Anda di halaman 1dari 16

Bentuk Alami dan Bentuk Buatan 

Bentuk-bentuk alami tanaman dan hewan memberikan kepada perancang pengertian-


pengertian yang berharga ke dalam struktur dan rancangan. Semua bentuk dalam alam
dapat dianggap sebagai mekanisme pemikulan beban, dengan karakteristik-karakteristiknya
yang merupakan hasil tanggapan struktural intern terhadap kondisi-kondisi beban
luar. Sesungguhnya, bila orang menyelidiki sejarah evolusi tumbuhan dan hewan, menjadi
jelaslah bahwa mereka tidak memiliki tanggapan-tanggapan struktural yang cocok dengan
dorongan luar tidak sanggup terus berlanjut hidup. Pengembangan sistem-sistem struktural
yang tepat dan berhasil dalam bentuk alamiah kini disekitar kita menyebabkan kehadiran
yang berkesinambungan.

1. Pengertian Titik
Secara umum, titik adalah simbol yang mewakili suatu keadaan tertentu
j(Oxford Dictionary) yang digambarkan sebagai lingkaran kecil berwarna. Titik
merupakan sebuah tipografi atau metode penulisan yang tidak didefinisikan
secara mengkhusus. Berikut, pengertian titik terkait ilmu yang digunakan:

Dalam ilmu bahasa, titik (dot) adalah simbol yang dapat mewakili keadaan
tertentu dalam suatu konteks penulisan. Misalnya: tanda titik untuk mengakhiri
kalimat, tanda 3 titik untuk membuat pertanyaan lisan, tanda titik-titik untuk
menulis teriakan, dan lain-lain.

Dalam ilmu matematika, titik (point) adalah unsur yang mewakili suatu lokasi
namun tidak mempunyai panjang, lebar, dan tinggi. Titik dalam ilmu
matematika disimbolkan dengan tanda titik (dot).

Dalam ilmu seni musik, titik adalah suatu tanda yang digunakan untuk
penambahan panjang suatu ketukan nada.
Titik dalam koordinat kartesius

Secara geometri, titik dapat diidentifikasi sebagai sebuah huruf misalnya titik


A, titik B, dan lain-lain. Untuk mempermudah identifikasi titik dalam koordinat
kartesius, titik dapat memuat keterangan misalnya A (x,y), dengan x adalah
posisi dalam sumbu x dan y adalah posisi dalam sumbu y. Nama sumbu x
disebut juga absis dan sumbu y disebut juga ordinat.

Contoh titik A dan titik B dalam koordinat kartesius

Contoh di atas titik A (1,1) karena berada dalam posisi 1 pada koordinat absis
(sumbu x) dan posisi 1 pada ordinat (sumbu y).

Contoh di atas titik B (2,3) karena berada dalam posisi 2 pada koordinat absis
(sumbu x) dan posisi 3 pada ordinat (sumbu y).

2. Pengertian Garis
Dalam bidang geometri, garis adalah himpunan titik-titik yang terhubung secara
kontinu (berjejer lurus atau melengkung) yang hanya mempunyai satu titik
akhir dan satu titik awal. Penamaan garis umumnya menggunakan 2 huruf yang
menunjukkan titik awal dan titik akhir. Misalnya garis AB di bawah ini,
Contoh garis AB pada koordinat kartesius

Garis AB pada koordinat kartesius merupakanperpanjangan titik A dan B yang


membentuk garis lurus. Garis mempunyai unsur dimensi panjang yang dapat
diukur secara langsung atau menggunakan rumus jarak. Karena garis yang
terbentuk adalah garis lurus, dapat dihitung dengan rumus euclidean pada R²
(ruang dimensi 2) yaitu sebagai berikut,

d = jarak atau panjang garis lurus


x1, x2 = posisi masing-masing titik pada sumbu x
y1, y2 = posisi masing-masing titik pada sumbu y

