Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

TUGAS I
PENDIDIKAN PANCASILA
“MEWUJUDKAN GENERASI MUDA YANG MEMILIKI
KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA”

Disusun Oleh:
Bagues Prayogik 18032010004
Berliana Dian Novitasari 18032010005
Nafa Artha Cahaya Mulia 18032010029
Mukhammad Alfin Alfiandri 18032010042
Hani Aprilia Sari 18032010045

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL "VETERAN"
JAWA TIMUR
2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era globalisasi ini banyak tantangan memang bagi negeri kita, namun
kesadaran berbangsa dan bernegara sudah selayaknya rakyat dan pemerintah
untuk bersama sama memberikan pemahaman bagi rakyatnya, khususnya kaum
muda. Pemerintah ikut bertanggung jawab mengemban amanat untuk memberikan
kesadaran berbangsa dan bernegara bagi warganya, bila rakyat bangsa Indonesia
sudah tidak memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara, maka ini merupakan
bahaya besar bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, yang mengakibatkan
bangsa ini akan jatuh ke dalam kondisi yang sangat parah bahkan jauh terpuruk
dari bangsa-bangsa yang lain yang telah mempersiapkan diri dari gangguan
bangsa lain.
Mengingat kondisi bangsa kita sekarang, merupakan salah satu indikator
bahwa warga bangsa Indonesia di negeri ini telah mengalami penurunan
kesadaran berbangsa dan bernegara. Hal ini bisa kita lihat dari berbagai daerah
sering bergejolak diantaranya tawuran antar warga, perkelaian pelajar,
ketidakpuasan terhadap hasil pilkada, perebutan lahan pertanian maupun tambang,
dan lain-lain. Kesadaran berbangsa dan bernegara mempunyai makna bahwa
individu yang hidup dan terikat dalam kaidah dan naungan di bawah Negara
Kesatuan Republik Indonesia harus mempunyai sikap dan perilaku diri yang
tumbuh dari kemauan diri yang dilandasasi keikhlasan/kerelaan bertindak demi
kebaikan Bangsa dan Negara Indonesia.
Berbagai masalah yang berkaitan dengan kesadaran berbangsa dan
bernegara sebaiknya mendapat perhatian dan tanggung jawab kita semua.
Sehingga amanat pada UUD 1945 untuk menjaga dan memelihara wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia serta kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan.
Gejala kesadaran berbangsa dan bernegara yang belum baik itu dapat kita
lihat dalam perilaku individu sebagai rakyat maupun pejabat yang masih
menunjukan tindakan-tindakan yang melanggar kaidah hukum, seperti mafia
hukum, merusak hutan, pencemaran lingkungan, tindak kriminalitas, lebih
mementingkan diri dan kelompok, korupsi, bersikap kedaerahan yang berlebihan
(daerahisme) atau etnisitas yang berlebihan, bertindak anarkhis, penggunaan
narkoba, kurang menghargai karya bangsa sendiri, mendewakan produk bangsa
lain, dan sebagainya.
Benarkah bahwa kesadaran berbangsa dan bernegara rakyat Indonesia
melemah?. Berbagai peristiwa di tanah air yang terjadi di negeri kita, dapat kita
saksikan di media massa, bagaimana tingkah laku para wakil rakyat, pelajar,
mahasiswa dan juga kelompok masyarakat yang menunjukan tanda-tanda bahwa
mereka masih kurang memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara.
Berbangsa dan bernegara merupakan suatu konsep atau istilah yang
menunjukkan seseorang individu terikat dan atau menjadi bagian dari suatu
bangsa dan negara tertentu.
Masa reformasi telah berakhir, namun krisis yang melanda negeri ini sangat
lambat perubahannya, sangat berbeda dengan negara- negara lain yang begitu
cepat dapat mengatasi krisis. Hal ini yang perlu mendapatkan perhatian bagi kita
semua, bahwa kesadaran berbangsa dan bernegara sangat diperlukan.
Konsep atau makna kesadaran dapat diartikan sebagai sikap perilaku diri
yang tumbuh dari kemauan diri dengan dilandasai suasana hati yang ikhlas/rela
tanpa tekanan dari luar untuk bertindak yang umumnya dalam upaya mewujudkan
kebaikan yang berguna untuk diri sendiri dan lingkungannya.
Kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia mempunyai makna bahwa
individu yang hidup dan terikat dalam kaidah dan naungan di bawah Negara
Kesatuan Republik Indonesia harus mempunyai sikap dan perilaku diri yang
tumbuh dari kemauan diri yang dilandasasi keikhlasan atau kerelaan bertindak
demi kebaikan Bangsa dan Negara Indonesia.
Membangun Kesadaran Berbangsa dan Bernegara kepada pemuda
merupakan hal penting yang tidak dapat dilupakan oleh bangsa ini, karena
pemuda merupakan penerus bangsa yang tidak dapat dipisahkan dari perjalan
panjang bangsa ini. Kesadaran berbangsa dan bernegara ini jangan ditafsir hanya
berlaku pada pemerintah saja, tetapi harus lebih luas memandangnya, sehingga
dalam implementasinya, pemuda lebih kreatif menerapkan arti sadar berbangsa
dan bernegara ini dalam kehidupannya tanpa menghilangkan hakekat kesadaran
berbangsa dan bernegara itu sendiri.
Kesadaran artinya menyadari bahwa bangsa Indonesia berbeda dengan
bangsa lain, khususnya dalam konteks sejarah berdirinya bangsa Indonesia.
