PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KREATIVITAS
Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, apakah
suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru (Hurlock
1978).
Kreativitas adalah suatu proses upaya manusia atau bangsa untuk membangun
dirinya dalam berbagai aspek kehidupannya. Tujuan pembangunan diri itu ialah untuk
menikmati kualitas kehidupan yang semakin baik (Alvian, 1983)
Kretaivitas adalah suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan
(fleksibilitas) dan originalitas dalam berfiir (Utami Munandar, 1977).
Guilford (1986) menekankan perbedaan berfikir divergen ( disebut juga berfikir
kreatif) dan berfikir konvergen. Berfikir Divergen merupakan bentuk pemikiran terbuka yang
memberikan bermacam-macam kemungkinan jawaban terhadap suatu persoalan atau
masalah dan sedangkan berfikir konvergen merupakan bentuk pemikiran berfokus pada
tercapainya satu jawaban yang paling tepat terhadap suatu persoalan atau masalah, dalam
pendidikan formal pada umumnya menekankan berfikir konvergen dan kurang memikirkan
berfikir divergen.
Torrance (1979) menekankan adanya ketekunan, keuletan, kerja keras,
jadi jangan tergantung timbulnya inspirasi. Torrance (1955, 1988), kreativitas didefinisikan
sebagai proses yang menyerupai langkah-langkah dalam metode ilmiah, yaitu:
a. Memahami adanya kesulitan, masalah kesenjangan informasi, elemen yang hilang,
sesuatu yang menyimpang (askew).
b. Memperkirakan dan merumuskan hipotesis tentang perbedaan-perbedaan.
c. Menilai dan mengetes perkiraan (guesses) dan hipotesis
d. Memperbaiki dan mengetes kembali
e. Mengkomunikasikan hasil.
Menurut Hullbeck (1945) dalam Heru Basuki (2005) pribadi kreatif didefinisikan
sebagai Creative action is an imposing ofe ones own whole personality on the environment
in a unique and characteristic way yaitu tindakan kreatif mucul dari keunikan keseluruhan
kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya.
Supriyadi dalam Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati (2005 : 15) mengutarakan
bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik
berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada.
Kreativitas juga merupakan suatu kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan
terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir ditandai oleh sukses, diskontinuitas,
diverensiasi, dan integrasi antara setiap tahap perkembangan.
Kreativitas pada intinya merupakan kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu
yang baru sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat
diterapkan dalam pemecahan masalah atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-
hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya (Munandar, 2004:25).
Menurut Steinberg (1988) terdapat tiga segi dalam kreativitas (three-facet model of
creativity). Ia menyatakn kreativitas merupakan pertemuan yang khas antara tiga atribut
psikologis yaitu: intelegensi, gaya kognisi (cognitive style) dan kepribdian atau motivasi.
1. Kreatifitas merupakan ungkapan unik dari seluruh pribadi sebagai hasil interaksi individu,
perasaan, sikap dan perilakunya.
2. Kreatifitas mulai dengan kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Biasanya seorang individu yang kreatif memiliki sifat yang mandiri. Ia tidak merasa terikat
pada nilai-nilai dan norma-norma umum yang berlaku dalam bidang keahliannya. Ia memiliki
system nilai dan system apresiasi hidup sendiri yang mungkin tidak sama yang dianut oleh
masyarakat ramai.
3. Kreativitas merupakan sifat pribadi seorang individu (dan bukan merupakan sifat social yang
dihayati oleh masyarakat) yang tercermin dari kemampuannya untuk menciptakan sesuatu
yang baru (Selo Soemardjan 1983).
Dari pengertian para ahli dapat disimpulkan bahwa kreativitas itu merupakan suatu
sikap maupun kemampuan individu untuk bisa menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi
kehidupan bangsanya dari berbagai inovasi-inovasi ataupun gagasan-gagasan yang muncul
dari pikirannya.
B. CIRI-CIRI KREATIF
Reni Akbar Hawadi dalam bukunya Keberbakatan Intelektual menyebutkan ciri-ciri
kreativitas sebagai berikut:
1. Memiliki rasa ingin tahu yang mendalam
2. Sering mengajukan pertanyaan yang berbobot
3. Memberikan banyak gagasan atau usul-usul terhadap suatu masalah
4. Mampu menyatakan pendapat secara spontan dan tidak malu-malu
5. Mempunyai atau menghargai rasa keindahan
6. Menonjol dalam satu atau lebih bidang studi
7. Dapat mencari pemecahan masalah dari berbagai segi
8. Mempunyai rasa humor
9. Mempunyai daya imajinasi (misalnya memikirkan hal-hal yang baru dan tidak biasa)
10. Mampu mengajukan pemikiran dan gagasan pemecahan masalah yang berbeda dengan
orang lain (orisinil)
11. Kelancaran dalam menghasilkan bermacam-macam gagasan
12. Mampu menghadapi masalah dari berbagai sudut pandangan
Menurut David Cambell ciri-ciri kreativitas ada tiga kategori:
1. Ciri-ciri pokok yaitu kunci untuk melahirkan ide, gagasan, ilham, pemecahan, cara baru
dan penemuan.
2. Ciri-ciri yang memungkinkan yaitu yang membuat mampu mempertahankan ide-ide
kreatif.
3. Ciri-ciri sampingan yaitu tidak langsung berhubungan dengan penciptaan atau menjaga
agar ide-ide yang sudah ditemukan tetap hidup, tetapi sering kali mempegaruhi perilaku
orang-orang kreatif.
Menurut Guilford (dalam Munandar, 1992) akan diuraikan lebih lanjut :
1. Ciri-ciri kognitif
Kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berpikir kreatif (divergen) memiliki
lima ciri kognitif yaitu :
Kemampuan berpikir lancar (fluency)
Merupakan kemampuan untuk melahirkan banyaknya ide dan gagasan serta
mengemukakan banyaknya cara untuk melakukan berbagai hal dan mencari banyak
kemungkinan alternatif jawaban ataupun penyelesaian masalah.
Kemampuan berpikir luwes atau fleksibel (flexibility)
Merupakan kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam
mengatasi persoalan, orang yang kreatif adalah orang yang kreatif dalam berpikir. Mereka
dapat dengan mudah meninggalkan cara berpikir yang lama dan menggantikan dengan cara
berpikir yang baru. Hal ini bisa dilakukan dengan fleksibilitas yang spontan dan adaptif.
Fleksibilitas spontan adalah kemampuan untuk menyampaikan berbagai macam ide tentang
apa saja tanpa rasa takut salah dan fleksibilitas adaptif adalah kemampuan untuk
menyampaikan berbagai macam ide tentang apa saja tetapi masih memperhatikan
kebenaran ide tersebut. Ciri-ciri ini dapat dilihat pada sikap anak didik dalam memberikan
macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap suatu gambar, cerita atau masalah,
menerapkan suatu konsep dengan cara yang berbeda-beda, memberi pertimbangan
terhadap situasi yang berbeda dari yang diberikan orang lain.
Kemampuan berpikir orisinal (originality)
Merupakan kemampuan untuk melahirkan ide-ide atau gagasan-gagasan dan
mebuat kombinasi-kombinasi yang sifatnya baru dan unik, menggunakan cara yang tidak
lazim dalam mengungkapkan diri dan mampu mencari berbagai kemungkinan pemecahan
masalah. Dengan cara-cara yang mungkin tidak terpikirkan oleh orang lain. Ciri-ciri ini dapat
dilihat pada sikap anak didik dalam memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak
pernah terpikirkan oleh orang lain, mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha
memikirkan cara-cara yang baru, memiliki cara berpikir yang lain dari yang lain, setelah
membaca atau mendengar gagasan-gagasan, bekerja untuk menemukan penyelesain yang
baru, memberikan warna-warna yang tegas dan berbeda dengan keadaan aslinya dalam
menggambar atau sering mempertanyakan mengapa sesuatu hal harus dilakukan dengan
suatu cara dan bukan dengan cara lain.
Kemampuan menilai (evaluation)
Merupakan kemampuan untuk membuat penilaian sendiri dan menentukan apakah
suatu pertanyaan benar, atau sutau tindakan itu bijaksana serta tidak hanya mencetuskan
gagasan saja tetapi juga melaksanakannya. Ciri-ciri ini dapat dilihat pada sikap anak didik
dalam memberi pertimbangan atas dasar sudut pandangnya sendiri, menentukan pendapat
sendiri mengenai suatu hal, menganalisa masalah atau penyesalan secara kritis dengan
selalu menanyakan Mengapa?, mempunyai alasan rasional yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk mencapai suatu keputusan, merancang suatu rencana kerja
dari gagasan-gagasan yang tercetus, pada waktu tertentu tidak menghasilkan gagasan-
gagasan tetapi menjadi peneliti atau penilai yang kritis, menentukan pendapat dan bertahan
terhadapnya.
Kemampuan memperinci (elaboration)
Merupakan kemampuan untuk memperkaya atau mengembangkan suatu ide,
gagasan atau produk dan kemampuan untuk memperinci suatu obyek, gagasan, dan situasi
sehingga tidak hanya menjadi lebih baik tetapi menjadi lebih menarik. Ciri-ciri ini dapat
dilihat pada sikap anak didik dalam mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban
atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci,
mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain, mencoba atau menguji detil-detil
untuk melihat arah yang akan ditempuh, mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga
tidak puas dengan penampilan yang kosong atau sederhana, menambahkan garis-garis,
warna-warna dan detil-detil (bagian-bagian) terhadap gambarnya sendiri atau gambar orang
lain.
2. Ciri-ciri afektif
Ciri-ciri afektif dari kreativitas merupakan ciri-ciri yang berhubungan dengan sikap
mental atau perasaan individu. Ciri-ciri afketif ini saling berhubungan dan saling
mempengaruhi dengan ciri-ciri kognitif. Kreativitas yang berkaitan dengan sikap dan
perasaan seseorang. Ada beberapa ciri-ciri afektif, yaitu:
Rasa ingin tahu yang besar.
Selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak, misalnya: selalu bertanya,
memperhatikan banyak hal, peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui atau meneliti.
Bersifat imajinatif atau fantasi
Mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal yang tidak atau belum pernah
terjadi dan menggunakan daya khayal namun dapat membedakan mana khayalan dan
mana yang kenyataan.
Merasa tertantang oleh kemajemukan
Mempunyai dorongan untuk mengatasi masalah-masalah yang sulit, merasa
tertantang oleh situasi-situasi yang rumit serta lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit.
Perilaku anak didik yang mencerminkan sikap tertantang oleh kemajemukan, adalah
menggunakan gagasan atau masalah-masalah yang rumit, melibatkan diri dalam tugas-
tugas yang majemuk, tertantang oleh situasi yang tidak dapat diramalkan keadaannya,
mencari penyelesaian tanpa bantuan orang lain, tidak cenderung mencari jalan tergampang,
berusaha terus-menerus agar berhasil, mencari jawaban-jawaban yang lebih sulit atau rumit
daripada menerima yang mudah, dan senang menjajaki jalan yang lebih rumit.
Sifat berani mengambil risiko
Berani mempunyai pendapat meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal atau
mendapat kritik dari orang lain, berani mencoba hal-hal baru dan berani mengakui
kegagalan dan berusaha lagi.
Sifat menghargai
Kemampuan untuk dapat menghargai bimbingan dan pengarahan dalam hidup,
menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KRATIVITAS
Faktor-faktor kreativitas adalah :
a. Secara otomatis, tanpa rangsangan lingkungan yang javorable
b. Potensi dari dalam
c. Perbedaan tingkat kualitas kemampuan
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kreativitas menurut Rogers (dalam Munandar, 1999)
adalah:
a. Faktor internal individu
Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam individu yang dapat
mempengaruhi kreativitas, diantaranya :
1. Keterbukaan terhadap pengalaman dan rangsangan dari luar atau dalam individu. Keterbukaan
terhadap pengalaman adalah kemampuan menerima segala sumber informasi dari
pengalaman hidupnya sendiri dengan menerima apa adanya, tanpa ada usaha defense, tanpa
kekakuan terhadap pengalaman-pengalaman tersebut. Dengan demikian individu kreatif
adalah individu yang mampu menerima perbedaan
2. Evaluasi internal yaitu kemampuan individu dalam menilai produk yang dihasilkan ciptaan
seseorang ditentukan oleh dirinya sendiri, bukan karena kritik dan pujian dari orang
lain.walaupun sebaliknya.
3. Kemampuan untuk bermain dan mengadakan eksplorasi terhadap unsur-unsur, bentuk-bentuk,
konsep atau membentuk kombinasi baru dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
b. Faktor eksternal (Lingkungan)
Faktor eksternal (lingkungan) yang dapat mempengaruhi kreativitas individu adalah
lingkungan kebudayaan yang mengandung keamanan dan kebebasan psikologis Adanya
kebudayaan creativogenic, yaitu kebudayaan yang memupuk dan mengembangkan
kreativitas dalam masyarakat, antara lain :
Tersedianya sarana kebudayaan, misal ada peralatan, bahan dan media.
Adanya keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan bagi semua lapisan masyarakat.
Menekankan pada becoming dan tidak hanya being, artinya tidak menekankan pada
kepentingan untuk masa sekarang melainkan berorientasi pada masa mendatang.
Memberi kebebasan terhadap semua warga negara tanpa diskriminasi, terutama jenis kelamin.
Adanya kebebasan setelah pengalamn tekanan dan tindakan keras, artinya setelah kemerdekaan
diperoleh dan kebebasan dapat dinikmati.
Keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan yang berbeda.
Adanya toleransi terhadap pandangan yang berbeda dan interaksi antara individu yang berhasil
serta adanya insentif dan penghargaan bagi hasil karya kreatif.
Sedangkan lingkungan dalam arti sempit yaitu keluarga dan lembaga pendidikan. Di
dalam lingkungan keluarga orang tua adalah pemegang otoritas, sehingga peranannya sangat
menentukan pembentukan krativitas anak.
Lingkungan pendidikan cukup besar pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir anak
didik untuk menghasilkan produk kreativitas, yaitu berasal dari pendidik.
Sikap orang tua juga berpengaruh pada perkembangan kreativitas pada anak, diantaranya :
1. Beberapa faktor penentu
a. Kebebasan
Orang tua yang percaya untuk memberikan kebebasan pada anak cenderung mempunyai anak
kreatif.
b. Respek
Anak kreatif biasanya mempunyai orang tua yang menghormati mereka sebagai individu,
percaya pada kemampuan mereka dan menghargai keunikan anak.
c. Kedekatan emosi yang sedang
Kreativitas anak dapat dihambat dengan suasana emosi yang mencerminkan rasa
permusuhan, penolakan, atau rasa terpisah. Namun keterikatan emosi yang berlebih juga
tidak menunjang pengembangan kreativitas.
d. Prestasi bukan angka
Orang tua anak kreatif menghargai prestasi anak, mereka mendorong anak untuk berusaha
sebaik-baiknya dan mengahasilkan karya-karya yang baik.
e. Orang tua aktif dan mandiri
Bagaimana sikap orang tua terhadap diri sendiri amat penting karena orang tua menjadi
model utama bagi anak.
f. Menghargai kreativitas
Anak yang kreatif memperoleh banyak dorongan dari orang tua untuk melakuakan hal-hal
yang kreatif.
2. Orang tua sebagai model
Model yang paling penting adalah orang tua yang kreatif yang memusatkan
perhatiannya terhadap bidang minatnya anak yang menunjukan keahlian dan disiplin diri
dalam bekerja, semangat, dan motivasi internal
Orang tua dan guru harus menunjang kreativitas anak dengan cara :
1. Yang Menunjang
a. Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk memngungkapkannya
b. Memberi waktu kepada anak untuk berpikir, merenung, dan berkhayal
c. Membolehkan anak mengambil keputusan sendiri
d. Mendorong kemelitan anak, untuk menjajaki dan mempertannyakan hal2
e. Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang ingin dicoba dilakukan, dan
apa yang dihasilkan
f. Menunjang dan mendorong kegiatan anak
g. Menikmati keberadaannya bersama anak
h. Memberi pujian yang sungguh-sungguh kepada anak
i. Menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan anak.