Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Peranan Generasi Muda untuk Memperkuat Ketahanan Nasional

Di Susun Oleh :
Nur Puzi 049925219

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TERBUKA


MANAJEMEN
2023
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Generasi muda memiliki posisi dan peran yang sangat vital dalam kehidupan
kebangsaan Indonesia. Hal ini didasarkan pada peran pemuda seperti yang dimuat dalam UU
RI No. 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan yang berbunyi pemuda berperan aktif sebagai
kekuatan moral, kontrol sosial, dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan
nasional.1 Pemuda menjadi salah satu kunci terlahirnya negara Indonesia yang menjunjung
tinggi nilai-nilai persatuan di atas kemajemukan bangsa Indonesia. Hal ini dapat dibuktikan
dari peristiwa sejarah Indonesia yang memberikan gambaran tentang vitalnya peran pemuda
yaitu peristiwa sejarah Deklarasi Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 yang menjadi
kunci terbentuknya kekuatan pemuda untuk bersatu melawan penjajahan kolonial Belanda.
Dalam deklarasi ini tercapai kesepakatan pemuda Indonesia sebagai pemuda yang bertumpah
darah satu, yaitu tanah air Indonesia, sebagai pemuda yang berbangsa satu, yaitu bangsa
Indonesia, dan berbahasa satu, bahasa Indonesia.

Pemuda menjadi penting peranannya bukan saja karena bagian terbesar dari penduduk
Indonesia saat ini berusia muda, tetapi penting karena berbagai alas antara lain, pertama,
pemuda adalah generasi penerus yang akan melanjutkan cita-cita perjuangan bangsa. Kedua,
kelangsungan sejarah dan budaya bangsa, corak dan warna masa depan suatu bangsa akan
sangat ditentukan oleh arah persiapan atau pembinaan dan pengembangan generasi muda pada
saat ini, Ketiga, terjaminnya proses kesinambungan nilai-nilai dasar negara. Yaitu dipandang
dari sudut semangat kepemudaan yakni sumpah pemuda 1928, proklamasi 1945, Pancasila dan
UUD 1945. 3 Kalimat tersebut merupakan sepenggal dari pidato Bung Karno semasa ia
menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia. 4 UU RI No. 40 Tahun 2009 Tentang
Kepemudaan pasal 65 Nur Khalik, Kepemimpinan Kaum Muda, (Klaten: Cempaka Putih,
2010).

Perubahan sosial dan budaya yang cenderung bergerak sangat cepat pada era modern
ini sebagai sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan,teknologi, banyaknya jumlah penduduk
dan krisis multi dimensi telah mempengaruhi perubahan pada masyarakat secara mendasar.
Pengaruh perubahan-perubahan tersebut juga dirasakan oleh pemuda sebagai masalah yang
telah menyangkut kepentingannya dimasa kini dan tantangan yang dihadapinya dimasa depan.
Terbukti pemuda zaman sekarang identik dengan hal- hal yang bersifat menyenangkan (hura-
hura), seperti touring club motor, nge-band, karaoke, bahkan judi, mabuk-mabukan, dugem,
narkoba sampai tawuran antar kelompok pemuda. Tidak sedikit para pemuda yang memikirkan
tentang keadaan bangsa Indonesia saat ini, tentang masalah yang dihadapi bangsa ini, karena
memang pemuda saat ini kebanyakan bersikap masa bodoh dan tidak mau tau terhadap masalah
apapun yang tengah dihadapi oleh bangsa ini.
Pembatasan Makalah
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pembahasan

Sebagai negara yang berdaulat, Indonesia harus segera mendepositkan data-data


pulau yang dimiliki sebagai bukti atau arsip negara. Hal ini penting mengingatbahwa,
pulau-pulau yang telah didepositkan akan menjadi salah satu acuan ataulandasan
Indonesia dalam menyelesaikan sengketa perbatasan.

