Anda di halaman 1dari 10

SENI RUPA

PENGERTIAN SENI RUPA


seni rupa adalah seni yang nampak oleh indra penglihatan dan wujudnya terdiri dari unsur
rupa berupa titik, garis, bidang atau ruang, bentuk atau wujud, warna, gelap terang, dan
tekstur.
Pengertian seni rupa yang lainnya, adalah salah satu cabang seni yang diciptakan manusia
dengan menggunakan rupa sebagai medium pengungkapan gagasan seni.
Yang termasuk dalam rupa antara lain (unsur-unsur seni rupa/akan dijelaskan secara detail
pada pertemuan akhir semester 1 ini) : titik/bintik, garis, bidang, bentuk, warna dan tekstur
Applied Art/Seni Rupa Terapan adalah hasil karya seni rupa yang dapat digunakan untuk
keperluan kehidupan sehari – hari
Seni rupa murni dalam bahasa Inggris pure art atau fine art adalah cabang seni rupa yang
terlepas dari unsur – unsur praktis yang lebih mengkhususkan diri pada penciptaan karya seni
berdasarkan kreativitas dan ekspresi yang sangat pribadi.
           Seni lukis salah satu jenis seni murni berwujud dua dimensi pada umumnya dibuat di atas
kain kanvas berpigura dengan bahan cat minyak, cat akrilik, atau bahan lainnya.
           Seni patung salah satu jenis seni murni berwujud tiga dimensi. Patung dapat dibuat dari
bahan batu alam, atau bahan-bahan industri seperti logam,serat gelas, dan lain-lain.
           Seni Grafis merupakan seni murni dua dimensi dikerjakan dengan teknik cetak baik yang
bersifat konvensional maupun melalui penggunaan teknologi canggih. Teknik cetak
konvensional antara lain :
     Cetak Tinggi  ( Relief Print ) 
     wood cut print, wood engraving print, lino cut print, kolase print
     Cetak Dalam ( Intaglio )
     dry point, etsa, mizotint,sugartint 
     sablon ( silk screen  )
                 Teknik Cetak dengan teknologi modern, misalnya offset dan digital print.
           Seni keramik termasuk seni murni tiga dimensi sebagai karya bebas yang tidak terikat pada
bentuk  fungsional

