Sistem
Muskuloskeletal
Denny Grecius Siregar
Joy Samuel Saragih
Rahmatsyah Siregar
Hazia Hanifa B.
Faiqueen Adnan
Danang Brahmana F.
Arif Ramadhan T.
Ayatika Sadariskar
Williams Harli
Fachri Anugrah S.
Filbert Kurnia L.
Tentir
Abdillah Wicaksono
Henny Zidny Robby R.
Quality Control
Hard work beats talent when talent does not work hard.
-Tim Notke-
SISTEM MUSKULOSKELETAL
SISTEM SKELETAL
FUNGSI TULANG
SISTEM MUSKULOSKELETAL
A. Hialin Kartilago
Tampak: Jelas, berwarna biru atau merah jambu, serat kolagen tersebar
dan tidak terlihat, kondrosit kecil dan berkelompok, dan ditutupi oleh
perikondrium.
Terdapat di: ujung tulang keras di sendi pergerakan, menempel di ujung
tulang rusuk ke tulang dada, membentuk penyangga cincin dan piringan
antara trakea dan bronkus, bentuk ruang di sekitar laring, dan rangka
bayi.
Fungsi: Mempermudah pergerakan, mempertahankan jalur udara terbuka
saat respirasi, membentuk pita suara, rangka awal pada bayi, dan tempat
pertumbuhan tulang bayi.
B. Kartilago Elastis
Tampak: serat kolagen membentuk seperti jaring di antara lakuna dan
selalu dilindungi oleh perikondrium, mengandung banyak serat elastis.
Terdapat di: Luar telinga dan epiglotis.
Fungsi: Memberikan sifat fleksibel dan elastis.
C. Kartilago Fibrosa (Fibrous cartilage)
Tampak: Mirip dengan tendon, kondrosit sejajar, dan tidak memiliki
perikondrium, serat kolagennya densely interwoven.
Terdapat di: Simfisis pubis, cakram intervertebralis, menisci, dan dekat
kartilago hialin.
Fungsi: mencegah shock tekanan dan absorpsi di sendi dan jaringan
transisional antara jaringan ikat dan kartilago hialin.
2. Tulang keras
Bersifat keras dan tidak transparan.
Terdiri atas sel tulang dan matriks yang mengandung Ca3(PO4)2 (Kalsium
fosfat) dan Ca(OH)2 (Kalsium hidroksida) yang dapat bereaksi menjadi
Ca10(PO4)6(OH)2 (Hydroxyapatite).
Terdapat rongga sumsum (rongga medula) yang dibentuk oleh osteoklas,
jenisnya yaitu:
SISTEM MUSKULOSKELETAL
Terdapat di: periosteum, endosteum dalam, dan di kanal dalam tulang
yang mengandung pembuluh darah.
2. Osteoblas
Menyintesis dan menyekresi serat kolagen dan komponen organik yang
menyusun matriks ekstraseluler tulang.
Memulai proses kalsifikasi (Proses kristalisasi garam mineral dan
pengerasan tulang).
Membantu perubahan osteoid (matriks organik) menjadi tulang.
Tidak melakukan pembelahan sel.
Terdapat di: sekitar keliling matriks ekstraseluler.
3. Osteosit
Melaksanakan metabolisme dan pertukaran zat-zat dengan darah.
Sel utama penyusun jaringan tulang
Tidak melakukan pembelahan sel.
Sel tulang dewasa.
Memelihara kandungan protein dan mineral pada matriks di sekitarnya
(melarutkan dan membentuk matriks)
Membantu penyembuhan tulang yang rusak dapat berubah menjadi
sel osteoblas atau osteogenik.
4. Osteoklas
Penggabungan dari 50 sel monosit (berukuran lebih besar)
Melepaskan asam dan enzim proteolitik untuk melarutkan matriks.
Melaksanakan pengembangan, pemeliharaan, dan perbaikan tulang
dalam meresorpsi protein dan mineral matriks ekstraseluler.
Mengatur kadar kalsium dalam darah (osteolysis/resorption, dipicu
hormon tiroid-paratiroid).
Sel target untuk pengobatan terapi tulang. Contoh: Kasus osteoporosis.
Terkonsentrasi di: Endosteum.
SISTEM MUSKULOSKELETAL
1. Lamela (berupa lapisan-lapisan)
Tersusun atas:
Garam mineral (Ca dan P). Berperan dalam kekerasan dan kepadatan
tulang.
Serabut kolagen. Berperan dalam kelenturan tulang.
Konsentris: pada osteon, yang mengelilingi central canal
Interstisial: antar osteon, merupakan fragmen osteon tua yang telah
dihancurkan
Inner circumferential: di sekeliling rongga medula
Outer circumferential: di dalam (deeper than) periosteum.
2. Lakuna
Terletak di antara lamela-lamela.
Mengandung osteosit.
Tempat pendewasaan sel tulang.
3. Kanalikul.
Penghubung antar lakuna
Jalur masuknya nutrisi ke osteosit.
Jalur keluarnya zat-zat sisa dari osteosit.
4. Saluran Havers
Mengandung saraf dan pembuluh darah.
2. Tulang spons
Sedikit atau tidak ada osteon.
Pada tulang panjang terletak di tengah epifisis dan sekeliling rongga
medula pada diafisis.
Banyak trabekula (anyaman bercabang yang tidak teratur).
Setiap trabekula mengandung lamela konsentris, dan osteosit di dalam
lakuna dan kanalikuli.
Ditutupi oleh tulang kompak (perlindungan).
Terletak di posisi di mana tekanan tidak banyak.
Antar trabekula terdapat rongga yang berisi sumsum tulang.
SISTEM MUSKULOSKELETAL
a. Diafisis (diaphysis) Adalah bagian tengah tulang. Diafisis adalah bagian
silindris panjang yang membentuk badan tulang.
b. Epifisis (epiphysis) adalah ujung proximal dan distal sebuah tulang
c. Metafisis (metaphysis) metafisis adalah daerah di antara epifisis dan
diafisis. Setiap metafisis memiliki daerah lempeng epifiseal (epiphyseal
plate). Daerah ini berupa kartilago hialin yang memungkinkan tulang
untuk memanjang pada masa pertumbuhan. Pada akhir masa
pertumbuhan, lempeng ini akan berubah menjadi tulang dan bekasnya
terlihat sebagai garis epifiseal (epiphyseal line).
d. Kartilago artikular adalah lapisan kartilago hialin tipis yang menutupi
bagian epifisis yang membentuk artikulasi (sendi). Kartilago artikular
berfungsi untuk mengurangi gesekan dan hentakan pada sendi yang
bergerak bebas.
e. Periosteum adalah lapisan kuat yang mengelilingi tulang pada bagian
yang tidak ditutupi oleh kartilago artikular. Bagian luar periosteum terdiri
dari fibrous layer yang kuat dan bagian dalam yang berupa osteogenic
layer yang terdiri dari sel yang memungkinkan penebalan tulang.
Periosteum berperan dalam pelindungan dan pemulihan tulang,
f. Rongga medula adalah ruang kosong silindris yang berisi sumsum tulang
(bone marrow) kuning dan berbagai pembuluh darah pada individu
dewasa. Rongga ini meminimalisir berat dari tulang yang padat. Struktur
tabung tulang membantu memperkuat tulang dan menjaganya tetap
ringan. Bagian bunga karang (spons) pada epifisis dan metafisis sendiri
mengandung sumsum tulang merah.
g. Endosteum adalah lapisan tunggal pada permukaan dalam rongga
medula. Endosteum memiliki sel pembentuk tulang dan sejumlah kecil
jaringan ikat.
b.
c.
d.
e.
f.
SISTEM MUSKULOSKELETAL
Terjadi kalsifikasi, yaitu kalsium dan garam mineral lain yang terdeposit
dan matriks ekstraseluler mengeras.
Matriks ekstraseluler lalu berkembang menjadi trabekula dalam
membentuk substansi spons yang di rongganya terdapat banyak
pembuluh darah.
Selama pembentukan trabekula, mesenkim terkondensasi di pinggir
tulang dan berkembang menjadi periosteum.
Daftar Acuan
Tortora G, Derrickson B. Principles of Anatomy and Physiology 13th ed.
SISTEM MUSKULOSKELETAL
2. Endochondral ossification
Matriks kartilago hialin yang sudah ada sebelumnya terkikis dan digantikan
oleh osteoblas dan menyekresi osteoid.
Proses pembentukan kartilago, yaitu mesenkim yang berkembang
menjadi kondroblas yang menyekresi matriks ekstraseluler kartilago.
Terjadi perkembangan kartilago, yaitu kondroblas yang terendam
dalam matriks berkembang menjadi kondrosit yang mengalami
pembelahan. Kartilago mengalami pemanjangan (pertumbuhan
interstisial) dan juga mengalami penebalan akibat perkembangan
perikondrium. Sebagian kondrosit mengalami kalsifikasi, dan sebagian
lain mati dan berubah menjadi lakuna.
Pembentukan pusat osifikasi terjadi. Pembuluh darah masuk melalui
perikondrium dan menstimulus sel osteogenik menjadi osteoblas.
Dalam tahap ini juga perikondrium berkembang menjadi periosteum,
dan osteoblas mulai mendeposit matriks ekstraseluler tulang (bukan
kartilago), dan terjadi pembentukan substansi spons (trabekula)
Pembentukan rongga medula terjadi, osteoklas menghancurkan
bagian terdalam trabekula pada substansi spons menjadi rongga
medula. Tulang bertambah diameternya melalui pertumbuhan
appositional (penambahan matriks oleh osteoblas di periosteum)
Pada cakra epifisis saat pubertas, osteoblas (di sisi diafisis) lebih cepat
membentuk tulang dari kartilago daripada pembentukan kartilago
epifisis oleh kondroblas (di sisi epifisis), sehingga cakra epifisis semakin
menipis dan akhirnya menghilang (epiphyseal closure).
SISTEM MUSKULOSKELETAL
Daftar Pustaka
1. Tortora G, Derrickson B. Principles of Anatomy and Physiology. 13th ed.
United States: John Wiley and Sons; 2012.
2. Martini F, Nath J, Bartholomew E. Fundamentals of Anatomy and
Physiology. 9th ed. San Fransisco: Pearson Education; 2012.
3. Graaf V. Human Anatomy. 6th ed. New York: McGraw-Hill Higher Education;
2001.
4. Saladin K. Anatomy & Physiology: The Unity of Form and Function. 3 rd ed.
New York: McGraw-Hill Higher Education;2003.
5. Mescher A. Junqueira's Basic Histology. 12th ed. United States of America:
McGraw-Hill Companies, Inc.; 2010.
PERSENDIAN
Persendian: tempat pertemuan dua tulang/lebih di mana dapat terjadi
pergerakan.
JENIS-JENIS SENDI
1. Berdasarkan pergerakan yang dapat dihasilkan (makin bebas, sendi makin
lemah):
A. Sinartrosis: sendi yang tidak dapat digerakkan. Dapat berupa sendi
berfibrosa atau berkartilago
B. Amfiartrosis: sendi yang dapat digerakkan dengan limitasi. Dapat berupa
sendi berfibrosa atau berkartilago
C. Diartrosis: sendi yang dapat digerakkan secara bebas. Seluruh sendi
diartrosis adalah sendi bersinovial
2. Berdasarkan organisasi anatomis:
A. Berfibrosa
B. Berkartilago
C. Bertulang
D. Bersinovial
Sinartrosis:
Berfibrosa
Sutura: sendi sinartrosis yang diikat jaringan
ikat fibrosa yang padat.
Contoh:
Persambungan
antara
tulang
tengkorak
SISTEM MUSKULOSKELETAL
Berkartilago
Berkartilago
10
SISTEM MUSKULOSKELETAL
Cairan sinovial: menyerupai cairan
interstisial tapi mengandung proteoglikan
berupa
hyaluronan
(tergolong
glycosaminoglycans,
GAG)
dengan
konsentrasi tinggi. Fungsi cairan sinovial:
1. Lubrikasi
2. Distribusi nutrisi
3. Shock absorption
11
SISTEM MUSKULOSKELETAL
3. Pergerakan Rotasi: pergerakan berputar
a. Rotasi kepala: rotasi kiri dan rotasi kanan
b. Rotasi tangan: rotasi lateral (eksternal) dan rotasi medial (internal)
c. Rotasi siku: pronasi dan supinasi
4. Pergerakan spesial
a. Inversi-eversi: pergerakan menekuk telapak kaki ke dalam (inversi) dan ke
luar (eversi)
b. Fleksi Dorsifleksi plantar: fleksi saat menekuk kaki ke atas (dorsifleksi) dan
ke bawah seperti menjinjit (fleksi plantar)
c. Oposisi-reposisi: pergerakan ibu jari menuju telapak tangan atau jari lain
(oposisi) dan pergerakan jempol ke posisi semula (reposisi)
d. Protraksi-retraksi: menggerakkan bagian tubuh ke anterior pada bidang
horizontal (protraksi) dan sebaliknya (retraksi).
e. Elevasi-depresi: bergerak ke arah superior (elevasi) dan inferior (depresi)
f. Fleksi lateral: pergerakan kolom vertebral ke sisi, paling menonjol di
daerah serviks dan thoraks
12
SISTEM MUSKULOSKELETAL
Secara aksis gerakan
a. Monoaksial: pergerakan dalam satu bidang gerak
b. Biaksial: pergerakan dalam dua bidang gerak
c. Triaksial: pergerakan dalam tiga bidang gerak
13
SISTEM MUSKULOSKELETAL
KLASIFIKASI SENDI SINOVIA
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Sendi
Karakteristik
Sendi geser
Sendi engsel
Pergerakan
Contoh
Pergerakan
linear, nyaris
nonaksial atau
multiaksial
Angular,
monoaksial
Sendi
kondiloid
Angular, biaksial
Sendi pelana:
Angular, biaksial
Sendi karpometakarpal
pertama
Rotasi,
monoaksial
Sendi atlantoaksial,
proksimal radioulnar
Angular,
sirkumduksi,
rotasi, triaksial
Sendi putar
Sendi peluru
Gambar
14
SISTEM MUSKULOSKELETAL
OTOT
Otot adalah hasil perkembangan dari lapisan mesoderm.
Sel otot berdiferensiasi dengan cara pemanjangan sel secara bertahap dengan
sintesis protein myofibril secara bersamaan.
Fungsi: Alat gerak aktif, mempertahankan postur tubuh, menstabilkan sendi,
menghasilkan panas.
OTOT RANGKA
Karakteristik:
- Silindris panjang
- Inti banyak
- Inti di piinggir (di tepi sel, di bawah membrane sel)
- Inti terbentuk akibat peleburan sel mesenkimal embrional yaitu myoblast
- setiap serabut otot mengandung sejumlah berkas paralelyang disebut
myofibril
- myofibril terdiri dari deretan panjang sarkomer
Serabut otot
- Serabut merah: slow-twitch fibers contoh: otot antigravitasi di sepanjang
punggung
- Serbut putih: fast twitch fibers contoh: extraocular muscles of the eye
FKUI 2015 SOLID
15
SISTEM MUSKULOSKELETAL
taut miotendosa (serat-serat kolagen tendon menyusup dia ntara serabutserabut otot dan berhubungan dengan lipatan komplek sarkolemma).
16
SISTEM MUSKULOSKELETAL
Pita Gelap
- pita A (Anisiotrop: cahaya polarisasi).
- Terdapat daerah yang lebih pucat hanya ada myosin yaitu pita H.
- Dibelah dua oleh garis M suatu daerah terbentuknya hubungan lateral
antar filament tebal yang berdekatan, protein utam garis M adalah
miomesin (protein pengikat myosin, dan keratin kinase yang
mengkatalisis pemindahan gugus fosfat dan fosfokreatin [suatu bentuk
simpanan gugus fosfat berenergi tinggi] ke adenosine pada ADP agar
adenosine trifosfat ATP tersedia bagi kontraksi otot)
- Di pita A filament tebal dan tipis
Pita Terang
- Pita brIght pita I (Isotrop: tidak mengubah cahay polarisasi)
- Sarkomer daerah di antara garis Z
17
SISTEM MUSKULOSKELETAL
- Troponin: kompleks troponin melelat pada tempat khusus dengan interval
teratur di sepanjang molekul tropomyosin
o TnT: melekat pada tropomyosin
o TnC: calcium-binding protein
o TnI: menghambat interaksi aktin-myosin
Filamen Tebal
Filamen Tipis
- Myosin: dibagi menjadi meromyosin ringan/light dan mero myosin
berat/heavy (ada kepala miosin), terdapat jemabatan silang/ crossbrdige
actin binding sites dan aktivitas ATP sintase (maksudnya kepala
myosin ngubah energy kimiawi jadi energy mekanik)
18
SISTEM MUSKULOSKELETAL
- Tubulus Transversus (Tubulus-T): Invaginasi sarkolema mirip jari-jari.
Membentuk jaringan tubulus dengan anastomosis kompleks yang
melingkari perbatasan pita A-I di setiap sarkomer
- Sisterna Terminal: bersebelahan dengan tubulus-T. Melebar di Retikulum
Sarkoplasma.
- Retikulum Sarkoplasma: mengatur aliran kalsium (ketersediaan Ca2+
kontraksi. Ketiadaan Ca2+ relaksasi). Terdiri dari jejaring sisterna
Retikulum Endoplasma halus yang bercabang dan mengelilingi setiap
myofibril.
OTOT POLOS
Letak otot polos dinding pembuluh darah, organ dalam manusia, rongga
tubuh
Fungsi transportasi darah dan makanan, mengatur diameter pembuluh
darah, pergerakan zat dalam lumen
Sifat bisa membelah diri dan regenerasi, Involunteer
Bentuk gelendong, inti satu di tengah, tidak berlurik
Referensi:
1. Janquera ed 13
2. High-Yield Histology ed 2
Otot polos tidak memiliki sarkomer seperti pada otot rangka, namun tetap
memiliki miosin dan aktin. Perbandingan aktin dan miosin pada otot polos
adalah 2-4 : 1 (otot rangka 10-15 : 1). Miosin di otot polos lebih panjang
daripada di otot rangka sedangkan aktin memiliki tropomiosin tanpa troponin.
Otot polos juga memiliki filamen dengan ukuran sedang yang menjadi
penyokong bentuk.
Tidak memiliki sarkomer berarti tidak memiliki garis Z dan protein di
dalamnya. Di otot polos digantikan oleh badan padat yang memiliki kandungan
protein yang sama. Aktin melekat pada badan padat dan miosin berada di
tengah.
19
SISTEM MUSKULOSKELETAL
20
SISTEM MUSKULOSKELETAL
OTOT JANTUNG
Karakteristik:
Berukuran diameter 10-20 m x panjang 50-100 m
Struktur serabut bercabang* dan berlurik.
*Percabangan otot jantung disebut Anastomosis
Nukleous terletak di tengah; sesekali terdapat dua inti.
Mitokondria lebih panjang dan lebih banyak jumlahnya serta sekat-sekat
dalam mithokondria juga lebih banyak
Bekerja secara tidak sadar (Involunteer)
Bergantung pada respirasi karena aktivitas ritmik terjadi secara terusmenerus.
Terdapat Discus Intercalaris: garis gelap pada otot jantung yang
merupakan sambungan antara dua sel yang berdampingan terlihat seperti
garis lurus yang membentuk tangga untuk pelekatan aktin dan sarkomer;
dibedakan menjadi 2 bagian utama yaitu:
Lokasi:
Hanya terletak pada dinding otot jantung (myocardium) yang membentuk
atrium dan ventrikel. Lapisan ini mengandung jaringan otot jantung, pembuluh
darah, dan saraf.
Serat otot jantung dibungkus suatu sarkolema tipis (seperti yang terdapat pada
otot rangka) dan sarkoplasma yang mirip mithokondria. Miofibril-miofibril
terpisah-pisah oleh deretan mithokondria, yang mengakibatkan gambaran
gurat-gurat memanjang yang dapat terlihat jelas.
Fungsi: Memompa Aliran darah dari organ jantung ke seluruh tubuh.
Perbedaan Otot Jantung dan Otot Lurik:
1. Serabut otot jantung bukan merupakan sinsitium, melainkan merupakan
rangkaian sel-sel tunggal yang berderet-deret ujung beretemu ujung
dengan perantara suatu bangunan yang dinamakan : discus intercalaris.
FKUI 2015 SOLID
21
SISTEM MUSKULOSKELETAL
2. Sel otot jantung tidak berbentuk silindris biasa, melainkan bercabangcabang sehingga memberikan kesan adanya anyaman 3 dimensional.
3. Inti sel otot jantung tidak terletak dibawah sarkolema, melainkan
ditengah sel.
4. Kontraksi otot jantung diluar pengaruh kehendak kita.
5. Susunan Reticulum Sarcoplasmic dan mithokondria yang tidak teratur
sehingga berkas-berkas miofilamen membentuk miofibril tidak disusun
secara teratur sehingga batas-batas miofibril tidak tegas.
6. Dapat berkontraksi 10 sampai 15 kali lebih lama dari otot jantung dalam
menanggapi potensial aksi tunggal.
*Celah-celah di antara anyaman serabut-serabut otot jantung diisi oleh jaringan
pengikat (endomisium).
Regenerasi otot jantung
Otot jantung lebih tahan terhadap trauma bila dibandingkan dengan otot jenis
lainnya, tetapi tidak ada regenerasi setelah terjadinya suatu cedera. Jaringan
otot jantung kekurangan sel satelit, dan serat otot jantung yang ada tidak
bermitosis untuk membentuk sel-sel baru. Bukti terbaru menunjukkan bahwa
sel-sel induk dari darah bermigrasi ke jantung. Di sana, sel-sel induk dapat
membedakan dan mengganti sejumlah serat otot jantung dan sel endotel dalam
pembuluh darah jantung.
Jantung berdetak karena memiliki alat pacu jantung yang memulai setiap
kontraksi dengan irama yang konstan, alat tersebut disebut autorhythmicity.
Jaringan otot jantung memiliki endomysium dan perimysium, tetapi tidak
memiliki sebuah epimysium.
Referensi
1. Martini,Fundamentals of Anatomy and Physiology 9th Ed
2. Tortora, Principles of anatomy and physiology 12th Ed.
3. Bahan Kuliah FKG Unpad milik Prof. dr. Suryo Wibowo
22
SISTEM MUSKULOSKELETAL
23
SISTEM MUSKULOSKELETAL
1. Jumlah tendon origo
a. Bisep: 2 tendon
b. Trisep: 3 tendon
c. Quadrisep: 4 tendon
2. Bentuk otot
a. Trapezius: berbentuk trapesium
b. Rhomboid: berbentuk jajaran genjang
c. Orbicularis: melingkar
d. Deltoid: berbentuk segitiga
3. Ukuran Otot
a. Longus: Panjang, Contoh: Adductor longus pada paha
b. Longissimus: Terpanjang
c. Teres: Panjang dan bundar, Contoh: Pronator teres pada lengan
d. Brevis: Pendek, Contoh: extensor carpi radialis brevis pada lengan
e. Magnus: Besar
f. Major: Lebih besar dari magnus, Contoh: pectoralis major pada
dada
g. Maximus: Terbesar
h. Minor: lebih kecil
i. Minimus: Terkecil
j. Latissimus: Terlebar
D. Jenis Gerakan utama saat kontraksi
1. Flexor >< Extensor
2. Abductor >< Adductor
3. Pronator >< Supinator
4. Levator >< Depressor
5. Tensor
6. Sfingter
7. Rotator
24