Dosen Pengampu:
Dr. H. Agus Sikwan, SH.,M.Hum
Disusun oleh:
Berlin Lintang Darristi (H1031211006)
berbangsa dan bernegara. Yang sesuai dengan pengamalan nilai-nilai Pancasila pada
sila ke-3 yakni Persatuan Indonesia yang bermakna Menjaga Persatuan dan Kesatuan
Negara Kesatuan Republik Indonesia, Rela berkorban demi bangsa dan negara.
signifikan. Perkembangan yang terjadi tentunya membawa suatu kemajuan bagi segala
berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan
waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan
seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain-
lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam
informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh
dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak
mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan
yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya
sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi
Kewarganegaraan.2005)
Menurut pendapat Krisna (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme
Proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu
dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat
dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua
bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan
keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung
utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga
segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke
seluruh dunia.Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.
termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan
politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain akan mempengaruhi nilai- nilai
dan masuk ke lingkup nasionalisme, maka diperlukan adanya suatu tindakan preventif
dan filtrasi yang dipandang ampuh dalam meminimalisir dampak yang ditimbulkan
bangsa.
PENDEKATAN HISTORIS
membimbingnya dalam mengejar kehidupan lahir batin yang makin baik, di dalam
masyarakat Indonesia yang adil dan makmur. Bahwasanya Pancasila yang telah
diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara seperti tercantum dalam pembukaan
yang telah diuji kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu
kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa
Indonesia.
Menyadari bahwa untuk kelestarian kemampuan dan kesaktian Pancasila itu, perlu
diusahakan secara nyata dan terus menerus penghayatan dan pengamamalan nilai-nilai
luhur yang terkandung di dalamnya oleh setiap warga negara Indonesia, setiap
Budi Cahyo (1995) memberikan makna nasionalisme sebagai suatu paham yang
setinggitingginya.
Bagi bangsa Indonesia, nasionalisme merupakan hal yang sangat mendasar sebab
ia telah membimbing dan mengantar bangsa Indonesia dalam mengarungi hidup dan
bernegara atau semangat bernegara (Slamet Muljana, 3;2008). Sehingga barang siapa
yang merasa dirinya adalah warga Negara yang memiliki jiwa nasionalisme,
selayaknya membuktikan dengan perbuatan yang nyata untuk menunjukkan rasa cinta
negaranya.
Nasionalisme di Indonesia lahir dengan proses yang panjang, tidak instan. Sehingga
building dan character building sesuai dengan falasafah dan pandangan hidup bangsa
(Budi Cahyo 21:1995). Pancasila, inilah cara pandang yang digunakan dalam
membangun nasionalisme bangsa. Dengan cara pandang tersebut kita dapat melakukan
nasional ialah sikap seseorang terhadap kesadaran bernegara. Cara berpikir nasional
nasional. Segala perbuatan baik yang berisifat ke luar maupun kedalam diukur dengan
ataukah justru merugikan. Bila merugikan, perlu bahkan wajib ditinggalkan jika
bersangkutan.”
BAB III
PEMBAHASAN
Seperti yang dikemukakan diatas, budaya globalisasi sedang melanda dunia, tak
terkecuali Inodonesia. Segala aspek secara tidak langsung mendapatkan pengaruh yang
dengan adanya globalisasi ini. Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam
juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak generasi muda
kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan
gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari generasi muda sekarang.
Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis
yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan
yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara
berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan
gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi
orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau
melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan
kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas
dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi generasi muda internet sudah menjadi
santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh
manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang
ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya. Seperti
tindakan kriminalitas dan lain-lain. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada
nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa
sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus
masa depan bangsa. Seharusnya penerus bangsa mempuyai sikap nasionalisme yang
kuat demi mempertahankan budaya dan nilai-nilai Pancasila yang dijadikan landasan
dalam berbangsa dan bernegara dalam rangka memupuk serta membudayakan rasa
pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi
dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai
bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain-
pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat
tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme
kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut
nasional bangsa.
3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos
kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk
meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan
berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi
karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza
3) Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai
bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh
4) Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan
miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut
dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat
sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli
Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak
daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi
Dunia kini tengah mengalami perubahan drastis dengan berbagai kemajuan yang
telah dicapai. Perubahan wajah dunia telah membawa pengaruh bagi perubahan sosial
di Tanah Air. Perubahan sosial yang terjadi tentu tak bisa dipandang sebelah mata
tata nilai, sikap, dan tingkah laku bangsa dan rakyat Indonesia. Bagi bangsa dan rakyat
Seyogianya, perubahan sosial yang terjadi dipandang sebagai upaya bangsa untuk
kebutuhan masyarakat modern. Atau dengan kata lain, dengan kepribadiannya sendiri,
bangsa dan negara Indonesia berani menyongsong dan memandang pergaulan dunia.
Kini, mau tak mau dan suka tak suka, bangsa Indonesia harus hidup dan berada di antara
Tetapi, harus diingat bahwa bangsa dan negara Indonesia tak mesti kehilangan jati
diri, kendati hidup di tengah-tengah pergaulan dunia. Rakyat yang tumbuh di atas
kepribadian bangsa lain mungkin saja mendatang kemajuan, tetapi kemajuan tersebut
Mereka kehilangan jati diri yang sebenarnya sudah jelas tergambar melalui nilai-nilai
luhur yang terkandung dalam Pancasila. Rakyat dan bangsa yang kehilangan jati
dirinya sendiri senantiasa berada dalam kegelisahan sehingga akhirnya menjadi lemah.
Yang terpenting adalah bagaimana bangsa dan rakyat Indonesia mampu menyaring
agar hanya nilai-nilai kebudayaan yang baik dan sesuai dengan kepribadian bangsa saja
yang terserap. Sebaliknya, nilai-nilai budaya yang tidak sesuai apalagi merusak tata
nilai budaya nasional mesti ditolak dengan tegas. Kunci jawaban dari persoalan tersebut
terletak pada Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar negara. Bila rakyat dan
bangsa Indonesia konsisten menjaga nilai-nilai luhur bangsa, maka nilai-nilai atau
budaya dari luar yang tidak baik akan tertolak dengan sendirinya.
dan dasar negara memegang peranan penting. Pancasila akan menilai nilai-nilai mana
saja yang bisa diserap untuk disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila sendiri. Dengan
begitu, nilai-nilai baru yang berkembang nantinya tetap berada di atas kepribadian
hidup agar mampu berdiri kokoh dan mengetahui dengan jelas arah dan tujuan yang
hendak dicapai. Dengan pandangan hidup, suatu bangsa mempunyai pedoman dalam
memandang setiap persoalan yang dihadapi serta mencari solusi dari persoalan
tersebut.
3.3 Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Menumbuhkan Nasionalisme
Bangsa
kurikulum, dan tidak dipelajari secara serius oleh peserta didik. Pelajar dan guru hanya
mengejar mata pelajaran-mata pelajaran yang menentukan kelulusan saja. Temuan ini
menegaskan, hasil survei lembaga-lembaga lain yang dilakukan sekitar tahun 2006 dan
konservatif. Namun, dalam konteks berbangsa, ini adalah sebuah fakta bahwa
populer. Penyebabnya bisa macam-macam, satu hal yang patut kita beri perhatian,
yakni fenomena ini mengindikasikan bahwa masa depan berbangsa kita sedang
terancam. Sebagai dasar negara, Pancasila adalah barometer moral di mana kerangka
Komitmen inilah yang mampu mempersatukan dan menjaga keutuhan bangsa yang
momentummomentum yang tepat seperti pada saat peringatan hari sumpah pemuda,
hari kemerdekaan, hari pahlawan dan hari besar nasional lainnya, guru maupun dosen
yang tulus mengajar dengan baik dan dengan ikhlas menuntun para siswa hingga
demi nama baik bangsa dan Negara, cinta serta bangga tanpa malu-malu menggunakan
produk-produk dalam negeri demi kemajuan ekonomi Negara. Bukan itu saja
nasionalisme juga dapat dibangun melalui karya seni seperti menciptakan lagu-lagu
yang berslogan cinta tanah air, melukis, seni peran yang bertajuk semangat juang untuk
supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar- benarnya
dan seadil- adilnya. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi,
suatu bangsa mengenai wujud kehidupan yang dicita-citakan. Pada akhirnya pandangan
hidup bisa diterjemahkan sebagai sebuah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki suatu
bangsa yang diyakini kebenarannya serta menimbulkan tekad bagi bangsa yang
Indonesia tidak bisa begitu saja mencontoh atau meniru model yang dilakukan bangsa
lain, tanpa menyesuaikan dengan pandangan hidup dan kebutuhan bangsa Indonesia
sendiri. Bangsa dan rakyat Indonesia sangat patut bersyukur bahwa founding fathers
telah merumuskan dengan jelas pandangan hidup bagi bangsa dan rakyat Indonesia
yang dikenal dengan nama Pancasila. Bahwa Pancasila telah dirumuskan sebagai jiwa
Indonesia, dan dasar negara Indonesia. Juga sekaligus menjadi tujuan hidup bangsa
Indonesia.
Karena itu, Pancasila tak bisa terlepas dari tata kehidupan rakyat sehari-hari
mengingat Pancasila merupakan pandangan hidup, kesadaran, dan cita-cita moral yang
meliputi seluruh jiwa dan watak yang telah berurat-berakar dalam kebudayaan bangsa
Indonesia. Kebudayaan bangsa Indonesia sejak dahulu kala telah menegaskan bahwa
hidup dan kehidupan manusia bisa mencapai kebahagiaan jika dikembangkan secara
selaras dan seimbang baik dalam pergaulan antar anggota masyarakat selaku pribadi,
Maka, guna meredam pengaruh dari luar perlu dilakukan akulturasi kebudayaan
akibat globalisasi. Artinya, budaya dari luar disaring oleh budaya nasional sehingga
output yang dikeluarkan seusai dengan nilai dan norma bangsa dan rakyat Indonesia.
Memang masuknya pengaruh negatif budaya asing tidak dapat lagi dihindari, karena
dalam era globalisasi tidak ada negara yang bisa menutup diri dari dunia luar. Oleh
sebab itu, bangsa Indonesia harus mempunyai akar-budaya dan mengikat diri dengan
nilai-nilai agama, adat istiadat, serta tradisi yang tumbuh dalam masyarakat. Pancasila
dapat ditetapkan sebagai dasar negara karena sistem nilainya mengakomodasi semua
ini akan menjaga nilai-nilai luhur bangsa dan semangat untuk ber-nasionalisme.
Nasionalisme bangsa Indonesia dapat terus dipertahankan dan dilestarikan
Pancasila pada sila ke-3 yakni Persatuan Indonesia yang bermakna Menjaga Persatuan
dan Kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Rela berkorban demi bangsa dan
negara. Cinta akan Tanah Air, Berbangga sebagai bagian dari Indonesia dan
4.1 Kesimpulan
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupa berbangsa dan bernegara
4.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang besar
bernasionalisme tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org
http://dyahemangfitri.blogspot.com