Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP KEBUDAYAAN INDONESIA

1
Yeni Susilowati 2Afrilia Uthami

Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah


Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang

Email : 1 yenisusilaa@gmail.com 2 afriliauthami.8@gmail.com

ABSTRAK

Globalisasi sebagai pintu untuk melangkah ke dunia luar. Saling berinteraksi


dengan dunia luar, namun masuknya globalisasi tidak semata mata berdampak positif
tapi ada pula dampak negatif. Globalisasi menggeser nilai - nilai nasionalisme dan
kebudayaan yang telah ada di Indonesia. Globalisasi menimbulkan berbagai masalah
dalam bidang kebudayaan,misalnya : hilangnya budaya asli suatu daerah atau suatu
negara, terjadinya erosi nilai-nilai budaya, menurunnya rasa nasionalisme dan
patriotisme, hilangnya sifat kekeluargaan dan gotong royong, kehilangan kepercayaan
diri, gaya hidup yang tidak sesuai dengan adat kita. Oleh sebab itu perlulah bagi kita
untuk membatasi lingkup globalisasi yang mana yang harus diterapkan dan yang mana
yang harus di tolak. Diperlukan peran pemerintah melalui kebijakan-kebijakan yang
lebih mengarah kepada pertimbangan-pertimbangan kultural atau budaya dari pada
semata-mata hannya ekonomi yang merugikan suatu perkembangan kebudayaan dalam
kebijakan yang dirumuskan. Maka pemerintah perlu mengembalikan fungsinya sebagai
pelindung dan pengayom kesenian-kesenian tradisional tanpa harus turut campur dalam
proses estetikanya.

Kata kunci: globalisasi, budaya daerah.

ABSTRACT

Globalization is the door to stepping into the outside world. Interacting with
the outside world, but the entry of globalization is not merely a positive impact but there
are also negative impacts. Globalization shifts the value of nationalism and culture that
already exist in Indonesia. Globalization raises various problems in the field of culture,

1
for example: the loss of the native culture of a region or a country, the erosion of
cultural values, a decline in nationalism and patriotism, loss of kinship and mutual
cooperation, loss of self-confidence, a lifestyle that is incompatible with adat we.
Therefore it is necessary for us to limit the scope of globalization which one must be
applied and which should be rejected. The role of government is needed through
policies that are more directed towards cultural or cultural considerations than merely
economic matters that are detrimental to a cultural development in the policies
formulated. So the government needs to restore its function as a protector and protector
of traditional arts without having to interfere in its aesthetic process.

Keywords: globalization, regional culture.

PENDAHULUAN

Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang


bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia
global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat
akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting
kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang
harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan
kehidupan.
Globalisasi tentunya membawa dampak bagi kehidupan suatu negara termasuk
Indonesia. Dampak globalisasi tersebut meliputi dampak positif dan negatif diberbagai
bidang kehidupan sosial, politik, ekonomi, dan budaya yang akan berpengaruh pada
semangat mewujudkan nilai-nilai nasionalisme bangsa.
Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terkenal dengan keanekaragaman dan
keunikannya. Kebudayaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia merupakan kebudayaan
yang majemuk pul dan sangat kaya ragamnya. Indonesia sendiri terdiri dari berbagai
suku bangsa, yang mendiami belasan ribu pulau. Masing-masing suku bangsa memiliki
keanekaragaman budaya tersendiri. Di setiap budaya tersebut terdapat nilainilai sosial
dan seni yang tinggi. Pada kondisi saat ini kebudayaan mulai ditinggalkan, bahkan
sebagian masyarakat Indonesia malu akan kebudayaannya sebagai jati diri sebuah
bangsa.

2
Perbedaan yang terjadi dalam kebudayaan Indonesia dikarenakan proses
pertumbuhan yang berbeda dan pengaruh dari budaya lain yang ikut bercampur di
dalamnya. Dilihat dari perkembangan zaman di era globalisasi sekarang amatlah pesat
karena penemuan-penemuan baru di segala bidang. Penemuan-penemuan baru di dunia
teknologi misalnya yang di dominasikan oleh negara-negara barat, membuat kita takjub
sehingga kita hanya dapat menggelengkan kepala serta dapat menikmati dan
memakainya sebagai bangsa Indonesia.
Selain penemuan-penemuan baru tersebut yang telah membudaya ada juga
fenomena lain di era globalisasi yang terjadi di Indonesia khususnya di kalangan
remaja, di mana para remaja cenderung meniru kebudayaan barat. Salah satu contohnya
adalah kebiasaan orang-orang barat yang biasa kita saksikan baik di media elektronik,
cetak maupun secara langsung seperti cara berpakaian dan mode yang telah menjadi
budaya masyarakat kita khusus kalangan remaja. Pengaruh ini dapat merambat lebih
cepat ke golongan bawah akibat artis-artis di jagad hiburan yang memiliki tingkat
moderenisasi yang lebih tinggi. Dari perilaku dan gayanya itulah di lihat sebagai contoh
dan layak di tiru karena di anggap lebih maju dan modern.

PEMBAHASAN
A. Pengertian Globalisasi Dan Kebudayaan
1. Pengertian Globalisasi
Istilah globalisasi saat ini menjadi sangat popular karena berkaitan dengan gerak
pembangunan indonesia, terutama berkaitan dengan sistem ekonomi terbuka dan
perdagaan bebas. Era globalisasi ditandai dengan adanya persaingan yang semakin
tajam padatnya informasi, kuatnya komunikasi, dan keterbukaan. Tanpa memiliki
kemampuan ini maka Indonesia akan tertinggal jauh dan terseret oleh arus globalisasi
yang demikian dasyat.
Secara bahasa kata globalisasi berasal dari kata global, menurut kamus dwi
bahasa oxford-erlangga kata itu mengandung arti seluruh; sejagat; seantero dunia. 1
Dalam bahasa Indonesia penambahan sufiks “isasi” pada akhir sebuah kata memiliki
arti proses sehingga globalisasi diartikan sebagai penglobalan seluruh aspek
kehidupan.2

1
Joyeem Hawkins, Kamus Dwi Bahasa Oxpord-Erlangga Erlangga : Jakarta, 1996, Hlm 142
2
Adi Gunawan, Kamus Praktis Ilmiah Popular, Kartika : Surabaya, 2001, Hlm 147

3
Globalisasi adalah kata yang digunakan untuk mengacu kepada bersatunya
berbagai Negara dan globe menjadi satu entitas. Secara istilah globalisasi berarti
perubahan-perubahan structural dalam seluruh kehidupan Negara bangsa yang
mempengaruhi fundamen-fundamen dasar pengaturan hubungan antar manusia,
organisasi-organisasi sosial, dan pandangan-pandangan dunia.3
Ada beberapa penjelasan yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya John
Huckle (Miriam Teiner, 1996) yang menyatakan bahwa globalisasi adalah “suatu proses
yang berkenaan dengan kejadian, keputusan ,dan kegiatan di salah satu bagian dunia
menjadi suatu konsekuensi yang signifikan bagi individu dan masyarakat didaerah yang
jauh.
Ahli lainnya Albrow (Yaya, 1998) mengemukakan bahwa globalisasi adalah
keseluruhan proses dimana manusia dibumi ini dikelompokan kedalam masyarakat
dunia yang tunggal sehingga menjadi masyarakat global. Menurut fidel Castro Ruz
(2002) globalisasi adalah realitas objektif yang bisa lebih memperjelas fakta.
Pandangan lain dikemukakan oleh para pakar teknologi seperti dari UPI
(universitas pendidikan Indonesia) yang menyatakan bahwa globalisasi adalah suatu
fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat
global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu.4
Kata globalisasi diambil dari global yang maknanya universal. Globalisasi
belum memiliki definisi atau pengertian yang pasti kecuali sekedar definisi kerja
sehingga maknanya tergantung pada sudut pandang orang yang melihatnya. Ada
beberapa definisi global yang dikemukakan oleh beberapa orang sebagai berikut :
a. Malcom Waters, seorang professor sosiologi dari Universitas Tasmania,
berpendapat, globalisasi adalah sebuah proses social yang berakibat
pembatasan geografis pada keadaan social budaya menjadi kurang penting
yang terjelma di dalam kesadaran orang.
b. Emanuel Richter, guru besar pada ilmu politik Universtas Aashen, Jerman,
berpendapat, bahwa globalisasi adalah jaringan kerja global secara
bersamaan yang menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-pencar
dan terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia.

3
Burhanuddin, Mencetak Muslim Modern, PT Raja Grafindo Persada : Jakarta, 2006, Hlm 6
4
Hamzah, Teknologi Komunikasi Dan Informasi Pembelajaran,Bumi Aksara : Jakarta, 2014,
Hlm 5

4
c. Princenton N Lyman, mantan duta besar AS di Afrika Selatan, berpendapat
bahwa globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas saling
ketergantungan dan hubungan antara Negara-negara di dunia dalam hal
perdagangan dan keuangan.
d. Selo Soemardjan, bapak Sosiologi Indonesia, berpendapat bahwa Globalisasi
adalah terbentuknya organisasi dan komunikasi antara masyarakat di seluruh
dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah yang sama.
Di zaman modern seperti sekarang ini, globalisasi bukanlah istilah yang asing
lagi bagi kita, hal tersebut seperti sudah mendarah daging karena setiap aktivitas,
makanan, pakaian dan gaya hidup kita sudah terpengaruh oleh peradaban global.
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak
terus dalam masyarakat global.
Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat
akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting
kehidupan serta menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus
dijawab dan dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan
kehidupan. Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang muncul sekitar dua puluh
tahun yang lalu, dan mulai populer sebagai ideologi baru sekitar lima atau sepuluh tahun
terakhir. Sebagai istilah, globalisasi begitu mudah diterima atau dikenal masyarakat
seluruh dunia. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia
secara mendasar.
Pada awalnya proses perkembangan globalisasi ditandai kemajuan bidang
teknologi informasi dan komunikasi. Bidang tersebut merupakan penggerak globalisasi.
Dari kemajuan bidang ini kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain dalam kehidupan,
seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain. Contoh sederhana bias kita
lihat dari teknologi internet, parabola dan TV, orang di belahan bumi manapun akan
dapat mengakses berita dari belahan dunia yang lain secara cepat. Hal ini akan terjadi
interaksi antarmasyarakat dunia secara luas, yang akhirnya akan saling mempengaruhi
satu sama lain, terutama pada kebudayaan daerah, seperti kebudayaan gotong royong,
menjenguk tetangga sakit dan lain-lain akan luntur. Globalisasi juga berpengaruh
terhadap pemuda dalam kehidupan sehari- hari, seperti budaya berpakaian yang kebarat-

5
baratan, gaya rambut yang di cat berwarna cara berbahasa yang disadur dengan bahasa
asing dan sebagainya.

2. Pengertian Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari bahasa sanskerta buddhayah, yaitu bentuk jamak
dari budi yang berarti budi atau akal. Dengan dengan demikian kebudayaan dapat
diartikan : “hal-hal yang bersangkutan dengan akal “. Ada sarjana lain yang mengupas
kata budaya sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk budi-daya, yang berarti
“daya dan budi”. Karena itu mereka membedakan “budaya” dan “kebudayaan”.
Demikian lah “budaya” adalah “daya dan budi”yang berupa cipta, karsa, dan rasa.
Sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta,karsa,dan rasa. Dalam istilah
“antropologi-budaya” perbedaan itu ditiadakan, kata budaya disini hanya dipakai
sebagai suatu tingkatan saja dari kebudayaan dengan arti yang sama.
Kata culture merupakan kata asing yang sama artinya dengan kebudayaan.
Berasal dari kata latin colere yang berarti “mengolah, mengerjakan” terutama mengolah
tanah atau bertani. Dari arti ini berkembang arti culture sebagai “segala daya upaya serta
tindakan manusia untuk mengolah tanah dan mengubah alam”.
Di samping istilah “kebudayaan” adapula istilah “peradapan” hal yang terahir
adalah sama dengan istilah inggris civilization. Istilah tersebut biasa dipakai untuk
menyebut bagian dan unsur dari kebudayaan yang halus, maju, dan indah, misalnya :
kesenian, ilmu pengetahuan, adat sopan santun pergaulan, kepandaian menulis,
organisasi kenegaraan, dan sebagainya. Istilah peradaban sering juga dipakai untuk
menyebut suatu kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, ilmu pengetahuan, seni
bangunan, seni rupa, dan sistem kenegaraan dari masyarakat kota yang maju dan
kompleks.5
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya
ketidaksesuaian diantara unsur-unsur budaya yang saling berbeda sehingga terjadi
keadaan yang fungsinya tidak serasi bagi kehidupan. Perubahan kebudayaan mencakup
banyak aspek, baik bentuk, sifat perubahan, dampak perubahan, dan mekanisme yang
dilaluinya perubahan kebudayaan didalamnya mencakup perkembangan kebudayaan.
Pembangunan dan modernisasi masuk pula perubahan kebudayaan.

5
Koentjaraningrat, Ilmu Antropologi, PT Rineka Cipta : Jakarta, 2009, hlm 146

6
Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa memunculkan masalah, antara lain
perubahan akan merugikan manusia jika perubahan itu bersifat regress (kemunduran)
bukan progress (kemajuan); perubahan bisa berdamnpak buruk atau menjadi bencana
jika dilakukan melalui revolusi, berlangsung cepat, dan diluar kendali manusia.
Penyebaran kebudayaan atau difusi adalah proses menyebarnya unsur-unsur
kebudayaan dari suatu kelompok ke kelompok lain atau suatu ke masyarakat lain.
Kebudayaan kelompok masyarakat di suatu wilayah bisa menyebar ke masyarakat
wilayah lain. Misalnya, kebudayaan dari masyarakat barat (Negara-negara eropa) masuk
dan mempengaruhi kebudayaan timur (bangsa asia dan afrika). Globalisasi budaya bisa
dikatakan pula sebagai penyebaran suatu kebudayaan secara meluas.6

B. Ciri Globalisasi
Berikut ini ada beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya
fenomena globalisasi di dunia.
1. Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-
barang seperti telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan
bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya, sementara melalui
pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak
hal dari budaya yang berbeda.
2. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling
bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional,
peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi
semacam World Trade Organization (WTO).
3. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama
televisi, film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). saat
ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru
mengenai halhal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam
bidang fashion, literatur, dan makanan.
4. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup,
krisis multinasional, inflasi regional dan lain-lain.7

6
Herimanto, Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar, Bumi Aksara : Jakarta, 2010, Hlm 35
7
Sri Sunek (2012), Dampak Globalisasi Terhadap Eksistensi Budaya Daerah, diakses dari
http://journal.upgris.ac.id/index.php/civis/article/download/603/553, diakses pada : jum’at, 19 april
2018, pukul 15:57 WIB. Hlm 312

7
Ahli lainnya yaitu menjelaskan cirri-ciri yang berkaitan dengan globalisasi seperti
berikut:
1. Globalisasi perlu didukung oleh kecepatan informasi, kecanggihan teknologi
transportasi dan komunikasi yang diperkuat oleh tatanan organisasi dan
menejemen yang tangguh.
2. Globalisasi telah melampaui batas tradisional geo politik, batas tersebut saat ini
harus tunduk pada kekuatan teknologi, ekonomi dan sosial politik dan sekaligus
mempertemukan tatanan yang sebelumnya sulit dipertemukan.
3. Adaya saling ketergantungan antar Negara.

C. Dampak Globalisasi
Dampak Globalisasi di Indonesia ada yang berdampak positif dan ada yang
berdampak negative dalam kehidupan bangsa Indonesia. Dapka tersebut antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Dampak Positif
Dampak positif globalisasi dalam kehidupan bangsa Indonesia adalah :
a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap
masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat
menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih
maju.
c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi
yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan
meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Dampak positif globalisasi dalam kehidupan bangsa Indonesia adalah:


1. Globalisasi bidang hukum, pertahanan, dan keamanan :
a. Semakin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi, dan tuntutan
terhadap dilaksanakannya hak-hak asasi manusia.

8
b. Regulasi hukum dan pembuatan peraturan perundang-undangan yang
memihak dan bermanfaat untuk kepentingan rakyat banyak.
c. Semakin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum yang
lebih profesional, transparan, dan akuntabel.
2. Globalisasi bidang sosial budaya :
a. Meningkatkan pembelajaran mengenai tata nilai sosial budaya, cara hidup,
pola pikir yang baik, maupun ilmu pengetahuan dan teknologi dari bangsa
lain yang telah maju.
b. Meningkatkan etos kerja yang tinggi, suka bekerja keras, disiplin,
mempunyai jiwa kemandirian, rasional, sportif, dan lain sebagainya.
3. Globalisasi bidang ekonomi sektor perdagangan :
a. Liberalisasi perdagangan barang, jasa layanan, dan komodit lain memberi
peluang kepada Indonesia untuk ikut bersaing mereput pasar perdagangan
luar negeri, terutama hasil pertanian, hasil laut, tekstil, dan bahan tambang.
b. Arus masuk perdagangan luar negeri menyebakan defisit perdagangan
nasional.
4. Globalisasi bidang ekonomi sektor produksi :
Adanya kecenderungan perusahaan asing memindahkan operasi produksi
perusahaannya ke negara-negara berkembang dengan pertimbangan keuntungan
geografis.

2. Dampak Negatif
Dampak negatif pengaruh globalisasi dalam kehidupan Bangsa Indonesia adalah
sebagai berikut :
a. Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan
masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk
mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
b. Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka
merasa tidak lagi membutuhkanorang lain dalam beraktivitasnya. Kadang
mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.

9
c. Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya
negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat
kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
d. Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu
yang dapat mengikuti arus globalisasimaka akan memperdalam jurang
pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini
menimbulkan kesenjangan sosial.

Dampak negatif globalisasi menurut bidangnya adalah:


1. Globalisasi bidang hukum, pertahanan, dan keamanan.
a. Peran masyarakat dalam menjaga keamanan, kedaulatan, dan ketertiban
negara semakin berkurang karena hal tersebut sudah menjadi tanggung
jawab pihak tentara dan polisi.
b. Perubahan dunia yang cepat, mampu mempengaruhi pola pikir masyarakat
secara global. Sifat – sifat masyarakatnya adalah pragmatisme, hedonisme,
primitif,dan konsumerisme.
c. Semakin lunturnya semangat gotong-royong, solidaritas, kepedulian, dan
kesetiakawanan sosial sehingga dalam keadaan tertentu. 8
2. Globalisasi bidang sosial budaya.
a. Semakin mudahnya nilai-nilai barat masuk ke Indonesia baik melalui
internet, media televisi, maupun media cetak yang banyak ditiru oleh
masyarakat.
b. Semakin memudarnya apresiasi terhadap nilai-nilai budaya lokal yang
melahirkan gaya hidup berikut ini. Individualisme (mengutamakan
kepentingan diri sendiri).
3. Dampak Globalisasi di Bidang Ekonomi
Dampak negatifnya adalah mampu menimbulkan sifat konsumerisme di
kalangan generasi muda.Sehingga tidak mampu memenuhi tuntutan zaman

8
Nurhaidah, M. Insya Musa (2015), Dampak Pengaruh Globalisasi Bagi Kehidupan Bangsa
Indonesia, diakses dari : http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/PEAR/article/download/7506/6178, diakses
pada : jum’at, 19 april 2018, pukul 15:57 WIB. Hlm 4-8

10
karena sudah terbiasa menerima teknologi dan hanya mampu membeli tanpa
membuatnya. Globalisasi dan liberalisme pasar telah menawarkan alternatif bagi
pencapaian standar hidup yang lebih tinggi.Semakin melebarnya ketimpangan
distribusi pendapatan antar negara-negara kaya dengan negara-negara miskin.
Munculnya perusahaan-perusahaan multinasional dan transnasional. Membuka
peluang terjadinya penumpukan kekayaan dan monopoli usaha dan kekuasaan
politik pada segelintir orang. Munculnya lembaga-lembaga ekonomi dunia
seperti Bank Dunia, Dana Moneter Internasional, WTO.9

D. Pengaruh Globalisasi Terhadap Kebudayaan Indonesia


Perubahan budaya yang terjadi di dalam masyarakat tradisional, yakni
perubahan dari masyarakat tertutup menjadi masyarakat yang lebih terbuka, dari nilai-
nilai yang bersifat homogen menuju pluralisme nilai dan norma social merupakan salh
satu dampak dari adanya globalisasi. Ilmu pengetahuan dan teknologi telah mengubah
dunia secara mendasar. Komunikasi dan sarana transportasi internasional telah
menghilangkan batas-batas budaya setiap bangsa. Kebudayaan setiap bangsa cenderung
mengarah kepada globalisasi dan menjadi peradaban dunia sehingga melibatkan
manusia secara menyeluruh.
Arus globalisasi saat ini telah menimbulkan pengaruh terhadap perkembangan
budaya bangsa Indonesia .Derasnya arus informasi dan telekomunikasi ternyata
menimbulkan sebuah kecenderungan yang mengarah terhadap memudarnya nilai-nilai
pelestarian budaya. Perkembangan 3T (Transportasi, Telekomunikasi, dan Teknologi)
mengkibatkan berkurangnya keinginan untuk melestarikan budaya negeri
sendiri .Budaya Indonesia yang dulunya ramah-tamah, gotong royong dan sopan
berganti dengan budaya barat, misalnya pergaulan bebas.
Di Aceh misalnya, duapuluh tahun yang lalu, anak-anak remajanya masih
banyak yang berminat untuk belajar tari Ranub Lampuan (Tari Aceh). Hampir setiap
minggu dan dalam acara kesenian, remaja di sana selalu diundang pentas sebagai
hiburan budaya yang meriah. Saat ini, ketika teknologi semakin maju, ironisnya
kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut semakin lenyap di masyarakat, bahkan hanya

9
Siti Maharani Bela (2015), Dampak Globalisasi Terhadap Nasionalisme, Diakses dari
https://manalor.files.wordpress.com/2015/02/bab-i-4-karya-ilmiah1.pdf : pada : sabtu, 20 april 2018,
pukul 08:24 WIB. Hlm 5

11
dapat disaksikan di televisi dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII). Padahal
kebudayaan-kebudayaan daerah tersebut, bila dikelola dengan baik selain dapat menjadi
pariwisata budaya yang menghasilkan pendapatan untuk pemerintah baik pusat maupun
daerah, juga dapat menjadi lahan pekerjaan yang menjanjikan bagi masyarakat
sekitarnya.
Gaya berpakaian remaja Indonesia yang dulunya menjunjung tinggi norma
kesopanan telah berubah mengikuti perkembangan jaman. Ada kecenderungan bagi
remaja putri di kota-kota besar memakai pakaian minim dan ketat yang memamerkan
bagian tubuh tertentu. Budaya perpakaian minim ini dianut dari film-film dan majalah-
majalah luar negeri yang ditransformasikan kedalam sinetron-sinetron Indonesia .
Derasnya arus informasi, yang juga ditandai dengan hadirnya internet, turut serta
`menyumbang` bagi perubahan cara berpakaian. Pakaian mini dan ketat telah menjadi
trend dilingkungan anak muda.
Salah satu keberhasilan penyebaran kebudayaan Barat ialah meluasnya
anggapan bahwa ilmu dan teknologi yang berkembang di Barat merupakan suatu yang
universal.Masuknya budaya barat (dalam kemasan ilmu dan teknologi) diterima dengan
`baik`. Pada sisi inilah globalisasi telah merasuki berbagai sistem nilai sosial dan
budaya Timur (termasuk Indonesia ) sehingga terbuka pula konflik nilai antara
teknologi dan nilai-nilai ketimuran.
Sementara itu, kesenian-kesenian populer lain yang tersaji melalui kaset, vcd,
dan dvd yang berasal dari mancanegara pun makin marak kehadirannya di tengahtengah
kita. Fakta yang demikian memberikan bukti tentang betapa negara-negara penguasa
teknologi mutakhir telah berhasil memegang kendali dalam globalisasi budaya
khususnya di negara ke tiga. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan
berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita
merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya.
Di saat yang lain dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita
disuguhi oleh banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam,
yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita.
Dengan parabola masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat
mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi. Kondisi yang demikian mau tidak

12
mau membuat semakin tersisihnya kesenian tradisional Indonesia dari kehidupan
masyarakat Indonesia yang sarat akan pemaknaan dalam masyarakat Indonesia.10

E. Cara Mengantisipasi Globalisasi Terhadap Kebudayaan Indonesia


Peran kebijaksanaan pemerintah yang lebih mengarah kepada pertimbangan-
pertimbangan ekonomi daripada cultural atau budaya dapat dikatakan merugikan
perkembangan suatu kebudayaan. Dalam pengamatan yang lebih sempit dapat kita
melihat tingkah laku aparat pemerintah dalam menangani perkembangan kesenian
rakyat, di mana banyaknya campur tangan dalam menentukan objek dan berusaha
merubah agar sesuai dengan tuntutan pembangunan.Dalam kondisi seperti ini arti dari
kesenian rakyat itu sendiri menjadi hambar dan tidak ada rasa seninya lagi. Melihat
kecenderungan tersebut, aparat pemerintah telah menjadikan para seniman dipandang
sebagai objek pembangunan dan diminta untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan
simbol-simbol pembangunan.
Hal ini tentu saja mengabaikan masalah pemeliharaan dan pengembangan
kesenian secara murni, dalam arti benar-benar didukung oleh nilai seni yang mendalam
dan bukan sekedar hanya dijadikan model saja dalam pembangunan. Dengan demikian,
kesenian rakyat semakin lama tidak dapat mempunyai ruang yang cukup memadai
untuk perkembangan secara alami atau natural, karena itu, secara tidak langsung
kesenian rakyat akhirnya menjadi sangat tergantung oleh model- model pembangunan
yang cenderung lebih modern dan rasional.
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak dikehendaki terhadap keaslian dan
perkembangan yang murni bagi kesenian rakyat tersebut, maka pemerintah perlu
mengembalikan fungsi pemerintah sebagai pelindung dan pengayom kesenian- kesenian
tradisional tanpa harus turut campur dalam proses estetikanya. Memang diakui bahwa
kesenian rakyat saat ini membutuhkan dana dan bantuan pemerintah sehingga sulit
untuk menghindari keterlibatan pemerintah dan bagi para seniman rakyat ini merupakan
sesuatu yang sulit pula membuat keputusan sendiri untuk sesuai dengan keaslian
(oroginalitas) yang diinginkan para seniman rakyat tersebut. Oleh karena itu pemerintah
harus ‘melakoni’ dengan benar-benar peranannya sebagai pengayom yang melindungi

10
Nurhaidah, M. Insya Musa (2015), Dampak Pengaruh Globalisasi Bagi Kehidupan Bangsa
Indonesia, diakses dari : http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/PEAR/article/download/7506/6178, diakses
pada : jum’at, 19 april 2018, pukul 15:57 WIB. Hlm 10-11

13
keaslian dan perkembangan secara estetis kesenian rakyat tersebut tanpa harus merubah
dan menyesuaikan dengan kebijakan-kebijakan politik.
Selama ini pembinaan dan pengembangan kesenian tradisional yang dilakukan
lembaga pemerintah masih sebatas pada unsur formalitas belaka, tanpa menyentuh
esensi kehidupan kesenian yang bersangkutan.Akibatnya, kesenian tradisional tersebut
bukannya berkembang dan lestari, namun justru semakin dijauhi masyarakat.Dengan
demikian, tantangan yang dihadapi oleh kesenian rakyat cukup berat.Karena pada era
teknologi dan komunikasi yang sangat canggih dan modern ini masyarakat dihadapkan
kepada banyaknya alternatif sebagai pilihan, baik dalam menentukan kualitas maupun
selera.Hal ini sangat memungkinkan keberadaan dan eksistensi kesenian rakyat dapat
dipandang dengan sebelah mata oleh masyarakat, jika dibandingkan dengan kesenian
modern yang merupakan imbas dari budaya pop. Untuk menghadapi hal-hal tersebut di
atas ada beberapa alternatif untuk mengatasinya, yaitu meningkatkan Sumber Daya
Manusia (SDM ) bagi para seniman rakyat. Selain itu, mengembalikan peran aparat
pemerintah sebagai pengayom dan pelindung, dan bukan sebaliknya justru
menghancurkannya demi kekuasaan dan pembangunan yang berorientasi pada dana-
dana proyek atau dana-dana untuk pembangunan dalam bidang ekonomi saja.

PENUTUP
Kesimpulan
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang
bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia
global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat
akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting
kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang
harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan
kehidupan.
Pengaruh globalisasi ternyata menimbulkan banyak pengaruh yang negatif bagi
kebudayaan bangsa Indonesia. Norma-norma yang terkandung dalam kebudayaan
bangsa Indonesia perlahan-lahan mulai pudar. Gencarnya serbuan teknologi disertai
nilai-nilai interinsik yang diberlakukan di dalamnya, telah menimbulkan isu mengenai
globalisasi day5n pada akhirnya menimbulkan nilai baru tentang kesatuan dunia.

14
Globalisasi kadang membawa dampak positif dan kadang membawa dampak negative
bagi kehidupan bangsa Indonesia.
Dampak positif dapat membawa bagsa Indonesia kearah kemajuan suatu bangsa,
sredangkan dampak negative dapat membawa pengaruh buruk terutama dalam
kehidupan sosial budaya. Kita harus bersikap selektif dalam mengikuti perkembangan
globalisasi. Ambilah sisi positif dari proses globalisasi. Dengan adanya proses
globalisasi dalam kehidupan, kita dapat memperoleh informasi dengan cepat, membuat
kehidupan semakin baik, makin berkembangnya teknologi. Orang tua adalah orang yang
berperan penting dalam mendidik anak agar tidak terbawa arus negative globalisasi.

DAFTAR PUSTAKA

Adi Gunawan, Kamus Praktis Ilmiah Popular, Kartika : Surabaya, 2001


Burhanuddin, Mencetak Muslim Modern, PT Raja Grafindo Persada : Jakarta, 2006
Hamzah, Teknologi Komunikasi Dan Informasi Pembelajaran,Bumi Aksara : Jakarta,
2014
Herimanto, Ilmu Sosial Dan Budaya Dasar, Bumi Aksara : Jakarta, 2010
Joyeem Hawkins, Kamus Dwi Bahasa Oxpord-Erlangga Erlangga : Jakarta, 1996
Koentjaraningrat, Ilmu Antropologi, PT Rineka Cipta : Jakarta, 2009
Nurhaidah, M. Insya Musa (2015), Dampak Pengaruh Globalisasi Bagi Kehidupan
Bangsa Indonesia, diakses dari :
http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/PEAR/article/download/7506/6178, diakses
pada : jum’at, 19 Oktober 2018, pukul 15:57 WIB
Sri Sunek (2012), Dampak Globalisasi Terhadap Eksistensi Budaya Daerah, diakses
dari http://journal.upgris.ac.id/index.php/civis/article/download/603/553, diakses
pada : jum’at, 19 Oktober 2018, pukul 16:33 WIB.

15

Anda mungkin juga menyukai