PENDAHULUAN
Tulang adalah jaringan yang paling keras di antara jaringan ikat lainnya di dalam tubuh
yang terdiri dari 50% air. Bagian padat dari tulang terdiri dari berbagai mineral, terutama 76%
garam kalsium dan 33% material seluler. Tulang memiliki jaringan vaskular dan produk aktivitas
seluler, terutama selama pertumbuhan yang sangat tergantung pada suplai darah sebagai sumber
dasar dan hormon yang sangat mengatur proses pertumbuhan ini. Sel-sel pembentuk tulang,
osteoblas, osteoklas memainkan peran penting dalam menentukan pertumbuhan tulang, ketebalan
lapisan kortikal dan susunan struktural lamella.
Tulang terus mengubah struktur internalnya untuk mencapai kebutuhan fungsional dan
perubahan ini terjadi melalui aktivitas osteoklas dan osteoblas. Tulang yang dilihat dari
perkembangannya dapat dibagi menjadi dua proses: pertama adalah osifikasi intramembran di
mana tulang terbentuk langsung dalam bentuk jaringan ikat mesenkimal primitif, seperti tulang
mandibula, rahang atas dan tengkorak. Kedua adalah osifikasi endokondral di mana jaringan
tulang menggantikan tulang rawan hialin yang sudah ada sebelumnya, misalnya selama
pembentukan dasar tengkorak. Sel yang sama membentuk dua jenis pembentukan tulang dan
struktur akhir tidak jauh berbeda.
Pertumbuhan tulang tergantung pada faktor genetik dan lingkungan, termasuk efek
hormon, pola makan dan faktor mekanik. Tingkat pertumbuhan tidak selalu sama di semua bagian,
misalnya, lebih cepat di ujung proksimal daripada distal humerus karena pola internal spongiosum
tergantung pada arah tekanan tulang. Arah pembentukan tulang pada bidang epifisis ditentukan
oleh arah dan distribusi garis tekanan. Peningkatan ketebalan atau lebar tulang disebabkan oleh
pengendapan tulang baru dalam bentuk lamella sirkumferensial di bawah periosteum. Jika
pertumbuhan tulang berlanjut, lamella akan tertanam di belakang permukaan tulang baru dan
digantikan oleh sistem kanal haversian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tulang adalah jaringan yang terdiri dari matriks ekstraseluler yang keras. Komponen dasar
tulang, seperti pada jaringan ikat lainnya, yaitu sel dan matriks. Ada empat jenis sel tulang:
osteoblas, osteosit, sel osteogenik, dan osteoklas. (Gambar 1 dan Tabel 1).
• Osteoblast mensintesis matriks tulang dan bertanggungjawab untuk mineralisasi. Mereka berasal
dari sel-sel osteoprogenitor (a mesenchymal stem cell).
• Osteosit adalah osteoblas yang tidak aktif yang berada di dalam tulang.
• Osteoklas memecah matriks tulang melalui proses fagositosis.
Keseimbangan aktivitas osteoblas dan osteoklas mengatur pergantian tulang dan
memastikan bahwa tulang tidak diproduksi berlebihan atau mengalami degradasi berlebih. Sel-sel
ini membangun dan memecah matriks tulang, yang terdiri dari:
• Osteoid merupakan matriks yang terdiri dari kolagen tipe I dan gylcosaminoglycans (GAG).
• Kalsium hidroksiapatit, kristal garam kalsium yang memberi tulang kekuatan dan kekakuan.
Tulang dibagi menjadi dua jenis yang berbeda secara struktur dan fungsi. Sebagian besar
tulang terdiri dari kedua jenis jaringan tulang, yaitu (Gambar 2):
• Tulang kompak atau tulang kortikal merupakan tempat menempelnya ligamen dan tendon.
• Tulang trabekular atau tulang kanselosa atau spongy bone, terletak di antara lapisan-lapisan
tulang padat. Di dalam trabekula terdapat sumsum tulang.
2. Struktur Tulang
3.2.2 Kondrogenesis
Kondrogenesis adalah proses pembentukan tulang rawan dari jaringan mesenkim yang
mengalami diferensiasi menjadi kondrosit dan mulai mengeluarkan molekul yang membentuk
matriks ekstraseluler. Pernyataan di bawah ini adalah lima langkah kondrogenesis:
1. Kondroblas menghasilkan matriks: matriks ekstraseluler yang diproduksi oleh sel-sel
tulang rawan yang tegas tetapi fleksibel dan kaku.
2. Sel tertanam dalam matriks: ketika kondroblas sepenuhnya tertanam dalam bahan matriks,
sel tulang rawan berubah menjadi kondrosit. Kondroblas baru akan menambah ukuran
tulang rawan (tulang rawan dapat meningkatkan ukuran melalui pertumbuhan aposisi).
3. Kondrosit membesar dan menghasilkan matriks. Pertumbuhan sel berlanjut dan
menghasilkan matriks, yang menyebabkan peningkatan ukuran massa tulang rawan.
