Anda di halaman 1dari 37

CRITICAL BOOKREVIEW

MK. PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN PRODI S1
BK - FIP

SKOR NILAI :
Psikologi Perkembangan Anak

(Rini Hildayani, dkk, 2019)

NAMA MAHASISWA : Salsa Anita

NIM : 1203151062

DOSEN PENGAMPU : Nani Barorah, S.Psi, M.A., P.hD

MATA KULIAH : Psikologi Perkembangan

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

OKTOBER 2020

1
EXECUTIVE SUMMARY

Critical Book Riview ini bertujuan untuk membantu penulis untuk lebih
memahami bagaimana cara mengkritik, menelaah dan memahami isi pokok dari sebuah
buku. Serta mengetahui kelebihan dan kekurangan dari buku tersebut.

Sadar atau tidak sadar keterampilan mengkritik ini tidak begitu mendapat
perhatian pada buku buku makalah serta karangan lain nya selama ini kita hanya
membaca tanpa mengetahuibagimana kaalimat kalimat dann kosa kata yang digunakan.

Tetapi walaupun begitu menyatakan bahwa pada umumnya kita menggunakan


waktu buat menyimak tiga kali sebanyak waktu untuk membaca, sedikit sekali perhatian
diberikan untuk melatih orang menyimak.

Setiap keterampilan itu sangat erat sekali berhubungan dengan ketiga


keterampilan lainnya dengan cara yang beraneka ragam . Dalam memperoleh
keterampilan berbahasa biasanya kita melalui suatu hubungan urutan yang terakhir .
Mula mula pada masa kecil kita belajar menyimak bhasa, kemudian berbicara, sesudah
itu kita membaca dan menulis. Mengkritik dan berbicaraa kita pelajari sebelum
memasuki sekolah , sedangkan membaca dan menulis dipelajari disekolah. Keempat
keterampilan terssebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan atau catur tunggal.

Selanjutnya setiap keterampilan itu erat pula berhubungan dengan prsoes proses
berpikir yang mendasari bahasa. Bahasa seseorang mencerminkan pikiran nya. Semakin
terampil seseorang berbahasa , semakin cerah dan cerdas pula jalan pikiran nya.
Keterampilan hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan praktek dan banyak
latihan. Melatih keterampilan berbahasa berarti pula melatih keterampilan berfikir.

i
KATA PENGANTAR

EXECUTIVE SUMMARY ................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR ....................................................................................... 1


B. Tujuan Penulisan CBR ....................................................................................................... 1
C. Manfaat CBR ......................................................................................................................... 1
D. Identitas Buku ...................................................................................................................... 2

BAB II RINGKASAN BUKU

A. BAB 1 Perkembangan Manusia ..................................................................................... 3


B. BAB 2 Hakikat Anak ........................................................................................................... 5
C. BAB 3 Perkembangan Fisik-Motorik Anak Usia 4-6 Tahun ............................... 7
D. BAB 4 Perkembangan Aspek Sosial-Emosional Anak Usia 4-6 Tahun........... 8
E. BAB 5 Perkembangan Moral dan Agama Pada Anak Usia 4-6 Tahun ............ 10
F. BAB 6 Teori-teori Psikologi Perkembangan Kognitif ........................................... 11
G. BAB 7 Perkembangan Bahasa dan Kegiatan Pembelajaran yang Sesuai Untuk Anak
Usia 4-6 Tahun ..................................................................................................................... 13
H. BAB 8 Perkembangan Seni dan Kegiatan Pembelajaran yang Sesuai untuk Anak
Usia 4-6 Tahun ..................................................................................................................... 15
I. BAB 9 Bermain Pada Anak Usia 4-6 Tahun .............................................................. 16
J. BAB 10 Perbedaan Individual Dalam Belajar .......................................................... 18
K. BAB 11 Anak dengan Kebutuhan Khusus.................................................................. 21
L. BAB 12 Teori Inteligensi Majemuk .............................................................................. 21

BAB III PEMBAHASAN

A. Pembahasan Isi Buku ........................................................................................................ 23


B. Kelebihan dan Kekurangan Buku ................................................................................. 29

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................................... 30
B. Saran ........................................................................................................................................ 30

ii | P a g e
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 30

LAMPIRAN ........................................................................................................................................... 31

iii | P a g e
BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasionalisasi Pentingnya CBR

Critical Book Review berfungsi menguji kemampuan penulis dalam meringkas


dan menganalisis sebuah buku. Serta membandingkan isi dari dua buah buku dengan
topic yang sama namun isi yang berbeda. Dan juga melatih kemampuan penulis untuk
mengkritik sebuah karya tulis.

Seringkali kita bingung untuk memilih buku referensi untuk dibaca. Kadang kita
memilih satu buku dan membacanya sampai habis namun masih bingung dengan isinya.
Maka dari itu, penulis membuat CBR Psikologi Perkembangan dengan tujuan
memudahkan pembaca untuk memahami isi pokok dari suatu buku.

B. Tujuan CBR

Tujuan dibuatnya tugas Critical Book Review (CBR) ini untuk menyelesaikan
tugas dalam mata kuliah Psikologi Perkembangan. Serta menambah wawasan tentang
mengkritik atau menganalisis sebuah buku dan membandingkan dua buku yang berbeda
dengan topic yang sama. Yaitu, kelengkapan pembahasannya, keterkaitan antar babnya,
dan kekurangan dan kelebihan dari buku yang dianalisis.

C. Manfaat CBR

Manfaat dari sebuah Critical Book Review (CBR) adalah:

 Membantu kita dalam memahami isi buku


 Membantu kita dalam mengkritik dan menganalisi sebuah buku
 Membantu kita dalam membandingkan dua buku yang berbeda dengan
topic yang sama

1|Page
 Membantu kita dalam menemukan kekurangan dan kelebihan dari sebuha
buku

D. Identitas Buku

Buku Utama

1. Judul Buku : Psikologi Perkembangan Anak


2. Edisi : 1 Cetakan ke-13
3. Pengarang : Rini Hildayani, dkk
4. Editor : Siti Nurhayati
5. Penerbit : Universitas Terbuka
6. Kota terbit : Tengerang Selatan
7. Tahun Terbit : 2019
8. ISBN : 978-979-011-749-5

Buku Pembanding

1. Judul Buku : Perkembangan Peserta Didik


2. Edisi : - cetakan ke-5
3. Pengarang : Prof. Dr. Sudarwan Danim
4. Editor :-
5. Penerbit : ALFABETA CV
6. Kota terbit : Bandung
7. Tahun terbit : 2017
8. ISBN : 978-602-8800-43-3

2|Page
BAB II

RINGKASAN BUKU

A. BAB 1 Perkembangan Manusia

Perkembangan merupakan suatu studi ilmiah tentang pola-pola perubahan dan


stabilitas di sepanjang rentang kehidupan manusia. Dalam Papalia, Olds, dan Feldman
(2009) bahwa perkembangan manusia merupakan suatu studi ilmiah tentang pola-pola
perubahan dan stabilitas di sepanjang rentang kehidupan manusia.

Perkembangan juga bersifat adaptif, artinya perkembangan terjadi untuk


menghadapi kondisi-kondisi dalam kehidupan (Papalia dkk., 2009). Dalam mempelajari
perkembangan manusia memiliki 4 (empat) tujuan, yaitu untuk memberikan gambaran,
penjelasan, peramalan, dan intervensi (Papalia dkk., 2009).

