Anda di halaman 1dari 19

Hubungan Kepadatan Tulang dengan Osteoporosis

Elizabeth AnastasyaYoltuwu
102014175
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510
elizabethanatasya@gmail.com

Abstrak
Manusia memiliki kemampuan untuk bergerak dan melakukan aktivitas, seperti berjalan,
berlari, menari, dan lain-lain. Bagaimana manusia dapat melakukan gerakan tersebut? Kemauan
melakukan gerakan tubuh pada manusia didukung adanya sistem gerak, yang merupakan hasil
kerjasama yang serasi antar organ sistem gerak, seperti rangka (tulang), persendian dan otot.
Sistem gerak tubuh manusia itu sangatlah kompleks. Contohnya saja, untuk melakukan gerakan
fleksi lengan bawah (menekuk lengan bawah mendekati badan) di perlukan kerjasama antar
tulang radius dan ulna dengan otot-otot fleksor yang ada pada lengan bawah. Fungsi rangka
(tulang) adalah sebagai alat gerak pasif, yang hanya dapat bergerak bila dibantu oleh otot. Fungsi
persendian adalah menghubungkan antara tulang yang satu dengan tulang yang lainnya .
Sedangkan fungsi otot adalah sebagai alat gerak aktif, yang dapat menggerakkan organ lain
sehingga terjadi suatu gerakan.
Tulang dan otot manusia tersusun atas berbagai mineral, terklasifikasi menjadi berbagai
macam, dan mengalami pertumbuhan serta metabolisme setiap hari. Ketika salah satu bagian
terganggu, maka dampaknya akan sangat berpengaruh pada sistem gerak manusia.
Kata Kunci: Metabolisme Tulang, Pembentukan Tulang, Tulang, Tulang Rawan

Abstract
Humans have the ability to move and do activities, such as walking, running, dancing,
and others. How humans can perform these movements? Willingness on the human body
movement supported a system of motion, which is the result of harmonious cooperation between
the organs of motion systems, such as order (bones), joints and muscles. The human body motion
system is very complex. Instance, to perform the movement of the forearm flexion (bending the
forearm near bodies) in need of cooperation between the radius and ulna with the flexor muscles
of the forearm there. Function order (bone) is a passive means of motion, which can only move
when assisted by muscle. The function of the joints between the bones are connecting with each
other bones. While muscle function is as a means of active motion, which can drive the other
organs, causing a movement.
Human bones and muscles are composed of a variety of minerals, classified into various
kinds, and the growth and metabolism of every day. When one part is interrupted, then the
impact would be devastating to the human motion system.
Keywords: Bone Metabolism, Bone formation, Bone, Cartilage

Pendahuluan
Tubuh manusia secara umum tersusun oleh jaringan keras dan jaringan lunak.
Tulang dan gigi termasuk jaringan keras yang merupakan organ biologi dinamik yang
tersusun oleh sel aktif metabiologi yang terintegrasi ke dalam rangka yang kaku. Dalam
pertumbuhannya, tulang memerlukan banyak senyawa mineral. Senyawa mineral yang
diperlukan untuk pertumbuhan banyak dikonsumsi dari luar tubuh seperti makanan dan
susu. Senyawa mineral yang berada di dalam tulang pada umumnya berbentuk senyawa
kalsium. Kalsium pada tulang berikatan dengan gugus-gugus diantaranya fosfat,
hidroksida, dan karbonat. Senyawa kalsium dalam tulang banyak berikatan dengan fosfat
sehingga senyawanya dikenal dengan nama kalsium fosfat. Sel-sel penyusun tulang adalah
osteoblas, osteosit, dan osteoklas. Senyawa matriks tulang tersususn atas anorganik dan
organik. Anorganik berupa kalsium dan fosfor. Sedangkan organik berupa kolagen tipe I
sebanyak 90% dan 10% dari bahan amorf termasuk glikosaminoglikan.
2

Mikroskopis bangunan tulang tersusun atas sistem haversian, Lamela Interstitial,


dan Lamela Circumferential. Pembentukan tulang itu bisa dengan cara osifikasi
endokondral dan osifikasi intramembranosa. Osifikasi endokondral adalah proses
pembentukan tulang yang berasal dari tulang rawan hialin yang terkalsifikasi. Sedangkan
osifikasi intramembranosa adalah pembentukan tulang yang bersal dari jaringan ikat
mesenkim yang berdiferensiasi.

