Anda di halaman 1dari 30

Kontraksi Otot Berlebihan Menyebabkan Kedua Tungkai Bawah Terasa Nyeri

Angela Sondang Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta biatchsmoochies@yahoo.com

A. Pendahuluan
Kerangka manusia terdiri dari kedua tulang menyatu dan individu yang didirikan dan didukung oleh tendon (bagian otot dengan yang link ke tulang), otot dan ligamen (pita jaringan ikat dimana dua atau lebih tulang ditempatkan bersama-sama dengan satu sama lain pada sendi ).1 Tulang adalah jaringan yang tersusun oleh sel dan didominasi oleh matrix kolagen ekstraselular (type I collagen) yang disebut sebagai osteoid.1 Osteoid ini termineralisasi oleh deposit kalsium hydroxyapatite, sehingga tulang menjadi kaku dan kuat. Rangka manusia tersusun dari tulang tulang (206 tulang) yang membentuk suatu rangka tubuh. Selain tersusun dari tulang rangka tubuh di sebagian tempat juga dilengkapi dengan kartilago (tulang rawan).2 Fungsi tulang adalah sebagai berikut : Menyokong struktur tubuh Menjadi tempat melekatnya serat otot Membentuk sel darah Menyimpan ion anorganik(yaitu, kalsium dan fosfor) Melindungi organ dalam dari trauma1-2

Artikulasi atau sendi adalah hubungan antara dua tulang yang berdekatan. Sendi di klasifikasikan sesuai dengan struktur (berdasarkan ada tidaknya rongga persendian diantara tulang-tulang yang berartikulasi dan jenis jaringan ikat yang berhubungan dengan persendian tersebut), dan menurut fungsi persendian (berdasarkan jumlah gerakan yang mungkin dilakukan pada persendian).2

Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik dengan jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya. Sel otot memiliki struktur filamen dalam sitoplasma, bentuk selnya memanjang agar dapat melangsungkan perubahan sel menjadi pendek.

B. ISI
Penampakan tulang dibagi menjadi 2 bagian besar, yakni secara makroskopik dan mikroskopik. Makroskopik maksudnya adalah penampakan yang dapat dilihat langsung dengan mata kita, yakni bagian bagian yang terdapat dalam tulang serta bentuk bentuk tulang. Penampakan yang lainnya, yakni secara mikroskopik adalah penyusun atau komponen komponen yang ada di dalam tulang.1 1. Makroskopik Secara garis besar tulang dikenal ada dua tipe yaitu tulang korteks (kompak) dan tulang trabekular (berongga = spongy = cancelous). Bagian luar kedua tulang tersebut merupakan tulang padat yang disebut korteks tulang dan bagian dalamnya adalah tulang trabekular yang tersusun seperti bunga karang. Tulang korteks merupakan bagian terbesar (80%) penyusun kerangka, mempunyai fungsi mekanik, modulus elastisitas yang tinggi dan mampu menahan tekanan mekanik berupa beban tekukan dan puntiran yang berat. Tulang korteks terdiri dari lapisan padat kolagen yang mengalami mineralisasi, tersusun konsentris sejajar dengan permukaan tulang. Tulang korteks terdapat pada tulang panjang ekstremitas dan vertebra.3-4 Tulang spongiosa atau canselous atau trabekular mempunyai elastisitas yang lebih kecil dibandingkan dengan tulang korteks, tulang ini mengalami proses resorpsi lebih cepat dibandingkan dengan tulang korteks. Tulang spongiosa terdapat pada daerah metafisis dan epifisis tulang panjang serta pada bagian dalam tulang pendek. Secara makroskopis tulang dibedakan menjadi tulang woven dan tulang berlapis lamellar. Tulang woven adalah bentuk tulang yang paling awal pada embrio dan selama pertumbuhannya terdiri dari jaringan kolagen berbentuk ireguler. 2

Setelah dewasa tulang woven diganti oleh tulang berlapis yang terdiri dari tulang korteks dan trabekular.2-3

Gambar No. 01 Penampakan tulang secara makroskopik Korteks tulang tersusun seperti osteon, yaitu lapisan konsentris dari tulang yang dikelilingi oleh kanal dengan panjang > 2 mm dan lebar 2 mm dimana didalamnya terdapat osteosit dan pembuluh darah untuk nutrisi. Trabekular tulang terdiri dari unit tulang struktural. Pada kedua tempat ini yaitu bagian trabekular tulang dan permukaan dalam korteks tulang merupakan bagian yang rentan terhadap pengeroposan tulang. 5 Terdapat system havers yang merupakan susunan melingkar berbentuk silinder yang dihubungkan oleh saluran havers. Saluran ini berisi kapiler,arteriola, venula, nervi dan limfe. Tulang mendapat nutrisi melalui sirkulasi intraoseus. Selama perkembangannya tulang membutuhkan kalsium yang tinggi dan setelah mencapai masa pubertas kematangan hormon estrogen pada wanita dan kematangan hormon testoteron pada laki-laki, karena pengaruh anabolik dan prekusor estrogen terjadilah proses remodeling tulang. Keterlambatan dan kegagalan pembentukan gonad (sindroma Turner, sindroma Klinefelter), factor nutrisi dan aktifitas fisik berat terutama saat

puber sebelum menarche (atlit berperestasi merupakan faktor yang menyebabkan tidak tercapai puncak massa tulang dan ancaman terjadinya osteoporosis dini).5 2. Mikroskopik Unsur yang membentuk tulang adalah mineral sekitar (65%), matriks(35%) sel sel osteoblas, osteoklas, osteosit dan air. Matriks tulang korteks dan trabekula tersusun atas matriks organik dan anorganik. Komponen anorganik merupakan 65% dari seluruh masa tulang sedangkan, komponen organik sekitar 20% dan air 10%. Kolagen tulang merupakan komponen organik terbesar yang membentuk dan memungkinkan tulang menahan regangan sedangkan anorganik atau mineral berfungsi menahan beban tekanan. 1-3 Asal mula sel-sel tulang berasal dari stem sel tulang yang berkembang menjadi mesoderm progenitor kemudian membentuk jalur mesenkim(preosteoblas, osteoblas, osteosit dan bone lining cells) dan jalur hemopoetik (preosteoklas, osteoklas). Stem sel ini definisinya masih sulit dipahami, beberapa pendapat mendefinisikan stem sel merupakan unspesified dan undifferentiated cells yang berfungsi memperbaharui sel-sel tubuh termasuk didalamnya sel-sel darah, kulit, intestinal, dan seterusnya. Pada awal pembentukannya diawali oositteraktifasi, menjadi zigot membelah berbentuk blastokis yang berisi DNA donor. Blastokis akan terurai menghasilkan sel-sel embrionik / stem cellembryonic, sel-sel inilah yang terdiri beberapa tipe sel sel pluripoten terbag imenjadi tiga yaitu endoderm, mesoderm (progenitor sel mesoderm dan progenitorsel hematopoesis) dan ektoderm yang akan berdiferensiasi sebagai sel-sel progenitor dan mempunyai kapabilitas berdiferensiasi menjadi berbagai jaringan tubuh nantinya, seperti proses pembentukan sumsum tulang. Sumsum tulang adalah tempat terpenting dari 6 sampai dengan 7 bulan kehidupan janin dan selama masa anak dan dewasa normal, sumsum tulang adalah satu-satunya sumber sel darah baru serta lingkungan yang cocok untuk perkembangan stem sel. Di dalamnya terdapat sel stromal, sel lemak

