Anda di halaman 1dari 4

 Cara Budidaya Jamur Merang Bagi Pemula

Volvariella volvacea atau yang biasa kita kenal dengan jamur merang adalah jamur yang
sangat populer di kalangannya. Terutama untuk masyarakat Asia, jamur jenis ini telah lama
di budidayakan dan telah lama menjadi salah satu sumber pangan yang sangat kaya akan
kandungan protein dan vitamin sama seperti beberapa sumber pangan lainnya seperti :
Singkong, Talas dan Gandum. Jamur ini akan berkembang biak dengan cara aseksual maupun
sekdual, berspora dan merupakan tumbuhan yang memiliki inti sel walaupun tidak memiliki
klorofil. Jamur merang biasanya di budidayakan menggunakan media tanam jerami atau
merang, sesuai dengan namanya tersebut.
Jamur merang memiliki tudung jamur yang berukuran 5 hingga 14 cm pada diameternya,
bentuk fisiknya bulat seperti bundar telur, cembung dan bahkan terlihat rata pada jamur yang
sudah tua. Warnanya coklat hingga coklat keabu – abuan, kadang – kadang juga di sertai
dengan garis – garis. Memiliki ukurang bilah yang relatif rapat, lebar dan bewarna putih di
saat usia jamur masih muda dan akan berubah warna menjadi warna merah jambu ketika
spora jamur ini telah dewasa. Memiliki bagian tangkai yang berukuran 3 hingga 8 cm
panjangnya, dan dengan ukuran diameter 5 hingga 9 mm, berbentuk gemuk pada bagian
dasar tangkai, bewarna putih dan licin.
Cadar dari jamur merang ini biasanya berupa sebuah membran, berbentuk volvo bewarna
coklat kotor atau putih kekuningan seperti sebuah mangkuk yang tebal dan seringkali
bercuping. Jamur merang ini akan memproduksi basidiosprosa dan basidia yang bewarna
merah muda taupun merah. Basidiospora akan membentuk hifa dan berkecambah.
Kemudian, kumpulan hifa tersebut akan membentuk koloni berupa pin head atau gumpalan
kecil. Atau primordial sendiri yang akan membentuk sebuah tubuh kecil atau small button
yang akan tumbuh menjadi bentuk kancing atau button hingga pada stadium akhir
berkembang menjadi satium telur atau egg. Proses panen pada jamur merang adalah pada
tahapan telur ini.
Dihabitat asalnya, jamur merang ini sering dijumpai dalam koloni atau berkelompok
sepertihalnya Cara Budidaya Jamur Tiram. Jamur merang akan sering di jumpai di jerami
padi, tandan kosong kelapa sawit, pada serbuk gergaji maupun pada sagu. Seperti yang di
jelaskan di atas bahwa jamur merang sangat kaya akan kandungan gizi, yaitu karbohidrat
bebas N atau N face carbo, protein kasar, rendah lemak, serat kasar dan merupakan sumber
mineral maupun vitamin yang baik. Jamur merang merupakan bahan pangan anti kolesterol,
kaya akan protein, mengandung antibiotik yang bagus untuk atasi anemia dan memiliki
kandungan eritadenin yang bagus untuk penawar racun.
Terkenal akan istilah warm mushroom atau jamur yang dapat bertahan dan hidup di suhu
yang ekstrim atau realtif tinggi. Jamur merang dapat tetap berkembang biak dan hidup di
kelembapan 80 hingga 90 % dengan suhu 32 hingga 38 derajat C namun dengan intensitas
oksigen yang memadai. Jamur ini sebenarnya tidak bisa hidup dengan mendapatkan sinar
matahari secara langsung. Namun, untuk optimalnya pertumbuhan, jamur merang tentunya
tetap membutuhkan sinar matahari secara tidak langsung dan akan bagus jika dibudidayakan
dengan tingkat pH 6,8 hingga 7.
Budidaya Jamur Merang
Jamur merang merupakan salah satu jamur yang di sukai oleh banyak lapisan masyarakat.
Karena rasanya yang lezat dan bertekstur kenyal. Terlebih lagi kandungan gizi yang
dimilikinya membuat nilai plus tersendiri bagi para pecinta jamur untuk menikmatinya.
Pada dasarnya jamur merang ini sangat mudah dibudidayakan di daerah beriklim tropis
seperti halnya di Indonesia, banyaknya keuntungan lain juga telah mendorong para petani
jamur untuk terus berusaha membudidayakan jamur merang ini. Berikut cara budidaya jamur
merang yang bisa anda ikuti:
1. Pembuatan Kumbung atau Tempat Budidaya
Rumah jamur atau yang biasa di sebut dengan istilah kumbung adalah bagian penting di
dalam budidaya jamur merang. Sama halnya ketika kita melakukan Cara Menanam Labu
Air yang membutuhkan para – para, maka pada budidaya jamur merang kita membutuhkan
kumbung.
Rumah jamur atu kumbung inilah yang nantinya akan mengatur suhu sekaligus kelembaban
dari jamur merang. Biasanya kumbung terbuat dari besi dan bisa juga dari bambu yang juga
di lengkapi dengan dinding plastik. Tapi, anda tentunya bisa membuat bangunan kumbung
yang bersifat permanen jika mempunyai dana yang cukup.
Ukuran ideal dari kumbung jamur merang adalah yang memiliki tinggi lebih kurang 2,5 m
dengan luas kali panjang 4 x 6 m. Lapisilah dengan bahan styrofoam untuk daerah yang
memiliki suhu relatif dingin, agar bisa menjaga suhu kumbung tetap hangat. Kumbung jamur
merang adalah berbentuk 2 baris rak besi maupun rak bambu yang setiap baris raknya di
lengkapi dengan 3 hingga 5 tikat dari rak bedengan.
Electric blower adalah alat yang seharusnya selalu ada di setiap kumbung jamur agar bisa
mengalirkan udara, sediakan juga alat pemanas ruangan dan lampu portable agar suhu di
dalam kumbung tetap terjaga. Suhu ideal untuk budidaya jamur merang adalah 32 hingga 34
derajat C.

2. Pembibitan Jamur Merang 


Untuk proses pembibitan, sebaiknya anda memilih dahulu bibit – bibit terbaik, dengan cara
sebagai berikut :

 Beli bibit jamur merang atau dengan mengambil beberapa dari jamur payung yang
ada di pertanian dari bibit jamur merang.
 Iris – irislah payung jamur tersebut atau dipotong – potong sirami dengan air hangat
steril dan wasukkan kedalam wadah berupa panci.
 Aduklah dengan abu sekam yang mentah dengan irisan jamur yang telah disediakan
tadi sebanyak 3/4 kg serta campurkan juga dengan air bersih kemudian tutup wadah tersebut.
 Pembibitan dinyatakan berhasil ketika terlihat serabut putih setelah 2 hingga 4 hari
ketika tutup wadah tersebut di buka.
3. Persiapan Media Tumbuh
Media tanam atau media tumbuh yang di gunakan untuk pertumbuhan jamur merang adalah
jerami, bekatul, kapas, dolomit dan onggok. Anda bisa melakukan pengolahan ketika semua
bahan telah dipersiapkan. Penumpukan atau penyusunan jerami maupun onggok di buat
secara bergantian atau berlapis – lapis. Berikut caranya :

 Susunlah bagian jerami terlebih dahulu dengan ketinggian 15 cm, kemudian lakukan
penyiraman secukupnya dengan air.
 Lanjutkan dengan menumpuk onggok di atasnya.
 Kemudian tumpukkan lagi jerami diatas tumpukan kedua lapisan jerami dan onggok
tersebut, siram kembali.
 Lanjutkan lagi dengan tumpukan ke dua dari onggok.
 Lakukan pencampuran atau pelapisan ini hingga mencapai ketinggian sekitar 1,5 ,
lebar 2,5 m dan panjang sekitar 4 m.
 Tutuplah media tersebut dengan plastik agar proses dari pengomposan cepat terjadi.
Sedangkan untuk perendaman media kapas, harus di rendam terlebih dahulu selama 4 hingga
6 hari. Ketika melakukan perendaman, kapas tersebut harus di bolak – balik sebanyak 2 atau
3 kali dalam dua hari sekali. Untuk penaburan katul dan dolomit sendiri dapat di lakukan
ketika proses penumpukan jerami sekaligus onggok telah berjalan selama 2 hari lamanya.
Berikut cara penaburannya :

 Campurkan 40 kg bekatul dengan 24 kg dolomit dan aduk hingga merata.


 Pisahkan dan ambil tumpukan jerami beserta onggok dengan ketinggian lebih kurang
15 hingga 20 cm.
 Siram tumpukan tersebut menggunakan air terlebih dahulu.
 Taburkan campuran dari kedua bahan bekatul dan dolomit secara merata ke atas
tumpukan tersebut.
 Lakukan penaburan ini sampai tidak ada lagi tumpukan jerami dan onggok yang
tersisa.
 Tutup rapat kembali tumpukan yang telah diberi campuran bekatul dan juga dolomit.
4. Proses Pembalikkan Media Tanam
Agar pengomposan dari media tanam bisa berjalan dengan baik maka di perlukan tahap
pembalikkan. Berikut caranya:

 Setelah media tanam di biarkan selama 2 hari, maka lakukanlah pembalikan tahap
pertama.
 Lakukan juga tahap pembalikan kedua setelah 2 hari selesai dari tahap pembalikan
pertama.
 Lakukan tahap ketiga dengan hitungan hari dan cara yang sama.
 Media tanam yang melalui proses yang benar akan berubah menjadi warna coklat tua
kehitaman, mengandung kadar air sekitar 65 hingga 75 % dan memiliki tekstur yang lunak.
5. Memasukkan Media Tanam Kedalam Kumbung
Berikut tata cara untuk memasukkan media tanam ke dalam rumah jamur :

 Susun media tanam yang telah jadi tersebut di atas rak.


 Tingkatan rak yang paling bawah akan di berikan media tanam yang lebih tebal dan
akan berangsur – angsur menipis pada tumpukan rak paling atas. Ini sangat berguna untuk
mengatur tingkat suhu dari media tanam tersebut.
 Taburkan kapas secara merata di atas media tanam tersebut ketika telah disusun
dengan rapi.
 Pastikan tidak ada kebocoran pada atap kumbung, bersihkan dan tutup kembali
kumbung anda.
6. Proses Penaburan Bibit dan Pemeliharaan
Cara melakukan proses penanaman atau penaburan bibit jamur merang adalah sebagai berikut
:

 Tebarkan secara merata bibit ke permukaan media tanam.


 Jaga kelembaban kumbung dengan cara menyiram lantai dengan air secukupnya.
 Tutup kembali kumbung dengan rapat setelah melakukan proses penanaman.
Jadi, begitulah cara budidaya jamur merang yang mudah untuk pemula.
7. Perawatan Jamu Merang
Sedangkan untuk tata cara pemeliharaan jamur merang adalah sebagai berikut :

 Tutup rapat selalu kembung agar kelembaban terjaga.


 Jaga agar lantai tidak pernah kering.
 Suhu yang paling bagus untuk pertumbuhan jamur merang adalah kisaran 32 hingga
38 derajat C.
 Kumbung baru boleh di buka pada waktu – waktu tertentu ketika jamur telah berumur
4 hari lebih.
 Lakukan penyemprotan pada media tanam untuk menjaga kelembaban.
 Usahakan agar badan jamur tidak ikut terkena pada prosesi penyemprotan.
 Lakukanlah secara rutin yaitu tiap hari dua kali antara waktu pagi dan siang
menjelang sore.
 Lakukan pembersihan, yaitu mencabut jamur – jamur lain yang tumbuh selain dari
jenis jamur merang.

8. Panen Jamur Merang 


Proses panen tentunya adalah proses yang dinatikan para petani jamur merang. Jamur ini
akan siap di panen ketika menginjak usia 10 hingga 11 hari setelah penanaman jika
menggunakan media yang baik. Berikut beberpa hal yang harus anda perhatikan saat proses
panen :

 Jamur yang bagus dan layak untuk di panen adalah jamur yang telah setinggi 3 hingga
6 cm, atau masih berada di stadium button atau kancing.
 Segeralah lakukan pemanenan karena jamur ini dapat tumbuh cepat, ciri – ciri yang
siap panen adalah yang kuncupnya masih belum terbuka.
 Putar secara perlahan jamur merang yang akan di panen, bukan dengan menariknya
langsung.
 Mulailah dari rak paling atas kemudian menyusul ke rak paling bawah.
 Bersihkan sisa – sisa jamur dari kompos dan tetap jaga kelembaban kompos setelah
proses panen telah selesai.

Demikianlah cara bercocok tanam!

Anda mungkin juga menyukai