Isi
Definisi Tulang
Osteologi (ilmu tulang) merupakan ilmu yang mempelajari tentang tulang-tulang. Kata
ini berasal dari bahasa Latin Os atau dari bahasa Yunani Osteonyang berarti tulang. Tulangtulang menjadi tempat perlekatan dari otot-otot yang berkontraksi mengerakkan tulang-tulang
pada sendi-sendi. Secara histologis tulang merupakan sebuah jaringan ikat yang khusus, dalam
hal ini matriks tulang-tulang dimineralisasi oleh garam-garam organik terutama kalsium fosfat.1
Tubuh manusia tersusun oleh seperangkat tulang yang saling berhubungan membentuk
persendian, dan dinamakan skleton (rangka).Rangka manusia tersusum dari 206 tulang-tulang
yang saling bersendi, 64 buah di anggota badan atas (32 dimasing-masing anggota badan), 62
buah di anggota badan bawah, 28 buah ditengkorak (meliputi 6 buah tulang-tulang kecil liang
telinga dalam), 26 buah kolumna vertebralis, 24 buah iga-iga, 1 os sternum dan 1 hyoideum.
Keseluruhan gambar tulang pada tubuh manusia dapat dilihat pada gambar 1.1
Tulang adalah jaringan yang paling keras diantara jaringan ikat lainnya yang terdiri atas
hampir 50 % air dan bagian padat, selebihnya terdiri dari bahan mineral terutama kalsium kurang
lebih 67 % dan bahan seluler 33 %.2
Tulang adalah kerangka penyangga tubuh, pelindung organ tubuh dari benturan, dan
tempat terkaitnya otot sehingga memungkinkan otot melakukan pergerakan antara sambungan
tulang yang satu dengan yang lain. Dengan kata lain, tulang merupakan penunjang utama
aktivitas fisik.

Struktur tulang memberi perlindungan perlindungan kepada organ vital, seperti otak,
jantung dan paru.Kerangka tulang merupakan kerangka yang kuat yang dapat menyangga
struktur tubuh. Pembagian skeletal, yaitu:
1. Skeleton axiale, terdiri dari tulang-tulang tengkorak (cranium), columna
vertebralis, costae dan sternum.
Skeleton appendiculare, terdiri dari tulang-tulang extremitas superior, extremitas

2.

inferior dan pelvis.3

Gambar 1. Rangka Manusia


(Sumber: Setiawan B, Wibowo A. Makalah Anatomi Fisiologi Manusia Sistem Lokomotorius)

Fungsi Tulang

1. Membentuk rangka tubuh.


Tulang-tulang membentuk rangka tubuh yang menentukan bentuk dan ukuran
tubuh.Tulang-tulang menyokong struktur-struktur tubuh yang lain.
2. Fungsi mekanik yaitu untuk gerakan dan melekatnya otot.
3. Perlekatan otot-otot.
Tulang-tulang menyediakan permukaannya untuk tempat lekat otot-otot, tendo, dan
ligamentum.
4. Proteksi/melindungi organ-organ vital.

Tulang-tulang membentuk rongga-rongga yang mengandung dan melindungi strukturstruktur yang halus seperti otak, medulla spinalis jantung, paru-paru dan bagian-bagian
dalam tubuh.
5. Tulang merupakan tempat pembentukan sel-sel darah.
6. Fungsi-fungsi imunologis.
Lomfosit B dan makrofag-makrofag dibentuk dalam sistem retikuloendothelial sumsum
tulang. Limfosit B dirubah menjadi sel-sel plasma membentuk antibodi-antibodi guna
keperluan kekebalan kimiawi, sedangkan makrofag-makrofag merupakan phagositik.
7. Sebagai cadangan penyimpanan kalsium dan fosfat.
Tulang-tulang mengandung 97% kalsium yang terdapat ditubuh baik dalam bentuk
anorganik maupun garam-garam terutama kalsium fosfat. Selain itu sejumlah besar fosfor
juga disimpan. Kalsium dilepaskan ke darah bila dibutuhkan.4

Struktur Tulang

Pada umumnya penyusun tulang diseluruh tubuh kita semuanya berasal dari material
yang sama. Dari luar ke dalam kita akan dapat menemukan lapisan-lapisan berikut ini:
1. Periosteum
Pada lapisan pertama kita akan bertemu dengan yang namanya periosteum. Periosteum
merupakan selaput luar tulang yang tipis.Periosteum mengandung osteoblas (sel
pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat dan pembuluh darah. Periosteum merupakan
tempat melekatnya otot-otot rangka (skelet) ke tulang dan berperan dalam memberikan
nutrisi,

pertumbuhan dan reparasi tulang rusak. Membran periosteum berasal dari

perikondrium tulang rawan yang merupakan pusat osifikasi. Pada tulang yang sedang
tumbuh terdiri atas 1 batang (diafisis) dan 2 ujung (epifisis).Dapat dilihat pada gambar 2.

