Standar Kompetensi: 7. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada salingtemas
Kompetensi Dasar: 7.1. Menjelaskan keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan/penyakit yang dapat terjadi pada sistem gerak pada manusia.
Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK): 7.1.1 Mengidentifikasi struktur sistem gerak manusia 7.1.2 Menjelaskan fungsi struktur sistem gerak manusia 7.1.3 Menjelaskan proses pada sistem gerak manusia (pembentukan tulang, otot dan sendi) 7.1.4 Mengidentifikasi kelainan/penyakit pada sistem gerak manusia 7.1.5 Menjelaskan kelainan/penyakit pada sistem gerak manusia
Kajian Al-Quran . !.1 l> L.l 1l. !.1l> 1l-l -.`. !.1l> -..l !..Ls !..> .L-l !.>' . ..!: !1l> >, !,. < _.> _,1l.>' _ "Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik."(Q.S. Al- mu'minun : 14)
Materi Ajar 1) Fakta Tanpa bergerak, kehidupan manusia tidak akan berkembang. Manusia dapat bergerak dan berpindah tempat sesuai dengan keinginannya Manusia dapat berlari dan berjalan Pemain sepak bola dapat melakukan berbagai gerakan mengecoh lawan dan menendang bola ke gawang Di dalam tubuh, otot-otot menempel dan menghubungkan berbagai organ tubuh. Gerak yang terjadi pada manusia dikarenakan adanya alat gerak pada tubuh manusia. Gerakan tubuh dimungkinkan karena adanya kerjasama antara tulang dan otot.
2) Konsep
2 Modul Biologi X V Sistem Gerak Manusia
1. Fungsi Rangka Formasi bentuk tubuh. Tulang-tulang penyusun tubuh menentukan bentuk dan ukuran tubuh. Formasi sendi-sendi. Tulang-tulang yang berdekatan membentuk persendian yang bergerak, tidak bergerak, atau sedikit bergerak, bergantung pada kebutuhan fungsional tubuh. Pelekatan otot-otot. Tulang-tulang menyediakan permukaannya sebagai tempat untuk melekatkan otot-otot. Otot-otot dapat berfungsi dengan baik apabila melekat dengan kuat pada tulang. Bekerja sebagai pengungkit. Tulang digunakan sebagai pengungkit untuk berbagai macam aktivitas selama pergerakan. Penyokong berat badan serta daya tahan untuk menghadapi pengaruh tekanan. Tulang-tulang menyokong berat badan, memelihara sikap tubuh tertentu (misalnya : sikap tegak pada tubuh manusia). Proteksi. Tulang-tulang membentuk rongga yang melindungi organ-organ halus seperti otak, sumsum tulang belakang, jantung, paru-paru, dan organ-organ bagian dalam tubuh lainnya. Hemopoesis. Sumsum tulang merupakan tempat pembentukan sel-sel darah. Fungsi imunologis. Sel-sel imunitas dibentuk di dalam sumsum tulang. Misalnya pembentukan limfosit B yang kemudian membentuk antibody untuk system kekebalan tubuh. Penyimpanan kalsium. Tulang-tulang mengandung sekitar 97% kalsium yang terdapat di dalam tubuh. Kalsium tersebut berupa senyawa anorganik maupun garam-garam, terutama kalsium fosfat. Kalsium akan dilepaskan ke darah bila dibutuhkan.
3 Modul Biologi X V Sistem Gerak Manusia
2. Tulang Rawan Tulang rawan tersusun dari sel-sel tulang rawan, ruang antar sel tulang rawan banyak mengandung zat perekat dan sedikit zat kapur, bersifat lentur. Tulang rawan banyak terdapat pada tulang anak kecil dan pada orang dewasa banyak terdapat pada ujung tulang rusuk, laring, trakea, bronkus, hidung, telinga, antara ruas-ruas tulang belakang.