dan jaringan mikrovaskuler. Sumsum tulang juga merupakan tempat asal utama limfosit manusia dan ada bukti untuk sel prekursor sama dari kedua sistem hemopoetik dan limfoid. Stem sel hemopoetik juga membentuk osteoklas yang merupakanbagian sistem fagosit monosit dan berfungsi sebagai resorpsi tulang.3-4 Didalam aspek umum hemopoesis, stem sel sumsum tulang (pluripoten stem sel) setelah pembelahan sel dan langkah diferensiasi, menjadi urutan sel progenitor untuk tiga jalur berfungsi membentuk sel sumsum tulang utama yaitu eritroid, granulositik dan monosotik, serta megakariositik. JENIS JARINGAN TULANG Secara histologis tulang dibedakan menjadi 2 komponen utama, yaitu : Tulang muda/tulang primer Tulang dewasa/tulang sekunder

Kedua jenis ini memiliki komponen yang sama, tetapi tulang primer mempunyai serabut-serabut kolagen yang tersusun secara acak, sedang tulang sekunder tersusun secara teratur.3-5 Jaringan Tulang Primer Dalam pembentukan tulang atau juga dalam proses penyembuhan kerusakan tulang, maka tulang yang tumbuh tersebut bersifat muda atau tulang primer yang bersifat sementara karena nantinya akan diganti dengan tulang sekunder Jaringan tulang ini berupa anyaman, sehingga disebut sebagai woven bone. Merupakan komponen muda yang tersusun dari serat kolagen yang tidak teratur pada osteoid. Woven bone terbentuk pada saat osteoblast membentuk osteoid secara cepat seperti pada pembentukan tulang bayi dan pada dewasa ketika terjadi pembentukan susunan tulang baru akibat keadaan patologis.4 Selain tidak teraturnya serabut-serabut kolagen, terdapat ciri lain untuk jaringan tulang primer, yaitu sedikitnya kandungan garam mineral sehingga

mudah ditembus oleh sinar-X dan lebih banyak jumlah osteosit kalau dibandingkan dengan jaringan tulang sekunder. Jaringan tulang primer akhirnya akan mengalami remodeling menjadi tulang sekunder (lamellar bone) yang secara fisik lebih kuat dan resilien. Karena itu pada tulang orang dewasa yang sehat itu hanya terdapat lamella saja. 3-5 Jaringan Tulang Sekunder Jenis ini biasa terdapat pada kerangka orang dewasa. Dikenal juga sebagai lamellar bone karena jaringan tulang sekunder terdiri dari ikatan paralel kolagen yang tersusun dalam lembaran-lembaran lamella.4 Ciri khasnya : serabut-serabut kolagen yang tersusun dalam lamellae(lapisan) setebal 3-7m yang sejajar satu sama lain dan melingkari konsentris saluran di tengah yang dinamakan Canalis Haversi. Dalam Canalis Haversi ini berjalan pembuluh darah, serabut saraf dan diisi oleh jaringan pengikat longgar. Keseluruhan struktur konsentris ini dinamai Systema Haversi atau osteon.5 Sel-sel tulang yang dinamakan osteosit berada di antara lamellae atau kadang-kadang di dalam lamella. Di dalam setiap lamella, serabut-serabut kolagen berjalan sejajar secara spiral meliliti sumbu osteon, tetapi serabutserabut kolagen yang berada dalam lamellae di dekatnya arahnya menyilang. Di antara masing-masing osteon seringkali terdapat substansi amorf yang merupakan bahan perekat. Susunan lamellae dalam diaphysis mempunyai pola sebagai berikut : Tersusun konsentris membentuk osteon. Lamellae yang tidak tersusun konsentris membentuk systema Lamellae yang malingkari pada permukaan luar membentuk Lamellae yang melingkari pada permukaan dalam membentuk

interstitialis. lamellae circumferentialis externa. lamellae circumferentialis interna.4-5

Periosteum Bagian luar dari jaringan tulang yang diselubungi oleh jaringan pengikat pada fibrosa yang mengandung sedikit sel. Pembuluh darah yang terdapat di bagian periosteum luar akan bercabang-cabang dan menembus ke bagian dalam periosteum yang selanjutnya samapai ke dalam Canalis Volkmanni. Bagian dalam periosteum ini disebut pula lapisan osteogenik karena memiliki potensi membentuk tulang. Oleh karena itu lapisan osteogenik sangat penting dalam proses penyembuhan tulang.1 Periosteum dapat melekat pada jaringan tulang karena pembuluhpembuluh darah yang masuk ke dalam tulang terdapat serabut elastis yang tidak sebanyak serabut Sharpey. Endosteum Endosteum merupakan lapisan sel-sel berbentuk gepeng yang membatasi rongga sumsum tulang dan melanjutkan diri ke seluruh rongga-rongga dalam jaringan tulang termasuk Canalis Haversi dan Canalis Volkmanni. Sebenarnya endosteum berasal dari jaringan sumsum tulang yang berubah potensinya menjadi osteogenik.1 KOMPONEN JARINGAN TULANG