10

Gambar 2 Susunan Makroskopis Dan Histologi Tulang


(Sumber:Kuntarti. Anatomi Sistem Musculoskeletal & Sistem Integumen)

2. Tulang Kompakta (Compact Bone).


Pada lapisan kedua ini kita akan bertemu dengan tulang kompak. Tulang initeksturnya
halus dan sangat kuat.Tulang kompak memiliki sedikit ronggadan lebih banyak
mengandung kapur (Calsium Phosfat dan CalsiumCarbonat) sehingga tulang menjadi
padat dan kuat.Kandungan tulangmanusia dewasa lebih banyak mengandung kapur
dibandingkan dengananak-anak maupun bayi.Bayi dan anak- anak memiliki tulang yang
lebih banyak mengandung serat-serat sehingga lebih lentur.Tulang kompak paling banyak
ditemukan pada tulang kaki dan tulang tangan.
3. Tulang Spongiosa (Spongy Bone).
Pada lapisan ketiga ada yang disebut dengan tulang spongiosa. TulangSpongiosa atau
tulang kanselosa (L. cancello = membuat kisi-kisi). Tulang ini terdiri atas batang yang
halus

atau

selubung

yang

halus

(L. singkatan dari trabs = sebuah balok) yang bercabang dansaling

yaitu

trabekula

memotong

ke

berbagai arah untuk membentuk jala-jala seperti spons dari spikula tulang, yang ronggarongganya diisi oleh sumsum tulang. Pars spongiosa merupakan jaringan tulang yang
berongga seperti spon (busa).Rongga tersebut diisi oleh sumsum merah yang dapat
memproduksi sel-sel darah.Tulang spongiosa terdiri dari kisi-kisi tipis tulang yang
disebut trabekula.

4. Sumsum Tulang (Bone Marrow).


Lapisan terakhir yang kita temukan dan yang paling dalam adalah sumsum tulang.
Sumsum tulang wujudnya seperti jelly yang kental. Sumsum tulang ini dilindungi oleh
6

tulang spongiosa seperti yang telah dijelaskan dibagian tulang spongiosa. Sumsum tulang
berperan penting dalam tubuh kita karena berfungsi memproduksi sel- sel darah. 1,2

Susunan Makroskopis Dan Histologi Tulang


(Sumber: Setiawan B, Wibowo A. Anatomi Fisiologi Manusia Sistem Lokomotorius)

Komponen Tulang
1. Matriks Tulang
Matriks ekstraseluler tulang terutama terdiri dari garam-garam anorganik tetapi juga
mengandung matriks organik.
- Komponen Organik Matriks.
Komponen organik matriks berupa amorf. Matriks berupa amorf hanya 5-10 % dari
seluruh komponen organik,

pada pemeriksaan histokimia secara tidak langsung

terlihat bahwa matriks organik amorf tulang mengandung beberapa glikoprotein yang
tidak khas dan beberapa glikosaminoglikans, seperti; keratin sulfat, kondroitin sulfat,
dan asam hialuronat. Matriks organik berupa serat, di antaranya:
- Serat kolagen.
Senyawa organik utama penyusun tulang adalah proteindan protein utama
penyusun tulang adalah kolagen tipe I yang merupakan 90-95% bahan
organik utama, sedangkan sisanya adalah medium homogen yang disebut
-

substansi dasar.
Osteonektin.
Protein non-kolagen yang berfungsi menghubungkan kolagen dengan

mineral tulang.
Osteokalsin (bone GLA-protein).
Protein non-kolagen yg mengikat kalsium tulang sebesar 1%.
7

Substansi dasar juga mengandung protein non kolagen dan beberapa protein tersebut
antara lain; osteopontin (bone sialoprotein I ), bone sialoprotein II, growth factor (IGF-I dan II)
transforming growth factor (TGF ), bone morphogenetic protein (BMP ).
-

Komponen Anorganik
Matriks anorganik ini jumlahnya kurang lebih 50% dari seluruh berat kering
matriks tulang.Substansi dasar terdiri atas cairan ekstraseluler ditambah dengan
proteoglikan khususnya kondoitin sulfat dan asam hialuronat. Fungsi utama dari
bahan tersebut belum diketahui, akan tetapi diduga membantu pengendapan
garam kalsium. Sedang bahan anorganik utama adalah garam kristal yang
diendapkan didalam matriks tulang terutama terdiri dari kalsium dan fosfat yang
dikenal sebagai kristal hidroksiapatit.

2. Sel-sel Tulang
Sel-sel tulang merupakan sel-sel jaringan ikat khusus yang diturunkan dari sel-sel
mesenkim, yang terdapat banyak dengan adanya peningkatan suplai darah dan
membentuk sel-sel osteogenik atau osteoprogenitor.Sel-sel ini di transformasikan
menjadi osteoblas dan osteosit.
Sel-sel tulang yang sedang bertumbuh ada 4 jenis yaitu, sel osteoprogenitor, sel
osteoblas, sel osteosit, dan sel osteoklas.Keempat sel ini semuanya berasal dari
mesenkim embrional yang belum berdeferensiasi, disamping itu ke empat sel ini
dapat saling bertukar misalnya sel osteoprogenitor dapat menjadi osteoblas dan
selanjutnya jadi osteosit.
-

Sel Osteoprogenitor

Sel osteoprogenitor berasal dari mesenkim yang merupakan jaringan penghubung


yang masih bersifat embrional, oleh karena itu osteoprogenitor masih memiliki
kemampuan untuk mitosis, dengan demikian sel ini berfungsi sebagai sumber sel
baru dari osteoblas dan osteoklas. Control genetic proliferasi dan diferensiasi
osteoblas dari sel mesenkim.Sel osteoprogenitor merupakan sel mesenkim
primitif yang menghasilkan osteoblas selama pertumbuhan tulang dan osteosit
pada permukaan dalam jaringan tulang. Tulang membentuk formasi e dalam
penyimpanan dan homeostasis kalsium.Kebanyakan tulang memiliki lapisan luar
tulang kompak yang kaku dan padat.
8

