Anda di halaman 1dari 9

KESADARAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Selasa, 23 Oktober 2012

Abstrak :

Di era globalisasi ini banyak tantangan memang bagi negeri kita, namun kesadaran berbangsa dan
bernegara sudah selayaknya rakyat dan pemerintah untuk bersama sama memberikan pemahaman bagi
rakyatnya, khususnya kaum muda. Pemerintah ikut bertanggung jawab mengemban amanat untuk
memberikan kesadaran berbangsa dan bernegara bagi warganya, bila rakyat bangsa Indonesia sudah
tidak memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara, maka ini merupakan bahaya besar bagi kehidupan
berbangsa dan bernegara, yang mengakibatkan bangsa ini akan jatuh ke dalam kondisi yang sangat
parah bahkan jauh terpuruk dari bangsa-bangsa yang lain yang telah mempersiapkan diri dari gangguan
bangsa lain.

Mengingat kondisi bangsa kita sekarang, merupakan salah satu indikator bahwa warga bangsa Indonesia
di negeri ini telah mengalami penurunan kesadaran berbangsa dan bernegara. Hal ini bisa kita lihat dari
berbagai daerah sering bergejolak diantaranya tawuran antar warga, perkelaian pelajar, ketidakpuasan
terhadap hasil pilkada, perebutan lahan pertanian maupun tambang, dan lain-lain. Kesadaran Berbangsa
dan Bernegara mempunyai makna bahwa individu yang hidup dan terikat dalam kaidah dan naungan di
bawah Negara Kesatuan RI harus mempunyai sikap dan perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri
yang dilandasasi keikhlasan/kerelaan bertindak demi kebaikan Bangsa dan Negara Indonesia.

Berbagai masalah yang berkaitan dengan kesadaran berbangsa dan bernegara sebaiknya mendapat
perhatian dan tanggung jawab kita semua.Sehingga amanat pada UUD 1945 untuk menjaga dan
memelihara Negara Kesatuan wilayah Republik Indonesia serta kesejahteraan rakyat dapat diwujudkan.

Latar belakang masalah :

Gejala kesadaran berbangsa dan bernegara yang belum baik itu dapat kita lihat dalam perilaku individu
sebagai rakyat maupun pejabat yang masih menunjukan tindakan-tindakan yang melanggar kaidah
hukum, seperti mafia hukum, merusak hutan, pencemaran lingkungan, tindak kriminalitas, lebih
mementingkan diri dan kelompok, korupsi, bersikap kedaerahan yang berlebihan (daerahisme) atau
etnisitas yang berlebihan, bertindak anarkhis, penggunaan narkoba, kurang menghargai karya bangsa
sendiri, mendewakan produk bangsa lain, dan sebagainya.

Benarkah bahwa kesadaran berbangsa dan bernegara rakyat Indonesia melemah?

Berbagai peristiwa di tanah air yang terjadi di negeri kita, dapat kita saksikan di media massa, bagaimana
tingkah laku para wakil rakyat, pelajar, mahasiswa dan juga kelompok masyarakat yang menunjukan
tanda- tanda bahwa mereka masih kurang memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara.

Berbangsa dan bernegara merupakan suatu konsep atau istilah yang menunjukkan seseorang individu
terikat dan atau menjadi bagian dari suatu bangsa dan negara tertentu.
Masa reformasi telah berakhir, namun krisis yang melanda negeri ini sangat lambat perubahannya, sangat
berbeda dengan Negara- Negara lain yang begitu cepat dapat mengatasi krisis, Hal ini yang perlu
mendapatkan perhatian bagi kita semua, bahwa kesadaran berbangsa dan bernegara sangat diperlukan.

Konsep atau makna kesadaran dapat diartikan sebagai sikap perilaku diri yang tumbuh dari kemauan diri
dengan dilandasai suasana hati yang ikhlas/rela tanpa tekanan dari luar untuk bertindak yang umumnya
dalam upaya mewujudkan kebaikan yang berguna untuk diri sendiri dan lingkungannya.

