Anda di halaman 1dari 13

Bengkak Pada Palmar Dextra

Nodya Melinda Noori 102012297 / A8 Mahasiswa Fakultas Kedokteran UKRIDA Fakultas Kedokteran UKRIDA Jakarta 2013 Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 nodya.noori@civitas.ukrida.ac.id

I.

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Salah satu ciri dari makhluk hidup adalah bergerak. Secara umum gerak dapat diartikan berpindah tempat atau perubahan posisi sebagian atau seluruh bagian dari tubuh makhluk hidup. Makhluk hidup akan bergerak bila impuls atau rangsangan dapat mengenai sebagian atau seluruh bagian tubuhnya. Pada hewan dan manusia dapat mewakili pengertian gerak secara umum dan dapat dilihat dengan kasat mata/secara nyata.Gerak pada manusia dan hewan menggunakan alat gerak yang tersusun dalam sistem gerak. Sedangkan untuk tumbuhan, gerak yang dilakukan tidak akan terlihat oleh kasat mata karena terjadi di dalam suatu organ atau sel tumbuhan. Alat-alat gerak yang digunakan pada manusia dan hewan ada 2 macam yaitu alat gerak pasif berupa tulang dan alat gerak aktif berupa otot. Kedua alat gerak ini akan bekerja sama dalam melakukan pergerakan sehingga membentuk suatu sistem yang disebut sistem gerak.Tulang disebut alat gerak pasif karena tulang tidak dapat melakukan pergerakkannya sendiri. Tanpa adanya alat gerak aktif yang menempelpada tulang, maka tulang-tulang pada manusia dan hewan akan diam dan tidak dapat membentuk alat pergerakan yang sesungguhnya. Walaupun merupakan alat gerak pasif tetapi tulang mempunyai perananyang besar dalam sistem gerak manusia dan hewan.Otot disebut alat gerak aktif karena otot memiliki senyawa kimia yaituprotein aktin dan myosin yang bergabung menjadi satu membentuk aktomiosin.

Dengan aktomiosin inilah otot dapat bergerak. Sehinggapada saat otot menempel pada tulang dan bergerak secara otomatistulang juga akan bergerak.Dengan memiliki aktomiosin ini maka otot mempunyai sifat yang lentur/fleksibel dan mempunyai kemampuan untuk

memendekkanserabut ototnya (pada saat kontraksi) dan memanjangkan serabut ototnya (pada saat relaksasi/kembali pada posisi semula).Disamping mengetahui mengenai peran otot dan tulang sebagai alat gerak manusia,pada makalah ini kita juga akan membahas mengenai gangguan yang terjadi pada alat gerak manusia terutama pada bagian tangan(manus) dan bagianbagian di dalamnya.

B. Tujuan Menngetahui struktur tulang Mengetahui struktur sendi Mengetahui letak/ topografi anatomi terutama pada extermitas superior

C. Manfaat Untuk mengetahui lebih luas struktur anatomi terutama pada bagian ekstermitas superior

II.

Pembahasan

Skenario 1 Seorang anak berusia 10 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan telapak kanannya (palmar dextra) bengkak sehingga kesulitan menggenggam sesuatu dan menulis.

A. Rumusan Masalah Anak 10 tahun Palmar dextra bengkak

B. Analisis Masalah struktur tulang & sendi makroskopik struktur tulang, otot topografi otot & fungsi pergerakan jari2 tangan mekanisme otot kontraksi otot komponen tulang & sendi kolagen, elastin, glikosaminoglikan sumber energi ATP

mikroskopik

telapak tangan bengkak

C. Hipotesis Cidera menyebabkan gangguan fungsi pada telapak tangan (dextra palmar)

Struktur Tulang, Sendi dan Otot Tulang Tulang adalah suatu jaringan keras yang membentuk rangka.1 Tulang juga merupakan suatu jaringan hidup yang akan disuplai saraf dan darah.2 Tulang atau kerangka adalah penopang tubuh Vertebrata. Tanpa tulang, pasti tubuh kita tidak bisa tegak berdiri. Tulang mulai terbentuk sejak bayi dalam kandungan, berlangsung terus sampai dekade kedua dalam susunan yang teratur. Tulang adalah salah satu jaringan terkeras dalam tubuh dan hanya di bawah tulang rawan dalam kemampuannya menahan stress. Tulang