Tulang dan kartilago merupakan jaringan penyokong sebagai bagian dari jaringan
pengikat tetapi keduanya memiliki perbedaan pokok antara lain:
- Tulang memiliki system kanalikuler yang menembus seluruh substansi
-

tulang.
Tulang memiliki jaringan pembuluh darah untuk nutrisi sel-sel tulang.
Tulang hanya dapat tumbuh secara aposisi.
Substansi interseluler tulang selalu mengalami pengapuran endoskeleton
yang kaku dan kuat dimana otot-otot skeletal menempel.

Sel Osteoblas
Osteoblas merupakan sel-sel tulang muda.Osteoblas Dari Bahasa Yunani yang
merujuk kepada "tulang" dan "janin" atau embrio. Sel ini bertanggung jawab atas
pembentukan matriks tulang, oleh karena itu banyak ditemukan pada tulang yang
sedang tumbuh.Osteoblas berasal dari pluripotent mesenchymal stem cells (sel
mesenkim), dan sel ini dapat juga berkembang menjadi kondrosit, adiposit,
myoblas, dan fibroblas.Selnya berbentuk kuboid atau silindris pendek, dengan inti
terdapat pada bagian puncak sel dengan kompleks Golgi di bagian
basal.Sitoplasma tampak basofil karena banyak mengandung ribonukleoprotein
yang menandakan aktif mensintesis protein.Osteoblas mensintesis kolagen dan
glycosaminoglycans (GAGs) dari matriks tulang dan berperanan dalam proses
mineralisasi tulang.Osteoblas yang matang akan mengekspresikan beberapa
senyawa kimiayang bisa digunakan identifikasi aktivitas osteoblas dalam serum
yang biasa diberi istilah biochemical bone marker yaitu: kolagen tipe I, alkalin
fosfatase, osteopontin dan osteokalsin.Pada pengamatan dengan M.E tampak jelas
bahwa sel-sel tersebut memang aktif mensintesis protein, karena banyak terlihat
RE dalam sitoplasmanya.Selain itu terlihat pula adanya lisosom.Osteoblast yang
mensintesis dan menjadi perantara mineralisasi osteoid. Osteoblast ditemukan
dalam satu lapisan pada permukaan jaringan tulang sebagai sel berbentuk kuboid
atau silindris pendek yang saling berhubungan melalui tonjolan-tonjolan pendek.

Sel Osteosit
Osteosit merupakan sel-sel tulang matang pembentuk tulang.Osteosit merupakan
komponen sel utama dalam jaringan tulang.Osteosit adalah osteoblas yang
terbenam dalam matriks tulang yang berhubungan dengan sel osteosit lain dan
9

juga osteoblas pada permukaan tulang melalui kanalikuli yang mengandung


cairan ekstraseluler. Hubungan antara sitoplasma dengan kanalikuli melalui gap
junction yang memungkinkan osteosit dapat memberikan tanggapan oleh adanya
signal mekanik dan biokimiawi.Osteosit diyakini memainkan peran dalam hal
merespon stimulasi mekanik, sensor adanya strain dan inisiasi respon terhadap
modeling dan remodeling melalui beberapa mesengger kimia yang meliputi
glukosa 6 fosfat dehidrogenase, nitric oxide (NO), dan IGF. Hasil penelitian
akhir-akhir ini diketahui bahwa osteosit juga memelihara homeostasis mineral
tulang.Pada sediaan gosok terlihat bahwa bentuk osteosit yang gepeng
mempunyai tonjolan-tonjolan yang bercabang-cabang.Bentuk ini dapat diduga
dari bentuk lacuna yang ditempati oleh osteosit bersama tonjolan- tonjolannya
dalam canaliculi.Dari pengamatan dengan M.E dapat diungkapkan bahwa
kompleks Golgi tidak jelas, walaupun masih terlihat adanya aktivitas sintesis
protein dalam sitoplasmanya.Ujung-ujung tonjolan dari osteosit yang berdekatan
saling berhubungan melalui gap junction. Hal-hal ini menunjukkan bahwa
kemungkinan adanya pertukaran ion- ion di antara osteosit yang berdekatan.
Osteosit yang terlepas dari lacunanya akan mempunyai kemampuan menjadi sel
osteoprogenitor yang pada gilirannya tentu saja dapat berubah menjadi osteosit
lagi atau osteoklas.Osteosit merupakan komponen sel utama dalam jaringan
tulang. Mempunyai peranan penting dalam pembentukan matriks tulang dengan
cara membantu pemberian nutrisi pada tulang.
-

