“SITTI AISYAH”
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia
diseluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya popular, dan bentuk-
bentuk interaksi yang lain sehingga batas batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Globalisasi secara fisik ditandai dengan perkembangan kota-kota yang menjadi bagian
dari jaringan kota dunia. Hal ini dapat terlihat dari infrastruktur telekomunikasi,
jaringan transportasi, pengusaha-pengusaha berskala internasiaonal, serta cabang-
cabangnya. Dampak positif dari globalisasi adalah terjadinya perubahan tata nilai dan
sikap, berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi tingkat kehidupan yang lebih
baik. Sedangkan Dampak negative dari globalisasi adalah,pola hidup konsuntif, sikap
individualistic, gaya hidup kekerabatan serta kesenjangan sosial. Bagi Indonesia, proses
globalisasi telah begitu terasa sekali sejak awal dilaksanakan pembangunan. Dengan
kembalinya tenaga ahli Indonesia yang menjalangkan studi di luar negeri dan datangnya
tenaga ahli (konsultan) dari negara asing, proses globalisasi serta pemikiran atau system
nilai kehidupan mulai dierupsi dan dilaksanakan sesuai dengan kondisi di Indonesia.
Globalisasi secara fisik ditandai dengan perkembangan kota kota dan menjadi
bagian dari jaringan kota dunia. Hal ini dapat dilihat dari infrastruktur telekomunikasi,
jaringan transportasi perusahaan-perusahaaan perskala internasional serta cabang-
cabangnya.
Terkait dengan variasi konsep globalisasi J.A. Scholte (dalam Gunariadi, 2005)
menyimpulkan setidaknya ada lima kategori pengertian globalisasi yang umum
ditemukan dalam literatur. Kelima kategori definisi tersebut berkaitan satu sama
lain dan kadang kala saling tumpeng tindih, namun masing-masing mengandung
unsur yang khas.
1. Globalisasi sebagai internasionalisasi
Globalisasi dipandang sekedar sebuah kata sifat (objektif) untuk
menggambarkan hubungan antar batas dari berbagai negara yang
menggambarkan pertumbuhan dan pertukaran dan interpendensi internasional.
Semakin besar volume perdagangan dan investasi modal, maka ekonomi antar
negara semakin terintegrasi menuju ekonomi global dimana ekonomi nasional
yang distingtif diserap dan di artikulaiskan kedalam suatu system melalui proses
dan kesepakatan internasional
2. Globalisasi sebagai liberalisasi
Globalisasi sebgai liberalisasi merujuk pada sebuah proses penghapusan
hambatan-hambatan yang dibuat oleh pemerintah terhadap mobilitas antar
negara untuk menciptakan sebuah ekonomi dunia yang terbuka dan tanpa batas.
Mereka yang berpendapat pentingnya menghapus hambatan perdagangan dan
control modal biasanya berlindung dibalik mantel globalisasi.
3. Globalisasi sebagai universalisasi
Globalisasi sebagai universalisasi merujuk pada kata “global”, digunakan
dengan pemahaman bahwa proses “mendunia” dan “globalisasi” merupakan
proses penjabaran berbagai objek dan pengalaman kepada semua orang ke
seluruh dinia. Contoh klasik dari konsep ini adalah penyebaran tekhnologi,
computer, televisi, internet, dan sebagainya.
4. Globalisasi sebagai westernisasi atau modernisasi
Globalisasi dalam konteks ini di pahami sebagai dinamika, dimana struktur-
struktur sosial modernitas (kapitalisme, rasionalisme, industrialism,
biroktatisme, dsb.) disebarkan keseluruh penjuru dunia, yang dalam prosesnya
cenderung merusak budaya setempat yang telah mapan serta merampas hak
self-determination rakyat setempat.
5. Globalisasi sebagai penghapusan batas-batas territorial (atau sebagai persebaran
supra-teritorialitas).