UNSUR-UNSUR SENI RUPA


Unsur-unsur dasar karya seni rupa adalah unsur-unsur yang digunakan untuk mewujudkan
sebuah karya seni rupa. Unsur-unsur itu terdiri dari :
a.    Titik /Bintik
Titik/bintik merupakan unsur dasar seni rupa yang terkecil. Semua wujud dihasilkan mulai
dari titik. Titik dapat pula menjadi pusat perhatian, bila berkumpul atau berwarna beda.Titik
yang membesar biasa  disebut bintik.
b.   Garis
Garis adalah goresan atau batas limit dari suatu benda, ruang, bidang, warna, texture,  dan
lainnya. Pengertian lain dari garis adalah kumpulan titik yang bertangkai.
Garis mempunyai dimensi memanjang dan mempunyai arah tertentu, garis mempunyai
berbagai sifat, seperti pendek, panjang, lurus, tipis, vertikal, horizontal, melengkung,
berombak, halus, tebal, miring, patah-patah, dan masih banyak lagi sifat-sifat yang lain.
Kesan lain dari garis ialah dapat memberikan kesan gerak, ide, simbol, dan kode-kode
tertentu, dan lain sebagainya. Pemanfaatan garis dalam desain diterapkan guna mencapai
kesan tertentu, seperti untuk menciptakan kesan kekar, kuat simpel, megah ataupun juga
agung. Beberapa contoh symbol ekspresi garis serta kesan yang ditimbulkannya, dan tentu
saja dalam penerapannya nanti disesuaikan dengan warna-warnanya
c.    Bidang
Bidang dalam seni  rupa merupakan salah satu unsur seni  rupa yang terbentuk dari hubungan
beberapa garis. Bidang dibatasi kontur dan merupakan 2 dimensi, menyatakan permukaan,
dan memiliki ukuran Bidang dasar dalam seni rupa antara lain, bidang segitiga, segiempat,
trapesium, lingkaran, oval, dan segi banyak lainnya
d.   Bentuk
Bentuk dalam pengertian bahasa, dapat berarti bangun (shape) atau bentuk plastis (form).
Bangun (shape) ialah bentuk benda yang polos, seperti yang terlihat oleh mata, sekedar untuk
menyebut sifatnya yang bulat, persegi, ornamental, tak teratur dan sebagainya. Sedang bentuk
plastis ialah bentuk benda yang terlihat dan terasa karena adanya unsur nilai (value) dari
benda tersebut, contohnya lemari. Lemari hadir di dalam suatu ruangan bukan hanya sekedar
kotak persegi empat, akan tetapi mempunyai nilai dan peran yang lainnya.
Bentuk atau bangun terdiri dari bentuk dua dimensi (pola) dan bentuk tiga dimensi. Bentuk
dua dimensi dibuat dalam bidang datar dengan batas garis yang disebut kontur. Bentuk-
bentuk itu antara lain segitiga, segi empat, trapesium dan lingkaran. Sedang bentuk tiga
dimensi dibatasi oleh ruang yang mengelilinginya dan bentuk-bentuk itu antara lain limas,
prisma, kerucut, dan silinder.
Sifat atau karakteristik dari tiap bentuk dapat memberikan kesan-kesan tersendiri seperti : 
1)   Bentuk teratur kubus dan persegi, baik dalam dua atau tiga dimensi memberi kesan statis,
stabil, dan formal. Bila menjulang tinggi sifatnya agung dan stabil.
2)   Bentuk lengkung bulat atau bola memberi kesan dinamis, labil dan bergerak.
3)   Bentuk segitiga runcing memberi kesan aktif, energik, tajam, dan mengarah.
Dalam seni rupa, bentuk pada dasarnya dibagi menjadi tiga, yaitu :
1)   Bentuk figuratif
Bentuk figuratif adalah bentuk-bentuk yang berasal dari alam (nature). Bentuk-bentuk itu
seperti tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia ataupun alam lainnya.
2)   Bentuk yang diabstraktif
Bentuk diabstraktif adalah bentuk figuratif yang telah mengalami perubahan atau penggayaan
bentuk yang kemudian cenderung kita sebut dengan istilah stilasi atau deformasi. Di sini
bentuk figuratif diubah hingga tinggal sarinya (esensinya) saja dan menjadi bentuk baru yang
kadang-kadang hampir kehilangan ciri-ciri alaminya sama sekali. Contoh bentuk ini,
misalnya abstraksi manusia menjadi topeng atau wayang, abstraksi binatang seperti burung
garuda dan abstraksi tumbuhan seperti pada gambar-gambar hiasan.
Penggunaan bentuk-bentuk ini umumnya diterapkan pada karya-karya seni dekoratif seperti
pada batik, hiasan keramik, karya ukiran, dan lain-lain.
3)   Bentuk abstrak
Bentuk abstrak sering disebut dengan bentuk non figuratif, artinya
bentuk-bentuk yang lahir bukan dari alam melainkan penyimpangan dari bentuk-bentuk alam.
Ada tiga macam bentuk abstrak, yaitu bentuk abstrak murni, abstrak simbolis, dan abstrak
filosofis.
Bentuk abstrak murni ialah bentuk-bentuk yang sering disebut dengan bentuk-bentuk
geometris atau bentuk alam benda, misalnya segitiga, prisma, kursi, lemari, sepatu, buku,
rumah, dan lain-lain. Bentuk simbolis, misalnya huruf, tanda baca, rambu-rambu, lambang,
dan lain-lain. Sedang abstrak filosofis ialah bentuk-bentuk yang mempunyai nilai-nilai
tertentu, misalnya agama, kepercayaan, dan lainnya.
e.    Ruang
Ruang dalam arti yang luas adalah seluruh keluasan, termasuk di dalamnya hawa udara.
Dalam pengertian yang sempit ruang dibedakan menjadi dua, yaitu ruang negatif dan ruang
positif. Ruang negatif adalah ruang yang mengelilingi wujud bentuk, sedang ruang positif
adalah ruang yang diisi atau ditempati wujud bentuk.
f.     Warna
Warna merupakan unsur penting dan paling dominant dalam sebuah penciptaan karya desain.
Melalui warna orang dapat menggambarkan suatu benda mencapai kesesuaian dengan
kenyataan yang sebenarnya. Warna dapat dikelompokkan berdasarkan jenis warna, sifat
warna, dan makna warna.
1)        Jenis warna
Dalam sistem Prang (The Prang System), warna dalam hal ini adalah pigmen yang dapat
dikelompokkan sebagai jenis-jenis warna sebagai berikut :
     Warna primer, yaitu tiga warnapokok yakni merah, biru, dan kuning.
     Warna sekunder / biner, yaituperpaduan antara 2 warna primer
     dan menghasilkan warna hijau,jingga dan ungu.
     Warna  intermediate, yaitu percampuran antara warna primer dengan warna sekunder,
menghasilkan warna kuning hijau,hijau-biru, biru-ungu, merah-ungu,merah-jingga, dan
kuning-jingga.
     Warna tertier, yaitu percampuran antara warna sekunder dan warna
intermediate dan menghasilkan sebanyak 12 warna.

      Warna  quarterner, yaitu pencampuran warna


intermediate dengan warna tertier dan menghasilkan sebanyak 24 warna.
2)        Sifat warna
Sifat warna  dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :  hue, value, dan
intensity. 
     Hue
Hue adalah istilah  yang digunakan untuk menunjukkan nama dari
suatu warna, seperti merah, biru, kuning, hijau, coklat, ungu, jingga, dan warna lainnya.
Perbedaan antara merah dengan biru, atau merah dengan kuning adalah perbedaan dalam hue.
     Value
Value  adalah istilah untuk menyatakan gelap terangnya warna atau harga dari hue. Untuk
mengubah value, misalnya dari merah normal ke merah muda dapat dicapai dengan cara
menambahputih atau mempercair warna tersebut hingga memberi kesan terang. Dan untuk
memberi kesan gelap misalnya merah tua dapat dicapai dengan menambah
hitam.  Value  yang berada dipertengahan disebut  middle value dan yang berada di atas
middle value disebut high value, sedang yang berada dibawahnya disebut low value.
Value  yang lebih terang dari warna normal disebut  tint  dan yang lebih gelap disebut  shade.
Close  value adalah  value  yang berdekatan atau bersamaan dan kelihatan lembut dan terang.
     Intensity
Intensity  atau chroma adalah istilah untuk menyatakan cerah atau
suramnya warna, kualitas atau kekuatan warna. Warna-warna yang intensitasnya penuh
nampak sangat mencolok dan menimbulkan efek tegas, sedang warna-warna yang
intensitasnya rendah nampak lebih lembut. 
Berdasarkan paduan warna (colour scheme), warnadapat dibagi dalam tiga tipe yakni
      Warna monokromatrik adalah tingkatan warna dari gelap ke terang dalam urutan satu warna,
misalnya urutan dari merah tua sampai ke merah yang paling muda.
      Warna Complementer, yaitu dua warna yang berlawanan dalam kedudukan berhadap-
hadapan, memiliki kekuatan berimbang, misalnya kuning kontras ungu, biru kontras jingga,
dan merah kontras hijau.
      Warna analogus adalah tingkatan warna dari gelap ke terang dalam urutan beberapa warna,
misalnya urutan dari biru, biru kehijauan, hijau, hijau kekuningan, dan kuning.
3)        Makna Warna
Sebagaimana unsur desain yang lain, warna juga mempunyai makna yang berbeda, antara
lain sebagai berikut :
     Merah mempunyai makna api, panas, marah, bahaya, aksi, gagah, berani, hidup, riang dan
dinamis.
     Putih mempunyai makna suci, mati, bersih, tak berdosa, dan jujur.
     Kuning mempunyai makna matahari, cerah, sukacita, terang, iri, dan benci.
     Kuning emas mempunyai makna masyhur, agung, luhur, dan jaya.
     Coklat mempunyai makna stabil dan kukuh.
     Jingga mempunyai makna masak, bahagia, senja, riang, mashur, dan agung.
     Biru mempunyai makna tenang, kenyataan, damai, kebenaran, kesedihan dan setia.
     Hijau mempunyai makna dingin, sejuk, tenang, segar, mentah, pertumbuhan, dan harapan.
     Merah muda mempunyai makna romantis, dan ringan.
     Ungu mempunyai makna kekayaan, berkabung, bangsawan, mewah, berduka cita, dan
mengandung rahasia.
     Hitam mempunyai makna tragedi, kematian, duka, kegelapan, gaib, tegas, dan dalam.
Pemaknaan warna dipengaruhi oleh aspek budaya setempat. Pemaknaan warna yang terkait
dengan warna sebagai simbol, di masing-masing daerah atau wilayah, akan berbeda, sesuai
dengan pemaknaannya dalam budaya setempat.
Contoh :
bendera tanda adanya kematian, di Indonesia berbeda sesuai daerah setempat. Di Yogjakarta,
bendera merah, di Jakarta – kuning, di Sulawesi – putih, di Sumatera – merah, dan
sebagainya.
Di negeri China, warna merah berarti Cinta, sedangkan di Indonesia berarti marah atau
berani.
g.    Tekstur
Tekstur adalah nilai raba pada suatu permukaan, baik itu nyata maupun semu. Suatu
permukaan mungkin kasar, mungkin juga halus, mungkin juga lunak mungkin juga kasap
atau licin dan lain-lain. Ada dua macam tekstur yakni tekstur nyata dan tekstur semu, sebagai
berikut :
1)        Tekstur nyata
Tekstur nyata adalah tekstur fisik suatu benda secara nyata yang dikarenakan adanya
perbedaan permukaan suatu benda. Misalnya tekstur wool berbeda dengan kapas, kain sutera
berbeda dengan plastik, dan lain sebagainya. Tekstur ini dapat dikelompokkan dalam tekstur
alam, tekstur buatan dan tekstur reproduksi. Tekstur alam adalah tekstur yang berasal
langsung dari alam, misalnya daun, kulit kayu, permukaan batu, dan lainnya. Tekstur buatan
adalah tekstur yang tercipta dari susunan benda-benda alam, seperti tikar (dari daun yang
disusun), goni (dari pasir dan kertas). Sedangkan tekstur reproduksi adalah tekstur yang
dibuat melalui reproduksi benda yang sebenarnya, misalnya wallpaper.
2)        Tekstur semu
Tekstur semu adalah tekstur yang terlihat saja berbeda tetapi bila diraba ternyata sama saja.
Tekstur ini hadir karena adanya unsur gelap terang atau karena unsur perspektif.
Selain nilai raba pada suatu permukaan, tekstur juga dapat menimbulkan kesan berat dan
ringan. Sebuah kubus dari besai yang berat bila dibagian luarnya dilapisi dengan karton maka
akan memberi kesan ringan dan kosong.

