Disusun Oleh:
UNIVERSITAS HAMZANWADI
TP. 2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia, dan hidayah-Nya sehingga
penulisan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, baik yang berupa
saran, kritik, bimbingan maupun bantuan lainnya. Penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada teman-teman yang telah membantu dalam mengerjakan makalah ini.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada semua pihak yang
telah membantu dan memberikan motivasi serta bimbingannya.
Demikian penulisan makalah ini, penulis menyadari banyak keterbatasan dan kekurangan ada
di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
peningkatan wawasan kami dalam memberikan penulisan makalah selanjutnya. Semoga makalah
ini bermanfaat pada semua pihak.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...........................................................................................................................
C. Tujuan ...................................................................................................................
D. Manfaat .................................................................................................................
A. Kesimpulan ...........................................................................................................
B. Saran......................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bimbingan dan konseling merupakan suatu wadah yang memberikan layanan-layanannya untuk
membantu siswa yang membutuhkan layanan tersebut. Layanan bimbingan dan konseling meliputi
beberapa aspek yaitu aspek pribadi, sosial, belajar dan karier. Dalam setiap layanan yang diberikan
terdapat fungsi bimbingan antara lain : fungsi pencegahan, fungsi pemeliharaan,
fungsipengembangandanmasihbanyaklagi.
Untuk mewujudkan tujuan bimbingan dan konseling yaitu perkembangan siswa optimal, maka
diperlukan suatu kerjasama dari berbagai pihak baik konselor (guru BK), siswa pihak sekolah,
orangtua siswa dan semua pihak yang bersangkutan.
Dalam pemecahan masalah setiap siswa, tentunya seorang konselor membutuhkan
keterampilan komunikasi. Komunikasi merupakan langkah pertama dalam proses konseling,
membina hubungan sangatlah peting dan konseling adalah bentuk khusus dari hubungan atau
komunikasi interpersonal. Dalam hal ini diartikan bahwa kaidah-kaidah yang berlaku pada
proses komunikasi yang berarti berlaku juga dalam proses konseling.
Komunikasi diantara orang-orang yang ada dalam satu hubungan konseling harus
menunjukan sikap menerima dan respeck, konselor harus harus berempati terhadap klien.
Oleh karena itu makalah ini akan menjelaskan secara singkat tentang aspek psikologi
(komunikasi dalam konseling)
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian komunikasi dalam bimbingan dan konseling?
2. Bagaimana keterampilan komunikasi konfrontasi?
3. Bagaimana keterampilan komunikasi pemecahan masalah?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui keterampilan komunikasi konfrontasi.
2. Untuk mengetahui keterampilan komunikasi pemecahan masalah.
D. MANFAAT
1. Para konselor dapat menerapkan teknik komunikasi ini dengan baik
2. Para siswa yang bermasalah menjadi lebih mudah diatasi
BAB 2
PEMBAHASAN
B. KETERAMPILAN KONFRONTASI
1. Pengertian
Yaitu teknik untuk mengulas pemikiran, perasaan dan pengalaman klien atau
keterampilan/teknik yang digunakan oleh konselor dimana berarti atau karena tingkah laku klien
ditafsirkan/diduga dan dimengerti dengan dikomunikasikan pada klien. Selain itu dalam
interpretasi, konselor menggali arti dan makna yang terdapat dibelakang kata-kata klien atau
dibelakang perbuatan/tindakannya yang telah diceritakannya.
Dalam praktiknya, konfrontasi diungkapkan melalui kalimat gabungan yang mengandung dua
kondisi yang kontradiktif seperti:
” Anda mengatakan bahwa anda senang bersekolah di sekolahmu, tetapi anda sering
membolos”.
” dik Nanda mengatakan sangat senang dengan keputusan orang tua, tetapi dik Nanda
menangis”.
“ Tadi kamu katakan bahwa kamu tidak mencintainya tetapi baru saja kamu juga mengatakan
bahwa kamu tidak bisa hidup tanpa dia”.
Konfrontasi digunakan hanya melalui kata-kata yang merupakan penyimpulan dari perkataan,
dan atau perbuatan konseli. Dengan kata lain, konfrontasi mendiskripsikan pesan konseli,
mengobservasi tingkah laku konseli, dan bukti-bukti lain yang sedang terjadi pada konseli.
Konfrontasi tidak boleh berisikan tuduhan, penilaian atau pemecahan masalah.
Menurut Marzano dkk (1988) problem solving adalah salah satu bagian dari proses
berpikir yang berupa kemampuan untuk memecahkan persoalan. Terminologi problem
solving digunakan secara ekstensif dalam psikologi kognitif, untuk mendeksripsikan ‘semua
bentuk dari kesadaran/pengertian/kognisi’. Anderson (1983) misalnya dikutip Marzano dkk
sebagai mengklasifikasikan semua perilaku yang diarahkan kepada tujuan (yang disadari atau
tidak disadari) sebagai problem solving. Jika Wickelgren (1974) mendefinisikan problem
solving sebagai upaya untuk mencapai tujuan khusus, maka Van Dijk dan Kintsch (1983)
dikutip Marzano dkk sebagai menyatakan bahwa problem solving terjadi bila pencapaian
tujuan tertentu mensyaratkan kinerja dan langkah langkah mental tertentu.
Girl dkk (2002) menyatakan bahwa pemecahan masalah adalah proses yang melibatkan
penerapan pengetahuan dan ketrampilan-ketrampilan untuk mencapai tujuan. Sedang
menurut Gagne & Briggs (1979) unjuk kerja pemecahan masalah itu berupa penciptaan dan
penggunaan aturan yang kompleks dan lebih tinggi tingkatannya, untuk mencapai solusi
masalah. Dalam pemecahan masalah pebelajar harus merecall/mengundang kembali aturan-
aturan yang lebih rendah (sub-ordinate) maupun informasi-informasi yang relevan, yang
diasumsikan telah dipelajari sebelumnya. Ketika aturan yang lebih tinggi tingkatannya telah
diperoleh, maka pebelajar sangat dimungkinkan akan menggunakannya dalam situasi yang
secara fisik berbeda namun secara formal mirip. Dengan perkataan lain, aturan baru yang
lebih kompleks yang telah diperoleh itu akan memungkinkan terjadinya transfer belajar.
Berpikir memecahkan masalah dan menghasilkan sesuatu yang baru adalah kegiatan yang kompleks dan
berhubungan erat satu dengan yang lain. Suatu masalah umumnya tidak dapat dipecahkan tanpa
berpikir, dan banyak masalah memerlukan pemecahan yang baru bagi orang-orang atau kelompok.
Sebaliknya, menghasilkan sesuatu (benda-benda, gagasan-gagasan) yang baru bagi seseorang,
menciptakan sesuatu, itu mencakup problem solving. Ini berarti informasi fakta dan konsep-konsep itu
tidak penting. Seperti telah kita ketahui, penguasaan informasi itu perlu untuk memperoleh konsep;
keduanya itu harus diingat dan dipertimbangkan dalam problem solving dan perbuatan kreatif. Begitu
pula perkembangan intelektual sangat penting dalamproblem solving (Slameto, 1990 : 139)
Setiap akar penyebab dari masalah dimasuskkan ke dalam diagram sebab akibat .
sedangkan penyebab yang tidak dapat diperkirakan, didaftarkan pada sebab akibat itu
secara tersendiri
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Komunikasi akan lebih efektif apabila tercapai saling pemahaman, yaitu pesan yang
disampaikan saat diterima dan dipahami oleh penerima.
Konfrontasi ini sifatnya membantu konseli, bukan dimaksudkan untuk menyerang konseli tetapi
dibatasi pada komentar-komentar khusus terhadap perilaku konseli yang tidak konsisten
Girl dkk (2002) menyatakan bahwa pemecahan masalah adalah proses yang melibatkan
penerapan pengetahuan dan ketrampilan-ketrampilan untuk mencapai tujuan. Sedang
menurut Gagne & Briggs (1979) unjuk kerja pemecahan masalah itu berupa penciptaan
dan penggunaan aturan yang kompleks dan lebih tinggi tingkatannya, untuk mencapai
solusi masalah.
B. SARAN
Sebaiknya dalam pem
Eunike Asnat. (2014). BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI “PROBLEM SOLVING ”.
retrieved from: http://asnateunike.blogspot.com/2014/11/bimbingan-dan-konseling-pribadi-
problem.html
Mulya Dewi. ( 2012). TEKNIK INTEPRETASI DAN KONFRONTASI DALAM PROSES KONSELING. Retrieved
from: http://dewi27bk.blogspot.com/2012/06/teknik-intepretasi-dan-konfrontasi.html?m=1
Nurina Anggraeni. Tesis. 2009. Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Penerapan Metode Problem Solving Di MTsN
Bantul Kota, Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta
Diniah, Kholifatut. (2016). Efektivitas Pelatihan Teknik Konfrontasi Terhadap Peningkatan Kemampuan Sosial Guru
Bimbingan dan Konseling dengan Siswa Autis. UIN Sunan Kalijaga