Anda di halaman 1dari 38

DIKTAK BAB 4 KLS XI

JUDUL: SISTEM GERAK

DISUSUN OLEH;

SAHWA FITRI AISYAH

MAN 1 HALMAHERA SELATAN


PERIODE 2021/2022

1. Tulang Pipa
Tulang pipa berbentuk bulat panjang. Tulang pipa dijumpai pada anggota
gerak. Setiap tulang pipa terdiri atas bagian batang dan dua bagian ujung.
Tulang pipa bekerja sebagai alat ungkit dari tubuh dan memungkinkan
adanya pergerakan.
Di bagian tengah terdapat rongga besar yang berisi sumsum kuning dan
banyak mengandung zat lemak. Contoh tulang pipa adalah tulang lengan
atas, tulang hasta, tulang pengumpil, tulang telapak tangan, dan tulang
betis.

Bagian-bagian dari tulang pipa, antara lain sebagai berikut:


1. Epifisis, yaitu kedua ujung tulang.
2. Diafisis, yaitu bagian tengah tulang
3. Cakra epifisis, yaitu sambungan epifisis dan diafisis.
4. Tulang rawan daerah sendi.
5. Kanalis medularis, yaitu rongga memanjang di dalam diafisis yang
diisi oleh sumsum tulang kuning.
6. Periosteum, yaitu selaput yang menyelimuti bagian luar tulang.
Periosteum mengandung osteoblas (sel pembentuk jaringan
tulang), jaringan ikat, dan pembuluh darah. Periosteum merupakan tempat
melekatnya otot-otot skeleton ke tulang dan berperan dalam nutrisi,
pertumbuhan dan reparasi tulang rusuk.
2. Tulang Pipih
Tulang pipih berbentuk pipih dan lebar. Tulang pipih terdiri atas dua lapisan
jaringan tulang keras dan di tengahnya berupa lapisan tulang seperti bunga
karang (spons) yang di dalamnya berisi sumsum merah sebagai tempat
pemben-tukan selsel darah.
Tulang-tulang pipih berperan dalam melindungi organ tubuh. Tulang pipih
terdapat pada tulang tengkorak, belikat, rusuk, dan tulang wajah.
3. Tulang Pendek
Tulang pendek berbentuk bulat dan berukuran pendek, tidak beraturan,
misalnya terdapat pada tulang pergelangan tangan, pergelangan kaki,
telapak tangan, dan telapak kaki. Tulang pendek diselubungi jaringan
padat tipis.
Tulang pendek sebagian besar terbuat dari jaringan tulang jarang karena
diperlukan sifat yang ringan dan kuat.
Karena kuatnya, maka tulang pendek mampu mendukung bagian tubuh
seperti terdapat pada tulang pergelangan tangan. Agar Anda lebih jelas
memahami bentuk tulang pendek.

5. Tulang Pneumatika
Tulang-tulang ini membentuk rongga-rongga yang berisi udara dan dibatasi
oleh membran mukosa. Misalnya tulang-tulang pembentuk tengkorak ( os
ethmoidale,os sphenoidale, maxilla,dsb).
6. Tulang Sesamoid

Tulang sesamoid adalah tulang-tulang kecil yang biasanya terdapat


diantaranya persendian tulang. Misalnya tulang tempurung lutut (os
patella) yang merupakan tulang sesamoid yang terbesar.

Tulang Rawan (Kartilago)


Tulang rawan dapat ditemukan pada embrio, anak-anak, dan orang
dewasa. Tulang rawan pada embrio dan anak-anak berasal dari sel-sel
mesenkim.
Pada embrio, bagian dalam tulang rawan berongga dan berisi sel-sel
pembentuk tulang yang disebut osteoblas. Tulang rawan pada anak-anak
lebih banyak mengandung sel-sel tulang rawan daripada matriksnya.
Kondisi ini berkebalikan dengan tulang rawan pada orang dewasa yang
justru lebih banyak mengandung matriks. Tulang rawan pada orang
dewasa terbentuk dari selaput rawan yang disebut perikondrium, yang
banyak mengandung matriks.
Tulang rawan pada orang dewasa terbentuk dari selaput rawan yang
disebut perikondrium, yang banyak mengandung sel-sel pembentuk tulang
rawan yang disebut kondrioblas.
Tulang rawan ini dapat dijumpai pada bagian tubuh, di antaranya pada
ujung tulang persendian, taju pedang, cincing batang tenggorok, daun
telinga, antara tulang rusuk, antara ruas tulang belakang, dan lain-lain.
Ciri-ciri tulang rawan secara umum antara lain:
 Berbentuk khusus jaringan ikat dengan fungsi utama menyokong
jaringan lunak.
 Terdiri atas sel-sel (kondrosit dan kondroblas) dan matriks (serat dan
substansi dasar).
 Matriksnya mengandung serat kolagen atau serat elastin yang
memberi kekuatan dan kelenturan.
 Tulang rawan memiliki kekuatan renggang, penyokong struktural,
dan memungkinkan fleksibilitas tanpa distorsi.
Tulang rawan terbagi menjadi 3, yaitu :
1) Tulang rawan hialin
Hialin berasal dari bahasa yunani hyalos yang berarti kaca. Tulang rawan
hialin memang memiliki ciri-ciri yang mirip dengan kaca dengan matriks
kebiru-biruan, mengilat, jernih, dan homogen.
Matriks tulang rawan hialin lebih banyak mengandung serabut elastin
daripada serabut kolagen.
Tulang rawan hialin berperan membentuk sebagian besar rangka
embrional, memperkuat saluran pernapasan, untuk pergerakan
persendian, serta berperan dalam pertumbuhan tulang panjang.
Tulang rawan hialin dapat ditemukan pada persendian tulang, pembuluh
bronkus, cincin tulang rawan dan trakea, ujung ujung tulang rusuk, dan
ujung-ujung tulang panjang.

2) Tulang rawan elastis


Substansi interselnya kaya akan serabut elastik dan sedikit kolagen,
ditemukan pada daun telinga, epiglottis dsb.

