Anda di halaman 1dari 13

DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP INDONESIA

“SITTI AISYAH”

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Globalisasi adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia
diseluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya popular, dan bentuk-
bentuk interaksi yang lain sehingga batas batas suatu negara menjadi semakin sempit.
Globalisasi secara fisik ditandai dengan perkembangan kota-kota yang menjadi bagian
dari jaringan kota dunia. Hal ini dapat terlihat dari infrastruktur telekomunikasi,
jaringan transportasi, pengusaha-pengusaha berskala internasiaonal, serta cabang-
cabangnya. Dampak positif dari globalisasi adalah terjadinya perubahan tata nilai dan
sikap, berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi tingkat kehidupan yang lebih
baik. Sedangkan Dampak negative dari globalisasi adalah,pola hidup konsuntif, sikap
individualistic, gaya hidup kekerabatan serta kesenjangan sosial. Bagi Indonesia, proses
globalisasi telah begitu terasa sekali sejak awal dilaksanakan pembangunan. Dengan
kembalinya tenaga ahli Indonesia yang menjalangkan studi di luar negeri dan datangnya
tenaga ahli (konsultan) dari negara asing, proses globalisasi serta pemikiran atau system
nilai kehidupan mulai dierupsi dan dilaksanakan sesuai dengan kondisi di Indonesia.
Globalisasi secara fisik ditandai dengan perkembangan kota kota dan menjadi
bagian dari jaringan kota dunia. Hal ini dapat dilihat dari infrastruktur telekomunikasi,
jaringan transportasi perusahaan-perusahaaan perskala internasional serta cabang-
cabangnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu globalisasi?
2. Bagaimana globalisasi berdampak terhadap Indoneisia?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui ap aitu Globalisasi
2. Mengetahui bagaimana Globalisasi berdampak terhadap Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Globalisasi
Globalisasi merupakan popular yang ditemukan oleh ahli ilmu komunikasi
Bernama Marshall McLuhhan dalam bukunya “Inderstanding Media” (Tahun
1964). Menurutnya, dengan ditemukannya revolusi teknologi informasi, maka
dunia akan menjadi seperti “Desa Buana” (Global Village). Untuk bahan kajian,
berikut ini dikemukakan beberapa definisi globalisasi.
a. Globalisasi berarti sebagai proses terjadinya perluasan skala kehidupan manusia
yang multi dimensial, dari formatnya yang local dan kemudian nasional, untuk
menuju format baru yang meliputi seluruh dataran bumi tanpa terkecuali
(Wignjosoebroto 1994).
b. Globalisasi merupakan transpormasi sosial budaya dalam lingkup global yang
mampu mendororng perubahan Lembaga, pranata dan nilai-nilai sosial budaya.
Perkembangan dan transformasi sosial budaya terjadi pada tingkat local atau
nasional, akan mampu menebus batas-batas tradisional kesegala tempat
(Dahalan, 1996).
c. Globalisasi memiliki dua pengertian ; pertama, sebagai definisi yaitu proses
menyatunya pasar dunia menjadi satu pasar tunggal (Borderless Market). dan
kedua, “Obat Kuat” (prescription) menjadikan ekonomi lebih efisien dan lebih
sehat menuju kemajuan masyarakat dunia (Mubyarto).
d. Globalisasi secara dramatical diartikan sebagai proses dimana keterkaitan dan
ketergantungan antar entitas telah sampai pada titik mutlak dimana segala
sesuatu masuk ke ruang lingkup global. Globalisasi biasa dikaitkan dengan
kemajuan tekhnologi informasi,spekulasi dalam pasar uang, meningkatnya arus
modal lintas negara, pemasaran massal pemanasan global, era perusahaan multi
nasional hilangnya batas-batas antar negara dan kian melemahnya kekuasaan
negara (Budiono, 2005).