Mempelajari perkembangan manusia memiliki 4 (empat) tujuan, yaitu untuk


memberikan gambaran, penjelasan, peramalan, dan intervensi (Papalia dkk., 2009)

Terkait dengan perkembangan anak, berikut ini akan diuraikan secara khusus
perkembangan anak dari masa pranatal hingga remaja (Berk, 2009, Santrock, 2009,
Papalia dkk., 2009).

1. Periode Pranatal: dari konsepsi hingga lahir. Periode ini berlangsung kurang
lebih sembilan bulan di dalam kandungan.
2. Periode bayi dan balita: lahir hingga usia 18 - 24 bulan. Periode bayi adalah masa
ketika seseorang tergantung secara ekstrim pada orang dewasa untuk memenuhi
kebutuhan penggemar, seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, dan afeksi.
3. Periode kanak-kanak awal: sekitar usia 2 hingga 6 tahun. Periode kanak-kanak
awal sering pula disebut sebagai periode prasekolah.
4. periode usia sekolah: berlangsung sekitar usia 6 hingga 11 tahun. Pada periode ini
anak-anak belajar tentang lingkungan yang lebih luas dan menguasai tanggung
jawab baru yang tanggung jawab orang dewasa.

3|Page
5. Periode remaja: berlangsung sekitar usia 11 hingga 18 tahun. Periode ini
berpindah-pindah ke masa dewasa. Pubertas mengarah pada ukuran tubuh orang
dewasa dan kematangan seksual. Perubahan fisik pesat. Berpikir menjadi lebih
abstrak dan idealis.

Baltes, dkk. (dalam Papalia, dkk., 2009) Identitas tujuh prinsip kunci tentang
pendekatan perkembangan sepanjang hidup:

1. Development is Lifelong. Perkembangan adalah proses perubahan sepanjang


hidup.
2. Development is multidimensional. Perkembangan berlangsung dalam banyak
dimensi (multidimensi). Maksudnya, perkembangan yang terjadi pada dimensi
biologis, psikologis, dan sosialnya.
3. Perkembangan Multidirectional. Perkembangan berlangsung dalam lebih dari
satu arah (multidirectional).
4. Relative influences of biology and culture shift over the life span. Proses
perkembangan faktor biologis dan budaya Keseimbangan di antara kedua
pengaruh tersebut berubah sepanjang waktu Pengaruh biologis, seperti
ketajaman sensoris dan memori, menurun sejalan dengan bertambahnya usia. 5
5. Develoment involves changing resourse allocations. Seseorang dapat
mengalokasikan sumber-sumber yang ada, seperti waktu, energi, talenta, uang,
dan dukungan sosial dalam cara yang beragam.
6. Develoment shows plasticity. Banyak kemampuan dapat ditingkatkan melalui
latihan.
7. Develoment is influenced by the historical andcultural context. Manusia tidak
hanya mempengaruhi tetapi juga dipengaruhi oleh konteks sejarah dan budyanya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan:

1. herediter, lingkungan, dan kematangan


2. konteks perkembangan
3. pengaruh normatif dan nonnormatif

4|Page
4. pengaruh waktu: periode sensitif atau kritis

B. BAB 2 Hakikat Anak

Apabila kita melihat anak, kita bisa memandangnya dari beberapa sudut pandang
seperti sudut pandang fisiologis dan psikologis. Perbedaan di antara perbedaan. Secara
fisiologis, anak dilihat dari sudut pandang fisiknya berkembang. Perkembangan rentang
usia anak menurut papalia, Olds, & Feldman (2010) adalah:

1. Bayi dan toddler : lahir-3 tahun


2. Masa anak awal : 3-6 tahun
3. Masa anak madya : 6-11 tahun
4. Masa remaja : 11-20 tahun

Perkembangan fisiologis meliputi:

1. Perkembangan otak, Pada saat dilahirkan berat otak anak hanya 25% dari berat
otak orang dewasa. Berat otak ini akan mencapai 90% saat anak di usia 3 tahun
dan terbentuk saat janin berusia 2 minggu.
2. Pertumbuhan badan, pertumbuhan badan anak sangat terlihat signifikan pada
dilahirkan hingga 3 tahun, terutama pada beberapa bulan setelah dilahirkan.
3. Pertumbuhan gigi, gigi pertama mulai muncul pada usia 6 bulan atau lebih. Akan
tetapi kegiatan anak memasukkan semua barang yang dipegangnya ke dalam
mulut sudah berlangsung sejak dilahirkan.
4. Pertumbuhan motoric, perkembangan motoric berkembang pesat pada anak-
anak terutama usia awal. Dari yang hanya diam ditempat menjadi anak yang
selalu bergerak kesana kemari.
5. Karakteristik bawaan, anak merupakan percampuran gen antara kedua orang
tuanya. Oleh karena itu, anak memiliki beberapa hal yang sama dengan orang
tuanya. Hal yang paling terlihat pada anak adalah karakteristik fisik.

5|Page
6. Kebutuhan dasar anak, pada saat anak dilahirkan, kebutuhan mendasar anak
adalah kebutuhan fisik. Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi anak akan
meninggal.

Sedangkan secara psikologis, anak lebih dari sudut pandang bagaimana cara berpikir,
pemahaman tentang relasi dan emosi mereka berkembang.

1. Perkembangan Kognitif Anak, Peran orang dewasa sangat penting bagi


perkembangan kognitif anak, namun Vygotsky lebih menekannya peran orang
dewasa sebagai penyedia stimulasi bagi anak. Sering kali orang dewasa melihat
anak sebagai miniature orang dewasa dan melihat sudut pandang dari sudut
pandang nya sendiri. Hal ini lah yang sering membuat hubungan orang tua dan
anak tidak baik
2. Perkembangan Sosial Emosi, anak adalah makhluk social. Anak selalu tertarik
pada apa saja yang dilakukan orang lain dan ia memiliki kecenderungan untuk
meniru. Pada saat ia memahami bahwa dirinya berbeda dengan orang lain, ia
akan belajar bagaimana caranya berkomunikasi dengan orang lain. Tugas orang
tualah yang mengajarkan kepada anak apa nama dari masing-masing emosi dan
ekspresi wajah yang ditampilkan.

Terdapat batasan yang jelas mengenai anak dan siapa yang bertanggung jawab untuk
mengasuhnya. Hak dan kewajiban anak juga ada, di dalam hal apa saja anak dilindungi
serta perhatian khusus pada anak-anak dengan situasi tertentu, seperti keadaan perang
dan lain-lain. Konsekuensi pidana juga dijabarkan dengan detail dan diberikan pada
pihak-pihak yang melakukan tindakan tidak tepat kepada anak.

6|Page
C. BAB 3 Perkembanagn fisik-motoris anak

Perkembangan fisik adalah pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada


tubuh/badan/jasmani seseorang. Tanda yang paling jelas pada terjadinya perkembangan
fisik seorang manusia adalah adanya perubahan pada bentuk dan ukuran tubuhnya.
Perkembangan motorik (motor development) adalah perubahan secara progresif pada
kontrol dan kemampuan untuk melakukan gerakan yang diperoleh melalui interaksi
antara factor kematangan (maturation) dan latihan atau pengalaman (experiences)
selama kehidupan yang dapat dilihat melalui perubahan atau pergerakan yang
dilakukan.

Perkembangan motorik meliputi perkembangan motorik kasar dan motorik halus.


