Anda di halaman 1dari 10

FLEKSIBILITAS DALAM PEMBELAJARAN DI ERA DESENTRALISASI

MANAJEMEN PENDIDIKAN :KREATIFITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN,


PEMAHAMAN GURU DALAM KURIKULUM MERDEKA BELAJAR

Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah

Otonomi Pendidikan

Dosen Pengampu :

Dr.Mukhibat Syaufa M.Pd

Disusun Oleh/Kelompok 10 :

Irtiyah Anis Badriyah 206210069

Mohamad Farid Azmi 206210093

Mohamad Khothiibul Umam 206210094

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran sebagai suatu konsep dapat dikatakan sebagai pendekatan


belajar mengajar yang dapat melibatkan beberapa kajian dalam satu mata pelajaran,
beberapa mata pelajaran, atau anatar dan inter mata pelajaran untuk memberikan
pengalaman bermakna pada anak. Dengan deimikian pembelajaran tidak memaksakan
keterpaduan antar bidang studi, akan tetapi lebih menekankan keterpaduan untuk
kebermaknaan belajar. Sehingga keterpaduan antar bidang studi yang dipaksakan
justru tidak dikehendaki oleh pendekatan ini .
Kebermaknaan terjadi karena dalam pembelajaran terpadu anak memahami
konsep-konsep yang merke pelajari itu melalui pengalaman langsung yang alamiah
dan keterhubungan antar konsep satu dengan konsep lain yang sudah dialami dan
hubungan tersebut bersifat alamiah. Pembelajaran bersifat fleksibel karena dapat
disesuaikan dengan kemampuan, keinginan dan kebutuhan siswa. Bahkan disesuaikan
dengan pengalaman yang pernah dialami siswa sehingga siswa tidak hanya berperan
sebagai obyek pendidikan bagi pendidikan bagi pendidik tetapi siswa mengalami
sendirimsehingga pengetahuan yang diperoleh menjadi lebih bermakna.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian Desentralisasi ?
2. Bagaimana pengertian fleksibilitas pembelajaran ?
3. Bagaimana prinsip fleksibilitas dalam pengembangan dan pelaksanaan
pembelajaran di era desentralisasi ?
4. Bagaimana kreatifitas guru dalam pembelajaran ?
5. Bagaimana pemahaman guru dalam kurikulum merdeka belajar ?

1
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan masalah dari rumusan diatas ,sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian desentralisasi
2. Untuk mengetahui pengertian fleksibilitas pembelajaran
3. Untuk mengetahui prinsip fleksibilitas dalam pengembangan dan pelaksanaan
pembelajaran di era desentralisasi
4. Untuk mengetahui kreatifitas guru dalam pembelajaran
5. Untuk mengetahui pemahaman guru dalam kurikulum belajar

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Desentralisasi
Desentralisasi pendidikan adalah penyerahan wewenang (wewenang) dan
tanggung jawab (responsibility) dari lembaga pendidikan tingkat pusat ke lembaga
pendidikan tingkat daerah kemudian ke tingkat sekolah. Desentralisasi berarti
pelimpahan kewenangan instansi pusat kepada instansi penyelenggaran pendidikan
tingkat provinsi dan daerah sebagai perpanjangan tangan instansi pusat dalam rangka
meningkatkan efisiensi operasional penyelenggaraan pendidikan daerah. 1
B. Pengertian Fleksibilitas Pembelajaran
Fleksibilitas berarti bahwa kurikulum harus fleksibel, fleksibel dan tidak kaku,
terutama dalam pelaksanaannya. Tujuan pengembangan kurikulum adalah untuk
memastikan bahwa apa yang dihasilkan memiliki karakter yang luwes, luwes dan
luwes dalam pelaksanaannya serta dapat disesuaikan dengan keadaan, kondisi dan
latar belakang siswa tersebut.2
C. Prinsip Fleksibilitas dalam Pengembangan dan Pelaksanaan Pembelajaran di
Era Desentralisasi
Fleksibilitas sebagai salah satu prinsip pengembangan kurikulum, berarti
memiliki kebebasan atau keleluasaan untuk melaksanakan atau menentukan kegiatan
yang akan dilakukan oleh penyelenggara kurikulum lokal. Kurikulum mempersiapkan
anak-anak untuk kehidupan sekarang dan di masa depan, di sini dan di tempat lain,
untuk anak-anak dari beragam latar belakang dan kemampuan. Silabus yang baik
adalah silabus yang isinya padat, namun pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan
kondisi darah anak, waktu, kemampuan, latar belakang, dll.
Pengembangan kurikulum memastikan bahwa apa yang dibuat dapat
dilaksanakan secara fleksibel, fleksibel dan fleksibel sehingga dapat disesuaikan tidak
hanya dengan kemampuan dan latar belakang siswa, tetapi juga dengan keadaan dan
kondisi tempat dan waktu yang selalu berubah.

1
E Mulyasa, “Manajemen Berbasis Sekolah : Konsep, Strategi Dan Implementasi,” 2004, 11–38.
2
Membina Karakter et al., “BAB V,” n.d., 138–48.

3
Asas fleksibilitas artinya kurikulum harus fleksibel dan tidak kaku, terutama
dalam pelaksanaannya. Pengembangan kurikulum memerlukan keluwesan dalam apa
yang dihasilkan, keluwesan dalam pelaksanaannya, dan kemampuan untuk
disesuaikan dengan keadaan dan kondisi. Tempat dan waktu yang terus berubah,
keterampilan dan latar belakang siswa.
Apa yang diharapkan dalam kurikulum yang ideal belum tentu sesuai dengan
kondisi realitas yang ada. Perbedaan ini mungkin karena kurangnya keterampilan
guru, latar belakang atau keterampilan dasar siswa yang buruk, atau kurangnya sarana
dan prasarana sekolah. Kurikulum harus fleksibel atau fleksibel. Artinya, kurikulum
harus dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang ada. Kurikulum yang kaku atau tidak
fleksibel sulit untuk diterapkan. Prinsip fleksibilitas memiliki dua sisi. Kedua,
fleksibel bagi guru berarti kurikulum harus memberi ruang bagi guru untuk
mengembangkan program pendidikannya sesuai dengan kebutuhannya.
D. Kreatifitas Guru Dalam Pembelajaran
Kreativitas adalah memunculkan ide-ide atau gagasan baru dalam setiapproses
penbelajaran agar siswa tidak jenuh dalam belajar. Kreativitas sangat penting
diterapkan dalam proses pembelajaran karena kreativitas adalah suatu hal yang baru
atau suatu hal yang memang sudah ada namun diperbaharui kembali untuk
aplikasikan saat belajar agar menghasilkan pembelajaran yang efektif dan efisien dan
pastinya juga dapat membuat siswa berantusias dalam belajar karena dengan adanya
kreativitas guru pembelajaran akan selalau berbeda dari hari kehari dan pastinya siswa
tidak akan bosan dalam belajar. 3
Pakem penting diaplikasikan dalam pembelajaran karena bukan hanya
membuat siswa berantusias dalam belajar namun juga dapat membuat siswa lebih
mudah mengerti dan juga dapat membuat siswa aktif, pakem bukan hanya bermanfaat
bagi siswa namun juga bagi guru karena dapat membuat guru lebih mudah dalam
mengajar dan waktu yang digunakan pun menjadi efektif. Inilah tugas guru agar
senantiasa meningkatkan pengetahuan, kualitas pendidikan dan kreativitas sehingga
apa yang akan diberikan kepada siswa sesuai dengan kebutuhan siswa. Guru
diharapkan senantisa meningkatkan kemampuan dan kreativitasnya dalam mengajar
karena hasil belajar peserta didik sebagian besar ditentukan olehkemampuan dan

3
Nike Anggraini, “Kreativitas Guru Dalam Pemanfaatan Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Smp
Kecamatan Talo Kabupaten Seluma,” An-Nizom 2, no. 2 (2017): 397–407.

4
kreativitas guru. Guru yang kreatif mampu menciptakan pembelajaran yang kreatif
dan inovatif sehingga hasil belajar siswa lebih optimal. 4
E. Pemahaman Guru Dalam Kurikulum Belajar
Merdeka Belajar adalah program kebijakan baru Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia “Kemendikbud RI” dan dirancang oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk Kabinet Tertinggi Indonesia.
Nadiem berpendapat bahwa pendidik harus move on sebelum mengajar peserta didik
untuk belajar. Nadiem mengatakan kompetensi pendidik di semua jenjang tidak akan
pernah belajar tanpa kompetensi inti dan transisi dari kurikulum yang ada. Salah satu
program yang dicanangkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim
adalah “Merdeka Belajar” untuk menciptakan kegiatan belajar yang menyenangkan.5”
Guru sebagai penggerak merdeka belajar berarti guru yang harus aktif,
antusias, kreatif, inovatif dan mampu menjadi agen perubahan di sekolahnya. Sebagai
penggerak merdeka belajar, guru tidak hanya harus mampu belajar dan mengajar
secara efektif di dalam kelas, tetapi juga harus mampu menciptakan lingkungan yang
positif dengan membangun rapport dengan siswanya. sebagai perbaikan metode
pengajaran. Selanjutnya, guru juga harus berlatih mengoreksi kesalahan dan
kekurangan selama kegiatan belajar mengajar. Melalui reformasi terkait kebijakan
kebebasan belajar, semua pendidik perlu mengukur dan menilai kembali diri mereka
sendiri untuk beradaptasi dengan perkembangan saat ini. Hal ini dilakukan untuk
memastikan bahwa guru kompetitif dalam hal penggunaan informasi dan teknologi
siswa mereka, tetapi lebih dari itu guru yang mempromosikan pembelajaran mandiri
kemungkinan akan menghadapi banyak perubahan yang cepat. cara tertentu.
Mempermudah dalam mengakses dan menggunakan teknologi yang semakin mudah
dipahami.
Tujuan merdeka belajar adalah untuk memungkinkan pendidik, siswa dan
orang tua mengalami lingkungan belajar yang nyaman. Kebebasan belajar berarti
bahwa pengembangan pendidikan harus menciptakan suasana yang nyaman. Bahagia
untuk siapa? Pendidik yang bahagia, siswa yang bahagia, orang tua siswa yang

4
Israwati Iklimatul Wardah, Tati Fauziah, Hasmiana Hasan, “Kreativitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Di
Sekolah Dasar Negeri 14 Banda Aceh,” Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar 3, no. 1 (2018): 45–51.
5
Servista Bukit and Weni Sarbaini, “PROSIDING PENDIDIKAN DASAR URL:
Https://Journal.Mahesacenter.Org/Index.Php/Ppd/Index Pemahaman Guru Sekolah Dasar Terhadap RPP
Merdeka Belajar Di Kecamatan Sibolangit Tahun Ajaran 2020/2021” 1 (2022): 58–66,
https://doi.org/10.34007/ppd.v1i1.171.

5
bahagia, dan semua orang yang bahagia. Pembelajaran mandiri “Merdeka belajar”
merupakan bentuk pengembangan kebijakan pemerintah yang mengembalikan sifat
penilaian yang semakin terabaikan. Konsep merdeka belajar merupakan bentuk
adaptasi kebijakan yang mengembalikan sifat evaluasi yang semakin terabaikan.
Konsep pembelajaran mandiri bertujuan untuk membawa kembali fitrah hukum ke
dalam sistem pendidikan nasional, memungkinkan sekolah untuk secara mandiri
menginterpretasikan kompetensi inti kurikulum dalam proses penilaian. 6

6
Muhammad Reza Arviansyah and Ageng Shagena, “Efektivitas Dan Peran Dari Guru Dalam Kurikulum
Merdeka Belajar,” Lentera 17, no. 1 (2022): 40–50.

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Desentralisasi berarti pelimpahan kewenangan instansi pusat kepada instansi
penyelenggaran pendidikan tingkat provinsi dan daerah sebagai perpanjangan tangan
instansi pusat dalam rangka meningkatkan efisiensi operasional penyelenggaraan
pendidikan daerah.Fleksibilitas berarti bahwa kurikulum harus fleksibel, fleksibel dan
tidak kaku, terutama dalam pelaksanaannya. Tujuan pengembangan kurikulum adalah
untuk memastikan bahwa apa yang dihasilkan memiliki karakter yang luwes, luwes
dan luwes dalam pelaksanaannya serta dapat disesuaikan dengan keadaan, kondisi dan
latar belakang siswa tersebut.Fleksibilitas sebagai salah satu prinsip pengembangan
kurikulum, berarti memiliki kebebasan atau keleluasaan untuk melaksanakan atau
menentukan kegiatan yang akan dilakukan oleh penyelenggara kurikulum lokal.
Kurikulum mempersiapkan anak-anak untuk kehidupan sekarang dan di masa depan,
di sini dan di tempat lain, untuk anak-anak dari beragam latar belakang dan
kemampuan. Silabus yang baik adalah silabus yang isinya padat, namun
pelaksanaannya dapat disesuaikan dengan kondisi darah anak, waktu, kemampuan,
latar belakang, dll.
Pengembangan kurikulum memastikan bahwa apa yang dibuat dapat
dilaksanakan secara fleksibel, fleksibel dan fleksibel sehingga dapat disesuaikan tidak
hanya dengan kemampuan dan latar belakang siswa, tetapi juga dengan keadaan dan
kondisi tempat dan waktu yang selalu berubah.Kreativitas adalah memunculkan ide-
ide atau gagasan baru dalam setiapproses penbelajaran agar siswa tidak jenuh dalam
belajar. Kreativitas sangat penting diterapkan dalam proses pembelajaran karena
kreativitas adalah suatu hal yang baru atau suatu hal yang memang sudah ada namun
diperbaharui kembali untuk aplikasikan saat belajar agar menghasilkan pembelajaran
yang efektif dan efisien dan pastinya juga dapat membuat siswa berantusias dalam
belajar karena dengan adanya kreativitas guru pembelajaran akan selalau berbeda dari
hari kehari dan pastinya siswa tidak akan bosan dalam belajar.
Guru sebagai penggerak merdeka belajar berarti guru yang harus aktif,
antusias, kreatif, inovatif dan mampu menjadi agen perubahan di sekolahnya. Sebagai
penggerak merdeka belajar, guru tidak hanya harus mampu belajar dan mengajar
secara efektif di dalam kelas, tetapi juga harus mampu menciptakan lingkungan yang
positif dengan membangun rapport dengan siswanya. sebagai perbaikan metode

7
pengajaran. Selanjutnya, guru juga harus berlatih mengoreksi kesalahan dan
kekurangan selama kegiatan belajar mengajar. Melalui reformasi terkait kebijakan
kebebasan belajar, semua pendidik perlu mengukur dan menilai kembali diri mereka
sendiri untuk beradaptasi dengan perkembangan saat ini. Hal ini dilakukan untuk
memastikan bahwa guru kompetitif dalam hal penggunaan informasi dan teknologi
siswa mereka, tetapi lebih dari itu guru yang mempromosikan pembelajaran mandiri
kemungkinan akan menghadapi banyak perubahan yang cepat. cara tertentu.
Mempermudah dalam mengakses dan menggunakan teknologi yang semakin mudah
dipahami.
Kurikulum harus fleksibel atau fleksibel. Artinya, kurikulum harus
dilaksanakan sesuai dengan kondisi yang ada. Kurikulum yang kaku atau tidak
fleksibel sulit untuk diterapkan. Prinsip fleksibilitas memiliki dua sisi. Kedua,
fleksibel bagi guru berarti kurikulum harus memberi ruang bagi guru untuk
mengembangkan program pendidikannya sesuai dengan kebutuhannya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Nike. “Kreativitas Guru Dalam Pemanfaatan Media Pembelajaran Pendidikan


Agama Islam Di Smp Kecamatan Talo Kabupaten Seluma.” An-Nizom 2, no. 2 (2017):
397–407.

Arviansyah, Muhammad Reza, and Ageng Shagena. “Efektivitas Dan Peran Dari Guru
Dalam Kurikulum Merdeka Belajar.” Lentera 17, no. 1 (2022): 40–50.

Bukit, Servista, and Weni Sarbaini. “PROSIDING PENDIDIKAN DASAR URL:


Https://Journal.Mahesacenter.Org/Index.Php/Ppd/Index Pemahaman Guru Sekolah
Dasar Terhadap RPP Merdeka Belajar Di Kecamatan Sibolangit Tahun Ajaran
2020/2021” 1 (2022): 58–66. https://doi.org/10.34007/ppd.v1i1.171.

Iklimatul Wardah, Tati Fauziah, Hasmiana Hasan, Israwati. “Kreativitas Guru Dalam Proses
Pembelajaran Di Sekolah Dasar Negeri 14 Banda Aceh.” Jurnal Ilmiah Pendidikan
Guru Sekolah Dasar 3, no. 1 (2018): 45–51.

Karakter, Membina, Religius Peserta, Mts Negeri, and Bandung Tulungagung. “BAB V,”
n.d., 138–48.

Mulyasa, E. “Manajemen Berbasis Sekolah : Konsep, Strategi Dan Implementasi,” 2004, 11–
38.

Anda mungkin juga menyukai