Terkait dengan variasi konsep globalisasi J.A. Scholte (dalam Gunariadi, 2005)
menyimpulkan setidaknya ada lima kategori pengertian globalisasi yang umum
ditemukan dalam literatur. Kelima kategori definisi tersebut berkaitan satu sama
lain dan kadang kala saling tumpeng tindih, namun masing-masing mengandung
unsur yang khas.
1. Globalisasi sebagai internasionalisasi
Globalisasi dipandang sekedar sebuah kata sifat (objektif) untuk
menggambarkan hubungan antar batas dari berbagai negara yang
menggambarkan pertumbuhan dan pertukaran dan interpendensi internasional.
Semakin besar volume perdagangan dan investasi modal, maka ekonomi antar
negara semakin terintegrasi menuju ekonomi global dimana ekonomi nasional
yang distingtif diserap dan di artikulaiskan kedalam suatu system melalui proses
dan kesepakatan internasional
2. Globalisasi sebagai liberalisasi
Globalisasi sebgai liberalisasi merujuk pada sebuah proses penghapusan
hambatan-hambatan yang dibuat oleh pemerintah terhadap mobilitas antar
negara untuk menciptakan sebuah ekonomi dunia yang terbuka dan tanpa batas.
Mereka yang berpendapat pentingnya menghapus hambatan perdagangan dan
control modal biasanya berlindung dibalik mantel globalisasi.
3. Globalisasi sebagai universalisasi
Globalisasi sebagai universalisasi merujuk pada kata “global”, digunakan
dengan pemahaman bahwa proses “mendunia” dan “globalisasi” merupakan
proses penjabaran berbagai objek dan pengalaman kepada semua orang ke
seluruh dinia. Contoh klasik dari konsep ini adalah penyebaran tekhnologi,
computer, televisi, internet, dan sebagainya.
4. Globalisasi sebagai westernisasi atau modernisasi
Globalisasi dalam konteks ini di pahami sebagai dinamika, dimana struktur-
struktur sosial modernitas (kapitalisme, rasionalisme, industrialism,
biroktatisme, dsb.) disebarkan keseluruh penjuru dunia, yang dalam prosesnya
cenderung merusak budaya setempat yang telah mapan serta merampas hak
self-determination rakyat setempat.
5. Globalisasi sebagai penghapusan batas-batas territorial (atau sebagai persebaran
supra-teritorialitas).
2.2 Faktor Pendukung Globalisasi
Globalisasi yang terjadi dewasa ii merupakan fenomena tekhnologi, ekonomi,
sosial, politik dan budaya sekaligus. Globalisasi didorong oleh kemajuan tekhnologi
khususnya dibidang transportasi dan komunikasi. Beberapa factor yang mendukung
globalisasi, antara sebagai berikut.
a. Pendukung utama arus globalisasi adalah negara-negara maju, kapitalis, negara
barat, didukung dengan keperkasaan tekhnologi, ketersediaan dana, dan
kelengkapan jaringan media informasinya.
b. Factor ketidaksamaan kepemilikan dalam sumber daya manusia dan sumber
alam mendorong masyarakat / bangsa untuk mengintensifkan hubungan demi
terpenuhinya kebutuhan.
c. Factor tekhnologi transportasi dan komunikasi yang semakin canggih sehingga
krjadian disuatu tempat, akan berpengaruh pada tempat lain menjaga eksistensi
suatu bangsa perlu mengembangkan sarana diplomatic disamping kerja sama di
bidang militer.
d. Tidak kalah pentingnya dalam percaturan hubungan internasional dewasa ini
telah berkembang isu-isu global seperti demokratisasi, HAM, lingkungan
hidup, masalah terorisme, narkoba dan lain-lain, dapat mempercepat
globalisasi.
2.3 Menentukan Sikap Terhadap Pengaruh Dan Implikasi Terhadap Bangsa dan
Negara Indonesia
Fenomena globalisasi telah melada dunia dengan jelas. Namun, keyataan
menunjukkan bahwa globalisasi itu cenderung berlangsung sepihak, yakni
menyebarnya pengaruhnegara-negara maju dan modern atau negara industrik ke
negara berkembang, dengan intensitas yang tinggi. Pengaruh sebaliknya yakni dari
negara-negara berkembang ke negara maju atau negara industry, ternyata sangat
sedikit sekali bahkan hamper tidak ada.
Kondisi globalisasi seperti itu berarti negara-negara berkembang yang akan
memikul beban dari akibat globalisasi apabiola tidak mampu mengendalikannya.
Sebab untuk dapat mengikuti arus globalisasi, suatu negara bangsa ditantang untuk
mampu bersaing di dunia internasional agar tetap eksis.
Implikasi globalisasi perlu dikendalikan. Dengan demikian, pengendalian
globalisasi tidak dapat lain harus dilakukan pada pihak yang dikenai pengaruhnya,
agar memiliki kemampuan mengseleksi pengaruh positif dan negative. Dengan
kemampuan itu pihak dikenai globalisasi, harus menjadi daya tangkal yang dapat
menghindari diri sendiri, pengaruh-pengaruh negarif yang dapat merugikan dirinya
sendiri, keluarga, masyarakat, bahkan juga bangsa dan negaranya.

