Identitas Buku
1. Buku Pertama (Utama)
Judul Buku : EFFECTIVE TEACHING Teori dan Aplikasi
Pengarang : Daniel Mujis dan David Practice
Penerbit : Pustaka Pelajar
Tahun Terbit : 2008
Kota Terbit : Yogyakarta
Halaman : 367 halaman
ISBN : 978-602-8055-33-8
“Psikologi Pendidikan”
Psikologi pendidikan terdiri dari dua kata yaitu psikologi dan pendidikan.
Psikologi adalah ilmu yang mempelajarai tentang proses kognitif dan prilaku.
Sedangkan pendidikan adalah ilmu yang mempelajari nilai-nilai karakter dan cara
menanamkannya. Namaun definisi psikologi pendidikan sebagai terapan ilmu
psikologi dalam pendidikan memiliki arti sendiri, yakni ilmu yang mempelajari
proses belajar dan pembelajaran pada lingkungan pendidikan. Psikologi
pendidikan menjelaskan karakteristik perkembangan belajar sesuai dengan tingkat
usia. Misalnya, jika ingin mengajarkan sesuatu pada seseorang, maka
perhatikanlah perkembangan kognitifnya. Selain itu pada orientasi baru psikologi
pendidikan pembelajaran perlu dilaksanakan berbasis gelombang otak (brain
wave). Karena gelombang otak member pengaruh pada gaya berfikir seseorang.
Pendidikan adalah pada hakikatnya adalah pemolaan pengaruh terhadap
peserta didik. Pemolaan ini dapat berlangsung secara sistematis dan tidak
sistematis. Pembelajaran yang dilakukan di sekolah merupakan salah satu bentuk
pemolaan pengaruh yang sistematis. Agar pemolaan ini efektif maka pendidik
perlu memiliki kecakapan dalam psikologi. Sedangkan pembahasan tentang
kurikulum tidak di ajarakan pada psikologi pendidikan melainkan pada ilmu
pendidikan. Oleh karena itu dalam psikologi pendidikan, pendidik akan efektif
dalam melaksanakan pembelajaran jika berpedoman pada prinsip:
1. Member perhatian pada “bagaimana cara belajar” bukan pada “untuk
apa belajar”
2. Mengajari peserta didik tentang cara membaca untuk mendapatkan
pemahaman, cara menyusun gagasan, cara menguasai pelajaran yang
sulit dan cara menuangkan pikiran secara jelas melalui tulisan.
3. Melibatkan peserta didik dalam proses belajar mengajar.
4. Peserta didik perlu dlatih untuk au berfikir sendiri.
5. Pendidik punya potensi untuk menjadi guru yang hebat.
BAB 3 BELAJAR
Belajar adalah mendapatkan sesuatu yang baru dan menghasilkan perubahan
tingkah laku. Perubahan tersebut dapat berupa pengetahuan yang baru. Sebelum
belajar seseorang mungkin tidak memiliki pengetahuan tertentu akan tetapi
setelah belajar jadi memilikinya. Proses belajar berlangsung secara internal. Pada
awalnya belajar akan terasa berat dan sukar, akan tetapi seiring dengan seringnya
pelajaran di ulangi maka peajaran semakin di kuasai.
Pembelajaran di ibaratkan sebagai bantuan yang diberikan dalam rangka
memfasilitasi proses belajar. Jika ingin membantu peserta didik belajar untuk
menguasai keterampilan tertentu maka guru dapat memfasilitasinya dengan
strategi modeling. Peserta didik akan berlatih terus-menerus hingga keterampilan
tersebut di kuasainya. Peserta didik dapat diberikan reinforcemen untuk
memperkuat perubahan perilaku atau keterampilan tersebut. Pembelajaran dapat
dilaksanakan melalui model kognitif jika ingin membantu meningkatkan
pemahaman siswa terhadap suatu konsep. Strategi belajar observasi (observation
learning) tepat digunakan untuk membantu siswa belajar hal-hal tertentu dari
orang lain melalui pengamatan yang serius.
a. Belajar vs Kematangan
Tidak semua perubahan yang terjadi pada diri individu selama rentang
kehidupannya di sebabkan oleh belajar, melainkan ada juga yang di sebabkan
kematangan (maturation). Proses belajar akan memberikan hasil yang maksimum
jika berlangsung dalam kondisi kematangan tertentu. Misalnya, pada umumnya
anak sudah mampu berjalan pada usia dua tahun. Hal itu karena kondisi motorik
yang diperlukan anak untuk berjalan sudah matang pada usia tersebut. Akan tetapi
seseorang anak tidak akan otomatis mampu membaca pad usia 6 tahun, jika tidak
mempelajari cara membaca meskipun kematangan kognitif ini sudah tercapai pada
tahap tersebut. Kemudian dalam proses perkembangan ada masa peka yang
memerlukan pengalaman belajar, jika masa itu terlewatkan maka kemampuan
yang di dukung masa peka tersebut akan terganggu pada usia selanjutnya.
Misalnya masa peka untuk perkembangan sensasi terhadap rentang jarak tumbuh
sekitar tiga tahun melalui aktivitas melompat, berjalan, dan berlari. Akan tetapi
jika di usia tersebut anak tidak punya pengalaman yang mengasyikkan tentang
aktivitas tersebut misalnnya, anak hanya duduk bermain, maka kecenderungannya
di usia dewasa akan sering mengalami masalah ketika melompati sesuatu, menaiki
tangga dll.
Sehingga dapat dikatakan perkembangan dan belajar merupakan proses
yang saling mendukung dalam kehidupan manusia. Proses perkembangan di
dalam diri individu pada hakikatnya menyatu, namun secara konsep ada ahli yang
mengelompokkannya atas dimensi fisik, kognitif, bahasa, pribadi, social, dan
moral. Dalam kondisi demikian, proses belajar juga menyatu dalam semua
perkembangan, meskipun secara konsep para ahli menekankan teorinya pada satu
atau beberapa dimensi.
b. Otak Belajar
Kendali seluruh saraf pada diri manusia adalah otak. Oleh karena itu dalam
belajar otak adalah penentu utamanya. Selain itu belajar berarti juga
mengembangkan otak. Ejak lahir otak manusia sudah memiliki 100-200 milyar
sel. Beberapa pertambahan ukuran otak di sebabkan oleh myelination yaitu sebuah
proses dimana banyak sel otak dan system saraf di selimuti oleh lapisan-lapisan
sel lemak yang bersekat-sekat. Jaringan otak perlu di stimulasi agar terjadi
myelination. Jaringan otak yang mendapat stimulasi akan mencapai
perkembangannya sekitar 80% pada usia 3 tahun, 85% pada usia 6 tahun dan
mencapai 90% pada usia 10 tahun.
Perkembangan otak erat kaitannya dengan perkembangan kognitif yang di
perlukan untuk belajar. Manusia di anugerahi otak lebih sempurna dari otak
hewan. Setap sel otak memiliki kemungkinan konelsi mulai dari 1 hingga 20000
koneksi. Koneksi antar sel otak terjadi jika sering di gunakan dan di latih untuk
berfikir. Paul Maclean mengemukakan konsep otak triun dalam satu kepala yaitu
otak reptile, otak mamalia, dan otak korteks. Visualisasi ketiga jenis otak tersebut
di kemukakan sebagai berikut:
Pertama, otak reptile. Terletak di dasar batang otak yang terhubung
dengan tulang belakang. Bagian otak ini berfungsi untuk kordinasi sensori
motorik tubuh. Kelenturan fisik seseorang dan stoke yang mungkin di alami
seseorang berhubungan dengan fungsi otak ini. Bagian otak ini akan berfungsi
sebagai pengaman jika seseorang dihadapkan pada situasi yang dianggapnya
membahayakan dirinya.pada saat bagian otak ini aktif maka padamlah bagian otak
belajar anak sehingga tidak terjadi proses belajar. Karena pada bagian otak ini
tidak ada memori untuk menyimpan hasil belajar.
Kedua, otak mamalia adalah pintu gerbang menerima informasi. Bagian
otak ini berperan penting pada pross pembelajaran karena berkaitan erat dengan
emosi dan memori jangka panjang. Pada otak ini terdapat amyglada yang
berfungsi sebagai memori semua perasaan baik yang positif dan negatif yang
pernah di alami seseorang. Bagian memori negative terhubung dengan otak
reptile. Jika memori negative ini mendominasi maka bisa dipastikan akan
terhubung dengan otak reptile. Hal ini diakibatkan di produksinya cortisol dalam
jumlah banyak di otak sehingga melumpuhkan kemampuan berfikir.akibat
keadaan ini individu tidak mampu mengembangkan kemampuan untuk mencapai
optimum tolerance dalam hidupnya.
Yang ketiga adalah otak neo-cortex yang merupakan 80% dari total otak
manusia. Otak ini merupakan tpi yang menutupi otak mamalia dan otak reptile,
serta berfungsi ketika seseorang dalam keadaan tenamh, bahagia, dan relaks. Bila
dalam keadaan tegang, stress, takut atau marah, maka informasi akan dilanjutkan
ke otak reptile. Hal inilah yang terjadi ketika seserang terlalu tegang saat
mengerjakan ujian, sehingga pikirannya kosong dan tidak dapat mengingat apa
yang telah dipelajarinya.
Lobus didalam otak memiliki fungsi berbeda. Sebagaimana tampak pada
gambar dibawah ini yang menunjukkan 8 belahan otak ini memiliki fungsinya
sendiri. Oleh karena itu dalam belajar semua belahan ini perlu di fungsikan untuk
mendapatkan hasil belajar yang optimal.
Fakta lain tentang otak adalah otak terdiri dari otak kiri dan otak kanan.
Otak kiri mempunyai fungsi dan cara belajar yang khusus yaitu menyukai hal-hal
yang berurutan, belajar maksimal dari hal-hal yang bersfat detail, baru kemudian
ke global, menyukai system membaca yang berdasarkan fonetik, menyukai kata-
kata, symbol dan huruf, menyukai sesuatu yang terstruktur dan dapat diprediksi,
mengalami banyak focus internal dan ingin mengumpulkan informasi yang
factual.
Sedangkan otak kanan lebih menyukai hal-hal yang bersifat acak, belajar
dari yang global ke detail, menyukai system membaca secara menyeluruh,
menyukai gambar dan grafik, lebih suka melihat dulu atau mengalami sesuatu,
lingkungan belajar spontan alamiah focus eksternal, ingin pendeta yang bersifat
terbuka, baru dan memberikan kejutan yang menantang.
Kedua belahan otak ini dapat berfungsi lateral atau berfikir lateral yang
artinya kedua belahan otak ini dapat difungsikan sekaligus untuk menciptakan
sesuatu. Misalnya ketika mendengar musi, seseorang akan memprosesnya terlebih
dahulu di otak kirinya karena biasanya yang mereka lakukan adalah menganalisis
terlebih dahulu musik tersebut baru kemudian menikmatinya.
c. Perkembangan dan Belajar
1. Perkembangan kognitif dan belajar
Perkembangan kognitif adalah proses perubahan kemampuan individu
dalam berfikir. Perkembangan ognitif di dalam teori kognitif piaget mencakup
proses-proses yaitu skema, asimilasi, akomodasi, organisasi, dan equilibrasi.
Skema adalah konsep kerangka kognitif atau kerangka referensi yang ada di
dalam pikiran seseorang yang dipakai unntuk mengorganisasikan dan
menginterprestasikan informasi. Piaget mengemukakan bahwa perkembangan
kognitif berlangsung dalam urutam empat tahapan mengikuti perkembangan usia
anak. Tahapan perkembangan itu adalah sebagai berikut.
1) Tahapan sensori motorik (0-2 tahun)
Pada tahap ini bayi membangun pemahaman tentang dunia dengan
mengkordinasikan pengalaman indrawi dengan gerakan dan mendapatkan
pemahan akan object permanence.
2) Tahap praoprasional (2-7 tahun)
Tahap ini dibagi menjadi dua tahap yaitu subtahap fungsi symbol dan pemikiran
intuitif. Pada tahap fungsi symbol yaitu pada usia 2-4 tahun, anak secara mental
mempresentasikan objek yang tidak hadir dan meningkatnya pemikiran simbolis
muncul egosentris dan animisme. Pada subtahap pemikir intuitif yang dimulai
sekitar 4-7 tahun, rasa ingin tahu anak sangat besar dan ingin tahu semua jawaban
pertanyaannya.
3) Tahap operasional konkret (7-11 tahun)
Pada tahap ini menggantikan pemikiran intuitif menjadi konkret dan
spesifik. Klasifikasi, serasi dan transivity merupakan keterampilan operasional
yang penting. Serration adalah operational konkret yang melibatkan stimulasi
pengurutan berdasarkan dimensi kuantitatif. Transivity adalah kemampuan untuk
mengkombinasikan hubungan-hubungan secara logis guna memahami kesimpulan
tertentu.
4) Tahap operational formal (11-15 tahun)
Pada tahap ini remaja lebih bersifat abstrak, idealis, dan logis. Penalaran
hipotesis deduktif menjadi penting, artinya remaja dapat mengembangkan
hipotesis untuk memecahkan masalah dan menarik kesimpulan secara sistematis.
Teori perkembangan kognitif dikembangkan juga oleh Vygotsky. Vygotsy
menekankan bahwa keahlian kognitif perlu di interprestasikan secara
perkembangan dan di mediasi oleh bahasa, relasi social dan kultur. Konsep yang
paling popular dari Vygotsky adalah Zone of Proximal Develoment yaitu
serangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak secara sendirian tetapi dapat
dipelajari dengan bantuan orang dewasa atau anak yang lebih mampu. Batas ZPD
adalah tingkat problem yang dapat dipecahkan orang dewasa.
Erat kaitannya dengan ZPD adalah scalffoding (Bruner) yaitu sebuah teknik
mengubah level dukungan dengan cara menyesuaikan diri dengan perkembangan
kemampuan anak dalam menyelesaikan tugas. Vygotsky mengemukakan bahwa
anak-anak menggunakan bahasa bukan hanya untuk menggunakan komunikasi
social, tetapi juga untuk merencanakan, memonitor perilaku mereka dengan
caranya sendiri.
2. Perkembangan Bahasa dan Belajar
Bahasa merupakan alat komunikasi dapat berbentuk lisan, tulisan, atau
symbol. Noam Chomsky (1975) menegmukakan bahwa manusia cenderung
mempelajari bahasa pada waktu tertentu dengan cara tertentu. Perkembangan
bahasa anak dipengaruhi factor biologi dan social pada saat mereka berinteraksi.
Vygotsky menetapkan bahasa sebagai alat cultural dalam pengembangan kognitif.
Peserta didik dapat menggunakan inner speech dalam penyelesaian proses
belajarnya.
3. Perkembangan Social dan Belajar
Perkembangan social mengacu pada perubahan jangka panjang di dalam
konteks membina hubungan, interaksi pribadi, teman sebaya dan keluarga.
Perkembangan social yang sangat relevan dibahas didalam konteks social di
sekolah adalah (1) perubahan konsep diri dan dalam konteks hubungan antara
guru dan peserta didik (2) perubahan kebutuhan dasar dan motif personal, (3)
perubahan pada sense tentang hubungan dan tanggung jawab.
4. Perkembangan Diri
Konsep yang sering dihubungkan dengan perkembangan diri adalah konsep
diri(self concept) dan harga diri (self esteem). Konnsep diri da penghargaan diri
yang positif akan mendorong tumbuhnya rasa percaya diri. Beberapa factor yang
dapat mendorong perkembangan harga diri siswa yakni : (1) merasakan
penghargaan atas usaha maupun pencapaian dirinya, (2) merasakan aman secara
fisik maupun psikologis, (3) merasakan pengalaman diperlakukan adil, (4) berada
dalam komunitas yang saling menghargai (5) berkompetisi dengan prestasi
sebelumnya bukan dengan orang lain, (6) tidak merasa sebagai orang jahat ketika
gagal dalam tes atau mendapat hukuman karena melakukan kesalahan.
5. Perkembangan Moral
Perkembangan moral adalah perkembangan yang berhubungan dengan
aturan dan konvensi dari interaksi yang adil antar orang. Perkembangan moral
dapat dikaji melalui domain kognitif, behavioral dan emosional. Pada domain
kognitif kuncinya adalah bagaimana siswa menalar atau memikirkan aturan untuk
perilaku etis. Dalam domain behavioral bagaimana murid berprilaku secara
actual, bukan pada moralitas dan pemikiran dan dalam domain emosional
penekanannya pada bagaimana siswa merasakan secara moral.
Ahli teori kognitif berpendapat bahwa beajar adalah hasil usaha individu
untuk mengerti duia. Caranya adalah dengan menggunakan semua alat mental
yang di miliki. Dalam pendekatan kognitif belajar dianggap sebagai sesuatu yang
aktif. Inividu berimisiatif mencari pengalaman untuk belajar, mencari informasi
untuk menyelesaikan masalah, mengatur kembali dan mengorganisasi apa yang
mereka ketahui untuk mencapai pelajaran baru.
c. Tekni Belajar
Teknik ini merupakan cara yang dapat ditempuh untuk belajar efektif,
beberapa bentuk teknik belajar yang diterapkan adalah
1. Sikap mental
Yang perlu dinbagun dalam sikap mental adalah konsep diri dan
fikiran positif. Ketika seseorang merasa dirinya mampu maka hal ini
akan menjadi komputer mental yang mendorong seseorang untuk
meraih impianya.
2. Rencana belajar
Membuat rencana belajar secara tertulis baik rencana harian,
mingguan. Tenyukan waktu penyelesaian tugas, tugas secara rinci
untuk setiap harinya,
3. Berkonsentrasi
Teknologi belajar yang ketiga adalah berkonsentrasi, hal ini dapat
dilakukan dengan senam otak, dan relaksasi, meditasi dan sebagainya.
4. Mengikut pelajaran
Kemampuan untuk mengikuti pelajaran didalam kelas seperti
mendengar, menyimak dan memberi respon. Posisi duduk ketika
mengikutu pelajaran perlu diperhatikan.
5. Tujuan belajar
Memahami tujuan belajar, yang pada hakikatnya adalah untuk
mendapatkan pengertian karena belajar merupakan jalan untuk
mencapai tujuan hidup.
6. Teknik mengingat
Kemampuan mengingat dapat dilatih dengan teknik menumpuk, teknik
asosiasi misalnya untuk mengingat faktor-faktor yang membuat sukses
dengan membuat perkalian a x b x c x d= sukses.
Sasntrok (2007) mengemukakan beberapa teknik nemonik untuk mengingat.
Pertama metode loci yaitu menyusun hal-hal yang diingat menjadi suatu tempat
misalnya rumah. Kedua dengan memendekan kata dan menyusunya menjadi satu
misalnya “mejikuhibiniu” untuk mengingat warna pelangi. Ketiga dengan
akronim misalnya, untuk mengingat peraturan dalam berkomunikasi asertif yaitu
menghindari sok.
Teknik monik inoi bermanfaat dalam menghafal data atau fakta, tetapi
untuk mengingat konsep meneminic ini perliu ditambah dengan pemahaman akan
makna dari konsep tersebut. Kemampuan mencatat dapat dilatih dengan membuat
bagan, peta pikiran atau mindmapping, selain mencatat dengan simbol-simbol.
Mencatat membantu berkonsentrasi disalam kelas dan catatan merupakan bantuan
dalam meengingat kembali saat diperukan. Teknik membaca, dilakukan dengan
mempersiapkan diri, menimalkan gangguan, duduk dengan sikap tegak,
meluangkan waktu beberapa saat untuk menenangkan pikiran, menggunakan jari
jika diperlukan dan melihat sekilas bahan bacaan sebelum membaca. Teknik
mengikuti ujian, sebelum ujian anggaplah pertandingan lawan penguji, coba
membuat pertanyaaan dan menjawabnya, pelajari catatan, usahakan untuk
mengetahui yang tidak jelas, tidur segera setelah belajar. Teknik memecahkan
maslah, hal ini dapat dilakukan dengan prosedur. Menetapkan masalah, mencari
penyebab, menemukan beberapa alternaytif solusi dengan menetapkan cara satu,
dua dan tiga, melaksanakanya dan jika belum berhasil menggunakan cara dua atau
tiga.
BAB 6 MODEL PEMBELAJARAN
Pembelajaran sering dihubungkan dengan istilah-istilah : Pendekatan,
strategi, metode, teknik, taktik serta model pembelajaran. Beberapa model
pembelajaran yng diimplementasikan didalam kelas adalah model pengajaran
langsung, kooperatif, berdasarkan masalah dan strategi-strategi pengajaran.
Berikut pembahasan dari tiap-tiap model pembelajaran:
a. Model Pembelajaran Langsung
Pembelajaran ini merupakan model yang berpusat pada guru. Model ini
dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan
penegtahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik
yang dapat dianjurkan degan pola kegiatan bertahap. Model ini disebut model
pengajaran aktif, kegiatan pembelajaran langsung ini memiliki sintaks yaitu :
1. Menympaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.
2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilan
3. Membimbing pelatihan.
4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.
5. Memberikan kesempatan untuk pelatihan dan penerapan.
Pengajaran langsung dapat berupa ceramah, demonstrasi, pelatihan dan
praktik serta kerja kelompok. Pada pembelajaran ini dapat diberlakukan belajar
dengan pemodelan tingkah laku, belajar ini didasarkan pada teori belajar sosial.
Elemen penting yang perlu diperhatikan disini adalah perhatian, mengulang,
mengolah dan motivasi.
b. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajran ini dilakukan dengan membuat siswa bekerja sama dan
bertanggung jawab pada kemajuan belajar temannya. Belajar ini menekankan
pada keberhasilan kelompok yang hanya dapat dicapai jika semua anggota
mencapai tujuan dan penguasaan materi. Berikut sintaks pada pembelajaran
kooperatif.
1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
2. Menyajikan informasi.
3. Mengorganisasi siswa kedalam kelompok kooperatif.
4. Melakukan penugasan dari guru.
5. Memberikan penghargaan.
Beberapa pendekatan dalam pembelajaran kooperatif dikemukakan sebagai
berikut.
1) Student Team Achievement Division (STAD)
Pembelajaran dengan pendekatan ini dilakukan dengan tahap persiapan
sebagai berikut:
- Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti : RPP, Buku siswa, Lembar
Kegiatan Siswa beserta jawaban.
- Membentuk kelompok
- Menentukan skor awal dari niai ulangan sebelumnya .
- Kerja kelompok.
Pada pembelajaran kooperatif ini pemberian penghargaan terhadap
keberhasilan siswa dilkukn pda tahap menghitung skor perkembangan individu.
2) Menghitung Skor Kelompok
Skor perkembangan individu dihitung berdasarkan hasil penjumlahan semua
skor perkembangan anggota kelompok dibagi dengan jumlah kelompok
3) Tim Ahli ( Jigsaw)
Pembelajaran Jigsaw dilakukan berdasarkan tahap berikut:
- Membuat kelompok siswa terdiri dari 5-6 orang
- Memberikan teks bacaan per subbab pada masing-masing siswa.
- Setiap siswa membaca teks.
- Semua siswa yang memiliki materi yang sama berkumpul untuk
mendiskusikannya.
- Siswa kembali kedalam kelompoknya dan mengajari teman-temannya.
- Semua siswa pada kelompok asal mengerjakan kuis tentang semua materi.
Pembelajaran ini perlu dilengkapi dengan bahan kuis, lembar kerja siswa,
rencana pelaksanaan pembelajaran, sistem evaluasi sama dengan sistem evaluasi
pada STAD yaitu pemberian nilai individu dan kelompok.
4) Group Investigation (GI)
Pada pendekatan ini siswa dibagi menjadi 5-6 orang per kelompok,
kelompok ini diusahakan heterogen. Tugas kelompok adalah melakukan
penyelidikan terhadap topik tertentu kemudian melaporkan hasilnya didalam
kelas. Pendekatan ini dapat berbentuk kelompok penyelidikan dan dapat juga
kelompok pendekatan struktural.
5) Think Pair Share (TPS)
Pembelajaran ini menjadi pemblajaran yang otonom dan mandiri.
Pendekatan ini digunakan untuk membuat variasi pola diskusi kelas, sehingga
dapat dibandingkan tanya jawab kelompok pada keseluruhan kelas. Langkah-
langkah melakukan pendekatan ini yaitu :
- Guru menjelaskan bahwa berbicara atau mengerjakan bukan bagian
berpikir. Pada tahap inimereka diminta untuk memikirkan jawaban terhadap
pertanyaan yang diajukan guru.
- Guru meminta siswa berpasangan untuk mendiskusikan jawaban mereka.
- Guru meminta siswa untuk meyampaikan hasil diskusi pasangan tersebut di
depan kelas hingga semua pasangan mendapat giliran.
c. Pembelajaran Berdasarkan Masalah
Pembelajaran ini dikembangkan untuk mengembangkan kemampuan
berpikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual. Keterbatasan model
ini yaitu persiapan pembelajara kompleks, sulit mencari problem yang relevan,
terjadi miskonsepsi, memerlukan waktu yang lebih lama. Sintaks pembelajaran
model ini yaitu :
1. Orientasi siswa pada masalah.
2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar.
3. Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
d. Pembelajaran Kontekstual
Pembelajaran ini merupakan konsep yang menghubungkan anatara materi
pembelajaran dengan situasi siswa dan mendorong siswa untuk membawa
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan melibatkan tujuh
komponen utama pembelajaran kontekstual yaitu: konstruktivisme, bertanya,
inkuiri, masyarakat belajar, pemodelan dan penilaian autentik. Langkah-langkah
penerapan pembelajaran ini yaitu:
1. Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar bermakna dengan cara
bekerja sendiri, menemukan sendiri dan mengkontruksikan sendiri
pengetahuan dan keterampilan barunya.
2. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inkuiri untuk semua topik.
3. Mengemabangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4. Menciptakan masyarakat belajar.
5. Menghasilkan model sebagai contoh pembelajaran.
6. Melakukan refleksi diakhir pertemuan.
7. Melakukan penilaian diakhir pertemuan.
e. Pembelajaran Diskusi Kelas
Diskudi dilakukan untuk memperbaiki cara berpikir dan keterampilan
berkomunikasi siswa dan untuk meningkatkan semangat siswa terlibat didalam
pelajaran serta membangkitkan pemahaman siswa tentang isi pembelajaran.
Berikut sinak pembelajaran diskusi kelas:
1. Meyampaikan tujuan dan mengatur setting.
2. Mengarahkan diskusi.
3. Menyelenggarakan diskusi.
4. Mengakhiri diskusi.
5. Melakuakn tanya jawab singkat tentang proses diskusi.
f. Strategi-Strategi Belajar
Tujuan utama pengajaran strategi ini yaitu mengajarkan siswa untuk belajar
atas kemauan dan kemampuan siswa sendiri. Strategi belajar dapat dikelompok
menjadi strategi mengulang, elaborasi, organisasi, serta metakognitif.
g. Strategi PQ4R
Strategi ini mempunyai sintaks sebagai berikut:
1. Memberikan bahan bacaan untuk dibaca siswa.
2. Meminta siswa untuk memperhatikan makna bacaan serta membuat
pertanyaan dari pokok pembahasan dari bacaan.
3. Mengorganisasi siswa untuk memberi jawaban dari pertanyaan yang telah
dibuat.
4. Menginformasikan materi yang ada pada bacaan.
5. Meminta siswa membuat inti sari dari seluruh pembahasan pelajaran yang
telah dipelajari hari itu.
6. Meminta siswa untuk membaca inti sari yang telah dibuat.
h. Strategi Belajar Peta Konsep
Peta konsep adalah ilustrasi grafis konsep yang yang mengidentifikasi
bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan dengan konsep-konsep lainnya.
Sintaks dari strategi peta konsep ini adalah:
1. Mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep.
2. Mengidentifikasi ide-ide atau konsep sekunder yang menunjang ide utama.
3. Menempatkan ide-ide utama ditengah atau dipuncak peta tersebut.
4. Mengelompokkan ide-ide sekunder disekeliling ide utama yang secara
visual menunjukkan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.
Peta konsep dapat berbentuk jaringan pohon, rantai kejadian, konsep siklus,
map dan peta konsep laba-laba.
BAB 9 PENILAIAN
A. Pengertian Penilaian
Ralph Tyler (1950) berpendapat bahwa penilaian merupakan suatu proses
pengumpulan data untuk mentukan sejauhmana, dalam hal apa, bagian mana
tujuan pendidikan sudah tercapai.
Griffin dan Nix (1991) mengemukakan bahwa penilaian adalah kegiatan
untuk menentukan nilai suatu program termasuk program pendidikan.
Sudjana (2001) mengemukakan bahwa penilaian adalah proses
memberikan atau menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu
kriteria tertentu.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat dikemukakan bahwa kata
penilaian sebagai evaluasi yang mengandung makna proses pengumpulan dat,
data dianalisis dalam rangka pemberian nilai ats sesuatu yang terdapat proses
pembuatan keputusan dengan kriteria tertentu berdfasarkan interpretasi dan
Jugdment atas informasi yang dimilkinya dengan penuh tanggung jawab.
B. Keterkaitan Penilaian (Evaluation), Penilaian (Assesment), Pengukuran
(Measurement), dan Pengujian
Pengukuran dan evaluasi berkaitan dengan asesmen. Popham (1975)
menyatakan bahwa asesmen adalah suatu upaya formal utnuk menentukan status
anak dalam berbagai aspek yang dinilai. Asesmen memilki karakteristik yang
memungkinkan guru dapat mengungkapkan hasil belajar yang sebenarnya dan
menyeluruh pada diri anak melalui berbagai cara.
Evaluasi berkaitan dengan tes. Tes merupakan instrumen, alat atau
prosedur yang dapat digunakan untuk menggambarkan perilaku seseorang.
Evaluasi merupakan keseluruhan proses untuk m,enilai sesuatu baik atau tidak,
bermanfaat atau tidak, dan seterusnya.
Pengukuran adalah penetapan angka terhadap suatu objek. Suharsimi
(2003) menyatakan bahwa mengukur adalah proses membandingkan sesuatu
dengan satu ukuran.
Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas, khususnya yang berkenaan
dengan kata evaluasi, asesmen, pengujian dan pengukuran dapat dinyatakan
bahwa keempatnya merupakan kata yang memiliki konsep sendiri-sendiri. Konsep
masing-masing kata memilki keterkaitan anatara satu sama lainnya. Evaluasi
dapat dilakukan dengan menggunakan asesemen, tes dan pengukuran. Namun
pelaksanaan asesemen, tes dan pengukuran mungkin saja tidak berkaitan dengan
pelaksanaan evaluasi. Ada data dari asesmen, tes dan pengukuran yang tidak
digunakan sebagai bahan evaluasi.
C. Pentingnya Penilaian dalam Pembelajaran
Bila pembelajaran pada satu program telah selesai dilakukan, melalui
evaluasi dapat diketahui apakah tujuan program tersebut sudah tercapai peserta
didik atau belum,. Hasil evaluasi dapat dijadikan sebagai empan balik
pembelajaran berikutnya.
Komponene penilaian dalam pembelajaran antara lain berfungsi untuk
memberikan informasi tentang rancangan pembelajaran yang digunakan guru
dalam kegiatan pembelajaran. Penilaian digunakan sebagai patokan untuk
pengambilan keputusan yang berkaitan dengan individu atau anak, program atau
kurikulum dan sekolah secra keseluruhan.
Selain itu, dengan penilaian dapat diperkirakan soranmg siswa mengalami
kesulitan belajar atau tidak. Nilai yang diberikan berguna bagi semua pihak,
khususnya orangtua, guru dan anak sendiri. Bagi orangtua diharapkan dapat
menetukan langkah atau upaya yang dapat dilakukan dalam membantu
perkembangan belajar anak. Bagi guru sebagai masukan dalam merancang
kegiatan pembelajaran selanjutnya untuk setiap peserta didik. Bagi peserta didik
sendiri sebagai dorongan atau motivator dalam mengembangkan diri berikutnya.
D. Tes
Tes sebagai metode pengumpulan informasi yang memilki ketentuan atau
batasan respon yang harus diberikan oleh pemberi informasi. Tes terdiri dari butir-
butir pertanyaan untuk menguji suatu tujuan yang telah dirumuskan terlebih
dahulu. Tes dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu tes standar dan tes buatan
guru.
E. Bentuk Tes
Tes dapat dikelompokkan berdasarakan bentuk, tipe, dan ragam.
Berdasarkan bentuknya ada tes uraian (essay test) dan objektif (objective
test). Bila dilihat dari tipe tes, tes uraian terdiri dari tes uraian terbatas
(restricted essay), dan tes uraian bebas (extended essay). Bentuk tes objektif
menurut tipenya terdiri dari tes benar-salah (true-false), tes menjodohkan
(matching) dan tes pilihan ganda (multiple choice).
F. Pengembangan Tes Hasil Belajar
Tes berkaitan dengan hasil belajar. Oleh karena itu pengembangan tes juga
berkaitan dengan hasil belajar. Menurut teori Bloom bahwa hasil belajar
dapat dijabarkan dalam tiga dimensi utama yaitu, kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Ada lima hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan tes,
yaitu :
Pengambilan sampel dan pemilihan butir
Aspek yang akan diuji
Tipe tes yang digunakan
Jumlah butir
Distribusi tingkat kesukaran
G. Penentuan Nilai
Ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam penentuan nilai hasil
belajar yaitu penilaian acuan norma yang disingkat menjadi PAN (Norm
Referenced Instrument) dan penilaian acuan patokan yang disingkat PAP
(Criterion referenced Instrument).
Penilaian acuan norma adalah kriteria yang disusun berdasarkan proses
standarisasi instrumen melalui sekumpulan data yang diperoleh dari sampel
sasaran instrumen dengan menggunakan instrumen itu sendiri. Kriteria dengan
acuan patokan adalah kriteria yang ditetapkan berdasarkan proses standarisasi atau
tidak sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan evaluasi.
Penentuan nilai dengan pendekatan penilaian acuan norma dapat dilakukan
dengan menggunakan rumus. Penilaian acuan patokan berdasarkan patokan yang
telah ditetapkan sesuai dengan kebutuhan penilaian.
H. Non Tes
Ada beberapa metode nontes yang sering digunakan guru, yaitu metode
observasi dengan menggunakan berbagai pencatatan, angket dan wawancara
a. Pengertian Observasi
Observasi merupakan proses perolehan informasi tentang sesuatu atau
objek menggunakan alat dan akal pikiran. Karakteristik pengamatan yaitu:
Pengamatan dilakukan sesuai dengan kegiatan pelakasanaan program
Pengamatan direncanakan secara sistematis
Menggunakan alat bantu rekam
Data yang diperoleh dipilih sesuai dengan kegiatan pelaksanaan program
Dilakukan dengan teliti dan tuntas
b. Catatan Observasi
Bentuk pencatatan observasi yaitu:
Catatan Observasi (Anekdot Record)
Catatan anekdot adalah tulisan naratif singkat yang menjelaskan suatu
peristiwa tentang perilaku anak yang penting bagi pengamat. Keuntungan
menggunakan catatan ankdot yaitu: tidak memerlukan pelatihan khusus
untuk melakukan pencatatan, pengamatan bersifat terbuka, pengamat dapat
menangkap hal-hal yang tidak terduga pada saat kejadian, pengamat dapat
melihat dan mencatat tingkah laku khusus dan mengabaikan perilaku lain.
Namun penggunaan catatan ankdot juga memilki kerugiana seperti tidak
memebrikan gambaran yang lengkap, tergantung pada adaya ingat
pengamat, kegiatan bisa saja keluar dari konteks dan kemudian
diinterprestasikan tidak dengan benar dan sulit untuk memeberikan analisa
naratif.
Catatan Cepat dan Menyeluruh (Running Records)
Running Records merupakan catatan semua perilaku peserta didik yang
muncul saat dilakukan pengamatan. Keuntungan menggunakan Running
Records yaitu merupakan catatan lengkap dan menyeluruh, tidak terbatas
pada peristiwa-peritiwa tertentu, catatan terbuka, tidak membutuhkan
pengamat yang memilki keterampilan khusus. Sedangkan kerugian
menggunakan Running Records yaitu memerlukan waktu yang lama,
cukup sulit untuk mencatat semua hal dalam waktu yang panjang tanpa
kehilangan rincian yang mungkin juga penting, Sangat efektif jika hanya
mengamati seorang peserta didik, namun tidak dengan pengamatan pada
kelompok, dan pengamat harus menjga diri dari peserta didik.
Catatan Specimen (Specimen Record)
Catatan ini sering digunakan oleh peneliti yang mengingatkan deskripsi
lengkap dari suatu perilaku peserta didik. Specimen Record menulis
secara naratif perilaku atau peristiwa saat terjadi dan deskripsi disususn
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan
Time Sampling
Time sampling merupakan metode yang sangat berguna jika digunakan
untuk mengamati peserta didik dengan alasa-alasan berikut:
Membutuhkan waktu dan usaha yang tidak terlalu banyak
Lebih obyektif dan terkontrol
Memberikan informasi yang berguna dalam interval waktu dan
frekuensi dan perilaku tertentu
Memberikan hasil kuantitatif yang berguna bagi analisis statistik.
Kekurangan menggunakan teknik sampling yaitu:
Bukan metode terbuka
Tidak menjelaskan perilaku
Terbatas untuk perilaku yang diamati yang sering terjadi
Biasanya hanya fokus terhadap satu perilaku
Even Sampling
Even sampling adalah suatu metode yang memberikan kesimpulan kepada
pengamat untuk menunggu dan kemudian mencatat perilaku khusus yang
sudah dipilih lebih dahulu. Metode ini digunakan untuk mempelajari
kondisi dimana perilaku tertentu terjadi atau sering terjadi.
c. Daftar Cek
Pencatatan observasi dapat dilakukan dengan menggunakan daftar. Untuk
itu, guru atau observer lainnya perlu membuat daftar cek sesuai dengan
tujuan observasi.
d. Angket
Angket merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan secara tertulis
kepada seorang untuk memperoleh informasi sebagaimana informasi itu
dimiliki responden
e. Wawancara
Suatu proses perolehan informasi yang dilakukan secara lisan.
f. Portofolio
Portofolio penilaian merupakan dokumen yang digunakan untuk
memperoleh informasi perkembanngan kemajuan belajar peserta didik
dalam rentang waktu yang ditentukan. Portofolio penilaian mengandung
komponen poko seperti: tujuan yang jelas, kualitas hasil, bukti-bukti
otentik dari pembelajaran yang mencerminkan dunia nyata, kerjasama
anak dengan anak, anak dengan guru, penilaian yang integratif dan
dinamis, adanya kepemilkian melalui refleksi diri dan evaluasi diri dan
perpaduan penilaian pembelajaran.