Keterampilan motorik kasar, yaitu gerakan yang dihasilkan dari kemampuan untuk
mengontrol otot-otot besar, contohnya adalah berjalan, berlari, melompat, berguling.
Keterampilan motorik halus yaitu gerakan terbatas dari bagian-bagian yang meliputi
otot kecil, terutama di bagian jari-jari tangan, contohnya adalah menulis, menggambar,
memegang sesuatu dengan ibu jari dan telunjuk.

Ada 4 faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik seorang anak, yaitu hereditas
(keturunan), hormon, nutrisi, dan penyakit infeksi. Masalah dalam perkembangan fisik
yang sering melihat anak usia 4-6 tahun adalah masalah malnutrisi (kekurangan gizi)
serta obesitas (kegemukan).

Masalah dalam perkembangan motorik kasar yang terjadi, di antaranya adalah


kesulitan dalam mengontrol keseimbangan sehingga gerakan anak tampak ragu-ragu
dan kurang serasi. Selain itu juga tampak adanya masalah pada koordinasi gerakan dan
reaksi bereaksi terhadap rangsang. Masalah yang tampak pada keterampilan motorik
halus yang tampak jelas pada anak-anak prasekolah, yaitu bahwa mereka belum mampu
membuat gambar yang tanggap serta belum rapi mewarnai gambar.

Faktor yang mempengaruhi penguasaan keterampilan fisik motorik pada anak adalah
faktor genetik/bawaan/keturunan, maturation| kematangan alat-alat tubuh serta faktor
latihan dan pengalaman. Anak- anak prasekolah juga masih membutuhkan dukungan

7|Page
dan dorongan dari orang dewasa untuk mengembangkan rasa percaya diri dan perasaan
kemampuannya dalam melakukan berbagai kegiatan fisik.

Anak dapat melatih penguasaan keterampilan motorik kasar dan motorik halus
melalui kegiatan bermain. Bermain adalah dunia anak dan bermain menyenangkan bagi
anak. Bermain bagi anak membutuhkan lingkungan yang cukup luas untuk bergerak dan
ketersediaan alat/material yang cocok untuk melatih kemmapuan fisik-motoris nya.

D. BAB IV Perkembangan Aspek Sosial-Emosional Anak Usia 4-6 Tahun

Tokoh dari teori perkembangan psikososial adalah Erik Erikson. Menurut pandangan
psikososial, kematangan fisik mempunya dampak personal dan sosial. Kematangan dan
harapan masyarakat menciptakan delapan krisis atau isu yang harus dipecahkan oleh
individu. Kedelapan tahap psikososial Erikson meliputi:

 Basic trust vs basic mistrust (dari lahir hingga sekitar usia 1 tahun),
 Autonomy vs shame and doubt (sekitar usia 2 hingga 3 tahun),
 Initiative vs guilt (sekitar usia 4 sampai 5 tahun),
 Industry vs inferiority (sekitar usia 6 tahun hingga pubertas),
 Identity and repudiation vs identity diffusion (masa remaja),
 Intimacy and solidarity vs isolation (masa dewasa mada),
 Generativity vs stagnation and self-absorption (masa usia tengah baya),
 Integrity vs despair (masa usia lanjut).

Dalam teori psikososial Erikson, setiap tahap dibangun dari tahap sebelumnya dan
mempengaruhi bentuk dari tahapan yang kemudian. Abraham Maslow menggambarkan
kebutuhan dasar manusia melalui teori hierarki kebutuhan. Hierarki kebutuhan
menunjukkan bahwa kebutuhan dasar harus dipenuhi terlebih dahulu sebelum manusia
memenuhi kebutuhan lainnya yang lebih tinggi.

Terdapat lima kebutuhan yang tersusun berdasarkan hierarki, yaitu kebutuhan


fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan cinta dan perasaan menjadi
bagian, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan untuk aktualisasi diri.

8|Page
Pengertian Resiliensi

Wagnild dan Young (dalam Ahern, Kiehl, Sole, & Byers, 2006) mendefinisikan
resiliensi merupakan kemampuan seseorang untuk mampu beradaptasi dan bereaksi
secara sehat dan produktif dalam situasi yang sulit dan tidak menguntungkan.

Anak yang resilien adalah anak yang tetap tenang dan kompeten di bawah tantangan
atau ancaman atau anak yang mampu bangkit kembali (bounce back) dari kejadian-
kejadian traumatis.

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi resiliensi, yaitu faktor risiko dan faktor
protektif (Barankin dkk., 2008). Faktor risiko meliputi karakteristik individu, keluarga,
dan lingkungan. Faktor risiko merupakan karakteristik individu, keluarga, dan
lingkungan yang dapat menurunkan resiliensi sesorang.

Faktor protektif merupakan karakteristik individu, keluarga, dan lingkungan yang


dapat meningkatkan resiliensi seseorang. Anak akan menjadi resilien jika faktor
protektif yang dimilikinya dapat meminimalkan faktor risiko yang dialaminya. Dua
faktor protektif yang sangat penting adalah hubungan dalam keluarga dan fungsi
intelektual yang baik (Masten & Coatsworth dalam Geist dkk., 2006); dalam papalia dkk.,
2009).

Sejumlah faktor protektif lain yang dapat meningkatkan resiliensi adalah:


temperamen dan kepribadian anak, pengalaman-pengalaman yang dapat
mengkompensasi, dan kurangnya hal-hal yang berisiko (Papalia dkk., 2009).

Perkembangan sosial-emosi anak usia 4-6 tahun yang meliputi:

 Perkembangan pemahaman diri


 Perkembangan hubungan sosial
 Perkembangan kemampuan mengarahkan diri (self-regulation)
 Perkembangan perilaku sosial:
 Perkembangan empati

9|Page
E. BAB 5 Perkembangan Moral dan Agama pada Anak Usia 4-6 Tahun

Perkembangan moral istilah moral atau moralitas mengacu pada suatu kumpulan
aturan dasar yang berlaku secara umum mengenai benar dan salah (McDevitt & Ormrod,
2002). Dengan demikian, yang dimaksud perkembangan moral adalah bagian dari proses
pembelajaran anak atas aturan-aturan dasar.

Sedangkan tujuan utama dari pendidikan moral adalah untuk mengembangkan


kesadaran akan benar dan salah, atau lebih dikenal dengan hati nurani. Idealnya, anak
belajar untuk mengerjakan hal yang baik, bukan karena takut akan akibat atau
konsekuensinya apabila ia melanggar aturan, tetapi karena ada aturan dari dalam diri
yang ia pelajari dari keluarga dan budaya.

Terdapat beberapa pendapat dalam menelaah perkembangan moral pada individu


adalah sebagai berikut.

a. Sosialisasi.

Faktor lingkungan memegang peranan penting dalam perkembangan moral.


Perkembangan moral adalah suatu proses internalisasi, di mana anak secara bertahap
mengadopsi dan memahami aturan-aturan dan nilai dalam masyarakat yang dianggap
sebagai tingkah laku yang dapat diterima.

b. Kognisi.

Pendekatan kognisi ini lebih banyak menekankan tanggung jawab dalam


perkembangan moral pada diri anak itu sendiri, bukan pada orang dewasa di sekitar
anak.

C. Emosi.

10 | P a g e
Anak cenderung bertingkah laku sesuai norma, terutama untuk menghilangkan rasa
cemas yang timbul. Emosi yang tidak menyenangkan, seperti malu, rasa bersalah, dan
rasa cemas, menghalangi anak untuk bertingkah laku yang tidak sesuai dengan aturan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan moral: penggunaan alasan,


interaksi dengan sebaya, contoh tingkah laku moral dan perilaku sosial, isu-isu dilema
moral.