3. Pembentukan Tulang Rangka manusia mulai terbentuk lengkap pada akhir bulan kedua atau awal bulan ketiga pada kehamilan. Semua rangka masih dalam bentuk kartilago. Rangka ini berasal dari jaringan ikat embrional atau mesenkim. Setelah kartilago terbentuk, rongga yang berada di tengahnya akan segera terisi oleh sel-sel pembentuk tulang atau osteoblas. Sel-sel ini juga menempati jaringan pengikat di sekeliling rongga. Sel-sel tulang terbentuk secara konsentris, dari dalam ke luar. Setiap satuan sel tulang akan melingkari suatu pembuluh darah dan serabut saraf, membentuk saluran yang disebut saluran havers. Pembuluh darah dari saluran ini akan mengangkut fosfor dan kalsium yang akan menyebabkan matriks tulang menjadi keras, proses pengerasan ini dinamakan penulangan atau osifikasi. Bila matriks tulang berongga, akan membentuk tulang karang. Bila matriksnya padat dan rapat akan membentuk tulang kompak atau tulang keras.
4. Pembentukan Tulang Pipa Tulang rawan pada embrio mengandung banyak osteoblas, terutama pada bagian tengah epifisis dan bagian tengah diafisis, serta pada jaringan ikat pembungkus tulang rawan. Osteosit terbentuk dari osteoblas, tersusun melingkar membentuk sistem Havers. Di tengah sistem Havers terdapat saluran Havers yang banyak mengandung pembuluh darah dan serabut saraf. Osteosit mensekresikan zat protein yang akan menjadi matriks tulang. Setelah mendapat tambahan senyawa kalsium dan fosfat tulang akan mengeras. Selama terjadi penulangan, bagian epifisis dan diafisis membentuk daerah antara yang tidak mengalami pengerasan, disebut cakraepifisis. Bagian ini berupa tulang rawan yang mengandung banyak osteoblas. Bagian cakra epifisis terus mengalami penulangan. Penulangan bagian ini menyebabkan tulang memanjang. Di bagian tengah tulang pipa terdapat osteoblas yang merusak tulang sehingga tulang menjadi berongga kemudian rongga tersebut terisi oleh sumsum tulang.
4 Modul Biologi X V Sistem Gerak Manusia
5. Macam-macam Bentuk Tulang Tulang memiliki berbagai bentuk, antara lain: Tulang pipa Tulang pipa merupakan tulang yang berbentuk seperti pipa atau silindris (diafise). Tulang pipa berfungsi untuk persendian. Tulang seperti ini umumnya ditemukan pada tulang paha, tulang betis, dan tulang hasta. Diafise merupakan bagian tengah tulang yang memanjang dan di tengahnya terdapat rongga, sedangkan apifise merupakan bagian ujung tulang yang tersusun dari tulang rawan. Diantara diafise dan epifise terdapat metafise. Metafise tersusun dari tulang rawan. Pada metafise terdapat cakra epifise, yaitu bagian tulang pipa yang memiliki kemampuan unutk tumbuh memanjang. Bagian tengah tulang pipa memiliki rongga yang di dalamnya berisi sumsum tulang. Sumsum tulang merupakan kumpulan pembuluh darah dan saraf. Sumsum tulang pipa berupa sumsum tulang merah dan kuning. Sumsum tulang merah merupakan tempat pembentukan sel darah merah, sedangkan sumsum tulang kuning merupakan tempat pembentukan sel-sel lemak.
5 Modul Biologi X V Sistem Gerak Manusia Tulang pendek Tulang pendek merupakan tulang-tulang yang lebih kecil dan tidak ada perbedaan yang nyata antara ukuran panjang dan lebarnya. Bentuk tulang pendek seperti kubus, paku, atau berbentuk bulat. Tulang pendek dapat bergerak bebas. Tulang seperti ini ditemukan pada tulang telapak tangan dan kaki, serta tulang-tulang pada ruas belakang
Tulang pipih Tulang pipih merupakan tulang-tulang yang berbentuk lempengan-lempengan pipih yang lebar. Tulang pipih berfungsi untuk melindungi struktur tubuh bagian bawahnya dan dapat ditemukan pada tulang pinggul, belikat, dan tempurung kepala.
