Anda di halaman 1dari 18

GLOBALISASI

Definisi Globalisasi

glo·ba·li·sa·si "n proses masuknya ke ruang lingkup dunia"


Kamus Besar Bahasa Indonesia

"Proses dari transaksi keuangan dalam pasar keuangan yang pelaku pasarnya berkembang ke arah hilangnya
batas geografis suatu negara; 2. integrasi dari pasar keuangan dunia ke dalam satu kesatuan; dalam proses
globalisasi terjadi saling ketergantungan antara pembeli dan penjual peranti keuangan di pusat keuangan
seluruh dunia (globalization)."
Otoritas Jasa Keuangan

Apa Itu Globalisasi?

Globalisasi adalah proses mendunianya suatu hal sehingga batas antara negara menjadi hilang. Globalisasi
didukung oleh berbagai faktor, seperti perkembangan teknologi, transportasi, ilmu pengetahuan,
telekomunikasi, dan sebagainya yang kemudian berpengaruh pada perubahan berbagai aspek kehidupan
dalam masyarakat. 

Misalnya dalam aspek ekonomi, globalisasi menimbulkan terbentuknya pasar bebas yang membuat
perdagangan antar negara dapat dilakukan lebih bebas.

Globalisasi ekonomi pada intinya adalah suatu kegiatan ekonomi atau perdagangan internasional yang
terintegrasi dan terjadi tanpa batas batasan wilayah negara. Globalisasi perekonomian ini memudahkan
keluar masuknya barang dari dalam maupun luar negeri. Seiring berjalannya waktu, globalisasi memberikan
pengaruh yang besar terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi banyak negara.

Faktor Penyebab Globalisasi

Berikut pendorong terjadinya proses globalisasi:

 Perkembangan teknologi informasi dan transportasi. Pesatnya perkembangan teknologi


informasi dan transportasi membuat kegiatan jual beli antar negara menjadi lebih mudah. Kini kita
bisa transaksi dengan pembeli/penjual di negara lain tanpa tatap muka lewat e-commerce.
 Meningkatnya kerja sama internasional. Kerja sama internasional memudahkan terjadinya
transaksi antar negara, yang kemudian turut meningkatkan jumlah produk yang masuk dari luar
negeri dan juga sebaliknya. Proses globalisasi pun terus terjadi lebih perdagangan internasional ini.
 Kemudahan Transportasi. Pengiriman barang dan jasa antar negara menjadi lebih mudah sehingga
banyak produk asing yang masuk dan menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat. Tidak jarang
produk asing ini kemudian diadaptasi oleh masyarakat setempat sehingga terjadi penggabungan
kebudayaan.
 Ekonomi Terbuka. Perdagangan global yang terjadi saat ini dikarenakan negara-negara di dunia
semakin terbuka satu sama lain sehingga terjadi pertukaran produk dari satu negara ke negara lain.
Produk ini sendiri tidak lepas dari elemen dan budaya negara asalnya, yang kemudian bisa saja
mempengaruhi negara lain. Misalnya produk kecantikan asal Korea yang mengandung bahan-bahan
yang tidak umum ditemukan di Indonesia, namun karena popularitas produk kecantikan ini membuat
anggapan “cantik ala Korea” banyak diadaptasi oleh produk-produk lokal.
Aspek Globalisasi

Dalam perkembangannya, globalisasi mempengaruhi 3 aspek yaitu:

 Aspek Ekonomi, yang dapat dilihat dari meningkatnya perdagangan internasional di mana kini
segala transaksi jual beli antar negara dapat dilakukan dengan mudah melalui berbagai macam e-
commerce seperti Tokopedia, Amazon, e-bay, dll.
 Aspek Sosial Budaya, yang dapat dilihat dari proses masuknya nilai, norma, cara hidup, hingga
praktik kebudayaan secara terintegrasi dalam kehidupan masyarakat. Hal ini merujuk kepada
berbagai perilaku masyarakat yang tengah dipengaruhi oleh budaya global. Contohnya seperti
pengaruh tren musik dari Amerika Serikat, kecantikan dan fashion ala Korea karena adanya
pengaruh K-Pop, dll.
 Aspek Politik, era globalisasi membuat banyak terciptanya kerja sama politik seperti World Trade
Organization (WTO), world bank, dll. Aspek politik di era globalisasi juga dapat dilihat dari
maraknya kegiatan politik untuk mempromosikan nilai - nilai universal secara luas atau global, yakni
seperti masalah lingkungan, kesetaran, hak asasi manusia, dan lain sebagainya.

Ciri - Ciri Globalisasi

Globalisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

 Terjadinya kemajuan dan perkembangan teknologi dalam berbagai aspek, contohnya saja dengan
kehadiran internet yang memudahkan komunikasi antar satu sama lain menjadi lebih efisien
 Terjadinya kerjasama ekonomi antar negara di dunia yang menyebabkan adanya ketergantungan
antara pasar dan produksi ekonomi negara. Kesepakatan kerjasama inilah yang membuat proses
globalisasi terus berjalan tanpa henti.
 Munculnya berbagai macam masalah bersama yang harus diselesaikan, contohnya seperti
pencemaran lingkungan, krisis multinasional, dan lain sebagainya.
 Terjadinya interaksi yang mengakibatkan adanya pertukaran budaya atau akulturasi tanpa disadari.
Seiring berkembangnya zaman dan perkembangan teknologi, pertukaran budaya semakin mudah
terjadi dan cepat mempengaruhi satu sama lain. Misalnya saja budaya K-Pop yang tengah ramai
bukan hanya di Indonesia, namun juga di dunia.

Dampak Globalisasi

Globalisasi memiliki dampak positif dan negatif dalam kehidupan masyarakat, berikut di antaranya:
Dampak Positif

 Masyarakat antar negara dapat berinteraksi lebih mudah dengan kemajuan teknologi.
 Peningkatan perdagangan internasional dan kegiatan wisata ke luar negeri karena kemajuan
transportasi.
 Pengembangan ilmu pengetahuan yang semakin pesat.
 Penyebaran informasi yang tidak dibatasi oleh jarak antar negara.
 Terjalinnya hubungan internasional antar negara yang semakin baik.
Dampak Negatif

 Lunturnya nilai-nilai kebudayaan asli masyarakat karena mulai melebur dengan budaya asing dari
luar.
 Nilai-nilai kehidupan masyarakat dari luar negeri ikut masuk seperti konsumerisme dan hedonisme.
 Masuknya pola hidup yang berbeda dengan gaya hidup masyarakat lokal, khususnya pola hidup dari
negara Barat.
 Kehidupan pertanian yang mulai ditinggalkan karena masyarakat agraris yang beralih menjadi
masyarakat industri. 
 Kerusakan lingkungan dan peningkatan polusi udara
Upaya Menghadapi Globalisasi

Pada dasarnya, globalisasi bukanlah hal yang buruk dan memiliki banyak manfaat, yaitu seperti semakin
berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi yang tentu memudahkan proses interaksi dan pencarian
wawasan atau ilmu pengetahuan yang lebih efisien. Cara paling penting untuk menghadapi era globalisasi
adalah untuk mengatur cara berpikir agar tetap kritis dalam menerima berbagai informasi dari media massa,
sehingga tidak menghilangkan nilai, budaya, dan adat istiadat yang kita miliki. 

Mempelajari budaya asing menjadi salah satu hal yang penting untuk dilakukan dan dipelajari, namun harus
tetap disaring untuk mencegah hilang atau pudarnya budaya lokal yang dimiliki. Beberapa upaya
menghadapi globalisasi dapat dicontohkan dengan tetap mencintai produk dalam negeri, mengembangkan
usaha mikro, meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya nasional, dan lain sebagainya.
MODERNISASI

Pengertian Modernisasi

Kota Kinabalu, Malaysia- Jun 21, 2017: Suria Sabah shopping mall in Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia.
The mall facing the South China Sea with a scenic view.
Modernisasi merupakan proses perubahan dari suatu hal yang belum maju berubah ke arah yang lebih maju.
Modernisasi dapat dikatakan pula sebagai proses transformasi menuju kemajuan atau peningkatan dalam
berbagai aspek kehidupan yang ada di masyarakat yang dapat Grameds pelajari melalui buku Masyarakat
Risiko Menuju Modernitas Baru dibawah ini.
Modernisasi berasal dari bahasa latin yaitu “modernus”. Kata “modernus” juga berasal dari kata
‘modo’ yaitu cara serta ‘ermus’ yang menunjukan pada periode waktu di masa kini.
Beberapa ahli juga turut mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian dari modernisasi. Seperti Harold
Rosenberg, menurut Rosenberg modernisasi merupakan sebuah tradisi baru dan mengacu pada urbanisasi
atau hingga sejauh mana serta bagaimana pengikisan sifat pedesaan pada suatu kelompok masyarakat dapat
terjadi.
Soerjono Soekanto pun mengemukakan pendapatnya mengenai modernisasi. Menurut soerjono, modernisasi
merupakan proses perubahan yang mulanya dari cara tradisional berubah ke cara yang lebih maju. Proses
perubahan tersebut dimaksudkan untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Ogburn dan Nimkoff berpendapat bahwa modernisasi merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk dapat
mengarahkan masyarakat agar dapat memproyeksikan dirinya ke masa depan yang lebih nyata serta bukan
pada angan-angan semu saja.
Menurut Abdul Syam, modernisasi merupakan suatu proses transformasi ke perubahan yang lebih maju
maupun meningkat dalam berbagai macam aspek dalam kehidupan bermasyarakat.
Berbeda dari ahli lainnya, Neil Smelser beranggapan bahwa modernisasi merupakan ketidakaturan yang ada
dalam struktur masyarakat yang melakukan fungsi berbeda pada saat yang sama, kemudian akan dibagi
menjadi beberapa substruktur untuk dapat menjalankan fungsi yang lebih khusus tersebut. Smelser juga
beranggapan bahwa modernisasi akan selalu melibatkan konsep-konsep diferensiasi structural.
Dari pengertian menurut pada ahli tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa modernisasi merupakan proses
perubahan yang hadir di dalam kehidupan bermasyarakat dan dapat membuat kehidupan bermasyarakat
menjadi lebih maju atau meningkat.
Ciri-ciri Modernisasi
Grameds perlu mengetahui bahwa modernisasi memiliki tujuan untuk dapat meningkatkan kualitas hidup
masyarakat, selain itu proses modernisasi ini juga berupaya untuk dapat memperbaiki pola pikir yang ada di
masyarakat sehingga menjadi lebih baik.
Apabila dilihat dari dampak tersebut, modernisasi tentu akan memberikan dampak-dampak baik bagi
kehidupan di masyarakat. Oleh karena itu, Grameds perlu mengenali proses perubahan modernisasi ini.
Modernisasi dapat dikenali oleh masyarkat yang terlibat di dalamnya melalui beberapa ciri-ciri yang hadir
dalam modernisasi tersebut. Berikut adalah ciri-ciri dari modernisasi.
1. Masyarakat dapat bersikap secara heterogen.
2. Mobilitas dalam masyarakat cukup tinggi.
3. Masyarakat tidak memiliki ikatan terhadap adat.
4. Tindakan masyarakat dalam lingkungan terjadinya modernisasi bersifat rasional.
5. Memiliki tingkat organisasi tinggi, terutama dalam disiplin pada diri sendiri.
6. Sentralisasi wewenang berada dalam pelaksanaan perencanaan sosial.
7. Memiliki sistem pengumpulan data yang bersifat teratur.
8. Berpikir ilmiah yang ada dalam masyarakat melembaga ke dalam kehidupan penguasan serta
masyarakatnya.
9. Penciptaan iklim yang digemari oleh masyarakat melalui modernisasi dalam penggunaan alat
komunikasi massa.
Selain ciri-ciri modernisasi, masyarakat yang modern juga menjadi salah satu ciri terjadinya sebuah proses
modernisasi pada lingkungan tersebut. Berikut adalah ciri-ciri dari masyarakat modern.
1.
Heterogen, masyarakat yang mengalami modernisasi akan bercampun dan membentuk
kesatuan serta persatuan dalam proses pembangunan. Masyarakat yang heterogen juga erat
kaitannya dengan masyarakat multikultural, yaitu masyarakat yang terdiri dari etnis serta suku
berbeda dalam suatu wilayah tertentu.
2. Sistem Pelapisan Terbuka, masyarakat modern memiliki sistem pelapisan yang terbuka
terhadap perubahan zaman yang dipengaruhi oleh adanya globalisasi dan dapat menyebabkan
pengelompokan lapisan sosial memudar.
3. Mobilitas Masyarakat Tinggi, sama halnya dengan ciri-ciri modernisasi masyarakat modern
juga memiliki mobilitas yang tinggi karena terjadinya perpindahan penduduk yang sangat tinggi
dari desa ke kota.
4. Memiliki Pemikiran yang Objektif, masyarakat modern memiliki sifat lebih objektif dalam
memandang suatu hal karena melihat adanya banyak perubahan serta menerima perbedaan yang
ada pada masyarakat.
Dampak Modernisasi
Seperti yang telah dijelaskan pada pengertian serta ciri-ciri modernisasi, modernisasi umumnya akan
memberikan dampak sebagai wujud dari proses berubahnya suatu lingkungan di masyarakat dari yang masih
mundur menuju kemajuan dan menjadi lebih canggih.
Agar, lebih jelas Grameds perlu menyimak dampak modernisasi baik positif maupun negative. Berikut
penjelasannya.
1. Dampak Positif Modernisasi
 Terjadi perubahan pada tata nilai serta sikap. Perubahan ini terjadi karena masyarakat terbukti
memiliki pola berpikir yang berubah dari pola pikir irasional berubah menjadi rasional.
 Terjadi perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan serta teknologi. Perkembangan ini dapat
menyebabkan masyarakat lebih mudah beraktivitas serta dapat mendorong masyarakat untuk
berpikir lebih maju.
 Terjadi perkembangan pada ilmu pengetahuan juga dapat memberikan bentuk dalam proses
modernisasi yang terjadi di dalam masyarakat.
 Adanya peningkatan pada kehidupan bermasyarakat yang berubah menjadi lebih baik.
Penggunaan teknologi, serta pengetahuan yang berkembang dapat meningkatkan fungsi pada
kehidupan bermasyarakat, sehingga kehidupan masyarakat menjadi jauh lebih baik dari waktu
ke waktu.
 Masyarakat mengalami perubahan perilaku serta cara hidup dengan ilmu pengetahuan serta
teknologi yang terus berkembang.
 Modernisasi dapat meningkatkan efektivitas maupun efisiensi pada pekerjaan individu di
masyarakat.
 Efektivitas serta efisiensi yang disebabkan oleh modernisasi ini memberikan dampak pada
proses produksi, sehingga dapat meningkatkan perekonomian di suatu negara.
 Masyarakat akan memiliki sikap terbuka terhadap perubahan maupun memiliki keinginan untuk
selalu berinovasi agar mencapai kesejahteraan yang dicita-citakan oleh masyarakat tersebut.
2. Dampak Negatif Modernisasi
1. Mengakibatkan terjadinya kesenjangan sosial. Kesenjangan sosial yang diakibatkan oleh
modernisasi ini dapat dilihat melalui adanya fenomena terjadinya kelompok sosial seperti
kelompok asongan, pengangguran, pedagang kaki lima dan lainnya.
2. Menyebabkan menguatnya jurang pemisah antara masyarakat berpendidikan dengan
masyarakat tidak berpendidikan dan dapat menyebabkan perubahan pada tatanan sosial yang
ada di masyarakat.
3. Terjadi kesenjangan ekonomi yang dapat dilihat melalui perbedaan antara kehidupan
masyarakat yang kaya dengan masyarakat miskin, sehingga memicu timbulnya budaya
konsumtif serta budaya demonstration effect atau suka pamer.
4. Dapat menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan alam, sebagai akibat dari pembangunan
seperti pabrik industri yang terjadi secara terus menerus.
5. Modernisasi dapat menimbulkan dampak pada meningkatnya kriminalitas, karena setiap orang
memiliki keinginan untuk dapat mengungguli orang lain dan berusaha mencapai tujuan tersebut
dengan berbagai cara termasuk cara-cara kriminal.
6. Terjadinya pergeseran nilai-nilai pada kebudayaan lokal.
7. Hilangnya adat istiadat dari kebudayaan lokal masyarakat yang telah diturunkan secara turun
temurun serta menjadi salah satu daya tarik dan nilai unik pada masyarakat.
8. Menimbulkan terjadinya bias westernisasi atau pemujaan kepada budaya barat yang berlebihan,
baik dalam gaya hidup maupun cara pandang seseorang.
9. Terjadinya kesenjangan teknologi atau digital divide pada masyarakat.
Gejala dari Modernisasi

1. Bidang Budaya
Gejala modernisasi yang terjadi pada bidang budaya dapat ditandai melalui budaya tradisional yang tergeser
oleh masuknya pengaruh dari budaya dari luar. Gejala pada bidang budaya juga dapat dilihat melalui
terjadinya akulturasi antar dua budaya berbeda.
Terdapat pula penelitian yang dilakukan terkait tingkat keagamaan  orang Indonesia secara umum dan suku-
suku bangsa yang ada di daerah-daerah secara khusus karya Prof. Dr. Bungaran Antonius Simanjuntak yang
dibuat ke dalam bentuk buku berjudul Tradisi, Agama, dan Akseptasi Modernisasi pada Masyarakat.

2. Bidang Politik
Gejala modernisasi berikutnya dapat dilihat melalui bidang politik. Pada bidang politik, gejala modernisasi
dapat dilihat melalui banyaknya negara yang terlepas dari penjajahan dan munculnya negara baru yang telah
merdeka.
Pada bidang politik, gejala modernisasi juga dapat dilihat melalui tumbuhnya negara demokrasi serta
lahirnya lembaga politik. Selain itu, diakuinya hak asasi manusia juga merupakan salah satu gejala dari
terjadinya modernisasi.
Gejala modernisasi pada bidang politik ini yang paling mudah dilihat atau disadari oleh masyarakat, karena
sistem demokrasi biasanya didukung melalui pemilihan umum secara langsung serta rahasia yang melibatkan
masyarakat.
Terdapat pula pandangan model modernisasi terhadap studi Hukum Keluarga Hukum melalui pendekatan
epistemologi hukum, epistemologi yang dimiliki KHI dan CLD-KHI yang dibahas pada buku Modernisasi
Hukum Keluarga Hukum dibawah ini.
3. Bidang Ekonomi
Pada bidang ekonomi, gejala modernisasi dapat dilihat dari semakin kompleksnya kebutuhan masyarakat
pada barang maupun jasa, sehingga sektor industri kemudian dibangun dalam skala besar untuk
memproduksi barang permintaan konsumen.
4. Bidang Sosial
Terbentuknya banyak kelompok baru dalam masyarakat merupakan gejala terjadinya modernisasi pada
bidang sosial. Kelompok baru dalam masyarakat yang dimaksud seperti kelompok buruh, kaum-kaum
intelektual, kelompok manajer hingga kelompok ekonomi yang didasarkan pada kelasnya yaitu kelas rendah
dan kelas tinggi.
Contoh-contoh Modernisasi 
1. Contoh Modernisasi di Bidang Budaya
a. Perilaku
Pada bidang budaya, salah satu contoh dari modernisasi adalah berubahnya perilaku masyarakat dari anak-
anak hingga dewasa. Contohnya seperti perubahan perilaku anak di tahun 2021 yang cenderung lebih senang
berdebat atau dapat dengan kritis menjawab pertanyaan orang tua, karena sejak kecil diberikan pengetahuan
yang cukup.
Di Indonesia sendiri, untuk mempertahankan harkat kemanusiaannya berhadapan dengan tantangan tak
terelakkan modernitas yang juga dibahas pada buku Agama, Filsafat, Modernitas – Harkat Manusia karya
Frans Magnis Suseno.
b. Bahasa
Bahasa yang digunakan oleh masyarakat yang mengalami modernisasi pun turut berubah. Dahulu seperti di
Jawa, orang-orang kesulitan menggunakan bahasa Indonesia, karena bahasa kesehariannya adalah bahasa
Jawa, sehingga akan sulit berkomunikasi pada orang-orang di luar pulau Jawa.
Kini, penduduk pulau Jawa dapat menggunakan bahasa Indonesia yang fasih dan bahkan menguasai bahasa
asing.
c. Gaya Hidup
Gaya hidup masyarakat modern akan berubah seiring terjadinya modernisasi pada lingkungan masyarakat
yang ia tinggali. Contohnya seperti dahulu, orang-orang tidak terlalu memedulikan gaya busana hingga
makanan.
Dahulu, masyarakat Indonesia makan-makanan seadanya yang dapat dipanen melalui hasil kebun atau
dengan menyembelih hewan ternaknya dan umurnya, masyarakat Indonesia dahulu tidak terlalu pemilih
dalam hal makanan.
Namun kini, masyarakat cenderung lebih memilih makanan, karena memerhatikan kondisi kesehatannya.
Selain itu, muncul pula gaya hidup vegetarian dan lainnya yang tidak ada sebelumnya.
2. Contoh Modernisasi di Bidang Ekonomi
Dalam bidang ekonomi, modernisasi dapat dilihat melalui contoh berikut ini.
Berkembangnya industri-industri di lingkungan masyarakat, sehingga dapat memperluas lapangan pekerjaan.
Selain itu, perubahan sifat masyarakat yang semakin konsumtif dan membutuhkan banyak barang maupun
jasa, seperti jasa ojek online, jasa pijat refleksi hingga jasa untuk membelanjakan kebutuhan sehari-hari.
Selain itu, perkembangan dalam bidang teknologi juga memengaruhi bidang ekonomi, seperti industri atau
pabrik yang memproduksi barang kini lebih banyak menggunakan mesin, dibandingkan manusia. Hal ini
dianggap, karena mesin lebih efektif, murah dan cepat dibandingkan manusia, sehingga lapangan kerja pun
menyempit dan membuat terjadinya pemutusan hubungan kerja dalam skala besar.
3. Contoh Modernisasi di Bidang Politik 
Pada bidang politik, contoh modernisasi dapat dilihat melalui pengaruh hubungan antar negara yang tumbuh
dan berkembang dalam skala internasional dan global. Selain itu, adanya visi dan misi yang membentuk
organisasi internasional dan terdiri dari beberapa negara seperti PBB, ASEAN, UE dan lain sebagainya.
Terjalinnya kerjasama bilateral dan multilateral juga merupakan salah satu dari contoh modernisasi di bidang
politik. Kerjasama dari berbagai ini merupakan salah satu konsekuensi dari globalisasi dan diharapkan dapat
memberikan keuntungan bagi kepentingan negara yang menjalin kerjasama.
4. Contoh Modernisasi di Bidang Sosial 
Mudahnya masyarakat mengakses informasi dengan cepat hanya dengan melalui ponsel saja. Kini telah
tersedia banyak media online yang akan selalu memberikan update mengenai topik-topik yang menjadi daya
tarik bagi pembaca.
Kemudahan membaca berita dan mengakses informasi merupakan salah satu contoh modernisasi di bidang
sosial.
Selain kemudahan mengakses informasi, pertumbuhan pada bidang transformasi dan proses distribusi juga
merupakan contoh dari modernisasi di bidang sosial. Contohnya seperti angkutan umum yang tersedia di
berbagai wilayah bahkan wilayah-wilayah terpencil sekalipun serta adanya ojek online yang dapat
menjangkau kemanapun Grameds ingin pergi.
Saat ini di Indonesia juga terdapat KRL yang sudah resmi digunakan sejak 1 Juli 2013 yang disebabkan
modernisasi ini, Pelajari implementasi e-ticketing di KRL dan berbagai inovasi layanan lainnya yang dibahas
pada buku Untold Story E-Ticketing – Kisah “Dibalik Layar” Modernisasi KRL Jabodetabek.
WESTERNISASI
Pengertian Westernisasi
Pengertian westernisasi merupakan suatu proses yang mana masyarakat di negara timur itu mengadopsi
budaya Barat di berbagai bidang seperti misalnya industri, teknologi, ekonomi, hukum, politik, gaya hidup,
cara pakaian, agama, filsafat, gaya bahasa, alfabet serta nilai-nilai
Pendapat lain juga mengatakan, pengertian westernisasi merupakan sautu sikap serta tindakan masyarakat di
negara-negara timur yang cenderung meniru perilaku dan juga kebiasan masyarakat di negara Barat.
Misalnya seperti, gaya berpakaian, perilaku, serta juga kebiasaan sehari-hari yang kebarat-baratan.
Westernisasi yang terjadi di Indonesia bisa atau dapat membuat masyarakat kehilangan rasa nasionalisme
serta jati diri bangsa. Selain itu, westernisasi juga bisa/dapat mengakibatkan budaya asli Indonesia semakin
terkikis serta juga dilupakan oleh generasi muda disebabkan menganggap kebudayaan Barat lebih baik.
Pengertian Westernisasi Menurut Para Ahli
Supaya lebih memahami apa arti westernisasi, maka kita bisa merujuk pada pendapat para ahli diantaranya
ialah berikut ini:
1. Menurut Samuel P. Huntington
Pengertian westernisasi merupakan suatu proses di dalam masyarakat yang mengikuti segala bentuk gaya
hidup bangsa barat.
2. Menurut Koentjaraningrat
Pengertian westernisasi ini merupakan suatu proses dari meniru gaya hidup dari orang barat yang dilakukan
masyarakat dengan secara berlebihan didalam suatu bentuk gaya hidup, gaya pergaulan, kebiasaan,  serta
juga lain sebagainya. Westernisasi ini tidak cocok untuk diterapkan di negara Indonesia disebakan karna
masyarakat kita ini masih menjunjung tinggi nilai-nilai budaya Timur.
3. Menurut Soerjono Soekanto
Pengertian westernisasi merupakan suatu proses kehidupan yang mengutamakan industrialisasi serta juga
sistem ekonomi kapitalis sehingga kehidupannya meniru atau juga berusaha sama persis dengan kehidupan
masyarakat yang berada di negara Barat.
4. Menurut Eka Gunawan
Pengertian westernisasi merupakan suatu proses peniruan oleh suatu masyarakat/ Negara tentang/mengenai
kebudayaan negara-negara barat yang dianggap nya itu lebih baik dari pada kebudayan negara sendiri.
5. Menurut Arif Furtonutely
Pengertian westernisasi merupakan suatu arus besar di dalam dimensi politik, sosial, kultur, budaya,
pengetahuan serta seni untuk mengubah karakter kehidupan bangsa-bangsa di dunia secara umum serta
negara-negara Islam khususnya menjadi paham-paham Barat.
Ciri-Ciri Westernisasi
Westernisasi ini juga dapat kita ketahui dengan memperhatikan karakteristiknya di masyarakat. Dibawah ini
merupakan ciri-ciri westernisasi diantaranya ialah sebagai berikut:

1. Lifestyle atau gaya hidup dari masyarakat mengalami perubahan serta meniru perkembangan yang
terjadi di negara-negara Barat. Misalnya seperti; gaya hidup mewah, hedonisme, serta lain
sebagainya.
2. Mengikuti kebiasaan dari sebagian masyarakat Barat di dalam mengonsumsi minuman keras serta
obat-obatan terlarang.
3. Semakin maraknya pergaulan bebas serta juga perilaku seksual menyimpang di tengah-tengah
masyarakat.
4. Perubahan pada cara berpakaian, cara berkomunikasi, serta juga hubungan sosial yang mengikuti
kebiasaan di negara-negara Barat.
5. Masyarakat juga semakin individual disebabkan sikap gotong-royong yang menjadi ciri khas
masyarakat Indonesia selama ini jadi semakin terkikis.
6. Terjadinya suatu perubahan di dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat, mulai dari politik, seni,
budaya, ekonomi,  serta lain sebagainya, yang diadopsi dari negara-negara Barat.
Pola dan Media Westernisasi
Proses dari westernisasi tidak terjadi begitu saja. Terdapat banyak media serta pola penyebarannya, misalnya
dengan melalui media pemegang kekuasaan suatu negara, majalah, televisi, wisata, teknologi, serta lain
sebagainya.
Salah satu yang paling besar dalam mempengaruhi penyebaran westernisasi ini ialah teknologi informasi,
misalnya internet, gadget, televisi, radio, serta lain-lain. Proses dari transfer budaya Barat ke Indonesia
terjadi dengan melalui berbagai media teknologi tersebut sehingga tanpa disadari sebagian besar masyarakat
kita akan terpengaruh oleh westernisasi.
Selain teknologi, proses westernisasi ini juga dapat terjadi secara besar-besaran pada saat pemerintah suatu
negara mengeluarkan kebijakan yang berisi doktrin mendukung westernisasi. Hal tersebut terjadi di negara
Jepang, merupakan pada masa kekaisaran Meiji dimana Pangeran Yorihito Higashifushimi yang merupakan
salah satu pemimpin Jepang pada waktu itu melakukan westernisasi dengan melalui gaya berpakaian.
Dampak Westernisasi
Dampak westernisasi yang terjadi di suatu masyarakat akan mempengaruhi penilaian serta tindakan
masyarakat tersebut. Dibawah ini merupakan beberapa dampak westernisasi ialah sebagai berikut:

1. Perubahan perilaku; masyarakat yang terdampak westernisasi dengan melalui berbagai media akan
cenderung mengalami perubahan perilaku. Misalnya menggunakan istilah atau kata-kata bahasa
asing pada saat berinteraksi dengan orang lain.
2. Lunturnya jati diri bangsa serta budaya lokal; generasi muda yang telah banyak menggunakan
teknologi akan mengalami dampak westernisasi. Banyak kalangan remaja saat ini menganggap
budaya Barat lebih baik dari budaya lokal sehingga jati diri bangsa serta budaya lokal akan luntur
dengan secara perlahan.
3. Perubahan cara hidup; Salah satu cara hidup masyarakat di negara Barat yang banyak dilakukan di
Indonesia ialah kebiasaan minum minuman keras. Sebenarnya minuman keras ini tidak cocok untuk
masyarakat di negara tropis, namun hal tersebut terjadi sebab adanya proses westernisasi yang sudah
mengubah cara hidup sebagian masyarakat kita.
Contoh Westernisasi
Kalau diperhatikan dengan seksama, sebenarnya terdapat banyak sekali contoh dari westernisasi yang tengah
terjadi di Indonesia. Dibawah ini merupakan beberapa contoh westernisasi diantaranya sebagai berikut:

1. Sikap individualis ini merupakan salah satu contoh kebiasaan masyarakat Barat yang banyak ditiru
oleh masyarakat kita. Ini membuat masyarakat menjadi semakin bersaing serta juga kehilangan rasa
kekeluargaannya.
2. Masyarakat Indonesia juga banyak yang menganggap budaya asing itu lebih baik ketimbang budaya
asli Indonesia. Hal tersebut membuat mereka lebih memilih untuk bisa mempelajari budaya dari
negara-negara Barat.
3. Masyarakat Indonesia jgua banyak yang rela menghabiskan banyak uang untuk bisa menonton
konser musik mancanegara ketimbang menonton pertunjukan dari seni tradisional. Ini merupakan
salah satu dari contoh westernisasi yang tidak disadari banyak pihak.
4. Pergaulan bebas juga yang semakin marak, bahkan terkesan tanpa batasan juga ini merupakan
contoh westernisasi yang terjadi di Indonesia.
5. Perubahan konsumsi jenis makanan serta minuman masyarakat kita juga banyak dipengaruhi oleh
Barat. Misalnya; makanan fast food serta minuman bersoda.
6. Gaya berpakaian serta gaya rambut masyarakat Indonesia juga mengalami banyak perubahan
disebabkan terpengaruh budaya Barat. Misalnya seperti; rok mini, gaun pesta, rambut mowhak,
highlight rambut, celana jeans sobek,  serta lain sebagainya.
HEDONISME
Pengertian Hedonisme
Beberapa ahli juga menjelaskan bagaimana pengertian hedonisme. Burhanuddin (1997: 81) menjelaskan
pengertian hedonisme adalah sesuatu yang dianggap baik, sesuai dengan kesenangan yang didatangkannya.
Dengan kata lain, sesuatu yang hanya mendatangkan kesusahan, penderitaan, serta tidak menyenangkan
merupakan sesuatu yang dinilai tidak baik.
Sedangkan menurut Collins Gem (1993: 97) pengertian hedonisme adalah sebuah doktrin yang menyatakan
bahwa kesenangan merupakan hal yang paling penting di dalam hidup. Dengan kata lain, hedonisme
merupakan suatu paham yang dianut oleh orang-orang yang mencari kesenangan hidup semata-mata.

Penyebab Hedonisme
Faktor Internal
Faktor internal atau dari dalam diri sendiri, merupakan penyebab hedonisme yang paling utama. Setiap
manusia sudah pasti memiliki sifat dasar yang ingin memiliki banyak kesenangan dan kebahagiaan.
Ditambah lagi dengan sifat lain dari manusia, yaitu rasa tidak pernah puas yang mereka miliki. Sifat-sifat
inilah yang pada akhirnya mengantarkan seseorang pada perilaku dan gaya hidup yang hedonisme.

Faktor Eksternal
Penyebab lain seseorang memilih paham hedonisme adalah faktor eksternal atau faktor dari luar. Faktor
eksternal ini bisa berasal dari informasi atau juga globalisasi. Apalagi saat ini internet dan media sosial
membuat kita bisa melihat bagaimana kehidupan orang lain. Kebiasaan-kebiasaan serta paham yang di dapat
di dunia maya atau di lingkungannya, dianggap menjadi penyebab orang-orang tertarik untuk mengadaptasi
gaya hidup hedonisme.

Dampak Hedonisme
Individualisme
Seseorang yang memiliki perilaku dan gaya hidup hedonisme cenderung individualis, atau juga menganggap
diri sendiri lebih penting dari orang lain.

Konsumtif
Kebiasaan membeli barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan adalah dampak buruk dari hedonisme.
Hal tersebut dilakukan hanya untuk kesenangan semata, sebab suka berbelanja.

Egois
Seseorang yang memiliki gaya hidup atau perilaku hedonisme, biasanya lebih mementingkan diri sendiri
tanpa mempedulikan orang lain.

Cenderung Pemalas
Sebagian orang yang terjerumus hedonisme juga lebih cenderung menjadi seorang yang pemalas serta tidak
menghargai waktu.

Kurang Bertanggung Jawab


Selain menjadi seorang yang pemalas, seseorang dengan ideologi hedonisme ini juga biasanya kurang
bertanggungjawab, bahkan kepada dirinya sendiri.

Boros
Demi kesenangan semata, mereka yang memiliki gaya hidup hedonisme biasanya sangat boros. Mereka akan
mengeluarkan banyak sekali uang untuk hal-hal yang membuat senang tanpa mempedulikan manfaat serta
juga kegunaan barang yang dibeli.

Korupsi
Salah satu dampak hedonisme yang sering terjadi pada seseorang ialah kebiasaan korupsi. Bukan hanya
korupsi uang, namun juga hal lain, seperti misalnya korupsi waktu, korupsi pekerjaan, serta lain sebagainya.
Pejabat yang sudah terjerumus di dalam perilaku hedonisme tidak akan sungkan serta juga tidak akan malu
untuk korupsi demi kesenangan hidupnya.
Jenis-Jenis Hedonisme
Ideologi Hedonisme yang ada di tengah-tengah masyarakat terbagi menjadi tiga (3) macam, yaitu
Psychological Hedonism, Evaluative Hedonism, dan Rationalizing Hedonism.

1. Psychological Hedonism
Jenis hedonisme ini menganggap bahwa manusia diciptakan secara lahiriah menginginkan kesenangan.
Secara naluri, manusia itu memang mempunyai sifat untuk menghindari rasa sakit serta juga derita.

2. Evaluative Hedonism
Kemudian jenis hedonisme yang satu ini menganggap bahwa kesenangan merupakan apa yang seseorang
inginkan serta kejar. Dalam konsep evaluative hedonism, hanya kesenanganlah yang berharga serta rasa sakit
atau ketidaksenangan merupakan hal yang mengecewakan atau dianggap sebagai sesuatu yang tidak layak
untuk dirasakan oleh manusia.

3. Rationalizing Hedonism
Jenis hedonisme yang terakhir memiliki pandangan bahwa seseorang mencari kesenangan, tapi juga
memahami konsekuensi yang akan mereka terima. Contohnya seseorang mengonsumsi NAPZA untuk
mencari kesenangan dan melepaskan beban masalah sejenak. Tapi mereka para pengguna tahu bahwa hal
tersebut buruk untuk kesehatan dan juga bisa membawanya ke ranah pidana.
SEKULARISME
Sekularisme
Sekularisme bisa dikatakan sebagai sebuah ideologi yang dimana sebuah institusi negara haruslah terpisah
dengan hal yang berurusan agama. Oleh karena itulah, penerapan sekularisme dapat menunjang kebebasan
dalam memeluk agama serta kebebasan dalam meyakini siatu keparcayaan, yang kemudian menciptakan
segala sesuatu yang bersikap netral dalam menghadapi masalah sosial dan tidak memihak kepada agama
tertentu.
Pengertian Sekularisme
Sekularisme adalah paham yang senantisa memberi kajian ideologi atau kepercayaan yang mana
berpendirian bahwa paham segala konsep agama tidak boleh dimasukkan dalam urusan politik, negara,
budaya, atau institusi publik lainnya.
Pengertian Sekularisme Menurut Para Ahli
Adapun definisi sekularisme menurut para ahli, antara lain;

1. George jacub Holyoake, Sekularisme adalah suatu sistem etik yang didasari pada prinsip moral dan
terlepas dari agama dan supranaturalisme.
2. H.M Rasjidi, Sekularisme adalah sistem etika filsafat yang bertujuan untuk memberikan intepretasi
terhadap kehidupan manusia tanpa percaya kepada Tuhan, kitab suci dan hari kiamat.
3. Kristen Harvey Cox, Pengertian sekularisme adalah pembebasan manusia dari belenggu agama dan
metafisika, yaitu pengalihan perhatian dunia lain menuju dunia saat ini.
4. Dr. Syamsuddin Arif, Definisi sekularisme merupakan pemikiran yang memisahkan antara agama
dengan urusan duniawi. Agama dianggap hanya sebatas urusan ibadah saja, agama tidak boleh ikut
campur urusan duniawi.
5. Prof. Dr. Syed Muhammad Najib, Arti sekularisme dalam pemikiran manusia terbagi atas 3
komponen, yaitu pengosongan alam dari semua makna spiritual, deklarasi politik, dan pengosongan
nilai-nilai agama dari kehidupan.
Ciri Sekularisme
Adapun untuk karakteristik yang dimiliki dari sekularisme adalah;

1. Meyakini bahwa nilai sosial keagamaan haruslah dibedakan dari nilai-nilai kehidupan dunia dan
seluruh aspeknya.
2. Menyebarkan paham melalui prinsip pragmatisme dan ulitarianisme.
3. Kegiatan yang sifatnya politis bebas dari pengaruh agama.
Bentuk Sekularisme
Bentuk Sekularisme
Dalam sekularisme terdapat beberapa bentuk, yaitu;
1. Tidak peduli dengan urusan duniawi
Orang-orang yang beragama namun tidak melakukan sedekah untuk pembangunan infrastruktur melalui
pajak, hal tersebut dianggap tanggung jawab negara untuk merealisasikan pembangunan tersebut. Orang-
orang melakukan sedekah untuk hal-hal yang berhubungan dengan agama sepeti bersedekah untuk
membangun masjid, menyantuni anak yatim dan piatu, dan lain sebagainya.
1. Hak Asasi Manusia sebagai landasan hukum
Hukum yang berlaku dalam negara, khususnya Indonesia, tidak lagi memihak pada satu agama saja. Namun,
hukum yang ada tersebut mengandung unsur sekularisme dan membatasi hukum yang besumber dari kitab
suci. Sehingga konsitusi yang menjadi keteraturan bersama bersifat universal.
1. Kondisi perekonomian
Penerapan arti kapitalisme dipergunakan sebagai sistem ekonomi yntuk digunakan dalam suatu negara.
Prinsip yang terkandung dalam prinsip kapitalisme yaitu seperti kebebasan individu, persaingan secara
bebas, mekanisme perdagangan pasar, dan sebagainya.
Dimana dalam kapitalisme, pemilik modal yang berhak menguasai pasar. Sementara rakyat kecil tetap hidup
dalam garis kemiskinan.
1. Sekularisme sebagai budaya
Sekularisme diibaratkan sebagai trend bagi anak muda pada saat ini. Alasannya menjadi trend tersebut
lantaran disajikan dalam bentuk gaya hidup yang westernisasi atau kebarat-baratan, jauh dari nilai sosial
budaya yang telah berlaku.
1. Pendidikan
Arti lembaga pendidikan yang berlangsung saat ini, secara tidak langsung dapat ditarik bahwa sekularisme
telah masuk dalam sistem pendidikan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan ilmu filsafat yang lebih
dipelajari daripada ilmu mengenai agama.
1. Media massa
Penerapan yang ada dalam sekularisme dalam media massa biasanya ditandai dengan kebebasan yang tidak
berbatas dalam menyampaikan pendapat, prihal istilah kebebasan ini bisa dalam berpikir dan kebebasan
dalam berekspresi.
1. Hubungan interaksi antara laki-laki dan perempuan
Hubungan antara laki-laki dan perempuan sebelum menikah pada dewasa ini merupakan hal yang lazim
dilakukan. Hal tersebut dapat terjadi untuk menghindari ketidakcocokan diantara mereka setelah menikah.
Hubungan seks dalam sekularisme sangat wajar dilakukan, karena hubungan seperti itu sangat sah-sah saja
untuk dilakukan tanpa harus memikirkan konsekuensi yang akan didapat dari ajaran agama.
Dampak Positif dan Negatif Sekularisme
Adapun dampak positif dan negatif dari adanya sekularisme adalah sebagai berikut:
1. Dampak Positif
Yaitu;

1. Meminimalisir penyalahgunaan agama sebagai alat untuk mengatur masyarakat.


2. Mendorong masyarakat untuk menggunakan nalar, logika, pengetahuan serta bukti yang konkrit.
3. Menghindari terjadinya konflik horizontal yang sering terjadi di Indonesia.
1. Dampak Negatif
Yakni;

1. Hilangnya jati diri negara, khususnya Indonesia yang secara historis memiliki kepercayaan kepada
hal yang gaib.
2. Eksploitasi terhadap Sumber Daya Alam untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam masyarakat.
3. Timbulnya sikap individualistik.
Faktor Timbulnya Sekularisme
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi timbulnya sekularisme:

1. Agama
2. Pola Pikir
3. Psikologis
4. Sejarah
5. Realitas sosial
Contoh Sekularisme
Berikut beberapa contoh sekularisme dalam kehidupan sehari-hari:

1. Pelarangan penggunaan jilbab pada sektor kerja swasta.


2. Pergaulan bebas yang sudah diangga lazim di kalangan pergaulan remaja.
3. Undang-undang yang tidak memihak pada agama.
4. Penggunaan sistem ekonomi kapitalis sebagai roda penggerak perekonomian negara.
5. Tidak mencampuri urusan organisasi dengan urusan agama
6. Negara memperbolehkan pernikahan berbeda agama.
7. Tidak mencampuradukkan masalah perdagangan dengan urusan agama.
KONSUMERISME
Konsumerisme
Konsumerisme muncul seiringkali karena adanya proses sosial dan interaksi sosial yang meningkatkan
ketertarikan masyarakat terhadap perubahan dan inovasi, hal ini terjadi bisa saja karena respon terhadap
penanggulangan yang cepat dari hal-hal yang baru. Seperti hadirnya produk baru, pengalaman baru, dan citra
baru yang ada di lingkungan sosial sekitar.
Pengertian Konsumerisme
Konsumerisme adalah paham terhadap gaya hidup yang senantisa menganggap barang-barang (mewah)
sebagai ukuran kebahagiaan, kesenangan, ketentraman dalam mendapatkan peran sosial dan status sosial di
masyarakat, sehingga sikap ini dipandang dengan sifat yang tidak hemat.
Pengertian Konsumerisme Menurut Para Ahli
Adapun definisi konsumerisme menurut para ahli, antara lain;

1. Collin Campbell, Konsumerisme adalah kondisi sosial yang terjadi saat konsumsi menjadi pusat
kehidupan banyak orang dan bahkan menjadi tujuan hidup. Ketika semua itu terjadi segala kegiatan
hanya berfokus pada pemenuhan konsumsi saja.
2. Robert G. Dunn, Pengertian konsumerisme adalah ideologi yang  menarik masyarakat dalam sistem
sosial produksi massal dan merubah pola pandang terhadap konsumsi.
3. Zygmut Baumant, Arti knsumerisme adalah situasi dimana orang membeli barang berbagai barang
semata-mata utuk kesenangan membeli, bukan karena memerlukan kebutuhan itu. Menurutnya,
hasrat adalah keinginan untuk mengonsumsi.
4. Merriam Webster, Makna konsumerisme memiliki dua definisi, yang pertama adalah paham yang
mempercayai bahwa menghabiskan banyak uang untuk barang dan jasa adalah sesuatu yang baik dan
yang kedua adalah aksi untuk perwujudan dari paham pertama.
5. Sasateli, Pengertian konsumerisme merupakan dampak dari adanya produk kapitalisme.
6. Baudrillard, Definisi konsumerisme hadir berakar pada ide tenteang kebahagiaan dan hal inilah
yang menjadi acuan dasar tentang masyarakat konsumsi.
Ciri Fenomena Konsumerisme:
Karakteristik dalam konsumtif ini, antara lain;
1. Pembeli ingin tampak berbeda dari yang lain
Hakekatnya sifat konsumtif ini ada lantaran masyarakat pada umumnya berkeinginan memiliki barang yang
tidak dimuli oleh orang lain atau contoh kelompok sosial lain. Alhasil, sikap pembeli akan mencari barang-
barang mewah terbaru yang kerapkali dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah limited edition yang
dikenal sebagai barang berkwalitas baik serta mahal.
1. Kebanggaan penampilan
Kebanggaan yang muncul pada diri seserang sangatlah lekat dengan kepuasaan yang dimiliki oleh
dirinya. Perasaan akan kondisi seperti inilah menyebabkan seseorang memilih limited edition sebagai
fenomena sosial yang sangat mudah ditemukan.
1. Sekedar ikut-ikutan (pengikut)
Sifat yang dimiliki oleh seseorang dalam kepuasaan dirinya sendiri bisa terjadi lantaran ada perasaan untuk
ikutserta pada gaya penampilan orang lain. Kondisi inilah kemudian menjadikan teman, saudara,
ataupubahkan kakak dan beradik dalam satu keluarga turut serta dalam gaya ikut-ikutan akibat proses
mengajak satu sama lainnya.
1. Menarik perhatian orang lain
Kecenderungan yang pasti dimiliki oleh seseorang dalam prilaku konsumtif ialah ingin terlihat menarik
dihadapan orang lain.
Menarik disini bukan lebih condong pada gaya hidup bukan pada prilakunya. Misalnya saja untuk potngan
rambut, baju, celana, dan lain sebagainya. Sehingga ada sebuah perumpamaan bahwa kebutuhab primer jauh
lebih kecil daripada skunder.
Dampak Konsumerisme
Dampak Konsumerisme
Dampak dari adanya konsumerisme yang melakat dalam kehidupan masyarakat secara garis besarnya tebagi
menjadi 2 bentuk. Penjelasannya;

1. Positif
Antara lain;
1. Membuka Lapangan Kerja
Lapangan pekerjaan pada zaman seperti ini sangatlah susah ditemukan di Indonesia, yang termasuk
dalam karakteristik negara berkembang. Percaya ataupun tidak sikap konsumtif dalam masyarakat akan
menjadi inspirasi dalam membuka dan menambah lapangan pekerjaan.
Alasan hal tersebut diungkapkan lantarana dengan melakukan produksi barang dalam jumlah besar akan
mengurangi jenis pengangguran. Misalnya saja beberapa ide inovatif dalam hal ini ialah adanya sikap
bermalas-masalan yang banyak dijumpai menjadi salah satu inspirasi terciptanya produk “Kursi Malas” yang
menjadi unggulan produksi salah satu alumni dari mahasiswa UII.
1. Mengurangai Dampak Pengangguran
Koredor dalam terciptanya konsumtif dalam kehidupan masyarakat secara sekilas bisa menjadi pengurangan
dalam dampak pengangguran. Hal ini disebabkan lantaran banyak produk yang tercipa dalam proses ini,
meskipun haruslah diakui bahwa konsekuensinya sangat kecil.
1. Meningkatkan Motivasi
Proses dalam meningkatkan motivasi konsumen dalam masyarakat konsumtif  ialah untuk menambah jumlah
penghasilan yang dimilkinya, dengan demikian secara kasap mata keinginan untuk membeli barang-barang
yang diperlukan meskipun ketegori tersier akan mudah didapatkan.
1. Menciptakan Pasar Produsen
Masyarakat yang ada pada era konsumtif secara langsung dalam menjadi salah satu solusi dalam
bertambahnya jumlah barang yang akan menjadi prioritas dikonsumsi masyarakat, dengan contoh fakta
sosial seperti inilah produsen akan membuka pasar-pasar baru guna mempermudah memberikan pelayanan
kepada masyarakat secara maksimal.

1. Dampak Negatif
Yakni;
1. Konsumerisme menjadi budaya dalam masyarakat
Kebudayaan seperti konsumtif ini lambat laun akan menjadi pengaruh dalam kehidupan, misalnya saja
budaya untuk gengsi jauh lebih besar daripada mencari solusi atas permasalahan yang terjadi. Padahal akibat
dari gengsi atau gaya terlalu tinggi akan mengakibatkan kehidupan tidak akan terlepas dari unsur pandangan
kepada orang lain.
1. Uang tidak lagi memiliki arti
Akibat lainnya dalam konsumtif ini ialah nilai uang tidak memiliki makna sekalipun, lantaran yang hadir
dalam fikirannya sebatas bagimana menghabiskan uangnya tanpa lagi memberikan jaminan untuk esok
(masa tua) yang lebih baik.
1. Menimbulkan keresahan
Sikap masyarakat yang konsumtif akan berakibat pada keresaan antara kehidupan dalam bentuk kelompok
sosial. Kondisi seperti ini akan terjadi lantaran banyak beraganggapan bahwa kebahagiaan tidak akan ada
dalam pengertian masyarakat.
1. Ketimpangan sosial
Faktor terjadinya ketimpangan sosial biasasanya terjadi dalam kehidupan masyarakat lantaran memiliki jiwa
konsumtif, kondisi seperti ini bisa saja menjadi salah satu unsur yang menakutkan lantaran dalam menjadi
dorongan tingginya angkar kriminalias demi memunuhi kebutuhan hidupnya.
1. Mengurangi kesempatan untuk menabung
Jiwa konsumtif  dalam masyarakat niscaya akan lebih banyak membelanjakan uangnya dibandingkan dengan
sikap untuk hemat. Prihal ini misalnya saja menyisihkan untuk ditabung, dibuatkan usaha, ataupun dibuat
sebagai salah satu sulusi investasi.
1. Tidak memikirkan masa depan
Jiwa-jiwa konsumtif  dalam kehidupan masyarakat akan cenderung berupa auntuk tidak memikirkan
kebutuhan hidup yang akan datang, hal ini disebabkan lantaran orang akan mengkonsumsi lebih banyak
barang atau jasa pada saat sekarang tanpa berpikir kebutuhannya di masa tuanya.
Tujuan Konsumerisme
Tujuan dari konsumerisme, antara lain;

1. Mencapai Kepuasaan Diri


Konsumerisme adalah gaya hidup yang menganggap bahwa kepuasan diri dengan mengonsumsi atau
membeli barang-barang (mewah) tanpa melihat nilai guna dari barang yang dikonsumsi tersebut, sehingga
kadangkala hal ini menjadi tolak ukur keberadaan individu dalam jenis kelas sosial masyarakat.
Objek Konsumerisme
Adapun untuk objek yang ada dalam konsumerisme, antara lain;

1. Pola konsumsi masyarakat terhadap barang dan jasa


2. Tingkat konsumsi masyarakat terhadap barang dan jasa
3. Pergerakan taktis pasar dalam menjaring konsumen
Contoh Konsumerisme
Beragam contoh sikap konsumtif  dalam kehidupan masyarakat yang mudah untuk ditemukan dalam
berbagai bidangnya. Yaitu;
1. Sekolah
Dalam pengertian lembaga pendidikan seperti sekolah mudah menemukan prilaku yang tergolong dalam
konsumtif, misalnya dalam hal ini seperti penggunaan ponsel Iphone yang dilihat sebagai penentu tingkatan
dalam kelas sosial para pelajar. Hal ini lantaran pengguna ponsel Iphone akan dilihat sebagai orang yang
berada dalam kelas borjuis atau orang yang kaya.
1. Masyarakat
Contoh sikap konsumtif  dalam kehidupan masyarakat untuk hal ini misalnya saja “Konsumerisme ruang”,
yang terjadi lantaran hancurnya suatu lingkungan karena pemakaian yang berlebihan oleh masyarakat.
Karena masyarakat terobsesi untuk mempunyai kendaraan lebih dari satu, jalan-jalan akan semrawut.
1. Agama
Dalam prilaku konsumtif  juga banyak ditemukan dalam kajian keagamaan, misalnya untuk hal ini terjadi
pada perayaan Idul Fitri, masyarakat yang beragama menggandakan pengeluarannya, antara lain untuk
membeli barang-barang yang akan dipakai pada saat silaturahmi nanti. Ini menjadi sebuah kebiasaan setiap
tahunnya.
1. Sehari-Hari
Dalam kehidupan sehari-hari prilaku konsumtif ini juga kerapkali terjadi dalam kehidupan masyarakat,
kondisi ini misalnya saja dengan Membeli barang-barang merek terkenal dari luar negri yang dilakukan
sebagai salah sebuah hobi yang sejatinya kondisi inilah akan mengakibatkan ruskanya keteraturan
sosial dalam masyarakat.
Kesimpulan
Dari penjelasan, maka bisa disimpulkan bahwa konsumerisme ialah ideologi atau paham yang merubah
individu, kelompok, atau komunitas menjalankan proses konsumsi atau pemakaian barang-barang hasil
produksi secara berlebihan yang hanya melihat melalui nilai simbol bukan nilai gunanya.
Sehingga tindakan prilaku konsumtif dalam kehidupan masyarakat lebih besar dampak negatif, meskipun ada
beberapa akibat positif yang bisa diambil bagi para perusahaan.
MULTIDIMENSI IDENTITAS

Pengertian Multidimensi Identitas

Menurut (McConkie-Rosell et al, 2008) konsep diri didefinisikan sebagai multi-dimensi, rasa hierarki
persepsi diri dan berhubungan dengan identitas, perasaan, pikiran, perilaku, penampilan, dan karakteristik
pribadi. Konsep diri secara umum adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada cara kita berpikir
tentang dan mengevaluasi diri kita sendiri. (Zainab & Ibrahim, 2012) berpendapat bahwa konsep diri sangat
penting bagi orang tua karena dapat mempengaruhi seluruh aktivitas kehidupan sehari-hari mereka. Menurut
(Suliswati, 2005) konsep diri merupakan hasil dari aktivitas pengeksplorasian dan pengalamannya dengan
tubuhnya sendiri, konsep diri dipelajari melalui pengalaman pribadi setiap individu, hubungan dengan orang
lain dan interaksi dengan dunia luar dirinya.

Identitas seseorang dalam kelompok atau masyarakat tidak akan dilihat dari satu sudut pandang saja, tetapi
juga akan dilihat dari berbagai sudut pandang, cara, dan ukuran yang beragam. Multidimensi dalam hal ini
adalah berbagai sudut pandang, cara, dan ukuran dari identitas seseorang. Identitas seseorang di dalam
kelompok atau masyarakat merupakan keadaan, sifat atau ciri-ciri khusus seseorang yang dapat menandai
eksistensi atau keberadaan seseorang di masyarakat. Bahaya dari perbedaan cara pandang identitas individu
bisa menimbulkan konflik (IrvanSN, 2018).

Faktor Multidimensi Identitas

Multidimensi identitas dalam subjek individu maupun kelompok muncul karena adanya pandangan yang
beragam dari anggota-anggota masyarakat terhadap seseorang yang menyandang identitas tertentu. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor (IrvanSN, 2018), antara lain:

a. Cara pandang yang berbeda terhadap status dan peranan seseorang dalam kelompok

Hal ini disebabkan oleh perbedaan persepsi antara anggota masyarakat terhadap status atau kedudukan
seseorang di masyarakat dimana juga terdapat kewajiban dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan.
Status merupakan perwujudan atau pencerminan dari hak dan kewajiban individu dalamtingkah lakunya.
Status sosial sering pula disebut sebagai kedudukan atau posisi, peringkat seseorang dalam kelompok
masyarakatnya. Sedangkan peran merupakan aspek dinamis dari suatu status (kedudukan). Peranan adalah
tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki kedudukan atau status. Apabila seseorang
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya sesuai dengan status yang dimilikinya, maka ia telah menjalankan
peranannya.
Iklan

Menurut Ralph Linton (dalam Polak, 1985: 167) ada tiga macam cara untuk memperoleh status, yaitu:

1. Ascribed status merupakan status yang diperoleh sejak lahir seperti jenis kelamin, ras, kasta,
golongan, keturunan, suku, usia, dan lain sebagainya.
2. Achieved status merupakan status yang diperoleh melalui usaha yang dilakukan seperti,
tingkat pendidikan, pekerjaan, dan lain sebagainya.
3. Assigned status merupakan status yang diberikan kepada seseorang yang dianggap berjasa
seperti, gelar pahlawan dan siswa teladan.

b. Ukuran yang selalu berubah tidak sebanding dengan kemampuan seseorang penyandang identitas

Ukuran yang dimaksud adalah tuntutan masyarakat terhadap kemampuan seseorang yang menyandang status
dan identitas. Ukuran yang berubah ini sangat wajar sesuai dengan kebutuhan manusia yang selalu
bertambah. Hal ini dikarenakan tingkat kepuasan seseorang selalu berubah.

c. Budaya masyarakat yang beragam dalam memandang identitas seseorang


Budaya ini tercermin dalam masyarakat matrilineal, patrilineal, dan parental. Matrilineal yaitu suatu adat
masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak ibu. Sedangkan patrilineal adalah suatu adat
masyarakat yang mengatur alur keturunan berasal dari pihak ayah. Sementara itu, parental adalah adat
masyarakat dimana ayah dan ibu memiliki peran yang penting dalam keluarga.

Contoh Multidimensi Identitas (Tedy, 2018)

Di sebuah desa terdapat balai desa yang memiliki dokter umum untuk memeriksa kesehatan masyarakat
desa. Suatu ketika, ada seorang warga yang terkena serangan jantung, warga pun berbondong-bondong
membawanya ke balai desa, namun dokter umum tersebut tidak bisa menangani suatu penyakit tertentu,
sehingga perlu dirujuk ke dokter spesialis. Jadi, masyarakat desa telah salah dalam menyikapi identitas dari
seorang dokter di balai desa.

Anda mungkin juga menyukai