Batik
BATIK

1.    Pengertian Batik


Batik adalah gambar pola ragam hias atau lukisan ekspresif pada kain yang dibuat dari bahan lilin
(malam) dan pewarna (naphtol), menggunakan canting, dengan teknik rekalatar. Jadi, membatik
adalah kegiatan mewarnai kain dengan membuat motif tertentu dan diproses melalui pelilinan dengan
alat yang disebut canting.

Ada beberapa jenis batik berdasarkan teknik pembuatannya, yakni :


a.    Batik tulis
Batik tulis dibuat dengan cara manual artinya seseorang menuliskan atau melukiskan cairan malam
pada kain sesuai dengan motif yang diinginkan dengan tangan satu persatu.

b.    Batik cetak


Batik cetak dibuat dengan teknik cetak. Alat cetak/ stempel ini digunakan sebagai pengganti canting.
Batik stempel juga dikenal dengan batik cap.
c.    Batik Jumputan
Batik jumputan dibuat dengan teknik celup ikat. Batik celup ikat perintangnya adalah tali, karet gelang
atau rafia sebagai pengikat. Setelah mengikat kain dengan pengikat tertentu misal karet gelang
kemudian dicelupkan ke pewarna.
d.    Batik Prada
Batik prada adalah jenis kain batik yang dilapisi dengan warna emas. Batik prada sangat berkembang
di Palembang, Jawa Tengah, dan Bali. Kain prada biasanya dipakai untuk bahan kostum tari dan
pakaian adat tradisional.

2.    Motif Batik


Ragam hias/motif batik adalah susunan pola hias yang menggunakan motif hias dengan kaidah-
kaidah tertentu pada suatu bidang atau ruang, sehingga menghasilkan suatu bentuk yang indah..
Ragam hias batik dapat dibedakan menjadi tiga motif, yakni :
a.    Motif geomitris berupa tumpal, gandi, meander, swastika, dan kawung.
b.    Motif nongeometris berupa manusia, binatang, dan tumbuhan.
c.    Motif benda mati berupa awan, air, angin, api, gunung, matahari, dan batu.