3) Tulang rawan fibrosa


Dikenal sebagai jaringan penyambung tulang rawan, mengadung lebih
sedikit sel dibandingkan jenis yang lain. Fungsi dari tulang fibrosa yaitu
memperdalam rongga-rongga cawan sendi.
Jaringan tulang rawan anak-anak lebih banyak mengandung matriks
dibanding kondroblasnya. Matriks merupakan subtansi antarsel pada
jaringan.
Adapun jaringan tulang rawan orang dewasa lebih banyak mengandung
osteoblas atau pembentuk sel-sel tulang daripada matriksnya. Tulang
rawan pada anak-anak terbentuk dari jaringan embrional yang disebut
mesenkim.
Pada orang dewasa, jaringan tulang rawan berasal dari jaringan tulang
rawan (perikondrium). Perikondrium sendiri mengandung kondroblas.

Tulang Sejati (Osteon)


Tulang sejati bersifat keras dan matriksnya banyak mengandung kalsium
dan fosfat. Matriks tulang juga banyak mengandung zat perekat.
Di dalamnya terdapat jaringan-jaringan seperti sarang lebah yang sangat
keras dan kuat, pada bagian tengah tulang terdapat sumsum tulang yang
bertugas membuat sel darah merah dan sel darah putih.
Fungsi Tulang Sejati
1. Tempat melekatnya otot
Tulang merupakan tempat melekatnya otot lurik atau otot rangka. Otot ini
berfungsi sebagai alat gerak aktif, yakni bekerja sama dengan tulang
(rangka) dalam menunjang lokomosi hewan.
Otot lurik menggerakkan tulang yang membuat sistem gerak berfungsi.
2. Kerangka tubuh
Fungsi tulang pada hewan tingkat tinggi (vertebrata) adalah sebagai
kerangka tubuh hewan. Kelompok hewan vertebrata termasuk manusia
memiliki bentuk tubuh yang mengikuti bentuk / susunan rangka pada
hewan tersebut.
Sehingga dapat disimpulkan bentuk suatu hewan (pada vertebrata) adalah
sebagaimana bentuk dari susunan tulang kerasnya.
3. Alat gerak pasif
Tulang bersama dengan otot menyusun sistem gerak pada hewan
vertebrata. Pergerakan (lokomosi) pada hewan sangat penting untuk
menunjang kelangsungan hidup hewan tersebut.
Pergerakan yang dilakukan oleh hewan dilakukan dalam rangka mencari
mangsa (makanan), pasangan kawin, daerah kekuasaan (teritorial), atau
menanggapi rangsang.
Hewan dapat menggerakkan tubuhnya karena adanya kerjasama antara
otot dengan tulang. Otot menggerakkan tulang kemana hewan tersebut
bergerak.
Oleh karena tulang digerakkan oleh otot maka tulang berfungsi sebagai
alat gerak pasif (yang digerakkan). Meskipun tulang adalah alat gerak
pasif, jika keberadaan tulang tidak ada maka hewan tersebut pun
mengalami gangguan dalam pergerakkan.
4. Melindungi organ vital
Tulang merupakan jaringan yang paling keras pada tubuh hewan. Hal ini
karena tulang tersusun atas serat kolagen serta subtansi dasar yang
mengalami kalsifikasi. Substansi dasar jaringan tulang tersusun atas
sebagian besar mineral kalsium, magnesium, fosfat dan lain – lain yang
menyebabkan jaringan ini mengeras.
Dengan struktur yang demikian, tulang berfungsi sebagai pelindung organ
– organ vital di dalam tubuh, seperti tengkorak yang melindungi otak,
tulang dada yang melindugi organ vital di dada (paru–paru dan jantung),
dan lainnya.
5. Tempat pembuatan sel – sel darah
Sumsum tulang yakni daerah yang terletak pada bagian ujung tulang
tersusun seperti sarang lebah (spons). Pada bagian ini berfungsi sebagai
tempat pembentukan sel darah merah.
6. Tempat cadangan kalsium
Tulang merupakan tempat cadangan kalsium. Hal ini karena matriks sel –
sel penyusun tulang (osteosit) tersusun atas senyawa kalsium. Dengan
adanya kalsium di matriks tulang ini menyebabkan tulang mengeras.
Kalsium sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang (kalsium yang cukup
untuk tulang yang sehat) dan juga proses pembekuan darah.
Jika tubuh kekurangan asupan kalsium, maka akan mengambil kalsium
cadangan dari dalam tulang. Oleh karena itu, jika hal ini tidak segera
ditanggulangi dapat mengebabkan osteoporosis.
Cranium
Tengkorak otak terdiri dari tulang-tulang yang dihubungkan oleh tulang
bergerigi (sutura). Bagian-bagiannya terdiri dari :
A. Kubah Tengkorak
 Tulang frontal,terletak di dahi (bagian depan kepala)
 Tulang padetal,terletk di ubun (di tengah kepala)
 Tulang oksipital,terlatak dibagian belakang dan memiliki sebuah
lubang sebagai muara pangkal tulang belakang (foramen magnum).
B. Dasar tengkorak
1. Tulang sphenoid 
Tulang sphenoid merupakan tulang yang terdapat juga sella turcica (yang
melindungi kelenjar hipofisis) dan sinus sphenoid (suatu sinus yang
membuka ke rongga hidung). Berbentuk seperti kupu-kupu yang
melindungi 3 pasang sayap.
2. Tulang ethmoid
Tulang ethmoid merupakan tulang yang berada di belakang tulang nasal
dan lakrimal yang terdiri dari tulang tipis yang tegak dan mendatar,yang
mana memiliki lubang-lubang kecil sehingga tulang ini disebut juga tulang
lempeng tapis yang berfungsi sebagai alat lalunya saraf penciuman ke
hidung,sementara bagian yang tegak membentuk rongga hidung.
3. Samping tengkorak
Terdiri dari tulang pelipis,sebagian tulang dahi,tulang ubun-ubun dan tulang
baji.
Tulang pelipis memiliki bagian :
 Tulang sqamosa,membentuk rongga telinga tengah dan dalam
 Tulang petrosum yang menjorok ke bagian tulang pipi dan memiliki
taju (prosesus stiloid)
4. Bagian mastiod
Bagian mastiod terdiri dari tulang yang memiliki lubang halus berisi udara
serta taju berbentuk puting susu (prosesus mastoid).
5. Tulang lakrimal
Tulang lakrimal tulang mata yang terletak sebelah kiri-kanan pangkal
hidung di sudut mata
6. Tulang nasal 
Tulang nasal merupakan tulang yang membentuk jembatan pada hidung
dan berbatasan dengan tulang maksila.

