DISUSUN OLEH;
1. Tulang Pipa
Tulang pipa berbentuk bulat panjang. Tulang pipa dijumpai pada anggota
gerak. Setiap tulang pipa terdiri atas bagian batang dan dua bagian ujung.
Tulang pipa bekerja sebagai alat ungkit dari tubuh dan memungkinkan
adanya pergerakan.
Di bagian tengah terdapat rongga besar yang berisi sumsum kuning dan
banyak mengandung zat lemak. Contoh tulang pipa adalah tulang lengan
atas, tulang hasta, tulang pengumpil, tulang telapak tangan, dan tulang
betis.
5. Tulang Pneumatika
Tulang-tulang ini membentuk rongga-rongga yang berisi udara dan dibatasi
oleh membran mukosa. Misalnya tulang-tulang pembentuk tengkorak ( os
ethmoidale,os sphenoidale, maxilla,dsb).
6. Tulang Sesamoid
5. Tulang hioid
Tulang hioid yaitu tulang penggerak lidah yang terletak di pangkal leher,di
antara otot-otot leher.
A. Columna vertebra/Tulang Belakang
Bagian-bagian ruas tulang belakang :
1. Badan ruas,terletak di depan berbentuk tebal dan kuat
2. Lengkung ruas,terdiri dari :
1. Prosesus spinosus, terdapat di tengah lengkung ruas,menonjol
ke belakang
2. Prosesus transversum, terdapat di smping kiri dan kanan
lengkung ruas
3. Prosesus artikulasi, membentuk persendian antar tulang
belakang.
Pembagian tulang belakang :
1. Pada vertebra segmen servikal
Terdiri dari 7 ruas tulang, korpus berukuran relatif lebih kecil dibandingkan
segmen torakal dan lumbar. Pada prosesus transversus terdapat foramen
(lubang) transversus, yang fungsinya untuk melewatkan arteri vertebralis.
Artikulasi antara satu vertebra servikal dengan vertebra servikal lainnya
(melalui sendi apophyseal) membentuk sudut sekitar 45 derajat.
Khusus untuk segmen C1 (atlas), terdapat facies artikulasi untuk dens axis
(C2) serta facies artikulasi yang agak besar untuk perlekatan dengan
oksipital. Sedangkan pada segmen C2 (axis), terdapat dens axis yang
akan berartikulasi dengan atlas (C1).
2. Pada vertebra segmen torakal
Terdiri dari 12 ruas tulang, korpus berukuran relatif lebih besar
dibandingkan segmen servikal namun lebih kecil dibandingkan dengan
segmen lumbar.
Ciri khas pada vertebra segmen torakal adalah adanya facies untuk
artikulasi dengan tulang iga (kostal). Facies ini ada yang terletak di
prosesus transversus dan ada yang terletak di prosesus spinosa.
3. Pada vertebra segmen lumbar
Terdiri dari 5 ruas tulang, korpus berukuran relatif lebih besar dibandingkan
dengan korpus pada segmen servikal dan torakal. Tju duru agak pick dan
bagian ruas ke lima menonjol yang di sebut promontorium.
4. Pada vertebra segmen sakral
Terdiri dari 5 ruas, terdapat lubang kecil 5 buah yang di sebut foramen
sakrlis. Pada vertebra segmen koksigeal, terdiri atas 4segmen koksigeal
individual yang terhubung dengan vertebra segmen sakralis.
B. Sternum
Toraks merupakan rangka yang menutupi dada dan melindungi organ-
organ penting di dalamnya. Terdiri dari :
1. Tulang dada
Manubrium sterni, bagian yang membentuk persendian dengan
klavikula dan tulang iga
Corpus sterni, bagian yang membentuk persendian dengan tulang
iga
Prosesus xifoid, ujung tulang dada.
2. Tulang iga
Costa vera / tulang rusuk sejati: 7 pasang,berhubungan langsung
dengan tulang dada
Costa spuria / tulang rusuk palsu: 3 pasang, bersambungan dengan
costa vera ruas ke 7
Costa fluitantes / tulang rusuk melayang: 2 pasang,tidak
berhubungan dengan tulang dada
Apendikular bawah
Ekstremitas bawah terdiri dari tulang koksa,pelvis, femur, tibia, fibula,
tarsal, metatarsal, dan tulang-tulang phalangs.