Sel Osteoklas
Osteoklas merupakan turunan dari sel-sel mesenkim yang lain.Osteoklas
merupakan sel multinukleat raksasa dengan ukuran berkisarantara 20 m-100m
dengan inti sampai mencapai 50 buah.Osteoklas bentuknya besar, bersifat
multinukleat berasal dari hematopoietic stem cell (sel hematopoietik) yang
merupakan prekusor monosit/makrofag.Sel ini ditemukan untuk pertama kali oleh
Kllicker dalam tahun 1873 yang telah menduga bahwa terdapat hubungan sel
osteoklas (O) dengan resorpsi tulang.Hal tersebut misalnya dihubungkan dengan
keberadaan sel-sel osteoklas dalam suatu lekukan jaringan tulang yang dinamakan
Lacuna Howship (H). Keberadaan osteoklas ini secara khas terlihat dengan
10

adanya microvilli halus yang membentuk batas yang berkerut-kerut (ruffled


border). Gambaran ini dapat dilihat dengan miroskop electron.Ruffled border ini
dapat mensekresikan beberapa asam organik yang dapat melarutkan komponen
mineral pada enzim proteolitik lisosom untuk kemudian bertugas menghancurkan
matriks organik.Osteoklas juga berpartisipasi pada pemeliharaan homeostasis
darah

jangka panjang. Osteoklas merupakan sel fagosit yang mempunyai

kemampuan mengikis tulang dan merupakan bagian yang penting.Sel ini kaya
dengan enzim lisosom yang meliputi tartrate-resistant acid phosphatase (TRAP).
Osteoklas berperan pada proses resorpsi tulang dan selama proses resorpsi, ion
hidrogen yang dibentuk dari carbonic anhydrase (karbonik anhidrase) memasuki
plasma membran untuk melarutkan matriks tulang, lebih lanjut enzim lisosom
yaitu kolagenase dan katepsin K dikeluarkan untuk kemudian mencerna matriks
tulang.Mampu memperbaiki tulang bersama osteoblast. Osteoklas ini berasal dari
deretan sel monosit makrofag.4-6

Jenis Tulang
Tulang manusia tersusun dari tulang rawan/kartilago dan tulang sejati/osteon yangsering
disebut tulang.Secara fisik kedua tulang ini berbeda.Sifat tulang rawan lentur dan berwarna lebih
terang.Sebaliknya, tulang sejati mempunyai sifat yang keras dan berwarna lebih gelap.Tulang
rawan maupun tulang merupakan jaringan ikat khusus.Jaringan ikat ini mengandung sel-sel yang
berasal dari mesoderm atau mesenkim (jaringan ikat embrional) dan dikelilingi oleh suatu
matriks yang disekresi oleh jaringan ikat itu sendiri.Seluruh sel-sel jaringan ikat berbentuk oval
dan banyak dari sel tersebut memiliki tonjolan-tonjolan kecil.Matriks memiliki dua komponen
dasar, yaitu substansi dasar yang tak terbentuk dan serat-serat.
Tulang Rawan (Kartilago)
Tulang rawan terbuat dari bahan yang padat, bening dan putih kebiru-biruan yang bersifat
lentur (elastis).Sangat kuat tapi kurang dibandingkan dengan tulang.Dijumpai di antara terutama
pada sendi dan di antara dua tulang.Mula-mula embrio adalah tulang rawan.Kemudian hanya
pusat-pusat yang masih tumbuh saja yang dipertahankan sebagai tulang rawan.Dan saat umur
11

dewasa tercapai, maka tulang rawan hanya sebagai penutup ujung-ujung tulang.Misalnya pada
telinga, ujung hidung dan ruas antar tulang belakang.Tulang rawan tidak mengandung pembuluh
darah tetapi diselubungi membran, yaitu perikondrium, tempat tulang rawan mendapatkan
darah.Tulang rawan disusun oleh sel-sel tulang rawan yang disebut kondrosit.Kondrosit yang
matang dibentuk oleh sel-sel tulang rawan muda yang disebut kondroblas.
Kondrosit merupakan sel-sel bulat besar dengan sebuah nukleus bening dan dua buah
atau lebih nukleoulus.Letak kondrosit pada ruang-ruang tulang rawan yang disebut
lakuna.Dinding lakuna yang menebal membentuk kapsula rawan.Kumpulan sel-sel tulang rawan
dalam lakuna sarang sel atau sel isogenik.Ada tiga jenis tulang rawan yang memperlihatkan ciricirinya yang khas, yaitu ulet, lentur dan kokoh, yaitu:
-

Tulang Rawan Hialin


Terdiri atas serabut kolagen. Berwarna putih kebiru-biruan dan pada keadaan segar
terlihat bening. Tulang rawan hialin terdapat pada semua rangka janin yang belum
menjadi tulang, tulang rawan iga, tulang rawan sendi dari persendian-persendian dan

tulang-tulang rawan pada saluran pernapasan.


