Anda di halaman 1dari 23

DAMPAK GLOBALISASI DALAM KEHIDUPAN

Makalah
Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran IPS
Dosen : Drs Syarifullah, M.Si






Oleh Kelompok 3
1. Neman Sulaeman
2. Nurhasan Afandi
3. Nurlaelah
4. Nuryanah
5. Novita
6. Tati Hartati






DUAL MODE SYSTEM NON PGMI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
A. LATAR BELAKANG
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan
tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses
dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh
bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan
menjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia (Edison A.
Jamli, 2005).
Globalisasi sering diterjemahkan mendunia ataumensejagat, yaitu
dengan cepat menyebar keseluruh plosok dunia, baik berupa ide, gagasan, data,
informasi, dan sebagainya begitu disampaikan saat itu pula diketahui oleh
semua orang diseluruh dunia. Globalisasi selain menghadirkan ruang positif
namun juga terdapat sisi negativenya. Globalisasi adalah merupakan sebuah
tantangan yang harus dihadapi dan dikontekskan pada keadaan yang ada pada
masa kini.
Pengaruh globalisasi mempunyai implikasi atau bahkan dampak atas
berbagai Negara atau bangsa, tampaknya didasarkan pada dua asumsi.
Pertama, sekurang-kurangnya sampai taraf tertentu, pelaku atau subjek
globalisasi adalah Negara-negara industri maju. Dengan kata lain, globalisasi
sampai taraf tertentu merupakan kepanjangan tangan (extension) kepentingan
Negara industri maju. Kedua, kekhawatiran, kecemasan, atau bahkan ketakutan
akan pengaruh atau dampak terutama yang bersifat negative dari globalisasi
umumnya dirasakan terutama oleh bangsa-bangsa dalam Negara berkembang,
yang lebih merupakan objek daripada subjek globalisasi. Meskipun demikian,
baik karena ketergantungan Negara berkembang pada Negara-negara maju
dalam berbagai bidang, keuangan, ekonomi, maupun teknologi, ataupun
keinginan untuk mengejar kemajuan, sadar atau tidak, mau atau tidak, Negara-
negara berkembang sebenarnya juga mendukung proses globalisasi itu. Dalam
pengertian ini, Negara-negara berkembang juga merupakan subjek atau pelaku
globalisasi walaupun lebih pasif sifatnya.
Dari globalisasi tersebut maka akan berpengaruh, implikasi ataupun
dampaknya, khususnya terhadap Negara-negara berkembang seperti Indonesia,
terutama dalam ranah pendidikan, nilai-nilai moral, sosial, politik budaya dan
kemanusiaan, baik yang bersifat positif maupun negative akan sangat besar
efek yang ditimbulkan. Ini semua merupakan tantangan khususnya bagi
generasi muda sebagai penerus bangsa, bagaimana mengemas globalisasi ini
sebaik mungkin mengambil nilai positifnya dan menghindari sisi negatifnya.

B. DAMPAK GLOBALISASI DALAM BERBAGAI ASPEK KEHIDUPAN
1. PENGERTIAN GLOBALISASI
Istilah globalisasi secara sempit sering dikaitkan dengan fenomena
aktivitas ekonomi berskala global. Sesungguhnya ada banyak dimensi dalam
fenomena globalisasi. Dalam lingkup ekonomi, globalisasi menunjuk
ekonomi pasar (bisnis) yang terintegrasi secara global. Globalisasi ekonomi
ini dimungkinkan oleh adanya perkembangan dan temuan tekhnologi jaringan
komunikasi, akses internet, tumbuhnya blok-blok kerjasama ekonomi
regional (Uni Eropa, NAFTA, GATT,dsb), runtuhnya komunisme, dan
menguatnya gerakan pasar bebas.
Dari sisi politik, globalisasi ditandai oleh pudarnya negara bangsa dan
semakin kuatnya peran aktor-aktor non-negara. Globalisasi dapat juga berarti
internasionalisasi yakni meningkatnya relasi lintas bangsa yang mengatasi
identitas dan batas yurisdiksi negara. Globalisasi adalah suatu proses dimana
manusia atau masyarakat dengan latar belakang berbeda-beda di berbagai
belahan dunia berinteraksi secara ekonomi, politik dan budaya.
Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang
diusung oleh negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki
pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini,
globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir.
Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan ekonomi
dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu
bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap
perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti
budaya dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali
menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.
Globalisasi merupakan sebuah istilah yang berhubungan dengan
peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan antar manusia di
dunia yang meliputi bidang perdagangan, investasi perjalanan budaya dan
bentuk interaksi lain yang menyebabkan batas suatu Negara menjadi semakin
sempit.
Pengertian Globalisasi secra umum adalah proses interaksi antar individu,
antar kelompok, dan antar bangsa yang saling bergantung dan mempengaruhi
satu sama lain yang melintasi batas Negara.
2. CIRI-CIRI GLOBALISASI
Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya
fenomena globalisasi di dunia :
a) Hilir mudiknya kapal-kapal pengangkut barang antar negara menunjukkan
keterkaitan antar manusia di seluruh dunia.
b) Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-
barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan
bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui
pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan
banyak hal dari budaya yang berbeda.
c) Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling
bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional,
peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi
semacam World Trade Organization (WTO).
d) Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa
(terutama televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga
internasional). saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan
dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam
budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan makanan.
e) Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup,
krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.
f) Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa transformasi ini telah
membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman baru
bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari
kita sadar bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah
dunia yang harus berubah tanpa terkendali yang ditandai dengan selera
dan rasa ketertarikan akan hal sama, perubahan dan ketidakpastian, serta
kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu, Peter Drucker
menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.

