Disusun oleh:
Ari Stevanofiq Manendra Muhtar
Ninda Putri Wahyuni
Nadhira Dewi Hanana
Qurrota Ainun Mardliyyah Ahmad
Zela Puteri Nurbani
Hasti Raissa
Friselsa Pardede
Muhammad Adnan Fanani
Ratu Nabila Larasati
Rumusan Masalah
c. radiografis
b.makro
3. Bagaimana struktur anatomi dan komponen dari cranium beserta
istilah-istilah asingnya?
4. Bagaimana struktur anatomi dan komponen sendi rahang beserta
istilah asingnya?
5. Bagaimana mekanisme pergerakan sendi rahang?
Sasaran Pembelajaran
1. Dapat menjelaskan pengertian dari Anatomi.
2. Dapat menerangkan cara melihat organ Kranium dan Sendi
Rahang dari cara mikro, makro, dan juga radiografis.
3. Dapat mengidentifikasi struktur anatomi dan komponenkomponen dari Kranium beserta dengan istilah-istilah asingnya.
4. Dapat mengidentifikasi struktur anatomi dan komponenkomponen dari Kranium beserta dengan istilah-istilah asingnya .
5. Dapat menjelaskan mekanisme pergerakan dari sendi rahang.
PEMBAHASAN
1. Anatomi
A. DEFINISI ANATOMI
Tulang diselaputi oleh sebuah selaput tipis yang disebut dengan periosteum.
Periosteum adalah lapisan ganda jaringan ikat padat. Lapisan luar dari periosteum
mengandung pembuluh darah dan saraf. Sedangkan lapisan dalam periosteum
mengandung sel lapisan tunggal pembentuk tulang yang disebut dengan osteoblast.
Lapisan paling dalam dari periosteum adalah lapisan padat tulang kompakta.
Dimana di dalam tulang kompakta ini terdapat tulang berorangga atau tulang
cancellous. Kedua tulang ini memiliki komponen sel yang sama tetapi memiliki
komponen penyusun yang berbeda. Perbedaan dari 2 tipe tulang ini meliputi
kepadatan tulang dan juga ukuran serta jumlah jaringan lunak yang ada di keduanya.
Tulang kompakta bersifat kuat karena memiliki sedikit jaringan lunak. Sebaliknya,
tulang kanselus bersifat ringan karena terbentuk dari sebagian tulang padat yang
bergabung membentuk sebuah kisi. Tulang kanselus tidak bersifat kuat karena
memiliki jaringan lunak yang banyak.
Lapisan kavitas medulla tulang yang berada di dalam lapisan tulang kompakta dan
tulang kanselus disebut endosteum. Endosteum memiliki komposisi yang sama
seperti periosteum teapi lebih tipis. Pada bagian paling dalam tulang terdapat lapisan
kavitas medulla yang disebut dengan sumsum tulang. Substansi yang bersifat seperti
agar-agar (gelatinous) ini merupakan tempat sel induk darah berada dan merupakan
tempat dimatangkannya limfosit. Sel induk ini dapat memproduksi sel darah.
Histologi Tulang
Tulang mengandung jutaan sel dan ada bagian yang disebut dengan matriks yang
mengandung 50% material anorganik. Material anorgani ini disimpan dalam matriks
diantara sel tulang. Matriks tersusun dari serat kolagen organic dan substansi
interseluler. Substansi orgnanik yang menyusun tulang ini sebagain besar terbuat dari
Matriks tulang tersusun dari osteoid yang mengalami mineralisasi. Osteoid diproduksi
oleh osteoblast yaitu sel kubus yang keluar dari fibroblast. Osteoblast juga terlibat
dalam mineralisasi osteoid untuk membentuk tulang. Lapisan yang selalu muncul di
periosteum adalah lapisan osteoblast pada permukaan luar dari tulang kompakta yang
berfungsi saat terjadi remodelling tulang dan memperbaiki kerusakan tulang.
Dalam kalsifikasi tulang terdapat osteosit yang menampung osteoblast matang. Sama
halnya dengan kondrosit, tubuh sel dari osteosit dilingkupi oleh tulang kecuali tempat
yang secara langsung mengitarinya seperti lacuna. Proses sitoplasmik dari osteosit
mengalami radiasi ke luar pada semua arah di dalam tulang dan bertempat di kanal
tubular dari matriks atau disebut kanalikuli. Kanal ini memfasilitasi interaksi antar
osteosit. Tidak seperti kondrosit, osteoblast tidak pernah mengalami mitosis. Satu
lacuna mengandung satu osteosit.
Matriks tulang dalam tulang kompakta dibentuk di dalam lamela. Di dalam dan di
antara lamela terdapat osteosit yang tertanam dengan proses sitoplasmik di dalam
kanal. Susunan yang teroganisir dari lamela konsentris dalam tulang
disebut dengan sistem havers.
kompakta
Dalam sistem havers, lamela membentuk lapisan konsentris dari matriks ke dalam
sebuah tabung yang disebut osteon di sekitar tempat jaringan halus atau disebut
dengan saluaran havers. Osteon merupakan satuan dari struktur dalam tulang
kompakta yang terdiri dari 5 sampai 20 lamela. Susunan di dalam osteon ini serupa
dengan pertumbuhan lingkaran tahun daalam penampang melintang batang pohon.
Namun apabila jumlah lingkaran pada batang pohon akan bertambah setiap tahun,
lingkaran pada sistem havers bertambah setiap waktu, tidak melihat berapa jumlah
lamela konsentris yang terlibat. Saluran havers adalah saluran vascular pusat yang
mengandung pembuluh darah, saraf dan beberapa jaringan ikat dan dibatasi oleh
endosteum. Saluran havers ini berkomunikasi bukan hanya dengan sesama saluran
havers tetapi juga dengan proses osteotik di kanalikuli. Saluran havers ini juga
menyediakan nutrisi sel untuk jaringan tulang. Saluran havers dapat disebut juga
dengan ostenic atau saluran pusat.
Terletak di luar saluran havers terdapat saluran Volkmann atau saluran nutrisi yang
mengandung komponen vascular dan komponen saraf yang sama dengan saluran
Havers dan juga dibatasi oleh endosteum.
Tulang kanselus mempunyai matriks tulang yang dibentuk dalam trabeculae atau
gabungan beberapa matris yang membentuk kisi. Lamela dari matriks tulang kanselus
tidak tersusun dalam lapisan konsentris dalam pembuluh darah pusat tulang
kompakta, tetapi lingkaran konsentrisnya benbentuk kerucut spikula. Osteosit di
dalam lacuna dengan proses sitoplasmiknya berlokasi diantara lamela dari trabeculae.
Di sekitar trabekula terdapat jaringan lunak yang mengandung saluran vascular
dengan pembuluh darah, saraf dan bermacam-macam jaringan ikat. Tempai ini juga
menyediakan sumber nutrisi untuk kisi jaringan tulang.
Perkembangan Tulang
Perkembangan tulang atau osifikasi mempunyai dua metode perkembangan yaitu
intramembran dan endokondral osifikasi. Tulang yang diproduksi oleh kedua
metode ini secara mikroskopik terlihat sama, hanya proses pembentukannya yang
berbeda. Osifikasi intramembrane adalah pembentukan osteoid diantara lapisan
jaringan ikat padat yang kemudian menggantikan jaringan ikat di luarnya. Selama
osifikasi intramembrane berlangsung, sel mesenkim berdiferensiasi ke dalam
osteoblast untuk membentuk osteoid.
2. KRANIUM
A. ANATOMI KRANIUM
Kranium terdiri dari tulang kranial (yang berfungsi melindungi otak) dan tulang
wajah. Tulang kranial terdiri dari 8 tulang; 1 tulang frontal , 2 tulang parietal bones, 2
tulang temporal, 1 tulang occipital, 1 tulang sphenoid, dan 1 tulang ethmoid.
Tulang frontal membentuk dahi, langit-langit rongga nasal, dan langit-langit kantong
mata (orbita). Tulang frontal terdiri dari:
Tulang parietal membentuk sisi dan langit-langit kranium. Tulang parietal terdiri
dari:
Tulang oksipital membentuk bagian belakang kranium. Tulang oksipital terdiri dari:
Tulang temporal membentuk dasar dan bagian sisi dari kranium. Tulang temporal
terdiri dari:
Tulang etmoid adalah struktur penyangga rongga nasal. Tulang ini berperan dalam
pembentukan orbita mata. Tulang etmoid terdiri dari:
Konka nasal superior dan tengah atau turbinatum yang menonjol secara
medial dan memperluas area permukaan rongga nasal.
B. Kranium terdiri dari tulang wajah (yang tidak bersentuhan dengan otak).
Tulang tersebut disatukan sutura yang tidak dapat bergerak, kecuali pada
mandibula. Tulang wajah terdiri dari 14 tulang, yakni 2 maxilla, 2 tulang
zygomatic , 1 mandibula, 2 tulang lacrimal, 2 tulang palatina, 2 konka nasal
inferior, 2 tulang nasal dan 1 vomer.
Sinus maksillar
B. RADIOGRAFIS CRANIUM
Sinar- X jarang diindikasikan untuk mendeteksi patah tulang tengkorak . Jika ada
riwayat kekuatan yang cukup untuk menghasilkan dicurigai fraktur maka CT biasanya
diperlukan . CT diperlukan untuk mencari perdarahan intrakranial yang
mendasarinya .
1. NORMAL SKULL LATERAL
1. NORMAL SKULL AP
Topografi Osteologi
a. Anterior view
j.
k.
l.
m.
n.
o. Superior view
p.
g.
q.
h. Lateral view
i.
r. Inferior view
s.
b.
c.
d.
e.
f.
t.
u. Internal view
v.
w.
D. ANATOMI MIKRO KRANIUM
x. Biasanya mikro dilihat dari suatu jaringan atau histologinya. Cranium tersusun
dari sel-sel tulang sehingga jaringannya berupa osteosit.
y.
E. Radiografis
a. Postero-anterior of the skull (P A skull) atau occipitofrontal (OF)
z.
Sinar x-ray menyinari bagian posterior-anterior menuju tulang
tengkorak. Proyeksi ini digunakan untuk mengetahui penyakit atau
perkembangan yang tidak normal pada tulang tengkorak dan juga mendeteksi
adanya perubahan atau pergeseran tulang pada bagian mediolateral tulang
tengkorak termasuk pertumbuhan yang tidak simetris dari tulang tengkorak.
aa.
ab.
b. Lateral skull projection (lateral cephalometric projection)
ac.
Proyeksi ini digunakan untuk melihat tulang tengkorak dan tulang
wajah dari samping
ad.
ae.
af. c. Standard occipitomental (0OM) (Occipto-Mental)
ag. Proyeksi ini memperlihatkan tulang fasial dan maxillary antra untuk
menghindari terjadinya penumpukan tulang yang berdekatan pada tulang
tengkorak.
ah.
ai.
aj. d. 30 occipitomental (30 OM)
ak. Proyeksi ini sama seperti standard occipitomental untuk memperlihatkan tulang
fasial, namun dari sudut yang berbeda, yaitu 30.
al.
am.e. Waters' projection
an. Proyeksi in sangat berguna untuk mengevaluasi tulang sinus maksilari.
ao.
ap.
aq. f. Reverse Towne's Projection
ar. Proyeksi ini digunakan untuk mendiagnosis pasien yang mengalami retakan
melingkar di leher. Selain itu, proyeksi ini juga digunakan untuk mengetahui
kondisi postero lateral dari maxillary antrum.
as.
at.
au.
av. g. The submentovertex projection (SMV)
aw. The submentovertex projection atau the base or fullaxial projection
memperlihatkan bagian dasar tengkorak, sphenoidal sinus, dan tulang wajah
dari bawah.SMV juga menunjukkan posisi dan orientasi dari lengkungan,
bagian melengkung dari rahang bawah atau mandibular, dan sisi lateral dari
maxillary sinus, serta berbagai kelainan dari zygomatic arch.
ax.
F. Jenis-Jenis Tulang Penyusun Cranium
bc.
3. Pneumatized bones
bd.
Tulang yang berongga berisi kantung udara. Pada cranium contohnya
adalah tulang ethmoid
be.
bf.
G. ISTILAH-ISTILAH ASING PADA KRANIUM
bg. Lalu terdapat beberapa istilah anatomi di daerah orocraniofasial, antara lain:
a. Processus
Tonjolan pada tulang yang kecil dan runcing membentuk sendi atau titik
tambahan untuk jaringan ikat seperti ligament dan tendon.
Processus terbagi menjadi dua jenis:
bh.
- Processus yang membentuk sendi
Condyle
: tonjolan yang besar dan berbentuk bulat diujung tulang
processus codylaris
Facet
: tonjolan di permukaan sendi yang halus dan datar
bi.
Head
bj.
bk.
bl.
Crest
bm.
bn.
Tubercle
Tuberocity
: tonjolan
yang bulat dan kecil
: tonjolan yang kasar
bo.
bp. b. Protuberentia
Tonjolan kecil pada bidang datar terdapat di bagian tengah
bq. Contohnya: Protuberentia mentalis, protuberentia occipitalis externa
br.
bs. c. Spina
bu.
bv.
bw.d. Fossa
Tulang yang melengkung atau cekungan
bx. Contohnya : fossa jugularis, fossa canina,
fossa mandibularis
by.
bz. Fovea
Lengkungan seperti
lembah, namun agak datar
Contohnya: fovea
submandibularis, fovea
f. Sulcus
g. Linea
Lengkungan yang membentuk garis
Contohnya : Linea obliqua interna, linea oblique externa, linea mylohyoidea
h. Incisura
Contohnya
:
incisura
mandibula, incisura parietalis,
dl
i. Foramen
j. Canalis
k. Sinus
l.Lamina
Bagianratalengkungan
vertebral
Contoh:laminalateralis,lamina
medialis,laminacribosa
3.
SENDI RAHANG
a. Prosesus Kondiloideus
Adalah
tulang
struktur
elipsoid
ramus
mandibula.
dengan
melekat
pada
Berbentuk
sedikit
terlihat
datar
pada
daerah
mediolateral
poros
yang
berorientasi
ini
terdiri
atas
jaringan
fibrosa,
berbentuk
b. Fosa Glenoidalis
batas
cekung
bagian
posterior
adalah
tulang
tipis
yang
merupakan bagian dari tulang temporal. Fosa ini dilapisi oleh jaringan
fibrous ikut berwarna putih.
c. Ligamentum Kapsular
a. Ligamen temporomandibular
b. Ligamen sphenomandibular
c. Ligamen stylomandibular
d. Selaput Sinovisial
Selaput ini mengeluarkan cairan sendi yang disebut sinovia. Cairan ini
berfungsi sebagai minyak/pelumas sendi yang memungkinkan kondilus
dan diskus artikularis bergerak dengan halus serta membersihkan
permukaan-permukaan sendi. Selaput ini tidak membungkus meniscus.
temporal, tetapi dipisahkan oleh diskus yang halus, disebut meniskus atau
diskus
artikulare.
Diskus
artikularis
adalah
suatu
jaringan
fibrosa,
berbentuk pelana, dan memiliki sedikit persarafan. Diskus ini tidak hanya
perperan sebagai pembatas tulang keras tetapi juga sebagai bantalan
A. Makroskopis
B. Mikroskopis
C. Radiografi
Intraoral
Menggunakan
film yang lebih
besar
Ekstraoral
Berada di luar
mulut sewaktu
pemaparan
dengan sinar x
Radiologi
Kedokteran
Gigi
Gambaran Radiografi
Untuk melihat
area kepala dan
rahang
Anatomi TMJ yang dapat terlihat secara radiografi meliputi komponen dasar dari sendi
temporomandibula yaitu :
dilihat dari aspek anterior C.Basis rahang dilihat dari bawah. Fossa glenoidalis
(yang ditunjukkan oleh anak panah) dan angulasinya terhadap bidang koronal.
Seperti sudah diperkirakan, gerak membuka maksimal
umumnya lebih kecil daripada kekuatan gigitan maksimal (menutup).
Muskulus pterygoideus lateralis berfungsi menarik prosessus kondiloideus
ke depan menuju eminensia artikularis. Pada saat bersamaan, serabut
posterior muskulus temporalis harus relaks dan keadaan ini akan diikuti
dengan relaksasi muskulus masseter, serabut anterior muskulus
temporalis dan muskulus pterygoideus medialis yang berlangsung cepat
dan lancar. Keadaan ini akan memungkinkan mandibula berotasi di sekitar
sumbu horizontal, sehingga prosessus kondilus akan bergerak ke depan
sedangkan angulus mandibula bergerak ke belakang. Dagu akan
terdepresi, keadaan ini berlangsung dengan dibantu gerak membuka yang
kuat dari muskulus digastricus, muskulus geniohyoideus dan muskulus
mylohyoideus yang berkontraksi terhadap os hyoideum yang relatif stabil,
ditahan pada tempatnya oleh muskulus infrahyoidei. Sumbu tempat
berotasinya 1. Gerak membuka 2. Gerak menutup 3. Protrusi 4. Retusi 5.
Gerak lateral mandibula tidak dapat tetap stabil selama gerak membuka,
namun akan bergerak ke bawah dan ke depan di sepanjang garis yang
ditarik (pada keadaan istirahat) dari prosessus kondiloideus ke orifisum
canalis mandibularis.
3.3 Protrusi
3.4 Retrusi
Pada saat rahang digerakkan dari sisi yang satu ke sisi lainya
untuk mendapat gerak pengunyahan antara permukaan oklusal premolar
dan molar, prosesus kondiloideus pada sisi tujuan arah mandibula yang
bergerak akan ditahan tetap pada posisi istirahat oleh serabut posterior
muskulus temporalis sedangkan tonus kontraksinya akan tetap
dipertahankan oleh otot-otot pengunyahan lain yang terdapat pada sisi
tersebut. Pada sisi berlawanan prosesus kondiloideus dan diskus
artikularis akan terdorong ke depan ke eminensia artikularis melalui
kontraksi muskulus pterygoideus lateralis dan medialis, dalam
hubungannya dengan relaksasi serabut posterior muskulus temporalis.
Jadi, gerak mandibula dari sisi satu ke sisi lain terbentuk melalui kontraksi
dan relaksasi otot-otot pengunyahan berlangsung bergantian, yang juga
berperan dalam gerak protrusi dan retrusi.
DAFTAR PUSTAKA
http://radiologymasterclass.co.uk/tutorials/musculoskeletal/x-ray_trauma_spinal/xray_skull_fracture.html#top_first_img
Carole Hollins - Basic Guide to Anatomy and Physiology for Dental Care
Professionals
http://radiologymasterclass.co.uk/tutorials/musculoskeletal/x-ray_trauma_spinal/xray_skull_fracture.html#top_first_img
http://www.mif-ua.com/frmtext/knigi/human_anatomy/V1/89-92.pdf
http://teachmeanatomy.info/head/osteology/skull/
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/material/anatomimuskuloskeletal.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1985/1/bedah-iskandar54.pdf
https://www.dartmouth.edu/~humananatomy/part_1/chapter_5.html
https://classes.kumc.edu/som/radanatomy/results2.asp?RegionID=1&PathologyID=2
Sloane, Ethel. (2003). Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Bath, Marry. Illustrated Dental Embryology, Histology and Anatomy. 2006. Missouri:
Elsevier Inc.
Trihapsari,
Enita.
Faktor-Faktor.
2009.
FKM,
UI.
file=digital/124731-S-5792-Faktor-faktor%20yang-Literatur.pdf
Oktober 2015.
http://lib.ui.ac.id/file?
.
Diakses
pada
18