Kesadaran berbangsa dan bernegara sesuai dengan perkembangan bangsa
mempengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara. Banyak hal yang dapat
mempengaruhi kesadaran berbangsa dan bernegara. Salah satunya dinamika
kehidupan warga negara, telah ikut memberi warna terhadap kesadaran berbangsa
dan bernegara tersebut. Selain itu, dinamika kehidupan bangsa-bangsa lain di
berbagai belahan dunia, tentu berpengaruh pula terhadap kesadaran tersebut.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) merupakan faktor
utamanya. Faktor tersebut membuat dunia semakin “terbuka”. Semua bangsa
dapat saling melihat bangsa lain. Hal inilah yang menimbulkan suasana saling
mempengaruhi serta menyentuh kesadaran berbangsa dan bernegara.
Seluruh elemen masyarakat harus ikut bertanggung jawab menanamkan
kesadaran ini. Jika suatu masyarakat atau individu sudah tidak memiliki kesadaran
berbangsa dan bernegara, maka ini merupakan bahaya besar bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara. Akibatnya, bangsa ini akan jatuh ke dalam kondisi yang
sangat parah bahkan jauh terpuruk dari bangsa-bangsa lain yang telah
mempersiapkan diri dari gangguan bangsa lain.
Oleh karena itu, untuk menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara di
masyarakat adalah dengan mengembangkan nilai-nilai Pancasila dan kepekaan
sosial. Masih banyak persoalan di masyarakat yang membutuhkan peranan semua
masyarakat, baik itu masalah sosial, ekonomi maupun politik. Indonesia akan
menjadi bangsa yang kuat dan tidak dapat diintervensi oleh negara apapun.
Namun, kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia saat ini mulai
mengalami pergeseran. Hal ini mungkin diakibatkan oleh era globalisasi dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin cepat.
Kita ketahui bahwa sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia dimulai
sejak zaman kerajaan sampai dengan perjuangan, baik melalui cara diplomatis
maupun peperangan. Indonesia sebagai bangsa yang besar dan memiliki kekayaan
yang berlimpah harus mempunyai kesadaran untuk mengelola kekayaan tersebut.
Selain itu, mempunyai kesadaran untuk menjaga keamanan dan stabilitas negara
dari ancaman, tantangan, gangguan, dan hambatan.
B. Identifikasi Masalah
Kondisi bangsa kita sekarang, merupakan salah satu indikator bahwa
sebagian pemuda di negeri ini telah mengalami penurunan kesadaran berbangsa
dan bernegara. Hal ini bisa kita lihat dari segelintir persoalan ini. Saya ambil
contoh di perkotaan, karena bagian yang sangat cepat dengan informasi walaupun
desa juga tidak bisa dilepaskan dari konteks ini, hal ini bisa kita lihat semakin
minimnya pemuda di perkotaan yang menghormati nilai-nilai budaya bangsa
sendiri dan lebih bangga dengan budaya atau simbol-simbol bangsa lain, semakin
banyaknya pemuda yang melakukan perilaku menyimpang dan penggunaan
narkoba, dan kondisi ini diperparah dengan minimnya kesadaran sosial dan
perhatian kepada sesama yang ditunjukkan dengan semakin individualisnya
pemuda itu sendiri di tengah-tengah masyarakat, penguasaan IPTEK yang
terbatas.
Budaya yang mereka tiru di perkotaan merupakan salah satu indikasi
betapa kuatnya budaya asing merubah budaya kita dalam kehidupan pemuda
lewat arus besar globalisasi. Pemuda kita tidak lagi bangga dengan kekayaan
budaya yang dimilikinya, seolah-olah segala sesuatu yang datangnya dari luar
merupakan sesuatu yang paling baik, berupa bahasa, bertutur dan berpikir,tanpa
melakukan penyaringan lebih dahulu. Kecenderungan pemuda menyebutnya
dengan trend saat ini, padahal tidak kita disadari, ini merupakan bahaya laten yang
akan merusak generasi kita (pemuda). Hal ini menandakan lemahnya kesadaran
pemuda kita mempertahankan kekayaan nilai bangsa yang kita miliki. Pemuda
harus mengambil posisi terdepan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang
terjadi di tengah masyarakat, dan terdepan pula menyuarakan kritik yang
membangun, kepada pemerintah dalam rangka menjaga keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), karena ini merupakan harga mati yang
tidak dapat ditawar-tawar, untuk menahan laju pengaruh asing yang mau menjajah
atau membelenggu kita sehingga berdampak pada perpecahan ditengah
masyarakat. Pemuda harus terdepan menyatakan penghormatan terhadap
kemajemukan di negeri ini, terdepan dalam menghormati toleransi, dan banyak
hal lagi yang dilakukan pemuda dalam mengimplementasikan Pancasila, satu hal
penting yang harus disadari pemuda adalah bahwa pemuda tidak dapat
melepaskan diri dari tanggung jawab atas problematika bangsa yang dihadapi saat
ini. Pemuda harus berperan serta dan berada dalam garis terdepan, dalam
melakukan perubahan, hanya dengan demikianlah pemuda menjaga keutuhan
bangsa ini, mempersiapkan diri dalam menghadapi tantangan yang lebih besar,
untuk mengantisipasi terjadinya penjajahan gaya baru disegala aspek, atas
derasnya arus globalisasi yang tak terbendung juga merupakan salah satu menjaga
negara ini.
Hal lain yang tak kalah pentingnya, pemuda harus memiliki kepekaan sosial
dan memiliki tanggung jawab atas kondisi masyarakat saat ini, maka harus turut
serta mencari solusinya. Apabila kita membangun kesadaran berbangsa,
bernegara, memahami hukum yang berlaku, dan pancasila sebagai pedoman
hidup, tentu tidak akan ada generasi yang bisa dimanfaatkan oleh orang-orang
untuk memecahkan bangsa dan negaranya sendiri serta tidak ada generasi muda
yang memiliki perlakuan yang menyimpang dari norma-norma umum
dimasyarakat. Dengan membangun kesadaran berbangsa dan bernegara itulah,
maka pemuda telah melakukan salah satu dari sekian banyak aspek untuk menjaga
keutuhan Negara ini yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.
C. Rumusan Masalah
1. Apa itu kesadaran berbangsa dan bernegara dalam lingkup Negara Kesatuan
Republik Indonesia?
2. Apa itu bentuk kesadaran berbangsa dan bernegara dalam konteks sejarah
Indonesia?
3. Apa itu bentuk kesadaran berbangsa dan bernegara dalam konteks
geopolitik?
D. Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa itu kesadaran berbangsa dan bernegara dalam lingkup
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2. Mengetahui apa itu bentuk kesadaran berbangsa dan bernegara dalam
konteks sejarah Indonesia.
3. Mengetahui apa itu bentuk kesadaran berbangsa dan bernegara dalam
konteks geopolitik
BAB II
PEMBAHASAN

1. Apa itu kesadaran berbangsa dan bernegara dalam lingkup Negara


Kesatuan Republik Indonesia?
Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pembukaan UUD 1945
merupakan negara yang dibentuk dengan tujuan untuk melindungi segenap bangsa
dan tumpah darah indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Wilayah Indonesia
berbentuk kepulauan dan terdiri atas wilayah daratan maupun lautan yang
terintegrasi secara nasional. NKRI merupakan wadah bangsa Indonesia untuk
bersatu , berdaulat, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila.
Kesadaran berbangsa dan bernegara bangsa indonesia perlu diwujudkan
dalam menjaga keutuhan NKRI. Kesadaran berbangsa dan merupakan hal penting,
mengingat sejarah perjuangan bangsa dalam memperoleh kemerdekaan disertai
dengan pengorbanan yang luar biasa. Kesadaran berbangsa dan bernegara tidak
hanya berlaku pada pemerintah, tetapi semua elemen warga negara wajib
menerapkan arti sadar berbangsa dan bernegara.
Bangsa adalah orang-orang yang memiliki kesamaan asal keturunan, adat,
bahasa, sejarah serta berpemerintahan sendiri. Konsep berbangsa merupakan
kesadaran individu yang memiliki landasan etika dan moral dalam bersikap
mewujudkan makna sosialdan adil dalam setiap perilakunya. Adapun negara
adalah suatu organisasi dari sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang
bersama-sama mendiami satu wilayah tertentu dan mengakui adanya satu
pemerintahan yang mengurus tata tertib secara keselamatan sekelompok atau
beberapa kelompok manusia tersebut. Konsep bernegara adalah kesadaran
individu yang mempunyai kepentingan samadan menyatakan diri sebagai satu
bangsa di dalam satu wilayah nusantara, yaitu Indonesia.
Membangun berbangsa dan bernegara terutama pada generasi generasi
muda sangatlah penting, karena pemuda merupakan generasi penerus bangsa.
Oleh karena itu, kegiatan dialog kesadaran berbangsa dan bernegara perlu
diselenggarakan dalam rangka mendorong, memupuk, serta meningkatkan
kesadaran berbangsa dan bernegara untuk meningkatkan kerukunan dan
kesejahteraan, serta merumuskan pokok-pokok pikiran tentang peningkatan
kesadaran berbangsa dan bernegara sebagai bahan kebijakan pemerintah dalam
peningkatan wawasan kebangsaan bagi pemuda dan masyarakat.
2. Apa itu bentuk kesadaran berbangsa dan bernegara dalam konteks
sejarah Indonesia?
Sejarah perjalan bangsa indonesia kaya akan jejak-jejak kesadaran
berbangsa dan bernegara. Salah satu periode yang menyimpan catatan sejarah
mengenai hal tersebut adalah periode kebangkitan nasional. Kebangkitan nasional
adalah masa bangkitnya rasa dan semangat persatuan, kesatuan, nasionalisme, dan
kesadaran untuk memperjuangkan kemerdekaan indonesia.
a. Budi Utomo
Budi Utomo adalah organisasi pemuda yang didirikan oleh Dr. Sutomo dan
ekonomi dan para pelajar Stovia pada tanggal 20 mei 1908. Organisasi ini
bersifat sosial, ekonomi dan kebudayaan tetapi tidak bersifat politik. Organisasi
yang pada awalnya ditujukan bagi golongan berpendidikan jawa ini menjadi
sebuah gerakan awal yang bertujuan mencapai kemerdekaan Indonesia.
Budi Utomo dapat dikatakan sebagai organisasi kebangsaan yang pertama.
Berdirinya organisasi ini menandai kebangkitan kesadaran berbangsa dan
bernegara untuk melawan penjajah. Jika dahulu rakyat berjuang secara fisik dan
berorganisasi secara tradisional samapi kedaerahan, sejak didirikannya Budi
utomo, perjuangan bangsa indonesia ditempuh dengan cara berorganisasi modern
demi kepentingan seluruh bangsa. Itulah sebabnya hari berdirinya budi utomo
diperingati sebagai hari kebangkitan nasional.
Sejatinya budi utomo mempunyai tekad untuk meningkatkan martabat
bangsa indonesia agar sejajar dengan bangsa bangsa lain. Untuk mewujudkan
tekad tersebut, kegiatan dipusatkan dalam bidang pendidikan, kebudayaan, dan
kehidupan sosial. Pada perkembangan selanjutnya di akhir tahun 1909, Budi
Utomo telah mempunyai cabang di 40 tempat dengan jumlah anggota sekitar
10.000 orang. Kemudian, pada tahun tahun berikutnya orientasi Budi Utomo tidak
hanya dibidang pendidikan, kebudayaan, dan kehidupan sosial, melainkan juga
dalam bidang politik.
a. Sarekat Islam
Pada mulanya Sarekat Islam adalah sebuah perkumpulan para pedagang
yang bernama Sarekat Dagang Islam (SDI). Pada tahun 1911, SDI didirikan di
kota Solo oleh H. Samanhudi sebagai suatu koperasi pedagang batik Jawa. Tujuan
memajukan perdagangan Indonesia di bawah panji-panji Islam sekaligus
memajukan usaha para pedegang bumiputera. Keanggotaan SDI masih terbatas
pada ruang lingkup pedagang maka tidak memiliki anggota yang cukup banyak.
Oleh karena itu, agar memiliki anggota yang banyak dan luas ruang lingkupnya
maka pada tanggal 18 September 1912, SDI diubah menjadi SI (Sarekat Islam).
Dari segi keanggotaan, Sarekat Islam mencakup semua lapisam masyarakat,
mulai dari lapisan atas hingga lapisan bawah. Organisasi Sarekat Islam (SI)
didirikan oleh beberapa tokoh SDI seperti H.O.S. Cokroaminoto, Abdul Muis, dan
H. Agus Salim. Sarekat Islam berkembang pesat karena bermotivasi agama Islam.
Latar belakang ekonomi berdirinya Sarekat Islam adalah:
a) Perlawanan terhadap para pedagang perantara (penyalur) oleh orang Cina.
b) Isyarat pada umat Islam bahwa telah tiba waktunya untuk menunjukkan
kekuatannya, dan
c) Membuat front melawan semua penghinaan terhadap rakyat bumi putera.
Kecepatan tumbuhnya SI bagaikan meteor dan meluas secara horisontal. SI
merupakan organisasi masa pertama di Indonesia antara tahun 1917 sampai
dengan 1920 sangat terasa pengaruhnya di dalam politik Indonesia. Untuk
menyebarkan propaganda perjuangannya, Sarekat Islam menerbitkan surat kabar
yang bernama Utusan Hindia.
Pada tanggal 29 Maret 1913, para pemimpin SI mengadakan pertemuan
dengan Gubernur Jenderal Idenburg untuk memperjuangkan SI berbadan hukum.
Jawaban dari Idenburg pada tanggal 29 Maret 1913, yaitu SI di bawah pimpinan
H.O.S. Cokroaminoto tidak diberi badan hukum. Ironisnya yang mendapat
pengakuan pemerintah kolonial Belanda (Gubernur Jenderal Idenburg) justru
cabang-cabang SI yang yang ada di daerah. Ini suatu taktik pemerintah kolonial
Belanda dalam memecah belah persatuan SI.
Bayang pemecahan muncul dari pandangan yang berbeda antara H.O.S.
Cokroaminoto dengan Semaun mengenai kapitalisme. Menurut Semaun yang
memiliki pandangan sosialis, bergandeng dengan kapitalis adalah haram. Dalam
kongres SI yang dilaksanakan pada tahun 1921, ditetapkan adanya disiplin partai
rangkap anggota. Setiap anggota SI tidak boleh merangkap sebagai anggota lain
terutama yang beraliran komunis. Akhirnya SI pecah menjadi dua, yaitu SI Putih
dan SI Merah.
a) SI Putih, yang tetap berlandaskan nasionalisme dan Islam. Dipimpin oleh
H.O.S. Cokroaminoto, H. Agus Salim, dan Suryopranoto yang berpusat di
Yogyakarta.
b) SI Merah, yang berhaluan sosialisme kiri (komunis). Dipimpin oleh
Semaun, yang berpusat di Semarang.
Dalam kongresnya di Madiun, SI Putih berganti nama menjadi Partai
Sarekat Islam (PSI). Kemudian pada tahun 1927 berubah lagi menjadi Partai
Sarekat Islam Indonesia (PSSI). Sementara itu, SI Sosialis/Komunis berganti
nama menjadi Sarekat Raya (SR) yang merupakan pendukung kuat Partai
Komunis Indonesia (PKI).
Kyai Haji Samanhudi, seorang saudagar batik dari Laweyan, Solo,
mendirikan organisasi bernama Sarekat Dagang Islam. Organisasi tersebut pada
awalnya bertujuan untuk melindungi sekaligus memajukan usaha para pedagang
bumiputera. Selain itu, organisasi ini juga bertujuan untuk meningkatkan
pengalaman agama islam di kalangan anggotanya.
Organisasi ini memperoleh sambutan yang luas di kalangan pedagang islam.
Pada perkembangan selanjutnya, organisasi ini mengganti namanya menjadi
Sarekat Islam (SI). Perubahan tersebut dimaksudkan untuk menandai perluasan
ruang lingkup gerakan organisasi. Sarekat Islam tidak lagi membatasi dirinya pada
urusan perlindungan perdagangan, melainkan juga melawan segala bentuk
penindasan.
Dari segi keanggotaan, jika dibandingkan dengan Budi Utomo yang di
pelopori oleh kalangan atas, Sarekat Islam mencakup semua lapisan masyarakat,
mulai dari lapisan atas hingga lapisan bawah. Organisasi ini dengan demikian
menempatkan dirinya sebagai gerakan rakyat.
Pada bulan Juni 1916, Sarekat Islam menyelenggarakan sidang yang disebut
Kongres Nasioan SI. Dalam Kongres tersebut tampak ketegasan sikap SI untuk
mempersatukan Indonesia sebagai suatu bangsa. Oleh karena itu, para anggota
organisasi ini aktif menjalankan kegiatannya di daerah daerah dalam rangka
menumbuhkan kesadaran berbangsa ddan bernegara.
3. Indische Partij
Organisasi in berdiri pada tanggal 25 desember 1912. Tokoh organisasi ini
adalah tiga serangkai yang terdiri atas Douwes Dekker (Danudirja Setiabudi),
Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), dan Cipto Mangunkusumo.
Organisasi ini merupakan suatu pergerakan baru yang sungguh berciri politik.
Oleh karena itu, Indische Partij disebut sebagai organisasi politik pertama di
Indonesia.
Organisasi ini memusatkan perjuangannya untuk menggalang patriotisme di
Indonesia. Patriotisme ini pertama tama ditumbuhkan di antara para anggota, lalu
dalam setiap sanubari orang-orang yang merasa dirinya bangsa Indonesia. Hal
yang menarik dari organisasi ini adalah tidak adanya batasan keanggotaan pada
kalangan bumiputera saja, melainkan juga terbuka bagi orang Indo serta Timur
asing.
Indische Partij mempunyai program untuk menumbuhkan nasionalisme
Indonesia, rasa persatuan, kesadaran akan persamaan hak, serta toleransi terhadap
sesama yang beda ras, suku, dan agama. Program tersebut dilaksanakan melalui
kegiatan propaganda, baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu melalui
majalah dan surat kabar. Dalam propaganda propagandanya tokoh-tokoh Indische
Partij dengan berani mengecam pemerintah kolonial sebagai penjajah. Mereka
pun secara terbuka mempropagandakan persiapan untuk membentuk Negara
Indonesia.
Pada tahun 1913, negeri Belanda merayakan ulang tahun kemerdekaannya
yang ke 100 dari penjajahan Prancis. Perayaan tersebut juga dirayakan pemerintah
kolonial Belanda di Indonesia. Tindakan tersebut mengundang reaksi dari Suwardi
Suryaningrat. Reaksi tersebut dituangkan dalam suatu kerajaan berjudul Als Ik
een Nederlander was (Jika Saya Seorang Belanda). Dalam tulisan tersebut, dia
menyindir tindakan pemerintah kolonial. Ia mengatakan bahwa sungguh ironis
jika bangsa Indonesia harus merayakan kemerdekaan bangsa yang menjajahnya.
Menurut Suwardi, jika ia orang Belanda, ia tidak akan merayakan kemerdekaan
bangsanya di tanah jajahan karena tindakan itu akan menyayat hati bangsa
terjajah.
Tulisan Suwardi Suryaningrat tersebut dianggap menghina pemerintah
kolonial dan Ratu Belanda. Tulisan tersebut pun dianggap membahayakan
stabilitas di tanah jajahan. Pada tahun itu juga, Indische Partij dinyatakan sebagai
partai terlarang oleh pemerintah kolonial Belanda. Tiga serangkai pun ditangkap
dan diasingkan ke Negeri Belanda.
4. Pergerakan Sumpah Pemuda
Sumpah Pemuda adalah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan
kemerdekaan Indonesia. Ikrar ini dianggap sebagai kristalisasi semangat untuk
menegaskan cita-cita berdirinya negara Indonesia. Yang dimaksud dengan
"Sumpah Pemuda" adalah keputusan Kongres Pemuda Kedua yang
diselenggarakan dua hari, 27-28 Oktober 1928 di Batavia (Jakarta). Keputusan ini
menegaskan cita-cita akan ada "Tanah Air Indonesia", "Bangsa Indonesia", dan
"Bahasa Indonesia". Keputusan ini juga diharapkan menjadi asas bagi setiap
"perkumpulan kebangsaan Indonesia" dan agar "disiarkan dalam segala surat
kabar dan dibacakan di muka rapat perkumpulan-perkumpulan".
Pada tanggal 28 Oktober 1928 malam, di Indonesische Clubgebouw yang
penuh sesak, ribuan pemuda mendengar pidato penutupan Kongres Pemuda
Indonesia ke-dua dan sekaligus mendengar lantunan lagu “Indonesia Raya” dari
biola WR. Soepratman. Menjelang penutupan, Muhammad Yamin yang saat itu
berusia 25 tahun, mengedarkan secarik kertas kepada pimpinan rapat, Soegondo
Djojopoespito, lalu diedarkan kepada para peserta rapat yang lain. Siapa sangka,
dari tulisan tinta Muhammad Yamin di secarik kertas itulah tercetus gagasan
Sumpah Pemuda.
Sumpah itu lalu dibaca oleh oleh Soegondo, lalu Muhammad Yamin
memberi penjelasan panjang lebar tentang isi rumusannya itu. Pada awalnya,
rumusan singkat Yamin itu dinamakan “Ikrar Pemuda”, lalu diubah oleh
Muhammad Yamin sendiri menjadi “Sumpah Pemuda”. Berikut isi Sumpah
Pemuda itu:
1) Kami poetra dan poetri Indonesia mengakoe bertoempah darah jang satoe,
tanah air Indonesia.
2) Kami poetra dan poetri Indonesia, mengakoe berbangsa jang sato, bangsa
Indonesia
3) Kami poetra dan poetri Indonesia menjoenjoeng bahasa persatoean, bahasa
Indonesia.
Kongres Pemuda II berlangsung pada 27-28 Oktober dalam tiga tahap rapat.
Rapat pertama berlangsung di gedung Katholieke Jongelingen Bond di
Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng), lalu dipindahkan ke Oost Java
Bioscoop di Konigsplein Noord (sekarang Jalan Medan Merdeka Utara), dan
kemudian Gedung Kramat 106 baru dipakai untuk rapat ketiga sekaligus
penutupan rapat.
Dari rapat pertama hingga rapat ketiga, kongres pemuda II ini menghadirkan
15 pembicara, yang membahas berbagai tema. Diantara pembicara yang dikenal,
antara lain: Soegondo Djojopespito, Muhammad Yamin, Siti Sundari,
Poernomowoelan, Sarmidi Mangoensarkoro, dan Sunario.
3. Apa itu bentuk ksadaran berbangsa dan bernegara dalam konteks
geopolitik?
A. Pengertian Geopolitik
Kedaulatan merupakan harga diri suatu bangsa yang memuliki kaitan erat
dengan persoalan ruang. Persoalan ruang tidak bisa dilepaskan dalam membahas
masalah negara, karena pada dasarnya seseorang tidak bisa dipisahkan dari tempat
ia berada. Contoh tersebut menegaskan bahwa persoalan ruang memiliki kaitan
yang sangat erat dengan negara dan bangsa. Terdapat satu bidang ilmu yang
secara khusus membahas tentang persoalan ruang dan negara. Ilmu yang
dimaksud adalah geopolitik. Kata geopolitik berasal dari kata “geo” dan
“politik”. “geo” berarti bumi. “politik” berasal dari Bahasa Yunani, politeia yang
berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri (negara) dan “teia” yang berarti
urusan.
Geopolitik adalah suatu studi yang mengkaji masalah-masalah geografi,
sejarah, dan ilmu sosial yang merujuk kepada percaturan politik internasional.
Geopolitik mempelajari makna strategis dan politik satu wilayah geografi yang
mencakup lokasi, luas, serta sumber daya alam wilayah tersebut beberapa
pandangan ahli geopolitik antara lain sebagai berikut :
a. Frederich Ratzel
1) Dalam hal – hal tertentu pertumbuhan Negara dapat dianalogikan dengan
pertumbuhan organisme yang memerlukan ruang lingkup, melalui proses
lahir, tumbuh, berkembang, mempertahankan hidup, menyusut dan mati.
2) Negara identik dengan suatu ruang yang di tempati oleh kelompok politik
dalam arti kekuatan. Makin luas potensi tersebut, makin besar kemungkinan
kelompok politik itu tumbuh.
3) Suatu bangsa dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya tidak lepas
dari hukum alam.
4) Semakin tinggi budaya suatu bangsa, semakin besar kebutuhannya akan
sumber daya alam.
b. Rudolf Kjellen
1) Negara merupakan satuan biologis, suatu organisme hidup, yang
memiliki intelektual. Negara dimungkinkan untuk memperoleh ruang yang
cukup luas agar kemampuan dan kekuatan rakyatnya dapat berkembang
secara bebas.
2) Negara merupakan suatu sistem politik/pemerintahan yang meliputi bidang
geopolitik, ekonomi politik, demo politik, social politik, dan krato politik.
3) Negara tidak harus bergantung pada sumber pembekalan luar.
c. Karl Haushofer
1) Geopolitik adalah doktrin negara yang menitik beratkan soal-soal strategi
perbatasan. Geopolitik adalah landasan bagi tindakan politik dalam
perjuangan mendapatkan ruang hidup.
Dalam rangka memahami geopolitik Indonesia, pandangan atau wawasan
nasional haruslah sama. Pelaksanaan pembangunan yang tidak disertai wawasan
pembangunan yang sama. Pelaksanaan pembangunan yang tidak disertai wawasan
pembangunan yang sama diantara para pelaksananya dapat menyebabkan
pembangunan tesebut terhambat. Untuk menghindari hal tersebut, diperlukan
suatu pemahaman bersama tentang konsep wawasan nusantara yang akan
diuraikan dalam pembahasan berikutnya.
B. Wawasan Nusantara
Konsep geopolitik dalam konteks Negara Indonesia dikembangkan dalam
konsep wawasan nusantara. Istilah wawasan nusantara berakar pada sejarah
perjuangan Bangsa Indonesia yang menyatakan diri bersatu yang dimulai dengan
Sumpah Pemuda tahun 1982. Selanjutnya, pada tahun 1945 tekad persatuan ini
mendapat legalitas yang jelas dalam pembukaan UUD 1945. Ikrar bersatu dan
nasionalisme dalam sejarah perjuangan Bangsa Indonesia untuk menuju suatu
negara yang berdaulat dikembangkan dalam konsep geopolitik indonesia yang
dikenal senagai wawasan nusantara.
Kata wawasan menunjukkan cara pandang, cara melihat, dan kata tinjau
individu. Sementara itu, kata nusantara merupakan rangkaian dari kata ”nusa” dan
“antara”, sebagai suatu konsepsi untuk menggambarkan kesatuan wilayah perairan
dan gugusan pulau pulau yang terletak di antara Benua Asia dan Benua Australia.
Berdasarkan dua pengertian tersebut, wawasan nusantara didefinisikan sebagai
cara pandang Bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam menyelenggarakan kehidupan
masyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Hal ini diperlukan untuk mengatasi segala bentuk hambatan, ancaman,
tantangan, dan gangguan dalam rangga mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional.
Unsur dasar konsep wawasan nusantara terdiri dari wadah (contour), isi (content),
dan tata laku (conduct).
a. Wadah (contour)
Wadah merupakan tempat bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
berbagai kegiatan kenegaraan lain yang meliputi seluruh wilayah indonesia dalam
bentuk organisasi pemerintahan, yaitu eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
b. Isi (content)
Isi adalah aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta
tujuan nasional dalm pembukaan UUD 1945
c. Tata laku (conduct)
Tata laku merupakan salah satu hasil interaksi antara wadah dan isi yang
terdiri dari tata laku yang terlihat dan tidak terlihat. Tata laku yang tercermin
dalam tindakan, perbuatan, dan perilaku dalam menyikapi dan mengatasi
berbagai persoalan bangsa dengan memperkuat jati diri dan kepribadian
Bangsa Indonesia.
Adapun tata laku yang tidak terlihat mencerminkan jiwa semangat dan
mentalitas yang baik sebagai bangsa indonesia.
a. Konsep wawasan nusantara
Konsep wawasan nusantara mencakup persatuan dan kesatuan di bidang
politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
b. Konsep kesatuan politik
Sebagai suatu konsep kesatuan politik wawasan nusantara mengandung
pengertian sebagai berikut :
1) Kedaulatan wilayah nasional beserta kekayaannya merupakan satu
kekuasaan wilayah, wadah, ruang hidup, kesatuan matra seluruh
bangsa, modal, dan milik Bangsa Indonesia
2) Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai suku dan berbicara dalam
berbagai bahasa daerah, memeluk dan meyakini berbagai agama, dan
kepercayaan terhadap Tuhan YME harus merupakan satu kesatuan
bangsa yang bulat dalam arti seluas-luasnya
3) Secara psikologis, Bangsa Indonesia juga harus merasa satu rasa,
senasib sepenanggungan, sebangsa, dan setanah air, serta mempunyai
satu tekad dalam mencapai cita-cita bangsa.
4) Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologi bangsa dan
negara yang melandasi, membimbing, dan mengarahkan menuju
tujuannya.
5) Seluruh kepulauan nusantara merupakan satu kesatuan hukum dalam
arti bahwa hanya ada satu hukum nasional yang mengabdi kepada
kepentingan nasional.
Kesatuan politik ini didasari oleh Deklarasi Djuanda 13 Desember 1957
yang menyebutkan Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri atas ribuan
pulau besar dan kecil, dipandang sebagai satu kesatuan yang terdiri dari daratan
yang dihubungkan oleh perairan. Ditindaklanjuti dengan Perpu No. 4 Tahun 1960
dan dituangkan dalam UU Nomor 6 Tahun 1996 tentang Perairan Indonesia yang
menjadikan kesatuan geografi Indonesia menjadi kesatuan politik.
Dalam konsep ini, pandangan geopolitik Indonesia melihat bahwa unsur
darat dan lautan merupakan kesatuan (termasuk ruang di atas kepulauan
Indonesia). Perwujudan asas nusantara ini telah dilakukan oleh dunia internasional
melalui konvensi hukum laut 1982 di Montego Bay. Pengukuhan secara
nasional dan internasional terhadap konsep wawasan nusantara menjadi kekuatan
geopolitik Indonesia untuk menjaga keamanan, keutuhan, dan kesatuan bangsa.
Implementasi wawasan nusantara menciptakan iklim dan perilaku penyelenggara
atau penyelenggaraan negara yang sehat, demokratis, dan beretika demi
mewujudkan pemerintahan yang transparan, bersih, akuntabel, dan berwibawa.
Untuk menjalankan sila pertama, yaitu ketuhanan YME, setiap warga negara
harus menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan masing masing. Sila kedua,
yaitu kemanusiaan yang adil dan beradab, sila ini memberikan panduan pda kita
untuk mampu memiiki empati, toleransi, saling menyayangi, mencintai dan
sebagainya. Sila ketiga, yaitu persatuan Indonesia, mengajarkan bahwa
masyarakat Indonesia selalu bersatu meskipun berbeda-beda. Sila keempat, yaitu
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah dalam permusyawaratan atau perwakilan,
sila ini mengajarkan kepada kita untuk selalu menjunjung akal sehat dan hati
nurani yang lurus dalam hal menyelesaikan suatu masalah. Hikmat atau
kebijaksanaan untuk mencapai suatu kemufakatan, itu yang dimaksud dengan
“musyawarah mufakat”. Sila kelima, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
indonesia, sila terakhir ini mengajarkan bahwa masyarakat yang sejahtera
berdasarkan keadilan sosial merupakan suatu cita-cita bangsa yang harus
mengusahakan ketercapaiannya.
c. Konsep kesatuan ekonomi
Sebagai satu kesatuan ekonomi, wawasan nusantara mengandung pengertian
sebagai berikut :
1) Kekayaan wilayah nusantara adalah modal dan milik bangsa. Seluruh
keperluan hidup sehari-hari harus tersedia merata di seluruh wilayah
tanah air.
2) Tingkat perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh
daerah, tanpa meninggalkan ciri-ciri khas yang dimiliki oleh daerah
daerah dalam pengembangan kehidupan ekonominya.
3) Kehidupan perekonomian di wilayah nusantara merupakan kesatuan
ekonomi yang di selenggarakan atas asas kekeluargaan dan ditujukan
bagi kemakmuran rakyat
Dengan adanya UU No. 33 dan 34 tahun 2004, tentang pemerintah daerah
dan perimbangan keuangan antara pusat dan daerah, ruang pengelolaan ekonomi
menjadi perhatian bersama seluruh unsur masyarakat. Dalam Undang-Undang
tersebut, diberikan kewenangan khusus kepada daerah untuk melakukan
pengelolaan ekonomi rakyat dengan harapan dapat meningkatkan potensi
ekonomi daerah. Implementasi wawasan nusantara harus mampu menciptakan
tatanan ekonomi yang menjamin pemenuhan kebutuhan diri, kesejahteraan,
kemakmuran secara merata dan adil. Selain itu, implementasi mencerminkan
adanya tanggung jawab dalam pengelolaan sumber daya alam yang
memperhatikan kebutuhan masyarakat dan kelestarian sumber daya alam itu
sendiri.
d. Konsep kesatuan sosial budaya
Sebagai satu kesatuan sosial budaya, wawasan nusantara mengandung
pengertian sebagai berikut :
1) Masyarakat Indonesia sebagai satu bangsa memiliki kehidupan yang
serasi dan selaras dengan tingkat kemajuan masyarakat yang sama,
merata, dan seimbang sesuai dengan tingkat kemajuan bangsa.
2) Budaya Indonesia, pada hakikatnya, adalah satu. Corak ragam budaya
menggambarkan kekayaan yang menjadi modal dan landasan
pengembangan bangsa.
Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa, adat istiadat,
tradisi, bahasa, dan agama. Diperlukan kesadaran untuk saling menghormati dan
bekerja sama untuk mewujudkan tujuan nasional dengan berprinsip pada
Bhinneka Tunggal Ika.
Implementasi wawasan nusantara akan menciptakan kehidupan masyarakat
yang mengakui, menerima, dan menghormati segala bentuk perbedaan sebagai
karunia Sang Pencipta. Selain itu, implementasi menciptakan kehidupan yang
rukun dan bersatu tanpa membeda-bedakan suku, asal daerah, agama,
kepercayaan, serta golongandan status sosial.
e. Konsep kesatuan pertahanan keamanan
Sebagai satu kesatuan pertahanan keamanan, wawasan nusantara
mengandung pengertian sebagai berikut :
1) Ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada hakikatnya
merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan negara.
2) Tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama
dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.
Dalam UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, dijelaskan
bahwa satu dari urusan pemerintahan yang menjadi urusan pemerintahan yang
menjadiurusan pemerintah pusat adalah pertahanan keamanan. Pertimbangan yang
menjadi dasar peraturan tersebut adalah kepentingan nasional. Meskipun
demikian, tanggung jawab keamanan sesungguhnya merupakan tanggung jawab
semua pihak sebagai mana tercantum dalam UUD 1945. Implementasi wawasan
nusantara diharapkan mampu menumbuh kembangkan kesadaran cinta tanah air
dan bangsa, membentuk sikap bela negara pada setiap warga negara. Hal ini
merupakan modal utama yang akan menggerakan partisipasi warga negara dalam
menghadapi setiap bentuk ancaman.
Dari empat pokok wawasan nusantara yang telah dijelaskan, kita dapat
menarik kesimpulan bahwa bagi bangsa indonesia, orientasi politik adalah
bagaimana mempertahankan ruang hidup sebagai suatu kesatuan wilayah NKRI.
Penerapan wawasan nusantara harus tercermin pada setiap pola pikir, sikap, dan
tindakan yang senantiasa mendahulukan kepentingan nasional.
1. Tujuan Wawasan Nusantara
Wawasan nusantara secara umum bertujuan untuk mewujudkan
nasionalisme yang tinggi dan meningkatkan persatuan di segala aspek kehidupan
warga Negara Indonesia. Kemudian penjelasan tersebut dibagi ke dalam dua
tujuan pokok yaitu, tujuan ke dalam dan ke luar
a. Tujuan kedalam wawasan nusantara adalah untuk mewujudkan kesatuan
dalam aspek kehidupan bangsa, baik aspek alamiah maupun aspek sosial
b. Tujuan ke luar wawasan nusantara adalah ikut serta dalam mewujudkan
kebahagiaan, ketertiban, dan perdamaian seluruh umat manusia
2. Fungsi Wawasan Nusantara
Wawasan Nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan serta
rambu-rambu dalam menentukan segala kebijakan, keputusan, tindakan, dan
perbuatan bagi penyelenggara negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi
seluruh rakyat indonesia yang mengutamakan kepentingan nasional. Selain itu,
wawasan nusantara juga memilik fungsi sebagai berikut :
1) Menumbuhkan dan mengembangkan kesadaran serta semangat kebangsaan
Indonesia.
2) Menanamkan dan memupuk kecintaan terhadap tanah air di Indonesia
sehingga muncul kerelaan berkorban untuk membelanya.
3) Menumbuhkan kesadaran dan pemahaman tentang hak, kewajiban, dan
tanggung jawab warga negara yang bangga tehadap Negara Indonesia.
4) Mengembangkan kehidupan bersama yang multikultural dan plural
berdasarkan nilai-nilai persatuan dan kesatuan.
5) Megembangkan keberadaan masyarakat madani sebagai pengembangan
kekuasaan pemerintah.
BAB III
KESIMPULAN

Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Indonesia mempunyai makna bahwa


individu yang hidup dan terikat dalam kaidah dan naungan di bawah Negara
Kesatuan Republik Indonesia harus mempunyai sikap dan perilaku diri yang
tumbuh dari kemauan diri yang dilandasasi keikhlasan/kerelaan bertindak demi
kebaikan Bangsa dan Negara Indonesia. Membangun kesadaran berbangsa dan
bernegara kepada pemuda merupakan hal penting yang tidak dapat dilupakan oleh
bangsa ini, karena pemuda merupakan penerus bangsa yang tidak dapat
dipisahkan dari perjalanan panjang bangsa ini. Kesadaran berbangsa dan
bernegara ini jangan ditafsir hanya berlaku pada pemerintah saja, tetapi harus
lebih luas memandangnya, sehingga dalam implementasinya, pemuda lebih kreatif
menerapkan arti sadar berbangsa dan bernegara ini dalam kehidupannya tanpa
menghilangkan hakekat kesadaran berbangsa dan bernegara itu sendiri.
Makna kesadaran berbangsa dan bernegara, yaitu kesadaran adalah sikap
yang tumbuh dari kemuan diri yang dilandasi hati ikhlas tanpa ada tekanan dari
luar dan bangsa adalah orang-orang memiliki kesamaan asal keturunan, adat,
bahasa, sejarah juga pemerintahan sendiri. Sedangkan berbangsa adalah manusia
yang memeiliki landasan etika, bermoral dan berakhlak mulia dalam bersikap
mewujudkan makna sosial dan adil.

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

https://rereclaudiamufc28.blogspot.com/2016/05/makalah-pkn-membangun-
kesadaran.html
http://kumpulan-kumpulan-makalah.blogspot.com/2016/03/makalah-pentingnya-
kesadaran-berbangsa.html

Anda mungkin juga menyukai