Kemampuan berpikir kreatif sangat diperlukan mengingat bahwa dewasa ini ilmu
pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat dan memungkinkan siapa saja bisa
memperolah informasi secara cepat dan mudah dengan melimpah dari berbagai sumber dan
tempat manapun di dunia. Hal ini mengakibatkan cepatnya perubahan tatanan hidup serta
perubahan global dalam kehidupan. Jika tidak dibekali dengan kemampuan berpikir kreatif
maka tidak akan mampu mengolah menilai dan megambil informasi yang dibutuhkan untuk
menghadapi tantangan tersebut. Oleh karena itu kemampuan berpikir kritis dan kreatif adalah
merupakan kemampuan yang penting dalam kehidupan.
Ada banyak cara untuk mengukur kecakapan berpikir kreatif dan cara-cara tersebut
tidak terikat baku, tetapi dapat dimodifikasi dengan kondisi pembelajaran yang
dilangsungkan oleh guru. Berpikir kreatif dalam pembelajaran menuntut adanya sesuatu yang
baru untuk diciptakan, sehingga proses pembelajaran sangat mengembangkan kemampuan
siswa dalam berimajinasi, mengolah dan menalar informasi, serta menciptakan produk.
Berpikir adalah suatu proses pencarian gagasan, ide-ide, dan konsep yang diarahkan
untuk pemecahan masalah. Dikatakan sebagai proses karena sebelum berpikir kita tidak
mempunyai gagasan maupun ide, dan sewaktu berpikir itulah ide bisa datang sehingga
melahirkan berbagai pemikiran, diantaranya adalah pemikiran kreatif.
Berpikir juga dapat diartikan dengan bertanya tentang sesuatu, karena disaat kita
berpikir yang ada diotak kita adalah berbagai pertanyaan analisa diantaranya adalah: apa,
mengapa, kenapa, bagaimana, dan dimana.
Berpikir kreatif adalah berpikir secara konsisten dan terus menerus menghasilkan
sesuatu yang kreatif/orisinil sesuai dengan keperluan. Penelitian Brookfield (1987)
menunjukkan bahwa orang yang kreatif biasanya :
1. Sering menolak teknik yang standar dalam menyelesaikan masalah,
2. Mempunyai ketertarikan yang luas dalam masalah yang berkaitan maupun tidak
berkaitan dengan dirinya,
3. Mampu memandang suatu masalah dari berbagai perspektif,
4. Cenderung menatap dunia secara relatif dan kontekstual, bukannya secara universal
atau absolut,
5. Biasanya melakukan pendekatan trial and error dalam menyelesaikan permasalahan
yang memberikan alternatif, berorientasi ke depan dan bersikap optimis dalam
menghadapi perubahan demi suatu kemajuan.
Berpikir kreatif harus memenuhi tiga syarat. Pertama, kreatifitas melibatkan respon
atau gagasan yang baru, atau yang secara statistik sangat jarang terjadi. Tetapi kebaruan saja
tidak cukup tetapi harus mudah dan masuk akal. Kedua, memecahkan masalah persoalan
secara realitis. Ketiga, kreatifitas merupakan usaha untuk mempertahankan in-sight yang
orisinil, menilai dan mengembangkannya sebaik mungkin. Kreativitas sebagai produk
berkaitan dengan penemuan sesuatu, memproduksi sesuatu yang baru, daripada akumulasi
keterampilan atau berlatih pengetahuan dan mempelajari buku
Keterampilan afektif yang termuat dalam berfikir kreatif antara lain: merasakan
masalah dan peluang, toleran terhadap ketidakpastian, memahami lingkungan dan kekreatifan
orang lain, bersifat terbuka, berani mengambil resiko, membangun rasa percaya diri,
mengontrol diri, rasa ingin tahu, menyatakan dan merespon perasaan dan emosi dan
mengantisipasi sesuatu yang tidak diketahui.
Sedangkan keterampilan metakognitif yang termuat dalam berfikir kreatif antara lain:
merancang strategi, menetapkan tujuan dan keputusan, memprediksi dari data yang tidak
lengkap, memahami kekereatifan dan sesuatu yang tidak dipahami orang lain, mendiagnosa
informasi yang tidak lengkap, membuat pertimbangan multipel, mengatur emosi dan
memajukan elaborasi solusi masalah dan rencana.
Menurut Mc. Kinnon, orang-orang yang kreatif memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Memandang dirinya berbeda dan lebih sering melukiskan dari mereka sebagai
berdaya cipta, tak tergantung, bersifat individualis.
2. Lebih terbuka dalam pengalaman dan perasaan.
3. Secara relatif tidak tertarik pada detail kecil, tetapi lebih tertarik pada arti dan
implikasi, memiliki fleksibel kognitif, ketrampilan verbal, berminat untuk
berkomunikasi dengan orang lain, bertindak tepat, mempunyai keingintahuan
intelektual yang besar.
4. Lebih tertarik secara mendalam menyerap pengalaman daripada
mempertimbangkan.
5. Lebih bersifat intuitif.
Menurut Evans, Guilford dan Torraance, menyebutkan ciri berfikir kreatif antara lain
: Fluency, Flexibility, Elaboration, dan Sensitivity. Adapun penjelasan adalah sebagai berikut.
1. Fluency (kelancaran) adalah kemampuan membangun banyak ide. Semakin banyak
peluang yang didapat, maka semakin banyak peluang untuk mendapatkan ide-ide
yang bagus.
2. Flexibility (keluwesan) adalah kemampuan membangun ide yang beragam yaitu
kemampuan untuk mencoba berbagai pendekatan dalam memecahkan masalah.
3. Originality (keaslian) adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide yang luar biasa
yang tidak umum.
4. Problem sensitivity (kepekaan masalah) adalah kemampuan mengenal adanya suatu
masalah atau mengabaikan fakta yang kurang sesuai untuk mengenal masalah yang
sebenarnya.
5. Elaboration (elaborasi) adalah kemampuan untuk memotong, mengembangkan atau
membubuhi ide atau produk.
Williem, menambahkan prilaku terkait dengan berfikir kreatif siswa antara lain:
1. Risk taking yakni mempunyai keberanian untuk menyatakan sendiri kesalahan atau
kritikan, tebakan dan mempertahankan ide sendiri.
2. Complexity yakni mencari berbagai alternatif, membawa keluar dari kekacauan dan
menyelidiki kedalam masalah atau ide yang rumit.
3. Curiosity yakni keinginan untuk tahu dan kagum, bermain dengan suatu ide,
membuka suatu teka-teki dan mempertimbangkan sesuatu yang misteri.
4. Imagination yakni mempunyai kekuatan untuk visualisasi dan membangun mental
image dan meraih di lingkungan nyata.
C. Indikator Berpikir Kreatif
Ada lima indikator berfikir kreatif, sebagai sebuah proses yang melibatkan unsur-unsur
orisinalitas, kelancaran, fleksibelitas dan elaborasi. Keempat dari karakteristik tersebut
didefinisikan sebagai berikut.
1. Orisinalitas
Kategori orisinalitas mengacu pada keunikan dari respon apapun yang diberikan.
Orisinalitas yang ditunjukkan oleh sebuah respon yang tidak biasa, unik dan jarang
terjadi. Berfikir tentang masa depan bisa juga memberikan stimulasi ide-ide orisinil.
Jenis pertanyaan-pertanyaan yang digunakan untuk menguji kemampuan ini adalah
tuntutan penggunaan-penggunaan yang menarik dari objek-objek umum. Misalnya:
a. Desainlah sebuah komputer impian masa depan;
b. Pikirkan berapa banyak kabel yang anda gunakan?
2. Elaborasi
Kelancaran merupakan kemampuan untuk menciptakan banyak ide atau gagasan. Ini
merupakan salah satu indikator yang paling kuat dari berfikir kreatif, karena semakin
banyak ide, maka semakin besar kemungkinan yang ada untuk memperoleh sebuah
ide yang signifikan.
4. Fleksibilitas
5. Sensitivitas
peka terhadap sebuah masalah , sehingga menimbulkan rasa empati dalam diri
mereka. Cepat dalam memberikan respon maupun tanggapan
Berpikir kreatif tumbuh subur bila didukung oleh faktor personal dan situasional.
Diantaranya adalah :
1. Kemampuan Kognitif
Termasuk disini adalah kemampuan diatas rata-rata dan fleksibilitas kognitif.
Sedangkan telah kita ketahui potensi otak kita sangat besar. Faktor pertama ini dapat
kita penuhi dengan cara mengoptimalkan potensi otak, salah satu caranya adalah
dengan Accelerated learning.
Preparasi, pikiran harus mendapat sebanyak mungkin informasi yang relevan dengan
masalah tersebut. Kemudian informasi itu diproses secara analogis untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan pada tahap orientasi. Si pemikir harus benar-benar
mengoptimalkan pikirannya untuk mencari pemecahan masalah melalui hubungan
antara inti permasalahan, aspek masalah, serta informasi yang dimiliki.
Ketika proses pemecahan masalah menemui jalan buntu, biarkan pikiran beristirahat
sebentar. Sementara itu pikiran bawah sadar kita akan terus bekerja secara otomatis
mencari pemecahan masalah. Proses inkubasi yang tengah berlangsung itu akan
sangat tergantung pada informasi yang diserap oleh pikiran. Semakin banyak
informasi, akan semakin banyak bahan yang dapat dimanfaatkan dalam proses
inkubasi.
Si pemikir harus menguji dan menilai secara kritis solusi yang diajukan pada tahap
iluminasi. Bila ternyata cara yang diajukan tidak dapat memecahkan masalah, si
pemikir sebaiknya kembali menjalani kelima tahap itu, untuk mencari ilham baru
yang lebih tepat.
DAFTAR PUSTAKA