Anda di halaman 1dari 33

Keuntungan dan Kerugian Globalisasi bagi Bangsa

Indonesia
Globalisasi adalah sebuah era baru ketika semua negara di dunia ini tidak lagi mengenal
batasan ruang dan waktu. Semua negara tergabung dalam suatu kesatuan dan setiap orang
di dunia ini bisa berinteraksi dengan mudah tanpa. Globalisasi bisa menjadi keuntungan dan
kerugian tersendiri bagi suatu negara. Suatu negara bisa maju pesat karena mampu
memanfaatkan era globalisasi ini untuk memperkuat kedudukannya di mata dunia.
Sebaliknya, negara juga bisa hancur karena tidak mampu menghadapi tantangan baru di
era globalisasi ini. Indonesia juga menjadi bagian dari era globalisasi ini. Mau tidak mau,
Indonesia harus turut berpartisipasi dalam persaingan global. Jika kita tidak siap menerima
tantangan ini, sudah pasti kita tidak akan pernah bisa menjadi bangsa yang maju.

Pengertian Globalisasi

Globalisasi mempunyai banyak arti. Kita bisa mengartikan globalisasi sebagai sebuah
terobosan baru dalam kehidupan umat manusia yang mampu mengubah hampir semua
kehidupan manusia. Semua manusia yang tinggal di bumi ini bisa merasakan perubahan
tersebut dan juga turut berpatisipasi dalam perubahan. Globalisasi hanya bisa dipicu oleh
berkembangnya teknologi dan peradaban umat manusia. Dengan adanya teknologi modern,
manusia bisa berkomunikasi dengan mudah tanpa perlu menghabiskan banyak tenaga.
Mereka bisa berinteraksi dengan orang lain tanpa memperdulikan batas ruang dan waktu.
Globalisasi tidak mungkin ada tanpa teknologi informasi yang mempercepat arus
komunikasi antar negara di dunia ini. Kita semua pasti sudah mengenal internet dan
berbagai atau perangkat elektrik. Penemuan-penemuan tersebut telang mengubah dunia ini
sedemikian pesatnya sehingga manusia bisa berinteraksi dengan mudah. Penemuan
teknologi tersebut tidak hanya memicu lahirnya globalisasi, melainkan juga melahirkan
tantangan dan peluang baru bagi setiap negara di bumi ini.

Jika dilihat dari sudut pandang ekonomi, definisi globalisasi adalah proses kegiatan ekonomi
yang melibatkan semua negara di dunia. Mereka semua tergabung dalam satu kekuatan
besar yang terintegrasi secara total. Tuntutan di era modern ini bisa meniadakan batas
ruang dan waktu karena semua kekuatan eknomi harus terintegrasi. Dengan kata lain,
suatu negara bisa saja mengintervensi kegiatan ekonomi negara lain dengan bebas. Tidak
ada hambatan yang berarti bagi arus barang produksi atau jasa. Selain itu, investor di
seluruh penjuru dunia bisa menginvestasikan modal yang mereka miliki di negara manapun
yang mereka suka selama negara tersebut masih mempunyai potensi menjanjikan.

Respon bangsa Indonesia sendiri terhadap globalisasi itu adalah sebagai peluang dan tantangan.
Peluang berarti setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk memanfaatkan situasi ini dalam
menghidupi kehidupannya dengan baik, sedangkan tantangan berarti setiap orang diberi kesempatan
untuk berkompetisi dan menunjukkan kemampuannya. Sebagai contoh keduanya adalah :
 Pasar Bebas
 Perkembangan IPTEK
 Wawasan budaya semakin luas
 Terbukanya lapangan kerja

Secara garis besar, ada manfaat yang berguna bagi bangsa Indonesia akibat dari globalisasi ini terjadi di
bidang, diantaranya :
 Sosial Budaya
Dari sudut kebudayaan, globalisasi dapat memperluas wawasan budaya, meningkatkan kemampuan
bahasa asing, meningkatkan pengetahuan, mengubah sikap mental kearah yang lebih baik,
meningkatkan produktivitas kerja, dan memberikan arah dalam perilaku.
 Teknologi dan Transportasi
Dalam bidang teknologi, globalisasi telah banyak membawa perubahan yang begitu besar bagi
kehidupan bangsa Indonesia. Kemajuan zaman menyebabkan terjadinya perkembangan terhadap
teknologi informasi. Dengan adanya perkembangan, masyarakat memperoleh manfaat yang sangat
banyak. Contoh, dengan adanya Internet kita bisa mengetahui tentang apa saja yang belum kita
letahui.
Selain itu perkembangan dan perubahan juga terjadi di bidang teknologi transportasi. Contoh, dengan
adanya tranportasi melalui udara kita bisa mancapai suatu tujuan dengan cepat.
 Ekonomi
Globalisasi juga membawa dampak terhadap kehidan bangsa Indonesia dalam bidang ekonomi seperti,
Globalisasi mampu meningkatkan kemampuan berkompetisi dan meningkatkan kualitas produksi dalam
negeri untuk meningkatkan pendapatan perkapita mayarakat.
 Politik
Di Indonesia, politik juga mengalami perkembangan akibat dari globalisasi. Seperti, Indonesia mampu
menegakkan nilai-nilai demokrasi, mempererat hubungan dan meningktkan keaktifan dalam hubungan
inernasional demi menuju perdamaian dunia.
 Hukum
Dalam bidang hukum, Indonesia turut serta dalam organisasi Internasional dan turut meratifikasi
perjanjian hukum internasional dalam berbagai masalah.
 Lingkungan Hidup
Dalam rangka keikut sertaannya Indonesia dalam menjaga dan melestarikan lingkungan hidup,
Indonesia juga turut menentang pemakaian senjata nuklir baik untuk perang maupun penelitian yang
dapat merusak lingkungan hidup.

 Beranda
Search
Enter Keyw ord...

Blogroll

Home » Sosiologi Pendidikan » Kecenderungan Kehidupan Masyarakat Global

February 18, 2012

Kecenderungan Kehidupan Masyarakat Global


A. Pengertian Globalisasi

Istilah globalisasi berasal dari kata ( global atau globe = bola dunia ; global : mendunia ).
Berdasarkan akar katanya tersebut, dapat diartikan globalisasi sebagai suatu proses masuk ke
lingkungan dunia. Pada era modern harus diakui bahwa peradaban manusia telah memasuki tahapan
baru, yaitu dengan revolusi komunikasi.[1]

Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh tahun yang
lalu, dan mulai begitu populer sebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir.
Sebagai istilah, globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia.

Globalisasi sering diperbincangkan oleh banyak orang, mulai dari para pakar ekonomi,
sampai penjual iklan. Dalam kata globalisasi tersebut mengandung suatu pengetian akan
hilangnya satu situasi dimana berbagai pergerakan barang dan jasa antar negara diseluruh
dunia dapat bergerak bebas dan terbuka dalam perdagangan. Dan dengan terbukanya satu
negara terhadap negara lain, yang masuk bukan hanya barang dan jasa, tetapi juga teknologi,
pola konsumsi, pendidikan, nilai budaya dan lain-lain.

Konsep akan globalisasi menurut Robertson (1992), mengacu pada penyempitan dunia
secara insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia, yaitu semakin meningkatnya
koneksi global dan pemahaman kita akan koneksi tersebut. Di sini penyempitan dunia dapat
dipahami dalam konteks institusi modernitas dan intensifikasi kesadaran dunia dapat
dipersepsikan refleksif dengan lebih baik secara budaya. Globalisasi memiliki banyak
penafsiran dari berbagai sudut pandang. Sebagian orang menafsirkan globalisasi sebagai
proses pengecilan dunia atau menjadikan dunia sebagaimana layaknya sebuah perkampungan
kecil. Sebagian lainnya menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat
dunia dari sisi gaya hidup, orientasi, dan budaya. Pengertian lain dari globalisasi seperti yang
dikatakan oleh Barker (2004) adalah bahwa globalisasi merupakan koneksi global ekonomi,
sosial, budaya dan politik yang semakin mengarah ke berbagai arah di seluruh penjuru dunia
dan merasuk ke dalam kesadaran kita. Produksi global atas produk lokal dan lokalisasi produk
global. [2]

Globalisasi adalah proses dimana berbagai peristiwa, keputusan dan kegiatan di


belahan dunia yang satu dapat membawa konsekuensi penting bagi berbagai individu dan
masyarakat di belahan dunia yang lain.(A.G. Mc.Grew, 1992). Proses perkembangan
globalisasi pada awalnya ditandai kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi. Bidang
tersebut merupakan penggerak globalisasi. Dari kemajuan bidang ini kemudian mempengaruhi
sektor-sektor lain dalam kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain.
Contoh sederhana dengan teknologi internet, parabola dan TV, orang di belahan bumi
manapun akan dapat mengakses berita dari belahan dunia yang lain secara cepat. Hal ini akan
terjadi interaksi antarmasyarakat dunia secara luas, yang akhirnya akan saling mempengaruhi
satu sama lain, terutama pada kebudayaan daerah,seperti kebudayaan gotong
royong,menjenguk tetangga sakit dan lain-lain. Globalisasi juga berpengaruh terhadap pemuda
dalam kehidupan sehari-hari, seperti budaya berpakaian, gaya rambut dan sebagainya.[3]

Globalisasi menjadikan dunia menjadi sebuah kampung kecil yang memudahkan setiap warga
untuk berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Situasi yang demikian mengakibatkan
terbukanya ide atau gagasan dari suatu tempat ketempat lain sehingga sulit disensor jika bertentangan
dengan nilai – nilai budaya penerima ide atau gagasan tersebut.

Secara langsung atau tidak langsung ternyata ide atau gagasan yang berkembang dimana saja
dibelahan dunia ini, mengakibatkan terjadinya Perubahan nilai dan norma dibelahan dunia lainya.
Adanya kecenderungan untuk memanfaatkan dan saling memanfaatkan ternyata membawa akibat yang
besar terhadap perkembangan pendidikan.[4]

B. Kecenderungan – kecenderungan global

Beberapa kecenderungan global antara lain:

 Ketergantungan antar negara dan antar bangsa

Globalisasi telah menciptakan dunia yang semakin terbuka dan saling ketergantungan
antarnegara dan antarbangsa. Negara – negara dan bangsa – bangsa di dunia kini bukan saja saling
terbuka terbuka satu sama lain. Tetapi juga saling tergantung satu sama lain, kalaupun
saling ketergantungan itu akan senantiasa bersifat dinamis, artinya satu negara lebih tergantung pada
negara lain dari pada sebaliknya. Karena saling ketergantungan dan saling keterbukaan ini, semua
negara pada prinsipnya akan terbuka terhadap pengaruh globalisasi.

Tetapi karena saling ketergantungan dan saling keterbukaan itu tidak simetris, pengaruh
globalisasi atas berbagai negara juga berbeda kadarnya. Negara – negara berkembang akan cenderung
lebih terbuka pada pengaruh globalisasi daripada negara – negara industri maju, karena ketergantungan
kelompok negara pertama pada kelompok negara – negara kedua memiliki kamampuan ekonomi, SDM,
dan teknologi. Begitu pula negara –negara maju, seperti dikatakan diatas lebih bertindak sebagai pelaku
atau subjek, sedangkan kelompok negara berkembang lebih sebagai sasaran atau objek globalisasi.[5]

 Ledakan pengetahuan dan ledakan informasi

Pengetahuan – pengetahuan baru yang diciptakan oleh para ilmuan dan partisi ilmu
pengetahuan akan sangat besar jumlahnya. Persoalanya ialahpengetahuan – pengetahuan baru serta
informasi baru ini mempengaruhi hidup masyarakat. Atau pengetahuan baru serta informasi baru ini
harus kita perhatikan, harus kita cerna, kalau kita ingin menjaga kesejahteraan.
Persoalan yang kita hadapi di Indonesia dalam hal ini ialah bagaimana caranya mengajarkan
kemampuan memperoleh informasi kepada generasi muda, baik yang kaya maupun yang miskin.[6]

 Sikap masyarakat

Globalisasi pada saat sekarang ini, tampaknya tidak akan dapat dihindari oleh negara – negara
didunia dalam berbagai aspek kehidupanya. Menolak dan menghindari globalisasi sama artinya dengan
mengucilkan diri dari masyarakat internasional. Berbagai tanggapan dan kecenderungan perilaku
masyarakat dalam menghadapi globalisasi secara garis besar dapat dibedakan menjadi sikap positif dan
negatif sebagai berikut:

1. Sikap positif

ara terbuka

n sikap antisipasi dan selektif

kan unsur – unsur budaya asli.

2. Sikap negatif

s – was

c. Kurang selektif dalam menyikapi perubahan – perubahan modernisasi.[7]

C. Pengaruh globalisasi di Indonesia

kehidupan masyarakat

a. Dilihat dari globalisasi politik pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena
pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahanya dijalankan secara jujur, bersih, dan
dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa rasa
nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat.

b. Dilihat dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatnya kesempatan kerja
dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi
bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.

c. Dari globalisasi sosial budaya, kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi
dan disiplin dan iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bansa yang pada
akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.

 Pengaruh negatif
a. Globalisasi mampu menyakinkan masyarakat indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan
dan kemakmuran sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi pancasila ke ideologi
liberalisme. Jika hal tersebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.

b. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya
produk luar negeri membanjiri di Indonesia.

c. Masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia,
karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai
kiblat.

d. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya
persaingan bebas dalam globalisasi.

e. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antar perilaku sesama warga.[8]

2. Pengaruh dalam dunia pendidikan

Seiring dengan pesatnya arus globalisasi, tuntutan dan tantangan kehidupan pun meningkat
tidak terkecuali dalam dunia pendidikan yang juga memasuki perkembangan baru. Sayangnya, reformasi
dunia pendidikan diIndonesia berjalan lambat dikarenakan adanya sistem sentralisasi sementara proses
globalisasi terus berjalan. Tradisi, agama dan budaya harus berhubungan dalam proses internalisasi
pendidikan dan globalisasi untuk tercapainya target sistem pendidikan. Namun masyarakat kita tidak
memiliki kemampuan untuk berfikir secara global dan kurangnya keterpedulian terhadap msalah –
masalah global. Sekarang, sekolah – sekolah sudah mulai mencapai standart nasional dan global
sehingga siswa harus dapat beradaptasi pada sistem tersebut.[9]

Banyak sekolah di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini mulai melakukan globalisasi
dalam sistem pendidikan internal sekolah. Hal ini terlihat pada sekolah – sekolah yang dikenal dengan
bilingual school, dengan diterapkanya dari bahasa asing seperti bahasa inggris dan bahasa mandarin
sebagai mata ajar wajib disekolah. Selain itu berbagai jenjang pendidikan baik negeri maupun swasta
juga mebuka program kelas internasional. Globalisai pendidikan dilakukan untuk menjawab kebutuhan
pasar akan tenaga kerja berkualitas yang semakin ketat. Dengan globalisasi, pendidikan diharapkan
tenaga kerja indonesia dapat bersaing dipasar dunia persaingan untuk menciptakan negara yang kuat
terutama dibidang ekonomi, sehingga dapat masuk dalam jajaran raksasa ekonomi tentu saja sanagt
membutuhkan kombinasi antara kemampuan otak yang memampuni disertai dengan keterampilan daya
cipta yang tinggi. Salah satu kuncinya adalah globalisasi penndidikan yang dipadukan dengan kekayaan
budaya bangsa indonesia. Selain itu hendakya peningkatan kualitas pendidikan hendaknya selaras denga
kondisi masyarakat indonesia saat ini. Tidak dapat kita pungkiri bahwa masih banyak masyarakat
indonesia yang masih berada dibawah garis kemiskinan. Dalam hal ini, untuk dapat menikmati
pendidikan dengan kualitas yang baik tadi tentu saja memerlukan biaya yang cukup besar.

Pendidikan di Indonesia sekarang membuat rakyat biasa sangat menderita. Pendidikan menjadi
suatu yang tidak terjangkau rakyat kecil. Tidak ada golongan orang miskin dan orang kaya. Lembaga
pendidikan telah dijadikan ladang bisnis dan di komersialkan. Implikasinya, jutaan rakyat indonesia
belum memperoleh pedidikan yang layak. Bahkan tidak sedikit pula yang masih berkategori masyarakat
buta huruf, mereka belum bisa menikmati dunia pendidikan seperti anggota masyarakat yang mampu
“membeli” dan menikmati pendidikan.
Realitas menunjukkan, krisis yang menimpa dunia pendidikan di Indonesia. Khususnya kulitas
pendidikan yang rendah, merupakan persoalan yang sangat kompleks. Prasarana, sarana, dan fasilitas
kurang memadai, Anggaran pendidikan nasional yang sangat minim, dan banyaknya guru yang mengajar
tidak sesuai dengan keahlian atau memang belum layak. Disebut guru merupakan faktor yang
menyulitkan pengembangan kualitas pendidikan. Belum lagi masalah rendahnya kualitas sumber daya
manusia indonesia (mutu lulusan) dan penyelewengan – penyelewengan anggaran pendidikan yang
dilakukan oleh aparat dinas didaerah dan sekolah.

Solusi:

Pemerintah sebagai pengemban amanat rakyat dapat bertindak cepat menemukan dan
memperbaiki celah – celah yang dapat menyulut kesenjangan dalam dunia pendidikan, salah satunya
dengan cara menjadikan pendidikan di Indonesia semakin murah atau bahkan gratis tapi bukan
pendidikan murahan yang tidak berkualitas. Hal ini memang sudah dimulai dibeberapa daerah di
Indonesia yang menyediakan sekolah unggulan berkualitas yang bebas biaya. Namun hal tersebut baru
kebijakan regional di daerah tertentu. Alangkah baiknya jika pemerintah pusat menerapkan kebijakan
tersebut dalam skala nasional. Untuk dapat mewujudkan tersebut pemerintah perlu melakukan
pembenahan terutama didalam birokrasi. Korupsi harus segera diberantas, karena korupsi merupakan
salah satu yang menghancurkan bangsa ini.[10]

Selain itu, solusi – solusi lain yang dapat dilaksanakan adalah:

 Meningkatkan mutu SDM terutama guru dalam penguasan bahasa inggris dan bahasa asing lainya.

 Peningkatan mutu guru dalam penguasaan teknologi informasi dan komunikasi.

 Peningkatan mutu manajemen sekolah dan manejemen pelayanan pendidikan.

 Peningkatan mutu sarana dan prasarana.

 Penanaman nilai –nilai keteladanan.

 Pengemabangan budaya baca dan pembinaan perpustakaan.

 Penelitian dan pengembangan pendidikan.

 Masyarakat perlu berperan aktif dalam pelestarian budaya daerah masing-masing khususnya dan budaya bangsa
pada umumnya.

 Para pelaku usaha media massa perlu mengadakan seleksi terhadap berbagai berita, hiburan dan informasi yang
diberikan agar tidak menimbulkan pergeseran budaya.

 Masyarakat perlu menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru, sehingga budaya yang masuk tidak
merugikan dan berdampak negative.

 Masyarakat harus berati-hati dalam meniru atau menerima kebudayaan baru, sehingga pengaruh globalisasi di
negara kita tidak terlalu berpengaruh pada kebudayaan yang merupakan jati diri bangsa kita.

PENUTUP
Dari uraian makalah ini dapat disimpulkan :

 Globalisasi merupakan suatu proses masuk ke lingkungan dunia pada era modern ini peradaban
manusia telah memasuki tahapan baru, yaitu dengan adanya revolusi komunikasi.

 Adapun kecenderungan – kecenderungan global antara lain

 Ketergantungan antar negara dan antar bangsa

 Ledakan pengetahuan dan ledakan informasi

 Sikap masyarakat

 Dalam negara Indonesia globalisasi berpengaruh terhadap masyarakat dan dunia pendidikan yang harus
diperhatikan di masa depan.

 Menambah porsi pengetahuan tentang kebudayaan bangsa di sekolah-sekolah baik mulai dari
tingkat SD sampai perguruan tinggi.

 Menyeleksi kemunculan globalisasi kebudayaan baru, sehinggabudaya yang masuk tidak


merugikan dan berdampak negative

Pengaruh globalisasi disatu sisi ternyata menimbulkan pengaruh yang negatif bagi
kebudayaan bangsa Indonesia . Norma-norma yang terkandung dalam kebudayaan bangsa
Indonesia perlahan-lahan mulai pudar. Gencarnya serbuan teknologi disertai nilai-nilai interinsik
yang diberlakukan di dalamnya, telah menimbulkan isu mengenai globalisasi dan pada akhirnya
menimbulkan nilai baru tentang kesatuan dunia. Oleh sebab itu, sebagai generasi muda, yang
merupakan pewaris budaya bangsa, hendaknya memelihara seni budaya kita demi masa depan
anak cucu.

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Di era modern seperti sekarang ini tidak lepas dengan istilah Globalisasi. Kehadiran
teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini.
Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai
tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan
globalisasi untuk kepentingan kehidupan.
Oleh karena itu sebagai manusia yang hidup pada era ini, kita juga harus mengetahui
pengertian, dan dampak globalisasi itu sendiri, baik terhadap masyarakat luas maupun terhadap
diri kita pribadi, agar kita dapat mengambil semua hal positif dan menghindari hal negatif dari
Globalisasi itu.
2. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Globalisasi?
2. Bagaimana Pengaruh Globalisasi?
3. Apa saja dampak Globalisasi dalam Kehidupan?

3. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Globalisasi
2. Untuk Mengetahui Pengaruh Globalisasi
3. Untuk Mengetahui Dampak Positif dan Negatif Globalisasi bagi Kehidupan

BAB II

PEMBAHASAN
c
1. Beberapa Pandangan tentang Globalisasi
Anthony Giddens (2001) mengklasifikasi tiga kelompok tentang pandangan terhadap
globalisasi, yaitu kelompok hiperglobalis (radikal), dan kelompok tentang transformatif.
a. Kelompok skeptis
Menurut kelompok ini, globalisasi bukan sesuatu yang baru. Tingkat saling ketergantugan
ekonomi yang terjadi sekarang sudah pernah terjadi di masa lalu. Bedanya, kini intensitas
interaksi antarbangsa dan negara tersebut kian meningkat. Pendukung kelompok ini adalah Paul
Hirst dan Graham Thomson.
b. Kelompok hiperbola
Dalam era globalisasi ini, dapat dikatakan bahwa dunia makin kecil dan sempit sehingga
hubungan antarbangsa dan negara makin dekat, komunikasi dan transportasi semakin cepat dan
saling mempengaruhi. Dengan demikian, globalisasi membawa pandangan baru tentang konsep
“Dunia Tanpa Tapal Batas” yang akan membawa kepada perubahan-perubahan baru. Artinya,
kekuatan pasar lebih berkuasa daripada pemerintah sehingga negara-negara kehilangan sebagian
besar kekuasaannya untuk mengontrol perekonomiannya sendiri. Secara tidak langsung sistem
organisasi dan komunikasi antarmasyarakat di seluruh dunia mengikuti sistem dan kaidah-kaidah
yang sama. Penganut pandangan ini adalah Kenichi Ohmae.
c. Kelompok transformatif
Bagi kelompok ini, tantanan global mengalami transformasi (perubahan, tetapi masih banyak
pula pola-pola lama yang bertahan). Misalnya, pemerintah masih tetap memiliki kekuasaan
meskipun ketergantungan global semakin terasa di bidang-bidang kenegaraan. Pemerintah harus
dapat mengambil sikap lebih aktif dan terbuka terhadap model-model kepemerintahan. John
Naisbitt, Toffler, maupun Friedman berpendapat bahwa masyarakat dunia dewasa ini sedang
memasuki era masyarakat informasi yang beralih dari masyarakat agraris menjadi masyarakat
industri. Artinya, teknologi informasi mampu menembus batas-batas wilayah kekuatan suatu
negara.
Banyak pendapat mengatakan bahwa proses globalisasi merupakan proses globalisasi
merupakan proses kehidupan yang serba luas dan tidak terbatas (mendunia) sehingga
pengaruhnya dapat mengubah tatanan kehidupan bangsa seperti di bidang politik, ekonomi,
sosial, dan budaya.
2. Saluran Proses Globalisasi
Saluran-saluran perubahan sosial dan kebudayaan adalah lembaga-lembaga kemasyarakatan
dalam bidang pemerintah, ekonomi, pendidikan, agama, dan lain sebagainya. Lembaga
kemasyarakatan yang menjadi titik tolak adalah lembaga yang sedang menjadi perhatian
masyarakat, lembaga kemasyarakatan yang mendapat penelitian tertinggi dari masyarakat
cenderung untuk menjadi sumber atau saluran utama dari perubahan-perubahan sosial dan
kebudayaan. Perubahan dari lembaga kemasyarakatan akan membawa akibat pula pada lembaga-
lembaga kemasyarakatan yang lain, karena lembaga kemasyarakatan merupakan suatu sistem
yang terintegrasi. Perubahan pada lembaga kemasyarakatan akan berpengaruh terhadap pola-
pola, fungsi dan keseimbangan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Contohnya pengaruh budaya liberalisme, apabila pengaruh ini terlaksana maka akan terjadi
perubahan yang mendasar pada lembaga pemerintahan.
Misalnya dengan menerapkan demokrasi liberal. Dengan penerapan demokrasi liberal di
lembaga pemerintah akan menjalar ke lembaga-lembaga kemasyarakatan yang lain, misalnya
lembaga pendidikan, ekonomi dan akhirnya akan berpengaruh terhadap sikap, pola perilaku dan
nilai-nilai masyarakat. Hal ini yang sangat berperan dalam proses terjadinya perubahan di era
globalisasi adalah teknologi komunikasi sebagai transfer budaya dan informasi.
3. Proses globalisasi
Proses globalisasi terjadi melalui tiga tahap, yaitu diawali dari modernisasi di Benua Eropa,
tahap kolonialisasi bangsa barat, dan tahap perdagangan bebas.
a. Masa modernisasi di Benua Eropa
Perkembangan globalisasi diawali dari modernisasi Eropa yang mendorong terjadinya
revolusi industri pada abad pertengahan. Pada masa itu Eropa mengalami proses modernisasi di
sgala bidang. Industri berkembang pesat sejalan dengan penemuan-penemuan alat-alat produksi
modern. Perkembangan industri ternyata melahirkan masalah baru, yaitu bagaimana memenuhi
kebutuhan bahan baku yang jumlahnya sangat terbatas dan bagaimana memasarkan produk yang
dihasilkan industri tersebut.
b. Masa kolonialisme dan imperialisme
Globalisasi ekonomi pada masa kolonialisme Eropa lima abad lalu bertujuan untuk
mendapatkan kekayaan di belahan dunia yang sebelumnya tidak terjangkau. Cristobal Colon,
yang kemudian dikenal dengan nama Christopher Colombus, berlayar mengarungi lautan menuju
wilayah Asia yang diberitakan berlimpah dengan kekayaan alam dan emasnya. Untuk membiayi
perjalanan itu, ia mendapat dukungan dana dari Raja dan Ratu Spanyol. Upaya mencari wilayah
baru memperoleh kekayaan bagi negara semacam itu terus berlanjut dan diikuti pelh penjelajah-
penjelajah lain.
c. Masa perdagangan bebas dunia
Globalisasi ekonomi yang sudah berakar sejak berabad-abad yang lalu terus berevolusi. Titik
perkembangangan yang signifikan terjadi tahun 1947 saat mulai berlakunya dan
dilembagakannya Perjanjian umum tentang Tarif dan perdagangan atau GATT (General
Agreement on Tariffs and Trade). Komitmen yang mengarah pada globalisasi perdagangan dunia
yang diometri oleh Amerika Serikat tersebut mula-mula hanya diikuti oleh 23 negara. Evolusi
globalisasi ekonomi ini kemudian berkembang sangat cepat sejak akhir 1980-an. Melalui
perundingan panjang yang dilakukan GATT selama 8 tahun (dikenal dengan Putaran Uruguay),
pada tahun 1995 berhasil disepakati untuk membentuk World Trade Organization (WTO).
Keanggotaan WTO terus berkembang sampai dengan bulan februari 2005 anggotanya
mencapai 148 negara dengan bidang cakupan yang lebih luas, yakni mengyangkut liberalisasi
lalu lintas barang dan jasa (GATS). Gobalisasi ekonomi juga terjadi dalam skala terbatas (atau
disebut regionalisasi ekonomi). Contoh yang menuai kisah sukses adalah integrasi ekonomi
negara-negara Eropa Barat yang tergabung dalam Uni Eropa. Kini berbagai negara
mempersiapkan diri untuk memasuki globalisasi ekonomi melalui integrasi ekonomi regional. Di
kawasan Asia Pasifik di bentuk APEC (Asia Pacific Economic Cooperation) yang dimotori oleh
Australia, Amerika, dan Kanada. Dalam skala yang lebih kecil juga dibentuk North American
Free Trade(NAFTA), ASEAN Free Trade Area (AFTA), dan sebagainya.
4. Aspek Globalisasi
Bagai kehiduoan bangsa Indonesia, masuknya pengaruh asing dalam era globalisasi ini sudah
tidak dapat dibendung lagi. Hal ini disebabkan bahwa globalisasi masa kini suda bersifat
multidimensi.
Secara garis besar, Toffler dan Naisbitt mempunyai beberapa kesamaan dalam hal aspek-
aspek globalisasi, yaitu sebagai berikut.
a. Kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan sebagai motor penggerak utama proses globalisasi.
Bahkan, masyarakat dunia dewasa ini memasuki era masyarakat informasi yang beralih dari
masyarakat industri, sehingga teknologi informasi memiliki pengaruh radikal di kehidupan
masyarakat.
b. Terbukanya sistem perekonomian dari negara-negara di dunia (globalisasi ekonomi dan
perdagangan bebas). Hak ini ditandai dengan berkembangnya perusahaan-perusahaan
transnasional didukung berbagai perjanjian AFTA, NAFTA, APEC, SEM (single, European
Matirim).
c. Liberalisasi keuangan internasional yang didorong oleh offshore lending, penentuan nilai tukar,
deregulasi sektor keuangan di banyak negara, muncul produk keuangan baru, meningkatnya
volume perdagangan mata uang asing, dan berkembangnya berbagai teknologi.
d. Globalisasi gaya hidup, pola konsumsi, budaya dan kesadaran.
Selain aspek-aspek yang dikemukakan diatas (kecuali butir c), Baharudin Darus
menambahkan aspek globalisasi, yaitu globalisasi media masa (cetak dan elektronik) dan
globalisasi politik dan wawasan yang bergerak melalui isu demokratisasi, HAM, lingkungan
hidup, dan tuntutan keterbukaan.
Aspek globalisasi mempunyai tiga dimensi pokok, yaitu globalisasi ekonomi, globalisasi
politik, dan globalisasi budaya.
a. Globalisasi ekonomi
Dalam bidang ekonomi, globalisasi ditandai dengan lahirnya negara-negara industri raksasa serta
korporasi perdagangan raksasa. Akibat proses globalisasi memunculkan gejala-gejala global,
antara lain sebagai berikut.
1) Diadakan desentralisasi produksi yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan
produktivitas.
2) Lahirnya pasar global yakni dunia sebagai pasar bersama.
3) Keuangn global. Keuangan dunia juga mengalami perkembangan yang cepat dan tidak
mengenal batas-batas negara.
4) Dalam mencapai efesiensi dan produktivitas, dikembangkan desentralisasi menajerial.
5) Dalam hal ketenagakerjaan, terdapat kecenderungan untuk merekrut tenaga kerja yang fleksibel,
yaitu tenaga-tenaga paruh waktu atau subkontrak.
6) Pemanfaatan sumber daya manusia atau pekerja, diadakan rotasi-rotasi tanggung jawab dimana
semua potensi sumber daya manusia dari tingkat manajer sampai pekerja diberi kesempatan
untuk merumuskan kebijakan dan melaksanakannya.
b. Globalisasi budaya
Globalisasi budaya mengenal berbagai dimensi, yaitu dimensi sacri – scape, etnho – scape,
eneco – scape, media – scape, dan leisure – scape.
1) Dalam sacri – scape terjadi proses deteritorialisasi dari mozaik agama. Pusat-pusat kepercayaan
atau agama bukan lagi dianggap milik suatu negara, tetapi milik umat manusia.
2) Dalam etnho – scape terjadi berbagai deteritorialisasi dan munculnya kosmopolitanisme serta
keanekaragaman bangsa di dalam suatu negara.
3) Dalam eneco – scape terjadi berbagai proses kompleks, antara lain dematerialisasi dan kondisi-
kondisi perekonomian dunia.
4) Dalam media – scape adanya distribusi global dari informasi dan citra yang ditayangkan oleh
berbagai media.
5) Dalam hal ini peranan telvisi dan majalah bersifat global, misalnya dengan televisi dapat
menyiarkan suatu peristiwa di negara lain secara langsung.
6) Dalam leisure – scape adanya turisme universal. Namun bisa saja kelak kegiatan turisme akan
hilang karena orang dalam melaksanakan kegiatan turisme cukup melihat melalui televisi di
rumah.
c. Globalisasi politik
1) Munculnya barisan-barisan satpam sebagai penjaga keamanan di kantor-kantot atau di daerah
pemukiman eksklusif.
2) Dalam bidang komunikasi dan manajemen ekonomi, peranan swasta semakin lama semakin
besar, bahkan mengarah pada skala internasional atau kegiatan antar pemerintahan.
3) Dalam hal kedaulatan negara, ada kecenderungan untuk menyerahkannya kepada unit-unit
politik yang lebih luas, seperti Uni Eropa, ASEAN, dan OPEC. Organisasi-organisasi inter
nasional UNO, WTO, IMF, merupakan contoh unit-unit politik yang supernasional.
A. Dampak Globalisasi dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Arus globalisasi tdak dapat dielakan oleh negara manapun di dunia. Globalisasi membuka
peluang-peluang besar bagi kemajuan perekonomian negara-negara yang pandai
memanfaatkannya. Namun, globalisasi juga berpengaruh sangat merugikan , khususnya bagi
negara-negara berkembang yang belum atau kurang mampu memanfaatkan kesempatan-
kesempata yang tersedia.
Sejalan dengan tumbuhnya kesadaran mengenai pengaruh globalisasi, baik dari sisi positif
dan negatifnya, kini telah muncul perdebatan yang tajam tentang globalisasi. Ada “garis
pemisah” yang makin jelas antara pendukung globalisasi dengan penentangnya. Mereka masing-
masing mempunyai alasan sendiri-sendiri. Agaknya, perdebatan semacam ini memang tidak bisa
dihindari.
Kelompok proglobalisasi sangat yakin akan manfaat globalisasi. Bagi mereka, globalisasi
tidak bisa dielakan, bahkan merupakan keharusan. Globalisasi dipercaya sebagai era pembawa
kebaikan, era masa depan, yang menjanjikan pertumbuhan ekonomi secara global dan
mendatangkan kemakmuran bagi semua.
Sementara itu, pihak antiglobalisasi punya argumen tersendiri. Antiglobalisasi disini
menunjuk pada gerakan rakyat untuk melawan kecenderungan globalisasi yang membahayakan
negara-negara miskin dan untuk mereformasi kapitalisme yang tidak terkendali.
a. Dampak negatif globalisasi
1) Bidang politik
a) Munculnya sikap arogansi politik (kekuasaan dan politik).
b) Adanya moneypolitic dalam kehidupan masyarakat.
c) Menimbulkan euforia politik (kegembiraan/kebiasaan politik yang berlebihan), yaitu kegiatan
yang mengatasnamakan HAM dan demokrasi tetapi memiliki target utama meraih kekuasaan
lokal atau pusat.
2) Bidang ekonomi
a) Matinya usaha kecil yang tidak kompetitif.
b) Munculnya kebijaksanaan pemerintah yang tidak menguntungkan petani.
c) Upah kerja yang belum profesional atau masih rendah.
d) Jumlah angka pengangguran masih tinggi.

e) Membentuk jaringan global yang merangkul seluruh dunia dan mengarahkannya pada proses
kendali negara yang mempunyai kekuatan ekonomi raksasa, yang menimbulkan ketergantungan
negara-negara miskin.
f) Menimbulkan kesenjangan kepemilikan modal yang mendorong timbulnya kesenjangan sosial-
ekonomi masyarakat.
3) Bidang sosial budaya
a) Kesulitan pengendalian dan sleksi masuknya budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya
bangsa Indonesia.
b) Mudahnya memperoleh barang-barang ilegal, seperti barang-barang pornografi dan narkoba.
c) Makin meningkatnya budaya kekerasan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
d) Menimbulkan bahaya yang mengancam nilai kemanusiaan (hal-hal yang harus dihindari), antara
lain sebagai berikut.
(1) Konsumtif, artinya sifat (sikap) suka membelanjakan uangnya untuk barang-barang yang kurang
perlu dan tidak produktif .
(2) Glamoristik, artinya paham bergaya hidup suka menonjolkankemewahan (kegemerlapkan)
dunia.
(3) Eksklusivisme, artinya paham bergaya hidup ekslusif (menonjol) yang berbeda dengan
keumuman masyarakat.
(4) Elitisme, artinya paham bergaya hidup elit (unggul) yang berbeda dengan keumuman
masyarakat.
(5) Ektrimisme, artinya paham bergaya hidup yang berbeda (melampaui batas kebiasaan atau
norma) dengan keumuman masyarakat, dan paham yang berusaha untuk menggantikan dan
menggulingkan pemerintahan dan negara dengan cara-cara kekerasan dan inkonstitusional.
(6) Egoisme, artinya paham yang mengutamakan kepentingan diri sendiri.
(7) Individualisme, artinya paham yang mengutamakan kepentingan individu.
(8) Sekulerisme, artinya paham yang tidak mengindahkan (tidak memperhatikan) kehidupan agama,
paham yang memisahkan kehidupan negara dengan kehidupan agama, dan paham yang hanya
mementingkan kehidupan dunia.
(9) Materialisme, artnya paham yang mengajarkan bahwa segala sesuatu diukur dengan materi (
kebendaan).
4) Bidang Hankam
a) Munculnya gerakan-gerakan separatisme.
b) Adanya gejala disintegrasi bangsa yang membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c) Terjadinya pelanggaran teritorial Negara Republik Indonesia.
d) Adanya campur tangan pihak asing terhadap kebijaksanaan dalam negara Indonesia.
b. Dampak positif
1) Bidang politik
a) Terjadinya perubahan sistem ketatanegaraan pada suatu negara.
b) Terjadinya perubahan lembaga-lembaga negara. Misalnya, adanya mahkamah konstitusi,
dihapuskannya DPA, adanya Dewan Perwakilan Daerah (DPD), atau perubahan lainnya.
c) Munculnya partai-partai politik baru.
d) Makin meningkatnya kesadaran politik masyarakat. Misalnya, dalam pelaksanaan pemilu untuk
memilih presiden dan wakil presiden secara langsung, tampak antusias masyarakat untuk turut
menyukseskan kegiatan tersebut. Begitupula didalam pemilihan langsung kepala daerah seperti
gubernur, wali kota atau bupati.
e) Meningkatnya penegakan hukum dan pendewasaan demokrasi.
f) Menigkatnya kedewasaan dan kemandirian partai politik.
2) Bidang ekononomi
a) Rakyat secara mudah memperoleh barang konsumtif yang diperlukan.
b) Mempermudah proses pembangunan industri.
c) Mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi nasional.
d) Membuka lapangan kerja yang memiliki keterampilan kerja.
e) Suku bunga bank rendah.
f) Menigkatnya ekspor terutama barang hasil produksi industri kecil dan besar serta hasil kerajinan
rakyat.
g) Di era globalisasi di bidang ekonomi dapat berdampak meningatnya kualitas produksi, sehingga
dapat bersaing dipasar internasional.
h) Meningkatkan pendapatan masyarakat.
i) Dapat mentransfer iptek yang mendukung dan memperlancar pembangunan.
j) Lebih mudah mendapatkan informasi.
k) Memiliki wawasan lebih luas dalam memahami dan menangani persoalan.
3) Bidang sosial budaya
a) Mempercepat perubahan pola kehidupan suatu negara.
b) Terjadinya pergeseran nilai kehidupan dalam masyarakat.
c) Meningkatkan kepribadian, sikap hidup, dan pola pikir, sehingga tidak mudah terpengaruh
budaya negatif.
d) Hidup menjadi mudah dan murah.
e) Meningkatkan budaya disiplin dan etos kerja, sehingga meningkatkan hasil produktivitas dan
prestasi kerja.
4) Bidang Hankam
a) Kerja sama pertahanan dan keamanan
b) Diperlukan pasukan bersenjata untuk kepentingan perdamaian neara-negara yang sedang
bergejolak.
c) Meningkatakan kewaspadaan dan ketahanan nasional, persatuan dan kesatuan bangsa, kesetiaan
pada pancasila, dan pemahaman Wawasan Nusantara, sehingga terhindar separatisme, konflik
sosial, dan disintegrasi bangsa.
B. Pengaruh Globalisasi Terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara Indonesia
Globalisasi mempengaruhi seluruh aspek kehidupan masyarakat, baik secara langsung ,
maupun tidak langsung. Menurut Thomas L. Friedman (2000), globalisasi adalah sebuah sistem
netral. Globalisasi bisa berpengaruh positif ataupun negatif. Bisa memperkuat atau melemahkan
sendi-sendi kehidupan, menyeragamkan atau mempolarisasikan, juga mendemokratisasikan atau
justru sebaliknya. Itu semua tergantung bagaimana kita meresponnya.
Menurut Tilaar (1997) pengaruh globalisasi meliputi tiga bidang, yaitu bidang ekonomi,
politik, dan sosial-budaya. Dalam bidang ekonomi, globalisasi mempengaruhi pengaturan-
pengaturan dalam produksi barang dan jasa, pertukaran barang dan jasa, distribusi, dan
konsumsi. Dalam bidang politik, globalisasi mempengaruhi konsentrasi dan penerapan / aplikasi
kekuasaan. Dalam bidang sosial-budaya, globalisasi mempengaruhi pertukaran dan ekspresi
simbol mengenai fakta, pengertian, kepercayaan, slera, dan nilai-nilai.
1. Bidang Sosial Budaya
a. Goncangan budaya ( culture shock )
Goncangan budaya disini yang dimaksudkan adalah ketidak sesuaian unsur-unsur budaya
yang saling berbeda sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan sosial yang tidak serasi
fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan. Kadang-kadang ada unsur yang berubah,
sementara ada unsur yang tidak berubah atau tidak dapat menyesuaikan diri sehingga fungsinya
terganggu. Keadaan yang demikian dapat menyebabkan timbulnya suatu fungsi keadaan yang
tidak seimbang dan tidak serasi dalam kehidupan. Dengan kondisi yang demikian sangat
berpengaruh terhadap bangsa dan negara dalam mengambil kebijakan-kebijakan khusus untuk
menyeleksi pengaruh-pengaruh budaya asing di era globalisasi. Sebagi contoh pernah diuji
cobakan dalam dunia pendidikan indonesia, bahwa hari belajar di sekolah atau universitas dibuat
menjadi lima hari kerja. Hal ini dimaksudkan untuk efisiensi kerja dan belajar. Namun
kenyataannya hal ini tidak sesuai dengan harapan. Oleh karena itu, program ini tidak jadi untuk
direalisasikan.
b. Kesenjangan kebudayaan ( culture lag )
Dalam masyarakat yang sedang mengalami perubahan tidak selamanya unsur-unsur
kemasyarakatan dan unsur-unsur kebudayaan dapat mengalami perubahan yang sama cepatnya.
Ada unsur-unsur kebudayaan yang mengalami perubahan secara cepat, ada yang lambat.
Keadaan ini menyebabkan timbulnya proses perubahan kebudayaan yang tidak seimbang dan
dapat menimbulkan berbagai krisis, ketegangan, konflik, dan sebagainya. Oqburn menyatakan
bahwa kesenjangan kebudayaan adalah pertumbuhan atau perubahan unsur kebudayaan yang
mengalami perubahan tidak sama cepatnya. Menurut Oqburn bahwa perubahan pada kebudayaan
materil cenderung lebih cepat dibandingkan dengan kebudayaan imateriil. Perbedaan perubahan
pada kebudayaan inilah disebut kesenjangan kebudayaan. Perbedaan taraf kemajuan dalam unsur
kebudayaan dalam masyarakat dapat mengakibatkan hal-hal yang merugikan manusia itu sendiri.
c. Memperkaya unsur-unsur kebudayaan bangsa
Dengan derasnya arus komunikasi dan informasi telah mempercepat masuknya unsur-
unsur budaya asing yang akan memperkaya kebudayaan bangsa. Hal ini dapat merubah pola
berfikir tradisional menjadi pola berpikir rasional. Akibatnya orang dapat menerima kritik demi
kemajuan bangsanya.
d. Budaya yang bersifat ilmu pengetahuan dan teknologi
Budaya ini kurang mendapat perhatian oleh masyarakat penerima, hal ini dikarenakan
situasi ekonomi dan penerima, hal ini dikarenakan situasi ekonomi dan sulitnya kesempatan
mencari lapangan kerja di negara berkembang. Oleh karena itu, pemerintah bersama rakyat harus
berusaha mengatasi persoalan ini, misalnya dengan menciptakan lapangan kerja dan
meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
e. Mempercepat perubahan pola kehidupan suatu bangsa.
f. Terjadinya pergeseran nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat.
g. Budaya yang bersifat materiil, bufsys ini umumnya mudah diserap atau diterima oleh
masyarakat penerima.
Dalam kesempatan ini seringkali dipergunakan oleh orang-orang yang hanya
menginginkan keuntungan yang sebesar-besarnya untuk prbadi. Banyak yang tidak mau
mengindahkan norma-norma maupun nilai-nilai yang berkembang. Budaya, akan berpengaruh
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, mialnya berkembangnya korupsi yang dilakukan
aparat dan pejabat pemerintahan, aparat pemerintahan yang mau disuap untuk disuap suatu
kasus.
2. Bidang ekonomi
a. Munculnya pasar global.
b. Makin menguatnya mata uang Eropa.
c. Adanya persaingan pasar yang cukup tinggi.
3. Bidang politik
a. Makin menguatnya paham liberalisme.
b. Melemahnya idiologi komunis dalam kehiduan sosial politik
c. Menguatnya sistem pemerintahan demokrasi.
d. Menguatnya jaminan dan tuntutan penegakan HAM.
4. Bidang Hamkan Globalisasi Berpengaruh
a. Adanya hubungan kerjasama yang erat antar negara dalam menghadapi kejahatan dan gangguan
keamanan internasional.
b. Kerjasama dalam hal pengamanan zona teritorial.
c. Kerjasama dibidang pertahanan dan keamanan negara
C. Sikap Pengaruh Globalisasi Terhadap Bangsa dan Negara Indonesia
Terhadap arus globalisasi yang makin berkembang pesat ini, kita harus memiliki sikap
selektif. Sikap selektif terhadap globalisasi, baik aspek positif maupun negatif harus kita
pertahankan. Kita dapat menerima aspek positif dan globalisasi, namun kita tetap harus selektif
memilih semua aspek positif agar nilai dan jatidiri bangsa tidak hilang. Kita juga harus
menghindari aspek negatif dari globalisasi karena akan berakibat bagi kemunduran bangsa. Kita
harus bersikap aktif menyeleksi semua proses globalisasi yang masuk.
1. Sikap Selektif Terhadap Pengaruh Globalisasi
Globalisasi telah diketahui memiliki dampak positif dan negatif dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Disisi lain suatu bangsa dan negara tidak dapat
menutup diri terhadap era globalisasi untuk itu bagsa Indonesia harus bersikap selektif terhadap
pengaruh-pengaruh globalisasi, menerima pengaruh globalisasi dengan tanpa kehilangan jati diri
kepribadian bangsa. Guna mewujudkan hal ini maka di dalam menerima pengaruh globalisasi
harus didasarkan kepada pancasila yang telah memiliki beberapa fungsi dan kedudukan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Fungsi kedudukan pancasila tersebut antara lain sebagai
berikut.
a. Pancasila sebagai dasar negara
Sebagai dasar negara, pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum sehingga semua
peraturan atau ketatanegaraan yang bertentangan dengan pancasila harus dicabut. Perwujudan
nilai-nilai pancasila sebagai dasar negara, dalam bentuk peraturan perundang-undangan bersifat
imperatif (mengikat) bagi berikut ini.
1) Penyelenggaraan neraga
2) Lembaga kenegaraan
3) Lembaga kemasyarakatan
4) Warga negara indonesia dimanapun berada.
5) Penduduk di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dalam tinjauan yuridis konstitusional, pancasila sebagai dasar negara berkedudukan sebagai
norma objektif dan norma tertinggi dalam negara.
b. Pancasila sebagai jiwa dan kepribadian bangsa
1) Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa memiliki arti berikut ini ; Pancasila mempersatukan
dan memberi petunjuk dalam mencapai kebahagiaan lahir dan batin
2) Pancasila merupakan pedoman tingkah laku bagi WNI dalam kehiupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
3) Pancasila sebagai kristalisasi nilai-nilai budaya bangsa dan digali dari bumi indonesia yang telah
dibina sejak lama.
4) Pancasila memberikan cara dan ciri khas yang membedakan bangsa inonesia dengan bangsa
lain.
Adapun cara-cara yang dilakukan untuk menyeleksi dan menyaring nilai-nilai budaya asing yang
masuk antara lain sebagai berikut.
1) Setia dan mengamalkan pancasila.
2) Mengembangkan sifat kekeluargaan dan kegotongroyongan.
3) Menggali dan mengembangkan seni budaya dan norma yang baik dan berlaku dalam
masyarakat.
4) Meningkatkan pemahaman dan pengamalan ajaran agama.
2. Sikap Terhadap Pengaruh Globalisasi Dalam Bangsa dan Negara Indonesia
a. Memiliki strategi dalam menghadapi globalisasi
Dalam era globalisasi akan terjadi transformasi nilai dan norma-norma, proses transformasi ini
tidak dapat dibendung, tetapi dapat diarahkan agar tidak terjadi benturan-benturan yang dapat
merugikan bangsa. Dalam hal ini maka terasa penting sekali visi masa depan bangsa indonesia,
sehingga dalam mengarungi era globalisasi tidak terombang ambing oleh situasi dan kondisi.
b. Mengambil kebijakan yang berpihak kepada rakyat dalam pemerintahan
Untuk menghadapi era globalisasi, setiap negara perlu menyusun kebijakan agar mampu
berkompetisi secara sehat dalam segala bidang. Dengan globalisasi diharapkan akan berpengaruh
dalam kehidupan manusia diberbagai lingkungan, yakni perubahan sosial budaya yaitu
memungkinkan rakyat dapat hidup layak.
c. Mengembangkan pembangunan nasional dengan mengutamakan modal dalam negeri
Dalam globalisasi dapat berpengaruh mendorong pelaksanaan pembangunan nasional, ini
disebabkan dengan globalisasi akan terjadi kontak dengan budaya asing yang dapat
menimbulkan proses difusi, akulturasi, asumulasi, dan interaksi sosial budaya. Didalam proses-
proses tersebut sudah terjadi perubahan-perubahan pola pikir, sikap, prilaku, sehinga
menghasilkan suatu karya budaya yang beraneka ragam. Adanya penemuan ini dapat
mempermudah dan memperlancar suatu pekerjaan, merupakan suatu pendorong yang kuat dalam
proses perubahan pembangunan misalnya dengan ditemukannya komputer, tekhnologi luar
angkasa, jenis-jenis tanaman yang unggul dan lain sebaginya yang akan mempengaruhi pola
pikir dan tingkah laku manusia.
Pelaksanaan pembangunan nasional dapat berjalan dengan lancar mengarah dalam mencapai
tujuan, diperlukan beberapa faktor pendorong antara lain sebagai berikut.
1) Adanya perencanaan yang matang.
2) Partisipasi aktif dari masyarakat.
3) Adanya kebutuhan umum yang mendesak.
4) Penemuan unsur kebudayaan baru
5) Kontak dengan budaya asing.
Sedangkan faktor penghambat adalah sebagai berikut.
1) Sikap tertutup terhadap pembaharuan.
2) Hidup boros.
3) Sikap tidak jujur.
4) Pasrah terhadap nasib.
5) Kurang disiplin.
6) Tidak suka bekerja keras.
Didepan telah dijelaskan bahwa globalisasi dapat mempengaruhi kehidupan manusia diberbagai
dan lingkungan,yakni adanya perubahan soasial budaya dan dalam pelaksanaan pembangunan
nasional.
Bagi bangsa indonesia pengaruh dari negara lain yang benar-benar dirasakan antara lain sebagai
berikut.
1) Pengaruh budaya aasing.
2) Perilaku dalam kehidupan
3) Pendidikan,hal ini dibuktikan adanya sekolah-sekolah dari negara lain yang berada di indonesia.
4) Perdagangan.
5) Ilmu pengetahuan dan tekhnologi.
6) Olahraga.
7) Pertahanan dan keamanan.
8) Politik dan lain sebagainya.
9) Obat-obatan terlarang/narkoba.
d. Berpola hidup modern dalam segala hal
Menurut kamus umum bahasa indonesia susunan W.J.S Poerwodarminto pengertian modern
adalah cara-cara baru atau mutakhir.modernisasi adalah perubahan masyarakat dan kebudayaan
dengan selururuh aspeknya dari tradisional ke modern.modernisasi cenderung mengadakan
perubahan-perubahan,perbaikan-perbaikan dan peningkatan-peningkatan dalam segala aspek
kehidupan untuk mencapai keadaan yang lebih baik sesuai dengan tujuannya.
Proses modeerisasi didalam praktiknya mencakup proses-proses sasial dan kebudayaan yang
ruang lingkup nya sangat luas.hal ini tidak dapat ditetapkan batas-batasnya secara
mutlak.modernisasi di negara satu dengan negara yang lain berbeda-beda,teregantung dengan
situasi dan kondisi negara tersebut.
Modernisasi hanya bisa terjadi karena adanya dorongan. Menurut David C.MC.Clelland yang
mendorong timbulnya modernisasi ada beberapa faktor,antara lain sebagai berikut .
1) Kebutuhan untuk memperoleh suatu hasil.
2) Perasaan tanggung jawab.
3) Memiliki modal yang cukup.
4) Berilmu pengetahuan yang tinggi.
Menurut Alex inkeles,seseorang sosiolog dari universitas Havard Amerika
Serikat berpendapat bahwa ciri-ciri manusia modern meliputi berikut ini..
1) Bersedia menerima gagasan-gagasan baru.
2) Sanggup membentuk atau mempunyai pendapat mengenai sejumlah persoalan.
3) Peka teradap waktu,lebih mementingkan masa kini dan waktu mendatang dari pada masa
lampau.
4) Terlibat dalam perencanaan dan organisasi.
5) Mampu meyakinkan kemampuan manusia.
6) Mampu memperhitungkan keadaan.
7) Sadar akan harga diri.
8) Percaya pada ilmu dan teknologi.
9) Yakin pada keadilan.
D. Implikasi Globalisasi Terhadap Bangsa Dan Negara Indonesia
Kedudukan geografis indonesia terletak pada posisi silang atara Benua Asia dengan
Benua Australia, Samudra Hindia dengan Samudra Pasifik, dan antara paham/ideologi komunis
dengan paham/ideologi liberal. Dengan demikian, posisi Indonesia sangat rentan terhadap
implikasi era globalisasi yang sedang berjalan. Untuk menghadapi hal tersebut Indonesia harus
memantapkan SDM, ideologi Pancasila sebagai filter, sosial budaya, ekonomi, politik, dan
hankam yang kuat.
Beberapa contoh yang dapat dijadikan bahan analisis, antara lain sebagai berikut.
1. Bidang Teknologi dan Pengembangan
Implikasi globalisasi benyak menimbulkan perubahan yang sangat luas dan mendalam di
bidang teknologi. Berikut upaya-upaya di sejumlah bidang.
a. Ketika era komputerisasi datang, telepon dan faksimil banyak digunakan orang. Perkembagan
itu mempengaruhi PT Pos Indonesia sebagai perusahaan jasa layan-antar.
b. Pada tahun 1990-an, volume pengiriman surat lewat pos menurun hingga 70%. Namun,
pengiriman surat ringan dan bisnis meningkat. Bahkan, terus meningkat hingga mencapai 740
juta pucuk surat yang dikirim dan kiriman paket sebesar 619 juta buah.
c. PT Pos Indonesia (Posindo) memberikan layanan melalui program optimal. Diantaranya
jaminan asuransi bagi surat atau paket yang hilang atau rusak saat yang dikirim secara door to
door dan part to part, baik di dalam negeri maupun ke luar negeri. Perusahaan WesternUnion
(WU) pun digandeng untuk mendongkrak layanan pengiriman wesel ke luar negeri. Jaringan bisa
meliputi 136 negara dan 76 ribu cabang di dunia.
2. Bidang Peningkatan Kualitas Produk
Berbagai merk kosmetik luar negeri kini sudah beredar di Indonesia, khususnya di kota-kota
besar, seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Kemasan yang cantik dan promosi yang gencar
sangat memikat konsumen Indonesia yang ternyata jumlahnya tidak sedikit.
3. Bidang Hukum Pertahanan dan Keamanan
Dengan berkembangnya kejahatan internasional, nasional, seperti terorisme, perampok/bajak
laut di jalur-jalur perdagangan dunia, perdagangan manusia, obat bius, atau kejahatan lintas batas
lainnya, ASEAN termasuk di dalamnya negara Indonesia membuka diri dengan pihak lain atau
negara lain untuk menumpas atau memerangi kejahatan-kejahatan internasional itu.
4. Bidang Informasi
Apabila diperhatikan pada pelajaran sebelumnya tentang pers, bahwa informasi tidak hanya
berisi pesan yang berdampak positif dan negatif. Akan tetapi, pers mengandung pula hal-hal
yang berkaitan dengan dimensi sosial dan pergeseran niali-niali budaya bangsa.
5. Bidang Sosial Budaya
Implikasi globalisasi pun turut mempengaruhi bidang-bidang sosial dan budaya antara lain
sebagai berikut.
a. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial internasional.
b. Pertukaran pelajar antarnegara.
6. Bidang Lingkungan Hidup
a. Menentang/menolak atas penggunaan senjata nuklir, baik untuk perang maupun merusak
lingkungan.
b. Melestarikan lingkungan hidup, baik secara nasional maupun internasional.
E. Tulisan Tentang Pengaruh Globalisasi Terhadap Bangsa dan Negara Indonesia
Berikut ini contoh tulisan tentang pengaruh globalisasi dalam kehidupan.
Pengaruh Globalisasi Terhadap Nasionalisme
Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan, dan lain-lain. Teknologi informasi dan
komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, perkembangan
teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat
tersebar luas le seluruh dunia. Oleh karena itu, globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara
termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi, yaitu pengaruh positif dan pengaruh
negatif. Globalisasi di berbagai bidang kehidupan akan mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme
terhadap bangsa, terutama nilai nasionalisme di kalangan generasi muda.
Pengaruh globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut
telah membuat banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia.
Hal ini ditunjukan dengan gejala-gejala yang muncul dalam kehidupan sehari-hari anak muda
sekarang. Dari cara berpakaian di mana banyak remaja-remaja kita yang berdandan seperti
selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan
yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Padahal cara berpakaian
tersebut jelas-jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka
dicat beraneka warna. Pendek kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara
menutup identitasnya. Tidak banyak remaja yang mau melestarikan budaya bangsa dengan
mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa.
Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan
dapat diakses oleh siapa saja. Apalagi bagi anak muda, internet sudah menjadi santapan mereka
sehari-hari. Jika digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna.
Tetapi jika tidak, kita akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak generasi muda yang
menggunakan tidak semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet
saja, ada lagi pegangan wajib mereka, yaitu hanphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi
tidak ada karena mereka lebih memilih sibuk dengan menggunakan hanphone. Dilihat dari sikap,
banyak anak muda yang tingkah lakunya menganut kebebasan dan keterbukaan sehingga mereka
bertindak sesuka hati mereka.
Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya generasi muda tersebut?
Moral generasi bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda.
Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap
budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah
penerus masa depan bangsa. Apa akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa
nasionalisme?
Oleh karena itu, diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi
terhadap nilai nasionalisme. Langkah-langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi
terhadap nilai-nilai nasionalisme, antara lain:
1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam
negeri;
2. Menanam dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dengan sebaik-baiknya;
3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik-bainya;
4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar-
benarnya dan seadil-adilnya;
5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya
bangsa.
Dengan adanya langkah-langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh
globalisasi yang dapat mengubah nilai-nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak
akan kehilangan kepribadian bangsa.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Globalisasi merupakan suatu gejala wajar yang pasti akan dialami oleh setiap bangsa di
dunia, baik pada masyarakat yang maju, masyarakat berkembang, masyarakat transisi, maupun
masyarakat yang masih rendah taraf hidupnya.
Dalam era global, suatu masyarakat / negara tidak mungkin dapat mengisolasi diri
terhadap proses globalisasi. Jika suatu masyarakat / negara mengisolasi diri dari globalisasi,
mereka dapat dipastikan akan terlindas oleh jaman serta terpuruk pada era keterbelakangan dan
kebodohan.
Globalisasi menyumbangkan pengaruh besar yang mencakup berbagai aspek dalam
kehidupan, baik dalam aspek ekonomi, informasi, informasi dan teknologi, budaya, ilmu
pengetahuan maupun hokum.
Globalisasi juga memberikan dampak positif dalam kehidupan baik di bidang politik,
hokum, pertahanan, keamanan, ekonomi, sosial dan budaya. Salah satu manfaat globalisasi yang
sangat dirasakan adalah terbukanya peluang bisnis bagi masyarakat untuk memasarkan
produknya ke luar negeri, sedangkan salah satu dampak negatifnya adalah masuknya beberapa
budaya luar yang sangat bertentangan dengan budaya Negara kita.

Masyarakat Indonesia, dalam era globalisasi ini tidak dapat menghindar dari arus derasnya
kompleksitas perubahan (Inovasi) sebagai akibat canggihnya teknologi informasi, telekomunikasi ,
tatanan ekonomi dunia yang mengarah pada pasar bebas,serta tingkat efisiensi dan kompetitif yang
tinggi di berbagai bidang kehidupan. Suka/ tidak suka, mau/tidak bangsa Indonesia harus
mengikutinya jika tidak akan ketinggalan dan mungkin disebut Negara “primitif”
Globalisasi adalah suatu proses tatanan sosial yang mendunia dan tidak berbatas atau tak mengenal
batas wilayah. Globalisasi adalah suatu proses dari gagasan yang sengaja dicari dan dimunculkan,
kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik
kesepakatan bersama dan menjadi pedoman bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia.
(Menurut Edison A. Jamli dkk.Kewarganegaraan.2005)
Menurut pendapat Krsna (Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan Manusia di
Negara Berkembang.internet.public jurnal.september 2005). Sebagai proses, globalisasi berlangsung
melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin
dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia.
Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari
kehadirannya. Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara
termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh
negatif.

Pengaruh positif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme


1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena
pemerintahan adalah bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan
dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa
rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat

2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja
dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal tersebut akan meningkatkan kehidupan
ekonomi bangsa yang menunjang kehidupan nasional bangsa.

3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang
tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan
bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita
terhadap bangsa.

4. Bagi generasi muda grereja, globalisasi telah menyejarah. Meskipun, tampaknya, globalisasi
adalah proses sengaja untuk penguasaan ekonomi dan politik oleh negara-negara kapitalis. Kaum
muda gereja yang sementara berada ada dalam realitas sejarah itu, adalah orang-orang muda, yang
sementara berada dalam dunianya yang dinamis, kreatif, inovatif, suka tantangan dan hal-hal yang
baru. Meski secara psikologis kaum muda gereja mencirikan itu, namun, identitas yang mestinya
menjadi spiritnya adalah nilai-nilai kekristenan.

Kaum muda Kristen, idealnya adalah orang-orang muda yang dengan komitmen penuh, tapi kreatif
dan inovatif ikut ambil bagian menjadi media atau agen untuk menjalankan misi Allah (Missio Dei),
yaitu menghadirkan tanda-tanda kerajaan Allah di muka bumi ini. Apa tanda-tanda kerajaan Allah
itu? Dalam refleksi iman, tanda-tanda kerajaan Allah itu berupa keadilan, kebenaran dan panggilan
kemanusiaan. Itulah yang kita sebut-sebut dengan ’syalom”, damai sejahtera untuk sekalian alam
ini.

Pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme


1. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa
kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan berubah arah dari ideologi
Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan
hilang

2. Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena
banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, Pizza Hut,dll.) membanjiri di
Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala
berkurangnya rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.

3. Mayarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa
Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia
dianggap sebagai kiblat.

4. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena
adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan
pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat mengganggu kehidupan nasional bangsa.
5. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama
warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.

6. Gereja pun muda dikomersialisasi. Hal ini tentu memberi dampak pada kehidupan keagamaan
atau religiusitas. Gereja yang merupakan perkumpulan orang-orang yang percaya kepada Yesus
Kristus, mau atau tidak mau, sadar atau tidak sadar ada dalam pengaruh globalisasi yang
menyebarkan ide-ide dan gagasan-gagasan itu. Tapi, globalisasi sesuatu kenyataan yang tidak
mungkin kita tolak. Masyarakat penghuni bumi sudah terlanjur diintegrasikan oleh kuasa politik ,
ekonomi yang menaklukan itu. Makanya, jika kaum muda diam, maka peradaban dan kehidupan
keagamaan kita akan tergilas oleh arus kuasa itu. Melawan globalisasi mungkin tidak efektif langsung
menerjang kuasa-kuasa itu. Barangkali kita perlu membuat ”arus balik”, yaitu mengglobal dari lokus
kita atau menunggangi globalisasi untuk survive menggapai masa depan.
Pengaruh- pengaruh di atas memang tidak secara langsung berpengaruh terhadap nasionalisme.
Akan tetapi secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi
berkurang atau hilang. Sebab globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara global. Apa
yang di luar negeri dianggap baik memberi aspirasi kepada masyarakat kita untuk diterapkan di
negara kita. Jika terjadi maka akan menimbulkan dilematis. Bila dipenuhi belum tentu sesuai di
Indonesia. Bila tidak dipenuhi akan dianggap tidak aspiratif.

Berapa indikator pengaruh negatif maupun positif globalisasi yang melanda bangsa dan negara
indonesia antara lain dapat dilihat pada matrik berikut ini :

Indikator Perubahan/Dampak Globalisasi


1. Politik
Penyebaran nilai-nilai politik barat baik secara langsung atau tidak langsung dalam bentuk unjuk
rasa, demonstrasi yang semakin berani dan terkadang ”mengabaikan kepentingan umum” dengan
cara membuat kerusuhan dan tindakan anarkis.

Semakin lunturnya nilai-nilai politik yang berdasarkan semangat kekeluargaan, masyarakat mufakat
dan gotong royong.

Semakin menguatnya nilai-nilai politik berdasarkan semangat individual, kelompok, oposisi,


diktator mayoritas atau tirani minoritas.

2. Ekonomi
Berlakunya the survival oe the fittest sehingga siapa yang memiliki modal yang besar akan semakin
kuat dan yang lemah tersingkir. Pemerintah hanya sebagai regulasi dalam pengaturan ekonomi yang
mekanismenya akan ditentukan oleh pasar.
Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang, koperasi semakin sulit
berkembang, dan penyerapan tenaga kerja dengan pola padat karya sudah semakin ditinggalkan.

3. Sosial dan Budaya


Mudahnya nilai-nilai barat yang masuk baik milalui internet, antene parabola, media televisi,
maupun media cetak yang kadang-kadang ditiru habis-habisan.

Semakin lunturnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian, dan kesetiakawanan sosial
sehingga dalam keadaan tertentu hanya ditangani oleh segelintir orang.
Semakin memudarnya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara karena dianggap tidak ada hubungannya (sekularisme).

4. Ledakan Informasi
Kemajuan iptek dan arus komunikasi global yang makin canggih, cepat, dan berkapasitas tinggi.

Laju pertumbuhan dan akumulasi pengetahuan serta informasi meningkat sangat cepat secara tajam
(eksponensial)

5. Hukum, Pertahanan dan Keamanan


Semakin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi, dan tuntutan terhadap dilaksanakannya
hak-hak asasi manusia.

Menguatnya regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang-undangan yang memihak dan
bermanfaat untuk kepentingan rakyat.

Semakin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum (polisi, jaksa, dan hakim) yang
lebih profesional, transparan dan akuntabel.

6. Bagi generasi muda gereja


Hari ini, bicara ”globalisasi’ bukan lagi sesuatu yang elitis. Manusia dari ujung Nunukan/bahkan di
pedalaman Kalimantan sampai di kota besar New York, atau dari ruangan ini sampai diSturbucks
Coffe di Jakarta, tanpa menyebut kata itu, kita sudah menjadi bagian dari globalisasi, baik sebagai
korban atau telah ikut berpartisipasi di dalamnya. Dari kaum muda yang hobi seni sampai yang
memusatkan perhatiannya pada panggilan iman, seperti saudara-saudari ini, kita semua ada dalam
globalisasi itu.
kita mendapat pengetahuan dan wawasan apa dan bagaimana ”globalisasi” itu, yang dengannya kita
tahu tantangan dan mengerti peluangnnya. Kedua, ”globalisasi” adalah konteks di mana kita, kaum
muda gereja, mengimplementasikan panggilan bergereja. Sehingga, rumusan pemikiran teologis dan
aksi bergereja kita dapat menyentuh konteks.
Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme di Kalangan Generasi Muda
Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan muda. Pengaruh
globalisasi terhadap anak muda juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat
banyak anak muda kita kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan
dengan gejala- gejala yang muncul dalam kehidupan sehari- hari anak muda sekarang.

Dari cara berpakaian banyak remaja- remaja kita yang berdandan seperti selebritis yang cenderung
ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian
tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Pada hal cara berpakaian tersebut jelas- jelas tidak sesuai
dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendek kata
orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak remaja
yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan
kepribadian bangsa.

Teknologi internet merupakan teknologi yang memberikan informasi tanpa batas dan dapat diakses
oleh siapa saja. Apa lagi bagi anak muda internet sudah menjadi santapan mereka sehari- hari. Jika
digunakan secara semestinya tentu kita memperoleh manfaat yang berguna. Tetapi jika tidak, kita
akan mendapat kerugian. Dan sekarang ini, banyak pelajar dan mahasiswa yang menggunakan tidak
semestinya. Misal untuk membuka situs-situs porno. Bukan hanya internet saja, ada lagi pegangan
wajib mereka yaitu handphone. Rasa sosial terhadap masyarakat menjadi tidak ada karena mereka
lebih memilih sibuk dengan menggunakan handphone.

Dilihat dari sikap, banyak anak muda yang tingkah lakunya tidak kenal sopan santun dan cenderung
cuek tidak ada rasa peduli terhadap lingkungan. Karena globalisasi menganut kebebasan dan
keterbukaan sehingga mereka bertindak sesuka hati mereka. Contoh riilnya adanya geng motor anak
muda yang melakukan tindakan kekerasan yang menganggu ketentraman dan kenyamanan
masyarakat.

Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, mau apa jadinya genersi muda tersebut? Moral generasi
bangsa menjadi rusak, timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai
nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa
peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Apa
akibatnya jika penerus bangsa tidak memiliki rasa nasionalisme?

Berdasarkan analisa dan uraian di atas pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh
positifnya. Oleh karena itu diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi
terhadap nilai nasionalisme.

Antisipasi Pengaruh Negatif Globalisasi Terhadap Nilai Nasionalisme


Tidak ada yang menyangkal jika spirit nasionalisme pemuda era reformasi kian memudar. Tentu, di
sini penulis merasa tidak perlu mengurai apa penyebabnya. Sudah bukan jamannya lagi mencari
kambing hitam, saatnya kita membunuh kambing hitam dengan mencari solusi dan pemecahannya
guna mengharu-birukan kembali semangat nasionalisme pemuda. Terang, yang dibutuhkan adalah
olah gagasan, ide untuk berpikir dan bergerak supaya spirit nasionalisme itu tumbuh. Spirit adalah
mentalitas. Tak dapat dipungkiri membangun mentalitas nasionalisme itu tidak mudah. Perlu usaha
keras dan kerja cerdas. Mentalitas adalah barang mahal yang tak gampang diperoleh. Sementara
mentalitas ini adalah akar dari gerakan nasionalisme. Hal ini sangat fundamental. Di samping
sistem tentu spirit dan rasa nasionalisme yang membangun mentalitas ini akan
menentukan action kita di lapangan.
Nasionalisme itu letaknya di hati. Bukan di atas sang saka-merah putih, mengelilingi di upacara
bendera setiap senin pagi, pada penggunaan bahasa Indonesia, apalagi hanya sekedar pada produk-
produk Indonesia. Symbol adalah bentuk nasionalisme sederhana. Ia tersimpan rapi di hati setiap
rakyat Indonesia, yang setiap saat bisa membangunkan macam Asia dengan ketajaman taringnya.
Nasionalisme itu didadaku.

Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai- nilai
nasionalisme antara lain yaitu :

1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, misal semangat mencintai produk dalam
negeri.

2. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila dengan sebaik- baiknya.

3. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.


4. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar-
benarnya dan seadil- adilnya.

5. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.

Dengan adanya langkah- langkah antisipasi tersebut diharapkan mampu menangkis pengaruh
globalisasi yang dapat mengubah nilai nasionalisme terhadap bangsa. Sehingga kita tidak akan
kehilangan kepribadian bangsa.

Anda mungkin juga menyukai