Tulang Rawan Elastin
Tulang ini disebut juga tulang rawan elastin kuning sebab mengandung sejumlah serat
elastin yang berwarna kuning.Bersifat fleksibel dan elastis.Tulang rawan elastin terdapat

pada telinga luar dan epiglotis (katup tulang rawan yang menutup celah menuju trakea).
Tulang Rawan Serat (Fibrosa)/Fibrokartilago
Terbentuk oleh berkas-berkas serabut dengan sel tulang rawan tersusun di antara berkas
serabut itu dan dijumpai di tempat yang memiliki kekuatan besar.Berwarna buram
keputihan dan bersifat keras.Tulang rawan ini dikelilingi oleh sebuah kapsul dari matriks
tulang rawan.Tulang rawan fibrosa dapat ditemukan pada ruas tulang belakang.
Tulang (Osteon)
Tersusun atas sel-sel yang sangat kompak pada permukaannya.Sel-sel tulang banyak

mengandung matriks yang terdiri dari senyawa kalsium dan fosfat yang mengakibatkan tulang
menjadi keras.Sel-seltulang banyak yang mengandung matriks yang terdiri dari senyawa kalsium
dan fosfat.Kedua zat ini menyebabkan tulang menjadi keras.Pada tulang keras, sel-sel tulang
yang matang, pembentuk tulang disebut osteosit (sel tulang).Osteosit dibentuk dari osteoblas,
yaitu sel-sel tulang yang muda.Selain itu, ada osteoklas yang merupakan sel-sel besar berinti
12

banyak, berfungsi untuk memindahkan matriks dari tulang lama dan menyisakan ruang untuk
pembentukkan tulang baru.Antara lakuna satu dengan lakuna lainnya dihubungkan oleh
kanalikuli.Di dalam kanalikuli terdapat sitoplasma dan pembuluh darah yang bertugas memenuhi
kebutuhan nutrisi osteosit.Matriks penyusun tulang memiliki berat sekitar 65% berat seluruh
tulang. Jenis matriks penyusun tulang antara lain, semen, kolagen dan mineral. Semen tersusun
oleh senyawa karbohidrat. Kolagen bentuknya serabut, yang diikat oleh sel tulang akan
memberikan ciri khusus pada tulang yang keras. Mineral yang umum yaitu, kalsium fosfat dan
kalsium karbonat.5

Bentuk-bentuk Tulang
1. Os Longum (Tulang Panjang)
Bentuknya silindris dan berukuran panjang seperti batang (diafisis) tersusun atas
tulang kompakta, dengan kedua ujung yang berbentuk bulat (epifisis) yang
tersusun atas tulang kanselus/spongiosa. Lapisan tulang diafisis berupa tulang
kompakta yang mengelilingi sebuah rongga tengah yang disebut kanal medula
yang mengandung sumsum tulangkuning. Sumsum tulang kuning terdiri dari
lemak dan pembuluh darah, tetapi eritrositnya tidak begitu banyak.Tulang epifisis
terdiri dari tulang spongiosa yang mengandung sumsum tulang merah, isinya
sama seperti sumsum tulang kuning dan dibungkus oleh selapis tipis tulang
kompakta. Bagian luar tulang panjang dilapisi jaringan fibrosa yang kuat yang
disebut periosteum.Lapisan ini kaya dengan pembuluh darah yang menembus
tulang.Periosteum memberi nutrisi tulang di bawah melalui pembuluh-pembuluh
darah.Jika periosteum robek, tulang di bawahnya akan mati.Peran periosteum
untuk pertambahan ketebalan tulang melalui kerja osteoblas.Periosteum berfungsi
protektif dan merupakan tempat perlekatan tendon.Periosteum tidak ditemukan
pada permukaan sendi.Disini, periosteum dapat digantikan dengan tulang rawan
13

hialin (tulang rawan sendi).Contoh tulang panjang ialah os humerus dan os


femoris.
2. Os Brevis (Tulang Pendek)
Bentuknya hampir sama dengan tulang panjang, hanya saja bagian distal lebih
kecil dari bagian proksimal, serta berukuran pendek dan kecil. Contohnya ossa
phalanges dan ossa carpalia.
3. Os Planum (Tulang Pipih)
Bentuknya gepeng, berisi sel-sel pembentuk darah dan melindungi organ vital dan
lunak di bawahnya.Tulang pipih terdiri dari dua lapisan tulang kompakta dan di
bagian tengahnya terdapat lapisan spongiosa.Tulang ini juga dilapisi oleh
periosteum yang dilewati dua kelompok darah yang menembus tulang kompakta
dan tulang spongiosa.Contoh tulang ini ialah os cranium, os sternum, os scapula,
os coxae.
4. Os Irregularis (Tulang Tidak Beraturan)
Tulang ini memiliki bentuk yang khas sesuai fungsinya.Tulang tidak beraturan
terdiri dari tulang spongiosa yang dibungkus oleh selapis tulang kompakta dan
diselubungi oleh periosteum, kecuali pada permukaan sendinya seperti tulang
pipih.Periosteum ini memberi dua kelompok pembuluh darah untuk menyuplai
tulang kompakta dan spongiosa.Contoh dari tulang tidak beraturan ialah vertebra
dan telinga tengah.
5. Os Sesamoidea (Tulang Sesamoid)
Tulang sesamoid merupakan tulang kecil yang terletak di sekitar tulang yang
berdekatan dengan persendian, berkembang bersama tendon dan jaringan
fasia.Misalnya os patella.3