Tingkat Prakonvensional

Tingkat ini terutama dialami oleh anak usia prasekolah, kebanyakan anak usia
sekolah dasar awal, dan beberapa individu usia remaja (Colby & Kohlberg,
prakonvensional adalah bentuk penalaran moral yang paling awal dan paling muda, di
mana individu belum mengadopsi atau menginternalisasi kesepakatan masyarakat
mengenai benar dan salah. 1984 dalam McDevitt & Ormrod, 2002).

F. BAB 6. Teori-Teori Psikologi Perkembangan Kognitif

Menurut Piaget individu adalah makhluk yang aktif, dia tida menerima begitu saja
pengetahuan yang ada di sekitarnya. Individu secara aktif mengkonstruk
pengetahuannya sendiri dan hal terseha dilakukan melalui proses organisasi dan
adaptasi (melalui asimilasi dan akomodasi). Dari proses tersebut akan terbentuk skema
(schema), vitu sekumpulan pikiran atau kegiatan yang sama serta terorganisasi.

Skema anak-anak berubah seiring dengan berjalannya waktu. Proses asimilasi


dan akomodasi membuat perolehan skema semakin kompleks dan mengalami
modifikasi serta saling berperan dalam perkembangan. Asimilasi dan akomodasi saling
bahu membahu seiring dengan makin berkembangnya pengetahuan dan pengertian anak
mengenai dunia di sekitar mereka.

Menurut Piaget perkembangan kognitif seorang anak terdiri dari empat tahapan
berikut (Miller, 1993; Dodgw, dkk., 2002; Devitt & Ormrod, 2002; Papalia, dkk., 2004).

11 | P a g e
1. Tahap sensorimotor (sensorimotor period) dimulai sejak lahir hingga kurang
lebih usia 2 tahun.
2. Tahap praoperasional (preoperational period) dimulai sejak usia 2 tahun hingga
kurang lebih usia 6 atau 7 tahun.
3. Tahap operasi konkret (concrete operations period) dimulai sejak usia 6 atau 7
tahun hingga kurang lebih usia 11 atau 12 tahun.
4. Tahap operasi formal (formal operations period) dimulai sejak usia 11 atau 12
tahun hingga dewasa.

Vygotsky mendasarkan teorinya kepada asumsi bahwa interaksi sosial merupakan


kunci dari anak belajar, dan kelas juga merupakan salah satu bentuk komunitas di mana
belajar berjalan akibat adanya bentuk hubungan yang positif antaranak serta antara
anak dan guru Anak belajar keterampilan yang mereka butuhkan untuk mendapatkan
teman, memecahkan masalah sosial, dan saling berbagi.

Lingkungan sosial dan budaya seorang anak memegang pcrana penting dalam
perkembangan kognitif seorang anak. Oleh karenanya interaksi dan komunikasi sosial
anak dalam kehidupan akan membentuk perkembangan berpikir dan mental mereka.
Menurut Vygotsky apabila anak mengembangkan fungsi mentalnya dengan bantuan atau
dengan berkolaborasi bersama teman scbaya yang lebih mampa maka akan ada
perbedaan pencapaian dibandingkan apabila mengerjakannya sendiri.

Vygotsky menggunakan istilah zone of proximal development (ZPD) untuk


menggambarkan suatu jarak atau ruang antara perkembangan ESEMap aktual (yang
diperlihatkan melalui kemampuan dalam memecahkan masalah secara mandiri) dengan
tingkat perkembangan potensial lebih tinggi yang dapat dicapai anak (yang hanya dapat
dicapai oleh anak dengan bantuan orang dewasa atau berkolaborasi dengan teman
sebaya yang lebih mampu).

Lingkungan atau orang lain diperlukan dalam rangka membantu anak untuk pindah
dari tingkat kemampuan aktual (saat ini) menuju tingkat kemampuan lebih tinggi yang

12 | P a g e
akan ia capai melalui pertolongan tersebut. Penyediaan kesempatan mengalami
mengoptimalkan perkembangan otak anak.

Perkembangan kognitif anak usia 4 6 tahun menunjukkan kemampuan melakukan


representasi objek dan kejadian secara mental melalui fungsi semiotik. Di samping itu,
karakteristik lain sekaligus keterbatasan anak pada tahap praoperasional adalah
egosentrisme, rasa bingung antara kejadian fisik dan psikologis, ketidakmampuan
melakukan konservasi, ketidakmampuan membalikkan kejadian, lebih mempercayai
persepsi daripada logika, centration, klasifikasi tunggal, dan berpikir transduktif.

G. BAB 7 Perkembangan Bahasa dan Kegiatan Pembelajaran yang Sesuai untuk


Anak Usia 4-6 Tahun

Bahasa, Bicara, Dan Komunikasi Ada beberapa istilah penting pada aspek
perkembangan bahasa, yaitu bahasa, bicara, dan komunikasi. Menyatakan bahwa bahasa
adalah sistem komunikasi yang berdasarkan kata-kata dan tata bahasa. Sedangkan
menurut Otto (2010), bahasa adalah suatu sistem dari simbol (baik) lisan.

Selanjutnya kita akan membahas mengenai 'pengekspresian bahasa'. Bahasa dapat


diekspresikan dalam berbagai bentuk, yaitu bicara (oral), tulisan, dan gesture/gerakan.
Bicara adalah ekspresi oral dari bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru (2009
hal: 126) mendefinisikan bicara sebagai pengungkapan pikiran dan pendapat. Organ
manusia yang berperan dalam hal ini adalah mulut dan tenggorokan.

Istilah penting ketiga dalam aspek perkembangan bahasa adalah komunikasi. Kamus
Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru (2009 hal : 468) memberikan banyak definisi untuk
menjelaskan istilah ini, yaitu

1. Hubungan dua arah antarmanusia dengan menggunakan bahasa;


2. Kegiatan atau usaha dalam bidang pelayanan jasa informasi (telepon, telegraf,
teleks, radio, televisi, dll);
3. Penyampaian/pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua
pihak/orang atau lebih sehingga pesan tersebut dapat dipahami; hubungan;

13 | P a g e
kontak; perhubungan. Hulit dan Howard (1997) menjabarkan komunikasi sebagai
proses pengiriman dan penerimaan informasi, ide, perasaan, atau pesan.

Empat aspek atau komponen dari bahasa, yaitu phonology (fomologi) yaitu
pengetahuan tentang bunyi bahasa (Sounds of languange); Semantics (semantik) yaitu
penngetahuan tentang kata-kata dan artinya (word meaning); Grammar adalalah
peraturan yang digunakan untuk menggambarkan struktur bahasa (ruler of language
structure) aturan tata bahasa, terdiri atas dua bagian utama yaitu, Syntax adalah aturan
penggabungan kata menjadi kalimat, Morphology adalah pengetahuan tentang struktur
kata yang mengindikasikan tata bahasa. Komponen yang terakhir adalah Pragmatics
(pragmatik), yaitu pengetahuan tentang aturan yang mengakibatka serasi tidaknya
pemakaianbahasa dam komunikasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa pada anak:

1. Perkembangan Otak Dan Kecerdasan


2. Jenis Kelamin
3. Kondisi Fisik
4. Lingkungan Keluarga
5. Kondisi Sosial
6. Setting social/Lingkungan Budaya
7. Bilingualism (2 bahasa)

Masalah perkembangan bahasa yang sering dialami anak usia 4-6 tahun yaitu:
kesulitan untuk mengunggkapkan keinginan secara verbal dan kesulitan untuk
berkomunikasi dengan menggunakan kalimat lengkap. Cadel merupakan salah satu
bentuk kesalahan artikulasi yang paling banyak dijumpai pada anak.