adalah stuktur dinamis yang secara terus menerus diperbarui, mengalami remodelling, atau keduanya sebagai respon atas kebutuhan mineral tubuh, stres mekanik, penipisan tulang akibat penyakit atau penuaan, atau penyembuhan fraktur. Tulang terdiri dari bahan inter sel yang mengalami klasifikasi, matriks tulang dan berbagai jenis sel antara lain osteosit, osteoblas, dan osteoklas. Tulang merupakan reservoir terbesar dari kalsium dan phosphate. 99% kalsium terdapat di tulang (1000 gram) dari jumlah kalsium tubuh, sedangkan phosphate dalam tulang mencapai 90% dari phosphate dalam tubuh. Tulang-tulang yang menyusun rangka tubuh manusia dapat dikelompokkan menjadi 3 bagian, yaitu tulang tengkorak, tulang badan, dan tulang anggota gerak. Pada tulang yang aktif bertumbuh, terdapat 4 jenis sel yaitu sel osteoprogenitor, osteoblas, osteosit, dan osteoklas. 1. Osteoprogenitor/osteogentik Sel osteoprogenitor merupakan sel mesenkim primitive yang menghasilkan

osteoblast selama pertumbuhan tulang dan osteosit pada permukaan dalam jaringan tulang. Tulang membentuk formasi endoskeleton yang kaku dan kuat dimana otot-otot skeletal menempel sehingga memungkinkan terjadinya pergerakan. Tulang juga berperan dalam penyimpanan dan homeostasis kalsium. Kebanyakan tulang memiliki lapisan luar tulang kompak yang kaku dan padat. Tulang dan kartilago merupakan jaringan penyokong sebagai bagian dari jaringan pengikat tetapi keduanya memiliki perbedaan pokok yaitu tulang memiliki system kanalikuler yang menembus seluruh substansi tulang. Tulang memiliki jaringan pembuluh darah untuk nutrisi sel-sel tulang. Tulang hanya dapat tumbuh secara aposisi. Substansi interseluler tulang selalu mengalami pengapuran. Sel osteoprogenitor paling aktif selama pertumbuhan tulang, namun diaktifkan kembali semasa kehidupan dewasa pada pemulihan fraktur tulang dan bentuk cedera lainnya. Sel osteoprogenitor juga merupakan populasi sel induk yang berbentuk gelendong, inti puca dan terdapat di dalam lapisan perikondrium, endosteum dan di saluran vascular tulang kompak. Jenis dari osteoprogenitor adalah prosteoblas yang menghasilkan osteoblas dan proteoklas yang menghasilkan osteoklas. 4

2. Osteoblas Osteoblas merupakan jenis sel yang mensintesis dan menjadi perantara mineralisasi osteoid. Osteoblast ditemukan dalam satu lapisan pada permukaan jaringan tulang sebagai sel berbentuk kuboid atau silindris pendek yang saling berhubungan melalui tonjolan-tonjolan pendek. Osteoblas juga terdapat pada permukaan tulang tempat matriks ditambahkan. Sitoplasa basofil menghasilkan protein dan proteoglikans yang tinggi. Osteblas juga merupakan suatu sel yang mempunyai tonjolan-tonjolan sitoplasma mirip jari yang menonjol ke dalam matriks.

3. Osteosit Sel osteosit merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Sel osteosit merupakan sel yang terpendam di dalam matriks. Sel osteosit mempunyai peranan penting dalam pembentukan matriks tulang dengan cara membantu pemberian nutrisi pada tulang. Osteosit juga merupakan perkembangan dari osteoblas. Sitolasma basofil mirip dengan osteoblas. Inti berwarna gelap. Pada sediaan yang mengkerut lacuna akan berbentuk lonjong tidak teratur dan pada tonjolan halus sitoplasma menjulur ke dalam kanalikuli yang keluar dari lacuna.

4. Osteoklas Sel osteoklas ini meupakan sel fagosit yang mempunyai kemampuan mengikis tulang dan merupakan bagian yang penting. Mampu memperbaiki tulang bersama osteoblast. Osteoklas ini berasal dari deretan sel monosit makrofag. Osteoklas juga merupakan suatu sel raksasa berinti besar, dengan banyak anak inti yang jumlahnya bervariasi. Terhadap permukaan tulang, sering dalam lekukan dangkal disebut lacuna howship. Sitoplasma basofilik ringan banyak mengandung vakuol yang mengeluarkan lisosom. Osteoklas juga menghasilkan kolagenese dan enzim proteolitik yang membuat matriks tulang melepaskan substansi dasar yang mengapur. Sedangkan dalan arsitektur tulang, tulang itu dibagi menjadi 2: 1. Tulang spongiosa 5