Pertumbuhan Tulang (Modeling dan Remodeling Tulang)


Pertumbuhan tulang adalah terminologi yang digunakan untuk menggambarkan
perubahan struktur tulang, yakni pada saat pembentukan skeleton, pertumbuhan dan
pematangan.Pertumbuhan tulang (modeling) mengarah ke proses pengubahan ukuran dan
bentuk tulang. Pertumbuhan tersebut terjadi hingga akhir pubertas, akan tetapi peningkatan
kepadatan masih terjadi hingga dekade ke empat, sedang remodeling adalah proses regenerasi
yang terjadi secara terus menerus dengan mengganti tulang yang lama (old bone) dengan tulang
yang baru (newbone). Tempat dimana terjadi peristiwa remodeling diberi istilah basic
14

multicelluler units (BMUs) atau bone remodeling unit. Remodeling berlangsung antara 2-8
minggu dimana waktu terjadinya pembentukan tulang berlangsung lebih lama dibanding dengan
terjadinya resorpsi tulang. Proses remodeling berlangsung sejak pertumbuhan tulang sampai
akhir kehidupan.5
Pada proses remodeling, tulang secara kontinyu mengalami penyerapan dan
pembentukan. Hal ini berarti bahwa pembentukan tulang tidak terbatas pada fase pertumbuhan
saja, akan tetapi pada kenyataanya berlangsung seumur hidup. Sel yang bertanggung jawab
untuk pembentukan tulang disebut

osteoblas, sedangkan osteoklas bertanggung jawab untuk

penyerapan tulang.Pembentukan tulang terutama terjadi pada masa pertumbuhan. Pembentukan


dan penyerapan tulang berada dalam keseimbangan pada individu berusia sekitar 30 40 tahun.
Tulang merupakan jaringan dinamik yang secara konstan melakukan remodeling akibat
respon mekanik dan perubahan hormonal.Remodeling tulang terjadi dalam suatu unit yang
dikenal dengan bone remodeling unit, yang merupakan keseimbangan dinamik antara
penyerapan tulang oleh osteoklas dan pembentukan tulang oleh osteoblas. Remodeling ini
dimulai dari perubahan permukaan tulang yang pasif (quiescent) menjadi perubahan permukaan
tulang yang mengalami resorpsi. Disini sebetulnya sel osteosit memegang peranan penting dalam
menginisiasi remodeling tulang dengan mengirimkan sinyal lokal kepada sel osteoblas maupun
sel osteoklas di permukaan tulang melalui sistem kanalikuler.Osteosit adalah sel osteoblas yang
terkubur dalam lakuna dan termineralisasi dalam matriks tulang dengan morfologi stellate,
dengan tonjolan dendritic yang merupakan penonjolan plasma membran dan berfungsi sebagai
sistem saraf.Sel osteosit jumlahnya 10 kali dari jumlah sel osteoblas. Osteosit melalui penonjolan
plasma membran (panjang 5 30 m) dalam kanalikuli dapat berkomunikasi dengan osteoblas.6
Pada usia 0 30/35 tahun, disebut modeling tulang karena pada masa ini tercipta atau
terbentuk model tulang seseorang. Sehingga lain orang, lain pula bentuk tulangnya. Pada usia
3035 tahun, pertumbuhan tulang sudah selesai, disebut remodeling dimana modeling sudah
selesai tinggal proses pergantian tulang yang sudah tua diganti dengan tulang yang baru yang
masih muda.
Secara alami setelah pembentukan tulang selesai, maka akan terjadi penurunan massa
tulang. Massa tulang dipertahankan untuk mencegah penurunan massa tulang, dimana penurunan
15

massa tulang ini akan mengakibatkan

berkurangnya kepadatan tulang, dan tulang akan

mengalami osteoporosis.
Osifikasi
Menurut Piliang, proses pertumbuhan tulang atau pembentukan tulang, ada dua proses
yaitu osifikasi endokhondral (endochondral ossification) dan osifikasi intra membran (intra
membranous ossification).
1. Osifikasi Endokhondral (Endochondral Ossification)
Osifikasi endokhondral terjadi setelah terbentuknya piringan epifise yang masih dalam
keadaan tulang rawan (cartilaginous epiphyseal plates). Pembentukan tulang macam
pertama ini ditandai dengan pertumbuhan tulang rawan dan proses multiplikasi dan
degenerasi di dalam piringan epipfisenya. Proses ini diringi pula dengan pembentukan
pembuluh-pembuluh darah dan pembentukan jaringan trabekula trabekula. Dengan kata
lain osifikasi endokhonral adalah suatu proses integrasi seluler.
2. Osifikasi Intra Membran (IntraMembranous Ossification)
Osifikasi intra membranmerupakan suatu proses pembentukan tulang

baru diatas

permukaan atau korteks yang telah terbentuk terlebih dahulu.


