Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

PENGEMBANGAN POTENSI MANUSIA

“Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Kelompok

Mata kuliah Filsafat Pendidikan”

Dosen Mata Kuliah : Drs. H. Sudirman, M.Pd, Ph.D

OLEH :

KELOMPOK 5

MAWARDANINGSYAH (1847241074)
SRI WAHYUNI (1847241064)
NURFATIMA MULIANTI (1847242001)
SITTI HAJAR (1847241078)
ALIYAH ASDILAH (1847241069)
28E

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020
PENGEMBANGAN POTENSI MANUSIA

A. Manusia dan Potensinya


Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling potensial. Berbagai
kelengkapan yang dimiliki manusia memberikan kemungkinan baginya untuk
meningkatkan kualitas sumber daya dirinya. Secara biologis manusia tumbuh
dari makhluk yang lemah secara fisik (janin dan bayi), menjadi remaja,
dewasa dan kemudian menurun kembali kekuatannya dan setelah itu
pertumbuhan manusia berakhir pada kematian. Di luar itu manusia juga
memiliki potensi mental yang memberi peluang baginya untuk meningkatkan
kualitas sumber daya insaninya (Jalaluddin:2001). Lebih dari itu manusia juga
memiliki kemampuan untuk menghayati berbagai masalah yang bersifat
abstrak seperti simbol-simbol, ucapan dan ungkapan hingga pengenalan
kepada penciptanya. Potensi itu seluruhnya dinilai sebagai pengarahan dari
Penciptanya agar manusia mampu menjalani perannya sebagai hamba Allah
dalam pola dan perilaku yang benar. Dalam bahasa Islam, potensi ini disebut
juga dengan fitrah.
B. Pengembangan Potensi Manusia
Potensi manusia dan pengembangannya berbeda dengan makhluk lainnya.
Manusia adalah ciptaan Allah yang paling potensial. Potensi manusia
sangatlah lengkap dan sempurna. Hal ini menyebabkan manusia mampu
mengembangkan dirinya melalui potensi- potensi (innate potentials atau innate
tendencies) tersebut. Dalam diri manusia , terdapat empat potensi primerdari
Sang Pencipta yang senantiasa terus berkembang sampai batas-batas tertentu
yang telah ditentukan Jalaluddin (2003). Keempat potensi tersebut antara lain :
1. Potensi Naluriah (emosional)
Potensi naluriah ini merupakan sebuah dorongan yang sifatnya primer
berfungsi untuk memelihara keutuhan dan kelanjutan hidup manusia.
Diantara dorongan tersebut adalah berupa instink untuk memelihara diri,
seperti makan, minum, penyesuaian tubuh terhadap lingkungan dan
sebagainya. Dorongan ini berguna bagi manusia agar eksistensinya terjaga
supaya tetap hidup Kemudian dorongan yang kedua, yaitu dorongan untuk
mempertahankan diri. Adapun dorongan yang ketiga, berupa dorongan
untuk mengembangkan jenis. Dorongan ini berupa naluri seksual. Manusia
pada tahap pencapaian kematangan fisik (dewasa) menjadi tertarik terhadap
lawan jenisnya.
2. Potensi inderawi (hidayat al-hissiyat)
Potensi inderawi erat kaitannya dengan peluang ,manusia untuk
mengenal sesuatu di luar dirinya. Melalui alat indera yang dimilikinya,
manusia dapat mengenal suara, cahaya,warna, rasa, bau dan aroma maupun
bentuk sesuatu (Al-Jamaly:1981). Jadi indera berfungsi sebagai media yang
menghubungkan manusia dengan dunia di luar dirinya. Potensi inderawi
yang umum dikenal terdiri atas indera penglihat, pencium, peraba,
pendengar dan perasa. Namun di luar itu masih ada sejumlah alat indera
dalam tubuh manusia yang difungsikan melalui pemanfaatan alat indera
yang sudah siap pakai seperti mata, telinga, hidung,lidah, kulit, otak
maupun fungsi syaraf.
3. Potensi Akal (intelektual)
Potensi akal memberi kemampuan kepada manusia untuk memahami
simbol-simbol, hal-hal yang abstrak, membandingkan, menyintesis,
menganalisi, dan menyimpulkan yang pada akhirnya memilih dan
memisahkan antara yang benar dengan yang salah.
4. Potensi Agama (spiritual)
Potensi religius merupakanfitrah manusia yang cenderung kepada
keagamaan, keberaturan secara ilahiah sebagaimana tujuan diciptakannya
untuk menjadi khalifah dimuka bumi. Pengembangan potensi ini akan
mendorong manusia untuk mengenali arti hidup yang sebenarnya.
Dalam uraian di atas, potensi yang dimiliki manusia diistilahkan dengan
fitrah. Potensi atau fitrah yang dimiliki manusia pada hakekatnya
merupakan kemampuan dasar manusia yang meliputi kemampuan
mempertahankan kelestarian hidupnya, kemampuan rasional maupun
spiritual. Hanya saja, kemampuan tersebut masih bersifat embrio. Untuk itu
diperlukan berbagai potensi tersebut secara aktif. Upaya efektif untuk
maksud tersebut adalah melalui media pendidikan.
C. Pendekatan Pengembangan Potensi Manusia
Dalam upaya mengembangkan potensi manusia, dapat dilakukan dengan
beberapa pendekatan antara lain:
1. Pendekatan Filosofis
Pandangan filosofis melihat manusia itu diciptakan untuk memberikan
kesetiaaan, mengabdi dan menyembah hanya kepada pencipta-Nya.
Pengembangan potensi manusia harus harus bisa mengarahkan manusia
untuk menjadi abdi Tuhannya dan mengikuti nilai-nilai yang benar menurut
kebenaran ilahiah yang hakiki.
2. Pendekatan Sosial
Pendekatan ini memandang manusia sebagai makhluk sosial aristoteles
menyebut manusia sebagai makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat
(Cassier,1987). Sebagai makhluk sosial, manusia harus mampu
mengembangkan potensinya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
3. Pendekatan Kronologis
Pendekatan kronologis memandang manusia sebagai makhluk evolutif.
Dalam proses perkembangannya itu memerlukan didikan yang
mengarahkan kepada pembentukan fisikal dan mental berimbang.
4. Pendekatan Fungsional
Potensi manusia akan memberi impak yang lebih bermakna dalam
kehidupan apabila dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya. Setiap potensi
yang ingin dikembangkan hendaknya bertujuan. Artinya, ada target tertentu
dan secara wajar mengapa suatu potensi tertentu dikembangkan sehingga
terkawal dengan baik.
D. Tugas Pendidikan Dalam Pengembangan Potensi Manusia
Menurut Abdurrahman Al-Bani, tugas pendidikan dalam pengembangan
potensi adalah menjaga dan mengerahkan fitrah atau potensi tersebut menuju
kebaikan dan kesempurnaan, serta merealisasikan program tersebut secara
bertahap (Myskar:1989). Pengembangan berbagai potensi manusia (fitrah) ini
dapat dilakukan dengan kegiatan belajar, yaitu melalui institusi-institusi.
Belajar yang dimaksud tidak harus melalui pendidikan di sekolah saja, tetapi
juga dapat dilakukan di luar sekolah, baik dalam keluarga maupun masyarakat
ataupun melalui institusi sosial yang ada.
Menurut pendapat ahli sosiologi, secara sosiologis institusi-institusi sosial
tersebut dapat dikelompokkan ke delapan macam, yaitu keluarga, institusi
keagamaan, institusi pengetahuan, ekonomi, politik, kebudayaan,
keolahragaan dan media massa. Setiap institusi ini memiliki simbol, identitas
fisik dan nilai-nilai hidup yang menjadi pedoman perilaku anggotanya. Simbol
tiap-tiap institusi tersebut antara lain perkawinan, keyakinan dan ritus
keagamaan. Selanjutnya yang menjadi identitas fisik antara lain:mesjid,
sekolah, pabrik atau toko, majalah, televisi dan lain-lain (Tanlain: 1992).
DAFTAR PUSTAKA

E-journal STAINU Pacitan Konsepsi Potensi Manusia. Pada


https://Ejournal.stainupacitan.ac.id (diunduh pada 30 September 2020)

https://id.scribd.com/doc/22545245/MENGEMBANGKAN-POTENSI-
MANUSIA Diakses pada 29 September 2020

https://iwanbio02.blogspot.com/2009/05/pengembangan-potensi-manusia.html?
m=1 . Diakses pada 30 September 2020

Anda mungkin juga menyukai