Anda di halaman 1dari 5

Identitas Nasional vs Globalisasi

Oleh : Risna Nur Shapira (E1021221068)

Identitas nasional terdiri dari dua kata yaitu identitas dan nasional. Kata identitas berasal dari
bahasa inggris identity yang berarti ciri khas, jati diri, tanda pada seorang individu maupun
suatu kelompok yang menjadi pembeda dengan orang lain atau suatu kelompok yang lain.
Sedangkan, kata nasional mempunyai arti sebagai gambaran dari identitas yang bersifat
kebangsaan yang melekat pada seseorang atau kelompok orang berdasarkan kesamaan fisik,
bahasa, cita-cita bangsa, sejarah, budaya, tujuan dan pedoman hidup suatu bangsa. Sebagai
jati diri bangsa, identitas nasional ini bukan hanya mengacu pada personal saja, tetapi juga
berlaku untuk suatu kelompok, lembaga, organisasi, dan bahkan suatu negara.

Menurut Kaelan (2007) yang dikutip Oleh (Rohman & Ningsih, 2018), identitas
nasional merupakan manisfestasi nilai-nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam
aspek kehidupan satu bangsa yang memiliki ciri-ciri khas, di mana ciri khas yang
dimiliki oleh suatu negara akan berbeda dengan negara lainnya. Keberadaan identitas
sangat diperlukan dalam kehidupan suatu negara. Apabila suatu negara tidak memiliki
suatu identitas, maka keberadaan negara tersebut tidak dianggap oleh dunia. Unsur-unsur
yang membentuk identitas sendiri yaitu suku bangsa, komposisi etnis, agama, juga
kebudayaan yang dimiliki oleh setiap daerah serta bahasa pemersatu bangsa. Selain itu,
terdapat faktor yang mempengaruhi identitas suatu bangsa yang membedakan bangsa yang
satu dengan bangsa lainnya yaitu sejarah, keadaan geografi, demografi, ekologi, kebudayaan,
dan watak masyarakat suatu negara bangsa. (Nasional 2007).

Salah satu cara untuk memahami identitas nasional suatu bangsa adalah dengan cara
membandingkan secara umum suatu bangsa dengan bangsa yang lainnya. Pendekatan seperti
itu dapat menjauhkan dari sikap kabalisme, yaitu sikap berlebihan pada keunikan dan
ekslusivitas yang esoterik, karena suatu bangsa ada beberapa kesamaan dan tidak ada satu
bangsa yang mempunyai kemutlakan perbedaan dengan bangsa lain di dunia ini. Indonesia
sebagai suatu bangsa yang sudah merdeka dan berdaulat tentunya memiliki jati diri atau ciri
khas yang hanya dimiliki oleh negara Indonesia sehingga menjadi pembeda yang dapat
menjadikan Indonesia sebagai negara yang beridentitas dan berdaulat.

Indonesia merupakan negara yang mempunyai berbagai macam keunikan jika dibandingkan
dengan negara lainnya. Dengan jumlah 17.504 pulau, Indonesia dikenal sebagai negara
kepulauan tunggal terbesar di dunia. Kepulauan Indonesia terdiri dari lima pulau besar dan 30
kelompok pulau dan pulau kecil, dengan sekitar 6.000 pulau dihuni. Keuntungan lainnya,
Indonesia dikenal dengan negara tropis yang hanya mengenal musim hujan dan panas. Hal
ini lantaran, Indonesia berada di garis khatulistiwa di mana membuatnya cenderung mendapat
sinar matahari melimpah sepanjang tahun. Selain itu, iklim tropis juga membuat Tanah Air
mempunyai suhu cenderung normal. Karena suhu hangat atau normal ini, Indonesia dikenal
memiliki segudang hasil bumi yang berlimpah ruah.

Identitas Nasional Indonesia bersifat keanekaragaman yang merupakan suatu perwujudan


nilai budaya yang sudah berkembang sebelum masuknya agama-agama besar di Nusantara.
Terbungkus dalam berbagai macam aspek kehidupan dari ratusan suku yang kemudian
dipadukan dalam satu kesatuan Indonesia menjadi kebudayaan nasional, dengan tumpuan
Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika. Sejatinya, suku bangsa juga menjadi sebuah hal yang
selalu dijaga dari waktu ke waktu, supaya keberadaannya tetap lestari dan tidak pernah
termakan zaman.