7. Tulang konka nasal


Tulang konka nasal atau tulang karang hidung yang terletak di bagian
dalam yang bentuknya berlipat-lipat.
8. Septum nasi
Septum nasi sekat rongga hidung yang merupakan saluran tulang tapis
yang tegak
C. Bagian Rahang
1. Tulang maksilar
Tulang maksilar terdiri dari tulang bagian kiri dan kanan yang bersatu
membentuk sebuah lubang udara besar yang berhubungan dengan rongga
hidung.
Dibawah tulang ini terdapat prosesus alveolaris tempat melekatnya urat
gigi.
2. Tulang zigomatikum
Tulang zigomatikum  merupakan tulang pipi, yang berartikulasi dengan
tulang frontal, temporal dan maksila.
3. Tulang palatum merupakan tulang langit-langit
4. Tulang mandibularis
Tulang mandibularis tulang kiri dan kanan bersatu dipertengahan dagu.
Bagian depn membentuk prosesus korakoid,tempat melekatnya otot
kunyah dan kondilus membentuk persendin tulang pipi.

5. Tulang hioid 
Tulang hioid yaitu tulang penggerak lidah yang terletak di pangkal leher,di
antara otot-otot leher.
A. Columna vertebra/Tulang Belakang
Bagian-bagian ruas tulang belakang :
1. Badan ruas,terletak di depan berbentuk tebal dan kuat
2. Lengkung ruas,terdiri dari :
1. Prosesus spinosus, terdapat di tengah lengkung ruas,menonjol
ke belakang
2. Prosesus transversum, terdapat di smping kiri dan kanan
lengkung ruas
3. Prosesus artikulasi, membentuk persendian antar tulang
belakang.
Pembagian tulang belakang :
1. Pada vertebra segmen servikal
Terdiri dari 7 ruas tulang, korpus berukuran relatif lebih kecil dibandingkan
segmen torakal dan lumbar. Pada prosesus transversus terdapat foramen
(lubang) transversus, yang fungsinya untuk melewatkan arteri vertebralis.
Artikulasi antara satu vertebra servikal dengan vertebra servikal lainnya
(melalui sendi apophyseal) membentuk sudut sekitar 45 derajat.
Khusus untuk segmen C1 (atlas), terdapat facies artikulasi untuk dens axis
(C2) serta facies artikulasi yang agak besar untuk perlekatan dengan
oksipital. Sedangkan pada segmen C2 (axis), terdapat dens axis yang
akan berartikulasi dengan atlas (C1).
2. Pada vertebra segmen torakal
Terdiri dari 12 ruas tulang, korpus berukuran relatif lebih besar
dibandingkan segmen servikal namun lebih kecil dibandingkan dengan
segmen lumbar.
Ciri khas pada vertebra segmen torakal adalah adanya facies untuk
artikulasi dengan tulang iga (kostal). Facies ini ada yang terletak di
prosesus transversus dan ada yang terletak di prosesus spinosa.
3. Pada vertebra segmen lumbar
Terdiri dari 5 ruas tulang, korpus berukuran relatif lebih besar dibandingkan
dengan korpus pada segmen servikal dan torakal. Tju duru agak pick dan
bagian ruas ke lima menonjol yang di sebut promontorium.
4. Pada vertebra segmen sakral
Terdiri dari 5 ruas, terdapat lubang kecil 5 buah yang di sebut foramen
sakrlis. Pada vertebra segmen koksigeal, terdiri atas 4segmen koksigeal
individual yang terhubung dengan vertebra segmen sakralis.  

B. Sternum
Toraks merupakan rangka yang menutupi dada dan melindungi organ-
organ penting di dalamnya. Terdiri dari :
1. Tulang dada
 Manubrium sterni, bagian yang membentuk persendian dengan
klavikula dan tulang iga
 Corpus sterni, bagian yang membentuk persendian dengan tulang
iga
 Prosesus xifoid, ujung tulang dada.
2. Tulang iga
 Costa vera / tulang rusuk sejati: 7 pasang,berhubungan langsung
dengan tulang dada
 Costa spuria / tulang rusuk palsu: 3 pasang, bersambungan dengan
costa vera ruas ke 7
 Costa fluitantes / tulang rusuk melayang: 2 pasang,tidak
berhubungan dengan tulang dada

Apendikular Bagian Atas


Ekstremitas atas terdiri atas tulang skapula, klavikula, humerus, radius,
ulna, karpal, metakarpal, dan tulang-tulang phalangs.
1. Skapula
Skapula merupakan tulang yang terletak di sebelah posterior tulang
kostal dan berbentuk pipih seperti segitiga. Skapula memiliki beberapa
proyeksi (spina, korakoid) yang melekatkan beberapa otot yang berfungsi
menggerakkan lengan atas dan lengan bawah.
Sebelah atas memiliki bagian spina skapula. Sebelah atas spina skapula
membentuk lekukan yang terdiri dari fos supraskapula dan fosa
ifraskapula.
Ujung dari spina skapula membentuk taju (akromion) yang berhubungan
dengan persendian klavikula. Sebelah dalam akromion terdapat taju
(prosesus korakoid) yang di sebelah bawahnya terdapat lekukan kepala
sendi yang disebut kavum glenoid.
2. Klavikula
Berbentuk panjang,sedikit bengkok menyerupai huruf S. Terdiri dari
Ekstremitas sternalis,bagian yang berhubungan dengan sternum dan
ekstremitas akrominalis,bagian yang berhubungan dengan akromion.
3. Humerus
Humerus merupakan tulang panjang pada lengan atas, bagian
berhubungan dengan bahu membentuk bulatan bundar yang disebut kaput
humeri.
Di sebelah kaput humeri terdapat lekukan (kolumna humeri),bagian bawah
terdapat taju dan memiliki lekukan fosa koronoid (bagian depan) dan fosa
olekrani (bagian belakang).
4. Ulna
Merupakan tulang bawah yang sejajar dengan jari kelingking arah ke
siku yang memilki taju (prosesus olekrani),yang berguna untuk melekat otot
dan menjaga agar siku tidak membengkok ke belakang.
5. Radius
Radius merupakan tulang lengan bawah,lateral,sejajar dengan ibu jari.
Memiliki dataran sendi berbentuk buntal,memungkinkan lengan bawah
dapat berputar atau telungkup.
6. Karpal
Merupakan tulang pergelangan tangan terdiri dari 8 tulang tersusun dua
baris :
 Bagian proksimal : tulang navikular (berbentuk kepala),tulang
lunatum (berbentuk bulan sabit),tulang triquetrum (berbentuk
segitiga),tulang fisiformis (berbentuk kacang).
 Bagian distal : tulang multangulum mavus (tulang besar bersegi
banyak),tulang multangulum minus (tulang kecil bersegi
banyak),tulang kapitatum (tulang berkepala),tulang harnatum (tulang
berkait).
7. Metakarpal
Metakarpal terdiri dari 5 tulang yang terdapat di pergelangan tangan dan
bagian proksimalnya berartikulasi dengan bagian distal tulang-tulang
karpal. Persendian yang dihasilkan oleh tulang karpal dan metakarpal
membuat tangan menjadi sangat fleksibel.
Pada ibu jari, sendi pelana yang terdapat antara tulang karpal dan
metakarpal memungkinkan ibu jari tersebut melakukan gerakan seperti
menyilang telapak tangan dan memungkinkan menjepit/menggenggam
sesuatu. Khusus di tulang metakarpal jari 1 (ibu jari) dan 2 (jari telunjuk)
terdapat tulang sesamoid.
8. Tulang-tulang phalangs
Terdiri dari tulang pipa pendek sebanyak 14 buah dibentuk dalam bagian 5
tulang yang berhubungan dengan metacarpalia perantara persendian.
Catatan: untuk materi SMA biasanya hanya sampai pada penyebutan
bagian-dari tulang dan lokasi tulang tersebut, biasanya disuruh untuk
menunjuk nama tulang pada gambar

Apendikular bawah
Ekstremitas bawah terdiri dari tulang koksa,pelvis, femur, tibia, fibula,
tarsal, metatarsal, dan tulang-tulang phalangs.
1. Pelvis
Pelvis terdiri atas sepasang tulang panggul (hip bone) yang merupakan
tulang pipih, penghubung antara badan dan anggota bawah,yaitu tulang
sakrum dan koksigis yang bersendi satu dengan lainnya pada semfisis
pubis.
Bagian pelvis antara lain pelvis mayor dan pelvis minor,di batasi olehlinea
terminalis.
2. Tulang koksa
Merupakan tulang pangkal paha yang berperan membentuk gelang
panggul. Letaknya di setiap sisi depan bersatu dengan simfisis pubis dan
membentuk sebagian besar tulang pelvis.
Terdiri dari :
A. Tulang usus(ilium), berjumlah 2 buah kiri dan kanan, berbentuk lebar
dan gepeng serta melengkukng menghadap ke perut.
Bagian melekuk disebut tibia iliaka, bagian tepi disebut krista iliaka dan
bagian menonjol di sebut spina iliaka. Pada tulang ilium ini terdapat sebuah
lobang mangkok sendi paha (asetabulum).
B. Tulang duduk (iski), berbentuk setengah lingkaran menghadap ke
atas mempunyai tonjolan yang mampu bertumpu (tuber iskiadium).
C. Rongga panggul, merupakan rongga yang terbentuk oleh sambungan
antar tulang panggul. Pada rongga ini terdapat alat kandungan dan organ
vesikal urinia.
D. Foramen obturatum, merupakan foramen besar berbentuk lonjong di
bawah asetabulumn dan dibatasi oleh tulang pubis dan tulang iski.
Lubangnya berisi membran dan pada bagian atas adanya pembuluh darah
dan saraf obturatum.
3. Femur
Merupakan tulang pipa terbesar dan terpanjang berhubungan dengan
asetabulum membentuk kepala sendi yang disebut kaput femoris yang
disebelah atas dan bawah terdapat taju (trokanter mayor dan trokanter
minor).
Di bagian ujung membentuk persendian lutut terdapat dua buah
tonjolan (kondilus medialis dan kondilus lateralis). Di antara 2 lekukan ini
terdapat tempat letaknya tulang tempurung lutut (fosa kondilus).
Tulang tibialis dan fibularis merupakan tulang yang membentuk persendian
lutut dengan femur. Tulang tibia bentuknya lebih kecil dan pada bagian
pangkal melekat tulang fibula. Pada bagian ujung membentuk persendian
dengan pangkal kaki dan terdapat taju (maleolus medialis).
4. Tarsal
Tarsal merupakan 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan fibula dan
tibia di proksimal dan dengan metatarsal di distal.
Terdapat 5 tulang tarsal, yaitu calcaneus, talus, cuboid, navicular, dan
cuneiform. Calcaneus berperan sebagai tulang penyanggah berdiri.
5. Metatarsal
Metatarsal merupakan 5 tulang yang pendek, berhubungan dengan tarsus
dan falangus dengan perantara persendian.
6. Phalangs
Phalangs merupakan tulang jari-jari kaki. Terdapat 2 tulang phalangs di ibu
jari dan 3 phalangs di masing-masing jari sisanya. Karena tidak ada sendi
pelana di ibu jari kaki, menyebabkan jari tersebut tidak sefleksibel ibu jari
tangan.

Pembentukan Tulang (osifikasi) :


Osifikasi adalah proses pembentukkan tulang keras dari tulang rawan
(kartilago). Ada dua jenis osifikasi yaitu osifikasi membran dan osifikasi
endokondral. Tulang keras dapat terbentuk baik melalui proses osifikasi
intamembran, osifikasi endokondral atau kombinasi keduanya.
1. Osifikasi Endokondal
Osifikasi endokondral adalah pergantian tulang rawan menjadi tulang keras
selama proses pertumbuhan. proses osifikasi ini bertanggung jawab pada
pembentukkan sebagian besar tulang manusia.
Pada proses ini sel-sel tulang (osteoblas) aktif membelah dan
muncul dibagian tengah dari tulang rawan yang disebut center osifikasi.
Osteoblas selanjutnya berubah menjadi osteosit, sel-sel tulang dewasa ini
tertanam dengan kuat pada matriks tulang. Sebagian besar tulang juga
dapat terbentuk dari gabungan osifikasi intramembran dan osifikasi
endokondral.
Pada proses ini sel mesenkim berkembang menjadi kondroblast yang aktif
membelah. sel-sel kondroblas yang besar mensekresikan matriks yang
berupa kondrin. kondroblas berubah menjadi osteoblas yang menghasilkan
osteosit dan menghasilkan mineral untuk membentuk matriks tulang.
Tulang keras dewasa merupakan jaringan hidup yang tersusun atas
komponen organik dan komponen mineral. Komponen organik terdiri atas
protein berupa serabut kolagen, matriks ekstraseluler dan fibroblast,
dengan sel-sel hidup yang menghasilkan kolagen dan matriks.
Komponen mineral tersusun atas kalsium karbonat yang memberikan
kekuatan dan kekakuan pada tulang. Selama kehidupan individu, osteoblas
terus mensekresikan mineral, sedangkan osteoklast terus mengabsorb
mineral.
Tulang-tulang orang yang telah berumur rapuh disebabkan komponen
mineral dalam tulang tersebut mulai menurun produksinya. Jaringan yang
berkembang akan disisipi dengan pembuluh darah. 
Pembuluh darah ini akan membawa mineral seperti kalsium dan
menyimpannya pada jaringan tersebut. Proses pembentukkan tulang
(osifikasi) Rangka manusia terbentuk pada saat masih embrio berusia
genap dua bulan, walaupun masih berupa tulang rawan (cartilago).

2. Osifikasi Intramembran
Osifikasi intra membran berasal dari mesenkim yang merupakan cikal
bakal dari tulang. pada proses perkembangan hewan vertebrata terdapat
tiga lapisan lembaga yaitu ektoderm, medoderm, dan endoderm.
Mesenkim merupakan bagian dari lapisan mesoderm, yang kemudian
berkembang menjadi jaringan ikat dan darah. Tulang tengkorak berasal
langsung dari sel-sel mesenkim melalui proses osifikasi intramembran.
Proses pembentukan tulang secara umum:
A. Jaringan embrional (mesenkim) membentuk tulang rawan sebagai
rangka awal. Tulang rawan tersebut berongga dan menghasilkan sel induk
tulang (osteoblast).
B. Osteoblast kemudian membentuk sel-sel tulang. Masing-masing
tulang menghasilkan matriks tulang yang di dalamnya diendapkan garam-
garam kalsium (Ca) dan phospor (P) sehinggan tulang menjadi keras.

Berdasarkan pembentukanya tulang dibagi menjadi:


A. Tulang chondral yaitu tulang yang mengalami osifikasi dengan
didahului oleh pembentukan tulang rawan lebih dahulu. Dikenal dua jenis
penggantian pembentukan tulang tersebut yaitu encondral dan pericondral.
B. Tulang membran yaitu tulang yang terbentuk tanpa melalui bentuk
tulang rawan, ini juga disebut tulang desmal. Arah pertumbuhan tulang ke
luar dan ke dlam. Misalnya pada tulang pipih (tulang tengkorak, tulang
belikat, tulang rusuk, dsb).
 Masing-masing tulang rangka saling berhubungan satu dengan lainnya
baik secara kontinue maupun diskontinue membentuk persendian.
Jadi persendian (articulatio) adalah hubungan antara dua atau lebih tulang
tanpa mengingat sifat hubungan tersebut dapat atau tidak dapat bergerak
secara langsung atau tidak langsung.
Struktur persendian
A. Proses Pembentukan Persendian
Mula-mula kartilago didaerah sendi membengkak, kedua ujungnya akan
diliputi oleh jaringan pengikat, jaringan serabut, tetap menjaga agar kedua
ujung kartilago tersebut tidak tercerai.
Sesudah kedua kartilago terisi sel-sel tulang maka keduannya diselaputi
membran sinovial (selaput sendi) yang giat menghasilkan minyak sinovial
sebagai pelumas.
Hubungan antar tulang disebut artikulasi. Untuk dapat bergerak dibutuhkan
struktur khusus yang terdapat pada artikulasi, Struktur khusus tersebut
dinamakan sendi.terbentuknya sendi dimulai dari kartilago didaerah sendi.
Terbentuknya sendi dimulai dari kartilago didaerah sendi. Mula – mula
kartilago akan membesar lalu kedua ujungnya akan diliputi jaringan ikat.
Kemudian kedua ujung kartilago akan membentuk sel–sel tulang ,
keduanya diselaputi oleh selaput sendi (membrane sinoval) yang liat dan
menghasilkan minyak pelumas tulang yang disebut sinoval.
Jenis-Jenis Persendian
1. Sinartrosis
Sinartrosis adalah hubungan antar tulang yang tidak memiliki celah sendi,
hubungan antar tukang ini dihubungkan dengan erat oleh jaringan serabut
sehingga sam sekali tidak bisa digerakkan.
A. Sinartrosis Sinkondrosis
Pada persendian ini penghubungnya adalah tulang rawan. Misalnya adalah
hubungan antara tulang rusuk dan ruas tulang dada, hubungan antara
ruas-ruas tulang belakang.

Sinartrosis sinkondrosis pada tulang rusuk


B.Sinartrosis Sinfibrosis
Pada persendian ini penghubungnya adalah serabut jaringan ikat. Misalnya
adalah hubungan antar tulang tengkorak (sutura).

 
2. Amfiartrosis
Amfiartrosis adalah sendi yang dihubungkan oleh kartilago sehingga
memungkinkan untuk sedikit gerakan. Dibagi menjadi dua, yaitu simfisis
dan sindesmosis.
Pada simfisis sendi dihubungkan oleh kartilago serabut yang pipih,
contohnya pada sendi antar tulang belakang , dan pada tulang kemaluan.
Pada sindesmosis , sendi dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan
ligament . contohnya sendi antar tulang betis dan tulang kering.
Amfiartosis pada sendi tulang belakang

3. Diartosis
Diartrosis adalah hubungan antar tulang yang kedua ujungnya tidak
dihubungkan oleh jaringan sehingga tulang dapat digerakkan , disebut juga
sendi.
Diartosis disebut juga hubungan synovial yang dicirikan dengan
keleluasaan bergerak dan fleksibel.
Diatrosis dicirikan sebagai berikut:
1. Permukaan sendi dibalut oleh selaput atau kapsul jaringan ikat
fibrous,
2. Bagian dalam kapsul dibatasi oleh membrane jaringan ikat yang
disebut membrane synovial yang menghasilkan cairan pelumas
untuk mengurangi gesekan,
3. Kapsul fibrousnya ada yang diperkuat oleh ligament dan ada yang
tidak,
4.  Di dalam kapsul biasanya terdapat bantalan kartilago serabut.
B. Hubungan tulang yang bersifat diartrosis
1) Sendi Peluru
Pada sendi ini kedua ujung berbentuk lekuk dan bongkol. Bentuk ini
memungkinkan gerakan yang bebas dan dapat berporos tiga. Misalnya
sendi pada gelang bahu dan gelang panggul.

2) Sendi Engsel
Pada sendi engsel kedua ujung tulang berbentuk engsel dan berporos
satu , misalnya pada siku, lutut, nata kaki, dan ruas.
3) Sendi Putar
Pada sendi ini ujung yang satu dapat mengitari ujung tulang yang
lain. Bentuk seperti ini memungkinkan untuk gerakan rotasi untuk satu
poros , misalnya antar tulang hasta dan pengumpil, dan antar tulang atlas
dengan tulang tengkorak.

4) Sendi Ovoid/Sendi Kondiloid


Sendi ini memungkinkan gerakan berporos dua dengan gerakan kekiri dan
kekanan , maju mundur dan muka belakang. Misalnya antar tulang
pengumpil dan tulang pergelangan tangan.
5) Sendi Pelana
Pada sendi ini kedua ujung tulang membentuk sendi berbentuk pelana dan
berporos dua, tetapi dapat bergerak lebih bebas, seperti gerakan orang
naik kuda. Misalnya sendi antar tulang telapak tangan dan tulang
pergelangan tangan dan ibu jari.

6) Sendi luncur
Kedua ujung tulang agak rata sehingga menimbulkan gerakan menggeser
dan tidak berporos, contohnya sendi antar tulang pergelangan tangan,
antar tulang pergelangan kaki, antar tulang selangka dan tulang belikat.
Berdasarkan strukturnya dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Otot Polos
Otot polos terdiri dari sel-sel otot polos. Sel otot ini bentuknya seperti
gelendongan, dibagian tengan terbesar dan kedua ujungnya meruncing.
Otot polos memilki serat yang arahnya searah panjang sel tersebut
miofibril. Serat miofilamen dan masing-masing mifilamen teridri dari protein
otot yaitu aktin dan miosin. Otot polos bergerak secara teratur, dan tidak
cepat lelah.
Walaupun tidur. otot masih mampu bekerja. Otot polos terdapat pada alat-
alat dinding tubuh dalam, misalnya pada dinding usus, dinding pembuluh
darah, pembuluh limfe, dinding saluran pencernaan, takea, cabang
tenggorok, pada muskulus siliaris mata, otot polos dalam kulit, saluran
kelamin dan saluran ekskresi (Ville,1984).

Cara kerja otot polos


Bila otot polos berkontraksi, maka bagian tengahnya membesar dan otot
menjadi pendek. Kerutan itu terjadi lambat, bila otot itu mendapat suatu
rangsang, maka reaksi terhadap berasal dari susunan saraf tak sadar (otot
involunter), oleh karena itu otot polos tidak berada di bawah kehendak.
Jadi bekerja di luar kesadaran kita.
2. Otot lurik
Sel-sel otot lurik berbentuk silindris atau seperti tabung dan berinti banyak,
letaknya di pinggir, panjangnya 2,5 cm dan diameternya 50 mikron.
Sel otot lurik ujungnya sel nya tidak menunjukkan batas yang jelas dan
miofibril tidak homogen akibatnya tampak serat-serat lintang. Otot lurik di
bedakan menjadi 3 macam, yaitu : otot rangka, otot lurik, dan otot lingkar.
Otot-otot rangka mempunyai hubungan dengan tulang dan berfungsi
menggerakkan tulang. Otot ini bila di lihat di bawah mikroskop, maka
tampak susunannya serabut-serabut panjang yang mengandung banyak
inti sel, dan tampak adanya garis-garis terang di selingi gelap yang
melintang (Ville,1984).
Otot-otot kulit seperti yang terdapat pada roman muka termasuk otot-otot
lurik berada di bawah kehendak kita. Perlekatannya pda tulang dan kulit,
tetapi ada juga terdapat dalam kulit seluruhnya.
Otot-otot yang merupakan lingkaran di sebuah otot lingkaran, misalnya otot
yang mengelilingi mulut dan mata.
Otot yang berperan dalam melakukan suatu gerakan adalah otot rangka,
salah satu ujung otot rangka melekat pada bagian tidak bergerak (origo)
dan ujung lain yang melekat pada bagian yang bergerak (insersio). Untuk
melekat pada rangka otot menggunakan tendo atau aponeurosis.
Otot berhubungan dengan tulang melalui jaringan ikat padat yang disebut
tendon, missal otot biceps dan triceps. Bagian tengah otot (badan otot)
disebut Belly. Tendon pada pangkal tidak menggerakkan tulang (bersifat
origo) dan pada ujung menggerakkan tulang (bersifat insersio).
Cara kerja otot lurik
Bila otot lurik berkontraksi, maka menjadi pendek dan setiap serabut turut
dengan berkontraksi. Otot-otot jenis ini hanya berkontraksi jika di
rangsangan oleh rangsangan daraf sadar (otot valunter).
Kerja otot lurik adalah bersifat sadar, karena itu disebut otot sadar, artinya
bekerja menurut kemauan, karena itu di sebut otot sadar, artinya bekerja
menurut kemauan atau perintah otak. Reaksi kerja otot lurik terhadap
perangsang cepat tapi tidak tahan kelelahan.
3. Otot jantung
Otot jantung merupakan otot “istimewa”. Otot ini bentuknya seperti otot
lurik perbedaanya ialah bahwa serabutnya bercabang dan bersambung
satu sama lain. Berciri merah khas dan tidak dapat dikendalikan kemauan.
Kontraksi tidak di pengaruhi saraf, fungsi saraf hanya untuk percepat atau
memperlambat kontraksi karena itu disebut otot tak sadar.
Otot jantung di temukan hanya pada jangtung (kor), mempunyai
kemampuan khusus untuk mengadakan kontraksi otomatis dan gerakan
tanpa tergantung pada ada tidaknya rangsangan saraf. Cara kerja otot
jantung ini disebut miogenik yang membedakannya dengan neurogonik
(Ville,1984).
A. Struktur Otot Jantung
Otot jantung berbentuk silindris atau serabut pendek. Otot ini tersusun atas
serabut lurik yang bercabang-cabang dan saling berhubungan satu dengan
lainnya. Setiap sel otot jantung mempunyai satu atau dua inti yang terletak
di tengah sarkoplasma.
Otot jantung bekerja di luar kehendak (otot tidak sadar) atau disebut juga
otot involunter dan selnya dilengkapi serabut saraf dari saraf otonom.
Kontraksi otot jantung berlangsung secara otomatis, teratur, tidak pernah
lelah, dan bereaksi lambat. 
Dinamakan otot jantung karena hanya terdapat di jantung. Kontraksi dan
relaksasi otot jantung menyebabkan jantung menguncup dan mengembang
untuk mengedarkan darah ke seluruh tubuh.
Cara kerja otot jantung ini disebut miogenik yang membedakannya dengan
neurogonik (Ville,1984). Sel-sel otot jantung adalah sel-sel yang bercabang
panjang yang bersama-sama membentuk hubungan yang disebut diskus
interkalaris. 
Hubungan yang sangat erat ini memungkinkan konduksi yang cepat dari
sinyal listrik diseluruh jantung.

Struktur otot jantung dengan banyak percabangan


B. Mekanisme Kontraksi Otot Jantung
Pada dasarnya pembentukan potensial aksi pada otot jantung memiliki
mekanisme yang sama pada potensial aksi otot rangka.
Potensial istirahat aksi otot jantung berkisar 105 milivolt. Nilai ini meningkat
dari membran istirahat yang awalnya sebesar -85 milivolt. 
Peningkatan sebesar 20 milivolt ini akan membentuk sebuah gelombang
paku (spike) yang disebabkan oleh masuknya ion Na ke dalam sel melalui
kanal cepat natrium. Kanal ini membuka dan menutup dengan cepat
selama seperbeberaparibu detik menyebabkan intrasel menjadi lebih
positif.
Sel otot jantung bersifat autoritmik yaitu sebagai otot yang mempunyai
daya rangsang untuk dirinya sendiri, sehingga menyebabkan aksi potensial
yang spontan yang menyebabkan proses kontraksi.
Adanya aksi potensial akan menimbulkan depolarisasi membran serat
otot dan berjalan lebih dalam kedalam serat otot pada tempat dimana
potensial aksi dapat mendepolarisasi sarkolema dan sitem tubulus
T, sehingga ion kalsium dari cairan ekstrasel masuk.
Potensial aksi juga menyebabkan reticulum sarkoplasma melepaskan
sejumlah besar ion kalsium kedalam myofibril. 
Adanya ion kalsium dalam jumlah besar, efek penghambatan
troponin/tropomiosin terhadap filament yang akan dihambat. Dengan
meningkatnya ion kalsium maka akan meningkatkan gabungan kalsium
troponin
Komplek troponin akan mengalami perubahan bentuk yang menarik
molekul tropomiosin dan memindahkannya lebih dalam kelekukan antara
dua untai aktin. Sehingga bagian aktif dari aktin tidak tertutupi.
Setelah filamin aktin menjadi teraktivasi oleh ion-ion kalsium, kepala
jembatan penyebrangan dari filamen myosin menjadi tertarik ke bagian
aktif filament aktin.
Setelah kepala jembatan penyebrangan melekat pada bagian aktif
menimbulkan kekuatan intramolekuler yang akan menyebabkan kepala
miring ke arah lengan dan menarik filament aktin ( power stroke) segera
setelah kepala miring secara otomatis terlepas dari bagian aktif kembali ke
arah normal.
Kemudian kepala akan berkombinasi bagian aktif yang baru sepanjang
filament aktin, kemudian kepala miring lagi untuk menimbulkan power
stroke baru, sehingga kepala jembatan penyebrangan membelok ke depan
dan ke belakang berjalan sepanjang filament aktin, menarik ujung filament
aktin ketengah filament myosin sehingga terjadi kontraksi.
Proses tersebut akan berlangsung terus sampai filament aktin menarik
membran Z menyentuh ujung akhir filament myosin. Kontraksi akan terus
berlangsung sehingga lebih memendekkan panjang sarkomer ujung-ujung
filament myosin menjadi kusut dan kekuatan kontraksi menurun dengan
cepat. 

tahapan kontraksi otot jantung


C. Mekanisme Relaksasi Otot Jantung
Ion Ca2+ yang kembali ke reticulum sarkoplasma meningkat. Ca2+ keluar
dari sel lewat sarkoplasma, fasilitas pemasukan Ca2+ dalam sarkoplasma
menurun.
Menurunnya ion Ca2+ yang berikatan dengan Troponin C. Meningkatnya
komplek troponin/ tropomiosin akan menutupi bagian aktif dari filament
aktin sehingga menghambat aktin dan myosin berkontraksi. Menyebabkan
aktin myosin relaksasi.
D. Penggunaan Energi
Energi yang digunakan pada proses kontraksi. Kebanyakan energi
dibutuhkan untuk menjalankan mekanisme pembentukan power stroke
untuk berkontraksi. Sebagian kecil energi digunakan untuk:
 Memompa ion Ca dari sarkoplasma ke dalam retikulum sarkoplasma
setelah kontraksi berakhir.
 Memompa ion Na dan K melalui membrane untuk mempertahankan
lingkungan yang ionic untuk pembentukan aksi potensial.
Energi yang digunakan untuk kontraksi otot adalah ATP. ATP ini terdapat
pada kepala jembatan penyebrangan. Sebelum digunakan ATP dipecah
menjadi ADP dan P inorganic. ADP yang sudah digunakan dengan segera
akan mengalami reposporilasi untuk membentuk ATP baru. Sumber energi
untuk reposporiliasi adalah:
 Sumber energi utama yang digunakan untuk menyusun kembali ATP
adalah creatinin phospat, yang membawa ikatan phospat berenergi
tinggi yang serupa dengan ATP. Creatinin phospat segera
dipecahkan dan pelepasan energi menyebabkan terikatnya sebuah
ion phospat baru pada ADP untuk membentuk ATP.
 Sumber energi yang lain yang digunakan untuk menyusun kembali
creatinin phospat dan ATP adalah Glikogen yang sudah disimpan
dalam otot. Pemecahan glikogen secara enzymatic menjadi asam
piruvat dan asam laktat yang berlangsung cepat akan membebaskan
energi yang digunakan untuk mengubah ADP menjadi ATP dan
untuk membentuk kembali penyimpanan creatinin phospat.
Sumber energi dari metabolisme oksidatif dengan mengkombinasikan O2
dan bahan makanan seluler untuk membebaskan ATP.

A. Kekurangan Vitamin D
Vitamin D atau yang dikenal dengan nama kalsiferol, sangat dibutuhkan
oleh tubuh. Vitamin ini dimanfaatkan tubuh untuk proses pembentukan
tulang. Vitamin D ini dapat disintesis oleh tubuh dari provitamin dan diubah
menjadi vitamin D dengan bantuan sinar ultraviolet.
Sedemikan pentingnya vitamin ini sehingga apabila proses sintesisnya
terganggu, kandungan vitamin D di dalam tubuh akan berkurang dan dapat
menyebabkan beberapa kelainan pada tulang. Kekurangan vitamin D pada
anak- anak dapat menyebabkan rakhitis.
Penyakit rakhitis ditandai dengan adanya proses pertumbuhan yang
terganggu dan adanya kelainan dari bentuk kaki.
Penderita kekurangan vitamin D pada anak-anak dapat
menyebabkan bentuk kaki menyerupai huruf O atau X. Pada orang
dewasa kekurangan vitamin D dapat menyebabkan kekurangan zat kapur
pada tulang, yang disebut dengan istilah osteomalasi.

B. Kecelakaan
Kelainan tulang yang disebabkan kecelakaan dapat berupa memar dan
fraktura. Memar adalah kelainan tulang akibat kecelakaan yang
disebabkan adanya cedera berupa sobeknya selaput sendi.
Lain halnya kelainan yang disebut fraktura (patah tulang), peristiwa
kecelakaan dapat mengakibatkan fraktura dalam beberapa bentuk,
yaitu patah tulang tertutup, patah tulang terbuka, dan fisura. Patah tulang
tertutup, yaitu apabila tulang yang tidak merobek lapisan kulit.
Pada patah tulang terbuka, tulang yang patah merobek kulit sehingga
tulang tersebut mencuat keluar, sedangkan yang dimaksud dengan fisura,
yaitu apabila kecelakaan tulang yang terjadi menyebabkan keretakan pada
tulang.
C. Kebiasaan Sikap yang Salah
Kebiasaan sikap duduk yang salah atau terlalu sering mengangkat beban
hanya di salah satu sisi tubuh saja dapat mengakibatkan kelainan pada
tulang. Kelainan tulang yang disebabkan oleh kebiasaan duduk dibedakan
menjadi tiga, yaitu lordosis, kifosis, dan skoliosis.
1. Kifosis
Perubahan kelengkungan yang terjadi pada daerah punggung batang
tulang belakang sehingga badan penderita menjadi bengkok dinamakan
kifosis. Misalnya karena proses ketuaan (osteoporosis).
2. Lordosis
Lordosis adalah kebalikan dari kifosis. Tulang belakang melekuk ke dalam,
terjadi karena perut besar dan berat, misalnya pada obesitas atau
kehamilan.

3. Skoliosis
Skoliosis terjadi apabila tulang punggung membungkuk ke arah samping
membentuk huruf S.

D. Nekrosa
Nekrosa adalah kelainan pada tulang sebagai akibat adanya selaput tulang
(periosteum) yang rusak sehingga bagian sel- sel tulangnya tidak
memperoleh makanan menyebabkan sel tulang mati dan mengering.
F. Gangguan Persendian
Gangguan pada persendian terdiri atas dislokasi, ankilosis artritis, dan
terkilir. Dislokasi gangguan persendian ini menyebabkan adanya
pergeseran sendi dari posisi normal karena jaringan penggantungnya
(ligamen) dan cedera (sobek).
1. Ankilosis
Ankilosis, yaitu keadaan persendian yang tidak dapat digerakkan sama
sekali karena persendiannya seolah-olah menyatu, sedangkan terkilir
merupakan gangguan persendian yang disebabkan tertariknya ligamentum
ke posisi yang tidak sesuai, namun sendi tidak mengalami pergeseran.
Terkilir dapat terjadi karena melakukan gerakan yang tiba-tiba atau
gerakan yang sulit dilakukan.
2. Artritis
Artritis adalah peradangan yang terjadi pada sendi. Terdapat empat
macam artritis, yaitu artritis gout, osteoartritis, artritis eksudatif, dan
artritis sika.
Artritis gout disebabkan karena adanya timbunan asam urat pada sendi-
sendi kecil, terutama di daerah jari-jari tangan.Akibat dari gout ini, ruas-
ruas jari tangan mengalami pembengkakan.
Osteoartritis, orang yang mengalaminya akan mendapatkan gangguan
pada saat sendi digerakkan, hal ini disebabkan karena adanya penipisan
pada tulang rawan sehingga mengalami degenerasi.
Lain halnya pada artritis eksudatif, kelainan disebabkan oleh adanya
serangan kuman. Serangan kuman akan menyebabkan terisinya rongga
sendi oleh cairan yang disebut getah radang.
Artritis sika disebabkan oleh berkurangnya minyak sendi sehingga
menimbulkan rasa nyeri saat tulang digerakkan.

Gout artritis
F. Serangan Kuman pada Persendian
Umumnya kelainan ini disebabkan oleh infeksi gonorhoe dan sifilis. Infeksi
gonorhoe dan sifilis dapat mengakibatkan persendian menjadi kaku.
Serangan sifilis yang terjadi pada waktu bayi dalam kandungan dapat
menyebabkan layuh sendi, yaitu keadaan tidak bertenaga pada sendi.
 ATP.

Anda mungkin juga menyukai