Anda di halaman 1dari 13

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KREATIVITAS
Kreativitas adalah suatu proses yang menghasilkan sesuatu yang baru, apakah
suatu gagasan atau suatu objek dalam suatu bentuk atau susunan yang baru (Hurlock
1978).
Kreativitas adalah suatu proses upaya manusia atau bangsa untuk membangun
dirinya dalam berbagai aspek kehidupannya. Tujuan pembangunan diri itu ialah untuk
menikmati kualitas kehidupan yang semakin baik (Alvian, 1983)
Kretaivitas adalah suatu proses yang tercermin dalam kelancaran, kelenturan
(fleksibilitas) dan originalitas dalam berfiir (Utami Munandar, 1977).
Guilford (1986) menekankan perbedaan berfikir divergen ( disebut juga berfikir
kreatif) dan berfikir konvergen. Berfikir Divergen merupakan bentuk pemikiran terbuka yang
memberikan bermacam-macam kemungkinan jawaban terhadap suatu persoalan atau
masalah dan sedangkan berfikir konvergen merupakan bentuk pemikiran berfokus pada
tercapainya satu jawaban yang paling tepat terhadap suatu persoalan atau masalah, dalam
pendidikan formal pada umumnya menekankan berfikir konvergen dan kurang memikirkan
berfikir divergen.
Torrance (1979) menekankan adanya ketekunan, keuletan, kerja keras,
jadi jangan tergantung timbulnya inspirasi. Torrance (1955, 1988), kreativitas didefinisikan
sebagai proses yang menyerupai langkah-langkah dalam metode ilmiah, yaitu:
a. Memahami adanya kesulitan, masalah kesenjangan informasi, elemen yang hilang,
sesuatu yang menyimpang (askew).
b. Memperkirakan dan merumuskan hipotesis tentang perbedaan-perbedaan.
c. Menilai dan mengetes perkiraan (guesses) dan hipotesis
d. Memperbaiki dan mengetes kembali
e. Mengkomunikasikan hasil.
Menurut Hullbeck (1945) dalam Heru Basuki (2005) pribadi kreatif didefinisikan
sebagai Creative action is an imposing ofe ones own whole personality on the environment
in a unique and characteristic way yaitu tindakan kreatif mucul dari keunikan keseluruhan
kepribadian dalam interaksi dengan lingkungannya.
Supriyadi dalam Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati (2005 : 15) mengutarakan
bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik
berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada.
Kreativitas juga merupakan suatu kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan
terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir ditandai oleh sukses, diskontinuitas,
diverensiasi, dan integrasi antara setiap tahap perkembangan.
Kreativitas pada intinya merupakan kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu
yang baru sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang dapat
diterapkan dalam pemecahan masalah atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-
hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya (Munandar, 2004:25).
Menurut Steinberg (1988) terdapat tiga segi dalam kreativitas (three-facet model of
creativity). Ia menyatakn kreativitas merupakan pertemuan yang khas antara tiga atribut
psikologis yaitu: intelegensi, gaya kognisi (cognitive style) dan kepribdian atau motivasi.
1. Kreatifitas merupakan ungkapan unik dari seluruh pribadi sebagai hasil interaksi individu,
perasaan, sikap dan perilakunya.
2. Kreatifitas mulai dengan kemampuan individu untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Biasanya seorang individu yang kreatif memiliki sifat yang mandiri. Ia tidak merasa terikat
pada nilai-nilai dan norma-norma umum yang berlaku dalam bidang keahliannya. Ia memiliki
system nilai dan system apresiasi hidup sendiri yang mungkin tidak sama yang dianut oleh
masyarakat ramai.
3. Kreativitas merupakan sifat pribadi seorang individu (dan bukan merupakan sifat social yang
dihayati oleh masyarakat) yang tercermin dari kemampuannya untuk menciptakan sesuatu
yang baru (Selo Soemardjan 1983).
Dari pengertian para ahli dapat disimpulkan bahwa kreativitas itu merupakan suatu
sikap maupun kemampuan individu untuk bisa menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi
kehidupan bangsanya dari berbagai inovasi-inovasi ataupun gagasan-gagasan yang muncul
dari pikirannya.
B. CIRI-CIRI KREATIF
Reni Akbar Hawadi dalam bukunya Keberbakatan Intelektual menyebutkan ciri-ciri
kreativitas sebagai berikut:
1. Memiliki rasa ingin tahu yang mendalam
2. Sering mengajukan pertanyaan yang berbobot
3. Memberikan banyak gagasan atau usul-usul terhadap suatu masalah
4. Mampu menyatakan pendapat secara spontan dan tidak malu-malu
5. Mempunyai atau menghargai rasa keindahan
6. Menonjol dalam satu atau lebih bidang studi
7. Dapat mencari pemecahan masalah dari berbagai segi
8. Mempunyai rasa humor
9. Mempunyai daya imajinasi (misalnya memikirkan hal-hal yang baru dan tidak biasa)
10. Mampu mengajukan pemikiran dan gagasan pemecahan masalah yang berbeda dengan
orang lain (orisinil)
11. Kelancaran dalam menghasilkan bermacam-macam gagasan
12. Mampu menghadapi masalah dari berbagai sudut pandangan
Menurut David Cambell ciri-ciri kreativitas ada tiga kategori:

1. Ciri-ciri pokok yaitu kunci untuk melahirkan ide, gagasan, ilham, pemecahan, cara baru
dan penemuan.
2. Ciri-ciri yang memungkinkan yaitu yang membuat mampu mempertahankan ide-ide
kreatif.

3. Ciri-ciri sampingan yaitu tidak langsung berhubungan dengan penciptaan atau menjaga
agar ide-ide yang sudah ditemukan tetap hidup, tetapi sering kali mempegaruhi perilaku
orang-orang kreatif.
Menurut Guilford (dalam Munandar, 1992) akan diuraikan lebih lanjut :
1. Ciri-ciri kognitif
Kreativitas yang berhubungan dengan kemampuan berpikir kreatif (divergen) memiliki
lima ciri kognitif yaitu :
Kemampuan berpikir lancar (fluency)
Merupakan kemampuan untuk melahirkan banyaknya ide dan gagasan serta
mengemukakan banyaknya cara untuk melakukan berbagai hal dan mencari banyak
kemungkinan alternatif jawaban ataupun penyelesaian masalah.
Kemampuan berpikir luwes atau fleksibel (flexibility)
Merupakan kemampuan untuk menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam
mengatasi persoalan, orang yang kreatif adalah orang yang kreatif dalam berpikir. Mereka
dapat dengan mudah meninggalkan cara berpikir yang lama dan menggantikan dengan cara
berpikir yang baru. Hal ini bisa dilakukan dengan fleksibilitas yang spontan dan adaptif.
Fleksibilitas spontan adalah kemampuan untuk menyampaikan berbagai macam ide tentang
apa saja tanpa rasa takut salah dan fleksibilitas adaptif adalah kemampuan untuk
menyampaikan berbagai macam ide tentang apa saja tetapi masih memperhatikan
kebenaran ide tersebut. Ciri-ciri ini dapat dilihat pada sikap anak didik dalam memberikan
macam-macam penafsiran (interpretasi) terhadap suatu gambar, cerita atau masalah,
menerapkan suatu konsep dengan cara yang berbeda-beda, memberi pertimbangan
terhadap situasi yang berbeda dari yang diberikan orang lain.
Kemampuan berpikir orisinal (originality)
Merupakan kemampuan untuk melahirkan ide-ide atau gagasan-gagasan dan
mebuat kombinasi-kombinasi yang sifatnya baru dan unik, menggunakan cara yang tidak
lazim dalam mengungkapkan diri dan mampu mencari berbagai kemungkinan pemecahan
masalah. Dengan cara-cara yang mungkin tidak terpikirkan oleh orang lain. Ciri-ciri ini dapat
dilihat pada sikap anak didik dalam memikirkan masalah-masalah atau hal-hal yang tidak
pernah terpikirkan oleh orang lain, mempertanyakan cara-cara yang lama dan berusaha
memikirkan cara-cara yang baru, memiliki cara berpikir yang lain dari yang lain, setelah
membaca atau mendengar gagasan-gagasan, bekerja untuk menemukan penyelesain yang
baru, memberikan warna-warna yang tegas dan berbeda dengan keadaan aslinya dalam
menggambar atau sering mempertanyakan mengapa sesuatu hal harus dilakukan dengan
suatu cara dan bukan dengan cara lain.
Kemampuan menilai (evaluation)
Merupakan kemampuan untuk membuat penilaian sendiri dan menentukan apakah
suatu pertanyaan benar, atau sutau tindakan itu bijaksana serta tidak hanya mencetuskan
gagasan saja tetapi juga melaksanakannya. Ciri-ciri ini dapat dilihat pada sikap anak didik
dalam memberi pertimbangan atas dasar sudut pandangnya sendiri, menentukan pendapat
sendiri mengenai suatu hal, menganalisa masalah atau penyesalan secara kritis dengan
selalu menanyakan Mengapa?, mempunyai alasan rasional yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk mencapai suatu keputusan, merancang suatu rencana kerja
dari gagasan-gagasan yang tercetus, pada waktu tertentu tidak menghasilkan gagasan-
gagasan tetapi menjadi peneliti atau penilai yang kritis, menentukan pendapat dan bertahan
terhadapnya.
Kemampuan memperinci (elaboration)
Merupakan kemampuan untuk memperkaya atau mengembangkan suatu ide,
gagasan atau produk dan kemampuan untuk memperinci suatu obyek, gagasan, dan situasi
sehingga tidak hanya menjadi lebih baik tetapi menjadi lebih menarik. Ciri-ciri ini dapat
dilihat pada sikap anak didik dalam mencari arti yang lebih mendalam terhadap jawaban
atau pemecahan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci,
mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain, mencoba atau menguji detil-detil
untuk melihat arah yang akan ditempuh, mempunyai rasa keindahan yang kuat sehingga
tidak puas dengan penampilan yang kosong atau sederhana, menambahkan garis-garis,
warna-warna dan detil-detil (bagian-bagian) terhadap gambarnya sendiri atau gambar orang
lain.
2. Ciri-ciri afektif
Ciri-ciri afektif dari kreativitas merupakan ciri-ciri yang berhubungan dengan sikap
mental atau perasaan individu. Ciri-ciri afketif ini saling berhubungan dan saling
mempengaruhi dengan ciri-ciri kognitif. Kreativitas yang berkaitan dengan sikap dan
perasaan seseorang. Ada beberapa ciri-ciri afektif, yaitu:
Rasa ingin tahu yang besar.
Selalu terdorong untuk mengetahui lebih banyak, misalnya: selalu bertanya,
memperhatikan banyak hal, peka dalam pengamatan dan ingin mengetahui atau meneliti.
Bersifat imajinatif atau fantasi
Mampu memperagakan atau membayangkan hal-hal yang tidak atau belum pernah
terjadi dan menggunakan daya khayal namun dapat membedakan mana khayalan dan
mana yang kenyataan.
Merasa tertantang oleh kemajemukan
Mempunyai dorongan untuk mengatasi masalah-masalah yang sulit, merasa
tertantang oleh situasi-situasi yang rumit serta lebih tertarik pada tugas-tugas yang sulit.
Perilaku anak didik yang mencerminkan sikap tertantang oleh kemajemukan, adalah
menggunakan gagasan atau masalah-masalah yang rumit, melibatkan diri dalam tugas-
tugas yang majemuk, tertantang oleh situasi yang tidak dapat diramalkan keadaannya,
mencari penyelesaian tanpa bantuan orang lain, tidak cenderung mencari jalan tergampang,
berusaha terus-menerus agar berhasil, mencari jawaban-jawaban yang lebih sulit atau rumit
daripada menerima yang mudah, dan senang menjajaki jalan yang lebih rumit.
Sifat berani mengambil risiko
Berani mempunyai pendapat meskipun belum tentu benar, tidak takut gagal atau
mendapat kritik dari orang lain, berani mencoba hal-hal baru dan berani mengakui
kegagalan dan berusaha lagi.
Sifat menghargai
Kemampuan untuk dapat menghargai bimbingan dan pengarahan dalam hidup,
menghargai kemampuan dan bakat-bakat sendiri yang sedang berkembang
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KRATIVITAS
Faktor-faktor kreativitas adalah :
a. Secara otomatis, tanpa rangsangan lingkungan yang javorable
b. Potensi dari dalam
c. Perbedaan tingkat kualitas kemampuan
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kreativitas menurut Rogers (dalam Munandar, 1999)
adalah:
a. Faktor internal individu
Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam individu yang dapat
mempengaruhi kreativitas, diantaranya :
1. Keterbukaan terhadap pengalaman dan rangsangan dari luar atau dalam individu. Keterbukaan
terhadap pengalaman adalah kemampuan menerima segala sumber informasi dari
pengalaman hidupnya sendiri dengan menerima apa adanya, tanpa ada usaha defense, tanpa
kekakuan terhadap pengalaman-pengalaman tersebut. Dengan demikian individu kreatif
adalah individu yang mampu menerima perbedaan
2. Evaluasi internal yaitu kemampuan individu dalam menilai produk yang dihasilkan ciptaan
seseorang ditentukan oleh dirinya sendiri, bukan karena kritik dan pujian dari orang
lain.walaupun sebaliknya.
3. Kemampuan untuk bermain dan mengadakan eksplorasi terhadap unsur-unsur, bentuk-bentuk,
konsep atau membentuk kombinasi baru dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.
b. Faktor eksternal (Lingkungan)
Faktor eksternal (lingkungan) yang dapat mempengaruhi kreativitas individu adalah
lingkungan kebudayaan yang mengandung keamanan dan kebebasan psikologis Adanya
kebudayaan creativogenic, yaitu kebudayaan yang memupuk dan mengembangkan
kreativitas dalam masyarakat, antara lain :
Tersedianya sarana kebudayaan, misal ada peralatan, bahan dan media.
Adanya keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan bagi semua lapisan masyarakat.
Menekankan pada becoming dan tidak hanya being, artinya tidak menekankan pada
kepentingan untuk masa sekarang melainkan berorientasi pada masa mendatang.
Memberi kebebasan terhadap semua warga negara tanpa diskriminasi, terutama jenis kelamin.
Adanya kebebasan setelah pengalamn tekanan dan tindakan keras, artinya setelah kemerdekaan
diperoleh dan kebebasan dapat dinikmati.
Keterbukaan terhadap rangsangan kebudayaan yang berbeda.
Adanya toleransi terhadap pandangan yang berbeda dan interaksi antara individu yang berhasil
serta adanya insentif dan penghargaan bagi hasil karya kreatif.
Sedangkan lingkungan dalam arti sempit yaitu keluarga dan lembaga pendidikan. Di
dalam lingkungan keluarga orang tua adalah pemegang otoritas, sehingga peranannya sangat
menentukan pembentukan krativitas anak.
Lingkungan pendidikan cukup besar pengaruhnya terhadap kemampuan berpikir anak
didik untuk menghasilkan produk kreativitas, yaitu berasal dari pendidik.

D. PENTINGNYA KREATIVITAS PADA AUD


Menurut Colin Rose & Malcolm J. Nichol (2002: 275) dalam bukunya Accelerated
Learning, Menjadi kreatif tidak hanya berpangku tangan menunggu kilatan ilham.
Kreativitas menuntut banyak usaha keras dan mensyaratkan persiapan matang. Terlebih
sekarang banyak sekali orang yang menulis cara-cara untuk menjadi kreatif, baik dalam
bentuk literature, permainnan, peta pemikiran, dll. Oleh karena itu, pengembangan kreativitas
dilakukan sejak usia dini, tinjauan dan penelitian-penelitian tentang proses kreativitas,
kondisi-kondisinya serta cara-cara yang dapat memupuk, merangsang, dan
mengembangkannya menjadi sangat penting. Beberapa alasan mengapa kreativitas perlu
dipupuk sejak dini:
1. Dengan berkreasi orang dapat mewujudkan (mengkatualisasikan) dirinya, dan perwujudan/
aktualitas diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia
(Maslow,1967). Kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya.
2. Kreativitas atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam
kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah merupakan bentuk pemikiran yang
sampai saat ini kurang mendapat perhatian dalam pendidikan (Guilford,1967).
3. Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat (bagi diri pribadi dan bagi lingkungan)
tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu.
4. Kreativitas memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.
Collin Rose, seorang pemerhati anak, mengatakan kesuksesan bisa ditentukan
dengan 20 persen kecerdasan dan 80 persen kreativitas. Berarti, penting bagi kita
menstimulasi daya kreativitas anak supaya kelak ia bisa sukses.
Menurut Dra. Rosemini A. Prianto, M.Psi., dalam sebuah seminar, setiap anak punya daya
kreativitas dan kita sebagai orangtua wajib mengasahnya. Ia pun memberikan beberapa kiat
kepada peserta seminar yang bertajuk, Berbagi Kita Meningkatkan dan Mengasah
Kreativitas Anak Sebagai Wujud Kasih Sayang.
Kreativitas merupakan hal penting dalam kehidupan khususnya pada anak usia dini.
Kreativitas karena membuat manusia lebih produktif. Selain itu juga meningkatkan kualitas
hidup serta dapay mempermudah mencari jaln keluar dari sebuah permasalahan.
"Penting menjadi kreatif memungkinkan orang menyelesaikan masalah dan
menjadikannya sebagai tantangan. Kesulitan dalam hidup mendewasakan kita," kata
Psikolog Universitas Tarumanegara Jakarta Henny E. Wirawan disela-sela workshop guru
yang diselenggarakan Faber-Castel di Kota Bandung, Selasa (19/3/13). Menurutnya, kata
kunci dari kreativitas baru dan tidak biasa. Kemampuan berpikir tentang sesuatu dengan
cara yang baru tidak biasa hingga mencapai solusi yang unik terhadap permasalahan.
Kemampuan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap sesuatu masalah dengan
penekananya pada ketepatgunaan," kata Henny.
Dihadapan 150 guru, Henny mengatakan kreativitas bukan hanya barang tapi bisa
berupa suatu ide pemikiran. Bisa bentuk tertentu bisa juga kegiatan. Jadi bisa berupa
kegiatan imajinatif atau sintesis pemikiran yg isinya bukan cuma pemikiran. Kreatif yang
sesungguhnya harus berguna dan bermanfaat menggunakan penyelesaian masalah.
Menurut Henny kreativitas dapat distimulasi dengan menyediakan lingkungan yang
menstimulasi kreativitas dan bantu anak untuk bertoleransi terhadap ambiguitas.
Sejak usia dini, anak memiliki potensi yang sangat besar. Menurut Prof. Dr. Utami
Munandar, seorang pakar kreativitas Indonesia, kapasitas otak anak pada usia 6 bulan sudah
mencapai sekitar 50 % dari keseluruhan potensi orang dewasa. Otak seorang anak ternyata
sangat luar biasa. Pada masa ini, anak mengalami perkembangan intelektual otak yang sangat
cepat.Tingkat perkembangan intelektual otak anak, sejak lahir sampai usia 4 tahun mencapai
50%. Oleh karena itu, pada masa empat tahun pertama ini sering disebut juga sebagai Golden
Age (Masa Keemasan), karena si anak mampu menyerap dengan cepat setiap rangsangan
yang masuk. Si anak akan mampu menghafal banyak sekali informasi, seperti
perbendaharaan kata, nada, bunyi-bunyian, dsb. Hingga usia 8 tahun, anak telah memiliki
tingkat intelektual otak sekitar 80 %. Perkembangan intelektual otak ini relatif berhenti dan
mencapai kesempurnaannya (100%) pada usia 18 tahun.
Jadi setelah usia 18 tahun, intelektualitas otak tidak lagi mengalami
perkembangan.Oleh karena itu, jika para orang tua menyia-nyiakan kesempatan emas
(Golden Age) pada masa kanak-kanak, berarti mereka telah kehilangan satu momen yang
sangat baik untuk memberikan landasan bagi pendidikan anak selanjutnya. Salah satu
kebiasaan buruk para orang tua adalah menenggelamkan si anak dalam buaian mereka pada
usia 3 sampai 6 tahun, sehingga sebagian besar anak kehilangan kesempatan untuk mengasah
potensi.Pendidikan orang tua terhadap anak akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan
kreativitas anak. Anak yang memiliki bakat tertentu, jika tidak diberikan rangsangan-
rangsangan atau motivasi dari orang tua dan lingkungannya, tidak akan mampu memelihara,
apalagi mengembangkan bakatnya.
Berdasarkan sebuah penelitian, di sekolah ditemukan kurang lebih 40 % anak
berbakat tidak mampu berprestasi setara dengan kapasitas yang sebenarnya dimiliki
(Achir,1990). Akibatnya, sekalipun berkemampuan tinggi, banyak anak berbakat tergolong
kurang berprestasi. Untuk memberikan motivasi kepada anak berbakat, orang tua atau
pendidik perlu melakukan penelaahan agar dapat mengenali ciri-ciri, kebutuhan dan
kecenderungan si anak yang relatif berbeda dengan anak biasa. Setelah hal-hal tersebut
diketahui, orang tua atau pendidik akan lebih mudah untuk menciptakan susana yang cocok
bagi perkembangan bakat si anak.
Menurut Renzulli, keberbakatan meliputi tiga cluster ciri, yaitu kemampuan umum
yang tergolong di atas rata-rata (above average ability), kreativitas yang kaya (creativity), dan
pengikatan diri terhadap tugas (task commitment).Seorang anak berbakat biasanya mudah
dikenali, karena berbeda dan memiliki kelebihan dibanding dengan anak-anak sebayanya.
Seseorang yang berbakat menurut Dr. Yaumil Agoes Achir, selain memiliki keunggulan
intelektif juga memiliki keunggulan non intelektif. Pendekatan terhadap mereka yang
berbakat yang terbatas pada intelektual belaka akan mengganggu keseimbangan
perkembangannya. Kecerdasan emosional juga turut menentukan keberhasilan bakat seorang
anak.Keluarga adalah lingkungan yang paling banyak mempengaruhi kondisi psikologis dan
spiritual anak.
Di Jepang, misalnya, karena Jepang sangat memperhatikan pengembangan kreativitas
anak melalui kebebasan dan pemupukan kepercayaan diri, kebangkitan kreativitas anak-anak
di Jepang mengungguli anak-anak di Amerika dan Eropa (Awwad, 1995).
Menurut Prof. Dr. Utami Munandar, kondisi yang menunjang perkembangan kreativitas
dan penuntun umum untuk mengembangkan kreativitas anak didik. Strategi yang digunakan
untuk mengembangkan kreativitas adalah 4 P, yaitu dilihat dari segi Pribadi, Pendorong,
Proses dan Produk.
Kreativitas ditinjau dari segi pribadi menunjuk pada potensi atau daya kreatif yang ada
pada setiap pribadi, anak maupun orang dewasa. Pada dasarnya, setiap orang memiliki bakat
kreatif dengan derajat dan bidang yang berbeda-beda. Untuk dapat mengembangkan
kreativitas anak atau kreativitas diri sendiri, pertama-tama kita perlu mengenal bakat kreatif
pada anak (atau pada diri sendiri), menghargainya dan memberi kesempatan serta dorongan
untuk mewujudkannya.Agar kreativitas dapat berkembang memerlukan dorongan atau
pendorong dari dalam sendiri dan dari luar.
Pendorong yang datangnya dari diri sendiri, berupa haasrat dan motivasi yang kuat untuk
berkreasi, sedangkan yang dari luar misalnya keluarga, sekolah dan lingkungan.
Kreativitas sebagai suatu proses, dapat dirumuskan sebagai suatu bentuk pemikiran
dimana individu berusaha menemukan hubungan-hubungan yang baru untuk mendapatkan
jawaban, metode atau cara-cara baru dalam menghadapi suatu masalah. Pada anak yang
masih dalam proses pertumbuhan, kreativitas hendaknya mendapat perhatian dan jangan
terlalu cepat mengharapkan produk kreativitas yang bermakna atau bermanfaat.Hal yang
lebih penting adalah menumbuhkan sikap senang dan berminat untuk bersibuk diri secara
kreatif. Anak perlu berkreasi sekaligus berekreasi.
Faktor bermain adalah penting dalam mengembangkan kreativitas, bahkan tidak hanya
pada anak. Suatu penelitian di Jakarta tentang sikap orang tua dalam pendidikan anak
menyimpulkan bahwa orang tua kurang menghargai perkembangan dari ciri-ciri inisiatif,
kemandirian dan kebebasan yang erat hubungannya dengan pengembangan kreativitas dan
lebih mementingakan ciri-ciri kerajinan, disiplin dan kepatuhan.
Kreativitas sangat penting dalam kehidupan seseorang. Jika sedari dini kreativitas
anak sudah dikembangkan, seperti dikatakan Prof. Dr. S. C. Utami Munandar berarti kita
sudah memberi dasar kokoh pada kehidupan anak selanjutnya, karena dalam dirinya
sudah terbentuk sikap dan pribadi kreative. Dengan begitu, ia akan lebih siap dan
mampu menghadapi masalah-masalah di masa depan. Sebagaimana kehidupan ini berubah
amat cepat, jika anak tidak kreatif ia takkan mampu menyesuaikan diri dengan segala
perubahan yang terjadi d zamannya. Jadi, jika orang tua ingin anaknya tumbuh dan
berkembang sebagai orang kreatif, optimalkan fungsi belahan otak kanannya sejak sekarang.
Menurut Conny, hal ini sudah bisa dilakukan sejak anak berusia nol tahun karena
manusia itu mulai belajar sejak nol tahun.
E. USAHA YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH ORANG TUA DAN GURU
Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan oleh orang tua dan guru, diantaranya :
1. Saat balita ajak anak belajar sambil bermain. Ketika menginjak usia sekolah, ikuti gaya
belajar yang membuatnya nyaman. Mungkin saja, ia tak bisa maksimal belajar lantaran
harus duduk manis dan memilih belajar sambil berpindah-pindah tempat. Sama halnya bila
ia suka belajar sambil mendengarkan musik, mendendangkan lagu, atau lainnya.
2. Manfaatkan sarana yang ada di rumah untuk belajar. Kita juga bisa menggunakan alat-alat
yang tak terpakai seperti bekas gelas air mineral maupun fasilitas, seperti komputer,
internet, sebagai sarana anak belajar.
3. Berkomunikasilah intens dengan anak. Ajak ia berdiskusi mengenai berbagai masalah
dalam keseharian. Jika ada masalah, ajari anak untuk mencari solusi, lalu berikan
kesempatan kepada anak untuk mengatasi masalahnya sendiri. Cara ini akan menstimulasi
daya kreativitas anak untuk mengatasi masalah.
4. Hindari kata jangan ketika melarang anak melakukan sesuatu yang membahayakan atau
yang tidak perlu. Sebab kata ini akan memasung daya kreativitas anak. Ganti dengan kata
sebaiknya sambil menjelaskan mengapa ia perlu mempertimbangkan untuk melakukan hal
yang sebaiknya itu.
5. Kita perlu membiasakan anak untuk anak untuk menemukan alternatif jawabannya. Misal,
kita bertanya mengapa anak harus sekolah? Jawaban yang biasa mungkin supaya ia pintar.
Tetapi alternatif jawaban lain bisa beragam, misal, supaya ia bisa belajar banyak hal positif,
supaya kelak ia bisa menjadi dokter, supaya ia bisa bermain dengan teman-temannya, dan
lainnya.
6. Jika anak sudah menunjukkan kreativitasnya, kita perlu memberinya penghargaan. Tak
perlu mahal, tetapi bisa membuat anak merasa dihargai, seperti pelukan, pujian, belaian,
dan lainnya.
Hal yang harus dipahami oleh orang tua :
1. Pribadi
Hal pertama yang harus orang tua ketahui dalam upaya mengembangkan kreatifitas anak
adalah dengan memahami pribadi mereka, diantaranya dengan :
Memahami bahwa setiap anak memiliki pribadi berbeda, baik dari bakat, minat,
maupun keinginan.
Menghargai keunikan kreativitas yang dimiliki anak, dan bukan mengharapkan hal-
hal yang sama antara satu anak dengan anak lainnya, karena setiap anak adalah pribadi yang
unik, dan kreatifitas juga merupakan sesuatu yang unik.
Jangan membanding-bandingkan anak karena tiap anak memiliki minat, bakat,
kelebihan serta ketebatasannya masing-masing. Pahamilah kekurangan anak dan
kembangkanlah bakat dan kelebihan yang dimilikinya.
2. Pendorong
Dorongan dan motivasi dari orang tua sangat berguna bagi anak dalam mengembangkan
motivasi instrinsik mereka, dengan begitu mereka akan sendirinya berkreasi tanpa merasa
dipaksa dan dituntut ini itu, kita dapat melakukan :
Berilah fasilitas dan sarana bagi mereka untuk berkreasi, misalnya melalui mainan-
mainan yang bisa merangsang daya kreativitas anak misalnya balok-balok susun, lego,
mainan alat dapur dan sebagainya. Hindari memberikan mainan yang tinggal pencet tombol
atau mainan langsung jadi.
Ciptakan lingkungan keluarga yang mendukung kreatifitas anak dengan memberikan
susana aman dan nyaman.
Hindari membatasai ruang gerak anak didalam rumah karena takut ada barang-barang
yang pecah atau rusak, karena cara ini justru bisa memasung kreativitas mereka, alangkah
lebih baik jika orang tua mau mengalah dengan menyimpan dahulu barang-barang yang
mudah pecah ketempat yang aman atau bisa meyediakan tempat khusus bermain anak,
dimana anak bebas berkreasi.
Disiplin tetap diperlukan agar ide-ide kreatif mereka bisa terwujud.
3. Proses
Proses berkreasi merupakan bagian paling penting dalam pengembangan kreativitas
dimana anak akan merasa mampu dan senang bersibuk diri secara kreatif dengan aktifitas
yang dilakukannya, baik melukis, menyusun balok, merangkai bunga dan sebagainya.
Beberapa hal yang dapat dilakukan:
Hargailah kreasinya tanpa perlu berlebihan, karena secara intuisif anak akan tahu
mana pujian yang tulus dan yang mana yang hanya akan basa-basi.
Hindari memberi komentar negatif saat anak berkreasi, apalagi disertai dengan
perintah ini itu terhadap karya yang sedang dibuatnya, karena hal ini justru dapat
menyurutkan semangatnya berkreasi.
Peliharalah harga diri anak dengan mengungkapkan terlebih dahulu komentar secara
positif. Dengan demikian anak akan merasa dirinya mampu dan dihargai lingkungannya
4. Produk
Pada tahap ini anak sudah bisa menghasilkan produk kreatif mereka, yang bisa dilakukan:
Hargailah hasil kreatifitas mereka meski hasilnya agak kurang memuaskan.
Pajanglah karya anak anda di kamar mereka atau tempat-tempat lain yang
memungkinkan. Dengan demikian, anak akan merasa bangga karena karyanya dihargai.
Orang tua harus memperhatikan pendidikan keterampilan keluarga. Cara ini dianggap
sebagai pendidikan yang mengarah pada perkembangan pemikiran dan kreativitas seni anak.
Diwaktu luang, anak diberi kesempatan memecahkan masalah yang dihadapinya pada saat
berkarya. Hal-hal yang akan membuka wawasannya dapat membantu mereka
mengembangkan kemampuan di saat berkarya. Cara ini dapat mempengaruhi daya cipta anak
dengan sempurna dalam bentuk karya seni yang berbeda-beda. Tidak diragukan lagi bahwa
usaha, sarana, latihan, pengalaman mewarnai, menggaris, mengukur, membentuk, menandai,
menimbang, dll. dapat membantu perkembangan ekspresi seni pada diri anak. Aturan hidup,
baik ketika masih kecil maupun sudah dewasa, adalah faktor yang menentukan. Keunggulan
generasi ditentukan oleh pemanfaatan waktu luang, terutama pada anak. Memanfaatkan
waktu luang sangat bergantung pada kebiasaan orang tua dan lingkungan masyarakat sekitar,
supaya kita dapat menyelamatkan anak-anak dari kebosanan belajar. Kami mengajak kepada
para orang tua untuk sepenuhnya mencurahkan perhatian dengan memanfaatkan waktu luang
bagi anak, seperti olahraga, kesenian, keilmuan, serta kegiatan lain yang bermanfaat baginya,
bagi keluarga, masyarakat, dan agamanya.
Dalam rangka mengembangkan kreativitas anak, maka orang tua dalam keluarga
sangat berperan sekali, hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Ambali dalam Munandar
tentang sikap orang tua yang menunjang kreativitas anak yaitu :
1. Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk mengungkapkannya.
2. Memberi waktu untuk berpikir, merenung dan berkhayal.
3. Membiarkan anak untuk mengambil keputusan sendiri.
4. Mendorong kemelitan (pen:keingintahuan) anak, untuk menjajaki dan mempertanyakan
banyak hal.
5. Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang ingin dicoba dilakukan, dan apa
yang dihasilkan.
6. Menunjang dan mendorong kegiatan anak.
7. Menikmati keberadaannya bersama anak.
8. Memberi pujian yang sungguh-sungguh kepada anak.
9. Mendorong kemandirian anak dalam bekerja.
10. Melatih hubungan kerjasama dengan anak.
Orang tua sangat mempengaruhi bagi seorang anak dalam mengembangkan
kreativitasnya. Kenyataan pada saat ini masih banyak keluarga yang mengabaikan
pengembangan kreativitas anak secara maksimal dengan asumsi bahwa anak dapat
berkembang dengan sendirinya, sehingga banyak variasi yang dialami anak dalam
mengembangkan kreativitasnya bahkan banyak anak yang berpotensi tidak dapat
mengembangkan kreativitasnya karena tidak adanya bimbingan secara khusus dari orang tua.

Sikap orang tua juga berpengaruh pada perkembangan kreativitas pada anak, diantaranya :
1. Beberapa faktor penentu
a. Kebebasan
Orang tua yang percaya untuk memberikan kebebasan pada anak cenderung mempunyai anak
kreatif.
b. Respek
Anak kreatif biasanya mempunyai orang tua yang menghormati mereka sebagai individu,
percaya pada kemampuan mereka dan menghargai keunikan anak.
c. Kedekatan emosi yang sedang
Kreativitas anak dapat dihambat dengan suasana emosi yang mencerminkan rasa
permusuhan, penolakan, atau rasa terpisah. Namun keterikatan emosi yang berlebih juga
tidak menunjang pengembangan kreativitas.
d. Prestasi bukan angka
Orang tua anak kreatif menghargai prestasi anak, mereka mendorong anak untuk berusaha
sebaik-baiknya dan mengahasilkan karya-karya yang baik.
e. Orang tua aktif dan mandiri
Bagaimana sikap orang tua terhadap diri sendiri amat penting karena orang tua menjadi
model utama bagi anak.
f. Menghargai kreativitas
Anak yang kreatif memperoleh banyak dorongan dari orang tua untuk melakuakan hal-hal
yang kreatif.
2. Orang tua sebagai model
Model yang paling penting adalah orang tua yang kreatif yang memusatkan
perhatiannya terhadap bidang minatnya anak yang menunjukan keahlian dan disiplin diri
dalam bekerja, semangat, dan motivasi internal
Orang tua dan guru harus menunjang kreativitas anak dengan cara :
1. Yang Menunjang
a. Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk memngungkapkannya
b. Memberi waktu kepada anak untuk berpikir, merenung, dan berkhayal
c. Membolehkan anak mengambil keputusan sendiri
d. Mendorong kemelitan anak, untuk menjajaki dan mempertannyakan hal2
e. Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang ingin dicoba dilakukan, dan
apa yang dihasilkan
f. Menunjang dan mendorong kegiatan anak
g. Menikmati keberadaannya bersama anak
h. Memberi pujian yang sungguh-sungguh kepada anak
i. Menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan anak.

Dalam upaya mengembangkan kreativitas anak atau mengoptimalkan fungsi belahan


otak kanannya. Orang tua tidak boleh menjadikan anak sebagai objek yang harus menerima
apa saja yang ia sampaikan. Justru orang tua harus menjadikan anaknya sebagai subjek yang
dilibatkan secara intensive berdialog (komunikasi dua arah) dengan mengacu pada topik
yang kita bicarakan. Ini akan lebih efektif dan mengena karena belahan otak kanannya akan
terfungsikan. Namun, apa yang disampaikan harus menerobos ke pusat minat anak, yang
selanjutnya akan tergerak pula emosinya, hingga anak terdorong untuk berpikir.
Hal ini disebut getaran emosional yang menjadikan berpikirnya anak tersentuh. Tentunya
apa yang orang tua sampaikan haruslah familiar buat anak agar anak tertarik (masuk ke
pusat minat), hingga ia pun tergerak untuk mengetahuinya, yang dilanjutkan dengan berpikir.
DAFTAR PUTAKA
Hurlock, B. Elizabeth. 2005. Perkembangan Anak 1. Jakarta: Erlangga
Santrock, W. John. 2007. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Munandar,Utami. 2004. Pengembangan Emosi dan Kreativitas. Jakarta ; Rineka Cipta
http://sjaifulachmad62.wordpress.com/anak-kreatif-akan-lebih-sukses/
http://efati.blogspot.com/2012/06/peran-lingkungan-keluarga-terhadap.html
http://www.pikiran-rakyat.com/node/227599

Anda mungkin juga menyukai