Oleh :
NORENTA SITOHANG
NIM : 8126122032
2012
Judul Buku 1 : Teori Teori Belajar dan Pembelajaran
Penerbit : Erlangga
Penerbit :-
PENDAHULUAN
Bab I: Dibagian Bab l buku ini menjelaskan tentang mengapa belajar. Belajar dapat
didefenisikan sebagai suatu proses dimana suatu organisasi berubah prilakunya sebagai
akibat pengalaman.Belajar dihasilkan dari pengalaman dengan lingkungan yang
didalamnya terjadi hubungan-hubungan antara stimulus-stimulus dan respon-respon.Ada
lima bentuk belajar yaitu
1. Belajar Responden
Semua hal dalam lingkungan dapat menjadi berpasangan dengan suatu stimulus yang
menimbulkan respon-respon emosional.Belajar responden ini adalah hasil penelitian ahli
psikologi Rusia yang terkenal Ivan Pavlop.
2. Belajar Kontiguitas
Asosiasi dekat (contiguous) sederhana antara suatu stimulus dan suatu respons dapat
menghasilkan suatu perubahan dalam prilaku.
3. Belajar Operant
Prilaku yang diinginkan timbul secara spontan, tampa dikeluarkan secara naluriah oleh
stimulus apapun, saat organisme beroperasi terhadap lingkungan.
4. Belajar Observasional
Konsep belajar observasional memperlihatkan bahwa orang dapat belajar dengan
mengamati orang lain melakukan hal yang akan dipelajari.
5. Belajar Kognitif
Bab II: Pada Bab ini memaparkan tentang mengapa teori itu dibutuhkan.Snelbecker (1974)
berpendapat bahwa perumusan teori itu bukan hanya penting tetapi juga vital bagi
psikologi dan pendidikan agar dapat maju atau berkembang serta memecahkan masalah-
masalah yang ditemukan dalam setiap bidang.Kita harus menyadari bahwa ilmu apapun
untuk berkembang, harus dilandasi teori.
Fungsi Teori :
Ada dua metode konstruksi teori yaitu metode deduktif dan metode induktif.Hal yang
ingin diketahui ialah apakah teori tertentu relative lebih baik daripada teori yang lama dan
apakah bagian tertentu suatu teori memerlukan revisi.Cara untuk menguji suatu teori adalah
secara sintaks dan secara semantic.
Bab III: Pada bab ini menjelaskan tentang teori-teori belajar.Teori belajar abad ke-20 dibagi
menjadi dua keluarga yaitu keluarga teori perilaku dan keluarga teori kognitif.
Bab IV : Bab ini berisi tentang Penyajian Pengetahuan. Dalam bab ini dibahas tentang bentuk
penyajian pengetahuan yang menurut Gagne (1985) ialah proposisi,produksi dan
gambaran mental. Proposisi merupakan unit dasar informasi dalam sistem pemrosesan
informasi manusia.Produksi memprogram terjadinya aksi-aksi tertentu pada kondisi
tertentu.Gambaran mental digunakan dalam memori kerja untuk memanipulasi
informasi spasial yakni informasi yang menyangkut ruang.
Ada dua macam pengetahuan yaitu pengetahuan deklaratif (menyatakan pengetahuan
apa sesuau itu) dan pengetahuan procedural (pengetahuan bagaimana melakukan
sesuatu).
Proposisi digunakan untuk menyajikan pengetahuan deklaratif sedangkan pengetahuan
procedural disajikan oleh produksi.
Bab V : Bab V menguraikan bagaimana proses belajar pengetahuan deklaratif dan procedural
terjadi pada diri orang yang sedang belajar, bagaimana ke dua macam pengetahuan ini
diperoleh dan bagaimana pembelajaran seharusnya dilakukan.
Perbedaan utama antara ahli dan bukan ahli dalam suatu bidang ialah ahli mempunyai jauh
lebih banyak pengetahuan procedural tentang bidang itu.Para ahli mempunyai aturan-
aturan khusus untuk memanipulasi informasi.Prosedur pengenalan pola mendasari
kemampuan untuk mengenal dan mengklasifikasikan pola-pola stimulus internal dan
eksternal.Prosedur urutan aksi mendasari kemampuan untuk melakukan urutan operasi
terhadap symbol-simbol.
Bab VI : Di bab ini membahas hasil utama pendidikan yaitu belajar konsep.Belajar konsep
merupakan hasil utama pendidikan.Konsep merupakan batu pembangun berfikir.
Konsep merupakan dasar bagi proses mental yang lebih tinggi untuk merumuskan
prinsip dan generalisasi. Untuk memecahkan masalah, seorang siswa harus
mengetahui aturan-aturan yang relevan dan aturan-aturan ini didasarkan pada konsep-
konsep yang diperoleh. Banyak definisi dari konsep, menurut Rosser (1984) konsep
adalah suatu abstrasksi yang mewakili satu kelas objek,kejadian,kegiatan atau
hubungan yang mempunyai atribut yang sama,kerena orang mengalami stimulus yang
berbeda-beda maka orang juga membentuk konsep sesuai dengan pengelompokan
stimulus dengan cara tertentu juga. Konsep diperoleh melalui 1) pembentukan konsep.
2) asimilasi konsep.
Ada dua pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan perilaku dan pendekatan
konitif. Pendekatan kognitif tentang belajar memusatkan pada proses perolehan
konsep dalam sifat konsep dan bagaimana konsep itu disajikan dalam struktur kognitif.
Tingkat pencapaian konsep menurut Klausmeier : tingkat konkret, tingkat identitas,
tingkat dan tingkat formal.
Bab VII: Bab ini membahas satu dari tiga model instruksional kognitif yang paling berpengaruh
yaitu model Jerome Bruner yaitu model Belajar Penemuan.Sedang model yang lain akan
dibahas di bab selanjutnya.
Jerome S. Bruner adalah seorang ahli psikologi perkembangan dan psikologi
belajar kognitif. Pendekatannya tentang psikologi adalah eklektik. Dalam bukunya
(Bruner,1960) Bruner mengemukakan ada empat tema pendidikan yaitu stuktur
pengetahuan,kesiapanbelajar,intuisi dan motivasi. Pendekatan Bruner terhadap belajar
didasarkan pada 2 asumsi (Rosser,1984) yaitu asumsi pertama : perolehan pengetahuan
merupakan suatu proses interaktif, asumsi kedua : orang mengonstruksi pengetahuannya
dengan menghubungkan informasi yang masuk dengan informasi yang disimpan yang
diperoleh. Bruner mengemukakan bahwa belajar melibatkan tiga proses yaitu : 1)
memperoleh informasi baru. 2) transformasi informasi. 3) menguji relevansi dan
ketepatan pengetahuan (Bruner, 1973).
Belajar Penemuan adalah pencarian pengetahuan secara aktif oleh manusia dan
dengan sendirinya memberikan hasil yang paling baik.Berusaha sendiri untuk mencari
pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan
yang benar-benar bermakna.
Bab VIII: Bab ini membahas tentang Belajar Bermakna dari David Ausebel. Menurut Ausebel
belajar dapat diklasifikasikan kedalam dua dimensi yaitu :Dimensi
pertamaberhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran yang disajikan pada
siswa melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi keduamenyangkut cara bagaimana
siswa dapat mengaitkan informasi itu pada sumber kognitif yang telah ada.
Inti teori Ausebel tentang belajar ialah belajar bermakna( Ausebel, 1968) yang
merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep yang
relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Bila tidak ada usaha yang
dilakukan untuk mengasimilasikan pengetahuan baru pada konsep-konsep relevan
yang sudah ada dalam struktur kognitif, akan terjadi belajar hafalan.
Menurut Ausebel dan juga Novak (1977) ada tiga kebaikan dari belajar
bermakna yakni:
Bab IX : Dalam bab IX ada Dua Strategi Pembelajaran yang akan dibahas yakniStrategi Peta
Konsep dan Vee-Heuristika.
A. Peta Konsep
Peta konsep dikembangkan untuk menggali ke dalam struktur kognitif pelajar dan untuk
mengetahui baik bagi pelajar maupun guru.Melihat apa yang telah diketahui pelajar. Ada tiga
gagasan dalam teori belajar kognitif Ausebel yang mendasari pembentukan peta konsep,
pertama, Struktur kognitif itu tersusun secara hierarkis dengan konsep dan proposisi yang telah
inklusif dan lebih khusus.Kedua, konsep-konsep dalam struktur kognitif mengalami diferensiasi
progresif ,Ketiga, penyesuaian integrative.
Karena peta konsep memegang peranan penting dalam belajar bermakna,siswa hendaknya
pandai menyusun peta konsep. Ada beberapa langkah untuk membuat peta konsep yaitu: 1)
memilih suatu bacaan dari buku pelajaran. 2)Tentukan konsep-konsep yang relevan. 3) Urutkan
konsep-konsep itu dari paling inklusif ke yang paling tidak inklusif atau contoh-contoh. 4)
Susunlah konsep-konsep itu diatas kertas. 5) Hubungkan konsep-konsep itu dengan kata atau
kata-kata penghubung. 6) Peta konsep sudah selesai.
Manfaat peta konsep : a) Menyelidiki apa yang telah diketahui siswa. b) Mempelajari cara
belajar. c) Mengungkapkan miskonsepsi, dan d) Alat valuasi.
B. Vee-Heuristika Gowin
Bab X : Membahas tentang model pembelajaran Gagne. Menurut Gagne ada lima kemampuan
yang dikatakan sebagai hasil belajar, yaitu :
Keterampilan Intelektual
Keterampilan intelektual memungkinkan seseorang berinteraksi dengan lingkungannya
dengan penggunaan simbol-simbol atau gagasan-gagasan.
Strategi Kognitif
Strategi kognitif merupakan keterampilan khusus yang mempunyai kepentingan tertentu
bagi belajar dan berpikir
Informasi Verbal
Informasi verbal disimpan sebagai jaringan proposisi-proposisi
Sikap
Sikap merupakan pembawaan yang dapat dipelajari dan dapat mempengaruhi perilaku
seseorang terhadap benda, kejadian-kejadian, atau makhluk hidup lainnya.
Keterampilan Motorik
Keterampilan motorik tidak hanya mencakup kegiatan motorik yang digabung dengan
keterampilan intelaktual.
1. Fase Motivasi
2. Fase Pengenalan
3. Fase Perolehan
4. Fase Retensi
5. Fase Pemanggilan
6. Fase Generalisasi
7. Fase Penampilan
8. Fase Umpan Balik
1. Mengaktifkan motivasi
2. Memberi tahu tujuan-tujuan belajar
3. Mengarahkan perhatian
4. Merangsang ingatan
5. Menyediakan bimbingan belajar
6. Meningkatkan retensi
7. Melancarkan transfer belajar
8. Mengeluarkan penampilan: memberikan umpan balik.
Bab 11 dan 12: Bab yang berjudul Piaget dan Teorinya membahas tentang teori Piaget serta teori
kontstuktivisme dalam pendidikan. Teori Piaget ini muncul karena keberatannya
terhadap empirisme maupun rasionalisme, penganut empirisme berpendapat
bahwa pengetahuan bersumber dari luar individu dan pengetahuan itu
diinternalisasikan oleh indra-indra. Sedangkan para rasionalis tidak menolak
pentingnya pengalaman-pengalaman indra, tetapi mereka mempertahankan
bahwa penalaran lebih penting daripada pengalaman indra sebab penalaran
membuat kita tahu dengan penuh keyakinan akan banyak kebenaran yang tidak
dapat dicapai oleh pengalaman-pengalaman indra. Menurut Piaget teorinya
merupakan suatu sintesis keduanya. Teori Piaget berpendapat bahwa observasi
dan penalaran, keduanya saling tergantung.
Dalam perkembangan intelektual ada tiga aspek yang diteliti oleh Piaget yaitu : 1) Struktur,
yang terbentuk untuk lebih memudahkan individu dalam menghadapi tuntutan-tuntutan yang
meningkat dari lingkungannya.2) Isi, adalah pola prilaku anak yng khas yangintercermin pada
respons yang diberikannya terhadap berbagai masalah atau situasi yang dihadapinya. 3) Fungsi,
ada dua fungsi yaitu organisasi dan adaptasi.
Menurut Piaget setiap individu mengalami tingkat-tingkat perkembangan itelektual
yaitu:sensori-motor (0-2 thn), Pra-operasional (2-7 thn),Operasional konkret (7-11 thn), Operasi
formal (>11).
Lima faktor yang mempengaruhi transisi tingkat perkembangan intelektual: Kedewasaan,
Pengalaman fisik, Pengalaman logika matematika, Transmisi social dan proses perkembangan.
Bab Konstruktivisme dalam Pendidikan ini disusun untuk menjawab pertanyaan yang
mengatakan bahwa pengetahuan secara utuh dipindahkan dari pikiran guru ke pikiran anak dan
juga jawaban para konstruktivisme yang menyatakan bahwa pengetahuan dibangun dalam
pikiran anak.
Perbedaan perspektif Piaget dengan perspektif konstruktivis baru : Piaget memfokuskan
pada general logical capabilities, sedangkan perspektif baru menekankan domain specific
knowledge structures. Penelitian Piaget meliputi konstruksi pengetahuan personal melalui
interaksi individual dengan lingkungan sedangkan perspektif baru mengikutsertakan juga proses
social dalam konstruksi pengetahuan.
Perubahan konseptual melibatkan dua komponen yaitu kondisi yang harus dipenuhi agar
terjadi perubahan konseptual dan ekologi konseptual.
Tiga kondisi untuk mengganti gagasan lama menjadi gagasan baru selain ketidakpuasaan:
Intelligible ( dapat dimengerti)
Plausible (masuk akal)
Fruitful (memberi suatu kegunaan)
Ketidakpuasan anak akan gagasan yang dimilikinya terjadi pada waktu ia dihadapkan pa
da suatu gagasan baru yang bertentangan dengan gagasan yang dimilikinya, yaitu pada fase
dihadapkan pada situasi konflik.
Tiga fase dalam siklus belajar menurut Lawson (1988) : Fase eksplorasi, fase pengenalan
konsep ,Fase aplikasi konsep.
Siklus belajar menurut Glasson : Elaborasi, Eksplorasi, Klarifikasi. Proses belajar mengajar
dapat digunakan guru untuk mencoba menanamkan kebiasaan-kebiasaan sebagai dampak positif
dari sifat pluralistic masyarakat kita.
Bab 13: Dalam bab ini akan dibahas model pembelajaran Lawson yang dikenal dengan Tiga
Siklus Belajar Lawson. Fase-fase siklus belajar : Fase Eksplorasi, Fase Pengenalan
Istilah, Fase Aplikasi Konsep.
Tiga macam siklus Belajar :
Siklus Belajar Descriptif
Siklus Belajar Empiris- Induktif
Siklus Belajar Hipotesis-Deduktif
II. Menilai Tentang Kekuatan Isi Buku dan Membandingkan dengan Buku yang Sejenis
Kekuatan buku
tersebut.
Menjelaskan perbedaan teori belajar dan teori pembelajaran bagi seorang guru.
Mengkaji teori-teori belajar dari berbagai ahli teori belajar.
Mengkaji secara khusus variabel-variabel pembelajaran dan landasan teori
pembelajaran.
Buku berisi Penjelasan dari konsep Kontruktivisme,peranan guru serta pembelajar,juga
dicapai.
III. Menilai,mengkritisi kelemahan masing-masing buku
Kelemahan buku Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran Prof. Dr. Ratna Willis Dahar,
M. Sc
- Membahas semua teori belajar tapi penjelasan tidak terlalu dalam.
Kelemahan buku Teori Belajar Dan pembelajaran Prof.Dr.Abdul Hamid K.M.Pd:
- Tidak mempunyai teori pembelajaran skeptik dan schmatik
- Tidak tercantum nama penerbit
- Tidak mempunyai teori pembelajaran algoritme
IV. Penutup
Teori Belajar dan pembelajaran sangat penting dipelajari seorang guru dalam penerapan di
kelas untuk memahami karakter siswa dan menciptakan suasana agar seorang siswa
mampu menerima pembelajaran yang diberikan oleh seorang guru sehingga tercapailah
harapan yang telah ditetapkan. Seorang guru haruslah mempunyai cara-cara tertentu dalam
melaksanakan proses belajar mengajar, yang mana hal tersebut akan sangat penting sekali
bagi para peserta didik dalam proses pembelajaran. Dengan proses pembelajaran yang
menarik dan juga tersistematis, maka peserta didik akan lebih bisa mengungkapkan hal-hal
yang disampaikan oleh guru. Dalam proses pembelajaran, perlu adanya interaksi dan
motivasi dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik akan lebih bisa menerima apa
yang disampaikan oleh guru.