Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

TEORI KEBUDAYAAN

Tentang

Budaya dan Globalisasi

Disusun Oleh:

Nama: Hairul Tofit Alhadi

Nim: 1911020069

Dosen pengampu :

Lisna Sandora. S. Sos. M.

JURUSAN SEJARAH PERADABAN ISLAM ( 4SPI-C )

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

IMAM BONJOL PADANG

1442 H / 2021 M

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Globalisai merupakan tantangan besar bagi setiap negara. Keadaan ini di tinjau oleh
bangsa Indonesia yang mengikuti arus globalisasi. Dalam era globalisasi seperti sekarang ini
kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia semakin berkembang dengan pesat. Kebudayaan
orang-orang barat tersebut sifatnya negatif dan cenderung merusak dan telah mengadi suatu
kebiasaan yang membudaya. Tetapi tidak semua kebudayaan asing yang masuk ke indonesia
bersifat negatif, karena ada juga sisi positif dari masuknya budaya asing tersebut. Semua
dampak positif dan negatif tersebut akan saya uraikan dalam pembahasan.

Konsep akan globalisasi menurut Robertson (1992), mengacu pada penyempitan dunia
secara insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia, yaitu semakin meningkatnya
koneksi global dan pemahaman kita akan koneksi tersebut. Di sini penyempitan dunia dapat
dipahami dalam konteks institusi modernitas dan intensifikasi kesadaran dunia dapat
dipersepsikan refleksif dengan lebih baik secara budaya.

B. Rumusan Masalah
a. Apa globalisasi itu?
b. Apa dampak Globalisasi?
c. Apa yang dimaksud dengan konsep & globalisasi budaya?
d. Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap budaya bangsa?
e. Mengapa budaya asing masuk ke dalam suatu daerah?
f. Mengapa budaya lokal harus dipertahankan?
g. Bagaimanakah upaya kita untuk menyikapi pengaruh globalisasi, khususnya terhadap
budaya bangsa Indonesia ?

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Globalisasi

Globalisasi adalah suatu proses di mana antarindividu, antarkelompok, dan


antarnegara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan memengaruhi satu sama lain
yang melintasi batas Negara. Globalisasi merupakan sebuah istilah yang memiliki
hubungan dengan peningkatan keterkaitan dan ketergantungan antarbangsa dan
antarmanusia di seluruh dunia dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya
populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi
semakin sempit.Dalam banyak hal, globalisasi mempunyai banyak karakteristik yang
sama dengan internasionalisasi sehingga kedua istilah ini sering dipertukarkan. Sebagian
pihak sering menggunakan istilah globalisasi yang dikaitkan dengan berkurangnya peran
negara atau batas-batas negara.

Menurut asal katanya, kata “globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya
ialah universal. Achmad Suparman menyatakan Globalisasi adalah suatu proses
menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini
tanpa dibatasi oleh wilayah Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali
sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang
melihatnya. Ada yang memandangnya sebagai suatu proses sosial, atau proses sejarah,
atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dan negara di dunia makin
terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-
eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis, ekonomi dan budaya masyarakat.

Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh
negara-negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga
terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam
bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan
mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak
mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap
perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya
dan agama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah

3
Globalisasi pada tahun 1985.Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang
dimaksudkan orang dengan globalisasi:

a. Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan


internasional. Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan identitasnya
masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama lain.

b. Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar


negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun migrasi.

c. Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal


material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat menjadi
pengalaman seluruh dunia.

d. Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan


semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.

e. Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan


keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara masih
mempertahankan status ontologinya. Pada pengertian yang kelima, dunia global memiliki
status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara.

B. Ciri Globalisasi Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin


berkembangnya fenomena globalisasi di dunia:

1. Hilir mudiknya kapal-kapal pengangkut barang antarnegara menunjukkan keterkaitan


antarmanusia di seluruh dunia

2. Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti


telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global
terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme
memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.

3. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling


bergantung sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan

4
pengaruh perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade
Organization (WTO).

4. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi,


film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). S aat ini, kita dapat
mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang
melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan
makanan.

5. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis


multinasional, inflasi regional dan lain-lain. Kennedy dan Cohen menyimpulkan bahwa
transformasi ini telah membawa kita pada globalisme, sebuah kesadaran dan pemahaman
baru bahwa dunia adalah satu. Giddens menegaskan bahwa kebanyakan dari kita sadar
bahwa sebenarnya diri kita turut ambil bagian dalam sebuah dunia yang harus berubah
tanpa terkendali yang ditandai dengan selera dan rasa ketertarikan akan hal sama,
perubahan dan ketidakpastian, serta kenyataan yang mungkin terjadi. Sejalan dengan itu,
Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi sosial.

C. Dampak Globalisasi di Bidang Budaya

Dampak positif globalisasi dalam bidang sosial budaya di Indonesia antara lain:

a. Dapat bertukar gagasan/pikiran dengan dunia luar.

b. Dapat mempromosikan budaya Indonesia di kancah dunia, sehingga budaya


Indonesia akan terkenal.

c. Dapat menarik para wisatawan baik lokal maupun internasional dengan keindahan
dan keunikan budaya Indonesia.

d. Berkembangnya pola sosial seperti pola kerja masyarakat Indonesia.

e. Berkembang prinsip multiculturism, sehingga memungkinkan rasa keterbukaan


terhadap budaya baru.

5
f. Berkembangnya masyarakat sosialita, yang senantiasa memperhatikan perkembangan
mode Internasional seperti busana, film, dan lain-lain.

g. Maraknya event atau kegiatan berskala nasional bahkan internasional yang digelar
Indonesia.

D. Konsep dan Globalisasi Budaya

Perubahan budaya adalah perubahan yang terjadi pada unsur-unsur kebudayaan


karena unsur-unsur kebudayaan itu sudah tidak cocok lagi bagi kehidupan masyarakat.
Perubahan kebudayaan terjadi karena adanya perubahan pola berpikir masyarakat yang
menjadi pendukung kebudayaan.Perubahan kebudayaan dapat diartikan sebagai adnya
ketidaksesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga terjadi keadaan
yang tidak serasi fungsinya dalam kehidupan sosial.Perubahan kebudayaan ini jauh lebih
luas daripada perubahan social karena perubahan budaya menyangkut banyak aspek,
seperti kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, berorganisasi bahkan juga filsafat.

Dalam pranata Wikipedia, didapatkan arti dari pada budaya sebagai berikut: ”
budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan dengan hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia”. Sedangkan para ahli mengemukakan
pendapatnya masing-masing mengenai budaya. Menurut Edwar B. Taylor: ” Kebudayaan
merupakan keseluruhan yang kompleks,yang didalamnya mengandung
kepercayaan,kesenian ,moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan- kemampuan lain
yang didapat seorang sebagai anggota masyarakat ”. Sementara itu Selo Soemardjan dan
Seelaiman Soemardi , menurut mereka ” kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa dan
cipta masyarakat”. Dalam definisi globalisasi menurut beberapa ahli, salah satunya
adalah Jan Aart Scholte mengatakan globalisasi adalah: ”serangkaian proses dimana
relasi sosial menjadi relatif terlepas dari wilayah geografis”. Sementara bila mana menilik
definisi budaya diatas, maka bisa diartikan bahwa globalisasi budaya adalah :
”serangkaian proses dimana relasi akal dan budi manusia relatif terlepas dari wilayah
geografis”.

6
Hal ini memunculkan jalinan situasi yang integratif antara akal dan budi manusia
disuatu belahan bumi yang satu dengan yang lainnya. Sementara itu dalam pandangan
hiperglobalis mereka berpendapat tentang definisi globalisasi budaya adalah:
“homogenization of the wold under the uauspices of American popular culture or
Western consumerism in general “. Ini berarti bahwa globalisasi budaya adalah proses
homogenisasi dunia dibawah bantuan budaya popular Amerika atau paham komsumsi
budaya barat pada umumnya.

Definisi hiperglobalis tersebut, jika bisa disamakan dengan keanekaragaman


istilah globalisasi pada umumnya, yang salah satunya adalah Westernisasi. Dimana ada
penyebaran budaya barat terutama kebudayaan Amerika. Namu, jika dilihat lebih lanjut,
definisi dari hiperglobalis tidak bisa terlepas dari pada sifat-sifat yang cenderumg
mengandung pikiran ekonomi,berorientasi ekonomi.

Hal itu jelas dapat dilihat dan dinilai dari penekanan paham konsumsi terhadap
budaya Barat pada umumnya. Jadi bisa juga diartikan bahwa, budaya barat adalah budaya
yang diperjualbelikan, sementara masyarakat dunia pada umumnya adalah konsumen
yang menikmati. Sehingga munculah kondisi dimana istilah Westernisasi digunaklan
sebagai simbolis terhadap sifat konsumerisme tersebut. Baik itu konsumsi terhadap
bentuk pemerintahan atau sistim politik, mekanisme pasar atau paham ekonomi , bahkan
hingga bentuk celanajeans atau kebudayaan.

E. Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya Bangsa

Unsur-unsur kebudayaan yang dipengaruhi oleh globalisasi menyebabkan


terjadinya perubahan sosial budaya maupun perilaku suatu masyarakat. Unsur-unsur
kebudayaan tersebut antara lain sistem religi, organisasi masyarakat, pengetahuan,
bahasa, kesenian, mata pencaharian, dan teknologi. Contoh yang lain dari pengaruh
globalisasi yaitu hilangnya budaya asli suatu daerah atau suatu negara, terjadinya erosi
nilai-nilai budaya, menurunnya rasa nasionalisme dan patriotisme,hilangnya sifat
kekeluargaan dan gotong royong,kehilangan kepercayaan diri, dan gaya hidup kebarat-
baratan.

7
Selain itu saat ini masyarakat sedang mengalami serbuan yang hebat dari berbagai
produk pornografi berupa tabloid, majalah, buku bacaan di media cetak, televisi, radio,
dan terutama adalah peredaran bebas VCD. Baik yang datang dari luar negeri maupun
yang diproduksi sendiri. Walaupun media pernografi bukan barang baru bagi Indonesia,
namun tidak pernah dalam skala seluas sekarang. Bahkan beberapa orang asing
menganggap Indonesia sebagai ”surga pornografi” karena sangat mudahnya mendapat
produk-produk pornografi dan harganya pun murah. Dan contoh lain misal kita berjalan-
jalan di mall atau di tempat publik sangat mudah menemui wanita Indonesia yang
berpakaian serba minim dan mengumbar aurat. Dimana budaya itu sangat bertentangan
dengan dengan norma yang ada di Indonesia. Belum lagi maraknya kehidupan free sexdi
kalangan remaja masa kini. Terbukti dengan adanya video porno yang pemerannya
adalah orang-orang Indonesia.

Di sini pemerintah dituntut untuk bersikap aktif tidak masa bodoh melihat
perkembangan kehidupan masyarakat Indonesia. Menghimbau dan kalau perlu melarang
berbagai sepak terjang masyarakat yabg berperilaku yang tidak semestinya. Misalnya
ketika Presiden Susilo Bambang Yudoyono menyarankan agar televisi tidak merayakan
goyang erotis denga puser atau perut kelihatan. Ternyata dampaknya cukup terasa,
banyak televisi yang tidak menayangkan artis yang berpakaian minim.

Nilai Budaya yang mulai memudar lainnya adalah Budaya tari-tarian. Tari
Indonesia sangatlah beraneka ragam, setiap daerah memiliki ciri tersendiri dalam
pembawannya. Beragam jenis gerak dan gerik telah tercipta dan menjadikan suatu
kesatuan seni yang terlihat indah dan harmonis. Lenggak-lenggok khas wanita Indonesia
dan gagah pembawaan penari laki-laki. Contoh-contoh tarian dari Indonesia adalah tari
pendet, tari ramayana, tari kecak, tari jaipong, tari piring, tari saman dan masih banyak
lagi. Sangat banyak rupa, gerakan dan cara membawakannya. Itulah budaya yang dapat
kita banggakan sebagai warga Indonesia.

Namun tarian yang mereka ketahui saat ini adalah tari-tari ‘Dance’ yang
pembawaanya sangat ‘energic’ dan gerakannya yang terlihat begitu cepat. Wanita
Indonesia digambarkan sebagai peribadi yang lembut dan penuh dengan kehalusan, akan
terlihat kurang baik jika harus meniru tari-tarian yang dicontohkan orang barat itu.

8
Cobalah untuk membuat dirimu mencintai tari-tarian tradisional. Jangan lihat dari satu
sisi saja, tapi lihatlah dari berbagai sisi bahwa banyak nilai positif jika kita lebih memilih
dan menyukai tarian dari Indonesia. Jangan takut dianggap sebagai orang yang tidak
‘Modern’ hanya karena lebih memilih untuk mempertahankan budaya tari Indonesia.
Tapi harusnya orang yang masih mempertahankan budaya inilah yang dibanggakan. Di
zaman sekarang sudah sangat jarang ditemui anak-anak muda yang ikut berpartisipasi
dalam melestarikan budaya. Hanya beberapa saja, yang masih melestarikannya dan
kebanyakan mereka adalah anak muda yang tinggal di pedesaan.

Permainan Tradisional pun tidak luput dari dampak globalisasi. Dengan kemajuan
teknologi yang modern, anak-anak lebih senang bermain dengan alat-alat canggih
dibandingkan bermain dengan permainan tradisional atau teman sebayanya. Dampak
yang terjadi dari kedekatan anak-anak terhadap teknologi cukup menjadi masalah yang
panjang. Anak-anak yang sering bergaul dengan alat-alat kesukaanya seperti Laptop,
PSP, Robot canggih dan sebagainya. Akan mempengaruhi Psikologis dalam
kehidupannya. Anak ini akan cenderung tidak peka terhadap lingkungan sekitarnya, tidak
percaya diri dalam bergaul dengan teman sebaya dan akan mengalami dampak kecanduan
jika terlalu sering menggunakan permainan-permainan canggih tersebut.

Dalam kehidupan sehari-haripun pengaruh globalisasi sudah cukup terlihat.


Budaya gotong-royong antar sesama rupanya kini mulai memudar. Saat ini kebanyakan
orang lebih memilih untuk hidup secara individual atau hidup masing-masing tanpa
memperdulikan orang terdekatnya disekitarnya. Padahal budaya gotong-royong dalam
bermasyarakat sangat dibutuhkan, selain manfaatnya untuk memperingan melakukan
suatu pekerjaan, juga dapat mempererat tali persaudaraan antar masyarakat.

Jika budaya ini hilang, bagaimana cara untuk mempererat kesatuan antar sesama.
Perselisihan akan sering terjadi karena keegoisan masing-masing yang lebih
mementingkan diri sendiri tanpa peduli terhadap orang lain. Manusia diciptakan sebagai
makhluk sosial, tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan peran orang lain. Peran
sebagai saudara bersama inilah yang dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat.

F. Alasan untuk tetap mempertahankan budaya local

9
Kebudayaan lokal Indonesia yang sangat beranekaragam menjadi suatu
kebanggaan sekaligus tantangan untuk mempertahankan serta mewarisi kepada generasi
selanjutnya. Budaya lokal Indonesia sangat membanggakan karena memiliki
keanekaragaman yang sangat bervariasi serta memiliki keunikan tersendiri. Seiring
berkembangnya zaman, menimbulkan perubahan pola hidup masyakat yang lebih
modern. Akibatnya, masyarakat lebih memilih kebudayaan baru yang mungkin dinilai
lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal. Banyak faktor yang menyebabkan
budaya lokal dilupakan dimasa sekarang ini, misalnya masuknya budaya asing.
Masuknya budaya asing ke suatu negara sebenarnya merupakan hal yang wajar, asalkan
budaya tersebut sesuai dengan kepribadian bangsa. Namun pada kenyataannya budaya
asing mulai mendominasi sehingga budaya lokal mulai dilupakan.Faktor lain yang
menjadi masalah adalah kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya peranan
budaya lokal.

Budaya lokal adalah identitas bangsa. Sebagai identitas bangsa, budaya lokal
harus terus dijaga keaslian maupun kepemilikannya agar tidak dapat diakui oleh negara
lain. Walaupun demikian, tidak menutup kemungkinan budaya asing masuk asalkan
sesuai dengan kepribadian negara karena suatu negara juga membutuhkan input-input
dari negara lain yang akan berpengaruh terhadap perkembangan di negranya. Dimasa
sekarang ini banyak sekali budaya-budaya kita yang mulai menghilang sedikit demi
sedikit. Hal ini sangatlah berkaitan erat dengan masuknya budaya-budaya ke dalam
budaya kita. Sebagai contoh budaya dalam tata cara berpakaian. Dulunya dalam budaya
kita sangatlah mementingkan tata cara berpakaian yang sopan dan tertutup.

Akan tetapi akaibat masuknya budaya luar mengakibatkan budaya tersebut


berubah. Sekarang berpakaian yang membuka aurat serasa sudah menjadi kebiasaan yang
sudah melekat erat didalam masyarakat kita. Tugas utama yang harus dibenahi adalah
bagaimana mempertahankan, melestarikan, menjaga, serta mewarisi budaya lokal dengan
sebaik-baiknya agar dapat memperkokoh budaya bangsa yang akan megharumkan nama
Indonesia. Dan juga supaya budaya asli negara kita tidak diklaim oleh negara lain.

Alasan untuk tetap mempertahankan budaya lokal :

10
a. Keanekaragaman budaya lokal yang ada di Indonesia

Indonesia memiliki keanekaragaman budaya lokal yang dapat di jadikan sebagai


aset yang tidak dapat disamakan dengan budaya lokal negara lain. Budaya lokal yang
dimiliki Indonesia berbeda-beda pada setiap daerah. Tiap daerah memiliki ciri khas
budayanya, seperti rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat istiadat
yang dianut. Semua itu dapat dijadikan kekuatan untuk dapat memperkokoh ketahanan
budaya bangsa dimata Internasional.

b. Kekhasan budaya Indonesia

Kekhasan budaya lokal yang dimiliki setiap daerah di Indonesia memliki


kekuatan tersediri. Misalnya rumah adat, pakaian adat, tarian, alat musik, ataupun adat
istiadat yang dianut. Kekhasan budaya lokal ini sering kali menarik pandangan negara
lain. Terbukti banyaknya turis asing yang mencoba mempelajari budaya Indonesia seperti
belajar tarian khas suat daerah atau mencari barang-barang kerajinan untuk dijadikan
buah tangan. Ini membuktikan bahwa budaya bangsa Indonesia memiliki ciri khas yang
unik.

c. Kebudayaan Lokal menjadi sumber ketahanan budaya bangsa

Kesatuan budaya lokal yang dimiliki Indonesia merupakan budaya bangsa yang
mewakili identitas negara Indonesia. Untuk itu, budaya lokal harus tetap dijaga serta
diwarisi dengan baik agar budaya bangsa tetap kokoh.

d. Indonesia dipandang dunia Internasional karena kekuatan budayanya

Apabila budaya lokal dapat di jaga dengan baik, Indonesia akan di pandang
sebagai negara yang dapat mempertahankan identitasnya di mata Internasioanal.

e. Kuatnya budaya bangsa, memperkokoh rasa persatuan

Usaha masyarakat dalam mempertahankan budaya lokal agar dapat memperkokoh


budaya bangsa, juga dapat memperkokoh persatuan. Karena adanya saling menghormati
antara budaya lokal sehingga dapat bersatu menjadi budaya bangsa yang kokoh.

11
f. Kemajuan pariwisata

Budaya lokal Indonesia sering kali menarik perhatian para turis mancanegara. Ini
dapat dijadikan objek wisata yang akan menghasilkan devisa bagi negara. Akan tetapi hal
ini juga harus diwaspadai karena banyaknya aksi pembajakan budaya yang mungkin
terjadi.

I. Pengaruh Budaya Asing di Indonesia

Bangsa Indonesia dalam mengikuti arus globalisasi terkadang dapat melunturkan


jati diri bangsa yang begitu kental dengan kesopanan dan budaya timur. Dimata dunia
Indonesia dikenal sebagai bangsa yang menjunjung adab ketimuran yang sangat baik.
Tapi bangsa Indonesia tidak menutup diri bagi budaya asing yang ingin masuk ke
Indonesia tanpa melunturkan jati diri dan kepribadian bangsa Indonesia. Karena
terkadang globalisasi dapat menjadikan bangsa semakin kreatif tanpa meninggalkan adab
bangsanya.

Kebudayaan asing yang masuk akibat era globalisasi (perluasan cara-cara sosial
antar benua), ke Indonedia turut mengubah perilaku dan kebudayaan Indonesia, baik itu
kebudayaan nasional maupun kebudayaan murni yang ada di setiap daerah di Indonesia.
Dalam hal ini sering terlihat ketidakmampuan manusia di Indonesia untuk beradaptasi
dengan baik terhadap kebudayaan asing sehingga melahirkan perilaku yang cenderung ke
barat-baratan (westernisasi).

Hal tersebut terlihat dengan seringnya orang-orang terutama remaja Indonesia


keluar-masuk pub, diskotik dan tempat hiburan malam lainnya, dengan berbagai perilaku
menyimpang yang menyertainya dan sering melahirkan komunitas tersendiri terutama di
kota-kota besar dan metropolitan. Dalam hal ini terjadinya berbagai kasus penyimpangan
seperti penyalah gunaan zat adiktif, berbagai bentuk pelanggaran susila dan lain
sebagainya. Ini merupakan ketidakmampuan masyarakat Indonesia dalam beradaptasi
dan menyeleksi pengaruh asing sehingga masih bersikap ‘latah’ terhadap kebudayaan
asing.

12
Dari sekian banyak budaya asing yang masuk ke Indonesia, diantaranya adalah
budaya barat. Barat, sesuai namanya, merupakan produk perkembangan di bilangan barat
dunia yang menekankan individualitas dan kebebasan. Sementara Indonesia merupakan
bagian bangsa timur yang menghendaki harmoni, komando, dan kolektivitas. Bangsa
Barat yang memberikan pengaruh cukup membekas adalah Portugis dan Belanda.
Terutama Belanda, budaya bangsa-bangsa ini sebagiannya telah terserap dan masuk ke
dalam struktur budaya bangsa Indonesia.

Sesungguhnya, terdapat sejumlah pengaruh “Barat” yang hingga kini terus


membekas di dalam struktur kebudayaan Indonesia. Utamanya di dalam sistem
pendidikan Indonesia. Pendidikan merupakan salah satu komponen nonmaterial
kebudayaan yang punya peran signifikan dalam melestarikan suatu budaya. Selain
pendidikan, mekanisme administratif pemerintahan negara barat yang pernah menjajah
Indonesia, yaitu Belanda juga punya pengaruh tersendiri dalam pembentukan sistem
sosial (politik) Indonesia. Tidak hanya Negara barat saja yang mempengaruhi, tetapi
negara-negara Timur seperti Cina dan Jepang pun memberikan derajat pengaruh tertentu
bagi perkembangan sistem sosial dan budaya Indonesia. Jepang tentu saja, memberikan
pengaruh , yaitu lewat penjajahan singkat mereka atas Indonesia. Sementara Cina, yang
telah punya hubungan dengan kepulauan nusantara jauh sebelum Islam menyentuh
Indonesia, dan telah membentuk derajat pengaruh tersendiri.

Sedangkan sekarang ini, kebiasaan-kebiasaan orang barat yang telah membudaya


hampir dapat kita saksikan setiap hari melalui media elektronik dan cetak yang celakanya
kebudayaan orang-orang barat tersebut yang sifatnya negatif dan cenderung merusak
serta melanggar norma-norma ketimuran kita sehingga ditonton dan ditiru oleh orang-
orang kita terutama para remaja yang menginginkan kebebasan seperti orang-rang
barat.Contoh kebudayaan-kebudayaan barat tersebut dapat kita lihat dari cara mereka
berpakaian dan mode, film, sampai pada pergaulan dengan lawan jenis.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Globalisasi merupakan


suatu gejala wajar yang pasti akan di alami oleh setiap bangsa di dunia, baik pada masyarakat
yang maju, masyarakat berkembang, masyarakat transisi, maupun masyarakat yang masih
rendah taraf hidupnya. Dalam era global, suatu masyarakat atau negara tidak mungkin dapat
mengisolasi diri terhadap globalisasi. Jika suatu masyarakat atau negara menisolasidiri dari
globalisasi maka masyarakat atau negara tersebut akan terlindas oleh jaman dan dapat
dikatakan masyarakat atau negara tersebut terjeratpada era keterbelakangan dan kebodohan.

Dampak globalisasi sendiri ada yang positif dan ada yang negatif. Salah satu contoh
dampak globalisasi positif jika Dilihat dari globalisasi di bidang sosial adalah para generasi
muda mampu mendapatkan sarana-sarana yang memungkinkan mereka memperoleh
informasi dan berhubungan dengan lebih efisien dengan jangkauan yang lebih luas. Adapun
dampak negatifnya adalah bahwa generasi muda yang tidak siap akan adanya informasi
dengan sumber daya yang rendah hanya akan meniru hal-hal yang tidak baik seperti adanya
bentuk-bentuk kekerasan, tawuran, melukis di tembok-tembok, dan lain-lain.

14
DAFTAR PUSTAKA

Julian. 2012. Dampak Globalisasi Terhadap Budaya Lokal dan Perilaku Masyarakat.
http://julianproject99.blogspot.com/. Akses Januari 2014

Setia Putri, Larasati. 2012. Pengaruh Globalisasi Terhadap Kebudayaan Indonesia.


http://www.gunadarma.ac.id/. Akses Januari 2014

Sagita, Risma. 2012. Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai Budaya Indonesia.


http://sosbud.kompasiana.com/. Akses Januari 2014

Uzie, Andri. 2012. Pengaruh Dampak Globalisasi Terhadap Kebudayaan Indonesia.


http://www.wikimu.com/. Akses Januari 2014

Anhar, Faizal. 2010. Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya Indonesia. http://www.scrib.com/.


Akses Januari 2014

15

Anda mungkin juga menyukai