Sepertinya halnya jaringan pengikat pada umumnya, jaringan tulang juga terdiri atas unsur-unsur : sel, substansi dasar, dan komponen fibriler. Dalam jaringan tulang yang sedang tumbuh, seperti telah dijelaskan pada awal pembahasan, dibedakan atas 4 macam sel : Osteoblas Sel ini bertanggung jawab atas pembentukan matriks tulang, oleh karena itu banyak ditemukan pada tulang yang sedang tumbuh. Selnya berbentuk kuboid atau silindris pendek, dengan inti terdapat pada bagian puncak sel dengan kompleks Golgi di bagian basal. Sitoplasma tampak basofil karena

banyak mengandung ribonukleoprotein yang menandakan aktif mensintesis protein. Pada pengamatan dengan M.E tampak jelas bahwa sel-sel tersebut memang aktif mensintesis protein, karena banyak terlihat RE dalam sitoplasmanya. Selain itu terlihat pula adanya lisosom. 1-5 Osteosit Merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Pada sediaan gosok terlihat bahwa bentuk osteosit yang gepeng mempunyai tonjolantonjolan yang bercabang-cabang. Bentuk ini dapat diduga dari bentuk lacuna yang ditempati oleh osteosit bersama tonjolan-tonjolannya dalam canaliculi. Dari pengamatan dengan M.E dapat diungkapkan bahwa kompleks Golgi tidak jelas, walaupun masih terlihat adanya aktivitas sintesis protein dalam sitoplasmanya. Ujung-ujung tonjolan dari osteosit yang berdekatan saling berhubungan melalui gap junction. Hal-hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan adanya pertukaran ion-ion di antara osteosit yang berdekatan. Osteosit yang terlepas dari lacunanya akan mempunyai kemampuan menjadi sel osteoprogenitor yang pada gilirannya tentu saja dapat berubah menjadi osteosit lagi atau osteoklas. 4-7 Osteoklas Merupakan sel multinukleat raksasa dengan ukuran berkisar antara 20 m-100m dengan inti sampai mencapai 50 buah. Sel ini ditemukan untuk pertama kali oleh Kllicker dalam tahun 1873 yang telah menduga bahwa terdapat hubungan sel osteoklas (O) dengan resorpsi tulang. Hal tersebut misalnya dihubungkan dengan keberadaan sel-sel osteoklas dalam suatu lekukan jaringan tulang yang dinamakan Lacuna Howship (H). Keberadaan osteoklas ini secara khas terlihat dengan adanya microvilli halus yang membentuk batas yang berkerut-kerut (ruffled border). Gambaran ini dapat dilihat dengan mroskop electron. Ruffled border ini dapat mensekresikan beberapa asam organik yang dapat melarutkan komponen mineral pada enzim proteolitik lisosom untuk kemudian bertugas menghancurkan matriks organic. 4-7

Pada proses persiapan dekalsifikasi (a), osteoklas cenderung menyusut dan memisahkan diri dari permukaan tulang. Relasi yang baik dari osteoklas dan tulang terlihat pada gambar (b). resorpsi osteoklatik berperan pada proses remodeling tulang sebagai respon dari pertumbuhan atau perubahan tekanan mekanikal pada tulang. Osteoklas juga berpartisipasi pada pemeliharaan homeostasis darah jangka panjang. Selain pendapat di atas, ada sebagian peneliti berpendapat bahwa keberadaan osteoklas merupakan akibat dari penghancuran tulang. Adanya penghancuran tulang osteosit yang terlepas akan bergabung menjadi osteoklas. Tetapi akhir-akhir ini pendapat tersebut sudah banyak ditinggalkan dan beralih pada pendapat bahwa sel-sel osteoklas-lah yang menyebabkan terjadinya penghancuran jaringan tulang. Sel Osteoprogenitor Sel tulang jenis ini bersifat osteogenik, oleh karena itu dinamakan pula sel osteogenik. Sel-sel tersebut berada pada permukaan jaringan tulang pada periosteum bagian dalam dan juga endosteum. Selama pertumbuhan tulang, sel-sel ini akan membelah diri dan mnghasilkan sel osteoblas yang kemudian akan akan membentuk tulang. Sebaliknya pada permukaan dalam dari jaringan tulang tempat terjadinya pengikisan jaringan tulang, sel-sel osteogenik menghasilkan osteoklas. Sel sel osteogenik selain dapat memberikan osteoblas juga berdiferensiasi menjadi khondroblas yang selanjutnya menjadi sel cartilago. Kejadian ini, misalnya, dapat diamati pada proses penyembuhan patah tulang. Menurut penelitian, diferensiasi ini dipengaruhi oleh lingkungannya, apabila terdapat pembuluh darah maka akan berdiferensiasi menjadi osteoblas, dan apabila tidak ada pembuluh darah akan menjadi khondroblas. Selain itu, terdapat pula penelitian yang menyatakan bahwa sel osteoprogenitor dapat berdiferensiasi menjadi sel osteoklas lebih lebih pada permukaan dalam dari jaringan tulang.

terdiri dari

MATRIKS TULANG Berdasarkan beratnya, matriks tulang yang merupakan substansi interseluler 70% garam anorganik dan 30% matriks organic.

95% komponen organic dibentuk dari kolagen, sisanya terdiri dari substansi dasar proteoglycan dan molekul-molekul non kolagen yang tampaknya terlibat dalam pengaturan mineralisasi tulang. Kolagen yang dimiliki oleh tulang adalah kurang lebih setengah dari total kolagen tubuh, strukturnya pun sama dengan kolagen pada jaringan pengikat lainnya. Hampir seluruhnya adalah fiber tipe I. Ruang pada struktur tiga dimensinya yang disebut sebagai hole zones, merupakan tempat bagi deposit mineral.5-6 Kontribusi substansi dasar proteoglycan pada tulang memiliki proporsi yang jauh lebih kecil dibandingkan pada kartilago, terutama terdiri atas chondroitin sulphate dan asam hyaluronic. Substansi dasar mengontrol kandungan air dalam tulang, dan kemungkinan terlibat dalam pengaturan pembentukan fiber kolagen. Materi organik non kolagen terdiri dari osteocalcin (Osla protein) yang terlibat dalam pengikatan kalsium selama proses mineralisasi, osteonectin yang berfungsi sebagai jembatan antara kolagen dan komponen mineral, sialoprotein (kaya akan asam salisilat) dan beberapa protein.6 Matriks anorganik merupakan bahan mineral yang sebagian besar terdiri dari kalsium dan fosfat dalam bentuk kristal-kristal hydroxyapatite. Kristal kristal tersebut tersusun sepanjang serabut kolagen. Bahan mineral lain : ion sitrat, karbonat, magnesium, natrium, dan potassium. Kekerasan tulang tergantung dari kadar bahan anorganik dalam matriks, sedangkan dalam kekuatannya tergantung dari bahan-bahan organik khususnya serabut kolagen. PERTUMBUHAN TULANG Perkembangan tulang pada embrio terjadi melalui dua cara, yaitu osteogenesis desmalis dan osteogenesis enchondralis. Keduanya menyebabkan jaringan pendukung kolagen primitive diganti oleh tulang, atau jaringan kartilago yang selanjutnya akan diganti pula menjadi jaringan tulang. Hasil kedua proses

