Anda di halaman 1dari 9

USAHA DALAM MEMPERKUAT IDENTITAS NASIONAL DI ERA

GLOBALISASI PADA GENERASI MUDA PENERUS BANGSA

Disusun Oleh :
Ratna Sari
050124026
S1 Ilmu Administrasi Bisnis

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ SERANG
2023.2
ABSTRACT
This article aims to apply efforts in strengthening national identity in the era of globalization
to the nation's young generation. This article uses qualitative research methods, and focuses
on knowing the impact of the globalization era on national identity and efforts for the
nation's next generation to strengthen their nation's national identity. The results show that
globalization can be a threat to the existence of national identity in a country. National
identity is the identity of a nation that has distinctive characteristics to distinguish itself from
other nations. National identity originates from cultural values that develop and grow in
various aspects of community life. Therefore, efforts to overcome the national identity crisis
are needed because in essence a strong national identity is needed from every individual
Indonesian to create a spirit of national unity and integrity. Because in the end, the unity of
the nation is what can ensure the realization of a prosperous, safe and peaceful country.
Keywords: identity, national, globalization and digitalization, national identity.

A. PENDAHULUAN
Globalisasi membawa perubahan besar dalam berbagai kehidupan di belahan dunia.
Perkembangan globalisasi ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi komunikasi dan
transportasi yang membuat jarak bukan lagi menjadi penghalang dalam proses interaksi
antarnegara. Globalisasi membawa pengaruh yang cukup pesat pada masyarakat terutama
pada perubahan pola perilaku dan kehidupan terkhususnya pada generasi muda. Apalagi
zaman yang serba digital ini membuat para generasi muda lebih menyenangi hal-hal yang
datangnya dari luar yang tentu saja tidak semuanya layak untuk diterapkan dan diikuti oleh
bangsa Indonesia. Globalisasi menjadi fenomena besar yang tidak hanya sekedar penyebaran
informasi namun lebih kompleks dari itu karena berlimpahnya informasi tersebut membuat
masyarakat dengan mudah mendapatkan berbagai informasi yang mereka butuhkan, termasuk
nilai-nilai yang mungkin saja bertentangan dengan bangsa ini. Dampak negatif tersebut dapat
membahayakan berbagai aspek kehidupan masyarakat terutama menyangkut kepribadian,
identitas, serta karakter dari masyarakat tersebut. Menurut Kalean, memudarnya filosofi
bangsa Indonesia disebabkan dari tantangan yang signifikan dari globalisasi, materialisme,
hedonisme, dan modernisme yang tidak disertai dengan respon yang memadai. Akibatnya,
nilai-nilai budaya lokal ditinggalkan dan dengan mudah digantikan dengan budaya-budaya
dari luar.
Krisisnya karakter bangsa sudah terjadi sejak lama yang disebabkan dampak negatif
dari globalisasi dan hal tersebut perlu untuk di revitalisasi dan dibangun kembali. Menurut
Djamiko (2005:2) persoalan karakter bangsa perlu segera diatasi karena penyelesaian
persoalan tersebut nantinya akan menjadi modal utama bagi bangsa Indonesia dalam
mengatasi persoalan-persoalan di berbagai bidang lainnya. Character Building atau upaya
pembangunan karakter merupakan upaya yang sangat penting yang membawa tiga manfaat
sekaligus. Pertama, sebagai penguatan kepribadian dan karakter bangsa; Kedua, dengan
penguatan karakter tersebut, bangsa Indonesia akan memiliki jati diri yang kuat dan dapat
menciptakan filter ampuh bagi budaya luar yang dapat merusak sendi bangsa Indonesia;
Ketiga, pembangunan karakter tersebut nantinya akan menjadi sebuah langkah dalam
mengupayakan penyelesaian permasalahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat.
Melihat permasalahan jati diri bangsa di era globalisasi ini, merupakan persoalan yang
sangat penting untuk menunjang eksistensi bangsa Indonesia di era globalisasi. Setiap warga
negara perlu memahami arti pentingnya identitas nasional sebagai langkah antisipasi terhadap
maraknya budaya dari luar dan juga sebagai penguatan dalam jati diri bangsa Indonesia di era
globalisasi seperti sekarang ini.