6. Pengelompokkan Kerangka Manusia Kerangka manusia dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu sebagai berikut: a. Skeleton aksial meliputi tengkorak, ruas-ruas tulang belakang, tulang dada, dan tulang rusuk b. Skeleton apendikuler, meliputi tulang-tulang lengan, tulang telapak tangan, tungkai, telapak kaki, pinggul dan bahu
6 Modul Biologi X V Sistem Gerak Manusia a. Skeleton Aksial Skeleton aksial terdiri atas beberapa bagian meliputi tengkorak, tulang vertebra, tulang dada, dan tulang rusuk. 1. Tulang Tengkorak Tulang tengkorak tersusun atas 28 buah tulang. tulang tenkorak berfungsi melindungi otak, mata, dan bagian telinga. Fungsi tulang tengkorak yang lain adalah membentuk wajah, seperti tulang hidung (nasalis), tulang pipi (zigomatikus), tulang rahang atas (maksila), tulang rahang bawah (mandibularis), tulang mata (etmoid), tulang baji (sfenoid), dan tulang pelipis (temporalis).
2. Tulang vertebrata Pada awal pembemtukan embrio, jumlah ruas tulang vertebrata terdiri dari 33 buah. Akan tetapi setelah dewasa jumalahnya menjadi 26 buah. Hal ini disebabkan adanya fusi lima ruas tulang selangkang (sakrum) menjadi 1 ruas dan 4 ruas tulang ekor (koksigea) menjadi 1 ruas juga. Tulang vertebrata pada orang dewasa tersusun atas 7 ruas tulang leher (vertebra sevikalis), 12 ruas tulang punggung (vertebra torikalis), 5 ruas tulang pinggang (vertebra lumbalis), 1 ruas tulang kemaluan (sakrum) dan 1 ruas tulang ekor (koksigea). Bagian tulang vertebra paling atas berhubungan dengan tengkorak. Bagian tulang vertebra ini dinamakan tulang atlas, sedangkan persendiannya dinamakan sendi atlas. sendi atlas memungkinkan gerakan pada kelapa, eh salah kepala.
3. Tulang Dada (Sternum) Tulang dada terdiri atas bagian kepala atau hulu (manubrium), badan (korpus), dan taju pedang (prosesus xifoideus). pada tulang dada, ada bagian tulang lain yang melekat padanya, yakni tulang selangka dan tulang rusuk.
4. Tulang Rusuk (Costae) Tulang rusuk dikelompokkan menjadi 3 kelompok berikut: Tulang Rusuk sejati, yakni tulang rusuk bagian ujung mukanya menempel pada tulang dada. Tulang rusuk sejati berjumlah 7 pasang.
7 Modul Biologi X V Sistem Gerak Manusia Tulang Rusuk palsu, yakni tulang rusuk yang bagian ujung mukanya menempel pada tulang rusuk lainnya. Tulang rusuk ini berjumlah 3 pasang. Tulang rusuk melayang, yakni tulang rusuk yang bagian ujung mukanya tidak menempel pada tulang mana pun. Tulang ini berjumlah 2 pasang.
b. Skeleton apendikuler, terdiri atas tungkai atas (tulang anggota gerak atas) dan tungkai bawah (tulang anggota gerak bawah). 1. Tungkai Atas Tungkai atas terdiri atas tulang bahu, tulang lengan atas, dan tulang lengan bawah. Tulang bahu terdiri atas tulang selangka (klavikula) dan tulang belikat (skapula). Tuang klavikula bagian depan melekat pada bagian kepala tulang dada. pada skapula, melekat tulang lengan atas (humerus). Tulang lengan bawah berhubungan dengan humerus yang tersusun atas tulang hasta (ulna) dan tulang pengumpil (radus). Tulang ulna dan tulang radius berhubungan dengan tulang pergelangan tangan (karpal). Tulang karpal kemudian berhubungan dengan tulang telapak tangan (metakarpal) dan tulang jari (falangs).
2. Tulang bawah Pada tungkai bawah, ada tulang panggul (koksa) yang terdiri atas ilium, pubis, dan ischium. pada tulang koksa ada lelukan yang disebut asetabulum, yakni tempat melekatnya tulang paha (femur). Tulang femur berhubungan dengan tulang betis (fibula) dan tulang kering (tibia). Pada persendian antara femur, tibia dan fibula, ada tulang tempurung lutut (patela). Tibia dan fibula berhubungan dengan tulang pergelangan kaki (tarsal). Tulang tarsal kemudian berhubungan dengan tulang telapak kaki (metatarsal) dan tulang jari (falangs). Pada tulang telapak kaki ada 1 tulang yang berukuran besar, dinamakan tulang tumit (kalkaneus).