Kesadaran Berbangsa dan Bernegara Indonesia mempunyai makna bahwa individu yang hidup dan terikat
dalam kaidah dan naungan di bawah Negara Kesatuan RI harus mempunyai sikap dan perilaku diri yang
tumbuh dari kemauan diri yang dilandasasi keikhlasan/kerelaan bertindak demi kebaikan Bangsa dan
Negara Indonesia.

Membangun Kesadaran Berbangsa dan Bernegara kepada pemuda merupakan hal penting yang tidak
dapat dilupakan oleh bangsa ini, karena pemuda merupakan penerus bangsa yang tidak dapat dipisahkan
dari perjalan panjang bangsa ini. Kesadaran berbangsa dan bernegara ini jangan ditafsir hanya berlaku
pada pemerintah saja, tetapi harus lebih luas memandangnya, sehingga dalam implementasinya, pemuda
lebih kreatif menerapkan arti sadar berbangsa dan bernegara ini dalam kehidupannya tanpa
menghilangkan hakekat kesadaran berbangsa dan bernegara itu sendiri.

Pembahasan :

Indonesia adalah wilayah kepulauan yang terintergrasi secara nasional dari daerah daratan dan lautan
kedalam organisasi berbentuk negara kesatuan untuk melaksanakan pembangunan ekonomi dalam
mewujudkan masyarakat sejahtera sebagai realisasi impian yang di amanatkan oleh UUD 1945.
Berdasarkan pendekatan yang diuraikan diatas, diharapkan dapat dipergunakan untuk menyusun suatu
konsepsi yang dapat dipergunakan untuk menyatukan sudut pandang dalam kita merumuskan, apa yang
telah tertuang dalam pasa 32 UUD ‘45 sebelum diadakan perubahan. Dengan sudut pandang itu,
diharapkan kita dapat menyatukan pola berpikir dalam merumuskan visi, misi, tujuan, strategi dalam
mengaktualisasikan BERBANGSA, BERNEGARA, INDONESIA sebagai pedoman dalam kita bersikap dan
berperilaku dalam menjalankan fungsi, pekerjaan, kerja, jabatan, peran dan tanggung jawab dalam
berbangsan dan bernegara.

Bangsa adalah orang-orang yang memiliki kesamaan asal keturunan, adat, bahasa, sejarah serta
berpemerintahan sendiri. Sedangkan berbangsa adalah manusia yang mempunyai landasan etika,
bermoral , dan ber-aqlak mulia dalam bersikap mewujudkan makna sosial dan adil. Negara adalah suatu
organisasi dari sekelompok atau beberapa kelompok manusia yang bersama-sama mendiami satu wilayah
tertentu dan mengakui adanya satu pemerintahan yang mengurus tata tertib serta keselamatan
sekelompok atau beberapa kelompok manusia tersebut. Sedangkan bernegara adalah manusia yang
mempunyai kepentingan yang sama dan menyatakan dirinya sebagai satu bangsa serta berproses di
dalam satu wilayah nusantara atau Indonesia dan mempunyai cita-cita yang berlandaskan niat untuk
bersatu secara emosional dan rasional dalam membangun rasa nasionalisme secara eklektis kedalam
sikap dan perilaku antar yang berbeda ras, agama, asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarah.
Membangun Kesadaran Berbangsa dan Bernegara kepada pemuda merupakan hal penting yang tidak
dapat dilupakan oleh bangsa ini, karena pemuda merupakan penerus bangsa yang tidak dapat dipisahkan
dari perjalan panjang bangsa ini. Akan tetapi kesadaran berbangsa dan bernegara ini jangan ditafsir hanya
berlaku pada pemerintah saja, tetapi harus lebih luas memandangnya, sehingga dalam implementasinya,
pemuda lebih kreatif menerapkan arti sadar berbangsa dan bernegara ini dalam kehidupannya tanpa
menghilangkan hakekat kesadaran berbangsa dan bernegara itu sendiri.