Teknologi informasi dan komunikasi terus berkembang pesat dan meluas yang sangat
mempengaruhi kehidupan. Dari perkembangan teknologi tersebut memunculkan sebuah era
dimana segala sesuatu tidak terbatas oleh ruang dan waktu, teknologi informasi dan
komunikasi yang mempermudah hubungan antara dua pihak yang berjauhan tempat
memungkin untuk dapat berkomunikasi, era ini dikenal dengan era globalisasi. Era
globalisasi mungkin sudah tidak asing lagi ditengah-tengah masyarakat sekarang ini.
Kemunculan era globalisasi ini membuat suatu negara harus membuka diri untuk dapat
mengikuti kemajuan-kemajuan teknologi yang terjadi di dunia dari berbagai aspek, seperti
ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, sosial dan budaya. Era globalisasi ini mendatangkan
berbagai kemudahan dari perkembangan teknologi yang dapat membantu manusia dalam
kehidupan. Namun, Globalisasi juga mengundang kekhawatiran dan dampak negatif bagi
manusia yang juga berpengaruh pada suatu negara bangsa. Gelombang demokrasi global ini
di topang oleh pekembangan teknologi yang begitu canggih telah membuat dunia seperti
perkampungan global (global village) tanpa dibatasi pemisah. (Hilmi and Pati 2015).

Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik,


ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain-lain. Dewasa ini, perkembangan
teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan
dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu, globalisasi tidak bisa kita hindari
kehadirannya, sebab globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan serta
menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab dan dipecahkan.

Sebenarnya, Globalisasi bisa dikatakan sebagai suatu proses bukan sebagai suatu fenomena
baru, karena proses globalisasi sebenarnya telah ada sejak berabad-abad lamanya. Di akhir
abad ke-19 dan awal abad ke-20 arus globalisasi semakin berkembang pesat di berbagai
negara ketika mulai ditemukan teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi. Loncatan
teknologi yang semakin canggih pada pertengahan abad ke-20 yaitu internet dan sekarang ini
telah menjamur telepon genggam (handphone) dengan segala fasilitasnya. Bagi Indonesia,
proses globalisasi telah begitu terasa sekali sejak awal dilaksanakan pembangunan berupa
pemikiran atau sistem nilai kehidupan mulai diadopsi dan dilaksanakan sesuai dengan kondisi
di Indonesia.

Kehadiran globalisasi tentunya membawa dampak bagi kehidupan suatu negara, termasuk
Indonesia. Dampak globalisasi di berbagai bidang itu akan mempengaruhi nilai-nilai
nasionalisme terhadap bangsa. Dampak tersebut meliputi dua sisi yaitu dampak positif dan
dampak negatif. Dampak tersebut antara lain adalah sebagai berikut.

a. Dampak Positif
Dampak positif globalisasi dalam kehidupan bangsa Indonesia, diantaranya yaitu
Perubahan Tata Nilai dan Sikap. Adanya globalisasi dalam budaya menyebabkan
pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semula irasional bisa menjadi rasional.
Disamping itu, berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi juga membuat
masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong masyarakat untuk
berpikir lebih maju. Dampak lainnya, masyarakat bisa meningkatkan tarif kehidupannya
yang lebih baik, karena di era globalisasi semakin banyak industri yang memproduksi
alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih sehingga membutuhkan banyak
tenaga kerja. Adapun dampak globalisasi secara rinci dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara menurut bidangnya adalah sebagai berikut.
1. Bidang Hukum, Pertahanan, dan Keamanan
Globalisasi membuat masyarakat sadar akan perlunya supremasi hukum,
demokratisasi, dan tuntutan terhadap dilaksanakannya hak-hak asasi manusia yang
jelas dan dapat dipercaya. Selain itu, regulasi hukum dan pembuatan peraturan
perundang-undangan juga harus memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat
banyak. Masyarakat juga semakin paham tuntutan tugas-tugas penegak hukum yang
lebih profesional, transparan, dan akuntabel.
2. Bidang Sosial Budaya
Globalisasi dapat meningkatkan pembelajaran mengenai tata nilai sosial budaya,
cara hidup, pola pikir yang baik, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari
bangsa lain yang telah maju. Disamping itu, karakter masyarakat juga dapat
meningkat dengan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin, mempunyai
jiwa kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya.
3. Bidang Ekonomi Sektor Perdagangan
Globalisasi memberikan peluang kepada Indonesia untuk ikut bersaing merebut
pasar perdagangan luar negeri, terutama hasil pertanian, hasil laut, tekstil, dan bahan
tambang berkat liberalisasi perdagangan barang, jasa layanan, dan komodit lainnya.
Arus masuk perdagangan luar negeri juga menyebakan defisit perdagangan nasional,
dalam artian bisa membantu perekonomian Indonesia. Selain itu, ada juga
kecenderungan perusahaan asing memindahkan operasi produksi perusahaannya ke
negara-negara berkembang, seperti Indonesia dengan pertimbangan keuntungan
geografis yang kita miliki.

b. Dampak Negatif
Tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan
barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik
untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada sehingga terbentuklah
karakter masyarakat Indonesia yang memiliki pola hidup konsumtif. Selain itu, seringkali
masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak
lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Masyarakat jadi bersikap
Invidualistik, walau pada dasarnya mereka adalah makhluk sosial yang tetap
membutuhkan makhluk lainnya. Sifat-sifat lainnya juga bisa melekat pada karakter
masyarakat, seperti pragmatisme, hedonisme, primitif, dan konsumerisme. Hal ini jika
melebar akan berdampak pada menurunnya kesadaran nasional bagi masyarakat
Indonesia, seperti lunturnya semangat gotong-royong, solidaritas, kepedulian, dan
kesetiakawanan sosial.

Disamping itu, globalisasi telah membuat masyarakat jadi memiliki gaya hidup kebarat-
baratan. Padahal, tidak semua budaya barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Hal
ini akan berdampak pada kecenderungan melupakan identitas diri sebagai bangsa
Indonesia, karena gaya hidup yang cenderung meniru budaya barat dianggap sebagai
kiblat. menimbulkan rasa berkurangnya nasionalisme masyarakat kita terhadap
bangsanya sendiri. Krisis “moral” yang melanda negara dan bangsa Indonesia akibat
pengaruh iptek dan globalisasi telah membuat pergesaran nilai-nilai yang ada
dalam kehidupan masyarakat. Nilai-nilai tradisional yang sangat menjunjung tinggi
moralitas bisa saja dapat bergeser seiring dengan pengaruh iptek dan globalisasi,
seperti anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja mulai dari cara
berpakaian generasi muda yang minim bahan sehingga memperlihatkan bagian tubuh
yang seharusnya tidak kelihatan, lalu gaya rambut mereka dicat beraneka warna, dan
sebagainya. Akibatnya, apresiasi terhadap nilai-nilai budaya lokal memudar dan rasa
cinta terhadap produk dalam negeri hilang. Dengan gejala tsb, tidak menutup
kemungkinan akan menimbulkan rasa berkurangnya nasionalisme masyarakat kita
terhadap bangsanya sendiri. Dampak lainnya, dapat mengakibatkan terjadinya
Kesenjangan Sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan
bebas dalam globalisasi ekonomi. Akibat dari perkembangan industri dan kapitalisme ini,
tidak semua lapisan masyarakat bisa mengikuti dan menikmatinya. Belum lagi dampak
yang dirasakan berupa Kriminalitas, kekerasan, pengangguran, dan kemiskinan. Hal
tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin sehingga dapat
mengganggu kehidupan nasional bangsa Indonesia.

Bangsa Indonesia tentu harus merespon dan mengantisipasi perubahan global tersebut.
Melalui Undang-undang RI Nomor: 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan Negara,
mengisyaratkan tetap tegaknya NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta
terjaminnya kelancaran dan keamanan pembangunan nasional. Pada saat ini, begitu gerbang
demokratisasi dibuka, akan ada kemungkinan kekuatan negara melemah dalam mengontrol
hal ini, sehingga dapat menimbulkan berbagai kondisi sosial dan politik yang labil, rawan,
dan tidak stabil. Pancasila sebagai way of life (pandangan hidup) diharapkan dapat
mengimbangi dengan lentur open market democracy yang terjadi saat ini. Namun, bila
globalisasi telah mendunia dan tidak dapat dipisahkan dalam segala aspek kehidupan kita,
kita perlu mempertahankan aspek sosial budaya Indonesia sebagai identitas bangsa dan
semangat nasionalisme yang tinggi agar bangsa dan negara Indonesia tetap eksis di mata
dunia.

Anda mungkin juga menyukai