10

osteogenesis tersebut adalah anyaman tulang yang selanjutnya akan mengalami remodeling oleh proses resorpsi dan aposisi untuk membentuk tulang dewasa yang tersusun dari lamella tulang. Kemudian, resorpsi dan deposisi tulang terjadi pada rasio yang jauh lebih kecil untuk mengakomodasi perubahan yang terjadi karena fungsi dan untuk mempengaruhi homeostasis kalsium. Perkembangan tulang ini diatur oleh hormone pertumbuhan, hormone tyroid, dan hormone sex. Osteogenesis Desmalis Nama lain dari penulangan ini yaitu Osteogenesis intramembranosa, karena terjadinya dalam membrane jaringan. Tulang yang terbentuk selanjutnya dinamakan tulang desmal. Yang mengalami penulangan desmal ini yaitu tulang atap tengkorak.6 Mula-mula jaringan mesenkhim mengalami kondensasi menjadi lembaran jaringan pengikat yang banyak mengandung pembuluh darah. Selsel mesenkhimal saling berhubungan melalui tonjolan-tonjolannya. Dalam substansi interselulernya terbentuk serabut-serabut kolagen halus yang terpendam dalam substansi dasar yang sangat padat. Tanda-tanda pertama yang dapat dilihat adanya pembentukan tulang yaitu matriks yang terwarna eosinofil di antara 2 pembuluh darah yang berdekatan. Oleh karena di daerah yang akan menjadi atap tengkorak tersebut terdapat anyaman pembuluh darah, maka matriks yang terbentuk pun akan berupa anyaman. Tempat perubahan awal tersebut dinamakan Pusat penulangan primer. Pada proses awal ini, sel-sel mesenkhim berdiferensiasi menjadi osteoblas yang memulai sintesis dan sekresi osteoid. Osteoid kemudian bertambah sehingga berbentuk lempeng-lempeng atau trabekulae yang tebal. Sementara itu berlangsung pula sekresi molekul-molekul tropokolagen yang akan membentuk kolagen dan sekresi glikoprotein. Sesudah berlangsungnya sekresi oleh osteoblas tersebut disusul oleh proses pengendapan garam kalsium fosfat pada sebagian dari matriksnya sehingga bersisa sebagai selapis tipis matriks osteoid sekeliling osteoblas.

11

Dengan menebalnya trabekula, beberapa osteoblas akan terbenam dalam matriks yang mengapur sehingga sel tersebut dinamakan osteosit. Antara selsel tersebut masih terdapat hubungan melalui tonjolannya yang sekarang terperangkap dalam kanalikuli. Osteoblas yang telah berubah menjadi osteosit akan diganti kedudukannya oleh sel-sel jaringan pengikat di sekitarnya.6-7 Dengan berlanjutnya perubahan osteoblas menjadi osteosit maka trabekulae makin menebal, sehingga jaringan pengikat yang memisahkan makin menipis. Pada bagian yang nantinya akan menjadi tulang padat, rongga yang memisahkan trabekulae sangat sempit, sebaliknya pada bagian yang nantinya akan menjadi tulang berongga, jaingan pengikat yang masih ada akan berubah menjadi sumsum tulang yang akan menghasilkan sel-sel darah. Sementara itu, sel-sel osteoprogenitor pada permukaan pusat penulangan mengalami mitosis untuk memproduksi osteoblas lebih lanjut Osteogenesis Enchondralis Awal dari penulangan enkhondralis ditandai oleh pembesaran khondrosit di tengah-tengah diaphysis yang dinamakan sebagai pusat penulangan primer. Sel sel khondrosit di daerah pusat penulangan primer mengalami hypertrophy, sehingga matriks kartilago akan terdesak mejadi sekat sekat tipis. Dalam sitoplasma khondrosit terdapat penimbunan glikogen. Pada saat ini matriks kartilago siap menerima pengendapan garam garam kalsium yang pada gilirannya akan membawa kemunduran sel sel kartilago yang terperangkap karena terganggu nutrisinya. Kemunduran sel sel tersebut akan berakhir dengan kematian., sehingga rongga rongga yang saling berhubungan sebagai sisa sisa lacuna.1-3 Proses kerusakan ini akan mengurangi kekuatan kerangka kalau tidak diperkuat oleh pembentukan tulang disekelilingnya. Pada saat yang bersamaan, perikhondrium di sekeliling pusat penulangan memiliki potensi osteogenik sehingga di bawahnya terbentuk tulang. Pada hakekatnya pembentukan tulang ini melalui penulangan desmal karena jaringan pengikat berubah menjadi tulang.

12

Tulang yang terbentuk merupakan pipa yang mengelilingi pusat penulangan yang masih berongga rongga sehingga bertindeak sebagai penopang agar model bentuk kerangka tidak terganggu. Lapisan tipis tulang tersebut dinamakan pipa periosteal. 1-3 Setelah terbentuknya pipa periosteal, masuklah pembuluh pembuluh darah dari perikhondrium,yang sekarang dapat dinamakan periosteum, yang selanjutnya menembus masuk kedalam pusat penulangan primer yang tinggal matriks kartilago yang mengalami klasifikasi. Darah membawa sel sel yang diletakan pada dinding matriks. Sel sel tersebut memiliki potensi hemopoetik dan osteogenik. Sel sel yang diletakan pada matriks kartilago akan bertindak sebagai osteoblast. Osteoblas ini akan mensekresikan matriks osteoid dan melapiskan pada matriks kartilago yang mengapur. Selanjutnya trabekula yang terbentuk oleh matriks kartilago yang mengapur dan dilapisi matriks osteoid akan mengalami pengapuran pula sehingga akhirnya jaringan osteoid berubah menjadi jaringan tulang yang masih mengandung matriks kartilago yang mengapur di bagian tengahnya. Pusat penulangan primer yang terjadi dalam diaphysis akan disusun oleh pusat penulangan sekunder yang berlangsung di ujung ujung model kerangka kartilago.3-5 PERTUMBUHAN MEMANJANG TULANG PIPA Setelah berlangsung penulangan pada pusat penulangan sekunder di daerah epiphysis, maka teradapatlah sisa sisa sel khondrosit diantara epiphysis dan diaphysis. Sel sel tersebut tersusun bederet deret memanjang sejajar sumbu panjang tulang. Masing masing deretan sel kartilago dipisahkan oleh matriks tebal kartilago, sedangkan sel sel kartilago dalam masing masing deretan dipisahkan oleh matriks tipis. Jaringan kartilago yang memisahkan epiphysis dan diaphysis berbentuk lempeng atau cakram sehingga dinamakan Discus epiphysealis.5-6 Sel sel dalam masing masing deretan tidak sama penampilannya. Hal ini disebabkan karena ke arah diaphysis sel sel kartilago berkembang yang sesuai