Pertumbuhan yang menyebabkan peningkatan ukuran dari dalam disebut pertumbuhan
interstitial.
4. Matriks tidak mengalami kalsifikasi: matriks tulang rawan kaya akan sulfat kondroitin
yang terkait dengan protein non-kolagen. Nutrisi dan sisa metabolisme dibuang langsung
melalui matriks lunak ke dan dari sel. Oleh karena itu, pembuluh darah tidak diperlukan di
tulang rawan.
5. Membran menutupi permukaan tetapi tidak penting: tulang rawan memiliki vaskularisasi
membran tertutup yang disebut perikondrium, tetapi tulang rawan bisa tetap hidup tanpa
hal tersebut. Hal ini membuat tulang rawan dapat tumbuh dan beradaptasi di tempat yang
membutuhkan tekanan (pada sendi).
Osifikasi endokondral dimulai dengan perubahan karakteristik pada sel tulang rawan
(hipertrofi kartilago) dan matriks interseluler, proses ini disebut sebagai spongiosa primer.
Pembuluh darah dan jaringan mesenkim dari perikondrium akan menembus ke daerah ini. Jaringan
berdiferensiasi menjadi osteoblas. Kondroblas menghancurkan tulang rawan sehingga membentuk
rongga.
Lapisan osteoid diendapkan pada spikula yang mengalami kalsifikasi yang tersisa dari
tulang rawan dan kemudian mengalami mineralisasi untuk membentuk tulang spongiosa. Tulang
spongiosa dapat berubah menjadi tulang padat dengan mengisi rongga kosong. Pertumbuhan
tulang endokondral dan perikondral keduanya terjadi pada epifisis dan sendi. Dalam proses
pemanjangan tulang selama osifikasi endokondral tergantung pada pertumbuhan tulang rawan
epifisis. Ketika garis epifisis telah ditutup, tulang tidak akan bertambah panjang. Tidak seperti
tulang, pertumbuhan tulang rawan didasarkan pada pertumbuhan aposisi dan interstitial.
4. Pertumbuhan Tulang
Perkembangan tinggi tulang rawan terjadi selama bulan ketiga kehidupan intra uterus.
Tulang rawan memanjang dari kapsul tulang hidung posterior ke foramen magnum di dasar
tengkorak. Tulang rawan merupakan jaringan avaskular yang memiliki sel-sel internal yang bisa
melakukan proses difusi dari lapisan terluar. Ini berarti tulang rawan harus lebih rata. Pada tahap
awal perkembangan, ukuran embrio yang sangat kecil dapat dengan mudah membentuk
kondroskeleton dimana persiapan pertumbuhan lebih lanjut terjadi tanpa suplai darah internal.
Selama bulan keempat di rahim, perkembangan elemen vaskular ke berbagai titik
kondrokranium (dan bagian lain dari kerangka tulang rawan) menjadi pusat osifikasi, dimana
tulang rawan berubah menjadi pusat osifikasi, dan pembentukan tulang di sekitar tulang rawan.
Tulang rawan terus tumbuh dengan cepat tetapi digantikan oleh tulang, menghasilkan peningkatan
jumlah tulang yang cepat. Pada akhirnya jumlah kondrokranium lama akan berkurang di daerah
tulang rawan dan sebagian besar tulang.
Pertumbuhan tulang longitudinal disertai dengan remodeling yang mencakup pertumbuhan
apposisional untuk menebalkan tulang. Proses ini terdiri dari pembentukan tulang dan reabsorpsi.
Pertumbuhan tulang berhenti sekitar usia 21 tahun untuk pria dan usia 18 tahun untuk wanita ketika
epifisis dan diafisis telah menyatu (penutupan lempeng epifisis).
Pertumbuhan tulang normal tergantung pada asupan protein, mineral, dan vitamin.
Kekurangan vitamin D mencegah penyerapan kalsium dari saluran pencernaan yang
mengakibatkan penyakit rickets (anak-anak) atau osteomalacia (dewasa). Osteoid diproduksi
tetapi garam kalsium tidak disimpan, sehingga tulang menjadi lunak dan lemah.
5. Peran migrasi sel induk mesenkimal dan diferensiasi pada pembentukan tulang
Perkembangan tulang dimulai dengan penggantian jaringan mesenkim kolagen oleh tulang.
Secara umum, tulang dibentuk oleh osifikasi endokondral atau intramembran. Osifikasi
intramembran sangat penting pada tulang seperti tengkorak, tulang wajah, dan panggul yang mana
MSC (mesenchymal stem cell) langsung berdiferensiasi menjadi osteoblas. Sementara itu, osifikasi
endokondral juga berperan penting dalam sebagian besar tulang kerangka manusia, termasuk
tulang panjang, pendek, dan tidak beraturan, yang mana MSC berdiferensiasi menjadi kondrosit
untuk membentuk lempeng pertumbuhan tulang rawan yang kemudian secara bertahap digantikan
oleh jaringan tulang baru.
Migrasi dan diferensiasi MSC adalah dua proses fisiologis penting dalam pembentukan
tulang. MSC awalnya perlu bermigrasi ke permukaan tulang lalu berdiferensiasi menjadi sel
osteogenik dan kemudian berkontribusi dalam proses pembentukan tulang. Sumber utama MSC
dalam pembentukan tulang ialah di sumsum tulang dan periosteum.
Pada osifikasi intramembran, MSC mengalami proliferasi dan diferensiasi untuk
membentuk tulang secara langsung tanpa terlebih dahulu membentuk tulang rawan. Migrasi MSC
dan preosteoblas dipengaruhi oleh banyak faktor. MSC awalnya berdiferensiasi menjadi
preosteoblas yang berproliferasi di sekitar permukaan tulang dan mensekresi ALP (alkaline
phosphatase). Kemudian mereka menjadi osteoblas dewasa lalu membentuk osteosit yang
tertanam dalam matriks ekstraseluler (ECM). Faktor-faktor lain yang juga mengatur osifikasi
intramembran MSC seperti runt-related transcription factor 2 (Runx2), AT-rich sequence binding
protein 2 (SATB 2), dan Osterix serta jalur, seperti wnt / beta catenin pathway dan jalur protein
morfogenetik tulang (BMP).
Pada osifikasi endokondral, MSC memulai pembentukan tulang rawan. Proses ini
dipengaruhi oleh BMP melalui fosforilasi dan mengaktifkan reseptor SMAD untuk
menghantarkan sinyal. Selama proses kondensasi, bagian tengah MSC berdiferensiasi menjadi
kondrosit dan mengeluarkan matriks tulang rawan. Sementara, sel-sel lain di perifer, membentuk
perikondrium yang terus mengeluarkan kolagen tipe I dan faktor-faktor penting lainnya, seperti
proteoglikan dan ALP. Kondrosit mengalami proliferasi yang cepat. Kondrosit di pusat menjadi
matang, disertai dengan masuknya pembuluh darah pada tulang rawan yang hipertrofi, diikuti
diferensiasi osteoblas di dalam perikondrium dan rongga sum-sum tulang. Sel-sel yang berada di
dalam perikondrium berdiferensiasi menjadi osteoblas, yang mengeluarkan matriks tulang untuk
membentuk tulang (collar bone) setelah vaskularisasi pada kartilago hipertrofi. Banyak faktor
yang mengatur osifikasi endokondral adalah faktor pertumbuhan (GF), TGF-β, Sry-related high-
mobility group box 9 (Sox9) dan interaksi sel ke sel.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
• Osteogenesis / osifikasi adalah proses dimana lapisan baru jaringan tulang dibentuk oleh
osteoblas.
• Selama pembentukan tulang, woven bone (susunan serat kolagen yang berantakan) diubah
menjadi lamellar bone / tulang pipih (kolagen paralel dalam lapisan yang dikenal sebagai lamella).
• Periosteum adalah lapisan jaringan ikat pada permukaan luar tulang; endosteum adalah lapisan
tipis (umumnya hanya satu lapisan sel) yang melapisi semua permukaan dalam tulang.
• Sel tulang utama meliputi: osteoblas (dari sel osteoprogenitor, membentuk osteoid yang
memungkinkan terjadinya mineralisasi matriks), osteosit (dari osteoblas; menutup lakuna dan
mempertahankan matriks) dan osteoklas (dari garis keturunan hemopoietik; mengikis matriks
selama pembentukan dan remodeling tulang).
• Proses pembentukan tulang terjadi melalui dua mekanisme dasar:
○ Pembentukan tulang intramembran terjadi ketika tulang terbentuk di dalam membran mesenkim.
Jaringan tulang langsung berikatan pada jaringan ikat primitif yang disebut mesenkima tanpa
keterlibatan tulang rawan perantara. Proses ini membentuk tulang tengkorak dan rahang; terutama
hanya terjadi selama pengembangan serta perbaikan fraktur.
○ Pembentukan tulang endokhondral terjadi ketika tulang rawan hialin digunakan sebagai
prekursor pembentukan tulang, kemudian tulang menggantikan tulang rawan hialin, membentuk
dan menumbuhkan semua tulang lainnya, terjadi selama perkembangan dan sepanjang hidup.
• Lempeng pertumbuhan epifisial mempunyai lima zona yang meliputi: Zone of resting, Zona
proliferasi, Zona hipertrofi, Zona kalsifikasi, Zona osifikasi dan resorpsi.
• Selama pertumbuhan aposisional, osteoklas menyerap tulang tua yang melapisi rongga meduler,
sementara osteoblas, melalui osifikasi intramembran, menghasilkan jaringan tulang baru di bawah
periosteum.
• Migrasi dan diferensiasi sel punca mesenkimal adalah dua proses fisiologis penting dalam
pembentukan tulang.
DAFTAR PUSTAKA
Setiawati R dan Rahardjo P. 2018. Bone Development and Growth. Department of Radiology,
Faculty of Medicine Airlangga University, Dr. Soetomo General Hospital, Surabaya, East
Java, Indonesia. IntechOpen.