7. Persendian
8 Modul Biologi X V Sistem Gerak Manusia Sendi atau artikulasi adalah hubungan antara dua tulang. berdasarkan gerakannya sendi dibedakan menjadi 3 jenis: sendi mati, sendi kaku dan sendi gerak Sendi mati (sinarthrosis), karakter dari sendi ini adalah hubungan antara tulang yang satu dengan tulang yang lain sangat dekat,hanya dipisahkan oleh serabut jaringan ikat. Sendi sinarthrosis ini terdapat pada hubungan antara tulang-tulang tengkorak yang dikaitkan oleh sutura Sendi kaku (Amfiathrosis), karakterisitik dari sendi ini adalah tulang-dengan tulang dihubungkan oleh tulang rawan hialin. Contoh sendi ini terdapat pada hubungan antara tulang rusuk dengan tulang dada yang dihubungkan oleh tulang rawan hialin. Sendi gerak (Diarthrosis), sebagian besar sendi yang terdapat dalam tubuh manusia adalah sendi gerak. Terdapat enam jenis sendi yang termasuk sendi gerak yaitu: Sendi engsel pada sendi engsel, kedua ujung tulang berbentuk engsel dan berporos satu. Gerakannya hanya satu arah seperti gerak engsel pintu. Contoh sendi pada siku (hubungan antara tulang humerus/lengan atas dengan tulang radius ulna/pengumpil hasta,dan hubungan antara tulang femur/paha dengan tulang tibia fibula/kering betis) sendi pada mata kaki, dan sendi antar ruas jari2. Sendi putar. Pada sendi putar, ujung tulang satu mengitari ujung tulang lain. Bentuk seperti ini memungkinkan gerakan rotasi dengan satu poros. Contoh sendi antara tulang hasta/ulna dengan tulang pengumpil/radius3. Sendi Pelana, kedua ujung tulang membentuk sendi berbentuk pelana dan berporos dua,tetapi dapat bergerak lebih bebas seperti gerakan orang naik kuda. Contoh sendi antara tulang telapak tangan dengan tulang pergelangan tangan. Sendi peluru. Pada sendi peluru, kedua ujung tulang berbentuk lekuk dan bonggol. Bentuk ini memungkinkan gerakan bebas ke segala arah dan dapat berporos tiga. Contoh sendi antara tulang humerus/lengan atas dengan tulang gelang bahu, dan sendi antara tulang gelang panggul dengan tulang femur /paha
9 Modul Biologi X V Sistem Gerak Manusia
8. Otot Sebagai Alat Gerak Aktif Otot dikenal juga sebagai daging, berperan sebagai penyimpan cadangan makanan dan memberikan bentuk luar tubuh bersama dengan rangka. Otot sebagai alat gerak aktif karena otot mendukung gerak, otot mempunyai kemampuan berkontraksi. Dengan kemampuan kontraksi dan relaksasi ini, tulang-tulang yang dilekatinya akan mengalami perubahan posisi yang secara keseluruhan akan menghasilkan gerak
9. Karakteristik Otot Otot merupakan alat gerak aktif yang memiliki 3 karakteristik, yaitu: Kontraktibilitas, dengan kemampuan ini otot bisa memendek dari ukuran semula. Ekstensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk berelaksasi atau memanjang. Elastisitas, dengan sifat elastisitas ini otot memiliki kemampuan untuk kembali lagi pada posisi semula setelah berkontraksi atau berelaksasi. 10. Macam Gerak Dalam menghasilakn suatu gerak, suatu otot tidak bekerja sendirian, namun selalu berpasangan dengan otot lain. Bila salah satu otot berkontraksi, maka ia akan menggerakkan tulang yang dilekatinya ke suatu arah tertentu, sedangkan otot yang lain akan berelaksasi dan menggerakkan tulang kea rah yang berlawanan. Dua otot yang menggerakkan tulang kea rah berlawanan disebut otot antagonis. Berdasarkan arah geraknya, otot antagonis dibedakan menjadi beberapa macam sebagai berikut:
10 Modul Biologi X V Sistem Gerak Manusia
11. Macam-macam Otot Otot terdiri dari 3 macam, yakni otot lurik, otot polos, dan otot lurik. Berikut penjelasannya: 1) Otot Lurik - Disebut otot rangka. - Memiliki banyak inti di tepi. - Berbentuk silindris. - Menanggapi rangsangan dengan cepat. - Bekerja menurut kesadaran / volunteer. - Memiliki daerah gelap terang yang tersusun rapi / lurik. - Sel otot lurik lebih panjang dibandingkan dengan sel otot polos dan jantung. - Contoh: otot pada tulang.