Tujuan remodeling tulang belum diketahui secara pasti, tetapi aktivitas tersebut dapat
berfungsi antara lain untuk:
- Mempertahankan kadar ion kalsium dan fosfat ekstraseluler.
- Memperbaiki kekuatan skeleton sebagai respon terhadap beban mekanik.
- Memperbaiki kerusakan (repair fatique demage) tulang dan,
- Mencegah penuaan sel tulang.
Modeling dan remodelingakan mencapai dua hal dalam kehidupan seseorang yaitu:
pemanjangan tulang (longitudinal bone growth) dan kepadatan tulang (bone massa). Proses
remodeling meliputi dua aktivitas yaitu: proses pembongkaran tulang (bone resorption) yang
16

diikuti oleh proses pembentukan tulang baru (bone formation), proses yang pertama dikenal
sebagai aktivitas osteoklas sedang yang kedua dikenal sebagai aktivitas osteoblas. Proses
remodeling melibatkan dua sel utama yaitu osteoblas dan osteoklas, dan kedua sel tersebut
berasal dari sumsum tulang (bone marrow). Osteoblas berasal dari pluripotent mesenchymalstem
cell yaitu: fibroblast coloni forming unit (CFU-F), sedang osteoklas berasal dari hematopoietic
stem cell yaitu granulocyt-macrophage colony-forming units (CFU-GM).5,6

Faktor-Faktor Metabolisme Tulang


1

2
3
4

5
6
7

Vitamin D:
a Menigkatkan absorbi Ca usus.
b Membantu mineralisasi normal tulang.
c Mempercepat reabsorpsi Ca dari tulang.
Vitamin A
Berperan pada pertumbuhan tulang.
Vitamin C
Berfungsi untuk pertumbuhan normal tulang (diperlukan pada sintesis kolagen).
Estrogen
Menghambat produksi asam laktat pada glikolisis dalam tulang dan untuk mineralisasi
tulang.
Hormon paratiroid
Meningkatkan resorbsi tulang.
Kalsitonin
Mempercepat pemasukan kalsium dan fosfat dari darah ke tulang.
Glukokortikoid
Mengurangi matriks tulang.6

Penyebab Osteoporosis
Osteoporosis bukan hanya diderita oleh wanita karena kekurangan hormon estrogen,
namun juga dapat diderita oleh pria.Rata-rata mulai muncul 10 tahun lebih cepat daripada
wanita. Sekalipun tidak mengalami menopause, tapi setelah usia 65 tahun, proses penipisan
tulang sama cepatnya dengan dibandingkan dengan wanita.
Selain karena bertambahnya usia, penyebab osteoporosis pada pria umumnya adalah
hipogonadism, dimana testosterone dalam tubuh berkurang. Karena fungsi testosterone sama
17

halnya dengan estrogen yaitu untuk menguatkan tulang dan mencegah pengroposan tulang.
Hipogonadism bisa idiopatik yang tanpa diketahui penyebabnya atau karena pemberian obatobatan.Misalnya pada penderita kanker prostat yang diberi obat anti-androgen menunjukkan
kenaikan osteoporosis dan patah tulang.
Beberapa faktor yang menyebabkan pria mudah terkena osteoporosis dibandingkan
dengan wanita, yaitu:
-

Kebiasaan minum alkohol


Kebiasaan merokok
Kurang mengonsumsi vitamin D dan kalsium
Kurang olahraga
Hipogonadism atau testosterone kurang
Hiperparatiroid
Kanker prostat
Pemakaian kortikosteroid, misalnya untuk penyakit asma.7

Kesimpulan
Laki-laki itu mengalami osteoporosis karena bertambahnya usia. Karena memasuki usia
30-35 tahun pembentukan tulang selesai, maka akan terjadi penurunan massa tulang.
yang mengakibatkan

berkurangnya kepadatan tulang, dan tulang akan mengalami

osteoporosis.

18

Daftar Pustaka
1. Noerhadi M. Optimalisasi dan arah pengembangan laboratorium anatomi, fisiologi dan
histologi fakultas ilmu keolahragaan universitas negeri yogyakarta. Yogyakarta; 2008
2. Setiawan B, Wibowo A. Anatomi fisiologi manusia sistem lokomotorius. Bandung; 2013
3. Suratun, Hayati, Manurung S. Klien gangguan system muskuloskeletal: seri asuhan
keperawatan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008.h.34. Kuntarti. Anatomi sistem muskuloskeletal & sistem integumen. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2007
5. Pearce E.C. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Gramedia; 2007.h.1-44
6. Buranda T, Djayalangkara H, Lisal J.I, dkk. Anatomi umum & colli facialis. Makassar;
FK Unhas; 2010.h.9
7. Tandra H. Segala sesuatu yang harus anda ketahui tentang osteoporosis, mengenal,
mengatasi dan mencegah tulang keropos. Jakarta: Gramedia; 2009.h.55

19

Anda mungkin juga menyukai