Anda di halaman 1dari 11

“GLOBALISASI”

D
I
S
U
S
U
N

oleh  :

1. Dea Okta Savitri (IX 7)


2. Khanza Lestari (IX 7)

Guru Mata Pelajaran:

• Mulia Rina, S.Pd


BAB I

PENDAHULUAN

Pembahasan pengaruh globalisasi terhadap bangsa dan negara Indonesia memiliki


sasaran pembelajaran berupa hal-hal yang menyangkut tentang peranan masyarakat,
bangsa dan negara di dalam suatu negara Indonesia. Globalisasi tampaknya telah
menjadi bagian dari kehidupan kita. Kita tidak dapat melepaskan diri dari globalisasi.
Ibaratnya, siap atau tidak siap, kita mesti berhadapan dengan globalisasi. Namun
demikian, arus globalisasi ternyata tidak selamanya berdampak positif. Ada pula
dampak negatifnya. Oleh karena itu, kita harus mempunyai penyaring (filter) untuk
menghadapinya agar kita tidak terlindas oleh jaman. Justru sebaliknya, kita harus tetap
menjadi manusia yang berjiwa manusiawi. Untuk kesuksesan dan kesejahteraan umat
manusia di seluruh dunia.

Saat ini, warga negara dihadapkan kepada perkembangan jaman yang berjalan
sangat cepat. Terlebih dalam era globalisasi sekarang ini, yang menyentuh berbagai
bidang kehidupan bangsa (politik, ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya) telah
membawa dampak yang sangat dalam terhadap berbagai level kehidupan, baik lokal,
nasional, regional, maupun internasional.

Sebagai bagian yang tak terpisahkan dalam konteks globalisasi tersebut, warga
negara memainkan peranan penting atau strategis terutama berkaitan dengan upaya
memanfaatkan kemajuan pesat tersebut untuk kepentingan aktualisasi segala
kompetensi yang dimiliki warga negara. Di samping itu, kemampuan warga negara
sangat diperlukan untuk mengantisipasi berbagai masalah global atau isu-isu global
yang muncul dalam eskalasi yang tinggi. Ketergantungan global yang semakin tinggi
dan intens yang melibatkan antarbangsa di seluruh dunia ini, menghendaki keterlibatan
warga negara di seluruh dunia untuk secara aktif mencari alternatif pemecahan
masalah yang dihadapi bersama.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Proses Globalisasi.