Kesadaran berbangsa dan bernegara sesuai dengan perkembangan bangsa mempengaruhi kehidupan
berbangsa dan bernegara yang tidak akan selalu positif. Bisa saja pada suatu masa kesadaran tersebut
tidak seutuh dengan masa sebelumnya.

Bermacam-macam hal yang dapat berpengaruh terhadap kesadaran berbangsa dan bernegara. Berbagai
faktor dalam negeri seperti dinamika kehidupan warga negara, telah ikut memberi warna terhadap
kesadaran berbangsa dan bernegara tersebut. Demikian pula perkembangan dan dinamika kehidupan
bangsa-bangsa lain di berbagai belahan dunia, tentu berpengaruh pula terhadap kesadaran itu.

Menjadi sebuah keharusan bagi pemuda untuk ikut bertanggung jawab mengemban amanat penting ini,
bila pemuda sudah tidak memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara, maka ini merupakan bahaya besar
bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, yang mengakibatkan bangsa ini akan jatuh ke dalam kondisi
yang sangat parah bahkan jauh terpuruk dari bangsa-bangsa yang lain yang telah mempersiapkan diri dari
gangguan bangsa lain.

Kondisi bangsa kita sekarang, merupakan salah satu indikator bahwa sebagian pemuda di negeri ini telah
mengalami penurunan kesadaran berbangsa dan bernegara.Hal ini bias kita lihat dari segelintir persoalan
ini,saya ambil contoh di perkotaan, karena bagian yang sangat cepat dengan informasi walaupun desa
juga tidak bisa dilepakan dari konteks ini, hal ini bisa kita lihat semakin minimnya pemuda di perkotaan
yang menghormati nilai-nilai budaya bangsa sendiri dan lebih bangga dengan budaya atau simbol-simbol
bangsa lain, semakin banyaknya pemuda yang melakukan perilaku menyimpang dan penggunaan
narkoba, dan kondisi ini diperparah dengan minimnya kesadaran sosial dan perhatian kepada sesama
yang ditunjukkan dengan semakin individualisnya pemuda itu sendiri di tengah-tengah masyarakat,
penguasaan IPTEK yang terbatas.

Budaya yang mereka tiru di perkotaan merupakan salah satu indikasi betapa kuatnya budaya asing
merubah budaya kita dalam kehidupan pemuda lewat arus besar globalisasi. Pemuda kita tidak lagi
bangga dengan kekayaan budaya yang dimilikinya, seolah-olah, segala sesuatu yang datangnya dari luar
merupakan sesuatu yang paling baik, berupa bahasa, bertutur dan berpikir,tanpa melakukan penyaringan
lebih dahulu. Kecenderungan pemuda menyebutnya dengan trend saat ini, padahal tidak kita disadari, ini
merupakan bahaya laten yang akan merusak generasi kita (pemuda). Hal ini menandakan lemahnya
kesadaran pemuda kita mempertahankan kekayaan nilai bangsa yang kita miliki.

Perilaku menyimpang lainnya, seperti free sex dan penggunaan narkoba,minum-minuman yang
memabukan ini juga merupakan salah satu lemahnya pemuda dalam menyadari apa yang dilakukan dan
apa dampaknya. Setiap hari kita mendengar, membaca dan melihat di media cetak dan elektronik bahwa
selalu saja ada pemuda yang diringkus oleh aparat keamanan akibat perilaku diatas, bila hal ini terus
menerus berlanjut dan tidak diantisipasi maka ketahanan negara ini ke depan sudah pasti terganggu.
Hal lain yang dapat mengganggu kesadaran berbangsa dan bernegara di tingkat pemuda yang perlu di
cermati secara seksama adalah semakin tipisnya kesadaran dan kepekaan sosial di tingkat pemuda,
padahal banyak persoalan-persoalan masyarakat yang membutuhkan peranan pemuda untuk membantu
memediasi masyarakat agar keluar dari himpitan masalah, baik itu masalah sosial, ekonomi dan politik,
karena dengan terbantunya masyarakat dari semua lapisan keluar dari himpitan persoalan, maka bangsa
ini tentunya menjadi bangsa yang kuat dan tidak dapat di intervensi oleh negara apapun, karena
masyarakat itu sendiri yng harus disejahterakan dan jangan sampai mengalami penderitaan. disitu
pemuda telah melakukan langkah konkrit dalam melakukan bela negara. Akan tetapi, kondisi itu
nampaknya masih jauh dari apa yang diharapkan dari pemuda itu sesungguhnya, kebanyakan pemuda
saat ini lebih cenderung untuk bersikap individualis atau mementingkan diri sendiri tanpa mau tahu akan
persoalan di sekitarnya.

