Anda di halaman 1dari 3

Tantangan Implementasi Geopolitik ( Wawasan Nusantara )

Sebagai satu kesatuan negara kepulauan, secara konseptual, geopolitik indonesia dituangkan
dalam salah satu doktrin nasional yang disebut Wawasan Nusantara dan politik luar negeri bebas
aktif.  Sikap cinta tanah air yang diwujudkan dengan adanya sikap yang lebih menitikberatkan
pada kepentingan bangsa serta negara di atas kepentingan pribadi, golongan, serta agama.
Mewujudkan pembangunan bangsa dengan tindakan nyata serta prestasi. Berikut tantangan yang
dihadapi dalam perwujudannya di era saat ini :

 Pemberdayaan masyarakat
Memberi peranan dalam bentuk aktivitas dan partisipasi masyarakat untuk mencapai
tujuan nasional hanya dapat dilaksanakan oleh negara-negara maju dengan Buttom Up
Planning, sedang untuk negara berkembang dengan adanya keterbatasan kualitas SDM
sehingga diperlukan landasan operasional berupa GBHN. Kondisi pembangunan nasional
secara menyeluruh belum merata sehingga menimbulkan keterbelakangan, kemiskinan,
dan kesenjangan sosial di masyarakat. Hal ini dapat merupakan ancaman bagi tetap tegak
dan utuhnya NKRI.
 Globalisasi
Perkembangan IPTEK khususnya dibidang teknologi informasi, komunikasi, dan
transportasi mempengaruhi pola piker bangsa Indonesia bahwa dunia menjadi transparan
tanpa mengenal batas negara. Dalam tingkat kwalitas sumber daya manusia di Indonesia
yang masih terbatas, pemahaman tersebut merupakan ancaman bagi persatuan dan
kesatuan.
Dunia kini juga dihadapkan dengan perang yang dilakukan oleh pihak ketiga tanpa
keterlibatan langsung pihak yang berkepentingan atau disebut Proxy War. Hal tersebut
dilakukan oleh pihak berkekuatan besar untuk menghindari konfrontasi secara langsung
dan menghindarkan terjadinya perang terbuka yang akan meninggalkan tanggung jawab
besar. Andrew Mumford dalam bukunya Proxy Warfare, menyebutkan bahwa
ancaman perang cyber (cyber warfare) kian membesar di masa depan seiring dengan
intensnya penggunaan teknologi cyber dalam penggunaan sehari-hari. Dunia maya
(cyber) kini menjadi sarana dan arena berperang yang melibatkan banyak pihak tanpa
dibatasi oleh batas – batas negara. Transformasi bentuk ancaman ini, tentu harus disadari
sepenuhnya oleh bangsa Indonesia, mengingat tantangan dan potensi ancaman yang
semakin berat dan kompleks. Disamping tantangan dalam aspek teknologi, kini bangsa–
bangsa di dunia, tengah dihadapkan pada berbagai tantangan dan isu global seperti
perubahan iklim (global climate change), food security, energy security, terorisme,
human security, kejahatan lintas negara (trans national crime), drug trafficking, maritime
security, cyber crime, konflik di kawasan, dll. Melihat sifat dan kompleksitas dampak
yang ditimbulkannya, negara tidak lagi menjadi satu – satunya elemen yang bertanggung
jawab untuk menghadapinya. Partisipasi dan peran aktif setiap individu warga negara
akan menentukan keberhasilan suatu bangsa dalam mengantisipasi dampak negatif yang
mengancam eksistensi bangsa dan negara. Untuk itulah, kalangan muda harus menyadari
bahwa sebagai salah satu komponen kekuatan nir militer, kalangan intelektual muda
memiliki peran penting dalam mengantisipasi ancaman nir militer sesuai dengan keahlian
dan kompetensi yang dimiliki. Dinamika kehidupan nasional yang dihadapkan pada
berbagai bentuk ancaman maupun persaingan global, membutuhkan hadirnya sosok
intelektual muda yang berkarakter dan memiliki nasionalisme kebangsaan yang kuat.
 Era baru kapitalisme
Era baru kapitalisme diterapkan oleh negara-negara kapitalis dengan terus berusaha
mempertahankan eksistensinya di bidang ekonomi dengan menekan negara-negara
berkembang melalui isu global yang mencakup demokrasi, hak asasi manusia, dan
lingkungan hidup demi kepentingan mereka. Hal ini dapat meruntuhkan sikap, pendirian
dan kesadaran bangsa Indonesia terhadap nilai-nilai falsafah Pancasila dan rasa
kebangsaan.
 Kesadaran warga negara
a. Pandangan Indonesia tentang Hak dan Kewajiban Manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Hak dan kewajiban dapat dibedakan
namun tidak dapat dipisahkan.
b. Kesadaran bela negara Dalam mengisi kemerdekaan perjuangan yang dilakukan
adalah perjuangan non fisik untuk memerangi keterbelakangan, kemiskinan,
kesenjangan sosial, memberantas KKN, menguasai Iptek, meningkatkan kualitas
SDM, transparan dan memelihara persatuan. Dalam perjuangan non fisik, kesadaran
bela negara. Bela negara dalam spektrum yang keras (hard) merupakan bentuk hak
dan kewajiban perwujudan bela negara secara fisik dalam menghadapi ancaman yang
didominasi oleh ancaman militer negara lain. Disadari bahwa saat ini, perang yang
melibatkan kekuatan militer secara langsung sudah tidak menjadi model
penyelesaian konflik antar dua negara. Namun demikian, sebagai bangsa yang
merdeka dan berdaulat, bangsa Indonesia harus tetap memiliki kesadaran bahwa
probabilitas terjadinya perang masih sangat terbuka. Perang terbatas yang terjadi di
berbagai kawasan di Afrika, Afganistan dan Irak merupakan gambaran bahwa
probabilitas perang masih menjadi pilihan dalam mempertahankan kepentingan
nasional suatu bangsa. Dengan berbagai permasalahan perbatasan dengan negara
tetangga yang belum terselesaikan, maka spektrum bela negara secara fisik tetap
harus dipahami, dijaga dan dikembangkan secara proporsional dan profesional.
Untuk itu, negara telah menyusun doktrin dan sistem pertahanan semesta yang
mengakomodosi hak maupun kewajiban bela negara warganegaranya secara
terencana, terukur, terorganisir dan sistematis. Mekanisme pelaksanaan yang
ditetapkan oleh peraturan perundangan terkait peran, tugas dan tanggung jawab
Komponen Utama, Komponen Cadangan (Kombatan) dan Komponen Pendukung
(Non Kombatan) harus dipahami secara utuh tanpa disertai pretensi negatif yang
melahirkan sikap resistensi.
Daftar Pustaka :

Kementrian Pertahanan dan Kemanan. “ Bela Negara”. www.kemhan.go.id. Tersedia


pada : https://www.kemhan.go.id/belanegara/opini/asd ( akses tanggal 30 April 2021)

Dwi Sulisworo, Tri Wahyuningsih, dkk. 2012. Hibah Materi Pembelajaran Non
Konvensional 2012. Tersedia pada : http://eprints.uad.ac.id/9435/1/GOEPOLITIK
%20INDONESIA%20Dwi.pdf ( askses tanggal 30 April 2021 )

Anda mungkin juga menyukai