Ketahanan nasional adalah konsep tentang kemampuan bangsa untuk


mempertahankan kedaulatandan kesatuannya dalam menghadapi ancaman baik diluar
maupun didalam serta mengusahakan ssumber daya manusia yang memenuhi
kebutuhan hidup warga negaranya. Ketahan nasional merupakan kondisidinamis suatu
bangsa dalam mengembangkan kekuatan nasional untuk menghadapi berbagai
tantangan zaman, hambatan, serta gangguan demi persatuan dan kelangsungan bangsa
menuju kejayaan bangsa negara. Kekuatan nasional turut dikaji oleh beberapa ahli.
Morgenthau dalam bukunya “poloics Among Nations: The Struggle for power and
peace” mengungkapkan bahwa menurutnya ada dua faktor yang memberikan kekuatan
bagi suatu negara, yaitu faktor-faktor yang relatif stabil (stablefactors), terdiri dari atas
geografi dan sumber daya alam dan faktor-faktor yang relatif berubah (dunamic
factors), terdiri atas kemampuan industri, militer, demografi, karakter nasional, moral
nasiona, kualitas diplomatis dan kulitas pemerintah. Oleh karena ketahanan nasional
tersebut. Indoensia merupakan prioritas penting pembangunan nasional untuk
menjamin keutuhan wilayah Negara KesatuanRepublik Indonesia. Akan tetapi, dalam
praktek di lapangan terdapat hambatanataupun ancaman yang seringkali merugikan
bagi kepentingan bangsa Indonesia.

Permasalahan ini dapat dilihat dari tiga aspek yaitu:

1. Aspek Sosial Ekonomi

Wilayah perbatasan merupakan daerah yang kurang berkembang (terbelakang)yang


disebabkan oleh lokasi yang relatif terisolir/terpencil dengan tingkataksesibilitas yang
rendah, rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat,rendahnya tingkat
kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat daerah perbatasan(banyaknya jumlah
penduduk miskin dan desa tertinggal), langkanya informasitentang pemerintah dan
pembangunan yang diterima oleh masyarakat di daerahperbatasan (blank spots).

2. Aspek Pertahanan Keamanan

Kawasan perbatasan merupakan wilayah pembinaan yang luas dengan


polapenyebaran penduduk yang tidak merata. Sehingga, menyebabkan rentang
kendalipemerintahan sulit dilaksanakan, serta pengawasan dan pembinaan teritorial
sulitdilaksanakan dengan sinergis, mantap dan efisien.

3. Aspek Politik

Kehidupan sosial ekonomi masyarakat di kawasan perbatasan


umumnyadipengaruhi oleh kegiatan sosial ekonomi di negara tetangga. Kondisi
tersebutberpotensi untuk mengundang kerawanan di bidang politik. Apabila
kehidupanekonomi masyarakat daerah perbatasan mempunyai ketergantungan
kepadaperekonomian negara tetangga, maka selain dapat menimbulkan kerawanan
dibidang politik juga dapat menurunkan harkat dan martabat bangsa. Oleh sebab
itukawasan perbatasan merupakan salah satu aset negara yang harus dijaga
dandipertahankan dari segala bentuk ancaman dan tantangan baik yang datang
daridalam maupun dari luar negeri.

2.2 Peran serta Pemuda dalam Menjaga Keutuhan NKRI

Dalam kosakata bahasa Indonesia, pemuda juga dikenal dengan


sebutangenerasi muda dan kaum muda yang memiliki terminologi beragam.
Untukmenyebut pemuda, digunakan istilah young human resources sebagai salah
satusumber pembangunan. Mereka adalah generasi yang ditempatkan sebagai
subjekpemberdayaan yang memiliki kualifikasi efektif dengan kemampuan
danketerampilan yang didukung penguasaan iptek untuk dapat maju dan berdiri
dalamketerlibatannya secara aktif bersama kekuatan efektif lainnya guna
penyelesaianmasalah-masalah yang dihadapi bangsa. Meskipun tidak pula dipungkiri
bahwapemuda sebagai objek pemberdayaan, yaitu mereka yang masih
memerlukanbantuan, dukungan dan pengembangan ke arah pertumbuhan potensi
dankemampuan efektif ke tingkat yang optimal untuk dapat bersikap mandiri
danmelibatkan secara fungsional. Dalam pendekatan ekosferis, generasi muda atau
pemuda berada dalam statusyang sama dalam menghadapi dinamika kehidupan seperti
halnya orang tua.Generasi tua sebagai“generasi yang berlalu” ( passsing generation)

berkewajiban membimbing generasi muda sebagai generasi penerus, mempersiapkan


generasimuda untuk memikul tanggung jawabnya yang semakin kompleks yang makin
melemah, di samping memetik buah pengalaman generasi tua. Dalamhubungan ini,
generasi tua tidak dapat mengklaim bahwa merekalah satu-satunyapenyelamat
masyarakat dan negara.

Sebaliknya generasi muda tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban


untukmemelihara dan membangun masyarakat dan negara. Pemuda memiliki peran
yanglebih berat karena merekalah yang akan hidup dan menikmati masa depan.
Sejarahmemperlihatkan kiprah kaum muda selalu mengikuti setiap tapak-tapak
pentingsejarah. Pemuda sering tampil sebagai kekuatan utama dalam proses
modernisasidan perubahan. Dan biasanya pula pemuda jenis ini adalah para pemuda
yangterdidik yang mempunyai kelebihan dalam pemikiran ilmiah, selain
semangatmudanya, sifat kritisnya, kematangan logikanya dan kebersihannya dari noda
ordemasanya.

2.3 Peranan Mahasiswa dalam Memperkokoh Ketahanan Nasional

Fungsi dan peran mahasiswa sangatlah penting dalam menjaga ikatan


yangkokoh antar sesama komponen bangsa yang pada akhirnya akan
memperkokohketahanan nasional. Pemuda atau mahasiswa juga selalu berkontribusi
secarafaktual sebagai bentuk implementasi semangat bela negara, yang
selalumemberikan andil besar menggerakkan heroisme. Hal ini terbukti dalam
perjalanansejarah Indonesia, mulai tahun 1908, 1928, 1945, 1966, hingga 1998.
Sehubungan hal tersebut, cerminan sikap dan pola pikir warga negara
termasukmahasiswa sangat dipengaruhi bagaimana pemahaman terhadap
kebangsaan.Gambaran dinamika perkembangan lingkungna strategis dunia dewasa ini
telahberubah dan sangat terbuka. Diantaranya termasuk dimensi ancaman dari waktu
kewaktu semakin kompleks sebagai dampak kemajuan pengetahuan manusia.
Konsekuensinya adalah setiap bangsa termasuk Indonesia harus menyesuaikandalam
menganalisa dimensi ancaman yang terjadi. Secara umum, setiap negara berpotensi
menghadapi ancaman militer dan nonmiliter termasuk ancaman hibrida (hybrid
warfare) atau gabungan ancaman militerdan non militer sebagai dampak dari kemajuan
teknologi komukasi dan informasi.Semua ancaman bisa terjadi terhadap suatu negara
dapat dipastikan berpengaruhketahanan nasional di bidang ideologi, politik, ekonomi,
sosial budaya, pertahanandan keamanan, serta teknologi. Disana terdapat ongkos sosial
(social cost ) dankerugian negara sebagai dampak negatif yang ditimbulkan.

Seharusnya mahasiswa dapat memberikan ketauladanan sebagai pemuda


yangberpendidikan dengan mengedepankan toleransi dan keharmonisan
dalamkehidupan bermasyarakat. Mahasiswa harus mampu mengembangkan inovasi
danmenghargai kearifan lokal agar bangsa Indonesia tidak bergantung terhadap nilai-
nilai asing. Sebagai mahasiswa juga harus dapat menunjukkan moralitas dankarakter
yang kuat, dengan demikian seorang mahasiswa harus pandai merasabukan merasa
pandai. Karena dalam kepemimpinan, karakter menempatiprosentase tertinggi, yaitu
80% sementara ilmu 5%, pengetahuan umum 5%, danpengambilan keputusan 10%

2.4 Implementasi Mahasiswa Untuk Menjaga Budaya Nasional Indonesia

Arus globalisasi sekarang ini begitu ceoat masuk ke dalam


masyarakat,terutama di kalangan pemuda. Globalisasi memiliki dampak negatif dan
positif dalampengaruhnya. Dalam globalisasi modernisasi diartikan sebagai perubahan-
perubahan masyarakat yang bergerak dari keadaan yang tradisional atau
darimasyarakat pra-modern menuju kepada suatu masyarakat yang modern.
Modernberarti berkemajuan yang rasional dalam segala bidang dan meningkatnya
tarafpenghidupan masyarakat secara menyeluruh dan merata. Modern juga
berartikemanusiaan yang tinggi nilai peradabannya dalam pergaulan hidup
bermasyarakat.

2.5 Strategi Mahasiswa dalam Memperkokoh Ketahanan Nasional

Strategi yang perlu dilakukan untuk mewujudkan pemuda Indonesia


yangberwawasan kebangsaan, cerdas, terampil, kreatif, memiliki daya saing
danberakhlak mulia adalah:

1.Pemberdayaan generasi muda yang dilaksanakan harus terencana,


menyeluruh,terpadu, terarah, bertahap dan berlanjut untuk memacu tumbuh
kembangnyawawasan generasi muda dalam mewujudkan kehidupan yang sejajar
dengangenerasi muda bangsa-bangsa lain. Usaha pengembangan ini
merupakanpemerataan serta perluasan dari tahap sebelumnya dan merupakan rangkaian
yangberkelanjutan.

2. Pemberdayaan generasi muda merupakan program pembangunan yang


bersifatlintas bidang dan lintas sektoral, harus dikoordinasikan sedini mungkin
dariperumusan kebijaksanaan, perencanaan, pelaksanaan, pengendalian
danpengawasanserta melibatkan peran serta masyarakat.

3. Menempatkan posisi generasi muda lebih sebagai subjek dibanding sebagai


objekdan pada tingkat tertentu diharapkan agar generasi muda dapat berperan
secaralebih aktif, produktif dalam membangun jati diri secara bertanggung jawab
danefektif.

Dalam pelaksanaan strategi ini, perlu dirancang rumusan hak dan


kewajibanyang merupakan proses gradual semenjak kanak-kanak hingga mencapai
usiadewasa. Proses gradual ini secara sosiologis meru¬pakan proses
sosialisasi(penanaman) nilai dan norma masyarakat sesuai dengan tahapan usianya.
Prosesini dapat dikelompokkan sesuai usia; 0-6 tahun, 6-18 tahun, 18-21 tahun dan 21-
35tahun. Kelompok 6-18 tahun harus mulai melakukan interaksi sosial dalam
rangkamemperoleh keterampilan sosial sebagai bekal untuk menjadi orang
dewasasehingga ketika mereka mencapai usia kelompok berikutnya (usia 21-35
tahun),diharapkan mampu mencapai tingkat kematangan pemikiran sekaligus
mampumenerapkannya dalam lingkungannya. Namun demikian, perlu sarana kondusif
untuk mencapai puncak kematangansebuah generasi. Pemuda, dan masyarakat
umumnya, memerlukan fasilitas untukmencapai kemandirian. Pertama, harus
diciptakan iklim yang kondusif agar paragenerasi muda dapat mengaktualisasikan
segenap potensi, bakat, dan minat yangdimilikinya. Kedua, pemberdayaan generasi
muda membutuhkan suatu strategikebudayaan, bukan strategi kekuasaan. Ketiga,
memberikan kesempatan dankebebasan kepada para generasi muda untuk
mengorganisasikan dirinya secarabebas dan merdeka. Ini dimaksudkan agar etos
kompetisi tumbuh dan berkembangdengan baik. Kecenderungan untuk
menyeragamkan mereka dalam suatu wadahtunggal seperti kebiasaan lama ternyata
justru menumbuhkan semangatberkompetisi.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Pemuda memiliki potensi yang besar dalam menyelesaikan persoalan


bangsa,terutama persoalan yang menyangkut ketahanan nasional, meski tidak
dipungkiribahwa persoalan dalam diri pemuda juga banyak. Yang terpenting
adalahkesadaran pemuda untuk mampu mengubah dirinya dari obyek
pembangunanmenjadi subyek pembangunan dan mampu tampil untuk mendukung
ketahanannasional bangsa ini. Persoalan bangsa memang tidak dapat segera
diselesaikan, tetapi setidaknyadengan membangun kesadaran bagi pemuda, maka
problem ketahanan nasionalmemiliki harapan untuk makin diperkokoh.

3.2 Saran

Seorang pemuda mempunyai tugas untuk menjaga dan


mempertahankankeutuhan NKRI diperlukan kesadaran yang tinggi. Rasa Cinta Tanah
Air Indonesiaperlu ditanamkan sejak dini oleh karena itu, pendidikan kewarganegaraan
sangatdibutuhkan untuk membentuk karakter bangsa.
DAFTAR PUSTAKA

Tangerang Selatan: Prof. Dr. Lsiyo, M.A.,M.M.2023 Pendidikan Kewarganegaraan

Kartodirdjo, Sartono. 1994a. Kebudayaan Pembangunan dalam Perspektif Sejarah.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.Kartodirdjo, Sartono. 1994b.


Pembangunan Bangsa tentang Nasionalisme, Kesadaran dan Kebudayaan
Nasional

Yogyakarta: Aditya Media.Erlangga Masdiana dkk, Peran Generasi Muda Dalam

Ketahanan Nasional, Kementeriannegara Pemuda dan olahraga, April 2008

Diskusi Mahasiswa Jawa Tengah, Peranan Mahasiswa Dalam Pemberantasan Korupsi


DiJawa Tengah, 12 September 2006 di Auditorium Imam Bardjo UNDIP

Anda mungkin juga menyukai