Terdapat beberapa usaha yang dapat dilakukan oleh guru TK untuk mendorong
perkembangan bahasa anak usia 4-6 tahun, yaitu

1) guna menyadari peran pentingnya dalam mendorong perkembangan bahasa


anak;

14 | P a g e
2) guru menjadi contoh/model penggunaan bahasa yang baik;
3) guru menciptakan lingkungan sekolah yang kaya stimulasi bahasa;
4) Guru menyadari adanya perbedaan individual yang akan mempengaruhi
perkembangan bahasa anak;
5) Guru melibatkan orang perkembangan bahasa anak.

H. BAB 8 Perkembangan Seni dan Kegiatan Pembelajaran yang sesuai untuk


Anak Usia 4-6 Tahun

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2009), seni diartikan sebagai elok, indah;
kecakapan membuat, menciptakan sesuatu yang indah-indah; suatu karya yang
diciptakan dengan kecakapan luar biasa. Apabila kita melihat definisidefinisi di atas, kita
akan melihat bahwa di dalam seni ada sesuatu yang indah yang diproduksi, diperoleh
dari pengalaman-pengalaman melakukan eksplorasi, dan hasilnya bisa dinikmati oleh
orang banyak.

National Education Association (NEA, 1990) menyebutkan bahwa seni merupakan


dasar dari kecerdasan individu, estetika, dan perkembangan emosi. Hal senada mengenai
kecerdasan juga disampaikan oleh Gardrer (1993, 1998). la berkata bahwa kecerdasan
seseorang tidak hanya terbaca dari bagaimana cara tersebut bisa menyelesaikan soal-
soal tes atau berhitung.

Seni juga mampu mengembangkan aspek-aspek perkembangan anak lainnya, seperti


perkembangan sosial emosi, fisik, kognitif, dan bahasa. Secara umum, kegiatan seni
terbagi menjadi 3 jenis yaitu visual art, musik dan gerakan, serta drama.

Hal yang penting untuk dilakukan pada saat kita melakukan kegiatan seni dengan
anak adalah:

1. Memperkenalkan terlebih dahulu materi yang akan digunakan. Biarkan anak


menyimpan dengan ke-5 panca indera mereka.

15 | P a g e
2. Beri tahu mengenai batas waktu secara konkret dengan cara menggunakan jam
dinding.
3. Anak berbagi materi dengan teman-teman.
4. Anak meletakkan hasil karya di tempat yang aman.
5. Anak harus membereskan bersama-sama sisa materi yang ada.

Lowenfeld & Brittain dalam Brewer (1992) dan Lowenfeld dalam Donley (1985,
1987) menyatakan bahwa tahapan perkembangan menggambar anak terbagi menjadi
scribbling, preschematic dan schematic.

Dengan penelitian yang lebih khusus, Cox (1997) membagi tahapan menggambar
orang menjadi scribbling, tadpole figure, transitional figure, dan conventional figure.

Elemen dasar dalam gambar adalah garis, warna, ruang, tekstur, bentuk, dan pola.
Musik dan gerakan biasanya mulai ditanggapi dengan serius saat anak usia 4-5 tahun
karena didukung oleh kematangan fisik dan kognitif. Elemen dasar dari musik adalah
ritme (beat, melody rhytm,tempo, rests), tone (pitch, tune, timbre, dynamic), dan form
(phrase, repetition, variation, contrast). Elemen dasar dari gerakan adalah kesadaran
tubuh, ruang, waktu, dan kekuatan.

Bermain pura-pura/drama dimungkinkan untuk dilakukan karena secara kognitif,


anak mulai dapat membedakan antara yang nyata dengan fantasi.

I. BAB 9 Bermain pada Anak Usia 4-6 Tahun

Istilah bermain merupakan konsep yang perlu dipahami secara tepat, agar tidak
terjadi kesalahan dalam menilai kegiatan yang dilakukan oleh anak prasekolah. Dari
berbagai literatur yang membahas definisi bermain, penulis menarik kesimpulan bahwa
sampai usia prasekolah (5/6 tahun) bermain merupakan kegiatan yang semata-mata
dilakukan demi mendapatkan rasa senang, tanpa tujuan tertentu.

Teori mengenai bermain

16 | P a g e
1. Teori Psikoanalisis
 Sigmund Freud (1856 - 1939) Bermain mempunyai nilai yang sama
seperti fantasi atau lamunan, sebab harapan yang tidak terpenuhi, konflik
di dalam diri dapat diproyeksikan ke luar. Oleh karena itu, Freud dan Anna
Freud meyakini bahwa bermain memegang peranan penting pada
perkembangan emosi anak (dalam Hughes, 1999).
 Erik Erikson (1902-1994) Erikson tidak sependapat dengan Freud, ia
menyatakan bahwa bermain mempunyai fungsi untuk membangun ego
yang schat. Melalui bermain, anak memperoleh berbagai keterampilan
fisik maupun sosial sehingga berdampak pada terbentuknya harga diri
yang positif (dalam Hughes, 1999).
2. Teori Kognitif
 Jean Piaget (1896-1980) Dalam menjelaskan teori bermain, Piaget
menyorotinya dari perkembangan kognitif manusia. Perkembangan
kognitif berlangsung melampaui tahapan-tahapan tertentu, sampai pada
akhirnya proses berpikir anak akan menyamai orang dewasa.
 Jerome Singer (1935- sekarang) Singer mengemukakan constructive
cognitive-affective account of play (dalam Johnson, dkk., hal 13).
Maksudnya, kegiatan bermain, terutama bermain khayal, mempunyai
sumbangan yang bermakna terhadap perkembangan seorang anak, baik
pada aspek kognitif maupun emosional, karena keduanya berhubungan.
Dia mengajukan teori ini untuk menyanggah teori dari Freud dan Piaget,
yang dianggap mempunyai kelemahan.

Manfaat bermain yaitu, manfaat bermain dalam perkembangan fisik, dalam


perkembangan motorik, dalam perkembangan kognitif, dalam perkembangan bahasa,
dalam perkembangan sosial, perkembangan emosi dan kepribadian.

Jenis-jenis kegiatan bermain: bermain Fungsional, Konstruktif, Simbolik, Berger


(Dalam Tedjasaputra, 2003) Mengemukakan Kegiatan Bermain Master Play Dan Bermain
Kasar (Rough And Tumnle Play).

17 | P a g e
Bermain menjadi Hak Anak, yang tertuang dalam Hak Anak yang diratifikasi oleh
pemerintah Indonesia pada tahun 1990 dari deklarasi PBB Pasal 7 ayat 3. Dari kegiatan
bermain anak dapat memetik berbagai manfaat, baik dalam perkembangan fisik dan
motoriknya, emosi dan sosialnya, serta aspek kognitif dan bahasanya.

Menurut Mildred Parten ada 6 tahap perkembangan bermain anak, yaitu


unoccupied play, bermain sendiri, onlooker play, bermain paralel, bermain asosiatif, dan
bermain kooperatif. Bermain pada anak akan mengikuti tahapan perkembangan
tertentu, sejalan dengan kematangan fungsi-fungsi syaraf serta kematangan tubuhnya
dan perkembangan sosial, emosional, serta kemampuan berpikirnya.