1. Pelvis
Pelvis terdiri atas sepasang tulang panggul (hip bone) yang merupakan
tulang pipih, penghubung antara badan dan anggota bawah,yaitu tulang
sakrum dan koksigis yang bersendi satu dengan lainnya pada semfisis
pubis.
Bagian pelvis antara lain pelvis mayor dan pelvis minor,di batasi olehlinea
terminalis.
2. Tulang koksa
Merupakan tulang pangkal paha yang berperan membentuk gelang
panggul. Letaknya di setiap sisi depan bersatu dengan simfisis pubis dan
membentuk sebagian besar tulang pelvis.
Terdiri dari :
A. Tulang usus(ilium), berjumlah 2 buah kiri dan kanan, berbentuk lebar
dan gepeng serta melengkukng menghadap ke perut.
Bagian melekuk disebut tibia iliaka, bagian tepi disebut krista iliaka dan
bagian menonjol di sebut spina iliaka. Pada tulang ilium ini terdapat sebuah
lobang mangkok sendi paha (asetabulum).
B. Tulang duduk (iski), berbentuk setengah lingkaran menghadap ke
atas mempunyai tonjolan yang mampu bertumpu (tuber iskiadium).
C. Rongga panggul, merupakan rongga yang terbentuk oleh sambungan
antar tulang panggul. Pada rongga ini terdapat alat kandungan dan organ
vesikal urinia.
D. Foramen obturatum, merupakan foramen besar berbentuk lonjong di
bawah asetabulumn dan dibatasi oleh tulang pubis dan tulang iski.
Lubangnya berisi membran dan pada bagian atas adanya pembuluh darah
dan saraf obturatum.
3. Femur
Merupakan tulang pipa terbesar dan terpanjang berhubungan dengan
asetabulum membentuk kepala sendi yang disebut kaput femoris yang
disebelah atas dan bawah terdapat taju (trokanter mayor dan trokanter
minor).
Di bagian ujung membentuk persendian lutut terdapat dua buah
tonjolan (kondilus medialis dan kondilus lateralis). Di antara 2 lekukan ini
terdapat tempat letaknya tulang tempurung lutut (fosa kondilus).
Tulang tibialis dan fibularis merupakan tulang yang membentuk persendian
lutut dengan femur. Tulang tibia bentuknya lebih kecil dan pada bagian
pangkal melekat tulang fibula. Pada bagian ujung membentuk persendian
dengan pangkal kaki dan terdapat taju (maleolus medialis).
4. Tarsal
Tarsal merupakan 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan fibula dan
tibia di proksimal dan dengan metatarsal di distal.
Terdapat 5 tulang tarsal, yaitu calcaneus, talus, cuboid, navicular, dan
cuneiform. Calcaneus berperan sebagai tulang penyanggah berdiri.
5. Metatarsal
Metatarsal merupakan 5 tulang yang pendek, berhubungan dengan tarsus
dan falangus dengan perantara persendian.
6. Phalangs
Phalangs merupakan tulang jari-jari kaki. Terdapat 2 tulang phalangs di ibu
jari dan 3 phalangs di masing-masing jari sisanya. Karena tidak ada sendi
pelana di ibu jari kaki, menyebabkan jari tersebut tidak sefleksibel ibu jari
tangan.
2. Osifikasi Intramembran
Osifikasi intra membran berasal dari mesenkim yang merupakan cikal
bakal dari tulang. pada proses perkembangan hewan vertebrata terdapat
tiga lapisan lembaga yaitu ektoderm, medoderm, dan endoderm.
Mesenkim merupakan bagian dari lapisan mesoderm, yang kemudian
berkembang menjadi jaringan ikat dan darah. Tulang tengkorak berasal
langsung dari sel-sel mesenkim melalui proses osifikasi intramembran.
Proses pembentukan tulang secara umum:
A. Jaringan embrional (mesenkim) membentuk tulang rawan sebagai
rangka awal. Tulang rawan tersebut berongga dan menghasilkan sel induk
tulang (osteoblast).
B. Osteoblast kemudian membentuk sel-sel tulang. Masing-masing
tulang menghasilkan matriks tulang yang di dalamnya diendapkan garam-
garam kalsium (Ca) dan phospor (P) sehinggan tulang menjadi keras.
2. Amfiartrosis
Amfiartrosis adalah sendi yang dihubungkan oleh kartilago sehingga
memungkinkan untuk sedikit gerakan. Dibagi menjadi dua, yaitu simfisis
dan sindesmosis.
Pada simfisis sendi dihubungkan oleh kartilago serabut yang pipih,
contohnya pada sendi antar tulang belakang , dan pada tulang kemaluan.
Pada sindesmosis , sendi dihubungkan oleh jaringan ikat serabut dan
ligament . contohnya sendi antar tulang betis dan tulang kering.
Amfiartosis pada sendi tulang belakang
3. Diartosis
Diartrosis adalah hubungan antar tulang yang kedua ujungnya tidak
dihubungkan oleh jaringan sehingga tulang dapat digerakkan , disebut juga
sendi.
Diartosis disebut juga hubungan synovial yang dicirikan dengan
keleluasaan bergerak dan fleksibel.
Diatrosis dicirikan sebagai berikut:
1. Permukaan sendi dibalut oleh selaput atau kapsul jaringan ikat
fibrous,
2. Bagian dalam kapsul dibatasi oleh membrane jaringan ikat yang
disebut membrane synovial yang menghasilkan cairan pelumas
untuk mengurangi gesekan,
3. Kapsul fibrousnya ada yang diperkuat oleh ligament dan ada yang
tidak,
4. Di dalam kapsul biasanya terdapat bantalan kartilago serabut.
B. Hubungan tulang yang bersifat diartrosis
1) Sendi Peluru
Pada sendi ini kedua ujung berbentuk lekuk dan bongkol. Bentuk ini
memungkinkan gerakan yang bebas dan dapat berporos tiga. Misalnya
sendi pada gelang bahu dan gelang panggul.
2) Sendi Engsel
Pada sendi engsel kedua ujung tulang berbentuk engsel dan berporos
satu , misalnya pada siku, lutut, nata kaki, dan ruas.
3) Sendi Putar
Pada sendi ini ujung yang satu dapat mengitari ujung tulang yang
lain. Bentuk seperti ini memungkinkan untuk gerakan rotasi untuk satu
poros , misalnya antar tulang hasta dan pengumpil, dan antar tulang atlas
dengan tulang tengkorak.
6) Sendi luncur
Kedua ujung tulang agak rata sehingga menimbulkan gerakan menggeser
dan tidak berporos, contohnya sendi antar tulang pergelangan tangan,
antar tulang pergelangan kaki, antar tulang selangka dan tulang belikat.
Berdasarkan strukturnya dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Otot Polos
Otot polos terdiri dari sel-sel otot polos. Sel otot ini bentuknya seperti
gelendongan, dibagian tengan terbesar dan kedua ujungnya meruncing.
Otot polos memilki serat yang arahnya searah panjang sel tersebut
miofibril. Serat miofilamen dan masing-masing mifilamen teridri dari protein
otot yaitu aktin dan miosin. Otot polos bergerak secara teratur, dan tidak
cepat lelah.
Walaupun tidur. otot masih mampu bekerja. Otot polos terdapat pada alat-
alat dinding tubuh dalam, misalnya pada dinding usus, dinding pembuluh
darah, pembuluh limfe, dinding saluran pencernaan, takea, cabang
tenggorok, pada muskulus siliaris mata, otot polos dalam kulit, saluran
kelamin dan saluran ekskresi (Ville,1984).
A. Kekurangan Vitamin D
Vitamin D atau yang dikenal dengan nama kalsiferol, sangat dibutuhkan
oleh tubuh. Vitamin ini dimanfaatkan tubuh untuk proses pembentukan
tulang. Vitamin D ini dapat disintesis oleh tubuh dari provitamin dan diubah
menjadi vitamin D dengan bantuan sinar ultraviolet.
Sedemikan pentingnya vitamin ini sehingga apabila proses sintesisnya
terganggu, kandungan vitamin D di dalam tubuh akan berkurang dan dapat
menyebabkan beberapa kelainan pada tulang. Kekurangan vitamin D pada
anak- anak dapat menyebabkan rakhitis.
Penyakit rakhitis ditandai dengan adanya proses pertumbuhan yang
terganggu dan adanya kelainan dari bentuk kaki.
Penderita kekurangan vitamin D pada anak-anak dapat
menyebabkan bentuk kaki menyerupai huruf O atau X. Pada orang
dewasa kekurangan vitamin D dapat menyebabkan kekurangan zat kapur
pada tulang, yang disebut dengan istilah osteomalasi.
B. Kecelakaan
Kelainan tulang yang disebabkan kecelakaan dapat berupa memar dan
fraktura. Memar adalah kelainan tulang akibat kecelakaan yang
disebabkan adanya cedera berupa sobeknya selaput sendi.
Lain halnya kelainan yang disebut fraktura (patah tulang), peristiwa
kecelakaan dapat mengakibatkan fraktura dalam beberapa bentuk,
yaitu patah tulang tertutup, patah tulang terbuka, dan fisura. Patah tulang
tertutup, yaitu apabila tulang yang tidak merobek lapisan kulit.
Pada patah tulang terbuka, tulang yang patah merobek kulit sehingga
tulang tersebut mencuat keluar, sedangkan yang dimaksud dengan fisura,
yaitu apabila kecelakaan tulang yang terjadi menyebabkan keretakan pada
tulang.
C. Kebiasaan Sikap yang Salah
Kebiasaan sikap duduk yang salah atau terlalu sering mengangkat beban
hanya di salah satu sisi tubuh saja dapat mengakibatkan kelainan pada
tulang. Kelainan tulang yang disebabkan oleh kebiasaan duduk dibedakan
menjadi tiga, yaitu lordosis, kifosis, dan skoliosis.
1. Kifosis
Perubahan kelengkungan yang terjadi pada daerah punggung batang
tulang belakang sehingga badan penderita menjadi bengkok dinamakan
kifosis. Misalnya karena proses ketuaan (osteoporosis).
2. Lordosis
Lordosis adalah kebalikan dari kifosis. Tulang belakang melekuk ke dalam,
terjadi karena perut besar dan berat, misalnya pada obesitas atau
kehamilan.
3. Skoliosis
Skoliosis terjadi apabila tulang punggung membungkuk ke arah samping
membentuk huruf S.
D. Nekrosa
Nekrosa adalah kelainan pada tulang sebagai akibat adanya selaput tulang
(periosteum) yang rusak sehingga bagian sel- sel tulangnya tidak
memperoleh makanan menyebabkan sel tulang mati dan mengering.
F. Gangguan Persendian
Gangguan pada persendian terdiri atas dislokasi, ankilosis artritis, dan
terkilir. Dislokasi gangguan persendian ini menyebabkan adanya
pergeseran sendi dari posisi normal karena jaringan penggantungnya
(ligamen) dan cedera (sobek).
1. Ankilosis
Ankilosis, yaitu keadaan persendian yang tidak dapat digerakkan sama
sekali karena persendiannya seolah-olah menyatu, sedangkan terkilir
merupakan gangguan persendian yang disebabkan tertariknya ligamentum
ke posisi yang tidak sesuai, namun sendi tidak mengalami pergeseran.
Terkilir dapat terjadi karena melakukan gerakan yang tiba-tiba atau
gerakan yang sulit dilakukan.
2. Artritis
Artritis adalah peradangan yang terjadi pada sendi. Terdapat empat
macam artritis, yaitu artritis gout, osteoartritis, artritis eksudatif, dan
artritis sika.
Artritis gout disebabkan karena adanya timbunan asam urat pada sendi-
sendi kecil, terutama di daerah jari-jari tangan.Akibat dari gout ini, ruas-
ruas jari tangan mengalami pembengkakan.
Osteoartritis, orang yang mengalaminya akan mendapatkan gangguan
pada saat sendi digerakkan, hal ini disebabkan karena adanya penipisan
pada tulang rawan sehingga mengalami degenerasi.
Lain halnya pada artritis eksudatif, kelainan disebabkan oleh adanya
serangan kuman. Serangan kuman akan menyebabkan terisinya rongga
sendi oleh cairan yang disebut getah radang.
Artritis sika disebabkan oleh berkurangnya minyak sendi sehingga
menimbulkan rasa nyeri saat tulang digerakkan.
Gout artritis
F. Serangan Kuman pada Persendian
Umumnya kelainan ini disebabkan oleh infeksi gonorhoe dan sifilis. Infeksi
gonorhoe dan sifilis dapat mengakibatkan persendian menjadi kaku.
Serangan sifilis yang terjadi pada waktu bayi dalam kandungan dapat
menyebabkan layuh sendi, yaitu keadaan tidak bertenaga pada sendi.
ATP.