Penguasan IPTEK yang tidak merata bagi pemuda juga merupakan salah satu tantangan bagi kita, mau
tidak mau segala sesuatu dalam hal penguasan informasi, jika pemuda kita tidak memiliki kompetensi
dibidang ini, maka kita akan terus tertinggal dan digilas zaman sehingga dominasi negara luar semakin
kuat menguasai negara kita.

Pemuda tidak dapat dilupakan dan dihilangkan dari perjalanan panjang bangsa ini. Sumpah pemuda
sebagaimana telah diikrarkan oleh pendahulu kita pada tanggal 28 oktober 1928, merupakan salah satu
bukti betapa peranan pemuda itu sangat vital dalam mempersatukan pemuda dan bangsa ini dan yang
lahir dari pikiran-pikiran kaum muda adalah juga suatu peristiwa sejarah, peristiwa yang merupakan
klimaks dari pencarian identitas baru yang telah bermula sejak awal abad ini dan manifestasi dari puncak
peranan pemuda sebagai aktor sejarah yang sadar.

Fenomena-fenomena yang disinggung diatas merupakan tantangan bagi kita dan akan cenderung menjadi
pemecah bila tidak segera diatasi, dicari jalan keluarnya. Kondisi pemuda yang seperti itu juga akan
menjadikan pemuda kita menjadi pemuda yang kehilangan identitas dan krakter yang berdampak pada
hilangnya perekat di masyarakat yaitu pemuda itu sendiri.

Pemuda harus mengambil posisi terdepan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang terjadi di tengah
masyarakat, dan terdepan pula menyuarakan kritik yang membangun, kepada pemerintah dalam rangka
menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), karena ini merupakan harga mati yang
tidak dapat ditawar-tawar, untuk menahan laju pengaruh asing yang mau menjajah atau membelenggu
kita sehingga berdampak pada perpecahan ditengah masyarakat.

Persoalan yang sedang dialami oleh pemuda saat ini, tidak ada kata lain bahwa pemuda harus
mempersiapkan diri dalam segala hal yang serta merta juga harus membangun kesadaran bahwa dengan
mampu menjaga citra pemuda sudah merupakan bagian dari menjaga negara ini dari keterpurukanan
tentunya memperkuat identitas kita.

Hal penting yang tidak bisa dlupakan oleh pemuda adalah bahwa Pancasila telah merumuskan semua
pengalaman, pandangan hidup dan harapan bangsa. Tugas pemuda adalah untuk tetap menjaga Pancasila
dan menjalankan amanat yang terkandung didalamnya. Tentunya,bagaimana menjalankan yang
diamanatkan oleh Pancasila tersebut tidaklah hanya mengetahui saja dan menghafalnya, akan tetapi
mengimplementasikannya dalam kehidupan kita sehinga menjadi Pancasila yang hidup. Tidak ada lagi
kata lain, bahwa untuk menghidupkan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ini, maka
pemuda harus turun ke tengah masyarakat membantu menyelesaikan persolan-persoalan yang ada
karena disana banyak persolan yang membutuhkan perhatian para pemuda. Pemuda harus terdepan
menyatakan penghormatan terhadap kemajemukan di negeri ini, terdepan dalam menghormati toleransi,
dan banyak hal lagi yang dilakukan pemuda dalam mengimplementasikan Pancasila, satu hal penting yang
harus disadari pemuda adalah bahwa pemuda tidak dapat melepaskan diri dari tanggung jawab atas
problematika bangsa yang dihadapi saat ini.