Empat tahap kegiatan bermain menurut Piaget, yaitu sensorimotor (usia 3 - 18


bulan); simbolik (18 bulan sekitar 7 tahun); bermain sosial (8-11 tahun); bermain sosial
dan olahraga (11 tahun ke atas).

J. BAB 10 Perbedaan Individual dalam Belajar

Gender, temperamen, minat, dan gaya belajar dapat menyebabkan perbedaan


individual dalam belajar. Perbedaan gender dapat diamati dalam empat area kegiatan
bermain, yaitu bermain fisik (motor or physical play), bermain sosial (social play),
bermain dengan objek (object play), dan bermain pura-pura (pretend play).

Tiga temperamen bayi, yaitu easy children, difficult children, dan slow-towarm-up
children, dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian di beberapa area, seperti
tingkat aktivitas, irama biologis, kecenderungan untuk mendekat atau menghindar,
kemampuan beradaptasi, ambang sensori, intensitas atau tingkat energi reaksi, suasana
hati, rentang perhatian dan ketekunan, serta perhatian yang mudah teralih.

Minat dapat dijadikan media untuk meningkatkan prestasi dan memotivasi anak.
Terdapat tiga gaya belajar yang berbeda-beda pada anak, yaitu visual, auditori, dan
kinestetik.

18 | P a g e
Kualitas hubungan antaranggota keluarga sebenarnya lebih penting dalam
perkembangan anak ke arah yang positif tanpa memperhatikan apakah anak tersebut
berasal dari keluarga batih, keluarga besar atau keluarga dengan orang tua tunggal.

Meskipun urutan kelahiran dapat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku anak,
kesimpulan yang dibuat harus mempertimbangkan pula faktor-faktor yang lain, seperti
faktor herediter, kompetensi orang tua dalam pengasuhan, pengaruh teman dan sekolah,
faktor sosial-ekonomi, faktor sosial-historis, serta variasi budaya.

Anak yang diabaikan dan dianiaya, baik secara fisik, seksual maupun emosional,
umumnya akan memiliki perkembangan yang buruk. Ada sejumlah perbedaan antara
orang tua dari status sosial ekonomi tinggi dan rendah dalam pengasuhan dan nilai-nilai
yang ditekankan. Namun, perbedaan tersebut tidak berlaku mutlak. Perceraian dapat
membawa dampak yang buruk bagi anak namun dampak tersebut akan bervariasi,
tergantung pada karakteristik pribadi dan keluarga, seperti tingkat konflik; usia anak,
gender, dan temperamen, reaksi emosional orang tua; serta jumlah waktu yang
dihabiskan dengan masing-masing orang tua.

K. BAB 11 Anak dengan Kebutuhan Khusus

Anak dengan kebutuhan khusus adalah anak yang memiliki kemampuan di luar
rentang kemampuan anak sebayanya. Salah satu kelompok anak dengan kebutuhan
khusus berdasarkan aspek kecerdasan lah keberbakatan (giftedness) dan retardasi
mental (mentally retarded).

Keberbakatan adalah istilah yang diberikan pada anak yang kemampuan


kecerdasannya pada satu atau beberapa bidang berada sangat jauh di atas rata-rata anak
sebayanya. Skor kecerdasan umum (IQ) anak berbakat berada di atas 130.

Meskipun dalam aspek kecerdasannya sangat baik, kadang-kadang anak berbakat


mengalami masalah pada aspek lainnya, terutama sosial. Mereka sering kali tidak
memiliki kemampuan interaksi sosial yang baik dan dianggap berbeda karena terlalu

19 | P a g e
pintar. Diagnosis terhadap anak retardasi mental harus diberikan oleh profesional
(dokter, psikolog atau psikiater). Dua karakteristik dasar anak retardasi mental adalah
sebagai berikut.

1. Secara signifikan, kecerdasan umum berada di bawah rata-rata kecerdasan umum


anak seusianya, yaitu di bawah skor 65 atau 70.
2. Tingkah laku adaptif buruk.

Penyebab keadaan retardasi mental pada anak biasanya akibat beberapa keadaan
seperti berikut.

1. Kondisi genetik yang tidak normal, misalnya sindroma down; atau karena
keturunan.
2. Keadaan kurang gizi yang dialami ibu ketika sedang hamil.
3. Kekurangan oksigen ketika proses kelahiran yang sulit.
4. Kondisi keluarga yang tidak menguntungkan ketika masa kanak- kanak.

Terdapat 3 kelompok anak retardasi mental, yaitu anak mampu didik (anak yang
dengan potensi kecerdasannya masih dapat dididik hingga menguasai pendidikan
dasar), anak yang mampu latih (anak yang kecerdasannya tidak memungkinkan untuk
menguasai pendidikan dasar, namun dapat meningkatkan untuk melakukan pekerjaan
tertentu), dan anak yang perlu bantuan (anak yang sudah tidak dapat lagi mengatur
dirinya sendiri).

Penyebab keterlambatan penguasaan aspek-aspek perkembangan dapat karena


alasan medis, fisik emosional atau gangguan proses kognitif (belajar).

1. Medis Penyakit parah kronis (chronic iliness) dan serious injuries dagut
memperlambat perkembangan anak.
2. Fisik Kekurangan fisik dapat menyebabkan rendahnya tingkat kecerdasan anak
dibandingkan dengan rata-rata sebanyaknya.
3. Kognisi Mengalami kesulitan pada aspek kognisi (persepsi, bahasa, daya ingat
dan metakognisi).

20 | P a g e
4. Emosi dan perilaku Ciri-ciri gangguan emosi yaitu, depresi, anxiety disorder,
conduct, autism

L. BAB 12 Teori Inteligensi Majemuk (Multiple Intelligences)

Menurut Gardner ada delapan jenis kecerdasan, yang terdiri dari aspekaspek sebagai
berikut:

1. Kecerdasan verbal-linguistik (verbal-linguistic intelligence).

Anak-anak yang menonjol dalam kecerdasan ini memiliki kemampuan menggunakan


kata-kata dan bahasa dalam berbagai bentuk.

2. Kecerdasan logika-matematika (logical-mathematical intelligence).

Kemampuan kecerdasan ini tercermin dalam ketajaman melihat pola (model) dan
melakukan pendekatan terhadap suatu situasi secara logis.

3. Kecerdasan visual-spasial (visual-spatial intelligence).

Kecerdasan ini tercermin pada kemampuan untuk membentuk mental model,


melakukan atraksi dan mengoperasikan model tersebut.

4. Kecerdasan gerak tubuh (bodily-kinesthetic intellegence).

Menggunakan tubuh atau bagian anggota tubuh untuk memecahkan masalah dan
berkomunikasi.

5. Kecerdasan musikal-berirama (musical-rythmic intelligence).

Anak-anak yang peka terhadap bunyi-bunyi nonverbal dalam lingkungan sepenti


misalnya irama, tinggi-rendah suara, dan pola nada.

6. Kecerdasan antar diri-interpersonal (interpersonal intelligence).

Memiliki kepekaan dan mengerti akan perasaan orang lain.

21 | P a g e
7. Kecerdasan dalam diri-intrapersonal (intrapersonal intelligen)

Memiliki kepekaan akan perasaan yang paling dalam dari diri sendiri, mengetahui
kelebihan dan kekurangan diri sendiri.

8. Kecerdasan alam-natural (naturalistic intelligence).

Merupakan seseorang pengamat lingkungan yang baik, menyadari bila terjadi


perubahan dalam lingkungan, senang melakukan percobaan, memilah-milah dan
mengelompokkan benda-benda, senang memelihara binatang dan merawat tumbuhan

22 | P a g e
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Isi Buku


a. Pembahasan Bab 1 tentang Perkembangan manusia

Menurut buku Psikologi dikatakan dalam Papalia, Olds, dan Feldman (2009)
Perkembangan anak, merupakan suatu studi ilmiah tentang pola-pola perubahan dan
stabilitas di sepanjang rentang kehidupan manusia. Hal itu menunjukkan bahwa
manusia mengalami perubahan dalam beberapa hal, misalnya dalam hal tinggi dan berat
badan, perbendaharaan kata, dan kematangan berpikir. Akan tetapi, ada pula halhal
yang cenderung menetap, seperti temperamen dan kepribadian. Sedangkan dalam buku
Perkembangan Peserta Didik, Perkembangan manusia merupakan sebuah perubahan
secara bertahap dalam kemampuan, emosi, dan keterampilan yang terus berlangsung
hingga mencapai usia tertentu

b. Pembahasan Bab 2 tentang hakikat anak

Dalam buku utama disebutkan hakikat anak ditinjau dari segi fisiologis dan
psikologis. Fisiologis merupakan sesuatu yang berhubungan dengan fisiologi yang
mempelajari susunan dan fungsi-fungsi normal tubuh. Fisiologis dilihat dari
perkembangan otak, perkembangan badan, pertumbuhan gigi, perkembangan motoric,
karakteristik bawaan, kebutuhan dan kebutuhan dasar anak.

Psikologis merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan psikis yang berupa
jiwa atau pikiran manusia (oxford Dictionary of Psychology, 2005). Segi psikologis
meliputi perkembangan kognitif anak dan perkembangan social anak.

Dalam buku pembanding, hakikat peserta didik meliputi: peserta dididk merupakan
manusia yang memiliki diferensi potensi dasar kognitif atau intelektual, afektif, dan
psikomotorik; peserta didik merupakan manusia yang memiliki imajinasi, persepsi, dan
dunianya sendiri, bukan sekedar miniature orang dewasa.

23 | P a g e
c. Pembahasan Bab 3 Tentang Perkembangan fisik-motoris Anak

Dalam buku utama dijelaskan perkembangan fisik adalah pertumbuhan dan


perubahan pada tubuh/jasmani/badan seseorang. Perkembangan motoric adalah
gerakan secara progresif pada control dan kemampuan untuk melakukan gerakan yang
diperoleh melalui interaksi dan pengalaman selama kehidupan.

Dalam buku pembanding perkembangan fisik adalah pertumbuhan dan


perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiiki kesiapan dalam memasuki
lingkungan pendidikan

d. Pembahasan Bab 4 tentang Perkembangan aspek social-emosional Anak Usia 4-6


Tahun

Robert Macfarlane (1999) tentang pengembangan manusia, peserta didik memiliki


tiga pusat kesadaran yang bagian-bagiannya bisa dikembangkan. Pertama, kesadaran
fisik, berupa sensasi fisik, dorongan, dan kebutuhan yang mendesak. Kedua, kesadaran
mental, seperti sifat gugup, dorongan psikologis, perasaan, dan emosi. Termasuk di
dalamnya kesadaran diri, kesadaran akan pengetahuan, dan kemauan atau iktikad baik.
Ketiga, kesadaran spiritual atau rohani berupa intuisi spiritual, kebijaksanaan, dan
dorongan kekuasaan yang dalam banyak kasus belum berkembang sepenuhnya. –

Menurut pandangan psikososial Erik Erikson, kematangan fisik mempunya dampak


personal dan sosial. Kematangan dan harapan masyarakat menciptakan delapan krisis
atau isu yang harus dipecahkan oleh individu.(buku utama)

e. Pembahasan Bab 5 Tentang Perkembangan Moral dan Agama Anak Usia 4-6
Tahun

Menurut Bowlby, anak-anak yang dipisahkan dari orang tua mereka maju melalui
tiga tahap: protes, putus asa, dan detasemen atau menerima pemisahan. Setelah
melakukan aksi pertama menolak menerima perpisahan, kemudian kehilangan harapan,
dan akhirnya anak menerima pemisahan dan mulai menanggapi perhatian pengasuh
baru.

24 | P a g e
Istilah moral atau moralitas mengacu pada suatu kumpulan aturan dasar yang
berlaku secara umum mengenai benar dan salah (McDevitt & Ormrod, 2002). Dengan
demikian, yang dimaksud perkembangan moral adalah bagian dari proses pembelajaran
anak atas aturan-aturan dasar.(buku utama)

Berdasarkan materi diatas dapat dihubungkan bahwa perkembangan emosi dan


moral setiap individu dapat terjadi karna faktor masalah keluarga dan faktor lingkungan

f. Pembahasan Bab 6 Tentang Teori-teori psikologi Perkembangan Kognitif.

Menurut Piaget perkembangan kognitif terjadi antara umur 2 dan tahun sebagai
tahap praoperasional. Pada tahap ini, anak-anak meningkatkan penggunaan bahasa dan
simbol lainnya, mereka meniru perilaku dan permainan orang dewasa. Anak-anak
mengembangkan daya tarik dengan bahasa atau katakata baik dan buruk. Anak-anak
juga memainkan permainan membuat-percaya: menggunakan kotak kosong sebagai
mobil, bermain dalam keluarga dengan saudara, dan memelihara persahabatan imajiner.
Piaget juga menggambarkan tahap praoperasional dalam hal apa yang anak-anak tidak
bisa lakukan.

Menurut Piaget perkembangan kognitif seorang anak terdiri dari empat tahapan
berikut (Miller, 1993; Dodgw, dkk., 2002; Devitt & Ormrod, 2002; Papalia, dkk., 2004).

1. Tahap sensorimotor (sensorimotor period) dimulai sejak lahir hingga kurang


lebih usia 2 tahun.
2. Tahap praoperasional (preoperational period) dimulai sejak usia 2 tahun hingga
kurang lebih usia 6 atau 7 tahun.
3. Tahap operasi konkret (concrete operations period) dimulai sejak usia 6 atau 7
tahun hingga kurang lebih usia 11 atau 12 tahun.
4. Tahap operasi formal (formal operations period) dimulai sejak usia 11 atau 12
tahun hingga dewasa. (buku utama)

25 | P a g e
Berdasarkan pernyataan ahli diatas dalam buku pembanding tidak detail dalam
penjelasannya. Dapat disimpulakn pengertian Perkembangan kognitif adalah suatu
proses genetik yaitu proses yang didasarin atas perkembangan sistem syaraf.

g. Pembahasan Bab 7 Tentang Perkembangan Bahasa dan Kegiatan Pembelajaran


yang sesuai untuk Anka Usia 4-6 Tahun

Menurut Erikson, tugas perkembangan masa kanak-kanak menengah adalah untuk


mencapai industri (industry) atau perasaan kompeten secara sosial. Kompetisi (atletik,
aktivitas keberanian) dan penyesuaian sosial (mencoba untuk membuat dan menjaga
teman-teman) menandai tahap perkembangan ini.

Menyatakan bahwa bahasa adalah sistem komunikasi yang berdasarkan kata-kata


dan tata bahasa. Sedangkan menurut Otto (2010), bahasa adalah suatu sistem dari
simbol (baik) lisan. (buku utama)

Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan dan dihubungkan


perkembangan pada anak sekolah dasar sistem penyesuaian sosial atau komunikasi
pada masa inicenderung tidak percaya diri.

h. Pembahasan Bab 8 Tentang Perkembangan Seni dan Kegiatan Pembelajaran yang


Sesuai Untuk Anak Usia 4-6 Tahun

Lawrence Kohlberg mengemukakan suatu teori perkembangan moral manusia


(termasuk peserta didik) bukan dengan tiga tingkat yang terdiri dari enam tahap.
Tingkat pertama, moralitas prakonventional (preconventional morality), harus
dilakukan dengan alasan moral dan perilaku didasarkan pada aturan dan takut dihukum
(Tahap 1) dan kepentingan non-empatetik (nonempathetic) diri sendiri (Tahap 2)

Tingkat kedua, moralitas konvensional (conventional morality), mengacu pada


kesesuaian dan membantu orang lain (Tahap 3), serta mematuhi hukum dan menjaga
ketertiban (Tahap 4).

26 | P a g e
Tingkat ketiga, moralitas pasca konvensional (postconventional morality), terkait
dengan sifat relatif menerima dan berubah dari peraturan dan perundang-undangan
(Tahap 5), serta mengarahkan perhatian hati nurani dengan hak asasi manusia (Tahap
6).

National Education Association (NEA, 1990) menyebutkan bahwa seni


merupakan dasar dari kecerdasan individu, estetika, dan perkembangan emosi.(buku
utama)

Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa seni termasuk dasar
perkembangan individu dan moral pada individu terjadi 6 tingkat perubahan.

i. Pembahasan Bab 9 Tentang Bermain pada Anak Usia 4-6 Tahun

Menurut McDevitt dan Ormrod, sering sulit memisahkan pengaruh elatif dari faktor
keturunan dan lingkungan terhadap karakteristik peserta didik. Peserta didik yang
memiliki genetik yang sama (misalnya, saudara- saudara, orang tua, dan anak-anak
mereka) biasanya tinggal di lingkungan yang sama juga. Jadi ketika kita melihat
kesamaan dalam kecerdasan intelektual (IQ) di antara anggota keluarga yang sama, sulit
untuk mengetahui apakah kesamaan mereka disebabkan oleh gen atau lingkungan
tempat anggota keluarga itu berada.

Berdasarkan pendapat ahli dapat disimpulkan bahwa IQ setiap individu belom tentu
faktor bisa diturunkan melalui orang tua atau keturunan. Namun demikian, menurut dua
pakar ini secara signifikan hasil penelitian memberitahu kita bahwa faktor keturunan
dan lingkungan mempengaruhi kecerdasan peserta didik

j. Pembahasan Bab 10 tentang Perbedaan Individual dalam Belajar

Dalam Buku Utama Gender, temperamen, minat, dan gaya belajar dapat
menyebabkan perbedaan individual dalam belajar. Perbedaan gender dapat diamati
dalam empat area kegiatan bermain, yaitu bermain fisik (motor or physical play),
bermain sosial (social play), bermain dengan objek (object play), dan bermain pura-pura
(pretend play).

27 | P a g e
Dalam buku pembanding, gemder menyebabkan perbedaan individual dalam belajar.
Perbedaan gender juga sengat berpengaruh pada kegiatan belajar anak.

k. Pembahasan Bab 10 Tentang Anak dengan Kebutuhan Khusus

Dalam buku utama, anak dengan kebutuhan khusus adalah anak yang memiliki
kemampuan diluar rentang kemampuan anak sebaya nya. Salah satu kelompok anak
dengan kebutuhan khusus berdasarkan aspek kecerdasan adalah keterbakatan dan
retardasi mental.

Pemikiran Gardner tentang kecerdasan ganda memiliki dampak terbesar pada


pendidikan. Menurut Gardner, manusia itu memiliki banyak jenis kecerdasan yang
berbeda: linguistik, musikal, spasial, logis-matematis, kinestetik-jasmani, interpersonal,
intrapersonal, dan lingkungan. Teorinya ini merupakan pengembangan teori yang
dikembangkannya sebelumnya. Dalam bukunya "Frames of Mind" (Gardner, 1983)
mengemukakan bahwa manusia itu memiliki sekurang-kurangnya tujuh kecerdasan
dasar. Bahkan saat ini Gardner tengah membahas kemungkinan adanya kecerdasan lain
di dalam diri manusia.

Berdasarkan pernyataan Gardner dapat disimpulkan Kecerdasan ganda merupakan


potensi yang dimiliki seseorang yang dapat diaktifkan melalui proses belajar, interaksi
dengan keluarga, guru, teman dan nilai-nilai budaya yang berkembang.

l. Pembahasan Bab 12 Tentang Teori Inteligensi Majemuk

Dalam buku utama, pandangan terkini mengenai kecerdasan berubah dari yang
menekankan pada kemampuan logika dan verbal menjadi kemmapuan yang sifatnya
jamak. Pendekatan perkembangan dalam belajar menandai bahwa anak tumbuh dan
berkembang sebagai sesuatu keseluruhan, tidak hanya dalam satu dimensi saja yang
berkembang pada suatu waktu tertentu atau sebaliknya tidak semua dimensi memiliki
kecepatan perkembangan yang sama. Kebutuhan ini dapat difasilitasi oleh pendekatan
intiligensi majemuk, karena pendekatan ini memusatkan perhatian kepada

28 | P a g e
mengidentifikasi serta mengembangkan kelemahan dan kekuatan anak serta
menekankan belajar melalu pengalaman

B. Kekurangan dan Kelebihan


1. Dilihat dari aspek tampilan buku (face value), buku yang direview adalah
tampilannya sangat baik.
2. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font
adalah: pengetikkan rapi, font yang digunakan juga bagus, hanya saja ukuran font
kurang di perbesar.
3. Dari aspek isi buku: buku ini menurut saya sangat lengkap materinya.
4. Dari aspek tata bahasa, buku tersebut adalah membawakan dengan tata bahasa
yang mudah dipahami dan dimengerti

29 | P a g e
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengadaan tugas Critical Book Report dapat menambah wawasan siswa tentang
materi yang akan dipelajari dalam perkuliahan dengan meresume sendiri buku-buku
yang menjadi bahan acuan dan pedoman. Dengan Critical Book Report, dapat
memperbandingkan beberapa buku dan dapat menyesuaikan materi yang akan
dipelajari dengan materi yang terdapat dalam buku sehingga dapat saling
memperlengkapi wawasan dalam beberapa buku yang belum sesuai dengan bahan
materi yang akan dipelajari

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil Critical Book Report yang sudah di review, riview menyarankan
agar psikologi perkembangan dapat dipelajari dan dipahami semua lapisan baik guru,
orangtua, maupun masyarakat sehingga meningkatkan prestasi anak dalam berbagai hal
kehidupan. Menyadari bahwa penulis harus menjelaskan Critical Book Review dengan
sumber-sumber yang lebih banyak. Dan agar dalam pengetikan tidak terdapat huruf
yang salah. Penulis juga jangan membuat kata-kata atau kalimat yang bertele-tele karena
akan membuat pembaca merasa bosan.

Daftar Pustaka

Rini Hildayani, dkk. 2019. Psikologi Perkembangan Anak : Universitas Terbuka

30 | P a g e
LAMPIRAN

31 | P a g e
32 | P a g e
33 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai