Anda di halaman 1dari 19

Makalah

INTELEKTUAL EMOSIONAL SPIRITUAL PERAWAT DALAM HAL


PENANGANAN MASALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kepemimpinan yang diampu


Oleh Ns. Ibrahim Suleman, S.Kep.,M.Kep

Kelompok 8 Kelas A

Merianti Tantalama 841418016


Sutri Dj. Eksan 841418017
Fatia Ali 841418018
Susfiyanti R. Asala 841418019
Iin N. Uno 841418020
Ramdan Hipi 841418021
Ibrahim Yasin 841418022
Fitrianingsih Laiya 841418023
Lis Sugiarti Yusup 841418024
Rayhan Binti Hasan 841418025
Ni Wayan Sukariyani 841418026
Widya Puspa Molou 841418027

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas sega
la rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini.
Makalah ini terwujud berkat partisispasi berbagai pihak. Oleh Karena itu, kami m
enyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Kami menyadari Makalah ini masih jauh dari harapan, yang mana di
dalamnya masih terdapat berbagai kesalahan baik dari segi penyusunan
bahasanya, sistem penulisan maupun isinya. Oleh karena itu Kami mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun sehingga dalam Makalah berikutnya
dapat diperbaiki serta ditingkatkan kualitasnya. Adapun harapan kami semoga
Makalah ini dapat diterima dengan semestinya dan bermanfaat bagi kita semua
dan semoga Allah SWT meridhai kami. Aamiin.

Gorontalo, Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3
.1 Pengertian Intelektual, Emosional, dan Spiritual..................................................3
.2 Faktor Yang Mempengaruhi Kecerdasan Intelektual, Emosional, dan Spiritual
Perawat..................................................................................................................5
.3 Pengertian Masalah Dan Penanganan Masalah.....................................................8
.4 Hubungan Kecerdasan Intelektual, Emosional, dan Spiritual Perawat dalam
Penanganan Masalah.............................................................................................11
BAB III PENUTUP...................................................................................................14
.1 Simpulan................................................................................................................14
.2 Saran......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perawat yang memiliki kinerja yang baik dan mempunyai kemampuan
dalam penanganan masalah yang dihadapi rumah sakit. Baik buruknya
kinerja perawat tidak hanya dilihat dari kemampuan kerja yang sempurna,
tetapi juga kemampuan menguasai dan mengelola diri sendiri serta
kemampuan dalam membina hubungan dengan orang lain. Daniel Goleman
menyebut kemampuan tersebut dengan Emotional Intellegence atau
kecerdasan emosional. Melalui penelitian Daniel Goleman mengatakan
bahwa kecerdasan emosional menyumbang 80% dari faktor penentu
kesuksesan seseorang. (Fabiola, 2016.)
Mulyo, Adi dan Hadi (2018) menyatakan bahwa Kecerdasan
intellegensi (IQ) dan Kecerdasan emosi (EQ) merupakan faktor yang
mempengaruhi kinerja seseorang. Namun kecerdasan emosilah yang lebih
berperan untuk menghasilkan kinerja yang cemerlang. Lebih lanjut menurut
Goleman (2015) menyatakan bahwa kinerja perawat adalah suatu bentuk
pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, bentuk pelayanan
Intelektul (inteligensi) merupakan suatu kemampuan bertindak dengan
secara terarah, berpikir rasional, dan menghadapi lingkungan secara efektif.
Quontient merupakan suatu konsep kuantifikasi yang digunakan dalam
mengukur tingkat kecerdasan seseorang. (Fabiola, 2016.)
Kecerdasan emosional merupakan serangkaian kemampuan,
kompetensi dan keterampilan yang mempengaruhi kemampuan seseorang
dalam mengatasi tuntutan dan tekanan yang datang dari luar (Fabiola,
2016). Menurut Goleman (2015), kecerdasan emosi merupakan suatu
kemampuan dalam mengenali perasaan diri sendiri dan perasaan orang lain,
mampu memotimasi diri sendiri, mampu mengelola emosi sendiri dan
menyangkut orang lain.

1
kecerdasan spiritual adalah suatu kemampuan individu dalam
memaknai ibadah sebagai proses menuju manusia yang seutuhnya dan
memiliki pola pemikiran integralistik hanya karena Allah. kecerdasan
spiritual merupakan suatu kemampuan internal bawaat otak dan jiwa
seorang individu yang berasal dari inti alam semesta sendiri dengan
menggunakan otak dalam menyelesaikan suatu masalah. (Fabiola, 2016.)
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian intelektual, emosional, dan spiritual?
2. Apa faktor yang mempengaruhi kecerdasan intelektual, emosional, dan
spiritual perawat?
3. Bagaimana pengertian masalah dan penanganan masalah?
4. Bagaimana hubungan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual
perawat dalam penanganan masalah?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian intelektual, emosional, dan spiritual
2. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kecerdasan intelektual,
emosional, dan spiritual perawat
3. Untuk mengetahui pengertian masalah dan penanganan masalah
4. Untuk mengetahui hubungan kecerdasan intelektual, emosional, dan
spiritual perawat dalam penanganan masalah

2
BAB II
PEMBAHASAN
.1 Pengertian Kecerdasan Intelektual, Spiritual, dan Emosional
a) Kecerdasan Intelektual
Kecerdasan intelektual merupakan suatu keharusan yang wajib
dimiliki oleh seseorang dalam melaksanakan tugas profesional yang
dibebankan kepadanya, karena tugas tersebut merupakan suatu tugas yang
menuntut daya analisis tinggi serta proses berpikir rasional dalam
pemecahan masalah yang mungkin ditemui dalam setiap penugasan. Hal
ini sejalan dengan Penelitian Rahmasari (2012) yang menunjukkan bahwa
variabel kecerdasan intelektual memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja karyawan. Membuktikan adanya pengaruh positif dan
signifikan antara kecerdasan intelektual dengan kinerja karyawan.
Karyawan yang memiliki IQ di atas rata-rata (IQ 110- 120) apalagi IQ
superior, very superior, gifted dan genius dengan pendidikan yang
memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan
sehari-hari maka akan lebih mudah mencapai kinerja. Kemampuan
kognitif dalam hal ini kecerdasan intelektual merupakan alat peramal yang
paling baik untuk melihat kinerja seseorang di masa yang akan datang,
sehingga bila seseorang memiliki kecerdasan intelektual yang baik maka
kinerjanya juga akan semakin baik ( Ahmad dkk, 2020)
b) Kecerdasan spiritual
Kecerdasan seseorang tidak hanya dilihat dari kecerdasan
intelektualnya saja akan tetapi juga dari kecerdasan emosinya dan
kecerdasan spiritualnya. Setelah kecerdasan intelektual dan kecerdasan
emosi maka ditemukan kecerdasan yang ketiga yaitu kecerdasan spiritual
yang diyakini sebagai kecerdasan yang mampu memfungsikan kecerdasan
intelektual dan kecerdasan emosi secara efektif dan kecerdasan spiritual
merupakan kecerdasan tertinggi.Kecerdasan spritual yang dimiliki setiap
orang tidaklah sama. Hal tersebut tergantung dari masing-masing pribadi
orang tersebut dalam memberikan makna pada hidupnya. Kecerdasan

3
spiritual lebih bersifat luas dan tidak terbatas pada agama saja. Perbedaan
yang dimiliki masing-masing individu akan membuat kinerjanya berbeda.
( Ahmad dkk, 2020)
Pengertian kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang bertumpu
pada bagian dalam diri kita yang berhubungan dengan kearifan diluar ego
atau jiwa sadar. Kecerdasan spiritual menjadikan manusia yang benar-
benar utuh secara intelektual, emosi dan spiritual. Kecerdasan spiritual
adalah kecerdasan jiwa. Kecerdasan spiritual dapat membantu manusia
menyembuhkan dan membangun diri manusia secara utuh. Kecerdasan
spiritual lebih merupakan konsep yang berhubungan bagaimana seseorang
cerdas dalam mengelola dan mendayagunakan makna-makna, nilai-nilai,
dan kualitas-kualitas kehidupan spiritualnya, kehidupan spiritual disini
meliputi hasrat untuk hidup bermakna (the will to meaning) yang
memotivasi kehidupan manusia untuk senantiasa mencari makna hidup
(the meaning of life) dan mendambakan hidup bermakna (the meaningful
life). ( Ahmad dkk, 2020)
c) Kecerdasan emosional
Kecerdasan emosional merupakan serangkaian kemampuan,
kompetensi dan keterampilan yang mempengaruhi kemampuan seseorang
dalam mengatasi tuntutan dan tekanan yang datang dari luar (Bar-On
dalam Hajisabbagh, Fereidooni-Moghadam, Masoudi, & Etemadifar,
2020).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan
emosional (emotional quotient) adalah kemampuan individu dalam
mengendalikan dan mengatur emosi serta perasaan-perasaan yang baik
atau buruk sehingga dapat memahami perasaan diri sendiri dan perasaan
orang lain dalam mengendalikan pikiran dan tindakan.
Salovey dan Mayer (Santos, Wang, & Lewis, 2018), membagi
kecerdasan emosional menjadi empat dimensi yaitu:
1) Self emotion appraisal, berkaitan dengan kemampuan individu dalam
mengenali emosi dan pikiran diri sendiri serta bagaimana individu

4
mengekspresikan emosinya. Individu yang memiliki kemampuan
yang baik pada emosi ini, akan merasakan dan memahami
sejauhmana individu menilai perasaan diri sendiri dengan baik.
2) Others emotion appraisal, berkaitan dengan kemampuan individu
untuk merasakan dan memahami emosi orang-orang disekitar mereka.
Individu yang tinggi dalam kemampuan ini akan jauh lebih sensitif
terhadap perasaan dan emosi orang lain serta pikiran mereka.
3) Use of emotion, berkaitan dengan kemampuan individu dalam
menggunakan emosi diri sendiri, sehingga dapat mengarahkan
individu ke arah kegiatan yang konstruktif dan kinerja individu dapat
terkendali.
4) Regulation of emotion, berkaitan dengan kemampuan individu untuk
mengatur emosi diri sendiri, sehingga dengan cepat dapat
memulihkan diri dari tekanan psikologis.
.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Intelektual, Emosional,
dan Spiritual Perawat
1. Faktor yang mempengaruhi Kecerdasan Intelektual
Inteligensi orang satu dengan yang lain cenderung berbeda-
beda. Hal ini karena adanya beberapa faktor yang mempengaruhinya,
antara lain:
a) Faktor pembawaan, dimana faktor ini ditentukan oleh sifat yang
dibawa sejak lahir.
b) Faktor minat dan pembawaan yang khas, dimana minat
mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan
dorongan bagi perbuatan itu.
c) Faktor pembentukan, dimana pembentukan adalah segala keadaan
diluar diri seseorang yang mempengaruhi perkembangan inteligensi.
d) Faktor kematangan, dimana setiap organ dalam tubuh manusia
mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Setiap organ tubuh
manusia baik fisik maupun psikis, dapat dikatakan telah matang jika
ia telah tumbuh atau berkembang hingga mencapai kesanggupan