2.2 Faktor Pendukung Globalisasi
Globalisasi yang terjadi dewasa ii merupakan fenomena tekhnologi, ekonomi,
sosial, politik dan budaya sekaligus. Globalisasi didorong oleh kemajuan tekhnologi
khususnya dibidang transportasi dan komunikasi. Beberapa factor yang mendukung
globalisasi, antara sebagai berikut.
a. Pendukung utama arus globalisasi adalah negara-negara maju, kapitalis, negara
barat, didukung dengan keperkasaan tekhnologi, ketersediaan dana, dan
kelengkapan jaringan media informasinya.
b. Factor ketidaksamaan kepemilikan dalam sumber daya manusia dan sumber
alam mendorong masyarakat / bangsa untuk mengintensifkan hubungan demi
terpenuhinya kebutuhan.
c. Factor tekhnologi transportasi dan komunikasi yang semakin canggih sehingga
krjadian disuatu tempat, akan berpengaruh pada tempat lain menjaga eksistensi
suatu bangsa perlu mengembangkan sarana diplomatic disamping kerja sama di
bidang militer.
d. Tidak kalah pentingnya dalam percaturan hubungan internasional dewasa ini
telah berkembang isu-isu global seperti demokratisasi, HAM, lingkungan
hidup, masalah terorisme, narkoba dan lain-lain, dapat mempercepat
globalisasi.
2.3 Menentukan Sikap Terhadap Pengaruh Dan Implikasi Terhadap Bangsa dan
Negara Indonesia
Fenomena globalisasi telah melada dunia dengan jelas. Namun, keyataan
menunjukkan bahwa globalisasi itu cenderung berlangsung sepihak, yakni
menyebarnya pengaruhnegara-negara maju dan modern atau negara industrik ke
negara berkembang, dengan intensitas yang tinggi. Pengaruh sebaliknya yakni dari
negara-negara berkembang ke negara maju atau negara industry, ternyata sangat
sedikit sekali bahkan hamper tidak ada.
Kondisi globalisasi seperti itu berarti negara-negara berkembang yang akan
memikul beban dari akibat globalisasi apabiola tidak mampu mengendalikannya.
Sebab untuk dapat mengikuti arus globalisasi, suatu negara bangsa ditantang untuk
mampu bersaing di dunia internasional agar tetap eksis.
Implikasi globalisasi perlu dikendalikan. Dengan demikian, pengendalian
globalisasi tidak dapat lain harus dilakukan pada pihak yang dikenai pengaruhnya,
agar memiliki kemampuan mengseleksi pengaruh positif dan negative. Dengan
kemampuan itu pihak dikenai globalisasi, harus menjadi daya tangkal yang dapat
menghindari diri sendiri, pengaruh-pengaruh negarif yang dapat merugikan dirinya
sendiri, keluarga, masyarakat, bahkan juga bangsa dan negaranya.
Saran
Implikasi globalisasi yang bersifat negatif, misalnya masuknya pengaruh budaya
asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai mora litas bangsa Indonesia harus ditolak
keberadaan dan pengaruhnya di Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa dan negara Republik
Indonesia, serta serta sebagai ideologi terbuka harus digunakan sebagai wahana
sekaligus instrumen untuk me nyeleksi nilai-nilai kehidupan tawaran globalisasi yang
selaras dengan nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
DAFTAR PUSTAKA
http://jurnal.unsyiah.ac.id/PEAR/article/view/7506#:~:text=Dampak%20positif%20dari
%20globalisasi%20adalah,kebarat%2Dbaratan%20serta%20kesenjangan%20sosial
Rahman, A. Rasyid 2008 Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar Jakarta : Bumi Aksara
Lasiyo, 1999. Nilai-nilai Pancasila Sistem Metafisika, Dirjen Dikti, Jakarta.
Robertson. 1992. Globalization Social Theory and Global Culture. London: Sage
Publication.