2.4 Dampak Glogalisasi bagi Kehidupan Bermasyarakat dan Bernegara


Arus globalisasi tidak mungkin dihentikan! Laju gelombang globalisasi tidak
terlepas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai penyebabnya.
Dampak pada kehidupan manusia juga tidak dapat dielakkan. Kecenderungan orang
berkeinginan hidup secara nyaman dan mudah tidak pernah berakhir. Ingat, podato
Mantan Menteri Malaysia Mahatir Mohammad dalam Pembukaan KTT G -15 di Jakarta
(Kompas 31 Mei 2001), menyatakan bahwa globalisasi meminggirkan negara-negara
berkembang. Hampir setiap aspek kehidupan dan perilaku kehidupan terkena dampak
globalisasi, terlebih ada revolusi di bidang informasi dan teknologi komunikasi
(Information, Communication and Technology/ICT).
Bagi masyarakat, bangsa dan negara Indonesia, globalisasi me miliki dampak
positif dan negatif. Terhadap dampak positif yang ini harus dimanfaatkan seoptimal
mungkin untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Di samping itu, perlu
diantisipasi dampak negatif globalisasi agar tidak merugikan atau bahkan menghan
curkan perikehidupan bangsa Indonesia.

a. Dampak positif globalisasi bagi indonesia


Dampak positif dengan adalanya globalisasi bagi bangsa Indo nesia antara lain
dapat dijabarkan sebagai berikut.
(1) Semangat kompetitif.
Dampak globalisasi adalah memacu persaingan (kompetitif). Untuk mengikuti arus
globalisasi suatu negara bangsa dituntut mampu bersaing di dunia internasional, agar
tetap eksis sebagai suatu negara bangsa yang terintegrasi (integrasi nasional) karena
kunci utama dari globalisasi adalah liberalisasi.
Globalisasi mendorong untuk mewujudkan kehidupan yang semakin baik
sebagaimana telah dinikmati manusia di negara negara industri. Situasi ini
menyadarkan manusia atas potensi dan kualitas dirinya, baik sebagai individu
maupun anggota masyarakat juga bangsa yang akan diiringi dengan segala upaya
untuk meningkatkan kualitas diri setara dengan kualitas ma nusia di negara maju dan
modern.Usaha meningkatkan kualitas diri menjadi prasyarat bagi perwujudan
kehidupan mendatang yang lebih baik.
Dalam tata pemerintahan, upaya meningkatkan kualitas merefleksi pada aparatur
pemerintah ditempuh dengan alih ilmu dan tek nologi dari negara maju, pada bidang
telekomunikasi, komunikasi, transportasi, teknologi, industri, pertanian, pendidikan
dan seba gainya. Dengan penggunaan teknologi yang tepat di bidang pendidikan
akan dihasilkan peserta didik yang tidak saja cerdas, namun juga baik (good and
smart citizen) yang pada gilirannya mampu berkompetisi dan berkooperasi dengan
SDM dari negara lain.
(2) Kemudahan dan kenyamanan hidup
Globalisasi yang seiring dengan kemajuan bidang informasi, komunikasi dan
transportasi telah memberi kemudahan dan ke nyamanan hidup masyarakat/bangsa
Indonesia. Dengan kema juan komunikasi memudahkan mengadakan hubungan,
tidak saja antar kota, juga antar negara dan antar benua. Kemajuan informasi
memberi kemudahan masyarakat/bangsa memperoleh informasi apapun yang
dibutuhkan.
(3) Sikap toleransi dan solidaritas kemanusiaan
Sikap toleransi dan solidaritas kemanusiaan akan meningkat tidak saja intern bangsa,
namun sudah bersifat universal. Informasi mengenai keprihatinan dan penderitaan
sejumlah manusia di suatu negara, memotivasi pemerintah di negara lain untuk ikut
membantu meringankan penderitaan yang dirasakan sesamanya Terjadinya bencana
tsunami yang melanda Aceh, gempa bumi di Yogyakarta dan bencana alam lainnya
telah mengundang simpati dan solidaritas rakyat dan pemerintah asing untuk turut
membantu upaya membangun kembali (rekonstruksi) Aceh, Yogyakarta dan daerah
lainnya. Demikian juga, perang saudara di Timor Leste mengundang rasa
kemanusiaan dan empati kita kepada rakyat Timor Laste yang sedang menderita,
dengan mem beri sumbangan bahan makanan, meskipun pada saat yang sama rakyat
Indonesia juga mengalami rawan pangan, gizi buruk, wabah flue burung dan
sebagainya.

(4) Kesadaran dalam kebersamaan


Sikap perilaku toleransi serta solidaritas antarbangsa selanjutnya berkembang
menjadi kesadaran dalam kebersamaan untuk mengatasi berbagai masalah, di mana
ancaman dan bencana bagi keselamatan dunia sebagai satu-satunya planet tempat
tinggal bagi umat manusia merupakan ancaman bersama. Misalnya pene bangan
hutan tropis yang dilakukan negara di garis katulistiwa, telah mengancam
kelangsungan hidup tidak saja bagi manusia yang tinggal di daerah tropis, namun
juga mereka yang tinggal di belahan bumi yang lain. Oleh karena banyak protes dari
organisasi yang peduli lingkungan seperti Green Peace atas peng rusakan hutan.

(5) Menumbuhkan sikap terbuka


Globalisasi berdampak tumbuhnya sikap terbuka manusia mau pun bangsa. Sikap
terbuka ini untuk mengenal dan menghor mati perbedaan, kelebihan, kekurangan
dalam kehidupan ma nusia sebagai individu maupun bangsa yang hidup di wilayah/
negara lain. Kemampuan untuk menghargai perbedaan tersebut akan mendorong
manusia/bangsa berusaha untuk sama belajar dan membelajarkan, sikap terbuka
disertai dengan kemauan untuk berdialog secara mendalam untuk memecahkan
persoalan ber sama akan menciptakan pencerahan (enlightment) bagi mereka.
Globalisasi memberi tawaran baru
Globalisasi menawarkan banyak kesempatan yang belum pernah ada sebelumnya.
Contoh paling gampang kesempatan untuk mengakses ilmu pengetahuan seluas-
luasnya di Internet. Pada masa lalu, Internet belum menjamur seperti sekarang,
sehingga kita mengalami kesulitan untuk mengakses informasi lain dalam
pembelajaran, selain dari buku-buku teks yang harganya mahal dan jumlahnya
terbatas di Indonesia. Dengan terus bertambah nya jumlah Warnet, kita sekarang
mendapat informasi jauh lebih banyak daripada yang sepuluh tahun silam.