5
menjalankan fungsinya masing-masing.
e) Faktor kebebasan, yang berarti manusia dapat memilih metode
tertentu dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Di samping
kebebasan memilih metode juga bebas memilih masalah yang
sesuai dengan kebutuhannya.
2. Faktor yang mempengaruhi Kecerdasan Emosional
Faktor - faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional berbeda-
beda, yaitu antara lain :
a) Jenis kelamin
Perbedaan emosi pada pria dan wanita, menyebutkan bahwa
perempuan lebih terampil dalam berbahasa daripada laki-laki,
sehingga mereka lebih berpengalaman dalam mengutarakan
perasaanya. Perempuan akan lebih cakap daripada laki laki dalam
memanfaatkan kata-kata untuk menjelajahi dan menggantikan reaksi
emosional pada laki-laki seperti perkelahian fisik. Kaum wanita lebih
mudah berempati daripada kaum laki-laki, setidaknya sebagaimana
diukur berdasarkan kemampuan untuk membaca perasaan orang lain.
b) Usia
Bertambahnya usia umumnya kecerdasan emosi akan lebih
berkembang seiring dengan berbagai interaksi yang dijumpai sehari-
hari dalam lingkungan sosial seseorang.
c) Rumah tangga
Respon emosional yang mudah terpacu dipengaruhi oleh
keadaan di sekitarnya. Kecerdasan emosional pribadi akan terbentuk
dari apa yang dicontohkan oleh orangtuanya akibat kebiasaan dari
orangtuanya.
d) Faktor pengasuh/ lingkungan
Lingkungan sosial yang dikenalkan oleh orang tua atau
pengasuhnya yang kemudian akan menciptakan kecerdasan emosional
seseorang.

6
e) Faktor pendidikan
Membentuk individu agar tumbuh secara seimbang baik dalam
memahami aneka pengetahuan, mengolah pengetahuan, bahkan
mengungkapkan emosi atau perasaan. Semakin tinggi dan
kompleksnya kegiatan yang dijalani oleh individu, maka akan
meningkatkan kecerdasan emosional individu tersebut sendiri. Sering
berinteraksi dengan orang lain juga dapat membentuk individu
meningkatkan pengetahuan secara emosional agar dapat menempatkan
diri pada posisi semestinya.
f) Keluarga
Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam upaya
mengembangkan pribadi anak. Perawatan orang tua yang penuh
kasih sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan, baik
agama maupun sosial budaya yang diberikannya merupakan faktor
yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dan
anggota masyarakat yang sehat.

g) Masyarakat
Manusia mendapatkan gelar makhluk sosial yang selalu
menjalin hubungan dengan manusia lainyya. Dalam hidup bersosial,
seseorang menjalin hubungan yang luas dengan masyarakat.
Apapun yang ada di masyarakat begitu mudah mempengaruhi
perkembangan emosi seseorang seperti masyarakat kota yang
terkenal dengan gaya hidup konsumtif membuat seseorang dapat
terpengaruh untuk melakukan hal yang serupa.
3. Faktor yang mempengaruhi Kecerdasan Spiritual
Dalam perkembangannya, kecerdasan spiritual dipengaruhi
oleh beberapa faktor yang dapat mempengaruhi antara lain :
a) Keberhasilan seseorang dalam mengembangkan beberapa bagian
dari dirinya sendiri
b) Pendidikan yang diberikan oleh keluarga sejak kecil
c) Lingkungan sekitar yang dapat memberikan pengaruh terhadap

7
keadaan spiritual seseorang.
d) Inner value (nilai-nilai spiritual dari dalam) yang berasal dari dalam
diri (suara hati), seperti transparency (keterbukaan), responsibilities
(tanggung jawab), accountabilities (kepercayaan), fairness
(keadilan) dan social wareness (kepedulian sosial).
e) Drive yaitu dorongan dan usaha untuk mencapai kebenaran dan
kebahagiaan.
.3 Masalah dan Penanganan Masalah
1. Pengertian Konflik
Konflik sebagai masalah internal dan eksternal yang terjadi sebagai
akibat dari perbedaan pendapat, nilai-nilai, atau keyakinan dari dua orang
atau lebih. Konflik dapat dikategorikan suatu kejadian atau proses.
Sebagai suatu kejadian, konflik terjadi akibat ketidaksetujuan antara dua
orang atau organisasi yang merasa kepentingannya terancam. Sebagai
proses, konflik dimanifestasikan sebagai suatu rangkaian tindakan yang
dilakukan oleh dua orang atau kelompok, dimana setiap orang atau
kelompok berusaha menghalangi atau mencegah kepuasan dari pihak
lawan. Sumber konflik di organisasi dapat ditemukan pada kekuasaan,
komunikasi, tujuan seseorang dan organisasi, ketersediaan sarana, perilaku
kompetisi dan kepribadian, serta peran yang membingungkan. Problem
adalah gambaran keadaan pasien dimana Tindakan keperawatan dapat
diberikan. Masalah atau problem adalah kesenjangan atau penyimpangan
dari keadaan normal yang seharusnya tidak terjadi.
2. Penanganan Konflik
Beberapa Strategi Penyelesaian Konflik Strategi penyelesaian
konflik dapat dibedakan menjadi enam macam.
a. Kompromi atau negosiasi Suatu strategi penyelesaian konflik dimana
semua yang terlibat saling menyadari dan sepakat pada keinginan
bersama. Penyelesaian strategi ini sering diartikan sebagai lose-lose
situation. Kedua pihak yang terlibat saling menyerah dan menyepakati

8
hal yang telah dibuat. Di dalam manajemen keperawatan, strategi ini
sering digunakan oleh middle dan top manajer keperawatan.
b. Kompetisi Strategi ini dapat diartikan sebagai win-lose situation.
Penyelesaian ini menekankan hanya ada satu orang atau kelompok yang
menang tanpa mempertimbangkan yang kalah. Akibat negatif dari
strategi ini adalah kemarahan, putus asa, dan keinginan untuk perbaikan
di masa mendatang.
c. Akomodasi Istilah lain yang sering digunakan adalah cooperative
situation. Konflik ini berlawanan dengan kompetisi. Pada strategi ini,
seseorang berusaha mengakomodasi permasalahan, dan memberi
kesempatan pada orang lain untuk menang. Pada strategi ini, masalah
utama yang terjadi sebenarnya tidak terselesaikan. Strategi ini biasanya
digunakan dalam politik untuk merebut kekuasaan dengan berbagai
konsekuensinya.
d. Smoothing Teknik ini merupakan penyelesaian konflik dengan cara
mengurangi komponen emosional dalam konflik. Pada strategi ini,
individu yang terlibat dalam konflik berupaya mencapai kebersamaan
daripada perbedaan dengan penuh kesadaran dan introspeksi diri.
Strategi ini bisa diterapkan pada konflik yang ringan, tetapi tidak dapat
dipergunakan pada konflik yang besar, misalnya persaingan
pelayanan/hasil produksi.
e. Menghindar Semua yang terlibat dalam konflik, pada strategi ini
menyadari tentang masalah yang dihadapi, tetapi memilih untuk
menghindar atau tidak menyelesaikan masalah. Strategi ini biasanya
dipilih bila ketidaksepakatan membahayakan kedua pihak, biaya
penyelesaian lebih besar daripada menghindar, atau perlu orang ketiga
dalam menyelesaikannya, atau jika masalah dapat terselesaikan dengan
sendirinya.
f. Kolaborasi Strategi ini merupakan strategi win-win solution. Dalam
kolaborasi, kedua pihak yang terlibat menentukan tujuan bersama dan
bekerja sama dalam mencapai suatu tujuan. Oleh karena keduanya

9
yakin akan tercapainya suatu tujuan yang telah ditetapkan. Strategi
kolaborasi tidak akan bisa berjalan bila kompetisi insentif sebagai
bagian dari situasi tersebut, kelompok yang terlibat tidak mempunyai
kemampuan dalam menyelesaikan masalah, dan tidak adanya
kepercayaan dari kedua kelompok/seseorang.

Pada dasarnya kinerja perawat merupakan hasil proses yang kompleks,


baik berasal dari faktor internal maupun faktor eksternal. Kinerja perawat
sangat membantu pihak rumah sakit dalam meraih prestasi kerja, serta
mewujudkan tujuan jangka pendek maupun jangka panjang. Kinerja perawat
yang baik merupakan harapan pihak rumah sakit dan institusi yang
memperkerjakan perawat tersebut. Jika kinerja perawat baik maka kinerja
rumah sakit pun menjadi baik. Kecerdasan intelektual, kecerdasan emosi dan
kecerdasan spiritual memiliki peran yang sama penting baik secara individu
atau secara bersama-sama dalam meningkatkan kinerja karyawan. Kinerja
karyawan sangat membantu perusahaan dalam meraih tujuan jangka pendek
maupun jangka panjang. Kinerja karyawan sebagai tujuan akhir dan
merupakan cara manajer untuk memastikan bahwa aktivitas karyawan dan
output yang dihasilkan sesuai dengan tujuan organisasi.
Kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual
tidak dapat di pisahkan satu sama lain karena dalam perkembangannya
kecerdasan bukan hanya mencakup kecerdasan intelektual tetapi berkembang
pada aspek-aspek psikis lainnya seperti emosional dan spiritual sehingga
muncul kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Oleh karena itu
hubungan ketiga kecerdasan sangat kuat maka ketiga kecerdasan tersebut
sangat di butuhkan dalam meningkatkan keterampilan sehingga akan tercipta
kinerja yang baik.

10
.4 Hubungan Kecerdasan Intelektual, Emosional, dan Spiritual dalam
Penanganan Masalah
1. Kecerdasan Intelektual
Dengan memiliki kecerdasan Intelektual yang baik dan terstandar
maka masing-masing individu memiliki kemantapan pemahaman tentang
potensi diri dan pengembangannya untuk kegiatan-kegiatan yang kreatif
dan produktif dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya
sebagai pelaksana atau pelaku profesi karena (rasionalitas) dibutuhkan
untuk dapat memahami dan mempertimbangkan halhal yang bersifat etis
dan tidak etis (Mahmudi, 2001:72 dalam Ahmad,dkk.2020)
Kecerdasan intelektual diukur melalui kemampuan memecahkan
masalah, intelegensi verbal, dan intelegensi praktis. Perawat yang
memiliki kecerdasan intelektual dapat menyelesaikan permasalahan yang
muncul pada saat melayani pasien, dibutuhkan kecerdasan intelektual dari
perawat dalam menyampaikan informasi yang akurat, kecepatan dalam
bertindak dan mampu menganalisa semua resiko dari keputusan. Hasil
penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nofri,
Machasin dan Chairul (2014) bahwa kecerdasan intelektual berpengaruh
terhadap kinerja perawat (Ahmad,dkk.2020)
2. Kecerdasan Emosional
Diantara faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dan
kegagalan seseorang dalam menghadapi permasalahannya, adalah faktor
kecerdasan emosional. Kecerdasan bila tidak disertai dengan pengolahan
emosi yang baik tidak akan menghasilkan seorang yang sukses dalam
hidupnya. 80% penopang kesuksesan seseorang ditentukan oleh faktor
kecerdasan emosional. Hal ini disebabkan karena kecerdasan akademik
saja tidak memberikan kesiapan untuk menghadapi gejolak yang
ditimbulkan oleh kesulitan- kesulitan hidup. Perawat yang cerdas secara
emosional adalah orang yang memahami kondisi dirinya, emosi-emosi
yang terjadi, serta mengambil tindakan yang tepat. Kecerdasan emosional
perlu dikembangkan melalui seminar-seminar tentang cara mengatasi

11
emosi karena hal inilah yang mendasari keterampilan perawat di tengah
masyarakat dan mempengaruhi semua aspek yang berhubungan dengan
pelayanan perawat, sehingga akan membuat seluruh potensi dapat
berkembang secara lebih optimal (Zainaro,2017).
Dalam konteks pekerjaan kecerdasan emosional (EQ) adalah
kemampuan untuk mengetahui apa yang kita dan orang lain rasakan,
termasuk cara tepat untuk menangani masalah. Seseorang dikatakan
mempunyai kecerdasan emosi yang tinggi bila ia mampu mengatasi
berbagai masalah atau tantangan yang muncul dalam hidupnya. Seorang
perawat hendaknya memiliki dorongan kuat untuk melakukan tindakan
dalam upaya mengatasi permasalahan-permasalahan yang terjadi karena
dalam lingkungan pekerjaan atau profesi sering muncul permasalahan
ketika berinteraksi dengan orang lain. Mengatasi berbagai permasalahan
tersebut, perawat tidak hanya dituntut untuk menggunakan kemampuan
intelektualnya saja tetapi juga diperlukan ketrampilan emosi dan sosial
yaitu kemampuan untuk mengenali emosi diri, mengelola emosi,
memotivasi diri, mengenali emosi orang lain dan membina hubungan
sosial dengan orang lain. (Zainaro,2017).
3. Kecerdasan Spiritual
Kecerdasan spiritual adalah suatu kecerdasan dimana setiap
individu berusaha menempatkan tindakan-tindakan dan kehidupannya
seperti menghadapi persoalan makna atau nilai ke dalam suatu konteks
yang lebih luas dan lebih kaya, serta lebih bermakna dari yang lain.
Seorang perawat yang sehat dan cerdas secara spiritual mampu
menempatkan pemberian pelayanan keperawatan dalam konteks yang
lebih tinggi yaitu atas dasar ibadah dan pertolongan bagi manusia yang
membutuhkan agar terwujud kesejahteraan (Wahyuni, 2017).
Pelayanan kesehatan di rumah sakit menuntut perawat dan dokter
bertanggung jawab membantu pasien yang membutuhkan, memahami
status kesehatan dan kebutuhan layanan kesehatan masyarakat yang
dilayaninya serta melibatkan masyarakat dalam menentukan cara yang

12
paling efektif untuk menyelenggarakan layanan kesehatan. Oleh karena
itu, kecerdasan spiritual merupakan suatu faktor yang sangat penting bagi
perawat dalam membantu dan mengarahkan perawat menghadapi situasi
lingkungan kerja yang berat dan semakin menekan kemampuan yang
dimiliki perawat dalam memberikan layanan dan pendidikan kesehatan
kepada masyarakat untuk mengubah pola pikir pasien yang dilayaninya
(Umamit, 2016).
Perawat yang cerdas secara spiritual mampu menempatkan
perilaku, menilai tindakan layanan kesehatan yang diberikan, mampu
menghadapi pekerjaan yang padat, berusaha bertanggungjawab
mengerjakan pekerjaannya dengan sabar tanpa mengeluh dan marah-
marah seta berusaha memohon petunjuk dari Tuhan. Perawat yang cerdas
secara spiritual adalah perawat yang menampilkan sosok dirinya sebagai
petugas kesehatan profesional yang membawa misi menolong yang
membutuhkan, tidak merugikan, memiliki kesadaran yang tinggi, melayani
dengan penuh cinta dan menjadikan hidupnya penuh arti (Umamit, 2016).
Oleh karena itu, untuk membantu kinerja layanan oleh perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan supaya terwujud manajemen yang
efektif dan efisien maka Rumah Sakit melatih perawatnya untuk
memanfaatkan teknologi yang ada dalam membantu pelayanan kesehataan
dan memberikan konstribusi yang besar dalam standart pelayanan yaitu
menggunakan komputer yang baik sehingga terjadi transfer data yang
dibutuhkan dari laboratorium, farmasi, administrasi dan lain sebagainya
yang dibutuhkan oleh pasien (Yani, 2018).

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Intelektul (inteligensi) merupakan suatu kemampuan bertindak dengan
secara terarah, berpikir rasional, dan menghadapi lingkungan secara efektif.
Quontient merupakan suatu konsep kuantifikasi yang digunakan dalam
mengukur tingkat kecerdasan seseorang.
Kecerdasan emosional merupakan serangkaian kemampuan,
kompetensi dan keterampilan yang mempengaruhi kemampuan seseorang
dalam mengatasi tuntutan dan tekanan yang datang dari luar. Kecerdasan
emosi merupakan suatu kemampuan dalam mengenali perasaan diri sendiri
dan perasaan orang lain, mampu memotimasi diri sendiri, mampu mengelola
emosi sendiri dan menyangkut orang lain.
kecerdasan spiritual adalah suatu kemampuan individu dalam
memaknai ibadah sebagai proses menuju manusia yang seutuhnya dan
memiliki pola pemikiran integralistik hanya karena Allah. Kecerdasan
spiritual merupakan suatu kemampuan internal bawaat otak dan jiwa
seorang individu yang berasal dari inti alam semesta sendiri dengan
menggunakan otak dalam menyelesaikan suatu masalah.
Kesimpulan dari makalah ini adalah kecerdasan intelektual, emosional
dan spiritual berpengaruh positif terhadap penanganan masalah perawat.
Semakin tinggi kecerdasan intelektual, emosional dan spiritual maka
semakin tinggi pula terhadap penanganan masalah perawat. Hal ini
menujukkan bahwa kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual yang
dimiliki oleh seorang perawat.
3.2 Saran
Dengan disusunnya makalah ini, diharapkan para pembaca
mengetahui  dan memahami Kecerdasan intelektual, emosional, dan
spiritual berpengaruh positif terhadap penanganan masalah perawat.

14
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Shieva Nur Azizah, dkk,. 2020. Pengaruh Kecerdasan Terhadap Kinerja
Melalui Keterampilan Perawat. Jurnal JKFT: Universitas Muhamadiyah
Tangerang Vol 5 No 1
Dr. Blacius Dedi, S. M. (2019). Kepemimpinan Dan Manajemen Pelayanan
Keperawatan Teori, Konsep dan Implementasi. Semarang.
Fabiola (2016). Analisis Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosi dan
Kecerdasan Spritual terhadap Kinerja Karyawan. (Studi Kasus pada Hotel
Horison Semarang), Universitas Diponegoro, Semarang.
Fiqih Ardi Pradana. 2019. Hubungan Beban Kerja Akademik, Kecerdasan
Intelektual, Kecerdasan Emosional Serta Kecerdasan Spiritual Dengan
Perilaku Caring Mahasiswa Profesi Ners Di Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga. Surabaya : Ir- Perpustakaan Universitas Airlangga
Goleman. D. (2015). Kecerdasan emosional. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Hajisabbagh, N., Fereidooni-Moghadam, M., Masoudi, R., & Etemadifar, M.
(2020). The effect of an emotional intelligence component program on
happiness in patients with epilepsy. Epilepsy & Behavior, 106,
106972. https://doi.org/10.1016/j.yebeh.2020.106972
Mulyo, Adi dan Hadi (2018). Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan
Spritual terhadap Kinerja Perawat (Puskesmas Ardimulyo Singosari
Kabupaten Malang) e-Jurnal Riset Manajemen Prodi Manajemen.
Santos, A., Wang, W., & Lewis, J. (2018). Emotional intelligence and career
decisionmaking difficulties: The mediating role of career decision self-
efficacy. Journal of Vocational Behavior, 107, 295–309.
https://doi.org/10.1016/j.jvb.2018.05.008
Shieva Nur Azizah Ahmad, Syamsul Anwar, Suhendar Sulaeman. Pengaruh
Kecerdasan Terhadap Kinerja Melalui Keterampilan Perawat. Jurnal JKFT:
Universitas Muhamadiyah Tangerang Vol 5 No 1 Tahun 2020 p-ISSN
2502-0552; e-ISSN 2580-2917

15
Umamit, R., & Mulyani, S. (2016). Hubungan Antara Kecerdasan Spiritual
Sengan Stres Kerja Pada Perawat RS Di Klaten. Jurnal Fakultas Hukum UII,
21(1).
Wahyuni, R., Mayangsari, M. D., & Fauzia, R. (2017). Hubungan Kecerdasan
Spiritual Dengan Perilaku Prososial Pada Perawat Di Rumah Sakit Islam
Banjarmasin. Jurnal Ecopsy, 3(3).
Yani, A. (2018). Utilization Of Technology In The Health Of Community Health.
Promotif: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 8(1), 97-103.
Zainaro, M. Arifki. 2017. Hubungan Kecerdasan Emosi Dengan Kinerja Perawat
Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Alimuddin. Jurnal Kesehatan Holistik
(The Journal Of Holistic Healthcare), Volume 11, No.3

16

Anda mungkin juga menyukai