DISUSUN OLEH :
YULITA SIRINTI P.
K11112001
SARTIKA KALEMBEN
K11112016
USWATUN KHASANAH
K11112104
ADIATMA
K11112298
GABRIELA ANGGELINA S.
K11112302
RETNO BUDIATI
K11112333
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Teori Tipologi Hipocrates Galenus sebagai tugas mata kuliah Pendidkan dan
pelatihan.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai tipologi Hipocrate Galenus. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga
makalah
sederhana
ini
dapat
dipahami
bagi
siapapun
yang
membacanya. Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.
Makassar, Maret 2015
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ................................................................................................
ii
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................
1
2
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Psikologi Pendidikan ...............................................................................
14
14
15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan dan pelatihan adalah aspek yang sangat penting dalam upaya
promosi kesehatan masyarakat. Sesuai dengan salah satu kompetensi inti
seorang ahli kesehatan masyarakat yaitu pemberdayaan masyarakat. Artinya
masyarakat diberdayakan agar mampu menyelesaikan masalah kesehatannya
sendiri. Salah satu cara yang efektif dalam memberdayakan masyarakat adalah
pendidikan dan pelatihan (diklat). Melalui pendidikan dan pelatihan para kader
kesehatan serta masyarakat diberikan pahaman serta kemampuan atau skill
sehingga jika mereka menemukan sebuah masalah kesehatan, mereka mampu
mengatasi masalah tersebut tanpa harus selalu berpangku tangan kepada
pemerintah.
Dalam melakukan diklat tentunya sangat penting memperhatikan aspek
psikologi pendidikan. Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap
proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan
pendidikan adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakantindakan belajar. Adanya kaitan yang sangat kuat antara psikologi pendidikan
dengan tindakan belajar. Karena itu, tidak mengherankan apabila beberapa ahli
psikologi pendidikan menyebutkan bahwa lapangan utama studi psikologi
pendidikan adalah soal belajar. Dengan kata lain, psikologi pendidikan
memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan yang berkenaan dengan proses
dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan belajar.
Pendidikan memang tidak bisa dilepaskan dari psikologi. Oleh karena itu,
agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien, maka setiap
orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut seyogyanya dapat memahami
tentang perilaku individu sekaligus dapat menunjukkan perilakunya secara efektif.
Prilaku tentunya tidak lepas dari kepribadian seseorang. Dalam penelitian yang
berjudul Hubungan Antara Tipe Kepribadian Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa
Semester VIII Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Udayana oleh Kumala Dkk. menyatakan bahwa ada hubungan antara tipe
kepribadian dengan proses belajar.
Teori tipologi kepribadian yang
cukup
terkenal
adalah
teori
yang
makalah ini kita akan menjabarkan hubungan antara proses belajar seseorang
dengan keempat tipologi kepribadian tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah yang kami
angkat dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Apa yang dimaksud dengan psikologi pendidikan ?
b. Bagaimana konsep kepribadian menurut tipologi Hipocrates Galenus ?
c. Bagaimana hubungan antara tipe kepribadian menurut Hipocrates Galenus
dengan proses belajar ?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan psikologi pendidikan
b. Memahami konsep kepribadian menurut tipologi Hipocrates Galenus
c. Memahami bagaimana hubungan antara tipe kepribadian menurut Hipocrates
Galenus dengan proses belajar
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Psikologi Pendidikan
2.1.1 Definisi
a. Pendidikan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991): proses perubahan
sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
b. Pendidikan (Poerbakawatja & Harahap): Usaha secara sengaja dari
orang dewasa untuk meningkatkan kedewasaan yang selalu diartikan
sebagai kemampuan untuk bertangung jawab terhadap segala
perbuatannya. Pendidikan tergantung dari masing-masing individu,
meski begitu bisa ditarik kesimpulan bahwa ada kesamaan tujuan dari
pendidikan, yaitu adanya perubahan tingkah laku dari suatu tahapan
perkembangan ke tahapan perkembangan yang lebih maju, atau
mengembangkan semua potensi yang dimiliki oleh individu agar
menjadi maksimal. Pendidikan dapat juga diartikan sebagai usaha yang
sadar, sengaja, dan bertanggung jawab yang dilakukan pendidik ke
anak didik agar meningkat ke taraf yang lebih maju. Pendidikan sebagai
suatu produk meliputi semua perubahan yang berlangsung sebagai
hasil partisipasi individu dalam pengalaman-pengalaman belajar.
c. Psikologi Pendidikan: Psikologi yang mempelajari penggunaan
psikologi dalam masalah pendidikan.
d. Witherington: studi sistematis tentang proses-proses dan faktor-faktor
yang berhubungan dengan pendidikan manusia.
e. Crow & Crow: memberikan gambaran dan penerapan tentang
pengalaman-pengalaman belajar seorang individu sejak dilahirkan s/d
usia tua. Pokok persoalannya adalah keadaan-keadaan yang dapat
f.
situasi pendidikan.
g. Sri Partini Suardiman: ilmu pengetahuan yang memnyelidiki gejalagejala kejiwaan individu dalam situasi pendidikan.
2.1.2
a. Pendidikan Informal
Didapat dari belajar yang secara relative kurang atau tanpa disadari,
yang berlangsung bebas menyertai kehidupan sehari-hari.
b. Pendidikan Formal
Didapat dari belajar yang mempergunakan program terencana, biasanya
disebut pendidikan sekolah.
Psikologi Pendidikan di sekolah berusaha memecahkan masalahmasalah sbb:
a. Pengaruh pembawaan dan lingkungan atas belajar;
b. Teori dan proses belajar;
c. Hubungan antara taraf kematangan dan taraf kesiapan belajar;
d. Individual differences dan pengaruhnya terhadap hasil pendidikan;
e. Perubahan batiniah yang terjadi selama belajar;
f. Hubungan antara teknik mengajar dan hasil belajar;
g. Teknik evaluasi yang efektif atas kemajuan yang dicapai anak didik;
h. Perbandingan hasil pendidikan formal dan informal atas individu;
i. Nilai sikap ilmiah terhadap pendidikan yang dimiliki para petugas
j.
2.1.3
akikat pendidikan
adalah pelayanan khusus diperuntukkan bagi peserta didik. Oleh karena itu
objek kajian psikologi pendidikan, selain teori-teori psikologi pendidikan
sebagai ilmu, tetapi lebih condong pada aspek psikologis peserta didik,
khususnya ketika mereka terlibat dalam proses pembelajaran.
Menurut Glover dan Ronning bahwa objek kajian psikologi pendidikan
mencakup topik-topik tentang pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik, hereditas dan lingkungan, perbedaan individual peserta didik, potensi
dan karakteristik tingkah laku peserta didik, pengukuran proses dan hasil
pendidikan dan pembelajaran, kesehatan mental, motivasi dan minat, serta
disiplin lain yang relean.
Sedangkan menurut Syaodih Sukmadinata dalam Syaiful Sagala
mengatakan bahwa objek kajian psikologi pendidikan adalah interaksi
antara pendidik dengan peserta didik untuk meningkatkan kemampuan
peserta didik, dengan dukungan sarana dan fasilitas tertentu yang
berlangsung dalam lingkungan tertentu.
Psikologi pendidikan berusaha untuk mewujudkan tindakan psikologis
yang tepat dalam interaksi antar setiap factor pendidikan. Pengetahuan
psikologis tentang peserta didik menjadi hal yang sangat penting dalam
pendidikan.
seharusnya menjadi kebutuhan bagi para guru, bahkan bagi tiap orang
yang menyadari dirinya sebagai pendidik.
Secara garis besar banyak ahli membatasi objek kajian psikologi
pendidikan menjadi tiga macam:
1. Mengenai belajar, yang meliputi teori-teori, prinsip-prinsip, dan ciri-ciri
khas perilaku belajar peserta didik, dan sebagainya;
2. Mengenai proses belajar, yakni tahapan perbuatan dan peristiwa yang
terjadi dalam kegiatan belajar peserta didik;
3. Mengenai situasi belajar, yakni suasana dan keadaan lingkungan, baik
bersifat fisik maupun nonfisik yang berhubungan dengan kegiatan
belajar peserta didik.
2.1.4
tetapi
kurang
mendalam.
Sebaliknya
ada
yang
lingkup
pembahasannya tidak luas, yaitu berkisar pada proses beljar, akan tetapi
pembahasannya cukup mendalam. Jadi, beleh dikatakan bahwa tidak ada
dua buku psikologi pendidikan yang menunjukkan ruang lingkup materi
yang sama benar. Walaupun demikian, pada dasarnya psikologi pendidikan
membahas hal-hal sebagai berikut
a) Hereditas dan Lingkungan
b) Pertumbuhan dan Perkembangan
c) Potensial dan Karakteristik Tingkah laku
d) Hasil Proses Pendidikan dan Pengaruhnya Terhadap Individu yang
Bersifat Personal dan Sosial
e) Higiene Mental dan Pendidikan dan
5
f)
2.2.2
Tipologi
Hippocrates-Galenus,
kepribadian
digolongkan
sebagai
teman,
mudah
diajak
bergaul,
Keempat tipe kepribadian ini terdapat pada setiap manusia, hanya saja
ada satu tipe kepribadian yang menonjol/ dominan dibandingkan tipe
kepribadian lain sehingga tipe kepribadian yang dominan itulah yang menjadi
tipe kepribadian seseorang. Masing-masing tipe kepribadian tersebut
memiliki ciri khas tersendiri.
2.3 Hubungan Tipe Kepribadian Hipocrates Galenus dengan Proses Belajar
Belajar merupakan proses yang mutlak dialami oleh seseorang dalam hidupnya
baik itu berupa pembelajaran secara langsung maupun secara tidak langsung.
Baik pembelajaran yang terjadi di keluarga, di sekolah mapun di mayarakat.
Adapun proses pembelajaran harus dilakukan secara efektif dan efisien untuk
mencapai hasil pembelajaran yang maksimal.
Tentunya proses pembelajaran mutlak memiliki hasil pembelajaran. Adapun
hasil pembelajaran tersebut harus memiliki
belajar
memiliki
kepribadian
yang
berbeda-beda
yang
menjadi
10
Tiap-tiap peserta didik memiliki kepribadian unik. Setiap orang memiliki sifatsifat khas yang dimiliki dirinya sendiri dan tidak dimiliki oleh orang lain (aku bukan
dia, aku adalah aku).
di buku ketika membaca, (c) senang membaca dengan keras dan mendengarkan,
(d) dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, irama, dan warna suara, (e)
bagus dalam berbicara dan bercerita, (f) berbicara dengan irama yang terpola, (g)
mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat, (h) suka berbicara,
berdiskusi, dan menjelaskan sesuatu panjang lebar, (i) lebih pandai mengeja
dengan keras daripada menuliskannya, (j) suka musik dan bernyanyi, (k) tidak bisa
diam dalam waktu lama, (l) suka mengerjakan tugas kelompok.
Untuk gaya belajar auditory lebih cocok bagi orang-orang kolerik dan orangorang dengan tipe kepribadian melankolis. Orang-orang kolerik adalah orangorang berfikir praktis sehingga kombinasi belajar visual dan auditif akan cocok
untuk orang dengan tipe kepribadian kolerik, sedangkan untuk tipe kepribadian
melankolis sangat menyukai gaya belajar dengan adanya iringan musik sehingga
gaya belajar ini cocok untuk orang melankolis.
Kinesthetic learning (Gaya Belajar Kinestetik) adalah cara belajar yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi dengan melakukan gerakan,
sentuhan, praktik atau pengalaman belajar secara langsung. Ciri-ciri yang nampak
pada pembelajar kinestetik antara lain; (a) selalu berorientasi fisik dan banyak
bergerak, (b) berbicara dengan perlahan, (c) suka menggunakan berbagai
peralatan dan media, (d) menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka,
(e) berdiri dekat ketika berbicara dengan orang, (f) belajar melalui praktek, (g)
menghapal dengan cara berjalan dan melihat, (h) menggunakan jari sebagai
penunjuk ketika membaca, (i) banyak menggunakan isyarat tubuh, (j) tidak dapat
duduk diam dalam waktu lama, (k) ingin melakukan segala sesuatu, (l) menyukai
permainan dan olahraga.
Gaya belajar kinestetik lebih cocok untuk orang-orang plegmatis, karena orangorang dengan tipe kepribadian plegmatis kurang suka berbicara sehingga gaya
belajar yang penuh dengan gerakan akan lebih cocok untuk orang-orang dengan
tipe kepribadian plegmatis.
Untuk setiap gaya belajar agar lebih optimal bagi setiap tipe kepribadian,
sebaiknya ketiga gaya belajar dikombinasikan agar proses belajar lebih efektif,
karena setiap kepribadian memiliki kelemahan masing-masing.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka kesimpulan yang dapat kita tarik
adalah sebagai berikut :
a.
Sri Partini Suardiman: ilmu pengetahuan yang memnyelidiki gejala-gejala
b.
c.
suatu penilaian benar atau salah, terpuji atau tercela, dan positif atau negatif
Tipologi Hipocrates Galen menyatakan bahwa kepribadian manusia bisa dibagi
menjadi empat kelompok besar: sanguin (populer), koleris (kuat), melankolis
d.
3.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan dalam makalah ini adalah :
a. Dalam melakukan diklat sebaiknya kita memperhatikan psikologi dari peserta
b.
didik
Sebaiknya membaca referensi lain agar pengetahuan mengenai tipologi
Hipocrates Galenus menjadi lebih luas
13
DAFTAR PUSTAKA
Aprilia, Andriana. 2013. Analisa Pengaruh Tipe Kepribadian Dan Gaya Komunikasi
Public Relations Manager Hotel X Surabaya Dalam Membangun Hubungan
Baik Dengan Media Dan Meningkatkan Publisitas. Fakultas Ekonomi Universitas
Kristen Petra.
Bidjuni, Hendro. 2015. Perbandingan Tingkat Stres Berdasarkan Tipe Kepribadian
Hippocrates-Galenus Pada Mahasiswa Yang Terlibat Organisasi Tim Kerohanian
Kristen Senat Mahasiswa Fakultas Kedokteran Unsrat. Ejournal Keperawatan (eKp) Volume 3. Nomor 1. Februari 2015
Chairil, Syah. 2012. Pembentukan Kepribadian Positif Anak Sejak Usia Dini.
EDUCHILD. Vol.01 No.1 Tahun 2012
Hidayat, Taufik. 2014. Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Metode
Ceramah Plus Dan Think-Pair-Share (Tps) Ditinjau Dari Kepribadian Siswa.
Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi Vol.13 No. 1(2014) p49 p57 Pendidikan
Masalah Aplikasi Turunan Fungsi Ditinjau Dari Tipe Kepribadian Tipologi HippocratesGalenus
Suryabrata, Sumadi. 2012. Psikologi Kepribadian. Raja Grafindo Persada : Jakarta
Wiena. 2008. Melankolis. IMAJI Vol. 4 - No. 1/Agustus 2008
Yunita, Sri. 2013. Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Kepribadian Terhadap Hasil
Belajar Kognitif Dan Afektif Pendidikan Kewarganegaraan Mahasiswa Jurusan
Ppkn Fis Unimed. Jupiis Volume 5 Nomor I Juni 2013
14