B. KAJIAN PUSTAKA
1. Globalisasi
Menurut Selo Soemardjan, globalisasi adalah terbentuknya komunikasi dan
organisasi antara berbagai komunitas di berbagai penjuru dunia dengan tujuan untuk
mengikuti aturan-aturan baru yang sama. Hubungan ini tercipta oleh penemuan-
penemuan baru seperti elektronik dan Internet. Menurut Anthony Giddens, globalisasi
adalah keadaan saling ketergantungan antara individu, kelompok masyarakat, dan negara.
Hubungan sosial akhirnya menjadi renggang antar manusia di dunia ini. Peristiwa yang
satu kemudian dihubungkan dengan peristiwa yang lain sehingga menimbulkan interaksi
antar wilayah, yang pada gilirannya meluas hingga ke aspek kehidupan kedua wilayah
tersebut.
Globalisasi adalah proses transformasi berbagai aspek kehidupan sosial manusia
menuju pusat kebudayaan internasional. Tren globalisasi lebih mengutamakan
keseragaman universal. Perlahan tapi pasti, proses universal ini hampir bersamaan akan
mengikis batas-batas identitas negara dan individu melalui liberalisasi ekonomi dan
demokratisasi di tingkat global dan nasional.

2. Dampak Globalisasi
Berikut dampak positif dan negatif dari adanya globalisasi.
• Dampak Positif
1) Perubahan tata nilai dan perilaku
Adanya globalisasi budaya telah menyebabkan perubahan nilai dan perilaku
masyarakat dari yang tadinya tidak rasional menjadi rasional.
2) Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi masyarakat
dapat memperlancar kegiatan dan mendorong pemikiran agar lebih progresif.
3) Meningkatnya taraf hidup
Pembukaan industri manufaktur transportasi dan komunikasi yang kompleks
merupakan salah satu upaya untuk mengurangi pengangguran dan meningkatkan
taraf hidup masyarakat.
• Dampak Negatif
1) Gaya hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat menyebabkan melimpahnya pasokan barang-
barang kebutuhan pokok masyarakat. Melimpahnya pasokan barang tersebut
membuat masyarakat tergoda dan tertarik untuk membelanjakan uangnya untuk
hal-hal yang tidak berguna.
2) Perilaku Individualistis
Masyarakat meyakini bahwa pemanfaatan teknologi yang canggih membuat
mereka mudah dalam mengatasi berbagai hal dan terkadang mereka merasa tidak
lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitas sehingga mereka lupa bahwa
mereka juga merupakan makhluk sosial.
3) Ketimpangan Sosial
Kesenjangan sosial antara masyarakat bawah dan masyarakat atas akan
menimbulkan kecemburuan sosial. Hal ini yang menyebabkan timbulnya banyak
pencurian akibat tidak terpenuhinya suatu kebutuhan hidup tersebut.

3. Identitas nasional
Secara etimologis, identitas nasional terdiri dari dua suku kata yakni identitas dan
nasional. Menurut KBBI, kata identitas berarti “ciri-ciri” atau “jati diri”. Kata identitas
berasal dari kata “identity” yang artinya ciri atau penanda yang dimiliki seseorang
maupun kelompok. Kata nasional berarti “kebangsaan”; “berasal dari negaranya sendiri”;.
Identitas nasional dapat diartikan sebagai sifat, perasaan, atau ciri khas bangsa yang
bersumber dari bangsa itu sendiri. Identitas nasional meliputi dua aspek. Pertama adalah
aspek ciri khas yang merupakan representasi dari keadaan suatu bangsa. Kedua, identitas
merupakan pembeda dari bangsa lain yang menunjukkan kekhasan bangsa tersebut
dibandingkan dengan bangsa lain.
Secara historis, identitas nasional telah muncul sejak masa perjuangan
kemerdekaan. Ditandai dengan diselenggarakannya Kongres Budi Utomo pada tahun
1908, yang mengakibatkan munculnya kesadaran di kalangan bangsa Indonesia yang
mendukung kemerdekaan dan persatuan sebagai bangsa yang satu. Kesadaran tersebut
dikenal sebagai masa Kebangkitan Nasional yang memberikan semangat bagi bangsa
Indonesia untuk sadar dan bangkit dalam menemukan jati diri sebagai bangsa untuk
mengatur masa depannya dengan bernegara sendiri.
Secara geopolitis, Indonesia merupakan negara lautan (archipelago) yang ditaburi
ribuan pulau-pulau sekitar 17.508 pulau. Total luas wilayah Indonesia 7,9 juta km² terdiri
3,2 juta km² laut teritorial dan 2,9 juta km² perairan ZEE dan sebanyak 1,8 juta km²
merupakan daratan. Panjang pantai sekitar 95.180,8 km², sedangkan panjang Khatulistiwa
40.070 km² sehingga panjang pantai Indonesia dua kali lipat lebih panjang dari panjang
Khatulistiwa. Selain itu, letak Indonesia juga sangat strategis yaitu di antara titik
persilangan antar benua dan samudera dan hal tersebut menjadi wadah penyerbukan
silang budaya dan peradaban dunia.
Menurut Koento Wibisono (2005) menjelaskan bahwa identitas nasional adalah
pengertian yang di dalamnya tersimpul perangkat nilai-nilai budaya yang memiliki ciri
khas dan pembeda dengan bangsa lain. Identitas nasional merupakan konstruksi
emosional, intelektual, dan ideologis yang terus-menerus perlu dibangun agar tata nilai
yang tersimpul di dalamnya tetap relevan, aktual, dan fungsional dalam menghadapi
zaman yang cepat berkembang.

4. Alasan pentingnya identitas nasional dalam suatu negara


Pertama, nasional merupakan hal mutlak yang dimiliki setiap bangsa agar dikenal
dengan bangsa lain sehingga dapat kembali eksis sebagai bangsa sesuai dengan fitrahnya.
Kedua, identitas nasional sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu bangsa.
Setiap negara tidak mungkin hidup menyendiri dan membutuhkan bantuan serta
pertolongan dari bangsa lain dalam memenuhi kebutuhan suatu negara.
Ketiga, identitas nasional penting bagi kewibawaan suatu negara sehingga akan
menumbuhkan pengakuan kedaulatan, rasa saling hormat, saling pengertian, dan
menumbuhkan kepercayaan untuk saling bekerja sama. Identitas nasional penting selalu
terbuka untuk diberi tafsir atau bentuk baru sesuai dengan kebutuhan perkembangan
zaman.

5. Bentuk-bentuk identitas nasional bangsa Indonesia


Setelah kemerdekaan, identitas nasional ditentukan secara terencana oleh
pemerintah. Bentuk-bentuk identitas nasional ditentukan sebagai berikut : (1) Bendera
Negara adalah Sang Merah Putih; (2) Bahasa Nasional adalah Bahasa Indonesia; (3) Lagu
Kebangsaan adalah Indonesia Raya; (4) Lambang Negara adalah Garuda Pancasila; (5)
Semboyan Negara adalah Bhinneka Tunggal Ika; (6) Konstitusi Negara adalah UUD NRI
1945; (7) Bentuk Negara adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia; (9) Konsepsi
Negara adalah Wawasan Nusantara; dan (10) Kebudayaan Daerah diakui sebagai
Kebudayaan Nasional.