Pemuda harus berperan serta dan berada dalam garis terdepan, dalam melakukan perubahan, hanya
dengan demikianlah pemuda menjaga keutuhan bangsa ini, mempersiapkan diri dalam menghadapi
tantangan yang lebih besar, untuk mengantisipasi terjadinya penjajahan gaya baru disegala aspek, atas
derasnya arus globalisasi yang tak terbendung juga merupakan salah satu menjaga negara ini.

Hal lain yang tak kalah pentingnya, pemuda harus memiliki kepekaan sosial dan memiliki tanggung
jawab atas kondisi masyarakat saat ini, maka harus turut serta mencari solusinya.

Apabila kita membangun kesadaran berbangsa, bernegara, memahami hukum yang berlaku, dan
pancasila sebagai pedoman hidup, tentu tidak akan ada generasi yang bisa dimanfaatkan oleh orang-
orang untuk memecahkan bangsa dan negaranya sendiri serta tidak ada generasi muda yang memiliki
perlakuan yang menyimpang dari norma-norma umum dimasyarakat. Dengan membangun kesadaran
berbangsa dan bernegara itulah, maka pemuda telah melakukan salah satu dari sekian banyak aspek
untuk menjaga keutuhan Negara ini yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk mempertahankan negara kita dari ancaman
yang dapat mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang berdasarkan atas cinta tanah air.
Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa patriotisme dan nasionalisme di dalam diri
masyarakat. Upaya bela negara selain sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap
warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban
dalam pengabdian kepada negara dan bangsa. Keikutsertaan kita dalam bela negara merupakan bentuk
cinta terhadap tanah air kita.

Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya dalam kehidupan masyarakat berbangsa
dan bernegara antara lain:

1. Cinta Tanah Air

Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu kita cintai. Kesadaran bela negara yang ada pada
setiap masyarakat didasarkan pada kecintaan kita kepada tanah air kita. Kita dapat mewujudkan itu semua
dengan cara kita mengetahui sejarah negara kita sendiri, melestarikan budaya-budaya yang ada, menjaga
lingkungan kita dan pastinya menjaga nama baik negara kita.

2. Kesadaran Berbangsa dan Bernegara

Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang harus sesuai dengan kepribadian bangsa
yang selalu dikaitkan dengan cita-cita dan tujuan hidup bangsanya. Kita dapat mewujudkannya dengan
cara mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok dan menjadi anak bangsa yang
berprestasi baik di tingkat nasional maupun internasional.

3. Pancasila
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan sungguh luar biasa, pancasila bukan hanya
sekedar teoritis dan normatif saja tapi juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita tahu bahwa
Pancasila adalah alat pemersatu keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki beragam budaya,
agama, etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah yang dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan,
dan hambatan.

4. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara

Dalam wujud bela negara tentu saja kita harus rela berkorban untuk bangsa dan negara. Contoh nyatanya
seperti sekarang ini yaitu perhelatan seagames. Para atlet bekerja keras untuk bisa mengharumkan nama
negaranya walaupun mereka harus merelakan untuk mengorbankan waktunya untuk bekerja
sebagaimana kita ketahui bahwa para atlet bukan hanya menjadi seorang atlet saja, mereka juga memiliki
pekerjaan lain. Begitupun supporter yang rela berlama-lama menghabiskan waktunya antri hanya untuk
mendapatkan tiket demi mendukung langsung para atlet yang berlaga demi mengharumkan nama
bangsa.

5. Memiliki Kemampuan Bela Negara

Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan tetap menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja
keras dalam menjalani profesi masing-masing.

Kesadaran bela negara dapat diwujudkan dengan cara ikut dalam mengamankan lingkungan sekitar
seperti menjadi bagian dari siskamling, membantu korban bencana sebagaimana kita ketahui bahwa
Indonesia sering sekali mengalami bencana alam, menjaga kebersihan minimal kebersihan tempat tinggal
kita sendiri, mencegah bahaya narkoba yang merupakan musuh besar bagi generasi penerus bangsa,
mencegah perkelahian antar perorangan atau antar kelompok karena di Indonesia sering sekali terjadi
perkelahian yang justru dilakukan oleh para pemuda, cinta produksi dalam negeri agar Indonesia tidak
terus menerus mengimpor barang dari luar negeri, melestarikan budaya Indonesia dan tampil sebagai
anak bangsa yang berprestasi baik pada tingkat nasional maupun internasional.

Faktor-Faktor Pendukung Kesadaran Berbangsa dan Bernegara

Beberapa faktor pendukung untuk terciptanya kesadaran berbangsa dan bernegara :

1.Tingkat ke-amanahan seorang pejabat.


2.Pemerataan kesejahteraan setiap daerah.
3.Keadilan dalm memberikan hak dan kewajiban semua rakyat
4.Kepercayaan kepada wakil rakyat atau pemerintahan
5.Tegasnya hukum dan aturan pemerintahan.
6.Rasa memiliki dan bangga berbangsa Indonesia.
7.Menyadari bahwa berbangsa dan bernegara yang satu.
8.Mengetahui lebih banyak nilai positif dan kekayaan bangsa.

Kesimpulan:

Apabila kita mengajarkan dan melaksanakan apa yang mrnjadi faktor-faktor pendukung kesadaran
berbangsa dan bernegara sejak dini, yakni dengan mengembalikan sosialisasi pendidikan
kewarganegaraan di sekolah-sekolah, juga sosialisasi di masyarakat,niscaya akan terwujud.. Pada
pendidikan kewarganegaraan ditanamkan prinsip etik multikulturalisme, yaitu kesadaran perbedaan satu
dengan yang lain menuju sikap toleran yaitu menghargai dan mengormati perbedaan yang ada.
Perbedaan yang ada pada etnis dan religi sudah harusnya menjadi bahan perekat kebangsaan apabila
antar warganegara memiliki sikap toleran.

Institusi di masyarakat, baik di partai, lembaga, yayasan, organisasi sosial, koperasi, ditumbuhkan
kesadaran berbangsa dan bernegara melalui pendidikan multikulturalisme. Organisasi sosial-politik ,
pemuda, olahraga, yayasan, koperasi, tidak bersifat eksklusif, namun mampu bersifat inklusif dengan
mengembangkan organisasi dengan penanaman kesadaran berbangsa. .

Kegiatan dialog Kesadaran Berbangsa dan Bernegara perlu diselenggarakan dalam rangka mendorong,
memupuk, serta meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara untuk meningkatkan kerukunan dan
kesejahteraan; serta merumuskan pokok-pokok pikiran tentang peningkatan kesadaran berbangsa dan
bernegara sebagai bahan kebijakan pemerintah dalam peningkatan wawasan kebangsaan bagi pemuda,
warga masyarakat. Di era globalisasi ini memang telah terjadi, suka tidak suka tidak bisa dihindari, jika
diambil negatifnya kita akan menjadi berpikiran negatif, akan lebih bijaksana jika kita mengambil segi
positifnya agar kita bisa mengikuti kemajuan jaman, dengan tidak mengesampingkan budaya local,dalam
rangka kecintaan kita pada tanah airm dengan harapan NKRI tetap terpelihara.

NASIONALISME DAN PATRIOTISME


1. MAKNA NASIONALISME

Nasionalisme adalah sikap mencintai bangsa dan negara sendiri. Nasionalisme terbagi atas ;
a. Nasionalisme dalam arti sempit, yaitu sikap mencintai bangsa sendiri secara berlebihan sehingga
menggap bangsa lain rendah kedudukannya, nasionalisme ini disebut juga nasionalisme yang
chauvinisme, contoh Jerman pada masa Hitler.
b. Nasionalisme dalam arti luas, yaitu sikap mencintai bangsa dan negara sendiri dan menggap semua
bangsa sama derajatnya.
Hans Kohn dalam bukunya Nationalism its meaning and history mendivinisikan nasionalisme sebagai
berikut :
-. Suatu paham yang berpendapat bahwa kesetiaan individu tertinggi harus diserahkan pada negara.
-. Perasaan yang mendalam akan ikatan terhadap tanah air sebagai tumpah darah.

2. TERBENTUKNYA NASIONALISME INDONESIA


Terbentuknya nasionalisme Indonesia melalui tahapan Sbb :
a. Tahap terbentuknya kecil masyarakat yang terikat oleh kesatuan geografis
b. Terbentuknya suku-suyku yang lebih luas yang merupakan bagian masyarakat Indonesia
c. Terbentuknya masyarakat bangsa seperti sekarang ini
Terbentuknya bangsa Indonesia tidak lepas dari sejarah perjalanan bangsa Indonesia semenjak
kebangkitan Nasional kemudian dilanjutkan dengan sumpah pemuda dan terakhir puncaknya pada
proklamasi 17 agustus 1945.

Ada tiga hal yang harus kita lakukan untuk membina nasionalisme Indonesia
a. Mengembangkan persamaan diantara suku-suku bangsa penghuni nusantara
b. Mengembangka sikap toleransi
c. Memiliki rasa senasib dan sepenanggungan diantara sesama bangsa Indonesia
Empat hal yang harus kita hidari ndalam memupuk sermangat nasionalisme adalah :
a. sukuisme, menganggap msuku bangsa sendiri paling baik
b. Chauvinisme, mengganggap bangsa sendiriu paling unggul
c. Ektrimisme, sikap mempertahankan pendirian dengan berbagai cara kalau perlu dengan kekerasan
dan senjata
d. Provinsialisme, sikap selalu berkutat dengan provinsi atau daerah sendiri

3. MAKNA PATRIOTISME
Sikap patriotisme bangsa indonesia telah dimulai saejhak jaman penjajahan, dengan banyaknya
pahlawan pahlawan yang gugur dalam rangkan mengusir penjajah seperti Sultan Hasanudin dari
Makasar, Pangeran Diponogoro dari Jawa tengah, Cut Nyadie, Tengku Umar dari Aceh dll. Sikap patriotis
mjemuncang setelah proklamasi kemerdekaan pada priode perjuangan phisik antara tahun 1945 sampai
1949 yaitu pride mempertahankan negara dari keinginan Belanda untuk kembali menjajah Indonesia.
Sikap patriotisma adalah sikap sudi berkorban segala-galanya termasuk nyawa sekalipun untuk
mempertahankan dan kejayaan negra.
ciri-ciri patriotisme adalah :
a. cinta tanah air
b. Rela berkorban untuk kepentingan bangfsa dan negara
c. Menempatkan persatuan dan kesatuan bangsa diatas kepentingan pribadi dan golongan
d. Berjiwa pembaharu
e. Tidak kenal menyerah dan putus asa

4. SIKAP PATRIOTISME SEHARI HARI

a. Dalam kehidupan keluarga


-. Menyaksikan film perjuangan
-. Membaca buku bertema perjuangan
-. Mengibarkan bendera merah puti pada hari-hari tertentu
b. Dalam kehidupan sekolah
-. Melaksanakan upacara bendera
-. mengkaitkan materi pelajaran dengan nilaiu-nilai perjuangan
-. belajar dengan sungguh nsungguh untuk mkemajuan n
c. Dalam kehidupan masyarakat
-. Mengembangkan sikap mkesetia kawanan sosial mdilingkungannya
-. Memelihara kerukunan diantara sesama warga
d. Dalam kehidupan berbangsa
-. Meningkatkan persatuan dan kesatuan
-. Melaksanakan Pancasila dan UUD 45
-. Mendukung kebijakan mpemerintah
-. Mengembangkan kegiatan nusaha produktif
-. Mencintai dan memakai produk dalam negri
-. Mematuhi peraturan hukum
-. Tidak mai hakim sendiri
-. Menghormati dan menjungjung tinggi supremasi hukum
-. Menjaka kelestarian lingkungan

Anda mungkin juga menyukai