13

dengan perubahan perubahan yang terjadi pada pusat penulangan. Karena perubahan sel sel dalam setiap deret seirama, maka discus tersebut menunjukan gambaran yang dibedakan dalam daerah daerah perkembangan.Daerah daerah perkembangan : bervakuola. kalsifikasi. Zona degenerasi : sel sel cartlago berdegenerasi diikuti oleh terbukanya lacuna sehingga terbentuk trabekula. Karena masuknya pembuluh darah, maka pada permukaan trabekula di daerah ke arah diaphysis diletakan sel sel yang akan berubah menjadi osteoblas yang selanjutnya akan melanjutkan penulangan.1-4 Dalam proses pertumbuhan discus epiphysealis akan semakin menipis, sehingga akhirnya pada orang yang telah berhenti pertumbuhan memanjangnya sudah tidak deketemukan lagi. PEMBESARAN DIAMETER TULANG PIPA Pertumbuhan tulang pipa selain memanjang melalui discus epiphysealis juga mengalami pertambahan diameter dengan cara pertambahan jeringan tulang melalui penulangan oleh periosteum lapisan dalam yang dibarengi dengan pengikisan jaringan tulang dari permukaan dalamnya. Dengan adanya proses pengikisan jaringan tulang ini, walau pun diameter tulang bertambah namun ketebalannya tetap dipertahankan. Hal ini penting,karena tanpa pengikisan,berat tulang akan bertambah terus sehingga mengganggu fungsinya. Zona kalsifikasi : matriks cartlago mengalami Zona Proliferasi : sel kartilago membelah diri Zona Maturasi : sel kartilago tidak lagi Zona hypertrophy : sel sel membesar dan menjadi deretan sel sel gepeng. membelah diri,tapi bertambah besar.

14

PERUBAHAN STRUKTUR JARINGAN TULANG Pada mulanya, dari perkembangan trabekula tulang terbentuk semacam sistem

harvers yang tidak teratur polanya yang dinamakan sistem Havers primitif. Untuk membentuk sistem Havers dengan pola teratur, perlulah sistem Havers primitif mengalami perubahan sehingga terjadilah tulang sekunder. Perubahan dimulai pada beberapa tempat yang terletak tersebar dalam bentuk rongga rongga yang disebabkan erosi tulang oleh sel-sel osteoklas. Rongga rongga tersebut meluas sehingga terbentuk silindris yang memanjang, disusul oleh masuknya pembuluh darah bersama jeringan sumsum tulang kedalam rongga rongga tersebut. Apabila rongga sudah cukup besar, erosi akan berhenti dalm mulailah pembentukn tulang oleh osteoblas yang diletakan oleh darah pada dinding rongga. Pembentukan tulang berlangsung sebagai lembaran lembaran yang dimulai dari dinding rongga yang makin lama makin mengecilkan rongga sehingga akhirnya pembuluh darah dikelilingi penuh oleh lembaran lembaran tulang. Dengan demikian terbentuklah sistem harvers dengan pembuluh darah di tengahnya. Pada perbatasan luar setiap sistem harvers terdapat substansi perekat yang merupakan sisa matriks tulang.4-6 Pembentukan sistem Havers tidak berhenti estela proses di atas, namun akan terjadi pula erosi lagi yang diikuti pembentukan sistem harvers baru seperti semula. Proses tersebut terjadi berulang-ulang sehingga pada potongan melintang tulang pipa akan dapat dibedakan beberapa struktur : Sistem Havers yang lama Sistem Havers yang sedang dibentuk Ruang-ruang karena erosi Sisa sisa sistem harvers sebagai lamela intersitiil

STRUKTUR TULANG PADA TUNGKAI Tungkai pada manusia terdiri dari : Os.Femur / paha Os. Patela / lutut Os. Tibia / tulang kering Os. Fibula / sebelah tulang kering 15

Os. Tarsal / pergelangan kaki Kaki Os. Metatarsal / telapak kaki Os. Phalanges / jari

Gambar No.02 Tungkai pada manusia OTOT

16

Jaringan otot merupakan jaringan yang mampu melangsungkan kerja mekanik dengan jalan kontraksi dan relaksasi sel atau serabutnya. Sel otot memiliki struktur filamen dalam sitoplasma, bentuk selnya memanjang agar dapat melangsungkan perubahan sel menjadi pendek.6-8

Ada 3 macam otot yang digolongkan berdasarkan struktur dan fungsinya: Otot polos Otot seran lintang Otot jantung Otot Polos Jenis otot ini disebut juga sebagai otot tidak lurik atau otot involunteer. Otot polos terutama terdapat di bagian viseral, membentuk bagian kontraktil pada dinding saluran cerna sejak pertengahan esofagus sampai ke anus, termasuk saluran keluar kelenjar yang berhubungan dengan sistem ini. Otot ini terdapat pada system pernapasan, system reproduksi, arteri, vena, pembuluh limfe yang besar, dermis, iris, dan korpus siliaris pada mata. Pada tempat-tempat ini otot polos berfungsi mengatur dan mempertahankan garis tengah lumen dari visera berongga. Sel-sel otot polos dapat tersusun tersebar atau membentuk berkas memanjang atau sebagai lembaran. 3-5 Sel otot polos berbentuk gelendong, meruncing di kedua ujungnya, dan mempunyai bagian tengah yang lebih lebar, tempat letak intinya. Ukuran tergantung tempatnya, sekitar 15-20 m pada pembuluh darah kecil sampai 0,2 mm dengan tebal 6m. Pada dinding rahim yang sedang mengandung sel-sel otot membesar dan memanjang sampai 0,5 mm. Sitoplasma untuk sel otot disebut sarkoplasma mengandung sepasang sentriol.6-7 Dalam sitoplasma terdapat butir-butir glikogen yang penting sebagai sumber energi. Seperti selsel lainnya, sel otot diselubungi oleh membran 17

plasma yang dinamakan sarkolema. Untuk nutrisi jaringan otot diperlukan pembuluh darah yang bercabang-cabang masuk di antara berkas-berkas otot. 5-6 Struktur Halus Sel Otot Sarkoplasma di dekat inti mengandung sejumlah mitokondria halus, mikrotubuli, granular endoplasmic reticulum dan kelompokkelompok ribosom bebas. Kompleks golgi menempati didekat salah satu ujung inti. Dalam sarkoplasma terdapat berkas-berkas filamen yang membentuk miofibril. Ada 2 jenis miofilamen, yaitu: o o Miofilamen kasar Kedua jenis miofilamen ini berjalan sejajar sumbu sel otot polos. Diantara berkas-berkas miofilamen terlihat mitokondria. Apabila dilihat berkas-berkas gabungan miofilamen halus dan miofilamen kasar maka mereka tidak membentuk pola yang teratur namun tersebar di seluruh sel. Sarkolema menunjukkan lekukan ke dalam yang dinamakan kaveola pada pengamatan dengan M.E.7-8 Otot Seran Lintang Otot seran lintang atau otot rangka terdiri atas serat-serat otot, berkas sel yang sangat panjang sampai 30 cm, silindris, dan berinti banyak dengan garis tengah 10-100m. Inti lonjong umumnya terletak pada tepi sel di bawah membran sel. Lokasi yang khas ini membantu dalam membedakan otot rangka dari otot jantung dan otot polos yang keduanya memiliki inti di tengah. Otot ini ditemukan di lidah, diafragma, dinding pangkal esophagus, dan sebagian otot wajah.7-8 Sebagian besar dari sel otot rangka yang berbentuk serabut membentuk berkas-berkas yang digabungkan oleh jaringan pengikat. Jaringan pengikat tipis yang melapisi setiap serabut otot melanjutkan diri 18 Miofilamen halus