3. DAMPAK GLOBALISASI
Arus globalisasi memengaruhi selera, ekspresi, kepercayaan, media,
nilai-nilai, ilmu pengetahuan dan tekhnologi, atau kepariwisataan. Pada
satu sisi globalisasi telah menciptakan peluang yang dapat menguntungkan
kehidupan manusia. Yaitu suasana kehidupan manusia menjadi makin
mudah, nyaman, praktis, berkualitas serta bekerja makin cepat dan efisien.
Pada sisi lain, globalisasi dapat menimbulkan tantangan bagi
seseorang. Orang secara individu atau masyarakat dan lembaga menjadi
sulit, makin menderita, makin terpinggir, dan makin mempunyai masalah
yang kompleks.
Arus
Globalisasi
Peluang Tantangan
Pasar Bebas
Suatu kesempatan untuk
mengekspor hasil produksi ke
luar negeri
Produk yang dipasarkan harus
berkualitas dan kompetitif
dengan harga dijangkau oleh
pasar global
Iptek
Perkembangan iptek menjadi
mudah dan cepat diterima
Dampak iptek bisa menimbulkan
pengangguran yang besar
Budaya
Aktivitas sosial dan adaptasi
budaya asing ke dalam budaya
bangsa mudah berinteraksi dan
integrasi
Harus mampu menciptakan filter
terhadap budaya yang
berdampak negative
Bisnis dan
pemerintah
Membuka selebar-lebarnya agar
investor dapat menanamkan
investasinya
Bisnis menjadi terbuka
(transparan) dan profesional,
banyak wisatawan mancanegara
yang datang sehingga menambah
pendapatan mereka
Lapangan kerja Terbuka dan banyak
Persaingan semakin ketat,
inovatif, dan kreatif
Secara garis besar, dampak globalisasi dapat berpengaruh pada aspek-
aspek ekonomi, politik, sosial-budaya, dan pertahanan-keamanan negara.
a. Bidang Ekonomi
Bagi kalangan yang sangat optimis terhadap globalisasi, seperti
Thomas L. Friedman dan beberapa tokoh lainnya, globalisasi adalah satu-
satunya jalan yang dapat digunakan manusia untuk mendapatkan standart
hidup yang lebih baik. Runtuhnya berbagai sistem ekonomi yang menjadi
rival kapitalisme, telah meyakinkan sebagian kelompok ini bahwa
globalisasi dan liberalisasi pasartelah menawarkan alternatif bagi
pencapaian standar hidup yang lebih tinggi, kehidupan yang lebih baik,
dan efisiensi ekonomi, sesuatu yang tidak dapat diberikan oleh sosialisme
maupun komunisme.
Namun, pandangan-pandangan dari kelompok ini tidak dapat
memberi penjelasan yang cukup memadai mengenai semakin melebarnya
ketimpangan distribusi pendapatan antara negara-negara kaya dengan
negara-negara miskin. Bahkan, seiring dengan globalisasi, pendapatan di
negara-negara Dunia Ketiga atau negara-negara yang kurang berkembang
jauh lebih menurun dibandingkan dengan era tahun 1960-an dan 1970-an.
Sebaliknya, negara-negara industri maju semakin menikmati kelimpahan
pendapatan dan standar hidup yang jauh lebih tinggi. Ini karena globalisasi
dengan liberalisasi dan perdagangan bebasnya, selain menawarkan suatu
alternative jalan yang lebih mudah untuk meningkatkan standart hidup dan
efisiensi ekonomi, tetapi juga membuka peluang terjadinya penumpukan
kekayaan dan monopoli usaha dan kekuasaan politik pada segelintir orang
atau kelompok yang sering disebut sebagai elite-elite internasional.
Kesuksesan kapitalisme Barat di era globalisasi ini telah didukung
pula oleh lembaga-lembaga ekonomi dunia, seperti Bank Dunia (World
Bank), Dana Moneter Internasional (International Monetery Fund/IMF),
Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO),
kelompok negara-negara G-8, serta perusahaan-perusahaan multi-nasional
dan trans-nasional. Organisasi-organisasi tersebut demikian
berpengaruhnya dalam menciptakan tata ekonomi kapitalis dan dibutuhkan
oleh banyak negara, terutama negara yang sedang menghadapi kesulitan
ekonomi, seperti Indonesia, Argentina, Afghanistan, Irak, Brazil, dan
Kamboja.
Kecenderungan-kecenderungan globalisasi dalam bidang ekonomi
juga terlihat dari munculnya perusahaan-perusahaan multinasional dan
transnasional. Perusahaan-perusahaan tersebut tidak hanya dimiliki oleh
individu, tetapijuga oleh masyarekat di seluruh dunia melalui penjualan
saham dan bursa efek. Kegiatan operasional perusahaannya pun tersebar di
berbagai kawasan Junta. Sebagai contoh, perusahaan minuman Coca-cola
dan restoran last food (makanan siapsaji) McDonalds yang berpusat di
Amerika Serikat, telah membuka cabangnya di berbagai negara, termasuk
di Indonesia. Hal Yang sama juga dilakukan oleh perusahaan perusahaan
besar lainnya, seperti IBM, General Motors, Shell, British Petroleum,
Freeport, Sony, dan Honda. Perusahaan-perusahaan ini mempunyai banyak
cabang di luar negeri, mereka mempunyai sumber dana, tekhnologi, dan
kemampuan lobi yang hampir tiada bandingnya. Keberadaan perusahaan
multi-nasional dan trans-nasional tersebut beserta investasi yang mereka
bawa menjadi harapan banyak negara, baik miskin maupun kaya. Investasi
yang mereka tanamkan sangat diharapkan untuk melakukan pembangunan
dan memacu pertumbuhan ekonomi, menyediakan lapangan kerja, dan
dengan demikian meningkatkan taraf hidup masyarakat.
b. Bidang Politik
Globalisasi memengaruhi aplikasi kekuasaan, hubungan internasional,
kedaulatan Negara, dan organisasi internasional. Termasuk di dalamnya
adalah perbatasan antarnegara tetangga atau bentuk perjanjian-
perjanjian/traktat internasional. Misalnya, hubungan Indonesia dan
Malaysia yang semula bersahabat, sempat berselisih paham karena
masalah TKI illegal, penyeludupan kayu illegal logging oleh warga
Malaysia, serta lepasnya Pulau Sipadan dan Ligitan dari wilayah Indonesia
dan kini menjadi bagian kedaulatan Malaysia.
Dampak globalisasi dalam bidang politik, antara lain, adalah negara
tidak lagi dianggap sebagai pemegang kunci dalam proses pembangunan.
Pasca-Perang Dunia kedua, banyak negara baru muncul dan menjadi
negara nasional yang berdaulat. Negara-negara baru ini, yang kemudian
sering disebut sebagai negara-negara sedang berkembang (developing
countries) atau negara-negara dunia ketiga (the third world), dan masalah
identitas nasional sebagai negara bangsa (nation building).
Dampak globalisasi di bidang politik lainnya adalah timbulnya
gelombang demokratisasi di sejumlah negara di Asia, Afrika, Amerika
Latin, dan Eropa Timur. Setelah berakhirnya Perang Dingin dan runtuhnya
komunisme, dambaan akan kebebasan dan keinginan untuk menegakkan
demokrasi memacu perubahan politik di banyak negara. Rezim-rezim
otoriter apa pun warna politiknya tumbang satu per satu dilanda arus
perubahan ini.
c.
d. Bidang Sosial-budaya
Globalisasi memberikan peluang terjadinya migrasi secara besar-
besaran dengan blok budaya berbeda. Aspek kenegaraan lainnya yang
tidak kalah penting dalam era globalisasi adalah bidang pertahanan dan
keamanan (hankam). Biasanya hal ini berkaitan dengan perkembangan
tekhnologi tempur yang berguna untuk pertahanan dan keamanan serta
keutuhan wilayah bangsa dan Negara.
Keadaaan keseimbangan dalam masyarakat merupakan keadaan yang
di idam-idamkan oleh setiap masyarakat. Dalam keadaan yang demikian,
individu-individu secara psikologis merasakan adanya suatu ketentraman,
sebab tidak ada pertentangan-pertentangan dalam norma-norma dan nilai-
nilai yang dianut oleh masyarakat. Setiap kali terjadi gangguan
keseimbangan, masyarakat dapat menolak unsur-unsur yang akan
membawa perubahan. Penolakan ini disebabkan masyarakat takut terjadi
goyahnya keseimbangan sistem yang berarti dapat muncul
ketidaktentraman.
Melalui arus informasi dan komunikasi, telah membuat makin
globalnya berbagai nilai budaya kaum kapitalis dalam masyarakat dunia.
Gaya berpakaian warga kota-kota besar di negara-negara berkembang
tidak dapat dibedakan dengan gaya berpakaian warga kota di Amerika
Serikat dan Eropa. Celana jeans dan potongan rambut misalnya, telah
menunjukkan betapa globalisasi telah memengaruhi warga dunia.
Demikian pula jenis musik jazz dan rock, turut pula menjadi budaya
dunia. Di samping jenis makanan Italia (seperti pizza), Amerika Serikat
(seperti kentucky fried chicken) dan Eropa lainnya, tumbuh pula budaya
lain seperti chopstick (sumpit), sushi (jenis makanan Jepang), noodle
(mi), yang tadinya jenis makanan yang sangat lokal (nasional), sekarang
telah menjadi budaya dunia.
Hal yang sama juga terjadi di dunia hiburan, di mana film-film
Hollywood (seperti Mickey Mouse dan Donald Duck, dan James Bond)
dapat dinikmati oleh warga masyarakat di berbagai dunia, termasuk
negara-negara yang tadinya anti-Barat, seperti Afghanistan setelah rezim
Taliban terguling. Menjamurnya produksi film dan musik dalam bentuk
kepingan CD/VCD atau DVD di berbagai kota di dunia, telah
menunjukkan gaya hidup yang diciptakan oleh kaum kapitalis menjadi
gaya hidup global. Kehidupan seks bebas (free sex), sekuralisme,
individualisme, konsumerisme, gaya hidup mewah, sudah menjadi gaya
hidup global pula. Oleh karena itu, kita harus bersikap waspada dan
selektif dalam menghadapi keragaman budaya dunia tersebut.
No. Aspek Globalisasi Dampak Positif Dampak Negatif
1.
Globalisasi bidang
hukum,
pertahanan, dan
keamanan
Semakin menguatnya
supremasi hukum,
demokratisasi, dan
tuntutan terhadap
dilaksanakannya hak-
hak asasi manusia
Menguatnya regulasi
hukum dan pembuatan
peraturan perundang-
undangan yang
memihak dan
bermanfaat untuk
kepentingan rakyat
banyak
Semakin menguatnya
tuntutan terhadap tugas-
tugas penegak hukum
yang lebih professional,
transparan, dan
akuntabel
Menguatnya supremasi
sipil dengan
mendudukkan tentara
dan polisi sebatas
penjaga keamanan,
kedaulatan, dan
ketertiban Negara yang
professional
Peran masyarakat
dalam menjaga
keamanan, kedaulatan,
dan ketertiban Negara
semakin berkurang
karena hal tersebut
sudah menjadi
tanggung jawab pihak
tentara dan polisi
Perubahan dunia yang
cepat, mampu
memengaruhi pola
pikir masyarakat
secara global.
Masyarakat seing kali
mengajukan tuntutan
kepada pemerintah
dan jika tidak
dipenuhi, masyarakat
cenderung bertindak
anarkis sehingga dapat
mengganggu stabilitas
nasional, ketahanan
nasional, bahkan
persatuan dan
kesatuan bangsa
2.
Globalisasi bidang
sosial-budaya
Meningkatkan
pemelajaran mengenai
Semakin mudahnya
nilai-nilai barat masuk
tata nilai sosial budaya,
cara hidup, pola pikir
yang baik, maupun ilmu
pengetahuan dan
teknologi dari bangsa
lain yang telah maju
Meningkatkan etos
kerja yang tinggi, suka
bekerja keras, disiplin,
mmpunyai jiwa
kemandirian, rasional,
sportif, dan lain-lain
ke Indonesia baik
melalui internet, media
televise, maupun media
cetak yang banyak
ditiru oleh masyarakat
Semakin lunturnya
semangat gotong
royong, solidaritas,
kepedulian, dan
kesetiakawanan sosial
sehingga dalam keadaan
tertentu/darurat,
misalnya sakit,
kecelakaan, atau
musibah hanya
ditangani oleh segelintir
orang
3.
Globalisasi bidang
ekonomi sektor
perdagangan
Liberalism perdagangan
barang jasa layanan,
dan komoditi lain
member peluang
kepada Indonesia untuk
ikut bersaing merebut
pasar perdagangan luar
negeri, terutama hasil
pertanian, hasil laut,
tekstil, dan bahan
tambang
Arus masuk
perdagangan luar negeri
menyebabkan deficit
perdagangan
internasional
Maraknya
penyeludupan barang ke
Indonesia
Masuknya wisatawan
ke Indonesia
melunturkan nilai luhur
bangsa
Globalisasi bidang
ekonomi sektor
produksi
Adanya kecenderungan
perusahaan asing
memindahkan operasi
produksi perusahaannya
ke Negara-negara
berkembang, dengan
pertimbangan
keuntungan geografis
meskipun masih sangat
terbatas dan rentan
terhadap perubahan-
perubahan global,
Indonesia memiliki
peluang untuk dipilih
menjadi tempat baru
bagi perusahaan
tersebut
Pengusaha dalam negeri
lebih tertarik bermitra
dengan pengusaha dari
luar. Akibatnya, kondisi
industry dalam negeri
sulit berkembang
Terjadinya kerusakan
lingkungan dan polusi
limbah industry
Globalisasi bidang
ekonomi sektor
investasi
Kecenderungan global
terbatasnya investasi
asing langsung (foreign
direct investment) justru
memberikan peluang
bagi pasar Indonesia
Perkembangan
perusahaan nasional
menjadi sangat lambat
karena investasinya
lebih banyak melalui
bursa efek daripada
mendirikan perusahaan
baru
Globalisasi bidang
ekonomi sektor
pasar uang
Peredaran uang secara
langsung dan tanpa
batas Negara memiliki
aspek positif, antara
lain: para
pengusahadapat
melakukan transaksi
tanpa dibatasi oleh
ruang dan waktu,
memberikan peluang
kepada lembaga
perbankan Indonesia
untuk merebut jasa
layanan kartu kredit,
transfer antarbank, dan
layanan anjungan tunai
mandiri.
Maraknya kejahatan
pembobolan rekening
bank melalui jaringan
online
Banyaknya pemalsuan
uang baik matauang
rupiah maupun valuta
asing, terutama dolar
Amerika serikat
Globalisasi bidang
ekonomi sektor
pasar kerja
Kebebasan gerak para
pekerja yang semakin
mengglobal
memberikan
kesempatan kepada
pekerja dari Indonesia
untuk memperoleh
lapangan pekerjaan di
perusahaan asing, baik
yang ada di dalam
negeri maupun di luar
negeri
Maraknya para pekerja
illegal
Banyaknya pelanggaran
HAM terhadap tenaga
kerja Indonesia di luar
negeri
4.
Globalisasi
organisasi dan
hubungan
internasional
Meski organisasi
Internasional terutama
Bank Dunia, WTO, dan
IMF menunjukkan
kecenderungan sangat
berkuasa dalam
hubungan Internasional,
sisi positif yang diambil
adalah member peluang
Melemahnya posisi
tawar-menawar dalam
proses diplomasi yang
dilakukan pemerintah
Indonesia
Munculnya rasa
ketidakadilan global
yang berpengaruh pada
sikap apatis pergaulan
bagi menteri
perekonomian dan
pejabat perwakilan
konsuler Indonesia
untuk melakukan lobi
diplomatik dalam
rangkan
menyeimbangkan
tawar-menawar, yang
pada akhirnya
menemukan jalan
keluar yang terbaik
dalam persoalan
perekonomian
Indonesia
internasional
5.
Globalisasi bidang
media
Distribusi citra (image)
dan informasi terutama
melalui media
elektronik seperti
televise, video, dan
internet, memberikan
nilai positif sebagai
berikut
Menjadi sarana
pendidikan bagi
orang Indonesia
untuk meningkatkan
pengetahuan dan
keterampilannya
Memudahkan
memperoleh barang-
barang manufaktur
berkat citra global
Munculnya sikap
materialistis, gaya hidup
konsumtif, dan
mentalitas instan
Maraknya pornografi
dan porno aksi
Melemahnya nilai luhur
bangsa
6.
Globalisasi bidang
turisme
Globalisasi turisme
internasional
memberikan
sumbangan positif bagi
perkembangan turisme
di Indonesia. Misalnya
menambah lapangan
kerja bagu bagi agen
perjalanan wisata
Maraknya
penyeludupan obat-
obatan terlarang
Maraknya penyakit
masyarakat (contohnya
prostitusi, perdagangan
wanita dan kawin
kontrak)
Berkembangnya
penyakit menular
seperti HIV/AIDS
7.
Globalisasi bidang
politik
Pemerintah dijalankan
secara transparan
Penyebaran nilai-nilai
polotik Barat, baik
(terbuka), demokratis,
dan penuh kebebasan.
Dengan adanya
keterbukaan,
dimungkinkan praktik
KKN dapat dicegah
Meningkatkan
partisipasi rakyat dalam
pemerintahan
Meningkatkan
legitimasi padda
pemerintah yang sedang
berkuasa sehingga
kebijakan yang diambil
akan mendapat
dukungan luas dari
masyarakat secara
bertanggung jawab
secara langsung atau
tidak langsung dalam
bentuk unjuk rasa dan
demonstrasi yang
semakin berani dan
terkadang hanya
mementingkan
kepentingan seseorang
atau sekelompok
tertentu dan
mengabaikan
kepentingan umum
Semaik lunturnya nilai-
nilai politik yang
berdasarkan semangat
kekeluargaan,
musyawarah mufakat,
dan gotong royong

C. GLOBALISASI DALAM DUNIA PENDIDIKAN INDONESIA
Dalam proses globalisasi tidak terlepas dari suatu perubahan, yaitu
perubahan yang terjadi dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Apabila
kebudayaan secara umum merupakan suatu rangkaian kepercayaan, nilai-
nilai, dan gaya hidup dari suatu masyarakat tertentu didalam eksistensi
kehidupan sehari-hari, maka dewasa ini didalam era globalisasi mulai
muncul apa yang disebut kebudayaan global. Kebudayaan global bisa
diartikan sebagai modernitas. Dalam hal ini modernitas mempunyai
pengertian masyarakat modern, gaya hidup modern, ekonomi modern,
budaya modern, dan pendidikan modern.
Proses globalisasi merupakan suatu rangkaian proses yang
mengintegrasikan kehidupan global didalam suatu ruang dan waktu melalui
internasionalisasi perdagangan, internasionalisasi pasar dari produksi dan
keuangan, internasionalisasi dari komoditas budaya yang ditopang oleh
jaringan system telekomunikasi global yang semakin canggih dan
cepat.Intinya dari proses globalisasi yaitu terciptanya suatu jaringan
kehidupan yang semakin terintegrasi.
Kaitan antara globalisasi dan pendidikan menurut Giddens terletak
didalam lahirnya suatu masyarakat baru yaitu knowledge-based-society
yang merupakan anak kandung dari proses globalisasi. Karena globalisasi,
ilmu pengetahuan berkembang dengan pesat yang merupakan dasar dari
globalisasi ekonomi dan politik di dunia ini. Namun demikian
suatuknowledge-based society yang didasarkan kepada ilmu pengetahuan
akan terus-menerus berubah dan merupakan subyek untuk revisi. hal ini
memerlukan apa yang disebutnya sikap refleksif dari manusia yaitu
kemampuan untuk merenungkan mengenai kehidupannya berdasarkan rasio.
Untuk itu pendidikan sangat penting didalam mewujudkan
masyarakat masa depan yang berdasarkan ilmu pengetahuan, melalui
pendidikan proses transmisi serta pengembangan ilmu pengetahuan akan
terjadi.
Lahirnya globalisasi, yang kemudian disusul dengan penetrasi
teknologi yang sangat canggih, menjembatani bangsa-bangsa didunia ini
menjadi global village. Globalisasi berkembang melintasi batas-batas
keelokan. Dalam kondisi seperti ini dunia mengarah pada proses integrasi
dan homogenisasi budaya. Akan tetapi proses integrasi dan homogenisasi
ini menimbulkan reaksi yang beragam.
Lahirnya budaya global bukan berarti hilangnya identitas suatu
masyarakat, justru globalisasi telah merangsang kesadaran individu,
kesadaran etnis dari suatu komunitas yang pluralistik. Artinya pendidikan
nasional kita perlu mempunyai sikap didalam menghadapi perubahan-
perubahan global dalam era globalisasi dewasa ini.
Hal itu juga berimbas pada perkembangan dunia pendidikan di
Indonesia yang tidak dapat dilepaskan dari pengaruh perkembangan arus
globalisasi, dimana ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Era
pasar bebas juga merupakan tantangan bagi dunia pendidikan Indonesia,
karena terbuka peluang lembaga pendidikan dan tenaga pendidik dari
mancanegara masuk ke Indonesia. Untuk menghadapi pasar global maka
kebijakan pendidikan nasional harus dapat meningkatkan mutu pendidikan,
baik akademik maupun non-akademik, dan memperbaiki menejemen
pendidikan agar lebih produktif dan efisien serta memberikan akses seluas-
luasnya bagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan.
Ketidaksiapan bangsa Indonesia dalam mencetak SDM yang
berkualitas dan bermoral yang dipersiapkan untuk terlibat dan berkiprah
dalam kancah globalisasi, menimbulkan dampak negative yang tidak sedikit
jumlahnya bagi masyarakat, paling tidak ada tiga dampak negative yang
akan terjadi dalam dunia pendidikan Indonesia, yaitu:
Pertama, dunia pendidikan akan menjadi objek komoditas dan
komersil seiring dengan kuatnya hembusan paham neoliberalisme yang
melanda dunia. Paradigma dalam dunia komersil adalah usaha mencari
pasar baru dan memperluas bentuk-bentuk usaha secara terus menerus.
Globalisasi mampu memaksa liberalisasi berbagai sektor yang dulunya non-
komersial menjadi komoditas dalam pasar yang baru. Tidak heran apabila
sekolah masih membebani orang tua murid dengan sejumlah anggaran
berlabel uang komite atau uang sumbangan pembangunan institusi
meskipun pemerintah sudah menyediakan dan Bantuan Operasional Sekolah
(BOS).
Kedua, mulai melemahnya kekuatan kontrol pendidikan oleh
Negara. Tuntutan untuk berkompetisi dan tekanan institusi global, seperti
International Monetary Fund (IMF) dan World Bank, mau atau tidak,
membuat dunia politik dan pembuat kebijakan harus berkompromi untuk
melakukan perubahan. Lahirnya UUD 1945 yang telah diamandemenkan,
UU Sisdiknas, dan PP no 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP) setidaknya telah membawa perubahan paradigma
pendidikan dari corak sentralistis menjadi disentralistis.
Ketiga, globalisasi akan mendorong delokasi dan perubahan
teknologi dan orientasi pendidikan. Pemanfaatan teknologi baru, seperti
komputer dan internet, telah membawa perubahan yang sangat revolusioner
dalam dunia pendidikan yang tradisional. Pemanfaatan multimedia yang
portable dan menarik sudah menjadi pemandangan yang biasa dalam praktik
pembelajaran didunia sekolah Indonesia. Disinilah bahwa pendidikan
menjadi agenda prioritas kebangsaan yang tidak bisa ditunda-tunda lagi
untuk dilakukan seoptimal mungkin.
Selain dampak negatif, pengaruh globalisasi juga membawa dampak
yang positif. Sebagian pakar telah melihat betapa besar impact/ imbas yang
disebabkan oleh pengaruh global ini sebagai suatu global revolution.
Globalisasi telah menimbulkan gaya hidup baru yang tampak dengan jelas
dalam mempengaruhi kehidupan. Ada berbagai dampak yang ditimbulkan
oleh globalisasi terhadap dunia pendidikan, yaitu:
1. Dampak Positif globalisasi Pendidikan
a. Akan semakin mudahnya akses informasi.
b. Globalisasi dalam pendidikan akan menciptakan manusia yang
professional dan berstandar internasional dalam bidang pendidikan.
c. Globalisasi akan membawa dunia pendidikan Indonesiabisa bersaing
dengan Negara-negarara lain.
d. Globalisasi akan menciptakan tenaga kerja yang berkualitas dan
mampu bersaing
e. Adanya perubahan struktur dan system pendidikan yang
meningkatkan tujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan
2. Dampak negatif globalisasi dalam pendidikan
Globalisasi pendidikan tidak selamanya membawa dampak positive
bagi dunia pendidikan, melainkan globalisasi memiliki dampak negative
yang perlu di antisipasi, dampaknya antara lain:
a. Dunia pendidikan Indonesia bisa dikuasai oleh para pemilik modal.
b. Dunia pendidikan akan sangat tergantung pada teknologi, yang
berdampak munculnya tradisi serba instant.
c. Globalisasi akan melahirkan suatu golongan-golongan di dalam dunia
pendidikan.
d. Akan semakin terkikisnya kebudayaan bangsa akibat masuknya
budaya dari luar.
Globalisasi dunia pendidikan mampu memaksa liberalisasi berbagai
sektor, mengakibatkan melonggarnya kekuatan kontrol pendidikan oleh
Negara karena mengacu ke Standar Internasional, yang mana bahasa Inggris
menjadi sangat penting sebagai bahasa komunikasi, agar dapat bersaing di
era globalisasi saat ini.
Globalisasi telah menciptakan dunia yang semakin terbuka dan
saling ketergantungan antarnegara dan antarbangsa. Negara atau bangsa
dunia kini bukan saja saling terbuka terhadap satu sama lain, tetapi juga
saling ketergantungan satu sama lain dan itu bersifat asimetris, artinya satu
Negara lebih tergantung pada Negara lain daripada sebaliknya. Karena
saling ketergantungan dan saling keterbukaan ini, semua Negara pada
prinsipnya akan terbuka terhadap pengaruh globalisasi. Dan efek yang
ditimbulkan adalah akan masuknya secara bebas nilai-nilai moral, sosial
budaya, dan sebagainya yang akan berdampak pada ranah pendidikan yang
cenderung akan banyaknya nilai-nilai negative yang masuk tanpa adanya
penyaringan.

D. RESPONSIFITAS DALAM MENGHADAPI GLOBALISASI
PENDIDIKAN
Setelah mengkaji globalisasi pendidikan terutama problematika dan
pengaruh atau dampak yang ditimbulkannya, dalam hal ini berkaitan tentang
ranah pendidikan, kita tidak akan mungkin terlepas dari elemen-elemen
yang sangat berpengaruh didalamnya dan saling berkaitan satu sama
lainnya. Yaitu, pendidik (guru), peserta didik (siswa), orang tua ( keluarga),
dan lingkungan.
Telah kita ketahui bersama bahwa globalisasi bisa berdampak positif
dalam melakukan perubahan yang lebih baik, namun disisi lain mempunyai
dampak negatif yang dapat menjadi boomerang bagi dunia pendidikan
khususnya di Indonesia. Hal itu semua akan tergantung bagaimana elemen-
elemen yang sangat berpengaruh dalam pendidikan mampu bersikap
responsive dalam menghadapi arus globalisasi yang tidak bisa kita hindari,
artinya dalam menghadapi arus globalisasi ini kita tidak akan pernah
menemukan suatu penyelesaian dengancara menghindari dan berpura-pura
tidak tahu apa-apa.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh semua elemen diatas
tadi dalam menghadapi arus globalisasi dalam dunia pendidikan.
1) Pendidik (Guru)
Menurut undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen telah ditegaskan bahwa yang dimaksud Guru adalah pendidik
professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik dijalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Disamping itu, di era global saat ini dituntut adanya fungsi dari
keberadaan guru sebagai tenaga professional, yang mampu meningkatkan
martabat serta mampu melaksanakan system pendidikan nasional dan
mewujudkan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa.
Maka dari itu, masalah guru merupakan topik yang tidak pernah
habis dibahas dan selalu aktual seiring dengan perubahan zaman dan
pengaruh globalisasi dalam pendidikan, karena permasalahan guru sendiri
dan dunia pendiidkan yang menyangkutnya selalu diperbincangkan. Pada
dasarnya persoalan etika dan moral anak bangsa, bukan hanya permasalahan
guru namun jika yang dituju adalah moral peserta didik (siswa), maka tidak
ada alasan untuk guru dilibatkan. Guru sebagai pengajar dan pendidik,
memang tidak hanya harus membina para murid segi kognitif dan
psikomotoriknya demi peningkatan nilai angka. Akan tetapi, seorang guru
sangat dituntut agar apa yang ia kerjakan dipraktekan oleh para muridnya
dalam kehidupan.
Guru adalah orang yang bertanggung jawab atas peningkatan moral
pelajar dan juga kemerosotannya. Untuk itu tugas guru tidak terbatas pada
pengajaran mata pelajaran, tapi yang paling penting adalah pencetakan
karakter murid. Tantangan persoalan ini memang sangat sulit bagi seorang
guru karena keterbatasan kontrolling pada murid kerap membuatnya
kecolongan.
Disamping itu, dalam menghadapi era globalisasi guru dituntut
meningkatkan profesionalitasnya sebagai pengajar dan pendidik. Guru juga
harus siap menghadapi kata kunci dunia pendidikan, seperti: kompetisi,
transparansi, efisiensi, dan kualitas tinggi. Dengan demikian kualitas mutu
pendidikan harus sangat diperhatikan oleh para guru untuk menyelamatkan
profesinya.
Untuk itu dalam peningkatan kualitas pengajaran, guru harus bisa
mengembangun tiga intelegensi dasar siswa. Yaitu: intelektual, emosional,
dan moral. Tiga unsur itu harus ditanamkan pada diri murid sekuat-kuatnya
agar terpatri dalam dirinya. Kemudian system pembelajaran yang kreatif dan
inovatif juga menjadi penting bagi guru, sehingga dapat megembangkan
seluruh potensi diri siswa, dan memunculkan keinginan bagi siswa untuk
maju yang diikuti ketertarikan untuk menemukan hal-hal baru pada bidang
yang diminati melalui belajr mandiri (self study) yang kuat. Dengan
perkembangan bidang teknologi informasi semakin mendorong dalam
kemajuan bidang ilmu pengetahuan, sehingga dunia pendidikan harus
memiliki kemampuan untuk memanfaatkan semaksimal mungkin.
2) Peserta didik (Siswa)
Selain tugas utama seorang siswa yaitu belajar, seorang siswa juga
harus mampu memilah dan memilih segala pengaruh yang masuk dalam
dirinya, baik itu pengaruh dari teman sebayanya, lingkungannya, maupun
media masa. Dampak dari pengaruh globalisasi terhadap siswa akan sangat
mungkin berdampak negatif dan menghancurkan dirinya jika tidak segera
ditanggulangi.
Baik pengaruh positif maupun negatif dari globalisasi akan sangat
terlihat jelas bagi siswa dalam perilaku dan tingkah lakunya sehari-hari. Hal
itu dikarenakan mereka masih dalam masa-masa labil, dan masa-masa
dimana selalu ingin mencoba sesuatu hal yang dianggap baru. Hal ini yang
perlu diperhatikan bagi orang-rang dewasa yang ada disekitarnya.
Akses internet yang terbuka seluas-luasnya akan berdampak buruk
bagi siswa jika digunakan untuk mengakses video porno, maupun gambar-
gambar lainnya yang tidak sepantasnya mereka akses. Namun akan sangat
baik jika akses interet digunakan oleh mereka untuk mencari informasi dan
pengetahuan sebanyak-banyaknya karena dunia ini akan terasa sempit
melaui dunia maya.
Dua hal yang saling kontradiktif namun sangat dekat sekali, sehingga
tidak jarang yang menyalahgunkan dalam pemanfaatan kemajuan teknologi
bagi siswa. Maka dari itu tiga unsur dasar bagi siswa, yaitu intelektual,
emosional, dan moral sangat penting untuk mereka miliki.
Intelektual murid harus luas, agar ia bisa menghadapi arus globalisasi
dan tidak ketinggalan zaman, apalagi sampai terbawa arus. Selain itu,
dimensi emosional dan spiritual siswa juga harus terdidik dengn baik, agar
bisa melahirkan perilaku yang baik dan bisa bertahan diantara
pengaruh demoralisasi di era globalisasi dengan prinsip spiritualnya.
3) Orang tua (keluarga)
Orang tua atau keluarga dianggap sebagai pendidikan pertama bagi
anak sebelum mereka dikenalkan dengan dunia luar. Pengaruh keluarga juga
sangat besar dalam pertumbuhan seorang anak, karena disamping
mempunyai kedekatan secara emosional, mereka juga mempunyai tingkat
kebersamaan yang lebih karena tinggal dalam satu atap atau satu rumah.
Peran orang tua untuk mencari tau segala kegiatan yang dilakukan
oleh anak-anaknya sangat penting, dimana jika keluarga sedikit mengbaikan
itu maka akan berdampak pada kepribadian dan perilaku anak-anaknya yang
tidak terkontrol. Orang tua terkadang memberikan sepenuhnya kepada
sekolah dalam mendidik dan mengembangkan potensi anak, padahal tidak
sampai disitu saja karena kontrol dari sekolah terbatas hanya dalam jam
pelajaran sekolah.
Mencari tau segala kegiatan anak tidak harus dengan mengikutinya
setiap detik dan setiap waktu. Namun bisa dilakukan dengan banyak hal dan
cara, seperti dengan memberikan perhatian, menanyakan dengan siapa teman
bermain, menanyakan keadaan anak kepada guru-guru nya di sekolah, dan
lain sebagainya. Hal seperti ini sangat mudah dilakukan, namun terkadang
orang tua sibuk dengan kegiatannya masing-masing bahan tidak mau tahu
sehingga anak seringkali terabaikan.
4) Lingkungan
Lingkungan tempat tinggal akan berdampak besar pada perilaku dan
kepribadian seseorang, karena seringkali pengaruh teman sebayanya dapat
mengalahkan pengaruh guru maupun orang tua.
Gaya hidup lingkungan sekitar juga mampu merusak tatanan yang
sudah diajarkan disekolah, yaitu yang berkaitan dengan moral seperti tingkah
laku dan menghormati orang yang lebih tua seringkali diabaikan karena
pengaruh kebiasaan orang-orang yang ada disekitar kita.
Untuk itu pemilihan lingkungan sangat penting dalam menghadapi
arus globalisasi yang akan berdampak pada dunia pendidikan. Karena
kewajiban kita adalah bagaimana berinteraksi dengannya secara
positif. Realitas (globalisasi) ini tidak semuanya buruk, dan tidak pula
semuanya baik. Karena itu kita harus menyikapinya lewat berbagai bentuk
artikulasi yang kritis namun proporsional.
Pangkal dari arus globalisasi yaitu berada pada kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi yang mampu membawa kepada perubahan-
perubahan dalam bidang pendidikan baik perubahan positif maupun
perubahan negatif.

DAFTAR PUSTAKA
http://mozi-mozi-mozi-mozi.blogspot.com/2010/01/dampak-globalisasi-
terhadap-dunia.html
http://hanakristina.wordpress.com/2010/03/29/dampak-globalisasi-dalam-
dunia-pendidikan/
http://hidayatulula.blogspot.com/2011/06/globalisasi-design-kurikulum-
pendidikan.html
http://laillamardianti.wordpress.com/2011/10/22/globalisasi/
http://www.anneahira.com/pengertian-globalisasi.htm
http://www.anneahira.com/pengaruh-budaya.htm
http://destyapurwaningtyas.blogspot.com/2010/03/strategi-menghadapi-
perdagangan.html
http://edukasi.kompasiana.com/2011/06/08/globalisasi-pendidikan/
http://www.zag.7p.com/globalisasi_pendidikan.htm
http://hadirwong.blogspot.com/2009/12/peran-pendidikan-di-era-
globalisasi.html

Anda mungkin juga menyukai