KERANGKA TEORITIS
dikaitkan dengan sikap seseorang yang dianggap sebagai kreatif. Pada berbagai
literatur terdapat banyak defenisi tentang kreativitas tetapi tampaknya tidak ada
kreatif dipandang sebagai ciri-ciri mental yang langka yang dihasilkan oleh
individu luar biasa berbakat melalui penggunaan proses pemikiran yang luar
biasa, cepat, dan spontan. Pandangan ini mengatakan bahwa kreativitas tidak
dapat dipengaruhi oleh pembelajaran dan kerja kreatif lebih merupakan suatu
kejadian tiba-tiba daripada suatu proses panjang sampai selesai seperti yang
dilakukan dalam sekolah, sehingga dalam pandangan ini ada batasan untuk
dalam isi dan sikap sehingga dapat dikaitkan dengan kerja dalam periode panjang
yang disertai perenungan. Jadi, kreativitas bukan hanya merupakan gagasan yang
cepat dan luar biasa. Menurut pandangan ini kreativitas dapat ditanamkan pada
19
20
kreativitas. Pertama kreativitas yang mengacu pada jenis tertentu berpikir atau
fungsi mental, jenis ini sering disebut berpikir divergen. Kedua, kreativitas
ide yang telah ada. Kreativitas sebagai sikap adalah kemampuan diri untuk
melihat perubahan dan kebaruan, suatu keinginan untuk bermain dengan ide-ide
sebagai proses adalah suatu kegiatan yang terus-menerus memperbaiki ide-ide dan
karya sebelumnya.
21
secara verbal dalam kemampuan berpikir kreatif dan sikap kreatif. Kemampuan
berpikir kreatif dapat diartikan sebagai tingkat kesanggupan berpikir anak untuk
suatu masalah, lentur, asli dan terinci, berdasarkan data dan imformasi yang
tersedia.
rasa ingin tahu, bersifat imajinatif, merasa tertantang oleh kemajemukan, sifat
kemampuan berpikir kreatif tetapi juga pemupukan sikap dan ciri-ciri kepribadian
kreatif. Orang-orang kreatif memiliki rasa ingin tahu, banyak akal, memliki
memiliki dedikasi terhadap pekerjaan dan banyak lagi karakteristik yang lain.
22
melakukan suatu kegiatan yang ditandai oleh empat komponen, yaitu : fluency
(2) Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal;
atau unsur-unsur.
(2) Menambah atau memperinci detil-detil dari suatu obyek, gagasan, atau situasi
berpikir kreatif adalah kemampuan berpikir yang sifatnya baru yang diperoleh
orisinal, dan elaborasi dan berpikir kreatif adalah suatu proses berpikir yang
berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi tapi masih dalam kesadaran. Ketika
masalah.
ada kaitannya satu sama lain. Padahal jika kita melihat seorang matematikawan
yang menghasilkan formula baru dalam bidang matematika maka tidak dapat
diabaikan potensi kreatifnya. Kreatif bukanlah sebuah ciri yang hanya ditemukan
pada seorang seniman atau ilmuwan, tetapi juga merupakan bagian dari kehidupan
sehari-hari.
24
merumuskan masalah secara bebas, bersifat penemuan dan baru. Ide-ide tersebut
baru dan menghasilkan jawaban divergen yang berkaitan dengan kreativitas secara
(1998:1) berpendapat bahwa salah satu ciri dasar pemikir kreatif yaitu mempunyai
lebih dari satu jawaban untuk kebanyakan pertanyaan dan mempunyai lebih dari
dalam memecahkan soal yang proses kognitifnya dianggap sebagai cirri berpikir
sebuah produk yang diindikasikan sebagai hasil dari berpikir kreatif atau disebut
jawaban yang dapat dinilai dengan criteria seperti fleksibilitas, orisinalitas, dan
kesesuaian (appropriateness).
25
Balka (dalam Mina, 2006: 15). Dalam penelitiannya Balka meminta subyek
dihasilkan dan keaslian dikaitkan dengan jawaban benar yang berbeda atau
umum, diperkenalkan pertama kali oleh peneliti Amerika yaitu Guilford (1959)
dan Torrance (1969) pada tahun 50-an dan tahun 60- an. Dalam soal jenis ini
proses berpikir divergen atau kreatif telah banyak dikembangkan oleh para
peneliti.
hari, kita tidak terlepas dari sesuatu yang namanya masalah, sehingga pemecahan
merupakan pertanyaan yang harus dijawab atau direspon siswa. Tidak semua
hanya jika pertanyaan itu menunjukkan adanya suatu tantangan (challenge) yang
tidak dapat dipecahkan oleh prosedur rutin yang sudah diketahui oleh
memecahkan suatu dilemma atau situasi yang baru atau yang membingungkan,
masalah bagi seseorang siswa akan menjadi “pertanyaan” bagi siswa lainnya
pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum
dikenal atau proses berpikir untuk menentukan apa yang harus dilakukan ketika
kita tidak tahu apa yang harus kita lakukan. Dari pernyataan tersebut, (dalam
menyelesaikan masalah”.
adalah:
27
pemecahan masalah
(http: //educare .e_fkipunla .net /index .php ?option .com) menyatakan bahwa:
strategi yang dapat digunakan bergantung pada masalah yang akan dipecahkan.
Namun, ada strategi pemecahan masalah yang bersifat umum yaitu yang
disarankan oleh George Polya. Menurut Polya (dalam Ruseffendi, 1991), untuk
memecahkan suatu masalah ada empat langkah yang dapat dilakukan, yakni:
28
1. Memahami masalah.
Kegiatan dapat yang dilakukan pada langkah ini adalah: apa (data) yang
2. Merencanakan pemecahannya.
Kegiatan yang dapat dilakukan pada langkah ini adalah: mencoba mencari
penyelesaian.
Kegiatan yang dapat dilakukan pada langkah ini adalah: menganalisis dan
dikerjakan langsung tanpa ada gambar karena dari masalah tersebut siswa kurang
lebih sudah dapat memahaminya. Sedangkan jika soal berbentuk gambar, guru
kembali ke dalam soal cerita. Karena siswa dapat mengerti dan memahami unsur-
terbiasa mengerjakan soal-soal yang tidak hanya mengandalkan ingatan yang baik
saja, tetapi siswa diharapkan dapat mengaitkan dengan situasi nyata yang pernah
dengan benda kongkrit, lalu siswa akan mempelajari ide-ide matematika secara
D. Pendekatan Open-Ended
matematika yang pertama kali dilakukan oleh para ahli pendidikan matematika
siswa untuk meginvestigasi berbagai strategi dan cara yang diyakininya sesuai
dan pada saat yang sama kegiatan-kegiatan kreatif dari setiap siswa terkomunikasi
dalam kegiatan matematik dan kegiatan siswa disebut terbuka jika memenuhi
kegiatan kreatif siswa dan berpikir matematika secara simultan. Oleh karena itu
hal yang perlu diperhatikan adalah kebebasan siswa untuk berpikir dalam
ended adalah soal yang memiliki lebih dari satu penyelesaian yang benar.
Pertanyaan yang mempunyai jawaban benar lebih dari satu dan siswa menjawab
dengan caranya sendiri tanpa harus mengikuti proses pengerjaan yang sudah ada.
serta tersedia keleluasaan bagi siswa untuk memakai sejumlah metoda yang
open-ended adalah masalah yang tidak rutin dan bersifat terbuka. Sedangkan dasar
32
open, end products are open, dan ways to develop are open. Proses terbuka
maksudnya adalah tipe soal yang diberikan memiliki banyak cara penyelesaian
yang benar. Hasil akhir yang terbuka, maksudnya adalah tipe soal yang diberikan
mengubah kondisi dari masalah yang pertama (asli). Dengan demikian pendekatan
ini selain membuat siswa dapat menyelesaikan maslaah tetapi juga dapat
semacam soal tadi diberikan pada para siswa di sekolah, setidaknya ada lima
1. Para siswa terlibat lebih aktif dalam proses pembelajaran dan mereka dapat
mengungkapkan ide-ide mereka secara lebih sering. Para siswa tidak hanya
pasif menirukan cara yang dicontohkan gurunya. Pemecahan masalah open-
ended memberikan lingkungan pembelajaran yang bebas, responsive, dan
mendukung kareana banyak jawaban.
2. Para siswa mempunyai kesempatan yang lebih dalam menggunakan
pengetahuan dan keterampilan matematika mereka secara menyeluruh. Ya,
mereka terlibat lebih aktif dalam menggunakan potensi pengetahuan dan
keterampilan yang sudah dimiliki sebelumnya.
3. Setiap siswa dapat menjawab permasalahan dengan caranya sendiri. Ini artinya,
tiap kreativitas siswa dapat terungkapkan.
4. Pembelajaran dengan menggunakan open-ended problems semacam ini
memberikan pengalaman nyata bagi siswa dalam proses bernalar.
5. Ada banyak pengalaman-pengalaman (berharga) yang akan didapatkan siswa
dalam bentuk kepuasan dalam proses penemuan jawaban dan juga mendapat
pengakuan dari siswa-siswa lainnya
Mungkin ada sebagian siswa yang merasa bahwa kegiatan belajar mereka mereka
tampaknya lebih aktif sebagai motivator pengetahuan tentang materi pelajaran dan
34
metode yang digunakan umumnya metode ceramah yang diselingi dengan Tanya
jawab, diskusi dan penugasan. Siswa dalam hal inimkurang aktif mendapatkna
konvensional mengikuti pola sebagai berikut : (a) guru sering mencontohkan pada
siswa bagaimana menyelesaikan soal, (b) siswa belajar dengan cara mendengar
sendiri, (c) pada saatmengajar matematik, guru langsung menjelaskan topik yang
akan dipelajari, dilanjutkan dengan pemberian contoh dan soal untuk latihan.
metode ini harus digunkana dengan secara jeli dengan melihat kondisi dari peserta
yang perlu diperhatikan, yaitu dapat menyampaikan nilai-nilai intrinsic dari materi
pelajaran, menyajikan materi pelajaran dengan cara yang cepat dan sederhana
serta dalam waktu yang sama dapat menjangkau jumlah pebelajar yang besar,
mengacu pada metode ceramah ini disebabkan oleh berbagai pertimbangan dan
ceramah, demikian juga siswa mereka akan belajar manakala ada guru yang
siswa untuk mengerjakan di papan tulis. Siswa bekerja individual atau bekerja
sama dengan teman yang duduk di sampingnya, kegiatan terakhir siswa mencatat
Pembelajaran
Diskusi kelas mengenai strategi dan
menggunakan rumus
pemecahan dari problem serta
yang harus diterangkan,
5. penyimpulan dengan bimbingan guru.
diterima, dihapalkan,
dan dilatihkan.
(Sumber : Suyatno, Model-Model Pembelajaran beserta Sintaksnya)
36
salah satu metode yang dapat menjadikan siswa bisa berpikir kreatif, logis, dan
kritis. Hal ini sangat mungkin terjadi karena dalam metode pengajaran pendekatan
hasil akhir, yang benar dan pembelajaran open-ended diawali dengan memberikan
masalah terbuka kepada siswa. Sehingga hal ini dapat menyediakan pengalaman
kemampuan, atau cara-cara berpikir yang telah siswa pelajari. Pendekatan ini
Salah satu teori belajar atau pandangan yang sangat terkenal berkaitan
kesempatan siswa untuk melakukan segala sesuatu secara bebas sesuai kehendak
mereka sehingga siswa lebih aktif dan guru berfungsi sebagai motivator bagi
tidak berhubungan dengan pengetahuan yang ada, maka pengetahuan itu akan
dipelajari siswa melalui belajar hafalan. Hal ini disebabkan pengetahuan yang
diatas, maka Ausubel mengemukakan apa yang disebut pengorganisir awal, yaitu
kognitif yang dimiliki agar siswa siap menerima materi pembelajaran yang baru.
open-ended ini yang merupakan ragam berpikir dimana didalamnya terjadi proses
dunia matematika atau sebaliknya yang sejalan dengan teori Bruner karena
enaktif, ikonik dan simbolik. Pola pikir siswa dikembangkan dari hal–hal yang
masing-masing sejalan dengan teori Piaget. Piaget (Hergenhann, B.R & Matthew,
sebagai proses aktif sehingga pengetahuan yang diberikan kepada siswa tidak
sehingga dalam hal ini guru dalam proses belajar mengajar berfungsi sebagai
konsep baru, siswa selalu diajak bahkan ditugaskan dalam kerja kelompok untuk
dan pengalaman baru, serta untuk memecahkan masalah yang muncul. Dalam
tidak dapat sendiri. Jadi disini guru mengatur dan menyediakan lingkungan
ini dapat dipahami sebab pemecahan masalah merupakan tipe belajar paling tinggi
baik, karena siswa yang mendapat skor antara 50-100 sebanyak 52,5% dan
siswa dengan menggunakan pembelajaran open-ended lebih baik dari pada siswa
kreatif dan pemecahan masalah khusunya pada siswa SMP. Pembelajaran dengan
digunakan dan instrumen penelitian yang digunakan secara lengkap dibahas pada
BAB III.
H. Kerangka Konseptual
Siswa biasanya dapat berpikir mengenai persoalan matematika jika siswa dapat
komunikasi matematika.
itu, peserta didik juga kurang percaya diri dan tidak berani mengemukakan
pendapat.
pembelajaran yang tepat dan menarik, dimana peserta didik dapat belajar secara
aktif untuk menyelesaikan soal dengan berbagai cara, yaitu dengan menggunakan
satu topik dan keterkaitannya dengan topik lainnya baik dalam pembelajaran
42
sesuai dengan apa yang ada dirumusan masalah pada BAB I. Adapun aspek yang
mereka dihadapkan pada suatu masalah atau situasi yang harus dipecahkan. Jika
matematika.
matematik siswa dapat berkembang secara maksimal dan juga pada saat yang
penyelesaian yang benar lebih dari satu serta mungkin juga dengan banyaknya
dan membawa siswa dalam menjawab masalah dengan banyak cara serta mungkin
intelektual dan pengalaman siswa dalam proses menemukan sesuatu yang baru
daripada siswa yang hanya setelah diberi pembelajaran yang diakhiri dengan
yang pada akhirnya menjawab masalah dengan sesuai dengan apa yang
open-ended lebih baik dari pada kemampuan berpikir kreatif matematik siswa
konvensional.
siswa akan lebih baik daripada siswa dengan pembelajaran konvensional serta
dengan menerapkan 4 aspek proses pemecahan masalah menurut Polya akan lebih
membantu siswa dalam memecahkan masalah karena salah satunya siswa mampu
siswa yang hanya setelah diberi pembelajaran yang diakhiri dengan latihan tanpa
45
akhirnya proses pemecahan masalah sesuai dengan apa yang diharapkan guru-
guru konvensional.
Aktifitas belajar siswa atau kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi
kelas mereka aktif dalam diskusi, mengajukan pertanyaan dan gagasan, serta aktif
gagasan dan sekaligus berani pula menerima gagasan orang lain; serta memiliki
dipelajari melalui kuis atau tes terstandar. Siswa hanya menerima saja apa-apa
pendapat sangat kurang, sehingga siswa menjadi pasif dalam belajar, dan belajar
laku dikontrol oleh stimulasi dan respon yang diberikan siswa. Adapun pengertian
dari respon siswa adalah prilaku yang lahir sebagai hasil masuknya stimulus yang
perasaan senang. Oleh karena itu, respon siswa merupakan salah satu factor
pembelajaran.
Rendahnya respon siswa belum tentu sumber kesalahan materi ajar pada
diri siswa, kemampuan guru menyampaikan materi yang kurang memadai dapat
Suara guru yang kurang keras, guru yang kurang tegas, metode pembelajaran yang
kurang tepat, atau posisi guru saat mengajar banyak duduk dapat membawa
suasana yang tidak menarik perhatian, membuat siswa menjadi takut dan tidak
yang cenderung diam, mendengarkan dan mencatat hal-hal yang penting dari
pelajaran. Hal ini mengakibatkan sikap anak yang pasif terhadap pelajaran yang
pembelajaran yang diberikan guru. Hal itu disebabkan oleh kebiasaan cara guru
I. Hipotesis Penelitian
konvensional.
pembelajaran konvensional.