C. PEMBAHASAN
Menurut Kalean dan Zubaidi (2007) Identitas nasional adalah ciri yang dimiliki oleh
suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lain.
Dari teori tersebut dapat diketahui bahwa setiap bangsa di dunia memiliki identitasnya sendiri
sesuai dengan keunikan, sifat, ciri, serta karakter dari bangsa tersebut. Identitas nasional
memiliki kaitan yang erat dengan jati diri bangsa yang disebut sebagai kepribadian bangsa.
Identitas nasional merupakan suatu hal yang sangat penting dalam suatu negara.
Tanpa jati diri, eksistensi suatu bangsa tidak akan diakui oleh dunia. Dinamika identitas
nasional dapat dipengaruhi oleh tren globalisasi saat ini. Globalisasi dipahami sebagai
kebebasan dunia untuk mengembangkan berbagai aspek dalam kehidupan, seperti teknologi,
ilmu pengetahuan, budaya, dan sebagainya. Globalisasi membawa dampak yang sangat besar
pada tatanan kehidupan di berbagai belahan di dunia. Dampak positif telah dirasakan oleh
segenap manusia. Namun tak memungkiri bahwa dampak negatif pun turut mengikuti.
Menurut Kalean (2011:4) memudarnya filosofi bangsa Indonesia adalah akibat dari adanya
tantangan besar yang ditimbulkan oleh globalisasi yaitu menciptakan kehidupan
materialisme, hedonisme dan modernisme dan tidak disertai dengan respon yang memadai.
Akibatnya, nilai-nilai budaya lokal ditinggalkan begitu saja dan bisa dengan mudah
digantikan dengan nilai-nilai budaya yang datangnya dari luar.
Identitas nasional suatu bangsa dapat memudar apabila tidak dijaga dengan baik. Oleh
sebab itu, maka diperlukanlah sebuah upaya untuk menguatkan identitas bangsa yaitu dengan
cara memfiltrasi dampak-dampak negatif globalisasi yang dapat memberi pengaruh yang kuat
terhadap tatanan masyarakat, serta Pendidikan memegang peranan penting dalam proses
pembentukan kepribadian unggul generasi penerus bangsa. Sebagai generasi penerus bangsa,
adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan agar identitas nasional bangsa Indonesia dapat
terus dipertahankan dan terjaga dengan baik. Di antaranya adalah sebagai berikut :
1) Meningkatkan jati diri dengan semangat nasionalisme dan patriotisme
Menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air dapat mempertahankan identitas nasional saat
ini yaitu dengan menaati peraturan yang ada di dalam masyarakat, menjaga kesatuan dan
persatuan dalam lingkungan masyarakat, mengedepankan kepentingan bersama di atas
kepentingan pribadi, serta bangga dalam menggunakan produk dalam negeri, dan
sebagainya.
2) Mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan
Dengan mempelajari Pendidikan Kewarganegaraan, maka warga negara akan menjadi
bangsa yang cerdas, demokratis, berkepribadian luhur, senantiasa melestarikan dan
mengembangkan cita-cita demokrasi, serta membangun jati diri bangsa.
3) Melestarikan budaya dengan memanfaatkan arus digitalisasi
Dengan memperkenalkan budaya kepada dunia melalui pemanfaatan teknologi yang
sedang berkembang pesat ini, maka budaya akan tetap terjaga dan Lestari.
4) Melaksanakan kewajiban dalam upaya bela negara
Sebagai bangsa Indonesia sudah sepatutnya kita melakukan upaya bela negara karena hal
tersebut telah tercantum dalam Pasal 27 ayat 3 yang menyatakan bahwa setiap warga
negara mempunyai hak dan kewajiban untuk ikut serta dalam upaya pertahanan negara
dan Pasal 30 ayat 1 menyatakan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam kegiatan
pertahanan dan keamanan.
5) Mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat
Dengan mengamalkan nilai-nilai luhur bangsa yakni Pancasila dalam jiwa bangsa
Indonesia, maka kerukunan antar masyarakat satu dengan masyarakat yang lain dapat
tercapai.
D. PENUTUP
a) Kesimpulan
Identitas nasional merupakan jati diri suatu bangsa yang memiliki ciri khas
sebagai pembeda bangsanya sendiri dengan bangsa lain. Identitas nasional bersumber dari
nilai-nilai budaya yang berkembang dan tumbuh dalam berbagai aspek dalam kehidupan
masyarakat. Oleh sebab itu, maka diperlukanlah sebuah upaya agar identitas dalam
negara tetap terjaga dengan baik. Apalagi era globalisasi dan digitalisasi membawa
pengaruh yang cukup besar dalam pola kehidupan masyarakat.
Berbagai informasi dalam belahan dunia dapat diketahui dengan mudah melalui
teknologi canggih ini. Teknologi menjadi alat yang mampu membantu sebagian besar
kebutuhan manusia dalam melakukan berbagai jenis pekerjaan. Peran penting teknologi
inilah yang membawa peradaban manusia menuju era digital. Era digital telah
memberikan dampak yang sangat baik dalam kehidupan, namun disisi lain dampak
negatif pun turut mempengaruhi.
Sebagai bangsa Indonesia sudah sepatutnya kita turut menjaga dan berperan aktif
dalam upaya pertahanan identitas nasional dalam negeri ini. Oleh karena itu, upaya untuk
mengatasi krisis identitas nasional sangat diperlukan karena pada hakikatnya dibutuhkan
identitas nasional yang kuat dari setiap individu masyarakat Indonesia untuk melahirkan
semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Karena pada akhirnya persatuan dan kesatuan
bangsa inilah yang dapat menjamin terwujudnya negara yang makmur, aman, dan
tenteram.

b) Saran
Diharapkan kepada generasi muda penerus bangsa agar turut melestarikan budaya
untuk tetap menjaga identitas nasional dalam negeri ini. Upaya yang dapat dilakukan
untuk menjaga identitas nasional sebagai salah satu determinan pembangunan bangsa dan
karakter meliputi; bangga dalam penggunaan produk-produk buatan lokal, memiliki sikap
nasionalisme dan patriotisme, tidak melupakan sejarah dan menghargai perjuangan para
pahlawan dalam mempertahankan bangsa, merevitalisasi kedaulatan politik, ekonomi dan
budaya agar berada pada jalur yang benar, membangun dan menjabarkan kembali nilai-
nilai sosial dan semangat kebangsaan, serta turut berperan aktif dan berprestasi dalam
segala bidang baik akademik maupun non akademik.
DAFTAR PUSTAKA

Shalahudin Pasha, dkk. (2021). Upaya Mengatasi Krisis Identitas Nasional Generasi Z di
Masa Pandemi. Jurnal Kewarganegaraan Volume 5, Nomor 2, Desember 2021.
Institut Teknologi Bandung.
Alfianaa, Hilda Nur, dan Fatma Ulfatun Najicha (2022). Krisis Identitas Nasional sebagai
Tantangan Generasi Muda di Era Globalisasi. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan
Volume 9, Nomor 1, Maret 2022. Institut Teknologi Bandung.
Susmayati, dkk. (2021). Mempertahankan Jati Diri Identitas Nasional di Era Globalisasi dan
Digitalisasi. Riset, Pendidikan dan Ilmu Sosial Vol. 1 – No. 1 Juni 2023. Universitas
Islam Negeri Sumatera Utara Medan.
Edi, Agus Sarwo. (2021). Pendidikan Kewarganegaraan Sebagai Upaya Pertahanan Identitas
Nasional Dalam Pendidikan Multikultural. Jurnal Kewarganegaraan Volume 5,
Nomor 2, Desember 2021. SMAN 1 Gedeg Mojokerto.
Siboro, Eiykel Suranta. (2022). Implementasi Identitas Nasional Sebagai Salah Satu
Determinan Pembangunan Bangsa dan Karakter. Jurnal Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat Volume 2, Nomor 8, Desember 2022. Universitas Negeri Medan,
Lasiyo, dkk (2023). Pendidikan Kewarganegaraan. Tangerang Selatan : Penerbit Universitas
Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai