Anda di halaman 1dari 13

MINI RISET

MK. DASAR-DASAR BK PRODI


S1 BK - FIP

SKOR NILAI :

MINI RESEARCH

FORMAT KEGIATAN BIMBINGAN KONSELING

Nama Mahasiswa : Desi Fransiska Sihaloho (1203151053)

Salsa Anita (1203151062)

Selvi (1203151052)

Dosen Pengampu : Armita Sari M.Pd

Mata Kuliah : Dasar-Dasar BK

PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

NOVEMBER 2020

1|Page
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kita berbagai
macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa
keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini maupun pada kehidupan akhirat kelak,
sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih mudah dan lebih
penuh manfaat.

Terimakasih kami ucapkan kepada selaku dosen mata kuliah Dasar-dasar BK serta
semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam
pembuatan Laporan Mini Riset ini.

Harapan yang paling besar dari pembuatan Laporan Mini Riset ini ialah mudah-
mudahan apa yang kami buat ini penuh manfaat, baik untuk kami pribadi, teman-teman
maupun orang lain yang mengambil hikmah dari judul ini.

Kami menyadari di dalam pembuatan Laporan Mini Riset ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangan, baik dari segi tata bahasa maupun
materi. Untuk itu besar harapan kami jika ada kritik dan saran yang membangun untuk
lebih menyempurnakan Laporan Mini Riset ini. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.

Medan, November 2020

PENULIS

i|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................ 1
C. Tujuan........................................................................................................................... 1

BAB II KAJIAN TEORI

A. Bimbingan Konseling.................................................................................................... 2

BAB III METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan.................................................................................. 7


B. Subjek Penelitian..........................................................................................................7
C. Teknik Pengumpulan Data............................................................................................ 7
D. Langkah Penelitian....................................................................................................... 7

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Hasil Wawancara.......................................................................................................... 8

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................................................. 10
B. Saran............................................................................................................................ 10

ii | P a g e
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bimbingan Konseling merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang
yang ahli kepada seseorang atau beberapa individu baik anak-anak, remaja, maupun
dewasa, agar dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri, dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan
berdasarkan norma-norma yang berlaku (Prayitno: 2004)

Tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu peserta didik mencapai tugas-tugas
perkembangan secara optimal sebagai makhluk Tuhan, social dan peribadi. Selain itu,
bimbingan konseling juga memiliki asas-asas yang harus dipahami oleh para calon
konselor. Serta memahami fungsi dan prinsip dari bimbingan dan konseling.

Mini riset ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui kegiatan apa saja yang dilakukan
bimbingan konseling di sekolah. Format-format kegiatan ini kamu lakukan dengan
mendata beberapa siswa SMP melalu komunikasi online. Kami memberikan beberapa
pertanyaan seputar kegiatan apa saja yang ada disekolah mereka.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kegiatan bimbingan konseling di beberapa sekolah siswa yang kami
wawancarai?
2. Apakah kegiatan bimbinga konseling tersebut berjalan dengan efekti?
3. Apa pendapat para siswa tentang kegiatan bimbingan konseling di sekolah nya
masing-masing?

C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar-dasar BK
2. Untuk mengetahui kinerja BK di beberapa sekolah
3. Untuk mengetahui kegiatan apa saja yang ada di beberapa sekolah

1|Page
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Bimbingan Konseling

Menurut Prayitno dan Erman Amti (2004: 99), Bimbingan adalah proses pemberian
bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seseorang atau beberapa orang
individu, baik anak-anak, remaja, atau orang dewasa; agar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan
individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang
berlaku.

Konseling adalah hubungan pribadi yang dilakukan secara tatap muka antarab dua
orang dalam mana konselor melalui hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan
khusus yang dimilikinya, menyediakan situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk
memahami diri sendiri, keadaannya sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan
yang dapat ia ciptakan dengan menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk
kesejahteraan pribadi maupun masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana
memecahkan masalah-masalah dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang.
(Tolbert, dalam Prayitno 2004 : 101).

Kesimpulannya Bimbingan konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan


melalui wawancara konseling (face to face) oleh seorang ahli (disebut konselor) kepada
individu yang sedang mengalami sesuatu masalah (disebut konseli) yang bermuara pada
teratasinya masalah yang dihadapi konseli serta dapat memanfaatkan berbagai potensi
yang dimiliki dan sarana yang ada, sehingga individu atau kelompok individu itu dapat
memahami dirinya sendiri untuk mencapai perkembangan yang optimal, mandiri serta
dapat merencanakan masa depan yang lebih baik untuk mencapai kesejahteraan hidup.

Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik mencapai tugas-tugas


perkembangan secara optimal sebagai makhluk tuhan, sosial, dan pribadi. Lebih lanjut
tujuan bimbingan dan konseling adalah membantu individu dalam mencapai :

 kebahagian hidup pribadi sebagai makhluk tuhan,


 kehidupan  yang  produktif  dan  efektif  dalam  masyarakat,
 hidup  bersama dengan individu-individu lain,
 harmoni antara cita-cita mereka dengan kemampuan yang dimilikinya. (Wardati
dan Jauhar 2011:28

Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusian yang


menjadi dasar bagi pemberian layanan bantuan atau bimbingan. Menurut Prayitno dan
Amti (2004) mengemukakan ada 4 prinsip Bimbingan dan Konseling yaitu:

2|Page
 prinsip berkenaan dengan sasaran layanan,
 pinsip yang berkenaan dengan permasalahan individu,
 prinsip yang berkenaaan dengan program layanan,
 prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan.

Fungsi-fungsi dalam bimbingan konseling mencakup:

 Fungsi Pemahaman, Fungsi ini memungkinkan pihak-pihak yang berkepentingan


dengan peningkatan perkembangan dan kehidupan klien (klien, konselor dan orang
ketiga) memahami berbagai hal yang esensial berkenaan dengan perkembangan
dan kehidupan klien
 Fungsi Pencegahan, Layanan bimbingan dapat berfungsi pencegahan artinya
merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam fungsi
pencegahan ini layanan yang diberikan berupa bantuan bagi para siswa agar
terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat
perkembangannya.Kegiatan yang berfungsi pencegahan dapat berupa program
orientasi, program bimbingan karier, inventarisasi data dan sebagainya.
 Fungsi pencegahan, Melalui fungsi ini pelayanan Bimbingan dan Konseling
dimaksudkan untuk mencegah timbulnya masalah pada diri siswa sehingga mereka
terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya.
Fungsi ini dapat diwujudkan oleh guru pembimbing atau konselor dengan
merumuskan program bimbingan yang sistematis sehingga hal-hal yang dapat
menbghambat perkembangan siswa seperti kesulitan belajar, kekurangan
informasi, masalah sosial dan lain sebagainya dapat dihindari.

Beberapa kegiatan atau layanan yang dapat diwujudkan berkenaan dengan fungsi ini
yang bertujuan untuk mencegah terhadap timbulnya masalah adalah

1) Layanan orientasi

Program ini diberikan kepada siswa baru agar mereka mengenal lingkungan
sekolahnya yang baru secara lebih baik sehingga mereka terhindar dari berbagai masalah
selama mengikuti kegiatan belajar mengajar (selama menjadi siswa di sekolah atau
madrasah yang besangkutan). Melalui program ini disampaikan berbagai hal kepada siswa
seperti informasi tentang kurikulum, car-cara belajar, fasilitas belajar, hubungan sosial,
tata tertib atau peraturan sekolah dan madrasah, sarana pendidikan, dan lain sebagainya.

2) Layanan pengumpulan data

Melalui program ini, akan diperoleh data yang lebih lengkap dan akurat tentang siswa,
sehingga bisa diperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang siswa. Melalui data-data

3|Page
yang dikumpulkan, bisa diperoleh secara lebih awal tentang siswa sehingga bisa menjadi
antisipasi terhadap munculnya berbagai persoalan pada siswa.

3) Layanan kegiatan kelompok

Melalui program ini, diharapkan siswa memperoleh pemahaman diri secara lebih baik.
Selain itu juga, meningkatkan pemahaman lingkungan dan kemampuan mengambil
keputusan secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang dapat diwujudkan berkenaan dengan
fungsi ini antara lain : diskusi kelompok, bermain peran, dinamika kelompok, dan kegiatan-
kegiatan lainnya.

4) Layanan bimbingan karir

Program ini diberikan kepada siswa sebelum ia memangku karir tertentu kelak setelah
tamat sekolah.

 Fungsi pengentasan, Apabila seorang siswa mengalami suatu permasalahan dan ia


tidak dapat memecahkan permasalahannya sendiri lalu ia pergi ke pembimbing atau
konselor, maka yang diharapkan oleh siswa yang bersangkuntan adalah teratasinya
masalah yang dihadapinya. Siswa yang mengalami masalah dianggap berada dalam
suatu kondisi atau keadaan yang tidak mengenakkan sehingga perlu diangkat atau
dikeluarkan dari kondisi atau keadaan tersebut. Masalah yang dialami siswa juga
merupakan suatu keadaan yang tidak disukainya. Oleh sebab itu, ia harus dientas
atau diangkat dari keadaan yang tidak disukainya.
 Fungsi pemeliharaan, Menurut Prayetno dan Erman Amti (1999) menyatakan
bahwa fungsi pemeliharaan disini bukan sekedar mempertahankan agar hal-hal
yang telah disebutkan di atas tetap utuh, tidak rusak, dan tetap dalam keadaan
semula, melainkan juga mengusahakan agar hal-hal tersebut bertambah lebih baik
dan berkembang. Implementasi fungsi ini dalam bimbingan dan konseling dapat
dilakukan melalui berbagai pengaturan, kegiatan dan program.
 Fungsi penyaluran, Setiap siswa hendaknya memperoleh kesempatan untuk
mengembangkan diri sesuai dengan keadaan pribadinya masing-masing yang
meliputi bakat, minat, kecakapan, cita-cita dan lain sebagainya. Melalui fungsi ini
pelayanan Bimbingan dan Konseling berupaya mengenali masing-masing siswa
secara perorangan, selanjutnya memberikan bantuan menyalurkan ke arah kegiatan
atau program yang dapat menunjang tercapainya perkembangan yang optimal.

Bentuk kegiatan Bimbingan dan konseling berkaitan dengan fungsi ini adalah :

 Pemilihan sekolah lanjutan


 Memperoleh jurusan yang tepat
 Pengembangan minat dan bakat

4|Page
 Perencanaan karir
 Fungsi penyesuaian, Melalui fungsi ini, pelayanan Bimbingan dan Konseling
membantu terciptanya penyesuaian antara siswa dan lingkungannya. Dengan
perkataan lain, melalui fungsi ini pelayanan bimbingan dan koseling membantu
siswa memperoleh penyesuaian diri secara baik dengan lingkungannya.
 Fungsi penyesuaian ini mempunyai arah: Bantuan kepada siswa agar dapat
menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekolah atau madrasah.

Asas dalam BK mencakup:

a. Asas Kerahasiaan (confidential); yaitu asas yang menuntut dirahasiakannya


segenap data dan keterangan peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan,
yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui orang lain.
b. Asas Kesukarelaan; yaitu asas yang menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan
peserta didik (klien) mengikuti/ menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan
baginya.
c. Asas Keterbukaan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang
menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik
dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima
berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya.
Guru pembimbing (konselor) berkewajiban mengembangkan keterbukaan peserta
didik (klien).
d. Asas Kegiatan; yaitu asas yang menghendaki agar peserta didik (klien) yang menjadi
sasaran layanan dapat berpartisipasi aktif di dalam penyelenggaraan/kegiatan
bimbingan.
e. Asas Kemandirian; yaitu asas yang menunjukkan pada tujuan umum bimbingan dan
konseling; yaitu peserta didik (klien) sebagai sasaran layanan/kegiatan bimbingan
dan konseling diharapkan menjadi individu-individu yang mandiri, dengan ciri-ciri
mengenal diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan,
mengarahkan, serta mewujudkan diri sendiri.
f. Asas Kekinian; yaitu asas yang menghendaki agar obyek sasaran layanan bimbingan
dan konseling yakni permasalahan yang dihadapi peserta didik/klien dalam kondisi
sekarang.
g. Asas Kedinamisan; yaitu asas yang menghendaki agar isi layanan terhadap sasaran
layanan (peserta didik/klien) hendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan
terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap
perkembangannya dari waktu ke waktu.
h. Asas Keterpaduan; yaitu asas yang menghendaki agar berbagai layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing
maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis dan terpadukan.

5|Page
i. Asas Kenormatifan; yaitu asas yang menghendaki agar segenap layanan dan
kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada norma-norma, baik norma
agama, hukum, peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan –
kebiasaan yang berlaku.
j. Asas Keahlian; yaitu asas yang menghendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling diselnggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.
k. Asas Alih Tangan Kasus; yaitu asas yang menghendaki agar pihak-pihak yang tidak
mampu menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling secara tepat dan
tuntas atas suatu permasalahan peserta didik (klien) kiranya dapat mengalih-
tangankan kepada pihak yang lebih ahli.
l. Asas Tut Wuri Handayani; yaitu asas yang menghendaki agar pelayanan bimbingan
dan konseling secara keseluruhan dapat menciptakan suasana mengayomi
(memberikan rasa aman), mengembangkan keteladanan, dan memberikan
rangsangan dan dorongan, serta kesempatan yang seluas-luasnya kepada peserta
didik (klien) untuk maju.

6|Page
BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat Pelaksanaa


Hari, Tanggal : 7-15 November 2020
Tempat : Wawancara ini dilakukan dirumag masing-masing karena tidak bisa
bertemu dengan para narasumber secara langsung
B. Subjek Penelitian
Ada beberapa jenjang kelas dan sekolah yang berbeda dalam wawancara ini, yaitu 2
MAN Batu Bara, 6 Siswa kelas IX dari SMP N 1 Simanindo, 1 siswa kelas VIII dan 2
siswa kelas IX dari SMP Kristen Shikenah, 1 siswa kelas VIII dan 2 siswa kelas IX
dari SMP Swasta HKBP, 2 siswa kelas VIII dari MTS Tsanawiyah Tinggi Raja, 1 siswa
kelas IX dari SMP N 1 Pulo Bandring, dan 1 siswa kelas IX dari SMA N 2 Bangkinang
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan penulis dengan melakukan wawancara
secara tidak langsung / online melalui wa pribadi.
D. Langkah Penelitian
 Persiapan, yaitu menentukan topic dan pertanyaan dan mencari narasumber.
 Pelaksanaan, yaitu dengan menyampaikan pertanyaan dengan sopan kepada
narasumber melalui Wa
 Penyusunan hasil wawancara yang terdiri dari identitas narasumber dan
ringkasan isi wawancara.

7|Page
BAB IV

HASIL WAWANCARA

A. Hasil Wawancara

Dari wawancara dilakukan ditemukan banyaknya siswa belom mengetahui fungsi


dan layanan bk sebagai apa disekolahnya. Para siswa juga sebagian merasa tidak suka
dengan kinerja dan keberadaan guru yang dianggap sebagai polisi sekolah. Mereka
menganggap bk sebagai polisi sekolah karena guru bk melakukan kegiatan yang diluar
fungsi dan layanan bk itu sendiri, seperti guru bk masih sebagai perazia di sekolah, guru bk
masih dianggap sebagai orang-orang yang menangani anak" yang bandal saja. Dari
wawancara yang dilakukan, didapatkan bahwa para siswa belom sepenuhnya
mendapatkan manfaat adanya guru bk disekolahnya, karena guru bk belom memiliki
kegiatan-kegiatan yang mendukung kemampuan anak. Hampir disetiap jawaban siswa saat
mereka ditanyak tentang apa yang diberikan guru bk kepada mu untuk meningkatkan
kemampuan, menangani masalah dan lainnya, jawaban yang banyak ditemukan adalah
guru bk memberi motivasi dan saran saja tidak ditemukan bahwa bk melakukan kegiatan-
kegiatan yang sesuai dengan layanan bk semestinya.

Selain itu, ada siswa yang belom percaya dengan guru bk. Siswa tersebut belom
mendapatkan kepercayaan seutuhnya oleh guru bk, sehingga mereka tidak pernah
melakukan bimbingan dan konseling dengan guru bk nya. Untuk masalah kinerja guru bk,
ditemukan jawaban yang berbeda-beda seperti guru bk tidak disiplin datang selalu
terlambat, kinerjanya kurang stabil, hanya makan gaji buta saja dan yang lain-lainnya. Ini
sangat menyedihkan dimana seharusnya guru bk memberikan layanan kepada siswa bukan
saja untuk siswa" yang bandal namun juga untuk seluruh siswa disekolah yang seharusnya
mendapatkan layanan-layanan bk yang berpengaruh positif bagi dirinya. Dan hasil yang
mencengangkan kebanyakan siswa tidak mendapatkan manfaat dari guru bk yang
kinerjanya tidak berpengaruh kepada diri siswanya. Ini bisa disebabkan oleh dua faktor,
yaitu dari guru bk dan siswa itu sendiri. Faktor yang pertama yaitu guru bk, mengapa guru
bk tidak berpengaruh terhadap siswanya? Itu dikarenakan guru bk belom maksimal
menjalankan kegiatan dan layanan-layanan bk. Mereka lebih mengurusi hal-hal yang buruk
di sekolah, contohnya razia kerapian rambut, lebih memfokuskan dalan menangani anak
yang nakal dan dianggap polisi sekolah. Itu seharusnya tidak sepenuhnya dikerjakan oleh
bk karena tugas dan fungsi utama dari bk adalah meningkatkan kemampuan siswa,
memberikan arahan di setiap masalah, menjadikan siswa mandiri dalam menangani
masalah dan sebagai konselor. Banyak hal yang perlu dilakukan untuk menangani masalah
tersebut.

Faktor yang kedua berasal dari siswanya, ini juga bisa terjadi karena siswa enggan
untuk menceritakan masalah-masalah pribadi dengan guru bk nya, karena mereka belom

8|Page
percaya dan masih canggung terhadap guru bk nya. Dengan begitu, mereka lebih memilih
untuk menceritakan masalahnya dengan teman atau sahabatnya saja yang mereka anggap
dapat dipercaya. Siswa juga merasa cuek dan bodo amat tentang pelayanan bk. Mereka
belum memanfaatkan sarana dan prasana bk agar bermafaat bagi dirinya. Hal-hal ini
seharusnya tidak, karena seharusnya guru bk memberikan sesuatu hal yang bermanfaat
untuk diri siswanya.

Namun ada beberapa siswa yang merasa suka dengan guru bk yang sering
memberikan motivasi dan arahan untuk dirinya. Mereka juga sebagian menganggap bahwa
guru bk mereka sudah bekerja dengan maksimal dan Bagus dalam menjalankan tugasnya,
kinerja yang diberikan juga cukup membantu. Mereka juga ada yang mengatakan
bahwasannya guru bk mereka baik, profesional, amanah, disiplin, memberikan motivasi,
memberikan arahan dan lain sebagainya.

9|Page
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil wawancara dari beberapa siswa SMP dan SMA dapat diambil
beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Masih banyak siswa yang belum mengetahui fungsi dari Bimbingan Konseling
2. Masih banyak siswa yang menganggap guru BK sebagai polisi sekolah yang hanya
berfungsi untuk memberi hukuman kepada anak-anak nakal
3. Terdapat beberapa sekolah yang guru BK-nya hanya makan gaji buta. Dalam artian,
guru BK kurang disiplin. Sering dating terlambat dan tidak menjalankan tugasnya
sebagai guru BK sebagaimana mestinya.
4. Ada beberapa sekolah juga yang guru BK-nya belum memenuhi asas-asas BK yang
seharusnya harus dipenuhi oleh para konselor maupun calon konselor

B. Saran

Bimbingan konseling di Indonesia sudah cukup baik. Hanya saja masih banyak Guru BK
yang belum memenuhi tugasnya sebagaimana mestinya. Saran kami pihak sekolah lebih
memperhatikan kinerja guru BK. Apakah mereka sudah memenuhi tugas mereka
sebagai guru BK atau belum.

10 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai