Anda di halaman 1dari 30

MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU

ILMU PENDIDIKAN ISLAM MARDIA HAYATI M.Ag

EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLM

TUGAS : ILMU PENDIDIKAN ISLAM


KELOMPOK : VI
: ANGGOTA:
1. NAHDA KHAIRA/11910821379
2. TITI GUSTINA/11910821405
3. INDAH RAHMADANI/11910823310
4. ARTIKA WAHYUNI/11910821321
KELAS : PGMI 2B
DOSEN PEMBIMBING : MARDIA HAYATI, M.Ag
JUDUL MAKALAH : EVALUASI DALAM PENDIDIKAN ISLAM

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kami ucapkan kehadiran Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah kami yang berjudul “Evaluasi Dalam Pendidikan Islam” ini
dengan tepat waktu. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah “Ilmu
Pendidikan Islam”. Kami berharap makalah ini dapat menambah wawasan para
pembaca.

Diluar dari itu kami sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak kekurangan dalam pembuatan makalah ini, baik dari segi tata bahasa,
penyusunan kalimat, maupun isi. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati kami selaku
penyusun menerima kritik dan saran pembangun dari pembaca.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah ilmu
pengetahuan dan manfaat yang nyata bagi masyarakat luas.

Pekanbaru, Mei 2020

Kelompok VI

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul .............................................................................................................. i


Kata Pengantar ................................................................................................................. ii

Daftar Isi ............................................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. .1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ .1


B. Rumusan Masalah................................................................................................... .2
C. Tujuan Penelitian .................................................................................................... .3

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... .4

A. Pengertian Evaluasi Pendidikan Islam................................................................. .4


B. Prinsip – prinsip Evaluasi Pendidikan Islam .......................................................... 7
C. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam..................................................... 10
D. Jenis – jenis Evaluasi Pendidikan Islam ................................................................. 13.
E. Subjek dan Objek dalam Evaluasi Pendidikan Islam ........................................... 15.
F. Ruang Lingkup Evaluasi ......................................................................................... 16
G. Analisis..................................................................................................................... .19

BAB III PENUTUP......................................................................................................... .24

A. Kesimpulan .............................................................................................................. .24


B. Saran ......................................................................................................................... .25

Daftar Pustaka ................................................................................................................... 26

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah usaha sadar manusia untuk meningkatkan kualitas dirinya,
baik personal maupun kolektif. Pendidikan juga merupakan suatu upaya manusia untuk
memanusiakan dirinya dan membedakannya dengan makhluk lain. Pendidikan Nasional
dituntut untuk melakukan perubahan dan penyesuaian sehingga dapat mewujudkan
proses pendidikan yang lebih demokratis, memerhatikan keberagaman, memerhatikan
kebutuhan daerah dan peserta didik, serta mendorong peningkatan partisipasi
masyarakat. Selain itu di dalam pembangunan pendidikan , seolah-olah tidak akan
berhenti, selesai menyelesaikan suatu masalah, muncul masalah lain yang kadang tidak
kalah rumit. Itulah sebabnya pembangunan bidang pendidikan tidak akan pernah ada
batasnya. Selama manusia ada, persoalan pendidikan tidak akan pernah hilang dari
wacana suatu bangsa. Oleh karena itu, agenda pembangunan sektor pendidikan selalu
ada dan berkembang sesuai dengan dinamika kehidupan masyarakat suatu bangsa.
Ilmu pendidikan Islam merupakan bagian pengetahuan yang
memperbincangkan masalah-masalah pendidikan Islam. Ruang lingkup pendidikan
Islam berkaitan dengan lembaga pendidikan, pendidik, anak didik, kurikulum, tujuan
pendidikan, proses pembelajaran, metode dan strategi pembelajaran, kepustakaan,
evaluasi pendidikan, dan alat-alat pendidikan. Dan tulisan ini mengkaji Evaluasi
pendidikan, karena dalam proses belajar mengajar, evaluasi merupakan komponen yang
sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dari keseluruhan proses yang lainya.
Evaluasi pendidikan memberikan manfaat baik bagi siswa/peserta pendidikan,
pengajar maupun manajemen. Dengan adanya evaluasi, peserta didik dapat mengetahui
sejauh mana keberhasilan yang telah digapai selama mengikuti pendidikan. Pada kondisi
dimana siswa mendapatkan nilai yang memuaskan maka akan memberikan dampak berupa
suatu stimulus, motivator agar siswa dapat lebih meningkatkan prestasi. Pada kondisi
dimana hasil yang dicapai tidak mernuaskan maka siswa akan berusaha memperbaiki
kegiatan belajar, namun demikian sangat diperlukan pemberian stimulus

1
positif dari guru atau pengajar agar siswa tidak putus asa. Dari sisi pendidik, hasil
evaluasi dapat digunakan sebagai umpan balik untuk menetapkan upaya-upaya
meningkatkan kualitas pendidikan.
Evaluasi sangat dibutuhkan dalam berbagai kegiatan kehidupan manusia sehari-
hari, karena disadari atau tidak, sebenarnya evaluasi sudah sering dilakukan, baik untuk
diri sendiri maupun untuk kegiatan sosial lainnya. Hal ini dapat dilihat mulai dari
berpakaian, setelah berpakaian seseorang biasanya berdiri dihadapan kaca untuk melihat
apakah penampilannya sudah wajar atau belum.
Dalam pendidikan Islam evaluasi merupakan salah satu komponen dari sistem
pendidikan Islam yang harus dilakukan secara sistematis dan terencana sebagai alat
untuk mengukur keberhasilan atau target yang akan dicapai dalam proses pendidikan
Islam dan proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan kegiatan yang disengaja
(sadar) oleh peserta didik dengan bimbingan atau bantuan dari pendidik untuk
memperoleh suatu perubahan. Perubahan yang diharapkan meliputi aspek kognitif,
afektif dan psikomotorik. Perubahan yang diharapkan itu yang dinamakan dengan
kompetensi (kemampuan melakukan sesuatu). Untuk mengetahui sejauh mana tujuan
pembelajaran atau kompetensi yang diharapkan tercapai oleh peserta didik diperoleh
melalui evaluasi.
Evaluasi pendidikan perspektif Islam merupakan suatu proses dan tindakan yang
terencana berbasis Islam untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan,
pertumbuhan dan perkembangan (peserta didik) terhadap tujuan (pendidikan), sehingga
dapat disusun penilaiannya yang dapat dijadikan dasar untuk membuat keputusan.
Melihat kenyataan di atas, penulis menjadi tertarik untuk mengkaji masalah Evaluasi
Pendidikan dalam Perspektif Islam lebih dalam lagi. Dengan harapan dapat menambah
pengetahuan kita, khususnya bagi penulis.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Evaluasi Pendidikan Islam?
2. Apa Prinsip- prinsip Evaluasi Pendidikan Islam?
3. Apa Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam?
4. Apa Jenis- jenis Evaluasi Pendidikan Islam?

2
5. Apa Subjek dan Objek dalam Evaluasi Pendidikan Islam?
6. Bagaimana ruang Lingkup Evaluasi?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui Pengertian Evaluasi Pendidikan Islam.
2. Untuk mengetahui Prinsip- prinsip Evaluasi Pendidikan Islam.
3. Untuk mengetahui Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam.
4. Untuk mengetahui Jenis- jenis Evaluasi Pendidikan Islam.
5. Untuk mengetahui Subjek dan Objek dalam Evaluasi Pendidikan Islam.
6. Untuk mengetahui Ruang Lingkup Evaluasi.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi Pendidikan Islam


1. Menurut Bahasa/Etimologi
Secara Etimologi evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation akar
katanya value yang berarti nilai atau harga. Nilai dalam bahasa Arab disebut Al-
1
Qimah atau Al-Taqdir. Dalam bahasa Arab, evaluasi dikenal dengan istilah imtihan,
yang berarti ujian. Dikenal juga dengan istilah khataman sebagai cara menilai hasil
2
akhir dari proses pendidikan. Dengan demikian secara harfiah, evaluasi pendidikan (
Al-Taqdir al-Tarbawiy ) dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan
3
atau penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan.
2. Menurut Istilah/Terminologi
Dalam pendidikan ada lima istilah yang saling berkaitan yaitu
a. pengukuran
pengukuran (measurement) adalah proses penetapan ukuran terhadap suatu
gejala menurut aturan tertentu.
b. Penilaian
Penilaian (assesment) adalah istilah umum yang mencangkup semua metode
yang bisa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok peserta
didik.
c. evaluasi
evaluasi (evaluation) adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat atau
kegunaan suatu objek. Dalam melakukan evaluasi terdapat judgemen untuk
menentukan nilai suatu program yang sedikit banyak mengandung unsur
subjektif.
d. ulangan

1
Sudion, 2005: 1
2
Suharna, 2016: 54
3
Ramayulis, 2002:221

4
ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau
kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan
4
belajar peserta didik.
e. Ujian
Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi
peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar atau penyelesaian dan suatu
satuan pendidik.
Pengukuran, penilaian dan evaluasi ada pendapat yang memberikan pengertian
yang sama antara ketiga istilah tersebut. Penilaian merupakan kata lain dari evaluasi,
sedangkan assessment sering dihubungkan dengan kemampuan seseorang seperti
5
kecerdasan, keterampilan, kecepatan, dan lain-lain. Sedangkan secara terminologi
atau istilah, ada beberapa pendapat, namun pada dasarnya sama, hanya berbeda
dalam redaksinya saja, sebagai berikut:
1) Fred Percival dan Henry Ellington (1998: 180) menyatakan evaluasi adalah suatu
kegiatan yang dirancang untuk mengukur efektivitas system belajar, dan akan
lebih tepat bila diadakan pengukuran-pengukuran sebelumnya.
2) Anas Sudjiono (2001: 5) yang menyatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan atau
proses untuk menilai sesuatu. Untuk menentukan nilai dari sesuatu yang sedang
dinilai itu dilakukan pengukuran, dan wujud dari pengukuran itu adalah pengujian
dan pengujian inilah di dalam dunia pendidikan dikenal dengan istilah tes.
Pendapat Anas sejalan dengan pendapat Fred Percival dan Henry Ellington,
karena evaluasi baru dapat dilaksanakan setelah terlebih dahulu dilakukan proses
pengkuran dengan menggunakan tes.
3) Menurut M. Chabib Thoha (1991: 2), evaluasi merupakan kegiatan yang
terencana untuk mengetahui keadaan objek dengan menggunakan instrument dan
hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.
Pendapat ini lebih bersifat umum karena tidak membedakan antara istilah
pengukuran, penilaian, dan evaluasi.

4
Permes diknas no. 20 tahun 2007
5
Nasution dkk, 1998:16

5
Berdasarkan berbagai pendapat tesebut di atas dapat dipahami bahwasannya
evaluasi jauh lebih kompleks dibandingkan dengan istilah lainnya. Evaluasi
merupakan salah satu komponen pendidikan yang memiliki fungsi untuk menilai
sampai sejauh mana tujuan telah dicapai dalam suatu kegiatan. evaluasi bukan
sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan incidental, melainkan merupakan
kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik, dan berdasarkan atas
tujuan yang jelas. Jika dikaitkan pengertian evaluasi pendidikan dengan pendidikan
Islam, maka evaluasi itu berarti suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan
suatu pekerjaan di dalam pendidikan Islam. Al wahab mengatakan bahwa evaluasi
atau tagwim itu adalah sekumpulan kegiatan pendidikan yang menentukan atas suatu
perkara untuk mengetahui tercapainya tujuan akhir pendidikan dan pengajaran sesuai
dengan program-program pelajaran yang beraneka ragam. Sedang daftar hasil
kegiatan pada waktu itu berupa berupa kelemahan-kelemahan dan kelebihan-
6
kelebihan, evaluasi menitik beratkan pada proses pendidikan dan pengajaran.
Menurut Jalaluddin (2016: 212-231) evaluasi adalah istilah-istilah yang lebih luas
dari ukuran. Evaluasi meliputi semua aspek dari penentuan batas-batas hasil belajar,
sedangkan ukuran hanya terbatas kepasa aspek-aspek kuantitatif. Meskipun kedua
istilah ini dianggap sinonim. Konsep evaluasi dalam pendidikan islam lebih mengacu
kepada penilaian terhadap sikap dan perilaku. Bukan kepada nilai angka (score).
Evaluasi mengacu kepada penialaian peringkat kesesuaian dan keselarasan antara
sikap dan perilaku dengan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan yang didasarkan
pada landasan filsafat yang bersumber Al-Quran dan Hadis. Suatu bentuk tujuan
pendidikan yang identik dengan tujuan dan nilai-nilai Islam itu sendiri. Wujud
konkretnya, tersimpul dalam inti doa: “Ya Tuhan kami berilah kami kebaikan di
dunia dan kebaikan di akhirat, dan peliharalah kami dari siksa neraka” (QS 2:201)
mencangkup rentang masa yang sangat panjang.
Evaluasi pendidikan Islam merupakan cara atau teknik penilaian terhadap tingkah
laku manusia didik berdasarkan standar perhiungan yang bersifat kompeherensif dari
seluruh aspek-aspek kehidupan mental psikologis dan spiritual-religius, karena

6
Ramayulis, 2002: 223

6
manusia hasil pendidikan Islam bukan saja sosok pribadi yang tidak hanya bersifat
religious, tetapi juga berilmu dan berketrampilan yang sanggup beramal dan berbakti
kepada Tuhan dan masyarakatnya. Evaluasi pendidikan Islam relavan dengan tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Dengan demikian dapat disimpulkan evaluasi
pendidikan Islam adalah suatu rangkaian usaha untuk menilai tercapai tidaknya
tujuan pendidikan Islam, dalam membentuk kepribadian manusia paripurna, sebagai
„abd Allah dan khalifah fi al-ard yang berakhlak al-karimah secara serasi dan
7
seimbang dalam berbagai bidang kehidupan .

B. Prinsip-Prinsip Evaluasi Pendidikan Islam


Dalam melaksanakan evaluasi ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan.
Dengan memperhatikan prinsip-prinsip dalam pelaksanaan evaluasi akan
memudahkan memonitor hasil yang diharapkan. Prinsip evaluasi pendidikan
dilandasi oleh nilai-nilai universal ajaran Islam. Prinsip tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Prinsip berkesinambungan (continuity)
Prinsip berkesinambungan dalam melaksanakan evaluasi berarti evaluasi dalam
proses pendidikan harus dilaksanakan secara terus menerus (kontinu). Pendidik
harus selalu melakukan evaluasi terhadap peserta didik sehingga dapat
memantau tujuan yang ingin dicapai dengan memperoleh informasi yang dapat
memberikan gambaran mengenai kemajuan perkembangan peserta didik. Dalam
8
konsep Islam, dikenal istilah istiqamah.
2. Prinsip menyeluruh (compreherensif)
Prinsip menyeluruh adalah terlaksananya evaluasi secara menyeluruh dari
kepribadian peserta didik, baik aspek berfikir, sikap, maupun aspek
9
keterampilanya.
3. Prinsip obyektivitas (objectivity)
Menurut Suharna (2016: 28) evaluasi dilaksanakan secara obyektif, dalam arti
bahwa evaluasi itu dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, berdasarkan fakta dan
7
Rusmaini, 2016: 170-171
8
Rusmaini, 2016:171
9
Rusmaini, 2016:171

7
data yang ada tanpa dipengaruhi oleh unsur-unsur subyektifitas dari evaluator
(penilai). Dalam Al-Qur’an dijelaskan:

Artinya: Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai
(keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.
Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu
mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar
gembira kepada orang-orang yang berbuat baik. (Q.S. Al-Hajj: 37).
Allah SWT. memerintahkan agar berlaku adil dalam mengevaluasi sesuatu, jangan
karena kebencian menjadikan ketidakobjektifan evaluasi yang dilakukan (Q.S. Al-
Maidah: 8). Dengan demikian, evaluasi harus menggambarkan kemampuan
obyektif siswa yang sebenarnya, bukan berdasarkan suka dan tidak suka guru
kepada para siswanya. Obyektivitas juga mengarah kepada perlakuan yang sama
dan adil kepada semua murid yang di evaluasi dengan memberikan penilaian yang
fair atau adil. Obyektivitas dalam evaluasi itu antara lain dituangkan dalam sikap-
sikap evaluator yang menerapkan sifat-sifat Rasulullah SAW sebagai berikut :
a. Sikap Ash-Shidiq, yakni berlaku benar dan jujur dalam mengadakan
evaluasi. Sebaliknya tidak bersikap dusta dan curang,
b. Sikap Amanah yakni suatu sikap pribadi yang setia, tulus hati dan jujur
dalam menjalankan sesuatu yang dipercayakan kepadanya,
c. Tabligh yakni menyampaikan, dan
d. Fatonah yaitu pintar.
4. Prinsip validitas (validity) dan reabilitas (reability)
Menurut Rusmaini (2016, 172) validitas atau keahlian merupakan suatu konsep
yang menyatakan bahwa alat evaluasi yang dipergunakan benar-benar dapat
mengukur apa yang hendak diukur. Validitas merupakan ketetapan alat evaluasi
yang dipergunakan oleh pendidik dengan masalah yng akan dievaluasi. Reabilitas
atau ketetapan artinya hasil dari suatu evaluasi yang dilakukan menunjukkan suatu

8
ketetapan ketika diberikan kepada peserta didik yang sama dalam waktu yang
berlainan.
5. Prinsip Keteraturan
Dalam melakukan evaluasi, kita harus mengetahui dan memperhatikan prosedur
dan langkah-langkah evaluasi yang seharusnya dilakukan. Kita tidak boleh
mengambil keputusan evaluasi sebelum adanya data yang dapat dipercaya. Juga
kita tidak dapat memperoleh data yang memadai kalau tidak menggunakan
instrumen pengumpul data yang memenuhi syarat. Selain itu, kita tidak akan dapat
mengembangkan instrumen secara baik jika tidak mengetahui tujuan evaluasi dan
aspek-aspek perilaku yang semestinya diungkap. Dengan demikian, sebelum
melakukan evaluasi, harus mengikuti beberapa aturan dan urutan yang telah
ditentukan agar hasil evaluasi akuntabel. Dalam konteks ajaran Islam ditegaskan
bahwa setiap sesuatu terdapat aturan main dan ketetapan yang harus dipenuhi
sesuai dengan ketentuan dan kadar masing-masing (Solichin, 2007: 80).
6. Prinsip praktikabilitas (practicability)
Suatu evaluasi dikatakan memiliki praktikabilitas yang tinggi apabila evaluasi
tersebut bersifat praktis (mudah dilaksanakan) dan mudah pengadministrasiannya
10
(mudah pemeriksaanya dan dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas).
Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut di atas, evaluasi dalam pendidikan Islam
dilakukan secara menyeluruh, berhubungan dengan semua aspek kehidupan,
relavan dengan tujuannya untuk membentuk manusia yang paripurna. Hal ini berarti
menyangkut aspek kognitif (intelektual), afektif (sikap), dan psikomotorik
(keterampilan). Ketiga aspek ini merupakan tujuan pendidikan yang diinginkan.
Hanya saja yang menjadi persoalan adalah prinsip-prinsip evaluasi yang diterapkan.
Walaupun dalam kenyataanya, indikasi yang demikian belum teralisasi dengan
baik. Mayoritas evaluasi yang dilakukan memfokuskan pada salah satu aspek saja
dan mengabaikan aspek lainnya. Bentuk evaluasi yang sering dilakukan
memberikan indikas, bahwa evaluasi yang dilakukan hanya berorientasi pada aspek
kognitif. Padahal aspek tersebut bukanlah satu satunya yang akan dituju oleh

10
Rusmaini, 2016: 172

9
pendidikan Islam. Pendidikan Islam lebih memfokuskan aspek afektif untuk
mewujudkan peserta didik terhadap ilmu yang dimilikinya. Evaluasi yang hanya
melaksanakan prinsip penilaian pada aspek kognitif kurang menguntungkan dalam
mencapai tujuan pendidikan Islam. Alasannya, ini telah mengabaikan aspek-aspek
peserta didik sebagai makhluk yang harus mempunyai keseimbangan antara
pemenuhan aspek pisik dan psikis. Padahal proses interaksi pendidikan yang setiap
hari dilakukan seringkali terlupakan oleh pendidik untuk melakukan proses evaluasi
11
aspek afektif dan psikomotorik.
7. Efisiensi
Adanya evaluasi yang dapat menggunakan sarana dan prasarana yang baik,
memanfaatkan waktu sebaik mungkin, mudah dalam proses administrasi dan
interpretasinya sehingga evaluasi ini tidak tepat pada sasarannya.
8. Ta’abbudiah dan ikhlas
Adanya evaluasi yang dilakukan penuh ketulusan dan pengabdian kepada Allah
SWT.

C. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pendidikan Islam


Dalam kaitannya dengan evaluasi pendidikan Islam telah menggariskan tolak ukur
yang serasi dengan tujuan pendidikannya. Baik tujuan jangka pendek, yaitu
membimbing manusia agar hidup selamat di dunia, maupun tujuan jangka panjang
untuk kesejahteraan hidup di akhirat. Kedua tujuan tersebut menyatu dalam sikap
dan tingkkah laku yang mencerminkan akhlak yang mulia (akhlk al-karimah).
Sebagai tolak ukur dari akhlak yang mulia ini dapat dilihat dari cerminan tingkah
12
lakunya dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Zakiah Darajat (2001: 234) penilaian media pendidikan bertujuan, antara lain:
1) Memilih media pendidikan yang akan dipergunakan di dalam kelas
2) Untuk melihat prosedur atau mekanisme penggunaan sesuatu alat bantu
pengajaran

11
Rusmaini, 2016: 172-173
12
Jalaluddin dan Said, 1996: 60

10
3) Untuk memeriksa atau mengkaji apakah tujuan penggunaan alat-alat tersebut
telah tercapai atau belum
4) Menilai sejauh mana kemampuan guru dalam mendayaagunakan media atau alat
bantu pengajaran
5) Memberikan data atau informasi tentang daya guna sesuatu alat bagi
kepentingan pengajaran selanjutnya
6) Untuk meningkatkan daya pakai dari sesuatu alat sehingga dapat digunakan
secara tepat guna dan funggsional
7) Untuk memperbaiki alat itu sendiri sehingga dapat mencapai efisiensi dan
efektivitas yang memadai untuk meningkatkan keberhasilan belajar mengajar
Menurut Ano Suharno (2016: 64) tujuan dan fungi dalam pendidikan islam
mengacu pada sistem evaluasi yang digariskan oleh Allah SWT dalam Al-Quran dan
dijabarkan dalam Sunnah, yang dilakukan Rasulullah Saw. dalam proses pembinaan
risalah Islamiyah. Secara umum tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan Islam sebagai
berikut:
1) Untuk menguji. Hal ini digambarkan dalam Al-Quran tentang menguji daya
kemampuan manusia beriman terhadap berbagai macam problema kehidupan yang
dihadapi

Artinya: Dan sungguh Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah buahan. Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah:155)
2) Untuk mengetahui. Hal ini digambarkan dalam Al-Quran tentang sejauh mana atau
sampai dimana hasil pendidikan wahyu yang telah diaplikasikan Rasulullah Saw.
kepada umatnya

11
Artinya: Berkatalah seseorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab: “Aku akan
membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip”. Maka tatkala
Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: “Ini
termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau
mengingkari (akan nikmat-nikmat-Nya). Dan barang siapa yang bersyukur maka
sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barang siapa
yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia”. (QS. Al-
Naml: 40)
3) Untuk menentukan klasifikasi atau tingkat. Hal ini digambarkan dalam ayat Al-
Quran tentang klasifikasi atau tingkat hidup keislaman atau keimanan seseorang,
seperti pengevaluasian Allah SWT. terhadap Nabi Ibrahim as. yang menyembelih
Islamil as. putra dicintainya

Artinya: Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya
atas pelipis (nya), (nyatanya kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: “Hai
Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu”, sesungguhnya
demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan kami tebus anak itu
dengan seekor sembelihan yang besar. (QS. Al-Shaffat: 103-107)
4) Untuk mengukur daya kognisi, hafalan manusia dan pelajaran yang telah diberikan
kepadanya, seperti pengevaluasian terhadap nabi Adam as. tentang asma’ yang
diajarkan Allah SWT. kepadanya di hadapan para malaikat.

12
Artinya: Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemuadian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu
berfirman:”Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang
orang-orang yang benar!” (QS. Al-Baqarah: 31)
5) Memberikan semacam tabsyir (berita gembira) /reward bagi yang beraktivitas baik,
dan memberikan semacam „iqlab (siksa) /punishment bagi mereka yang
beraktivitas buruk

Artinya: Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia
akan melihat (balasan) nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan
seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula. (QS. Al-Zalzalah:
7-8).
Menurut Nazar Al Masri (2014: 236), fungsi evaluasi pendidikan islam
adalah:
a. Islah, yaitu perbaikan terhadap semua komponen pendidikan, termasuk
perbaikan perilaku, wawasan, dan kebiasaan-kebiasaan peserta didik.
b. Tazkiyah, yaitu penyucian terhadap semua komponen pendidikan.
c. Tajdid, yaitu memodernisasikan semua kegiatan pendidikan.
d. Al-dakhkil, yaitu masukan sebagai bagi orang tua peserta didik.
Evaluasi pendidikan dilaksanakan mempunyai tujuan yang dapat menjadi tolak
ukur keberhasilan proses pendidikan yang dilakukan. Tujuan evaluasi adalah untuk
mengembangkan suatu kebijakan yang bertanggung jawab mengenai pendidikan
13
(Tayibnapis, 2000: 3).

D. Jenis-jenis Evaluasi Pendidikan Islam

13
Tayibnapis, 2000: 3

13
Menurut Hasmiati (2016: 16), ada empat jenis evaluasi, yaitu:
1. Evaluasi formative
Yaitu penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh anak didik
setelah menyelesaikan program dalam satuan bahan pelajaran pada suatu mata
pelajaran tertentu. menetapkan tingkat penguasaan peserta didik dan
menentukan bagian-bagian tugas yang belum dikuasai secara tepat.
2. Evalausi sumatif
yaitu penilaian yang dilakukan terhadap belajar peserta didik setelah mengikuti
pelajaran dalam satu catur wulan, satu semester, atau akhir tahun untuk
menentukan jenjang berikutnya. penilaian secara umum tentang keseluruhan
hasil belajar dari akhir proses belajar mengajar.
3. Evaluasi diagnostic
Yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil pengorganisasian tentang keadaan
belajar anak didik baik yang merupakan kesulitan-kesulitan atau hambatan yang
ditemui dalam situasi belajar mengajar. penilaian yang dipusatkan pada proses
belajar mengajar dengan melokasikan suatu titik awal yang sesuai dengan
kesamaan minat, bakat, kepribadian latar belakang, kecerdasan, keterampilan
atau metode tertentu yang akan direalisasikan.
4. Evaluasi penempatan (placement evaluation)
Yaitu penilaian yang dilakukan untuk menempatkan siswa sesuai dengan
kemampuan, bakat dan sebagainya. misalnya menempatkan siswa pada
pemilihan jurusan, kelas dll. menitikberatkan pada penilaian tentang
permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan :
a. Ilmu Pengetahuan dan keterampilan murid yang diperlukan untuk awal proses
belajar mengajar.
b. Pengetahuan murid tentang tujuan pengajaran yang telah ditetapkan sekolah.
c. Minat dan perhatian, kebiasaan bekerja, corak kepribadian yang menonjol
yang mengandung konotasi metode belajar tertentu.
Meskipun dalam sumber pendidikan Islam tidak dijelaskan secara eksplisit,
namun dalam praktinya dapat diketahui bahwa pada prinsipnya evaluasi-evaluasi

14
sejenis itu juga sering kali kita temukan baik dalam firman-firman Allah dalam Al-
Qur,an atau sunnah Nabi.
Adapun, pembagian jenis-jenis evaluasi menurut Sukardi (2014: 30), dibedakan
atas lima jenis evaluasi yaitu:
1) Evaluasi kurikulum
2) Evaluasi siswa
3) Evaluasi sekolah
4) Evaluasi dengan responden besar
5) Evaluasi proyek khusus

E. Subjek dan Objek dalam Evaluasi Pendidikan Islam


Subjek atau pelaku evaluasi pendidikan ialah orang yang melakukan pekerjaan
evaluasi dalam bidang pendidikan. Dengan sendirinya subjek evaluasi pendidikan di
sekolah adalah pendidikan (guru). Sedangkan objek evaluasi pendidikan Islam dalam
arti umum adalah peserta didik. Sementara dalam arti khusus adalah aspek-aspek
tertentu yang terdapat pada peserta didik, di samping sebagai objek juga sebagai
subjek. Oleh karena itu, evaluasi pendidikan Islam dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu: pertama, evaluasi diri sendiri (self evaluation intropeksi) kedua, evaluasi
14
terhadap orang lain (peserta didik).
Objek evaluasi program bervariasi tergantung dari program dan kegiatan yang
menjadi prioritas lembaga dan yang ingin dinilaikan. Sebagai contoh, untuk evaluasi
program pembelajaran, yang menjadi objek yang dinilai adalah peserta didik dalam
mengikuti proses belajar mengajar dikelas. Evaluatornya adalah para guru pengampu
mata pelajaran. Untuk penilaian program studi atau suatu perguruan tinggi, objek
yang dievaluasi adalah komponen penting dalam program studi atau perguruan
tinggi. Objek evaluasi program dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu objek yang
memiliki karakteristik statis dan dinamis. Objek evaluasi dikatakan statis jika
komponen tersebut ketika dinilai, posisinya tetap tidak berubah, sedangkan objek

14
Masri, 2014: 234-235

15
evaluasi dikatakan dinamis jika objek tersebut mempunyai kemungkinan berubah
15
baik jumlah maupun kualitasnya ketika dinilai oleh evaluator.

F. Ruang Lingkup Evaluasi


1. Evaluasi Kinerja Peserta Didik
a. Hakikat kinerja
Kinerja peserta didik terkait dengan perubahan-perubahan perilaku sebagai
hasil kerja. Dalam rangka menilai mutu suatu lembaga pendidikan Islam
kinerja peserta didik merupakan salah satu fokus dan aspek yang di evaluasi.
Hal ini disebabakan kinerja peserta didik merupakan salah satu bagian yang
menggambarkan mutu madrasah secara umum. Evaluasi kinerja peserta didik
pada umumnya difokuskan pada prestasi belajarnya.
b. Teknik evaluasi yang digunakan dalam menilai hasil belajar
Menurut Hasmiati (2016: 17-18), ada dua teknik dalam evaluasi pendidikan
islam, yaitu:
1) Teknik evaluasi pada masa pertumbuhan Islam (zaman Rasulullah dan para
sahabat)
Sistem evaluasi yang disebutkan dalam Al-Qur’an adalah sifat universal. Yaitu
dengan menggunakan teknik testing mental (mental test atau psikotest). Dalam
sunnah Nabi system evaluasi bersifat makro adalah untuk mengetahui kemajuan
belajar manusia termasuk nabi sendiri. Sebagiamana dalam kisah kedatangan
Jibril AS untk menguji Nabi Muhammad saw. Dengan pertanyaan-pertanyaan
yang menyangkut pengetahuan beliau tentang rukun Islam. Setiap jawaban Nabi
atas pertanyaan yang diajukan selalu dibenarkan oleh malaikat Jibril AS.
Peristiwa lain yaitu ketiak nabi diuji hafalan-ahafalan pada ayat-ayat al-qur’an
yang tetap konsisten dan valid dalam ingatan beliau.
2) Teknik evalausi pada masa perkembangan dan kemajuan Islam (sesudah sahabat
hingga sekarang).

15
Sukardi, 2014: 35-36

16
Teknik penilaian yang diterapkan pada masa sekarang ini terdapat dalam
sekolah-sekolah adalah yang bersifat kuantitatif. Penilaian kuantitatif dinyatakan
dengan menggunakan angka-angka sedangkan yang kaulitatif dinyatakan dengan
ungkapan-ungkapan. Aspek tingkah laku siswa dalam bidang kognitif dinilai
secara kuantitaif. Aspek sikap/afektif dinilai secara kualitatif dan aspek
keterampilan / psikomotorik dinilai secara kuantitatif dan kualitatif.
Implikasi dari kedua penilaian diatas membutuhkan teknik pelaksanaannya.
Adapun teknik penilaiannya sebagai berikut:
a. Teknik Test
Adalah penilaian yang menggunakan tes yang tentukan terlebih dahulu. Metode ini
bertujuan untuk mengukur dan memberikan penilaian terhadap hasil belajar yang
akan dicapai oleh siswa meliputi: kesanggupan mental, achievement (test
penguasaan hasil belajar), keterampilan, koordinasi, motorik dan bakat baik secara
individu maupun secara berkelompok. tes hasil belajar ini dibagi menjadi :
1) Tes tertulis (written test)
Adalah tes yang diberikan kepada siswa dengan menjawab soal-soal secara
tertulis dalam jangka waktu yang telah ditentukan. Berikut ini merupakan
macam-macam dari bentuk tes tertulis , yaitu tes dalam bentuk essay adalah test
yang soalnya disusun sedemikian rupa sehingga jawabannya terdiri dari
beberapa kalimat. Dan tes dalam bentuk objektif yaitu tes yang disusun dengan
bentuk jawaban yang ditentukan sehingga dalam hal ini siswa hanya memilih
jawaban yang sudah ditentukan sehingga siswa hanya memilih jawaban yang
dianggap benar diantara jawaban-jawaban yang salah.
2) Tes lisan (oral tes)
Adalah tes yang dialkukan dengan cara lisan dengan sejumlah siswa atau
seorang yang dilakukan penguji. Tes ini pelaksanaannya dengan menggunakan
system Tanya jawab secara langsung.
3) Tes perbuatan (performance test)
Adalah test yang digunakan untuk menilai berbagai macam perintah atau siswa
diperintah untuk melaksanakan suatu hal yang berkaitan dengan materi
pelajaran, seperti ; praktik wudhu, tayamum, shalat, dan lain-lain.

17
b. Teknik non-Test
Adalah penilaian yang tidak menggunakan soal-soal test dan tujuan agar
mengetahui sikap dan sifat kepribadian siswa, yang berhubungan dengan kiat
belajar atau pendidikan. Adapun yang termasuk penilaian non-Test yaitu; rating
scale (skala bertingkat), kuesioner, daftar cocok, wawancara, pengamatan/
observasi dan riwayat hidup.
2. Evaluasi program
a. Pengertian
Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan
sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan program.
b. Tujuan
1. Untuk memperoleh dasar bagi pertimbangan akhir suatu periode kerja,
apa yang telah dicapai, apa yang belum dicapai, dan apa yang perlu
mendapat perhatian khusus.
2. Untuk menjamin cara kerja yang efektif dan efisien yang membawa
organisasi pada penggunaan sumber daya yang dimiliki secara efisien dan
ekonomis.
c. Komponen-komponen yang di evaluasi
Adapun komponen yang dievaluasi yaitu kurikulum, pendekatan dan metode,
sarana, lingkungan, peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan.
3. Evaluasi kinerja tenaga kependidikan
Tenaga kependidikan di lembaga pendidikan islam, terdiri atas
1. Tenaga Pendidik (guru)
Ada beberapa bentuk evaluasi guru yaitu
a. Uji kompetensi guru.
Untuk meningkatkan kualitas guru, perlu dilakukan suatu sistem
pengujian terhadap kompetensi guru. Kompetensi guru dilakukan untuk
mengetahui kemampun guru yang diutuhkan untuk kenaikan pangkat dan
jabatan.

18
b. Sertifikasi Guru
Sertikasi guru merupakan suatu keputusan yang diberikan lembaga
maupun asosiasi profesi yang mengijinkan (licensure) seseorang untuk
melaksanakan kegiatan profesional setelah orang bersangkutan dinilai
mampu dan memenuhi syarat untuk menjalankan profesi tertentu sesuai
dengan standar dan etika profesi yang bersangkutan.
4. Evaluasi Tenaga Kependidikan (personalia) lembaga Pendidikan
1. Deskripsi jabatan merupakan sebuah dokumen yang menggambarkan
berbagai kewajiban tertentu yang ada dalam suatu jabatan tertentu pula.
Diskripsi jabatan kadang-kadang disebut dengan istlah “rumusan tugas” atau
kerangka acuan jabatan.
2. Kriteria kinerja adalah berbagai tugas tertentu dari seorang pegawai yang
harus dilaksanakan sebagai persyaratan kerja, tujuan penilaian di jadikan
standar untuk mengukur kinerja.
5. Tujuan evaluasi personalia lembaga pendidikan
Secara umum tujuan dilaksanakannya evaluasi kinerja personalia madrasah
adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan bagi para peserta didik dengan
cara membantu para personalia menyadari potensi mereka dan mengerjakan
berbagi kewajibannya dengan lebih efektif dan efisien.
6. Teknik Evaluasi Personalia Lembaga
a. Wawancara, dilakukan dengan mengajukan pertanyaan kepada personalia
secara lisan
b. Pengamatan, mengamati personalia yang sedang melakukan berbagai
tugasnya.
c. Pendapat pihak ketiga, berbagai pendapat yang obyektif dan pihak ketiga
dapat memberikan gambaran mengenai kinerja seorang personalia.akan
tetapi dalam meminta pendapat seperti itu kita harus berhati-hati tidak
mencatat kritikan yang bersifat pribadi.

G. Analisis

19
Evaluasi adalah suatu proses dan tindakan yang terencana untuk mengumpulkan
informasi tentang kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan peserta didik terhadap
tujuan pendidikan yang efektif dan efisien, sehingga dapat disusun penilaiannya yang
dapat dijadikan dasar untuk membuat suatu keputusan atau hasil. Dengan demikian
evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan atau kebetulan,
melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu yang terencana, sistematik dan
berdasarkan tujuan yang jelas. Jadi dengan evaluasi diperoleh informasi dan
kesimpulan tentang keberhasilan suatu kegiatan, dan kemudian kita dapat
menentukan alternatif dan keputusan untuk tindakan berikutnya.
Kedudukan evaluasi dalam proses kegiatan juga memiliki kedudukan yang sama
pentingnya, karena evaluasi merupakan bagian intenal dari proses kegiatan
pendidikan secara keseluruhan. Karena itu secara sederhana evaluasi akan menjadi
wahana untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari keseluruhan aktivitas yang
dilakukan serta menjadi sumber informasi yang terukur, hambatan- hambatan atau
kendala yang dihadapi di dalam proses pencapaian tujuan yang telah dirumuskan.
Evaluasi dalam proses belajar mengajar merupakan komponen yang penting dan
tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan proses.
Kepentingan evaluasi tidak hanya mempunyai makna bagi proses belajar siswa,
tetapi juga memberikan umpan balik terhadap program secara keseluruhan. Oleh
karena itu, inti evaluasi adalah pengadaan informasi bagi pihak pengelola proses
belajar mengajar untuk membuat keputusan. Evaluasi dilaksanakan secara terpadu
dengan kegiatan pembelajaran. evaluasi dapat dilakukan baik dalam suasana formal
maupun informal, di dalam kelas, di luar kelas, terintegrasi dalam kegiatan belajar
mengajar atau dilakukan pada waktu yang khusus. Evaluasi dilaksanakan melalui
berbagai teknik, seperti teknik evaluasi pada masa pertumbuhan Islam (zaman
Rasulullah dan para sahabat) atau teknik evalausi pada masa perkembngan dan
kemajuan Islam (sesudah sahabat hingga sekarang).
Prinsip-prinsip evaluasi dalam pendidikan Islam sangat diperlukan sebagai
panduan dalam prosedur pengembangan evaluasi, karena jangkauan sumbangan
penilaian dalam usaha perbaikan pembelajaran sebagian ditentukan oleh prinsip-
prinsip yang mendasari pengembangan dan pemakaiannya. Evaluasi juga memiliki

20
tujuan yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam mendapatkan hasil evaluasi yang
baik. Dalam kaitannya dengan evaluasi pendidikan Islam menggariskan tolak ukur
yang serasi dengan tujuan pendidikannya. Sebagai contoh akhlak, sebagai tolak ukur
akhlak yang mulia ini dapat dilihat dari cerminan tingkah lakunya dalam kehidupan
sehari-hari. Selain itu fungsi evaluasi adalah untuk membantu peserta didik agar ia
dapat mengubah atau mengembangkan tingkah lakunya secara sadar, serta memberi
bantuan padanya cara meraih suatu kepuasan bila berbuat sebagaimana mestinya,
selain itu juga dapat membantu seorang pendidik dalam mempertimbangkan metode
pengajaran serta membantu dan mempertimbangkan administrasinya.
Objek atau sasaran evaluasi pendidikan adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan kegiatan atau proses pendidikan, yang dijadikan titik pusat perhatian atau
pengamatan, karena pihak penilai (evaluator) ingin memperoleh informasi tentang
kegiatan atau proses pendidikan tersebut. Objek evaluasi bervariasi tergantung dari
program dan kegiatan yang menjadi prioritas lembaga dan yang ingin dinilaikan.
Sedangkan, subjek evaluasi pendidikan adalah orang yang melakukan evaluasi dalam
bidang pendidikan. Sebagai contoh, untuk evaluasi pembelajaran, dimana yang
bertindak sebagai objeknya adalah peserta didik yang akan melakukan proses
pembelajaran, sedangkan untuk subjeknya adalah pembelajaran yang akan diajarkan.
Dalam evaluasi pendidikan terdapat komponen yang saling terkait dan merupakan
satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan yang terdapat di dalam teknik evaluasi
pendidikan seperti pengukuran dan tes. Tes merupakan salah satu cara untuk
menaksir besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung, yaitu melalui
respons seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Tes merupakan salah satu alat
untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan informasi
karakteristik suatu objek. Objek ini bisa berupa kemampuan peserta didik, sikap,
minat, maupun motivasi. Respons peserta tes terhadap sejumlah pertanyaan
menggambarkan kemampuan dalam bidang tertentu.
Pengukuran dinyatakan sebagai proses penetapan angka terhadap individu atau
karakteristiknya menurut aturan tertentu Dengan demikian, esensi dari pengukuran
adalah kuantifikasi atau penetapan angka tentang karakteristik atau keadaan individu
menurut aturan-aturan tertentu. Keadaan individu ini bisa berupa kemampuan

21
kognitif, afektif dan psikomotor. Pengukuran memiliki konsep yang lebih luas dari
pada tes. Kita dapat mengukur karakateristik suatu objek tanpa menggunakan tes,
misalnya dengan pengamatan, skala rating atau cara lain untuk memperoleh
informasi dalam bentukkuantitatif.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa evaluasi pendidikan adalah suatu
kegiatan yang berisi mengadakan pengukuran, penilaian dan tes terhadap
keberhasilan pendidikan dari berbagai aspek yang menyeluruh, baik kognitif, afektif
dan psikomotoriknya.
Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran
Islam sebagaimana tercantum dalam al-Qur’an dan al-Hadits serta dalam pemikiran
para ulama dan dalam praktik sejarah umat Islam. Dalam pendidikan Islam evaluasi
merupakan salah satu komponen dari sistem pendidikan Islam yang harus dilakukan
secara sistematis dan terencana sebagai alat untuk mengukur keberhasilan atau target
yang akan dicapai dalam proses pendidikan Islam dan proses pembelajaran.
Evaluasi pendidikan perespektif Islam yaitu suatu proses dan tindakan yang
terencana berbasis Islam untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan,
pertumbuhan dan perkembangan peserta didik terhadap tujuan pendidikan, sehingga
dapat disusun penilaiannya yang dapat dijadikan dasar untuk membuat keputusan.
Secara umum tujuan dan fungsi evaluasi pendidikan perspektif Islam untuk menguji,
mengetahui, menentukan, mengukur daya kemampuan manusia. Evaluasi bukan
sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insedental, melainkan merupakan
kegiatan untuk menilai sesuatu yang terencana, sistematik, berdasarkan tujuan yang
jelas dan komprehensip.
Dengan evaluasi pendidikan perspektif Islam diharapkan mampu memperoleh
informasi dan kesimpulan tentang keberhasilan suatu kegiatan dalam hal pendidikan,
yang kemudian dapat menentukan alternatif dan keputusan untuk tindakan
berikutnya. Serta pada tujuan akhirnya mampu menggapai tujuan-tujuan pendidikan
dan menciptakan pendidikan yang sesuai dengan apa yang diharapkan.
Berhasil atau tidaknya evaluasi dalam melakukan proses pendidikan dapat dilihat
dari hasil penilaian yang dilakukan. Jika hasilnya yang dicapai relavan dengan tujuan

22
yang ditetapkan berti proses pendidikan tersebut berhasil, dan jika terjadi sebaliknya
berarti proses pendidikan yang telah dilakukan tersebut gagal.
Dalam konteks pendidikan Islam, pengembangan evaluasi pembelajaran
ditekankan pada aspek afektif, yaitu bagaimana evaluasi diarahkan untuk melihat
sejauh mana penghayatan, penghargaan dan pengembangan perilaku anak didik yang
didasarkan kepada ajaran Islam yang telah ditentukan oleh Allah dan dicontohkan
oleh Rasulullah SAW. Dalam perspektif ini, pengembangan evaluasi pembelajaran
pendidikan Islam tidak hanya dilakukan untuk menilai aspek pengetahuan dan
pemahaman, namun juga yang jauh lebih penting adalah bagaimana menilai proses
pembelajaran pendidikan Islam sebagai suatu aksi moral. Ini dapat memberikan
motivasi kepada anak didik untuk tidak hanya mempelajari Islam sebagai suatu
pengetahuan dan pemahaman, namun lebih dari itu Islam dijadikan sebagai pola
bertindak, pola hidup dan pola berperilaku. Dengan pola penilaian tersebut, guru
seharusnya menilai keseluruhan perilaku anak didik melalui pengamatan langsung
terhadap kemajuan-kemajuan pengamalan moral Islam yang dilakukan anak didik,
baik di lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumah dan masyarakatnya.
Penilaian di lingkungan sekolah dapat dilakukan dengan mengamati siswa
bagaimana berperilaku terhadap para gurunya, teman-temannya, baik yang lebih
muda ataupun yang lebih tua. Sedangkan penilaian dalam lingkungan rumah dan
masyarakat sekitarnya dapat dilakukan dengan melibatkan orang tua dan tokoh
masyarakat ataupun anggota masyarakat lainnya dengan menggunakan teknik
pengamatan langsung dan wawancara mendalam terhadap perilaku anak didik di
rumah dan lingkungan masyarakatnya. Dengan teknik penilaian di atas, dapatlah
memberikan gambaran yang utuh tentang perilaku dan moral keagamaan anak dalam
berbagai aspeknya sehingga dapat memberikan penilaian yang sebaik-baiknya
terhadap keberhasilan pembelajaran pendidikan Islam.

23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan adalah suatu usaha manusia dalam meningkatkan kualitas dirinya,
baik personal maupun kolektif, selain itu juga pendidikan juga merupakan suatu
upaya manusia untuk memanusiakan dirinya dan membedakannya dengan makhluk
lain, dimana semua itu diperoleh dari proses pembelajaran. Dalam peningkatan
kualitas pembelajaran membutuhkan adanya peningkatan kualitas program
pembelajaran secara berkelanjutan dan berkesinambungan.
Untuk meningkatkan kualitas program pembelajaran membutuhkan informasi
tentang implementasi program pembelajaran sebelumnya. Hal ini dapat diperoleh
dengan dilakukannya evaluasi terhadap program pembelajaran secara periodik dan
sistematis. Evaluasi pembelajaran merupakan suatu proses untuk mendapatkan
informasi tentang hasil pembelajaran. Dengan demikian fokus evaluasi pembelajaran
adalah pada hasil, baik hasil yang berupa proses maupun produk. Informasi hasil
pembelajaran ini kemudian dibandingkan dengan hasil pembelajaran yang telah
ditetapkan. Jika hasil nyata pembelajaran sesuai dengan hasil yang ditetapkan, maka
pembelajaran dapat dikatakan efektif. Sebaliknya, jika hasil nyata pembelajaran tidak
sesuai dengan hasil pembelajaran yang ditetapkan, maka pembelajaran dikatakan
kurang efektif. Pendidik menggunakan berbagai alat evaluasi sesuai karakteristik
kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.
Dalam melakukan evaluasi, pendidik dapat menentukan evaluasi apa yang akan
mereka lakukan sesuai dengan kondisi lingkungan. Untuk lebih mengoptimalkan
peran guru dalam evaluasi program pembelajaran, maka sebaiknya evaluator dalam
evaluasi program pembelajaran merupakan kombinasi antara evaluator dari dalam
dan evaluator dari luar dimana evaluator tersebut mempunyai integritas memahami
materi, menguasai teknik evaluasi, objektif, cermat, jujur, dan dapat dipercaya.
Evaluasi pendidikan Islam mempunyai fungsi untuk merealisasikan tujuan
pendidikan Islam. Hasil dari evaluasi dapat dijadikan tolak ukur tingkat keberhasilan
proses pendidikan. Dengan demikian, hal ini dapat memberikan makna bagi peserta

24
didik untuk memperbaiki atau meningkatkan proses pendidikan yang dilakukannya,
dan bagi lembaga pendidikan dapat dijadikan sebagai cermin dari kualitas
pendidikan yang dilaksanakannya.

B. Saran
Demikianlah pokok bahasan contoh makalah ini yang dapat kami paparkan,
Besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat untuk kalangan banyak. Karena
keterbatasan pengetahuan dan resensi, kami menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar
makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang.

25
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1989. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Darajat, Zakiah. 2001. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.

Fred Percival dan Henry Ellington. 1998. Teknologi Pendidikan, terj. Sujarwo S.
Jakarta: Airlangga.
Hasmiati. 2016. Kedudukan Evaluasi dalam Pendidikan Islam. Jurnal Al-Qalam, Vol 8,
No 1: 11-21.

Jalaluddin. 2016. Pendidikan Islam: Pendekatan Sistem dan Proses. Jakarta: Rajawali
Pers

Jalaluddin, dan Usman Said. 1996. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: PT Raja
Grafindo

Masri, Nazar Al. 2014. Evaluasi Menurut Filsafat Pendidikan Islam. Jurnal
Kutubkhanah, Vol 17, No 2: 230-238.

Nasution, Noehi dan Adi Suryanto. 1998. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Universitas
Terbuka.

Ramayulis. 2002. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta Kalam Mulia.

Rusmaini. 2016. Ilmu Pendidikan Islam. Palembang: Grafika Telindo Press.

Solichin, M. Muchlis. 2007. Pengembangan Evaluasi Pendidikan Agama Islam Berbasis


Ranah Afektif. Jurnal Tadrîs, Vol 2. No 1: 71-91.

Sudion, Anas. 2005.Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Grafindo Persada.


Sudjiono, Anas. 2001. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.

Suharna, Ano. 2016. Evaluasi Pendidikan Perspektif Islam. Jurnal Qathrunâ, Vol 3 No.
2: 49-68.
Sukardi. 2014. Evaluasi: Program Pendidikan dan Kepelatihan. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Tayibnapis, Farida Yusuf. 2000. Evaluasi Program. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Toha, Chabib. 1991. Teknik Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pres.

26
27

Anda mungkin juga menyukai