Misalkan A (x1, y1) dan B (x2, y2), dapat diperoleh

Menghitung panjang garis

Garis tidak hanya berbentuk lurus terdapat pula garis-garis yang berbentuk
lengkung seperti gambar berikut,

Contoh garis

3. Pengertian Bidang
Bidang adalah permukaan datar yang mempunyai bentuk 2 dimensi sehingga
dapat diukur panjang dan lebarnya. Bidang merupakan perluasan dari garis-
garis yang terhubung menjadi satu permukaan datar. Misalnya bidang ABC
berikut,

Contoh bidang ABC

Bidang datar memuat unsur-unsur yang lebih kompleks dari garis dan titik,
tergantung bentuk bidang.

Pengertian Ruang
Dalam konsep matematika kuno, ruang adalah bentuk dari bangun 3 dimensi
yang ada dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki unsur panjang, lebar, dan
tinggi. Sama halnya dengan titik, garis, dan bidang; konsep ruang merupakan
sebuah aksioma dalam ilmu matematika, karena dapat terbukti dengan
sendirinya. Konsep ini telah diteliti oleh Euklides (matematikawan Mesir, ± 300
sebelum masehi). Sebagai contoh populer, bangun piramida merupakan bukti
kebesaran peradaban mesir kuno di bidang geometri. Berikut contoh bangun
ruang dalam ruang euclidean di R³ (ruang dimensi 3),

4. Pengertian warna
Pengertian warna Warna Adalah Sebuah sensasi yang dihasilkan ketika suatu energi cahaya
mengenai suatu benda, , dimana cahaya tersebut akan di refleksikan atau di transmisikan secara
langsung oleh benda yang terkena cahaya tadi dan cahaya yang di refleksikan atau di Berikut ini
adalah macam-macam warna beserta penjelasannya :

a. Warna Primer

Warna primer merupakan warna pokok atau pertama yang pembentukannya tidak disertai dengan
warna yang lain. Warna ini digunakan sebagai bahan campuran pokok sehingga menghasilkan warna
warna lain. Adapun warna primer yaitu:

Merah, yang sebenarnya bernama Magenta yakni merah semu ungu.

Biru, yang sebenarnya bernama Cyan yakni biru semu hijau.

Kuning, yang sebenarnya bernama Yellow.

Dan warna warna primer diatas sering disingkat CMY (Cyan, Magenta, Yellow) dalam dunia
percetakan.

b. Warna Sekunder

Warna sekunder merupakan warna yang dihasilkan dari pencampuran dua warna primer. Misalanya
warna merah di campur warna kuning maka akan menjadi warna Orenge (Skunder). Berikut ini
adalah macam-macam warna sekunder diantaranya:

Orange atau Jingga hasil campuran merah dengan kuning.

Hijau yaitu warna hasil campuran kuning dengan biru.

Ungu/Violet yaitu warna hasil dari campuran biru dengan merah.

c. Warna Intermediate
 

Warna intermediate merupakan warna pada lingkaran warna yang letaknya diantara warna primer
dan warna sekunder. Berikut ii adalah macam – macam warna intermediate diantaranya:

Merah Violet (Red Violet) yakni ialah warna yang letaknya diantara merah dan violet/ungu.

Merah Jingga (Red Orange) yakni ialah warna yang letaknya diantara merah dan jingga.

Kuning Jingga (Yellow Orange) yakni ialah warna yang letaknya diantara kuning dan jingga.

Kuning Hijau (Yellow Green) yakni ialah warna yang letaknya diantara kuning dengan hijau.

Biru Hijau (Blue Green) yakni ialah warna yang letaknya diantara biru dan hijau.

Biru Violet (Blue Violet) yakni ialah warna yang letaknya diantara biru dan violet atau ungu.

d. Warna Tersier

Warna tersier  merupakan warna yang berasal dari pencampuran antara warna primer dengan
warna sekunder. Berikut ini adalah macam macam warna tersier yaitu:

Coklat Merah merupakan warna yang dihasilkan dari campuran warna merah dengan warna hijau.

Coklat Kuning merupakan warna yang dihasilkan dari campuran warna kuning dengan warna ungu.

Coklat Biru merupakan warna yang dihasilkan dari campuran warna biru dengan warna jingga atau
orange.

e. Warna Kuarter
Warna kuarter merupakan warna yang berasal dari campuran 2 warna tersier. Berikut ini adalah
macam macam warna kuarter yaitu:

Coklat jingga merupakan warna yang berasal dari campuran merah tersier dengan warna kuning
tersier.

Coklat ungu merupakan warna yang berasal dari campuran biru tersier dengan warna merah tersier.

Coklat hijau merupakan warna yang berasal dari campuran kuning tersier dengan warna biru tersier.

Selain itu, warna dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam. Adapun macam-macam warna
tersebut yaitu:

Warna netral, yakni adalah warna-warna yang tidak lagi memiliki kemurnian warna atau bukan
warna primer dan juga bukan termasuk warna sekunder.

Warna kontras /  komplementer, yakni adalah warna yang berkesan berlawanan antara warna satu
dengan warna yang lainnya. Warna ini dapat bisa didapat dari warna yang berseberangan yang
terdiri atas warna primer dengan sekunder.

Warna panas, yakni adalah kelompok warna dalam rentang setengah lingkaran dalam lingkaran
warna mulai dari warna merah sampai warna kuning.

Warna dingin, yakni adalah kelompok warna yang ada dalam kelompok rentang setengah lingkaran
dalam suatu lingkaran warna mulai dari warna hijau sampai warna ungu.

5. Pengertian kesatuan
Kesatuan atau unity merupakan salah satu prinsip yang menekankan pada
keselarasan dari unsur- unsur yang disusun, desain bisa dikatakan menyatu
apabila secara keseluruhan tampak harmonis.
Kesatuan atau unity, termasuk prinsip utama pada prinsip Desain dan Seni Rupa. Tanpa kesatuan,
sebuah desain sama dengan kapal tanpa kompas. Tanpa arah dan tujuan yang jelas.

Apa Itu Kesatuan?


Dari sisi bentuk kata, kesatuan berasal dari kata dasar 'satu', yang artinya utuh. Tidak terpecah.
Karena itu kesatuan menjadi bermakna bergabungnya berbagai aspek, ragam dan corak menjadi
satu kebulatan penuh. Solid. Tidak ada satu bagianpun yang terpecah keluar dari alur
kebulatannya. Sama dengan sebuah perkumpulan orang-orang, grup atau komunitas tertentu, jika
mereka sudah solid, atau sudah satu, itu artinya semua anggotanya sudah satu visi dan satu misi.
Tak seorang pun yang berbeda haluan. Jika diantara mereka sudah bersilang prinsip dan
pendapat, maka komunitas tersebut disebut tidak solid. Sudah pecah.
Begitu juga dengan kesatuan dalam prinsip Desain dan Seni Rupa. Kesatuan berarti bahwa setiap
unsur visual yang ada, terangkum dalam satu prinsip dan kebulatan penuh. Mulai dari garis,
bidang, bentuk, warna dan seterusnya yang membentuk sebuah desain, selaras dan proporsional.
Tidak ada satu unsur pun yang menyimpang dari alur keselarasan. Semuanya, terangkum
membentuk citra atau kesan visual yang sama. Singkatnya, semuanya sudah utuh.

Contohnya jika dalam sebuah desain menggunakan bidang dengan pola-pola geometris, maka
semua bidang, tetap menggunakan pola-pola geometris. Jika ada beberapa objek gambar yang
menggunakann pola tidak berarturan atau abstrak, maka dari segi bentuknya, desain tersebut
disebut tidak satu kesatuan. Begitu juga dengan warna yang digunakan. Jika setiap bidang yang
ada menggunakan warna-warna kontras, lalu ada beberapa bidang yang menggunakan warna
pastel, maka desain tersebut dari sisi warna, tidak menggunakan prinsip kesatuan. Karena warna-
warna yang digunakan, tidak dalam satu rumpun atau keluarga. Ada warna yang menyimpang dari
alurnya.
Jadi dalam prinsip kesatuan, sebuah desain, harus punya sebuah visi yang jelas. Harus punya
target, kesan visual seperti apa yang ingin dibangun dibalik tampilannya. Dan untuk mencapainya,
diperlukan sikap dalam memilih jenis unsur dan pola penataan setiap elemennya, lalu konsisten
dengan sikap tersebut. Tapi jika tidak, maka saat membuat elemen demi elemennya, seorang
Desainer akan kehilangan arah.

Misalnya anda sudah punya sikap akan membuat sebuah desain yang menimbulkan kesan heroik
dan tegas. Maka objek-objek gambar yang anda buat, tentu akan menggunakan bidang-bidang
yang terkesan heroik dan tegas, misalnya bidang-bidang yang garisnya lurus. Dan setiap sudutnya,
tajam. Tidak mungkin anda menggunakan bidang-bidang yang garisnya melengkung dengan
gemulai. Begitu juga dengan warna yang digunakan, tentu anda akan menggunakan warna-warna
yang kontras, agar kesannya, menjadi spontan dan dinamis. Tidak mungkin anda akan
menggunakan warna-warna yang lembut untuk membangun citra ketegasan. Intinya, agar desain
memenuhi prinsip kesatuan, tentukan sikap dari awal sebelum membuat sebuah karya, sehingga
sikap itu akan menjadi kompas dalam menata setiap unsur desain yang akan digunakan.

Berikut 3 pasang contoh gambar baik yang tidak memenuhi prinsip kesatuan dengan yang
memenuhi prinsip kesatuan:
Ukur

6. Pengertian skala

Skala gambar merupakan dasar dari ilmu penggambaran akurat atau cara exact suatu
konstruksi bangunan.
Adalah suatu keharusan dan syarat baku pada literature keteknikan bahwa semua
gambar cetakan produksi engineer, entahkah sipil atau arsitektur, wajib berskala
sesuai pedoman yang ada. Terkecuali untuk lembar keterangan, daftar isi, peta, dan
lain-lain biasanya dibuat tanpa skala.
Cara kerja skala gambar konstruksi diterapkan sesuai kebutuhan setiap jenis proyek,
tergantung efektifinya seorang engineer dalam membaca dan memahami gambar
kerja.
Skala bersifat logis pada gambar, berfugsi untuk menampilkan karakter nyata suatu
gambar kerja pada ukuran dan model dengan tingkat akurasi sempurna.
Atau bisa dikatakan suatu gambar berskala mewakili keadaan, bentuk, model dan
prespektif nyata suatu bangunan  yang tercermin dalam lembar kertas kerja.
Sederhananya, skala adalah metode perbandingan ukuran nyata suatu bangunan
dengan ukuran resolusi kertas kerja.
Skala gambar kadang membingungkan bahkan kepada engineer berpengalaman
sekalipun jika tidak memahami benar teori ini.
Dengan begitu banyaknya software engineer yang digunakan saat ini, tentu tidaklah
sulit mengatur penskalaan gambar karena semua serba otomatis.
Tapi persoalannya, semua gambar tercetakpun berbentuk kertas berskala, dan akan
digunakan pada pelaksanaan kerja dilapangan.

Dasar Teori Skala


Dimulai dari dasar skala gambar umum 1 : 100 (1 berbanding 100), artinya 1 cm
dalam ukuran gambar berbanding 100 cm atau 1 m dalam ukuran sebenarnya.
Perlu diketahui bahwa, unit satuan yang digunakan dalam gambar adalah ‘cm’ (centi
meter), sedangkan dilapangan digunakan satuan ‘m’ (meter).
Pada umumnya diindonesia digunakan satuan unit cm. Jika dalam software, bisa
berbeda-beda tergantung stadarisasi software yang digunakan.
Dalam autocad produksi amerika serikat, unit yang digunakan adalah inchi,
sedangkan jika diindonesia harus dikonversi lagi kedalam unit cm.
Diisini kita tidak berbicara mengenai autocad, tapi tentang pemahaman skala dalam
ilmu teknik.
Jadi, skala 1:100 adalah jika 1 cm dalam ukuran mistar gambar, sama dengan 100 cm
atau 1 m dalam ukuran meter tarik.
Materi ini bisa dikatakan gampang-gampang susah. Ada tiga jenis perkiraan
perbandingan dengan skala gambar yaitu :
Jadi dengan menggunakan skala 1 : 50, jika ukuran gambar diukur dengan mistar
sebesar 8 cm, maka ukuran sebenarnya dalam meter adalah 4 m. Demikian juga
berlaku untuk semua jenis skala.

Baca Juga : Sistematika Dasar Konsep Perancangan Bangunan


Mengetahui Ukuran Gambar Dari Keadaan Nyata  

Jika pada saat kita menggambar suatu bangunan nyata, dengan kondisi lahan dan
luas bangunan, kita dapat memprediksi lalu menentukan berapa skala efektif yang
dapat digunakan agar efisien dalam kertas gambar.
Sebuah lahan dengan ukuran 30 m. Jika skalanya 1 : 250, berapa ukuran pada mistar
gambar?.

Jawab :

= (Ukuran nyata) / (skala) x (persamaan unit) = ukuran mistar gambar


= 30 m / 250 x 100 cm = 12 cm.

Sebenarnya ini adalah kebalikan dari cara mencari ukuran nyata dari gambar kerja. 
Baca Juga : Materi Dasar Ilmu Ukur Tanah

Mengetahui Ukuran Skala Gambar 


Jika pada kondisi gambar tidak memiliki skala, itu berarti antara dua. Apakah gambar
memang dibuat tanpa skala seperti sketsa, atau lupa di buat keterangan skalanya.

Sebenarnya itu tidak masalah selama ada keterangan ukuran dimensinya. Namun jika
terpaksa harus diteliti berapa skalanya, maka satu-satunya cara adalah dengan
mengambil pembanding dari lembar gambar yang lain sebagai acuan penentuan
skalanya.

Caranya, tentu dengan menyamakan jenis gambar yang sama. Contoh, jika lembar
tampak depan sebuah rumah tidak memiliki skala, namun ukurannya kelihatan lebih
besar dibanding tampak samping dan belakang yang memiliki skala 1 : 50.

Skala tampak depan dapat di ketahui dengan membandingkan tinggi dinding


rumahnya. Misal, dalam lembar gambar tampak samping setelah diukur dengan
mistar, tinggi dindingnya 7 cm, diketahui skalanya 1:50.

Jika dihitung ukuran sebenarnya = 7 x 50 / 100 = 3.5 m. Sedangkan pada tampak


depan tingginya 14 cm, tanpa skala.

Maka skala gambar :


= (tinggi dinding berskala) / (tinggi dinding tanpa skala) x (skala gambar diketahui) =
skala gambar tidak diketahui.

= 7 cm/ 14 cm x 50 = 25.

Jadi skala lembar tampak depan = 1 : 25.

Skala merupaka basik konstruksi engineer yang paling sederhana, hanya masalah kali
dan bagi saja, namun kadang membingungkan.

Tapi perlu diingat bahwa semakin kecil angka skala maka semakin besar ukuran 
gambarnya. Sebaliknya, semakin besar angka skala maka semakin kecil ukuran
gambarnya.

7. Pengertian proporsi
Proporsi adalah perbandingan yang ideal dan harmonis antara bagian-
bagian benda yang menjadi objek model gambar yang dapat diamati.
Keseimbangan adalah keselarasan antara bidang gambar, objek gambar,
dan gambar yang dihasilkan.

Sebuah karya seni sangat membutuhkan proporsi, agar karya itu memiliki nilai estetika yang tinggi
kesan yang seimbang. Hal itu karena setiap hal yang mengandung proporsi berarti akan memiliki
keseimbangan yang ideal (benar, pantas, dan sesuai) di antara setiap unsurnya.Jika suatu gambar tidak
memiliki proporsi, maka gambar itu akan jadi kurang seimbang, entah dari pewarnaan maupun
bentuk. Adapun hal yang berkaitan dengan proporsi di dalam seni rupa adalah lebar, panjang, tinggi,
luas, dan ukuran kanvas. Ya, proporsi digunakan untuk mempertimbangkan perbandingan bidang
kanvas atau kertas dengan objek yang akan digambar atau dilukis.

8. Pengertian keseimbangan
. Keseimbangan kekuatan yakni sinergi antara pemerintah, swasta, dan
masyarakat dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan
(sustainable development). Sinergisitas antar ketiganya menciptakan
dinamika, kesatuan dalam kompleksitas, harmoni, dan kerjasama.
Dalam bidang teknik sipil kita selalu diajak berbicara tentang bangunan gedung, jembatan dan
lain sebagainya. Bangunan–bangunan tersebut supaya tetap berdiri, maka struktur-strukturnya
harus dalam keadaan seimbang, hal itu merupakan syarat utama. Apa saja syarat-syaratnya
supaya suatu bangunan tetap seimbang, dan bagaimana cara menyelesaikannya, kita perlu
mengetahuinya.
Contoh :
benda dalam keadaan seimbang (tidak bisa bergerak)

Sebuah kotak yang dilem diatas meja, maka kotak tersebut dalam keadaan seimbang, yang
berarti kotak tersebut tidak bisa turun, tidak bisa bergeser horisontal dan tidak bisa berguling.

a)Keseimbangan vertikal

Kalau kotak tersebut dibebani secara vertikal (Pv), maka kotak tersebut tidak bisa turun, yang
berarti meja tersebut mampu memberi perlawanan vertikal (Rv), perlawanan vertikal tersebut
(Rv) disebut reaksi vertikal.
Bandingkan hal tersebut diatas dengan kotak yang berada di atas lumpur. Kalau kotak tersebut
dibebani secara vertikal (Pv), maka kotak tersebut langsung tenggelam, yang berarti lumpur
tersebut tidak mampu memberi perlawanan secara vertikal (Rv).

b)Keseimbangan horisontal

Kalau kotak tersebut dibebani secara horisontal (PH), maka kotak tersebut tidak bisa bergeser
secara horisontal, yang berarti lem yang merekat antara kotak dan meja tersebut mampu
memberi perlawanan horisontal (RH), sehingga bisa menahan kotak untuk tidak bergeser.
Perlawanan horisontal tersebut (RH) disebut reaksi horisontal.Bandingkan hal tersebut diatas
dengan kotak yang berada di atas meja tanpa di lem .

  

Kalau kotak tersebut dibebani secara horisontal (PH), maka kotak tersebut langsung bergeser,
karena tidak ada yang menghambat, yang berarti meja tersebut tidak mampu memberi
perlawanan horisontal (RH).

c)Keseimbangan Momen

Kalau kotak tersebut dibebani momen (P M), maka kotak tersebut tidak bisa berputar (tidak bisa
terangkat), yang berarti lem perekat antara kotak dan meja tersebut mampu memberikan
perlawanan momen (RM), perlawanan momen tersebut (RM) disebut dengan reaksi momen.

Bandingkan hal tersebut diatas dengan kotak yang berada di atas meja tanpa di lem. 

Anda mungkin juga menyukai