b. Dampak Negatif Globalisasi


Realita menunjukkan bahwa globalisasi tidak sekedar mem berikan dampak positif.
Karena jika dicermati akan membawa beberapa dampak negatif yang sangat merugikan.
Dampak-dampak negatif globalisasi yang dimaksud antara lain, adalah sebagai berikut.
a. Pergeseran nilai Globalisasi sering kali cenderung mengintrodusir sesuatu yang
baru, baik bersifat materiil maupun non materiil, yang bersifat asing dalam tempo yang
sangat cepat. Akibatnya di satu pihak terlihat adanya manusia sebagai individu atau
kelompok (masyarakat dan bangsa) yang belum siap menerima, mengadaptasi, meng
adopsi dan menyerapnya. Di pihak lain, sesuatu yang baru (apa kah nilai, teknologi,
budaya dan sebagainya) dari asing tersebut tidak secara otomatis dapat diintegrasikan ke
dalam kondisi individu atau masyarakat/bangsa yang menerimanya. Dalam kondisi yang
demikian terjadi kegoncangan budaya sekaligus keterting galan budaya ("cultural lag"),
keresahan dan dilema dalam kehi dupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
(2) Pertentangan Nilai
Dampak negatif berikutnya adalah masuknya nilai-nilai baru dan asing yang tidak
sejalan atau bahkan bertentangan dengan nilai-nilai luhur dari pandangan hidun (way of
life) masyarakat/ bangsa. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari kepribadian yang
berdasarkan budaya masyarakat /bangsa lain atau nilai nilai yang bersumber dari ilmu
dan teknologi baru yang masuk melalui komunikasi dan transportasi yang semakin
canggih. Contohnya pergaulan bebas, samenleven atau hidup bersama tanpa nikah yang
menjadi norma bagi tata pergaulan bangsa barat, nyata bertentangan dengan nilai sosial
yang menjunjung pranata keluarga dan mengagungkan pernikahan.
(3) Perubahan Gaya Hidup (life style)
Piliang, (1998) menegaskan terdapat delapan perkembangan dan perubahan gaya
hidup masyarakat/bangsa Indonesia sebagai dampak globalisasi, yakni:
a) Ekonomi menjadi panglima. Kehidupan sosial dan kultural dibentuk dan
ditentukan arahnya oleh paradigma ekonomi.
b) Kemajuan pesat di bidang sain dan teknologi telah meng kondisikan orang
hidup di dalam penjara elektronika dan penjara rumah.
c) Rasa ketidakamanan, keresahan dan ketakutan menghantui dari setiap
penjuru;
d) Tempo perubahan yang semakin tinggi dan kompleksitas ekonomi, industri
dan teknologi menyebabkan tekanan wantu dan tempo kehidupan semakin
tinggi.
e) Dengan kekayaannya orang membutuhkan media untuk menunjukkan kelas,
status, prestise, dan massa menonton gaya hidup mereka
f) Industri-industri yang dikondisikan oleh tuntutan ideologi dan logika
komoditi menciptakan kondisi ke arah orientasi pada gaya hidup ini dengan
memanfaatkan setiap aspirasi konsumen.
g) Media cetak dan elektronika berperan besar dalam menawar kan dan
menaturalisasikan beraneka ragam pilihan gaya hidup.
Selain itu, globalisasi juga mampu menghadirkan gaya hidup konsumeris. Torsten
Veblen (dalam Al Hakim, 2005) menguraikan fungsi laten konsumsi dan pemborosan
secara berlebihan men jadi simbol status tinggi dan percobaan untuk memperbesar
gengsi melalui kompetisi. Menurutnya, dalam masyarakat ada kelas pemboros yang
tidak mau menyibukkan diri dengan kerja pro duktif. Mereka memboroskan uang,
waktu, tenaga dan hanya menikmati gengsi serta status tinggi.
Ciri kelas pemboros:
a) Merasa tabu dengan kerja tangan kasar dalam mencari nafkah dan
mengagap diri elit;
b) Meninjolkan kemewahan, berlomba mengkonsumsi barang, bersantai dan
memunyaibanyak waktu luang;
c) Mencari uang dan popula ritas tanpa memajukan masyarakat dengan usaha
produktif; dan
d) Memiliki keberanian tinggi dalam mengejar kemewahan, kalau perlu
dengan cara kotor seperti kekerasan, korupsi untuk memenuhi tujuan
mereka.

(4) Berkurangnya Kedaulatan Negara Globalisasi memang memunculkan


kekhawatiran yang luas bahwa kedaulatan suatu negara (bangsa) digerogoti. Pemerin
tah kini harus mengakui dan bekerja di suatu lingkungan, di mana sebagian besar
penyelesaian masalah harus dirumuskan dengan memperhatikan dunia global.
2.5 Peradaban Indonesia di Tengah Modernisasi Dan Globalisasi
Arus modernisasi dan globalisasi adalah sesuatu yang pasti terjadi dan sulit untuk
dikendalikan, terutama karena begitu cepatnya informasi yang masuk ke seluruh
belahan dunia, hal ini membawa pengaruh bagi seluruh bangsa di dunia, termasuk di
dalamnya bangsa Indonesia, Dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi, maka dunia menjadi sempit, ruang dan waktu menjadi sangat relatif, dan
dalam banyak hal batas-batas negara sering menjadi kabur bahkan mulai tidak relevan.
Dinding pembatas antar bangsa menjadi semakin terbuka bahkan mulai hanyut oleh arus
perubahan. Oleh karena itu, Indonesia menghadapi kewajiban ganda, yaitu di satu pihak
melestarikan warisan budaya bangsa dan di pihak lain membangun kebudayaan nasional
yang modern.
Tujuan akhir dari kedua usaha atau kewajiban ini ada-lah masyarakat modern yang
tipikal Indonesia, masyarakat yang tidak hanya mampu membangun dirinya sederajat
dengan bangsa lain, tetapi juga tangguh menghadapi tan-tangan kemerosotan mutu
lingkungan hidup akibat arus ilmu dan teknologi modern maupun menghadapi tren
global yang membawa daya tarik kuat ke arah pola hidup yang bertentangan dengan
nilai-nilai luhur bangsa. (Indra Siswarini, makalah, 2006: 16)

Pertanyaannya, mampukah kita membangun bangsa di tengah-tengah modernisasi


dan globalisasi dalam arus yang semakin kuat? Jika jawabannya "ya" maka kita akan
mampu menjadi negara maju yang masih berjati diri Indonesia. Jika "tidak", maka
selamanya kita akan menjadi bangsa terjajah. Salah satu yang bisa menjawab "ya"
adalah peranan lembaga pendidikan untuk terus menggali ilmu pengetahuan dan
teknologi serta informasi tanpa menghilangkan jati diri Indonesia melalui pelestarian
nilai-nilai dan moral bangsa Indonesia.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Globalisasi adalah suatu proses terintegrasinya berbagai unit kehidupan negara-
bangsa menjadi sebuah unit kehidupan global, yang berlangsung secara terus menerus
dalam berbagai bentuk dan dimensinya. Globalisasi selain mempengaruhi kehidupan
manusia, juga mempengaruhi kehidupan berbangsa dan bernegara, misalnya dalam
berinteraksi dengan negara lain, pelayanan publik, pola peng ambilan keputusan dalam
negara, termasuk sistem pemerintahan.

Saran
Implikasi globalisasi yang bersifat negatif, misalnya masuknya pengaruh budaya
asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai mora litas bangsa Indonesia harus ditolak
keberadaan dan pengaruhnya di Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa dan negara Republik
Indonesia, serta serta sebagai ideologi terbuka harus digunakan sebagai wahana
sekaligus instrumen untuk me nyeleksi nilai-nilai kehidupan tawaran globalisasi yang
selaras dengan nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
UUD 1945.
DAFTAR PUSTAKA
http://jurnal.unsyiah.ac.id/PEAR/article/view/7506#:~:text=Dampak%20positif%20dari
%20globalisasi%20adalah,kebarat%2Dbaratan%20serta%20kesenjangan%20sosial

Hakim, Suparlan Al 2016 Pendidikan Kewarganegaraan Dalam Konteks Indonesia Malang:


Madani

Rahman, A. Rasyid 2008 Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar Jakarta : Bumi Aksara
Lasiyo, 1999. Nilai-nilai Pancasila Sistem Metafisika, Dirjen Dikti, Jakarta.

Gunaryadi, 2002. Pendidikan Nasional, Globalisasi dan Peranan Keluarga.


hhh.www.google.com diakses tanggal 9 September 2006.

Borrong. R. P.2006. Globalisasi. E-artikel.hhh.www.google.com diakses tanggal 8


September 2006

Robertson. 1992. Globalization Social Theory and Global Culture. London: Sage
Publication.

Widianto. A. 2006. Dua Kutub Globalisasi-Nasionalisasi. hhh.www.google.com diakses


tanggal 9 september 2006.

Sparingga, Daniel T.1997. “Nasionalisme Orde Baru dan Globalisasi : sebuah


Taksonomi Sosiologi Politik Intelektual Indonesia”. Dalam I Basis Susilo (ed).
Masyarakat dan Negara. (Halaman 52-73). Surabaya: Airlangga University
Puspowardoyo, Suryanto. 1994. Pendidikan Wawasan Kebangsaan. Jakarta: PT.
Gramedia Widia Sarana

Yudohuso, S. 1996. Semangat Baru Nasionalisme Indonesia. Jakarta: Yayasan


Pembangunan Bangsa

Anda mungkin juga menyukai