sebagai pembungkus berkas yang terdiri atas beberapa serabut otot mengandung pembuluh darah kecil. Selubung jaringan pengikat tersebut dinamakan endomisium. Berkas otot tersebut digabungkan lagi menjadi berkas yang lebih besar oleh jaringan pengikat yang lebih tebal dinamakan perimisium. Berkas-berkas tingkat kedua tersebut digabungkan lagi menjadi berkas yang lebih besar oleh jaringan pengikat dinamakan epimisium. Apabila otot seran lintang diperiksa tanpa alat pembesar, kadang-kadang tampak adanya perbedaan warna pada serabut-serabutnya. Dengan pembesaran tampak bahwa serabut-serabut otot yang berwarna merah berkelompok diantara serabut otot yang berwarna putih (pucat) yang berukuran lebih besar. Gautier membedakan 3 jenis serabut otot dengan pewarnaan khusus : serabut otot merah serabut otot putih serabut otot peralihan

Serabut otot merah yang lebih kecil ternyata lebih banyak mengandung mitokhondria, mioglobin, dan banyak pembuluh darah diantara serabut-serabutnya. Pada tingkat pengamatan dengan M.E., serabut otot merah ternyata memiliki lempeng Z lebih tebal, lebih kompleksnya struktur sarcoplasmic reticulum pada daerah lempeng Z, mitokondria berukuran lebih besar dan terletak berderet-deret diantara miofibril kalau dibandingkan serabut otot putih. Serabut otot peralihan memiliki sifat-sifat diantara serabut otot merah dan serabut otot putih. 5-7 Macam-macam serat otot seran lintang: Serat merah, serat ini berdiameter relatif kecil, dengan banyak sarkosom besar yang penuh krista. Sarkosom-sarkosom itu terkumpul di bawah sarkolema dan berderet-deret memanjang diantara miofibril.

19

Serat putih, merupakan bagian terbesar dari otot putih dan

seratnya lebih besar. Sarkosom-sarkosom yang lebih kecil terdapat berpasangan sekitar garis Z, dan garis Z disini hanya setengah lebarnya garis Z pada serat merah. Serat menengah, serupa serat merah, terdapat pada otot merah, tetapi sarkosomnya lebih kecil dan garis Z-nya lebih tipis. Myoneural junction (taut mioneural) bersifat lebih kompleks pada serat putih, dan penyebaran berbagai jenis serat didalam suatu otot agaknya dipengaruhi oleh sistem saraf. Serat merah berkontraksi lebih lambat jika dibandingkan dengan serat putih dan lebih tahan berkontraksi lama, walaupun sebenarnya ada 2 jenis serat merah, dan salah satunya berkontraksi lumayan cepat. Serat menengah yang secara morfologi mirip serat merah, lebih mirip serat putih dalam hal kecepatan kontraksinya. Mekanisme kontraksi Oleh Huxley dijelaskan bahwa pada waktu proses kontraksi miofilamen halus di kedua pihak dalam sebuah sarkomer menyusup mendekati ujung-ujung miofilamen halus di pihak lain diantara miofilamen tebal disekelilingnya. Oleh karena miofilamen halus bertumpu pada lempeng Z, maka berakibat pada lempeng Z saling mendekat sehingga pada waktu berkontraksi, sarkomer diseluruh serabut memendek. Jika seluruh sarkomer memendek, maka seluruh serabut memendek pula. Dari hipotesis ini jelaslah bahwa kontraksi disebabkan kemampuan saling tarik antara dua macam miofilamen yang diwujudkan sebagai saling menggesernya Proses miofilamen sedemikian sebelum rupa sehingga terjadinya terdapat perlekatan yang maksimal dari masing-masing permukaan. yang berlangsung kontraksi: Tonjolan miofilamen tebal mengadakan kontak dengan molekul aktin Arah miring dari tonjolan tersebut menyebabkan adanya gerakan miofilamen tebal dan miofilamen halus dalam arah yang berlawanan

20

Gerakan miofilamen menyebabkan pergeseran antara filamen-filamen sehingga miofibril memendek 6-7 Selama pergeseran, terjadi rangkaian peristiwa hubungan antara cross bridge dengan miofilamen halus diselingi dengan pelepasannya, sampai ujung-ujung miofilamen halus saling mendekat. Akibat rangkaian peristiwa diatas, miofilamen halus bergeser menyusup ke dalam lempeng A sehingga tampak sebagai fenomena berikut: lempeng H dan lempeng I menyempit disertai saling mendekatnya lempeng Z sehingga sarkomer memendek. Otot Jantung Otot jantung bersifat lurik dan involunteer, berkontraksi secara ritmis dan automatis. Mereka hanya terdapat pada miokard (lapisan otot pada jantung) dan pada dinding pembuluh darah besar yang langsung berhubungan dengan jantung. Suatu serat otot jantung terlihat dibawah mikroskop cahaya sebagai suatu satuan linier terdiri atas sejumlah sel otot jantung yang terikat end to end (ujung-ujung) pada daerah-daerah ikatan khusus yang disebut diskus interkalaris. Serat otot jantung dibungkus suatu sarkolema tipis mirip yang terdapat pada otot rangka, dan sarkoplasma yang mirip mithokondria. Miofibrilmiofibril terpisah-pisah oleh deretan mithokondria, yang mengakibatkan gambaran gurat-gurat memanjang yang nyata. 6-7 Otot jantung terdiri atas serabut-serabut otot yang bergaris-garis melintang seperti halnya otot kerangka. Namun demikian kedua jenis serabut otot tersebut terdapat perbedaan: Serabut otot jantung tidak merupakan sinsitium, melainkan merupakan rangkaian sel-sel tunggal yang berderet-deret ujung ketemu ujung dengan perantara suatu bangunan yang dinamakan : discus intercalaris.

21

Sel otot jantung tidak berbentuk silindris biasa, melainkan

bercabang-cabang sehingga memberikan kesan adanya anyaman 3 dimensional. Inti sel otot jantung tidak terletak dibawah sarkolema,melainkan ditengah sel. Kontraksi otot jantung diluar pengaruh kehendak kita. Celah-celah diantara anyaman serabut-serabut otot jantung diisi oleh jaringan pengikat sebagai endomisium. PERSENDIAN DAN MEMBRANA SYNOVIALIS Tulang tulang dihubungkan satu ama lain melalui persendian. Berdasarkan strukturnya terdapat berbagai bentuk sendi yang juga menentukan keluasan gerakan bagian bagian tulang yang terlibat. Berdasarkan keluasan gerakannya dibedakan : Synathrosis : gerakan terbatas Diathrosis : gerakan luas

Karena luasnya gerakan dari diarthrosis maka diantara ujung ujung tulang berdekatan terdapat rongga yang dinamakan Cavum artikularis. Rongga ini berdinding jaringan ikat padat. Kapsel pada sendi tersebut terdiri atas dua lapisan, yaitu : Lapisan fibrosa (di sebelah luar) Lapisan sinovial (disebelah dalam)

Cairan yang berada di dalam cavum synoviale dihasilkan oleh sel sel sinovial. Permukaan dalam dari lapisan sinovial biasanya dibatasi oleh sel sel berbentuk gepeng atau kuboid. Di bawah lapisan ini terdapat jaringan pengikat longgar atau padat dan jaringan lemak. Sel sel membran sinovial berasal dari jaringan mesenkim yang dipisahkan oleh substansi dasar.6-7 Mekanisme Kontraksi Otot

22

Kontraksi Impuls yang dibawa oleh saraf mencapai otot menyebabkan ion Ca2+ terikat pada troponin,hal ini akan mengubah kedudukan tropomiosin pada filamen aktin sehingga sisi aktif aktin menjadi terbuka siap berikatan dengan miosin Filamen aktin yang sisi aktifnya sudah terbuka meluncur ke zona H Terjadi perubahan pada masing-masing sarkomer sehingga dan berikatan dengan miosin membentuk aktomiosin menyebabkan perubahan pada seluruh filamen miofibril yang menyebabkan miofibril menebal dan memendek.

Relaksasi Setelah energi terpakai dan tidak terdapat impuls lagi, maka Ion Ca2+ akan terlepas dari troponin, hal ini akan menyebabkan tropomiosin kembali pada posisi semula sehingga melepaskan ikatan antara aktin dan meiosin dan sisi aktif aktin akan ditempati oleh tropomeiosin. Filamen aktin akan bergerak keposisi semula sehingga zona H dan Pita I kembali terbentuk, menyebabkan sarkomer memanjang kembali dan berakibat pada memanjangnya keseluruhan myofibril5-7

23

Gambar No. 03 Ikatan aktin dan miosin Kontraksi Isometrik dan Isotonik Aktivitas jembatan silang menghasilkan ketegangan di dalam sarkomer, dinamakan komponen kontraksi otot. Ketegangan yang dihasilkan oleh unsureunsur kontraksi harus disalurkan ke tulang melalui jaringan ikat dan tendon sebelum tulan dapat digerakkan. Jaringan ikat, serta komponen lain otot, misalnya retikulum sarkoplasma memperlihatkan tingkat elastisitas pasif tertentu, jaringan nonkontraktil ini disebut komponen rangkaian elastik otot. Komponen ini berfungsi seperti pegas yang dapat diregangkan yang terletak di antara unsureunsur penghasil ketegangan internal dan tulang yang akan digerakkan melawan suatu beban ekstrenal.6-7 Biasanya otot melekat paling sedikit ke dua tulang yang berlainan yang melintasi sebuah sendi melalui tendon yang berjalan dari kedua ujung otot. 24

Sewaktu otot memendek selama konstraksi, posisi sendi berubah karena salah satu tulang bergerak terhadap tulang yang lain. ( contoh : fleksi sendi siku oleh kontraksi otot biseps dan ekstensi siku oleh konraksi bisep). Ujung otot yang melekat kebagian kerangka yang lebih diam disebut origo, sedangkan ujung yang melekat bagian kerangka yang bergerak disebut insersi. Tidak semua kontraksi otot menyebabkan pemendekan otot dan pergerakan tulang. Agar otot memendek selama kontraksi, ketegangan yang terbentuk di otot harus melebihi gaya-gaya yang melawan pergerakan tulang tempat insersi otot tersebut. Terdapat dua jenis utama kontraksi, bergantung pada apakah terjadi perubahan panjang otot selama kontraksi. Pada kontraksi isotonik ketegangan otot tetap konstan ketika panjang otot berubah. Pada kontraksi isometrik otot dicegah untuk memendek, sehingga terjadi pembentukan ketegangan pada panjang otot yang konstan. Pada kontraksi isotonik dan isometrik terjadi proses-proses internal yang sama : proses kontraktil yang menghasilkan ketegangan diaktifkan oleh eksitasi otot; jembatan silang mulai melakukan siklusnya; pergeseran filamen yang memperpendek sarkomer; meregangkan komponen rangkaian elastik untuk menimbulkan gaya di tulang tempat insersi otot.7-8 Kontraksi isotonik digunakan untuk menggerakan tubuh dan untuk melakukan kerja dengan menggerakan benda-benda eksternal. Kontraksi isometrik selain dikarenakan beban yang terlalu besar, bisa juga terjadi apabila ketegangan yang terbentuk di otot sengaja dibuat lebih kecil dari yang diperlukan untuk menggerakkan badan. Dalam hal ini, tujuannya adalah untuk menahan otot pada panjang tertentu walaupun otot mampu menciptakan ketegangan yang lebih besar. Kontraksi isometrik submaksimum ini penting untuk mempertahankan postur tubuh (misalnya menjaga tungkai tetap kaku sementara berdiri) dan untuk menunjang benda pada posisi tertentu. Selama suatu gerakan, otot dapat berpindah-pindah antara kontraksi isotonik dan isometrik. Sebenarnya terdapat dua jenis kontraksi isotonik, yaitu : konsentrik dan eksentrik. Pada keduanya otot tetap mengalami perubahan panjang pada ketegangan tetap. Namun pada kontraksi konsentrik otot memendek, sedangkan

25

konsentrasi eksentrik otot memanjang. Pada konsentrasi eksentrik aktivitas kontraktil melawan peregangan. Contohnya menurunkan sebuah beban ke tanah. Selama tindakan ini, serat-serat otot bisep memanjangtetapi tetap berkontraksi melawan peregangan. Ketegangan ini menahan berat benda.

Gambar No.04 Kontraksi Isometrik

Gambar No. 05 Kontraksi Isotonik Mekanisme Kerja Enzim saat Kontraksi

26

Filamen-filamen tebal dan tipis yang saling bergeser saat proses kontraksi Kita telah mengetahui bahwa panjang otot yang terkontraksi akan lebih pendek daripada panjang awalnya saat otot sedang rileks. Pemendekan ini rata -rata sekitar sepertiga panjang awal. Melalui mikrograf elektron, pemendekan ini dapat dilihat sebagai konsekuensi dari pemendekan sarkomer. Sebenarnya, pada saat pemendekan berlangsung, panjang filamen tebal dan tipis tetap dan tak berubah (dengan melihat tetapnya lebar lurik A dan jarak disk Z sampai ujung daerah H tetangga) namun lurik I dan daerah H mengalami reduksi yang sama besarnya. Aktin merangsang Aktivitas ATPase Miosin . Pencampuran larutan aktin dan miosin untuk membentuk kompleks bernama Aktomiosin ternyata disertai oleh peningkatan kekentalan larutan yang cukup besar. Kekentalan ini dapat dikurangi dengan menambahkan ATP ke dalam larutan aktomiosin. Maka dari itu, ATP mengurangi daya tarik atau afinitas miosin terhadap aktin.8 Daya kerja ATPase miosin yang terisolasi ialah sebesar 0.05 per detiknya. Daya kerja sebesar itu ternyata jauh lebih kecil dari daya kerja ATPase miosin yang berada dalam otot yang berkontraksi. Bagaimanapun juga, secara paradoks, adanya aktin (dalam otot) meningkatkan laju hidrolisis ATP miosin menjadi sekitar 10 per detiknya. Karena aktin menyebabkan peningkatan atau peng-akti-vasian miosin inilah, muncullah sebutan aktin.9 Pada tahap pertama, ATP terikat pada bagian miosin dari aktomiosin dan menghasilkan disosiasi aktin dan miosin. Miosin yang merupakan produk proses ini memiliki ikatan dengan ATP. Selanjutnya, pada tahap kedua, ATP yang terikat dengan miosin tadi terhidrolisis dengan cepat membentuk kompleks miosin-ADP-Pi. Kompleks tersebut yang kemudian berikatan dengan Aktin pada tahap ketiga. Pada tahap keempat yang merupakan tahap untuk relaksasi konformasional, kompleks aktin-miosin-ADP-Pi tadi secara tahap demi tahap melepaskan ikatan dengan Pi dan ADP sehingga kompleks yang tersisa

27

hanyalah kompleks Aktin-Miosin yang siap untuk siklus hidrolisis ATP selanjutnya. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa proses terkait dan terlepasnya aktin yang diatur oleh ATP tersebut menghasilkan gaya vektorial untuk kontraksi otot.8-10 Mekanisme penggunaan energi pada kontraksi Pengikatan dan pelepasan tiap kepala miosin menggunakan satu molekul ATP. Jika persediaan ATP yang di dalam sel habis terpakai, maka ATP disintesis lagi dari ADP dengan pemindahan satu gugus fosfat dari fosfat lain yang kaya energi, yaitu kreatin fosfat pada otot vertebrata. Fosfat kaya energi ini dibuat dengan metabolisme makanan dalam daur glikolitik dan asam nitrat.8-10

Penggunaan energi oleh otot dengan laju kontraksi yang relatif pelan akan dapat diimbangi oleh pembentukan ATP dari fosforilasi oksidatif (metabolisme makanan dengan menggunakan oksigen). Jika kebutuhan oksigen tidak terpenuhi, maka kebutuhan energi dipenuhi dengan glikolisis anaerobik glikogen (glikolisis gula otot tanpa oksigen) yang menghasilkan ATP dan asam piruvat. Asam piruvatini akan diubah menjadi asam laktat. Timbunan asam laktat di dalam otot akan menyebabkan otot menjadi pegal. Jika oksigen tersedia lagi, sebagian besar asam laktat itu akan diubah menjadi glikogen otot. Otot yang terus-menerus dirangsang akan meningkatkan kadar asam laktat di dalam otot sehingga pengembalian asam laktat menjadi gula otot lambat. Tertimbunnya asam laktat dalam otot yang berlebihan dan tidak dapat ditoleransi lagi menyebabkan tetanus atau kejang otot.8-10

C. PENUTUP
Tidak hanya tulang yang berperan penting dalam menyusun kerangka manusia, diperlukan juga sendi serta otot untuk menyusun kerangka tersebut.

28

Struktur tulang dapat dilihat secara makroskopik dan mikroskopik, dimana secara makroskopik meliputi bagian bagian yang dapat secara langsung ditangkap oleh mata, dan secara mikroskopik adalah komponen komponen penyusun tulang. Otot terbagi menjadi 3 golongan besar, yakni otot polos, otot jantung dan otot rangka. Persendian terbagi menjadi 2 golongan besar, yakni synathrosis (gerakan yang terbatas) dan diathrosis (gerakan yang bebas / luas). Kontraksi terbagi menjadi 2, yaitu kontraksi isometrik dan kontraksi isotonik, kontraksi isometrik adalah kontraksi dimana ketegangan otot tetap konstan ketika panjang otot berubah, sedangkan ketegangan otot dalam kontraksi isotonik mengalami perubahan. Kontraksi otot memerlukan energi, energi yang dipakai adalah ATP. Jika tubuh kita mengalami kontraksi otot yang berlebihan, maka energi di dalam tubuh kita akan cepat berkurang, dan akan tertimbun asam laktat dalam jumlah yang besar di dalam tubuh, itulah mengapa tubuh kita mengalami kelelahan otot atau yang lebih sering dikenal dengan istilah nyeri.

Daftar Pustaka
1. Sloane Ethel. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2004. h. 92118. 2. Tambayong Jan. Histologi dasar: teks dan atlas. Jakarta: EGC; 2007. h. 134201. 3. 4. 5. 6. Faweett DW. Buku ajar histologi. Jakarta: EGC; 2002. h. 233-76. Guyton AC. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC; 2008. h. 74-86. Wibowo DS. Anatomi tubuh manusia. Jakarta: Grasindo; 2007. h. 31-51. Anderson PD. Anatomi dan fisiologi tubuh manusia. Jakarta: EGC; 2006.

29

7.

Kuntarti. Sistem saraf motorik. Diunduh dari: http://staff.ui.ac.id/internal/1308050290/material/FISIOLOGIOTOT.pdf, 24 Maret 2011.

8.

Gunawan Adi. Mekanisme dan mekanika pergerakan otot. Diunduh dari: http://home.unpar.ac.id/~integral/Volume%206/Integral%206%20no %202/Adi_Gunawan_M.pdf, 24 Maret 2011.

9.

Inawati. Sistem muskuloskeletal. Diunduh dari: http://www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/Patologi_Anatomi/SISTEM %20MUSKULOSKELETAL.pdf, 25 Maret 2011.

10.

Sudarsono NC. Pengantar faal otot. Diunduh dari: http://www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/Patologi_Anatomi/SISTEM %20MUSKULOSKELETAL.pdf, 25 Maret 2011.

30

Anda mungkin juga menyukai