Terdiri atas banyak lempeng-lempang yang saling berhubungan Lempeng-lempeng tersebut terdiri dari lamel-lamel yang jumlahnya beraam didalam terkandung lacuna yang ditempati osteosit dan system kanalikuli yang berhubungan

2. Tulang kompakta Tersusun teratur sesuai distribusi pembuluh darah yang memasoknya Pembuluh darah berjalan dalam system havers Saluran yang menghubungkan permukaan dalam dan luar tulang dengan saluran havers dan saluran havers lainnya yang disebut saluran volkman Terdapat lamel general luar dan dalam serta lamel interstitial

Tulang juga mempunyai bentuk-bentuk tersediri, dibagi menjadi 4 yaitu: 1. Tulang Pipa (Tulang Panjang) Disebut tulang pipa karena tulang jenis tersebut berbentuk seperti pipa dengan kedua ujungnya yang bulat. Ujung tulangnya yang berbentuk bulat dan tersusun atas tulang rawan disebut epifise. Sedangkan pada jenis ini bagian tengah tulang pipa yang berbentuk silindris dan berongga disebut diafise. Di antara epifise dan diafise terdapat bagian yang disebut metafise. Metafise tersusun atas tulang rawan.Bagian metafise ini terdapat cakra epifise, yang memiliki kemampuan memanjang. Di dalam rongga tulang pipa, terdapat bagian yang disebut sumsum tulang. Sumsum tulang tersusun dari pembuluh darah dan pembuluh saraf. Tulang pipa memiliki dua sumsum tulang yakni sumsum tulang merah dan kuning. Tempat sel-sel darah dibentuk berada di dalam sumsum tulang merah. Adapun tempat pembentukan sel-sel lemak terdapat pada sumsum tulang kuning. Saat kita masih bayi, hampir seluruh tulang mengan dung sumsum merah. Namun, saat mulai tumbuh, beberapa di antaranya berubah menjadi sumsum tulang kuning. Selain sumsum, pada tulang pipa juga terdapat bagian lainnya, misalnya bagian luar yang keras disebut cangkang. Kemudian tulang pipa juga memiliki lapisan periostum yang menyelimuti seluruh tulang. Bagian tubuh yang memiliki tulang pipa meliputi

tulang paha, tulang hasta, tulang lengan atas, tulang pengumpil, tulang betis, dan tulang kering. 2. Tulang Pendek Tulang jenis pendek memiliki bentuk mirip kubus, pendek tak beraturan, atau bulat. Adanya tulang ini dimungkinkan goncangan yang keras dapat diredam dan gerakan tulang yang bebas dapat dilakukan. Sebagai contoh, tulang telapak kaki dan telapak tangan.

3. Tulang Pipih Tulang pipih bentuk gepeng dan berupa lempenganlempengan lebar. Tulang pipih ini tersusun atas dua lapisan tulang kompak yaitu lamina eksterna dan interna ossis karnii. Di antara dua lapisan ini terdapat lapisan spongiosa yang dinamakan diploe. Peran tulang pipih adalah melindungi struktur tubuh yang berada di bawahnya. Contoh tulang pipih adalah tulang tengkorak, tulang rusuk, dan tulang belikat.

4. Tulang Tak Beraturan Tulang ini memang memiliki bentuk tidak beraturan. Contohnya dapat kita temukan pada tulang rahang dan ruas tulang belakang.

Dalam skenario masalah utama yaitu pada bagian manus (tangan) berikut tulang-tulang yang terdapat pada manus: Tulang tangan (manus) terdiri dari 3 bagian: 1. Tulang carpal Ada 8, yaitu tulang dari lateral ke medial, baris proximal a. Os. Scaphoideum b. Os. Lunatum c. Os. Triquetum d. Os. Pisiforme Tulang dari lateral ke medial, baris distal a. Os. Trapezium b. Os. Trapezoideum 7

c. Os. Capitatum d. Os. Hamatum

2. Tulang metacarpal Terdiri dari 10 buah, masing-masing 5 pada setiap tangan

3. Tulang jari Terdiri dari 28 buah, masing-masing 14 buah pada setaip tangan. Bagian paling ujung dari tulang jari adalah phalanges distal, yang berada di tengah namanya phalanges medial, yang paling pangkal adalah phalanges proximal