1.     Pengertian Globalisasi
Kamus Bahasa Inggris Longman Dictionary of Contemporary English, mengartikan
global dengan concerning the whole earth. Maksudnya sesuatu yang berkaitan dengan
dunia internasional atau seluruh alam jagad raya. Sesuatu hal yang dimaksud disini
dapat berupa masalah, kejadian, kegiatan, atau bahkan sikap yang sangat berpengaruh
dalam kehidupan yang lebih luas.
Menurut John Huckle, globalisasi adalah suatu proses dengan mana kejadian,
keputusan, dan kegiatan di salah satu bagian dunia menjadi suatu konsekuensi yang
signifikan bagi individu dan masyarakat di daerah yang jauh. Sementara itu, Albrow
mengemukakan bahwa globalisasi adalah keseluruhan proses di mana manusia di bumi
ini diinkorporasikan (dimasukkan) ke dalam masyarakat dunia tunggal, masyarakat
global. Karena proses ini bersifat majemuk, kita pun memandang globalisasi di dalam
kemajemukan.
Menurut Prijono Tjjiptoherijanto, konsep globalisasi pada dasarnya mengacu pada
pengertian ketiadaan batas antar negara (stateless). Konsep ini merujuk pada
pengertian bahwa suatu negara (state) tidak dapat membendung “sesuatu” yang terjadi
di negara lain. Pengertian “sesuatu” tersebut dikaitkan dengan banyak hal seperti pola
perilaku, tatanan kehidupan, dan sistem perdagangan.
Sedangkan menurut Marshall McLuhan mengkonseptualisasikan “global village”
yang dimaknai sebagai sebuah proses homogenisasi jagat sebagai akibat dari
kesuksesan system komunikasi secara keseluruhan. Saat ini, betapa mudahnya orang
melakukan komunikasi jarak jauh, tidak hanya antarkota melainkan antarnegara yang
lokasinya sangat berjauhan. Bahkan, saat ini tidak jarang para petinggi negara
mengadakan pertemuan dengan staf pembantunya (misalnya menteri) melalui
teleconference atau konferensi jarak jauh dengan maksud untuk memantau keadaan
atau situasi dalam negeri, baik keadaan politik maupun ekonomi, dan sebagainya.
Demikian pula, komunikasi dapat dilakukan melalui media internet yang dalam waktu
yang relatif singkat, dapat diperoleh informasi atau berita-berita aktual yang terjadi di
belahan penjuru dunia ini. Itulah gambaran kehidupan saat ini, kehidupan yang serba
menglobal dalam berbagai aspek atau dimensi kehidupan manusia. Inilah yang disebut
dengan globalisasi (globalization).
Secara etimologis, globalisasi berasal dari kata “globe” yang berarti bola dunia,
sedangkan akhiran sasi mengandung makna sebuah “proses” atau keadaan yang
sedang berjalan atau terjadi saat ini. Jadi, secara etimologis, globalisasi mengandung
pengertian sebuah proses mendunia yang tengah terjadi saat ini menyangkut berbagai
bidang dan aspek kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara-negara di dunia.
Dari beberapa definisi tersebut dapat dikatakan bahwa “globalisasi” merupakan
suatu proses pengintegrasian manusia dengan segala macam aspek-aspeknya ke
dalam satu kesatuan masyarakat yang utuh dan yanglebih besar.
2.     Proses Globalisaasi
Globalisasi sebagai suatu proses bukanlah suatu fenomena baru karena proses
globalisasi sebenarnya telah ada sejak berabad-abad lamanya. Globalisasi merupakan
suatu proses untuk meletakkan dunia di bawah satu unit yang sama tanpa dibatasi oleh
batas-batas geografis sebuah negara. Hal ini berimplikasi kepada keterbukaan antar
negara untuk dimasuki berbagai informasi yang disalurkan secara berkesinambungan
melalui teknologi komunikasi dan informasi (information technology), seperti internet
atau media elektronik lainnya.
Loncatan teknologi yang semakin canggih pada pertengahan abad ke-20 yaitu
internet dan sekarang ini telah menjamur telepon genggam (handphone) dengan segala
fasilitasnya, teknologi komunikasi, teknologi informasi, teknologi kendali, perdagangan
internasional, pendidikan, dan organisasi internasional. Globalisasi secara fisik ditandai
dengan perkembangan kota-kota yang menjadi bagian dari jaringan kota dunia. Hal ini
dapat dilihat dari infrastruktur telekomunikasi, jaringan transportasi, perusahaan-
perusahaan berskala internasional serta cabang-cabangnya.

B.    Tantangan Nasionalisme Indonesia di Era Global


Nasionalisme berasal dari akar kata nation (Inggris), dalam khasanah bahasa
Indonesia dikenal dengan ”bangsa”. Hobsbawn (dalam Landrawan, 2005), memberikan
pengertian bahwa secara orisinal bangsa/nation menggambarkan sebuah kesatuan
kelompok etnik atau kesatuan orang berdasarkan hubungan dan kesamaan etnik,
kultur, agama. Namun, dalam pengertian modern nation pada dasarnya memiliki arti
politis, yaitu menyangkut gagasan mengenai kesatuan dan kemerdekaan politik,
kelompok manusia yang kedaulatan politiknya membentuk suatu negara yang
merupakan ekspresi politik mereka, sehingga nasionalisme adalah paham di mana
kesetiaan seseorang diabdikan langsung kepada bangsanya. Munculnya nasionalisme
ini secara historis dapat menjadi alat perjuangan bersama untuk melawan suatu
tantangan.
Nasionalisme sering dikaitkan dengan perjuangan bangsa melawan penjajah dengan
harga hidup atau mati seseorang. Namun, yang diperlukan dalam era demokrasi
sekarang ini, untuk menyelamatkan nasionalisme haruslah dengan kesediaan untuk
hidup.
Nasionalisme itu tidak seperti jaman sebelum merdeka, tapi nasionalisme yang
dibutuhkan anak muda sekarang adalah harus bersedia untuk hidup. Harus bisa
bertahan dalam era globalisasi. Untuk dapat mencapainya maka haruslah menguasai
ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menghadapi perubahan zaman.
Nasionalisme adalah sebagai kebebasan yang bertanggung jawab dan
mengusahakan keadilan dan kesejahteraan untuk rakyat. Nasionalisme juga membawa
tantangan dan jawaban atas tantangan tersebut. Tantangan untuk dapat mewujudkan
dan mewariskan nasionalisme kepada kaum muda yang identik dengan pengorbanan
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak
mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari
gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang
akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama
bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia. (Menurut Edison A. Jamli
dkk.Kewarganegaraan.2005) Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua
dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin
dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala
dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi,
politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain.