11 Modul Biologi X V Sistem Gerak Manusia 2) Otot Polos - Memiliki 1 inti di tengah. - Berbentuk gelendong. - Menanggapi rangsangan secara lambat. - Bekerja diluar kesadaran kita / involunteer. - Tidak memiliki daerah gelap terang, karena tersusun dari serabut aktin dan miosin. - Contoh: otot pada dinding saluran pernapasan, pencernaan, dsb.
3) Otot Jantung - Memiliki banyak inti di tengah. - Berbentuk seperti otot lurik, silindris, namun bercabang membentuk anyaman. - Bekerja seperti otot polos, yakni tidak sadar / involunteer. - Contoh: otot pada jantung.
12. Mekanisme Gerak Otot Otot rangka berkontraksi jika mendapat rangsangan dari jaringan saraf. Bagian otot yang bersambungan langsung dengan sel-sel saraf disebut sambungan neuromuskuler (neuromuscular junction). Serabut otot akan berkontraksi apabila ada impuls saraf yang sampai ke bagian sambungan neuromuskuler tersebut. Dari sana, rangsangan saraf berjalan di sepanjang sarkolema (membran plasma serabut otot) menuju tubulus T, menstimulasi pelepasan kalsium dari retikulum sarkoplasma. Hal itu memungkinkan aktin bergeser ke bagian tengah sarkomer, menyebabkan aktin memendek dan otot berkontraksi. Untuk dapat berkontraksi, otot memerlukan energi yang berupa senyawa ATP. Pada saat berkontraksi, ATP menempel pada filamen miosin untuk menye-diakan energi yang diperlukan untuk menarik filamen aktin. Dalam keadaan tersebut, energi kimia pada glukosa diubah menjadi energi kinetis (gerak). Na-mun, selama perubahan tersebut sebagian energi hilang dalam bentuk panas.
13. Gangguan pada Sistem Gerak Manusia memiliki tulang dan sendi (sistem gerak) yang memiliki banyak fungsi untuk menunjang kehidupan manusia. Tanpa kondisi fit tulang dan sendi, manusia akan kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Berikut ini adalah beberaa bentuk kelainan / gangguan tulang dan sendi pada manusia. A. Kelainan / Gangguan Pada Tulang Belakang / Spinal Manusia 1. Kifosis / Kyphosis Kiposis adalah suatu gangguan pada tulang belakang di mana tulang belakang melengkung ke depan yang mengakibatkan penderita menjadi terlihat bongkok 2. Lordosis
12 Modul Biologi X V Sistem Gerak Manusia Lordosis adalah suatu gangguan pada tulang belakang di mana tulang belakang melengkung ke belakang yang mengakibatkan penderita menjadi terlihat bongkok ke belakang. 3. Skoliosis / Scoliosis / Skeliosis Skoliosis adalah suatu gangguan pada tulang belakang di mana tulang belakang melengkung ke samping baik kiri atau kanan yang membuat penderita bungkuk kesamping.
B. Kelainan / Gangguan Pada Sendi Manusia 1. Keseleo / Terkilir / Sprained Terkilir atau keseleo adalah gangguan sendi akibat gerakan pada sendi yang tidak biasa, dipaksakan atau bergerak secara tiba-tiba. Umumnya kesleo bisa menyebabkan rasa yang sangat sakit dan bengkak pada bagian yang keseleo. 2. Dislokasi / Dislocation Dislokasi adalah gangguan pada sendi seseorang di mana terjadi pergeseran dari kedudukan awal. 3. Artritis / Arthritis Artritis adalah radang sendi yang memberikan rasa sakit dan terkadang terjadi perubahan posisi tulang. Salah satu contoh artritis yang terkenal adalah rematik. 4. Ankilosis / Ankylosis Ankilosis adalah gangguan pada sendi di menyababkan sendi tidak dapat digerakkan di mana ujung-ujung antar tulang serasa bersatu.
C. Kelainan/Gangguan Retak Tulang / Patah Tulang / Fraktura / Fracture Fraktura tulang adalah retak tulang atau patah tulang yang umumnya terjadi akibat benturan, kelebihan beban, tekanan, dan lain sebagainya. Fraktura tulang sederhana yaitu keretakan tulang yang tidak melukai organ-organ yang ada di sekelilingnya. Fraktura kompleks adalah keretakan tulang yang menyebabkan luka pada organ di sekitarnya.
D. Kelainan / Gangguan Fisiologik 1. Mikrosefalus / Microcephalus Mikrosefalus adalah kelainan pertumbuhan tengrkorak kepala yang menyebabkan kepala penderita terlihat lebih kecil dari normal. 2. Osteoporosis
13 Modul Biologi X V Sistem Gerak Manusia Osteoporosis adalah kondisi di mana tulang rapuh. keropos dan mudah patah. Umumnya osteoporisis disebabkan oleh hormon jantan / betina yang kurang sempurna atau akibat kekurangan asupan kalsium untuk tulang. 3. Rakitis / Rachitis / Rakhitis Rakitis adalah penyakit tulang yang terjadi akibat kurang vitamin D sehingga umumnya menyebabkan bentuk tulang kaki bengkok membentuk huruf O atau X. E. Kelainan/Gangguan pada Otot 1. Atrofi Otot, berupa penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau karena kehilangan kemampuan berkontraksi atau lumpuh. 2. Hipertrofi otot, kebalikan dari atrofi otot, yaitu menjadi lebih besar dan kuat karena sering digerakkan. 3. Hernia Abdominal, terjadi apabila dinding otot abdominal sobek dan menyebabkan usus melorot masuk kerongga perut. 4. Kelelahan Otot, karena kontraksi secara terus-menerus dan bisa terjadi kram atau kejang-kejang. 5. Stiff (kaku leher), terjadi karena hentakan atau kesalahan gerak sehingga leher menjadi kaku dan sakit jika digerakkan. 6. Tetanus, merupakan penyakit yang menyebabkan otot menjadi kejang karena Clostridum tetani (bakteri tetanus) berbentuk basil yang masuk melalui luka. 7. Distrofi otot, merupakan penyakit kronis pada otot sejak anak-anak dan diperkirakan merupakan penyakit genetis (bawaan). 8. Miastenia Gravis, otot berangsur-angsur menjadi lemah dan menyebabkan kelumpuhan sampai kematian. Penyebabnya belum jelas, kemungkinan berkaitan dengan penurunan kekebalan tubuh.
14 Modul Biologi X V Sistem Gerak Manusia Latihan Soal 1. Otot disebut sebagai alat gerak aktif karena mempunyai kemampuan untuk a. Berkontraksi b. Memanjang c. Berelaksasi d. Menyimpan glikogen e. Memecah ATP 2. Berikut ini adalah fungsi rangka pada vertebrata, kecuali a. Membentuk sel darah b. Melindungi alat tubuh yang lemah c. Alat gerak pasif d. Menunjang tegaknya tubuh e. Tempat melekatnya otot polos 3. Pembelokan tulang belakang kea rah samping disebut a. Lordosis b. Kifosis c. Skoliosis d. Fraktura e. Rakhitis 4. Perhatikan gambar berikut!
Nama bagian yang ditunjuk oleh huruf A, B, C berturut-turut adalah tulang a. Tulang dada, tulang rusuk melayang, tulang rawan b. Tulang rusuk melayang, tulang dada, tulang rawan c. Tulang dada, tulang rusuk sejati, tulang rawan d. Tulang dada, tulang rusuk palsu, tulang rawan e. Tulang rusuk sejati, tulang dada, tulang rawan 5. Sebutkan nama-nama sendi berikut ini disertai contoh lokasinya di tubuh kita!
6. Perhatikan gambar berikut!
Penjelasan yang tepat untuk gambar di atas adalah.. a. X relaksasi, Y kontraksi b. Y relaksasi, X kontraksi c. X relaksasi, Y relaksasi d. X kontraksi, Y kontraksi e. X dan Y bukan otot antagonis
7. Bagaimana terjadinya proses penulangan atau osifikasi? 8. Bagaimana mekanisme kerja otot sehingga kita bisa bergerak?