Sendi Pergerakan tidak mungkin terjadi jika kelenturan dalam rangka tulang tidak ada. Kelenturan dimungkinkan oleh adanya persendian. Sendi adalah suatu ruangan, tempat satu atau dua tulang berada saling berdekatan. Fungsi utama sendi adalah memberi pergerakan dan fleksibilitas dalam tubuh. Bentuk persendian ditetapkan berdasarkan jumlah dan tipe pergerakannya, sedangkan klasifikasi sendi berdasarkan pada jumlah pergerakan yang dilakukan. Berdasarkan strukturnya, sendi dibedakan atas4 :

1. Fibrosa. Sendi ini tidak memiliki lapisan tulang rawan dan tulang yang satu dengan yang lainnya dihubungkan oleh jaringan penyambung fibrosa. Contohnya, sutura pada tulang tengkorak. 2. Kartilago, yaitu sendi yang ujung-ujung tulangnya terbungkus oleh tulang rawan hialin, disokong oleh ligamen dan hanya dapat sedikit bergerak. Sendi ini terbagi menjadi 2, yaitu: a. Sikondrosis yaitu sendi-sendi yang seluruh persendiannya diliputi oleh tulang rawan hialin. Contohnya sendi-sendi kostokondral.

b. Simfisis

yaitu

sendi

yang

tulang-tulangnya

memiliki

suatu

hubungan

fibrokartilagi dan selapis tipis tulang rawan hialin yang menyelimuti permukaan sendi. Contohnya simfisis pubis dan sendi tulang punggung. 3. Sendi sinovial yaitu sendi tubuh yang dapat digerakkan, serta memiliki rongga sendi dan permukaan sendi yang dilapisi tulang rawan hialin. Sendi ini adalah jenis sendi yang paling umum dalam tubuh dan berasal dari kata sinovium yang merupakan membran yang menyekresi cairan sinovial untuk lumbrikasi dan absorbsi shock. Otot

Otot adalah sejunlah besar dari mikrofilamen yang terbuat dari protein kontraktil aksin dan myosin.4 otot juga merupakan suatu system gerak aktif yang dapat menggerakkan tulang, Jenis jaringan otot berdasarkan struktur dan sifat fisiologis: 1. Otot polos2 Otot polos terdiri atas sel-sel berbentuk gelendong-gelendong dengan panjang 15-200 m, inti selnya ditengah. Bentuk serat otot polos: fusiformis Diameternya 3-10 m Myofibril-miofibril sukar diperlihatkan dan tidak mempunyai corakan tranversal. Serabut-serabut retikuler trasversal menghubungkan sel-sel otot yang berdekatan dan membentuk suatu kelompok sehingga menjadi unit-unit fungsional. Otot polos tidak dibawah pengawasan kesadaran. Hubungan sinaptik dengan akson-akson terjadi melalui plasmalema. Pengaruh hormonal juga dapat menyebabkan otot polos bertambah panjang dan berproliferasi yaitu mungkin tidak hanya bertambah ukuran selnya, tetapi juga membentuk yang baru Pada wanita hamil panjang uterus dapat mecapai 500 m Terdapat pada daerah pencernaan, pembuluh-pembuluh darah, saluran urine, saluran pernafasan. Merupakan otot yang bekerja secara tak sadar. 9

Apabila rusak, dapat diperbaiki dengan cara mitosis

2. Otot bercorak Otot bercorak terdiri dari sel-sel otot yang tebalnya dapat mencapai 10-100 m dan panjangnya mencapai 15-30 cm. inti-inti terletak tepat dibawah permukaan sel dengan arah aksis panjang serabutserabut otot. Myofibril-miofibril mudah dilihat dan bertanggung jawab akan corakan longitudinal. Corakan transversal disebabkan karena perubahan periodic pita refraktil tunggal isotrop yang lebih kecil, terang dan pita berefringet anisotropy yang lebih lebar, gelap. Pita-pita A mengandung lempeng tengah (M) dan pita-pita I menunjukkan corakan intermediet anisotropic yang halus. Potongan myofibril yang terletak antara 2 pita Z dinamakan sarkomer. Inti gepeng dan terletak banyak ke pinggir Otot yang dapat digerakkan menurut kehendak kita. Bentuk serat otot skelet adalah slindris panjang dan ujung tumpul, meliputi Tiap serat otot skelet diliputi oleh endomisium Beberapa serat otot skelet menyusun fasikulus Tiap fasikulus diliputi oleh perimisium Beberapa fasikulus menyusun muskulus Muskulus diliputi oleh epimisium

Terletak pada tulang anggota gerak atas dan bawah

3. Otot jantung Serabut-serabut otot yang mengandung sarkolasma dalam jumlah yang besar membentuk jala-jala. Corakan transversal ada, tetapi sarkomer-sarkomer pendek. Pita I lebih sempit daripada otot rangka. Pada serabutserabut otot jantung, inti terletak ditengah. Otot yang tidak dapat digerakkan secara sadar. Otot jantung juga mengandung dikus inerkalaris transversal yang terletak pada pita Z. Bentuk seratnya silindris bercabang

10

Diameternya 14 mm Intinya ditengah Terdapat di jantung.

Otot-otot yang berperan dalam pergerakan pada tangan dan jari: 1. M. abductor pollicis brevis Terletak di sisi lateral basis phalanx proximal Berfungsi untuk mengabduksi ibu jari

2. M. opponents pollicis Terletak di sisi lateral metacarpal I Berfungsi untuk mengabduksi, rotasi fleksi

3. M. flexor pollicis brevis Terletak di os sesamoid lateral, basis phalanx I Berfungsi untuk fleksi dan mengadduksi ibu jari

4. M. adductor pollicis Terletak di basis phalanx proximal ibu jari oas sesamoid medial Berfungsi untuk mengadduksi ibu jari

5. M. Palmaris brevis Terletak di kulit sisi medial daerah hypothenar

6. M. abductor digiti minimi Terletak di basis phalanx I jari ke-5 Berfungsi untuk mengadduksi jari dan fleksi jari

Fungsi otot 1. Alat penggerak tulang (mendorong, menarik) 2. Mempertahankan postur tubuh 3. Mengatur kadar panas dalam tubuh.

11

Tulang,otot,dan sendi secara biokimia terdapat pada jaringan ikat biokimia yang dibagi dalam 4 komponen utama,yaitu: 1. Kolagen Merupakan 1/3 massa protein tubuh,tidak larut dalam air dan tidak mudah dicerna,asam amino utamanya yaitu glisin,jika dipanaskan maka akan diubah menjadi gelatin,dan kolagen ini banyak terdapat di jaringan bawah kulit, dan daerah ligamentum.

2. Elastin Protein jaringan elastis,kuning(seperti karet) yang banyak terdapat pada ligamentum,dan pembuluh darah,jumlahnya hanya sekitar 1,6% di dalam tubuh,larutan ini tidak mudah larut tapi dapat dicerna,akan tetapi elastin tidak dapat menjadi gelatin.

3. Proteoglikan Tersebar pada jaringan kartilago,tulang,cairan synovial,dan vitreous mata,Proteoglikan banyak mengikat air sehingga membentuk matriks ekstraseluler yang berbentuk gel,Sekresi mucous befungsi sebagai lubrikan/pelumas yang disebabkan oleh adanya proteoglikan.Proteoglikan terdiri dari 95% :polisakarida dan 5% : Protein.

4. Glikoprotein Berperan sebagai Marker/Pengenal suatu protein yang masuk ke dalam tubuh.5 Mekanisme Kontraksi dan Relaksasi Pada Otot: Mekanisme kontraksi stretch: Otot yang berkontraksi ditandai oleh adanya regangan pada otot,dalam hal ini suatu proses kontraksi membutuhkan ATP(energi) dan sumber energi ini didapatkan salah satunya melalui proses glikolisis,disamping itu sumber energi yang lain juga didapatkan melalui glikogen yang berperan sebagai gula otot,dimana glikogen akan diuraikan menjadi glukosa yang menjadi dasar dari suatu proses penghasilkan ATP,dimana 1 molekul glukosa dapat menghasilkan 36ATP dalam kondisi normal.

12

Mekanisme Relaksasi/Inverse stretch Ditandai oleh adanya regangan yang berlebihan yang terjadi pada otot.6

III.

Sasaran Pembelajaran

Mengetahui struktur anatomi mulai dari tulang, otot dan sendi Mengetahui letak/ topografi mulai dari tulang, otot dan sendi

IV.

Daftar Pustaka 1. Recce C. Biologi. 3rd ed. Jakarta: Erlangga; 2009 2. Kahle w. Atlas dan buku teks anatomi manusia. 5th ed. Jakarta: EGC; 2008 3. Kartono S. Berani memulai berani sukses. 1st ed. Jakarta: Trans Media Pustaka; 2008 4. Otto S. Anatomi fisiologi. 2nd ed. Jakarta: EGC; 2009 5. Guyton AC. Fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC; 2002 6. Laksman H. Kamus kedokteran. 5th ed. Jakarta: FKUI; 2008

13

Anda mungkin juga menyukai