    
Tumpal                           Meander                      Kawung

    

Parang                                          Parang Rusak                               Sawat

   
udan liris                                         Semen

Di Pulau Jawa motif batik dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yakni :
a.    Motif batik keraton
Batik keraton adalah batik yang tumbuh dan berkembang di dalam lingkungan masyarakat keraton,
khususnya keraton di Jawa Tengah. Ragam hias batik keraton dibuat atas dasar filsafat kebudayaan
Jawa yang mengacu pada nilai-nilai spiritual dan pemurnian diri. Batik keraton cenderung bernuansa
tertib, namun sarat dengan nilai dan makna spiritual, serta perlambang alam semesta.
b.    Motif batik pesisiran
Batik pesisiran adalah kain-kain batik yang yang berasal dari luar benteng keraton. Batik pesisiran
berkembang alami menurut kreativitas seniman di suatu daerah. Bentuk gambarnya lebih bersifat
naturalis. Warna-warna yang dipakai adalah biru, merah, kuning, dan cokelat. Batik pesisiran yang
terkenal adalah batik dari Tuban, Gresik, Madura, Sidoarjo, Lasem, dan Cirebon.
3.    Bahan dan Alat Batik
a.    Bahan Batik
Bahan-bahan yang diperlukan untuk membatik yaitu: (1) Mori. (2) Malam. dan (3) Napthol. Napthol
adalah pewarna yang digunakan untuk membatik. Warna yang sering digunakan dalam membatik
adalah biru, cokelat, merah, kuning, dan hitam.

b.    Alat Batik


Alat-alat untuk membatik terdiri dari :
(1)  Gawangan,
(2) Canting,
(3) Wajan,
(4) kompor minyak/ gas,
(5) Kipas angin dan alat pewarna

   
 Canting                                                     Gawangan

4.    Pola Rancang Batik


Desain batik yang kita buat adalah berdasarkan ragam hias Nusantara, yaitu menggambarkan
manusia, tumbuhan, hewan, dan lingkungan alam sekitar kita. Pada bagian ini kita akan belajar
menggambar desain batik konstruktif dan desain batik nonkonstruktif. Pada batik konstruktif, unsur
garis sangat menonjol, misalnya : motif batik parang rusak dan motif kawung. Sementara batik
nonkonstruktif cenderung bermotif dekoratif, irama garis, komposisi, dan pewarnaan, misalnya : motif
batik sido mukti dan motif lung-lungan.
5.    Membuat Batik
a.    Tahap perancangan
Berikut ini adalah langkah-langkah membuat batik tulis.
1) Corak
Siapkanlah pola ragam hias dari corak tekstil Nusantara, kemudian salinlah pola tersebut di atas
kertas. Tentukan pula warna yang akan dipakai untuk mewarnai corak tersebut.

2)  Bahan dan alat


Tentukan pula bahan dan alat yang diperlukan. Bahan dasar tekstil harus sesuai dengan teknik yang
akan digunakan. Untuk teknik pencelupan dingin diperlukan kain yang terbuat dari serat alam seperti
katun, rayon, atau sutra. Pencelupan dingin menggunakan pewarna sintetis sepertti napthol, rapid,
dan indigosol. Sebagai bahan perintang digunakan malam atau parafin. Alat utama yang diperlukan
untuk teknik batik tulis adalah canting atau kuas. Selain itu, perlu disiapkan wajan dan kompor untuk
mencairkan malam.

b.   Tahap Pembatikan


Sebelum pola batik diterapkan, kain yang akan dibatik dicuci terlebih dahulu dengan sabun.
Tujuannya untuk melepaskan zat kimia yang menempel pada kain, sehingga kain dapat menyerap
warna dengan baik. Kemudian disiapkan kompor dan wajan yang berisi malam. Kain yang akan
dibatik harus kering dan permukannya licin. Untuk mempermudah membatik, kain tersebut digantung
pada gawangan.
1.   Membuat pola pada bahan dan desain. Hal ini diambil dengan menggunakan pensil.
2.   Menggambar / melukis pola dengan menggunakan malam /lilin dan canting - pencedok kecil
yang digunakan untuk menerapkan lilin dalam proses-batik itu dibuat dengan mengikuti pola yang
diambil dengan pensil pada kedua sisi- kembali ke-belakang.
3.   "Nyolet" adalah lukisan dengan kuas kanvas atau untuk kebutuhan tertentu warna di area pola
gambar. Hal ini dilakukan dengan mengikuti pola yang diambil oleh pensil.
4.   Menutup bagian motif gambar dengan malam. Hal tersebut untuk menghindari pencampuran
warna untuk mewarnai berikutnya / ngerek.
5.   Memberi warna pada bahan yang tidak tercakup oleh malam / lilin. Hal ini dilakukan dengan
penyelaman warna menggunakan warna tertentu/ ngerek.Setelah penyelaman warna kering di bawah
sinar matahari tak langsung, dan biarkan kering. Kemudian, ulangi proses sebelumnya.
6.   "Nglorod" yaitu menghilangkan malam /lilin dari bahan pada wadah dengan air panas, perebusan
dalam suhu yang tinggi.

Lebih detailnya lagi begini :


1. KETEL
Proses ketel adalah tahap awal dari pembuatan kain batik. Secara garis besar, proses ketel adalah
perebusan kain dengan menggunakan bahan-bahan alami dan kurang-lebih memakan waktu 7 hari.
Setelah kain di ketel, kain dibersihkan dan dikeringkan kemudian diberi motif dengan menggunakan
pensil.
2. NYORET
Nyoret adalah menggambar pola pada kain dengan pensil. Biasanya pada corak tertentu seperti
Geometris dan cerita, membutuhkan proses nyoret ini…Biasanya hasil nyoret ini yang digunakan
sebagai bahan dalam pelajaran membatik bagi wisatawan yang datang ke pengrajin atau museum
batik.

3. NGLOWONG
Proses ini sangat dikenal oleh orang yang melihat proses batik. Dan biasanya ini yang diperagakan
oleh para wisatawan dalam pelajaran membuat batik…Prinsipnya nglowong berarti Tahap pertama
pelekatan malam ( Lilin dengan cap atau canting ) . Nglowong paa satu sisi kain disebut dengan ”
ngengreng “

4. NEMBOK
Merupakan pengimbuhan malam tahap kedua untuk membuat warna -warna yang tertutup menjadi
tegas setelah pencelupan tahap berikutnya. Lilin ( malam ) untuk nembok biasanya lebih liat dan kuat
melekat pada kain
5. MEDEL
Merupakan pencelupan pertama pada kain batik. Pada pembuatan batik klasik, biasanya
menggunakan warna biru tua. Sementara pada batik modern bisa menggunakan warna apapun
karena tidak ada pakem / aturan tradisi

6. NGEROK / NGLOROD
Ngerok adalah Merontokkan malam / lilin dengan menggunakan pisau tumpul, sikat atau alat kerik
lainnya…Sedangkan jika dengan merebus kain seperti gambar di lampiran , prosesnya disebut
nglorod

7. MBIRONI
Mbironi adalah pelekatan malam tahap ketiga untuk mempertegas pola. Mbironi hanya menutup
bagian – bagian tertentu yang diharapkan tetap berwarna gelap

8. NYOLET
Merupakan pembubuhan warna dengan kuas pada bagian – bagian kain yang sudah digambari
dengan pola malam. Tujuannya memberi efek warna warni pada kain atau untuk menonjolkan motif –
motif tertentu..proses ini kuat pada batik pesisiran (akan dibahas pada bab berikutnya )…Tunggu saja

9. NYOGA
Proses terakhir dalam pembuatan batik adalah nyoga. Yaitu pencelupan tahap kedua…setelah
proses ini dirasa cukup, dilanjutkan dengan pengeringan…

Setelah bersih dari malam / lilin, biarkan kering dan kembali ke proses sebelumnya meliputi
menggunakan /malam lilin untuk menahan pertama dan kedua warna buka tutup dan proses dapat
dilakukan berulang kali sesuai dengan jumlah warna dan kompleksitas desain.
Agar warna tidak mudah luntur dilakukan proses penguat warna. Caranya adalah dengan
merendam kain ke dalam larutan soda abu dan sodium sulfat yang dicampur dengan air. Proses
terakhir adalah membersihkan bahan menggunakan air bersih, dan jemur selanjutnya diseterika
sebelum memakai.

Anda mungkin juga menyukai