Dosen Pengampu :
Vita Fitriatul Ulya, S.PdI., M.Pd.
Disusun oleh :
Kelompok 3
1. ANIS RIA KHOIRIYAH
2. NIA NIHAYATUS SHOLIHAH
3. MUHAMMAD RYAN HASAN
2022
KATA PENGANTAR
Assalamulaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat, nikmat, dan karunia-
Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Layanan Bimbingan dan
Konseling". Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan bagaimana
pentingnya layanan bimbingan dan konseling serta jenis jenisnya. Atas dukungan moral dan
materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini maka penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Ibu Vita Fitriatul Ulya SpdI, Mpd dosen mata kuliah Bimbingan Konseling yang banyak
memberikan motivasi dan dorongan serta bantuan baik secara moral maupun spiritual.
2. Teman-teman yang selalu memberikan dukungan kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan.Oleh karena itu
kami sangat mengharapakan adanya kritik dan saran yang bersifat positif dan membangun
dari rekan-rekan untuk penyempurnaan makalah ini.
Wassalamualaikum Wr.Wb
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Hal ini sangat penting dibahas mengingat pentingnya bimbingan konseling sendiri bagi
sekolah dan pihak lainnya yang membutuhkan peran dan fungsi dari bimbingan
konseling. Untuk itu alangkah baiknya mengetahui terlebih dahulu apa saja layanan yang
disediakan bimbingan konseling tersebut serta kegiatan apa saja yang dapat menunjang
keberhasilah bimbingan konseling agar kita lebih mudah memanfaatkan fungsi dari
bimbingan konseling yang ada ataupun yang kita inginkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis Layanan Bimbingan Konseling?
2. Bagaimana Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Pengembangan Karakter
Religius?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui jenis-jenis Layanan Bimbingan Konseling.
2. Untuk mengetahui Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Pengembangan
Karakter Religius
1
BAB II
PEMBAHASAN
Berbagai jenis layanan dan kegiatan perlu dilakukan sebagai wujud penyelenggaraan
pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik.
Layanannya adalah sebagai berikut :
1. Layanan Orientasi
Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik dan pihak-
pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap peserta didik (terutama
orang tua) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta didik,
untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang
baru ini.
siswa.
f. Peranan pelayanan bimbingan dan konseling dalam membantu segala jenis masalah dan
kesulitan siswa1.
1
Drs. Dewa Ketut Sukardi. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling (Jakarta: PT Rineka Cipta.
2000). Hal-43-44
2
Tujuan kegiatan layanan orientasi yaitu:
siswa.
c. Memberikan pemahaman kepada orang tua siswa mengenai kondisi, situasi dan
tuntutan sekolah anaknya agar dapat memberikan dukungan yang diperlukan bagi
keberhasilan belajaranaknya.
2. Layanan Informasi
Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan pihak pihak lain yang
dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik (terutama orang tua)
menerima dan memahami informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan)
yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan
sehari-hari sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat.
pribadi.
b. Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat, serta bentuk-bentuk
c. Tata tertib sekolah, cara bertingkah laku, tata karma, dan sopan santun.
d. Nilai-nilai social, adat istiadat dan upaya yang berlaku dan berkembang di masyarakat.
e. Mata pelajaran dan pembidangannya seperti program inti, program khusus, dan
3
program tambahan.
a. Para siswa dapat mengorientasi dirinya kepada informasi yang diperolehnya terutama
untuk kehidupannya, baik semasa masih sekolah maupun setelah menamatkan sekolah.
informasi.
d. Pam siswa dapat memilih dengan tepat kesempatan-kesempatan yang ada dalam
2
Prayitno.Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. (Jakarta: PT.Asdi Mahasatya.
3
Budi Purwoke. Organisasi dan Managemen Bimbingan Konseling. (Surabaya:
Unesa University Press, 2008). Hal 52.
4
Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan
dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan/penyaluran di dalam kelas, kelompok
belajar, jurusan atau program studi, program pilihan, magang, kegiatan kurikuler
ekstrakurikuler) sesuai dengan potensi, bakat, dan minat serta kondisi pribadinya.
a. Penempatan kelas siswa, program studi jurusan dan pilihan ekstrakurikuler yang dapat
b. Penempatan dan penyaluran dalam kelompok sebaya, kelompok belajar, dan organisasi
e. Membantu dalam kegiatan program khusus sesuai dengan kebutuhan siswa, baik
pengajaran, perbaikan maupun program pengayaan dan seleksi masuk perguruan tinggi
d. Menempatkan dan menyalurkan siswa pada kelompok yang membahas pilihan khusus
program studi sesuai dengan rencana karier, kelompok latihan keterampilan dan
kerja/industri.
a. Tujuan umum
yang sesuai bagi individu untuk mengembangkan potensi dirinya. Kesesuaian terhadap
5
b. Tujuan khusus
Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting
diselenggarakan di sekolah. Pengalaman menunjukkan bahwa kegagalan-kegagalan yang
dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya
intelegensi. Sering kegagalanitu terjadi disebabkan mereka tidak mendapat layanan
bimbingan yang memadai5.
4
Prayitno.Layanan Penempatan dan Penyaluran. (Padang: FKIP Universitas Negeri. 2004) hal.3
5
Prayitno dan Erman, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2004). Hlm. 279.
6
Secara lebih luas, masalah belajar tidak hanya terbatas pada contoh contoh yang
disebutkan itu. Masalah belajar memiliki bentuk yang banyak ragamnya, yang pada
umumnya dapat digolongkan atas :
1). Keterlambatan Akademik yaitu keadaan siswa yang diperkirakan memiliki inteligensi
2). Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki bakat akademik yang
cukup tinggi atau memiliki 1Q 130 lebih, tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus
3). Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki bakat akademik yang
pengajaran khusus.
4). Kurang motivasi dalam belajar. yaitu keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam
5). Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi siswa yang kegiatan
menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu, membenci tidak mau bertanya untuk hal-
Siswa yang mengalami masalah belajar seperti tersebut dapat dikenali melalui
prosedur pengungkapan melalui tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala
pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar. dan pengamatan.
a. Tes Hasil Belajar, yaitu suatu alat yang disusun untuk mengungkapkan sejauh mana
7
b. Tes Kemampuan Dasar, setiap siswa memiliki kemampuan dasar atau inteligensi
tertentu. Tingkat kemampuan dasar ini biasanya. diukur atau diungkapkan dengan
c. Skala Sikap dan Kebiasaan Belajar, sikap dan kebiasaan belajar merupakan salah satu
faktor yang penting dalam belajar. Sebagian dari hari belajar ditentukan oleh sikap dan
e. Analisis Hasil Belajar atau Karya, analisis hasil belajar atau karya merupakan bentuk
Siswa yang mengalami masalah belajar seperti diutarakan di depan perlu mendapat
bantuan agar masalahnya tidak berlarut-larut yang nantinya dapat mempengaruhi proses
perkembangan siswa.
diberikan kepada seorang atau sekelompok siswa yang menghadapi masalah belajar
belajar mereka.
diberikan kepada seorang atau beberapa orang siswa yang sangat cepat dalam belajar.
8
c. Peningkatan Motivasi Belajar, seorang siswa yang awalnya mempunyai motivasi
belajar yang amat tinggi, tetapi tiba-tiba menjadi pudar. Seorang guru, konselor, dan
belajar.
d. Pengembangan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Baik, setiap siswa diharapkan
menerapkan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif. Sebagian siswa memang
memerlukan bantuan untuk mampu melihat secara kritis sikap-sikap dan kebiasaan
kebiasaan belajar yang mereka miliki. Melalui bantuan itu mereka diharapkan dapat
Dalam layanan bimbingan belajar peranan guru dan konselor adalah saling membantu,
mengisi, dan menunjang Sebagaimana disebutkan terdahulu, guru sebagai penguasa
lapangan dan penggerak kegiatan pembelajar siswa, sedangkan konselor sebagai arsitek,
penasihat dan penyumbang data, masukan dan pertimbangan bagi ditetapkannya layanan
bimbingan belajar Konselor dapat membantu penyelenggaraan, mengolah dan
menafsirkan nilai-nilai teshasil belajar, tetapi tes itu sendiri dibuat oleh guru. Dalam hasil
itu memang diharapkan adanya tes hasil belajar yang sudah dibakukan, tetapi sambil
menunggu tersedianya tes baku itu, "tes buatan guru" adalah sangat penting.
Tes kemampuan dasar (inteligensi) dan skala sikap dan kebiasaan belajar harus
dibakukan terlebih dahulu. Konselor secara langsung menyelenggarakan tes dan skala itu
(dengan bantuan guru) sampai didapatkannya hasil dan penafsiran yang dapat diterapkan
bagi pelayanan bimbingan belajar. Tes diagnostik dan analisis hasil belajar.
9
B. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Pengembangan Karakter
Religius
Karakter religius sangat dibutuhkan oleh para peserta didik untuk menghadapi
degradasi moral, agar mereka mampu memiliki dan berperilaku dengan ukuran baik dan
buruk yang didasarkan pada ketentuan dan ketetapan agama. Hal yang semestinya
dikembangkan dalam diri siswa adalah terbangunnya pikiran, perkataan, dan tindakan
siswa yang diupayakan berdasarkan nilai-nilai ketuhanan atau yang bersumber dari ajaran
agama yang dianutnya oleh karena itu diharapkan siswa benar-benar memahami dan
peserta didik yang menerima layanan. Layanan bimbingan klasikal dan bimbingan
kelompok diberikan setelah mengetahui kebutuhan siswa melalui pengumpulan need
assesment. Pengembangan nilai karakter religius melalui layanan bimbingan klasikal dan
bimbingan kelompok dapat dilakukan dengan berdoa setiap awal kegiatan sebagai
implikasi dari dimensi keyakinan, peribadatan dan penghayatan.6
Media informasi layanan bimbingan dan konseling dapat berupa papan bimbingan,
leaflet, poster, buku saku dan media laiinya. Implementasi pengembangan nilai
religius melalui media informasi dapat dilakukan dengan memuat nilai-nilai religius ke
dalam media. Misalnya perintah tentang beribadah melalui poster dan materi religius
melalui papan bimbingan.Strategi Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual
6
¹Nindiya Eka Safitri, ²Sitti Ummi Novirizka Hasan,"Strategi Layanan Bimbingan Dan Konseling Dalam
Pengembangan Nilai Karakter Religius", Jurnal Konseling Andi Matappa. Vol. 2 No.1 Februari 2018, hal. 23
10
peserta didik untuk mengaplikasikan ajaran agama yang dianutnya dalam perencanaan
masa depan dan peminatannya.
Layanan responsif merupakan layanan segera yang diberikan kepada peserta didik
untuk menyelesaikan permasalahan peserta didik baik secara langsung maupun tidak
langsung. Pengembangan nilai karakter religius dapat diterapkan ke dalam strategi
layanan responsif. Misalnya penekanan dimensi keyakinan agama dalam layanan
konseling individu bagi peserta didik/konseli, atau dengan berdoa sebelum kegiatan
layanan konseling kelompok dimulai sebagai implementasi dari aspek keyakinan,
peribadatan dan penghayatan.
Internalisasi nilai karakter religius dalam dukungan sistem misalnya penelitian guru
BK tentang penerapan nilai religius siswa di sekolah bagaimana orang tua dan/atau
masyarakt dalam mengembangkan karakter religius siswa.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Layanan bimbingan konseling sendiri sejatinya merupakan bagian integral dari
pendidikan dalam upaya membantu siswa agar mencapai perkembangan yang optimal sesuai
dengan potensinya, oleh karena itu sebagai wujud penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan
konseling terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik. Layanan yang dimiliki oleh
bimbingan konseling antara lain layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran,
bimbingan belajar, konseling perorangan. dan bimbingan konseling kelompok
Keberhasilan layanan bimbingan konseling tidak terjadi dengan sendirinya, hal ini terjadi
karena beberapa kegiatan yang mendukung layanan bimbingan konseling tersebut sehingga
layanan bimbingan konseling dapat dinikmati oleh pihak-pihak yang membutuhkan layanan
tersebut mendukung layanan bimbingan konseling ini antara lain aplikasi instrument data,
himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, alih tangan kasus, dan operassionalisasi
dan pengunaan hasil kegiatan pendukung
12
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Dewa Ketut Sukardi. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Konseling (Jakarta;
PT Rineka Cipta.).
padahttps://journal.tarbiyahiainib.ac.id/index.php/awlad/article/download/20
Prayitno. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Jakarta: PT.Asdi
Mahasatya.)
Elearning Pendidikan. (2011). Membangun Karakter Religius Pada Siswa Sekolah Dasar. dalam,
(http://www.elearningpendidikan.com), diakses 29 Juni 2017.
13