C.    Pengaruh Globalisasi terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara


Bangsa Indonesia merupakan bagian dari bangsa di dunia. Sebagai bangsa, kita
tidak hidup sendiri melainkan hidup dalam satu kesatuan masyarakat dunia (world
society). Kita semua merupakan makhluk yang ada di bumi. Karena itu, manusia secara
alam, sosial, ekonomi, politik, keamanan, dan budaya tidak dapat saling terpisah
melainkan saling ketergantungan dan mempengaruhi.
Globalisasi merupakan sebuah proses mendunianya sebuah kebudayaan, baik
disengaja maupun tidak, yang dapat memberikan pengaruh kepada sikap dan perilaku
manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, terutama
tersedianya fasiliras media komunikasi dan informasi serta transportasi, yang dapat
memperpendek atau memperdekat jarak-jarak batas territorial antaregara di belahan
dunia ini.
Era globalisasi yang merupakan era tatanan kehidupan manusia secara global telah
melibatkan seluruh umat manusia. Secara khusus gelombang globalisasi itu memasuki
tiga arena penting di dalam kehidupan manusia, yaitu arena ekonomi, arena politik, dan
arena budaya. Jika masyarakat atau bangsa tersebut tidak siap menghadapi tantangan-
tantangan global yang bersifat multidimensi dan tidak dapat memanfaatkan peluang,
maka akan menjadi korban yang tenggelam di tengah-tengah arus globalisasi.
Dari sisi politik, gelombang globalisasi yang sangat kuat yakni gelombang
demokratisasi. Sesudah perang dingin dan rontoknya komunisme, umat manusia
menyadari bahwa hanya prinsip-prinsip demokrasi yang dapat membawa manusia
kepada taraf kehidupan yang lebih baik. Angin demokratisasi telah merasuk ke dalam
hati rakyat di setiap negara. Mereka melakukan gerakan sosial dengan menggugat dan
melawan sistem pemerintahan diktator atau pemerintahan apapun yang tidak memihak
rakyat. Kasus serupa juga terjadi di Indonesia, yaitu dengan runtuhnya rezim
pemerintahan Orde Lama dan runtuhnya rezim pemerintahan Orde Baru. Di Indonesia
sejak bergulirnya reformasi, gelombang demokratisasi semakin marak dan tuntutan
akan keterbukaan politik semakin terlihat.
Dari sisi budaya, era globalisasi ini membawa beraneka ragam budaya yang sangat
dimungkinkan mempengaruhi pola pikir, tingkah laku, dan sistem nilai masyarakat suatu
negara. Oleh karena itu, kita seharusnya waspada dan pandai menyiasati pengaruh
budaya silang sehingga bangsa kita dapat mengambil nilai budaya yang positif yaitu
mengambil nilai budaya yang bermanfaat bagi kehidupan dan pembangunan bangsa
serta tidak terjebak pada pengaruh-pengaruh budaya yang negatif. Kita juga harus
belajar melihat dunia dari perspektif yang berbeda sesuai dengan kepentingan dan
tujuan masing-masing tanpa melunturkan nilai identitas budaya bangsa kita. Dengan
memahami perbedaan dan persamaan kebudayaan tadi akan menumbuhkan saling
pengertian dan saling menghargai antar kebudayaan yang ada.
Dalam era ini merupakan era krisis yang akan menimpa banyak negara di belahan
dunia ini, baik negara maju maupun negara-negara berkembang. Krisis berat itu
ditengarai sebagai dampak dari tiga masalah utama yang terjadi, yaitu (a) kemiskinan,
(b) kerusakan lingkungan hidup, dan (c) penggunaan tindakan kekerasan (violence)
dalam memecahkan konflik. Tidak hanya pemerintah atau negara yang dituntut untuk
mampu memecahkan krisis tersebut, melainkan perlunya keterlibatan pihak lain untuk
bersama-sama mencari solusi atas masalah atau krisis itu.

D.    Pengaruh Positif dan Negatif dari Globalisasi


Globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan akan membuat setiap bangsa menjadi
bagian dari sistem nilai dunia. Globalisasi ekonomi memungkinkan terjadinya sinergi
positif antara beberapa kelompok ekonomi dalam negeri dengan kelompok ekonomi
luar negeri. Sinergi ekonomi positif yang berciri multilateral ini perlu diarahkan untuk
tidak mematikan kelompok-kelompok ekonomi yang sejenis di negara-negara yang
beraliansi ekonomi secara multilateral. Globalisasi yang terjadi dalam berbagai aspek
kehidupan masyarakat, baik dalam level nasional, regional, maupun internasional,
dipastikan akan membawa sejumlah dampak atau akibat yang terjadi. Intensitas
dampak dalam setiap level tersebut, sudah barang tentu tidak sama, hal ini disangat
dipengaruhi oleh sikap mental masyarakatnya dalam menerima atau menolak
globalisasi tersebut.
Secara politis, era globalisasi dapat menumbuhkan kesadaran berdemokrasi yaitu
kesadaran hak dan kewajibannya serta kesadaran tanggung jawab dalam bernegara.
Pada masa reformasi, demokrasi telah membawa perubahan-perubahan yang besar
diantaranya pelaksanaan pemilihan umum legislatif dengan sistem multipartai dan
pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung.
Aspek negatif globalisasi dapat dicontohkan sebagai berikut : Berhadapan dengan
kekuatan global negara-negara dunia ketiga akan sulit mempertahankan pola
produksinya dan sulit meningkatkan taraf hidupnya. Pada umumnya negara-negara
berkembang akan terperangkap dengan hutang-hutangnya yang semakin lama
semakin menggelembung. Dari sudut pandang politik, arus globalisasi telah
mengembuskan demokratisasi di banyak negara. Apa yang terjadi di kebanyakan
negara berkembang akan memunculkan sikap dan tindakan anarkis yang dapat
memakan banyak korban di antara sesama. Wawasan kebangsaan semakin terpuruk
sehingga dapat menimbulkan disintegrasi bangsa. Terjadinya gejala disintegrasi ini
karena penguasa atau elit politik dianggap sudah tidak lagi memperhatikan nasib dan
kepentingan rakyat. Sebaliknya, penguasa hanya mementingkan kepentingan diri,
keluarga, dan kelompok.
Sebagai bangsa Indonesia, dimana setiap warga masyarakat harus meningkatkan
kemampuannya secara produktif agar dapat bersaing dalam era globalisasi itu. Juga,
pemerintah harus lebih meningkatkan kerjasama dengan negara-negara lain yang
saling menguntungkan satu sama lainnya. Hal ini sejalan dengan tujuan nasional
sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 yaitu “….dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial.” Dengan melakukan hal demikian, maka daya saing bangsa dalam merespon
arus globalisasi yang sangat deras benar-benar dapat direalisasikan, sehingga dalam
kancah internasional posisi tawar (bargaining position) Indonesia diperhitungkan
keberadaannya oleh negara-negara lainnya.
Sebuah negara dari negara-negara di dunia, tidak dapat menghindarkan diri dalam
pergaulan internasional. Bagaimanapun juga, globalisasi merupakan sesuatu yang tak
dapat dihindarkan, sebab ia merupakan proses yang berjalan secara mengglobal. Yang
harus dilakukan adalah menghadapinya dengan mempersiapkan diri baik pengetahuan,
maupun keterampilan sebagai warga negara sehingga tidak terkena dampak negatif
dari globalisasi tersebut. Dampak globalisasi secara garis besar dapat meliputi bidang
ekonomi, politik, sosial, maupun budaya, serta bidang-bidang lainnya.
Hak atas kekayaan intelektual menjadi isu yang semakin menarik perannya yang
semakin menentukan terhadap laju percepatan pembangunan nasional, terutama
dalam era globalisasi. Dalam hubungan ini era globalisasi dapat dianalisis dari dua
karakteristik dominan. Pertama, era globalisasi ditandai dengan terbukanya secara luas
hubungan antar bangsa dan antar negara yang didukung dengan transparansi dalam
informasi. Dalam kondisi transparansi informasi yang sedemikian itu, maka kejadian
atau penemuan di suatu belahan dunia akan dengan mudah diketahui dan segera
tersebar ke belahan dunia lainnya. Hal ini membawa implikasi, bahwa pada saatnya
segala bentuk upaya penjiplakan, pembajakan, dan sejenisnya tidak lagi mendapatkan
tempat dan tergusur dari fenomena kehidupan bangsa-bangsa. Kedua, era globalisasi
membuka peluang semua bangsa dan negara di dunia untuk dapat mengetahui potensi,
kemampuan, dan kebutuhan masing-masing. Kendatipun tendensi yang mungkin terjadi
dalam hubungan antar negara didasarkan pada upaya pemenuhan kepentingan secara
timbal balik, namun justru negara yang memiliki kemampuan lebih akan mendapatkan
keuntungan yang lebih besar. Salah satu kemampuan penting suatu negara adalah
kemampuan dalam penguasaan teknologi. Mengacu pada dua hal tersebut, upaya
perlindungan terhadap hak atas kekayaan intelektual sudah saatnya menjadi perhatian,
kepentingan, dan kepedulian semua pihak agar tercipta kondisi yang kondusif bagi
tumbuh berkembangnya kegiatan inovatif dan kreatif yang menjadi syarat batas dalam
menumbuhkan kemampuan penerapan, pengembangan, dan penguasaan teknologi.

Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai-nilai nasionalisme


1.     Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan
demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika
pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan mendapat
tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa nasionalisme
terhadap negara menjadi meningkat.
2.     Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan
kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut
akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan
nasional bangsa.
3.     Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos
kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk
meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan
mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.
Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai-nilai nasionalisme
1.     Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat
membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan
berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi
akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang
2.     Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri
karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.)
membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam
negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita
terhadap bangsa Indonesia.
3.     Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai
bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang
oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.
4.     Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan
miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut
dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat
mengganggu kehidupan nasional bangsa.
5.     Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku
sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli
dengan kehidupan bangsa.

Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda.


Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan
muda. Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi
tersebut telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai
bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala- gejala yang muncul dalam
kehidupan sehari- hari anak muda sekarang. Dari cara berpakaian banyak remaja-
remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka
menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang
seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai
dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna.
Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi
identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan
mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.

Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas


dan dapat diakses oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi
santapan mereka sehari- hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita
memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian.
Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak semestinya.
Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan
wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada
karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone. Dilihat dari
sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan
cenderung cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi
menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka.
Contoh riilnya adanya geng motor anak muda yang melakukan tindakan kekerasan
yang menganggu ketentraman dan kenyamanan masyarakat.

Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut?
Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda.
Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta
terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal
generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus
bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme?

Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak
daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi
pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai nasionalisme.

Antisipasi Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme

Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai
nasionalisme antara lain yaitu :
1.     Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai
produk dalam negeri.
2.     Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.
3.     Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
4.     Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti
sebenar- benarnya dan seadil- adilnya.
5.     Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial
budaya bangsa.

Dengan adanya langkah-langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis


pengaruh globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa.
Sehingga kita tidak akan kehilangan kepribadian bangsa.
Daftar Pustaka

Borba, Michele. 2001. Building Moral Intelligence. San Fransisco : Jossey Bass


Heru Nugroho. 2001. Menumbuhkan Ide-Ide Kritis. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Ghazali, Adeng. 2004. Civic Education. Bandung : Benang Merah Press.
Muhlisin dan Sujiyanto. 2005. Praktik Belajar Kewarganegaraan. Jakarta : Ganeca
Exact.
http://firmanharjuanjaya.com/seo/1646/makalah-globalisasi.xhtml
THE SCARLET: Negara, Warga Negara, dan Nasionalisme di Era Globalisas

Anda mungkin juga menyukai