan lunak sendi facet yang memberikan arah perubahan


sikap dan otot tubuh. Sebagai fungsi perlindungan, melindungi organ dan
jaringan penting seperti kepala, sumsum tulang belakang, akar syaraf,
ganglion dan pembuluh darah (Wahyuni, 2012).
Skelet atau kerangka adalah rangkaian tulang yang mendukung dan
melindungi beberapa organ lunak, terutama dalam tengkorak dan panggul.
Kerangka juga berfungsi sebagai alat ungkit pada gerakan dan menyediakan
permukaan untuk kaitan otot-otot kerangka (Pearce, 2004).
Kerangka axial (kerangka sumbu) terdiri atas kepala dan badan,
termasuk tulang-tulang berikut: tengkorak, tulang belakang, tulang dada dan
iga-iganya, tulang hioid. Kerangka apendikular terdiri atas anggota gerak dan
gelang panggul. Ada anggota gerak atas dan anggota gerak bawah (Pearce,
2004).
Tulang-tulang kerangka diklasifikasikan sesuai dengan bentuk dan
formasinya. Tulang panjang atau tulang pipa terutama dijumpai pada anggota
gerak. Setiap tulang panjang terdiri atas bagian batang dan bagian ujung.
Tulang pipa bekerja sebagai alat ungkit dari tubuh dan memungkinnya
gerakan. Tulang pendek contohnya pada tulang-tulang carpalia ditangan dan
tarsalia di kaki. Tulang pipih terdiri atas dua lapisan jaringan tulang keras
dengan diengahnya lapisan tulang seperti spons. Ia dijumpai dimana
diperlukan perlindungan seperti pada tulang tengkorak (Pearce, 2004).
Tengkorak dibentuk oleh gabungan beberapa tulang. Masing-masing
tulang (kecuali mandibula) disatukan pada sutura. Sutura dibentuk oleh
selapis tipis jaringan fibrosa yang mengunci pinggiran. Sutura mengalami
osifikasi setelah umur 35 tahun. Pada atap tengkorak, permukaan dalam dan
luar dibentuk oleh tulang padat dengan lapisan spongiosa yang disebu diploe
terletak diantaranya (Gibson, 2002).
IV.

Metodologi

IV.1
IV.2
IV.3
a.

Alat : Torso dan praktikan


Bahan : Cara kerja
Struktur anatomi sistem gerak
Menampilkan torso di depan kelas
Menjelaskan macam-macam jenis tulang pada
manusia

Menggambar jenis-jenis tulang pada manusia


(tulang penyusun extremitas superior, tulang
penyusun extremitas inferior, tulang penyusun
kepala dan tulang penyusun sumbu tubuh)
b. Jenis-jenis gerak pada manusia
Menjelaskan macam-macam gerak manusia,
seperti adduksi, abduksi, fleksi, ekstensi, dll
Prakikan mempraktekkan beberapa jenis gerakan
tersebut.

Menggambar beberapa jenis gerakan pada


manusia

V.

VI.

Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami melakukan pengamatan mengenai sistem
gerak pada manusia. Tulang merupakan alat gerak pasif, karena tulang tidak
dapat melakukan pergerakannya sendiri. Tanpa adanya alat gerak aktif yang
menempel pada tulang, maka tulang-tulang pada manusia dan hewan akan
diam dan tidak dapat membentuk alat pergerakan yang sesungguhnya.
Rangka manusia adalah tulang yang terbuat dari lebih banyak kalsium, warna
tulang adalah warna putih. Adapun fungsi rangka itu sendiri yaitu memberi
bentuk pada tubuh manusia, contohnya pada tulang tengkorak yang memberi
bentuk pada wajah. Rangka tubuh manusia juga berfungsi sebagai penopang
tubuh, contohnya tulang kaki yang menopang seluruh tubuh. Melindungi
organ-organ dalam, contohnya tulang-tulang rusuk yang melindungi jantung
dan paru-paru. Rangka tubuh juga berfungsi sebagai alat gerak pasif. Tempat
melekatnya otot, misalnya pada tulang kering (tibia) menempel otot. Selain
itu tulang juga berfungsi menghasilkan sel darah merah yaitu khususnya pada
sumsum merah, dan ada juga sumsum kuning yang berfungsi untuk
menghasilkan cadangan makanan berupa lemak.
Rangka manusia terdiri atas beberapa macam atau jenis tulang.
Masing-masing dapat dikelompokkan baik itu berdasarkan bentuk, jaringan
penyusun, dan berdasarkan letaknya. Berdasarkan bentuknya, ada empat
macam kelompok tulang, yaitu tulang pendek contohnya pada ruas-ruas jari
tangan; kemudian ada tulang pipih contohnya tulang tempurung, tulang
belikat, tulang panggul dan juga sternum; kemudian ada juga tulang pipa
contohnya ulang femur, humerus, radius, ulna dll; dan yang terakhir yaitu
tulang tidak beraturan contohnya tulang pada ruas-ruas tulang belakang, dll.
Berdasarkan jaringan penyusunnya, tulang dapat dibedakan menjadi
tulang rawan dan tulang keras. Tulang rawan bersifat liat dan lentur karena
zat-zat antarsel tulang banyak mengandung zat perekat dan mengandung zat
kapur. Zat perekat tulang adalah sejenis protein yang disebut kolagen. Zat ini

sangat berperan dalam proses penyambungan tulang apabila terjadi tulang


retak atau patah. Sedangkan tulang keras bersifat kaku dan keras karena
sebagian besar tersusun dari zat kapur dan fosfor. Makin tua umur seseorang
makin tinggi kadar zat kapur dalam tulangnnya. Itulah penyebab tulang
menjadi makin keras, tidak lentur, dan mudah patah.
Berdasarkan letaknya, tulang penyusun kerangka tubuh manusia dapat
dikelompokkan menjadi bagian aksial yaitu tulang tengkorak dan tulang
badan, kemudian ada bagian apendikular yaitu tulang anggoa gerak atas dan
anggota gerak bawah. Pada tulang tengkorak digolongkan menjadi dua yaitu
tulang yang melindungi otak dan tulang yang membentuk wajah. Tulang yang
melindungi otak meliputi dahi (frontal), ubun-ubun (parietal), bagian
belakang (oksipital), tulang pelipis (temporal) dan tulang baji (sphenoid).
Sedangkan tulang yang membentuk wajah ada lakrimal, nasal, zigomaticum,
maxila, mandibula, palatum (tulang langit-langit mulut), tulang tapis/tulang
etmoid, dan ulang hioideum (Tulang pangkal lidah).
Tulang anggota badan dibentuk oleh ruas tulang belakang, tulang
dada, tulang rusuk, tulang gelang bahu, dan tulang panggul. Ruas tulang
belakang terdiri dari 7 ruas tulang servikalis (tulang leher), 12 ruas tulang
torakalis (tulang punggung), 5 ruas tulang lumbalis (tulang pinggang), 5 ruas
tulang sacrum (tulang kelangkang) dan 4 ruas tulang kogsigius (tulang ekor).
Sedangkan tulang dada terdiri dari manubrium sterni, corpus sterni dan
processus xipiodeus. Tulang rusuk terdiri dari 7 pasang tulang rusuk sejati, 3
pasang tulang rusuk palsu dan 2 pasang tulang rusuk melayang. Dinamakan
tulang rusuk palsu karena ulang rusuk ini tidak langsung menempel pada
tulang dada melainkan menempel pada tulang rusuk yang lain. Tulang gelang
bahu terdiri dari rongga glenoid, acromion, scapula, clavicula, fosa supra
scapula, fosa infra scapular dan taju scapullar. Scapula merupakan tulang
melengkung yang membentuk bagian anterior selangka gelang bahu. Fungsi
scapula adalah memberi kaitan beberapa otot, yaitu otot leher, bahu dan

lengan. Scapula adalah bagian yang membentuk bagian belakang tulang bahu
dan terletak di sebelah belakang torax dan lebih dekat ke permukaan/postei.
Tulang panggul terdiri dari sacrum, kogsige, ilium, ishium, pubis. Sacrum dan
kogsig merupakan bagian dari rangka aksial. Ilium berfungsi unuk menjaga
usus sedangkan ishium merupakan tulang duduk. Puis berfungsi untuk
melindungi kemaluan.
Berdasarkan sifat geraknya, persendian dapat dibedakan menjadi tiga,
yaitu sendi mati, sendi kaku, dan sendi gerak. Sendi Mati (Sinartrosis) dalah
hubungan antar tulang yang tidak dapat digerakkan, contohnya hubungan
pada tulang tengkorak. Sendi Kaku (Amfiartrosis) adalah hubungan antar
tulang yang dapat digerakkan, tetapi gerakannya terbatas, contohnya
hubungan pada tulang pergelangan tangan, pergelangan kaki, hubungan
tulang rusuk dan tulang dada, serta ruas-ruas tulang belakang. Sendi Gerak
(Diartrosis) adalah hubungan antar tulang yang memungkinkan gerakan
tulang secara bebas. Contoh sendi gerak yaitu: a) sendi engsel, sendi ini dapat
bergerak satu arah, seperti gerakan pada pintu, contohnya pada persendian
siku dan lutut atau hubungan antar ruas pada jari tangan dan kaki; b) sendi
pelana, sendi ini salah satu tulang dapat bergerak ke dua arah, contohnya
hubungan antara ruas jari dan telapak tangan; c) Sendi geser memungkinkan
pergeseran antar tulang, misalnya sendi yang terdapat diantara 8 ruas tulang
carpal; d) sendi putar, sendi ini, gerakan salah satu tulang dapat bergerak
terhadap tulang yang lain sebagai poros sendi, contohnya pada hubungan
antar tulang atlas pada leher dan tulang tengkorak serta antara tulang hasta
dan pengumpil; e) sendi peluru, sendi ini dapat bergerak ke segala arah karena
salah satu tulang berbentuk bonggol yang masuk ke dalam tulang lain,
contohnya hubungan antar tulang gelang bahu dan tulang lengan atas serta
antara gelang panggul dan tulang paha.
Otot bekerja bersama-sama untuk menghasilkan gerak. Ada dua
macam gerak yang terjadi yaitu antagonis dan sinergis. Pasangan otot yang

melakukan gerak berlawanan terhadap otot yang sedang melakukan kontraksi


disebut otot antagonis. Pasangan otot yang kerjanya saling menunjang disebut
otot sinergis. Berikut adalah contoh gerak antagonis:
1. Ekstensi x Fleksi
Ekstensi adalah gerakan memperbesar sudut, sedangkan fleksi adalah
gerakan memperkecil sudut.
2. Supinasi x Pronasi
Supinasi adalah gerak menengadahkan tangan. Pronasi adalah gerak
menelungkupkan tangan. Jadi Supinasi dan Pronasi saling berlawanan.
3. Abduksi x Adduksi
Abduksi adalah gerakan menjauhi badan. Contoh: gerak tangan sejajar
bahu disebut abduksi. Adduksi adalah gerakan mendekati badan. Contoh:
sikap sempurna, jadi Abduksi dan Adduksi saling berlawanan.
4. Depresi x Elevasi
Depresi adalah gerak menurunkan, sedangkan elevasi adalah gerak
mengangkat, misalnya gerakan menunduk.
5. Rotasi
Rotasi merupakan gerkan memutarkan anggota gerak, seperti memutarkan
tangan.

VII.

Penutup
VII.1 Kesimpulan
Sistem rangka dibagi menjadi dua yaitu rangka sumbu (rangka
aksial) dan rangka anggota (rangka appendikular). Rangka aksial
meliputi tengkorak (kranium), tulang belakang (kolumna vertebralis),
tulang rusuk (kosta), dan tulang dada (sternum). Rangka anggota meliputi
gelang bahu (gelang pektoral) dengan rangka anggota depan, dan gelang
pinggul (gelang pelvik) dengan rangka anggota belakang. Pada rangka

tengkorak terdiri atas tengkorak tersusun atas tulang kranial dan tulang
wajah. Tulang kranial tersebut meliputi tulang frontal, tulang parietal,
tulang oksipital, tulang sphenoid, dan tulang ethmoid, sedangkan pada
tulang wajah terdiri atas tulang mandibula, tulang maksilla, tulang nasal,
tulang zigomatikum, tulang palatin, dan tulang vomer. Pada rangka dada
terdiri atas tulang scapula, tulang klavikula, tulang sternum, dan tulangtulang kostal.
Ada dua macam gerak yang terjadi yaitu antagonis dan sinergis.
Pasangan otot yang melakukan gerak berlawanan terhadap otot yang
sedang melakukan kontraksi disebut otot antagonis. Pasangan otot yang
kerjanya saling menunjang disebut otot sinergis. Berikut adalah contoh
gerak antagonis: Ekstensi x Fleksi, Supinasi x Pronasi, Abduksi x
Adduksi, Depresi x Elevasi, dan ada juga gerak rotasi
VII.2 Saran
Sebaiknya pratikan lebih memperhatikan apa yang diterangkan oleh
asisten, sehingga bisa lebih memahaminya. Selain itu praktikan jangan
membuat gaduh agar apa yang diterangkan dapat terdengar.
DAFTAR PUSTAKA
Djuwita, I. 2012. Proliferasi dan Diferensiasi Sel Tulang Tikus dalam
Medium Kultur In Vitro yang Mengandung Ekstrak Batang Cissus
Quadrangula Salisb (Sipatah-Patah). Jurnal Kedokteran Hewan.
ISSN : 1978-225X Vol. 6 No. 2,
Gibson, J. 2002. Fisiologi & Anatomi Modern untuk Perawat Edisi ke 2.
Jakarta: EGC
Nabella, W. M. 2013. Analisis Citra Sinar-X Tulang Tangan
Menggunakan Metode Thresholding Otsu untuk Identifikasi
Osteoporosis. POSITRON. ISSN : 2301-4970, Vol. III, No. 1

Pearce, E. C. 2004. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta:


Penerbit PT Gramedia
Tim Dosen Pembina. 2016. Penuntun Praktikum Anatomi Fisiologi
Manusia. Jember: UNEJ Press
Wahyuni & Prabowo, E. 2012. Manfaat Kinesiotapping Untuk
Mengurangi Nyeri Punggung Bawah Pada Kehamilan Trimester
Ke-3. Jurnal Kesehatan. ISSN 1979-7621, Vol. 5, No 2

Anda mungkin juga menyukai