Anda di halaman 1dari 16

MODEL LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING

“Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


Bimbingan Konseling”

Dosen Pengampu :
Vita Fitriatul Ulya, S.PdI., M.Pd.

Disusun oleh :
Kelompok 3
1. ANIS RIA KHOIRIYAH
2. NIA NIHAYATUS SHOLIHAH
3. MUHAMMAD RYAN HASAN

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM AL HIKMAH TUBAN

2022
KATA PENGANTAR

Assalamulaikum Wr. Wb

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena berkat rahmat, nikmat, dan karunia-
Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Layanan Bimbingan dan
Konseling". Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan bagaimana
pentingnya layanan bimbingan dan konseling serta jenis jenisnya. Atas dukungan moral dan
materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini maka penulis mengucapkan
terimakasih kepada:

1. Ibu Vita Fitriatul Ulya SpdI, Mpd dosen mata kuliah Bimbingan Konseling yang banyak
memberikan motivasi dan dorongan serta bantuan baik secara moral maupun spiritual.

2. Teman-teman yang selalu memberikan dukungan kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat waktu.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan.Oleh karena itu
kami sangat mengharapakan adanya kritik dan saran yang bersifat positif dan membangun
dari rekan-rekan untuk penyempurnaan makalah ini.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Bangilan, 11 Maret 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................ ii


DAFTAR ISI ..............................................................................................................................................iii
BAB I ......................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ...................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................................................ 1
BAB II ........................................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ......................................................................................................................................... 2
A. Jenis jenis Layanan dan Bimbingan Konseling ............................................................................... 2
B. Strategi Layanan dan Bimbingan Konseling ............................................................................... 10
BAB III ..................................................................................................................................................... 12
PENUTUP ................................................................................................................................................ 12
A. Kesimpulan ................................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................... 13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Bimbingan dan Konseling merupakan suatu proses interaksi antara konselordengan
konseling baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka untuk membantu
konseling agar dapat mengembangkan potensi dirinya atau pun memecahkan
permasalahan yang dialaminya, Bimbingan dan Konseling juga dikatakan sebagai upaya
sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh
konselor untuk memfasilitasi perkembangan konseling untuk mencapai kemandirian
dalam kehidupannya. Dengan demikian dapat kita ihat bagaimana peran dan fungsi
bimbingan dan konseling dapat dikatakan sangat penting, oleh sebab itu dengan
pentingnya bimbingan konseling tersebut tentunya tentunya banyak pihak yang
menerima manfaat dan mengunakan fungsi bimbingan konseling tersebut. Oleh karena
itu maka timbulah pembahasan tentang layanan yang disediakan bimbingan konseling.

Layanan bimbingan konseling sendiri sejatinya merupakan bagian integral dari


pendidikan dalam upaya membantu siswa agar mencapai perkembangan yang optimal
sesuai dengan potensinya. Yang oleh karena itu layanan bimbingan konseling ini sangat
penting dimana dalam prosesnya akan melibatkan banyak pihak.

Hal ini sangat penting dibahas mengingat pentingnya bimbingan konseling sendiri bagi
sekolah dan pihak lainnya yang membutuhkan peran dan fungsi dari bimbingan
konseling. Untuk itu alangkah baiknya mengetahui terlebih dahulu apa saja layanan yang
disediakan bimbingan konseling tersebut serta kegiatan apa saja yang dapat menunjang
keberhasilah bimbingan konseling agar kita lebih mudah memanfaatkan fungsi dari
bimbingan konseling yang ada ataupun yang kita inginkan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis Layanan Bimbingan Konseling?
2. Bagaimana Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Pengembangan Karakter
Religius?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui jenis-jenis Layanan Bimbingan Konseling.
2. Untuk mengetahui Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Pengembangan
Karakter Religius

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Jenis-jenis Layanan Bimbingan dan Konseling

Berbagai jenis layanan dan kegiatan perlu dilakukan sebagai wujud penyelenggaraan
pelayanan bimbingan dan konseling terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik.
Layanannya adalah sebagai berikut :

1. Layanan Orientasi

Yaitu layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan peserta didik dan pihak-
pihak lain yang dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap peserta didik (terutama
orang tua) memahami lingkungan (seperti sekolah) yang baru dimasuki peserta didik,
untuk mempermudah dan memperlancar berperannya peserta didik di lingkungan yang
baru ini.

Materi kegiatan layanan orientasi menyangkut :

a. Pengenalan lingkungan dan fasilitas sekolah.

b. Peraturan dan hak-hak serta kewajiban siswa.

c. Orientasi dan wadah-wadah yang dapat membantu meningkatkan hubungan social

siswa.

d. Kunkulum dengan seluruh aspek-aspeknya

e. Peranan kegiatan bimbingan karier.

f. Peranan pelayanan bimbingan dan konseling dalam membantu segala jenis masalah dan

kesulitan siswa1.

1
Drs. Dewa Ketut Sukardi. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling (Jakarta: PT Rineka Cipta.
2000). Hal-43-44

2
Tujuan kegiatan layanan orientasi yaitu:

a. Memberikan kemudahan penyesuaian diri siswa terhadap pola kehidupan social.

b. Penyesuaian kehidupan belajar serta kegiatan lain yang mendukung keberhasilan

siswa.

c. Memberikan pemahaman kepada orang tua siswa mengenai kondisi, situasi dan

tuntutan sekolah anaknya agar dapat memberikan dukungan yang diperlukan bagi

keberhasilan belajaranaknya.

2. Layanan Informasi

Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik dan pihak pihak lain yang
dapat memberikan pengaruh yang besar kepada peserta didik (terutama orang tua)
menerima dan memahami informasi (seperti informasi pendidikan dan informasi jabatan)
yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan
sehari-hari sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat.

Materi layanan informasi menyangkut :

a. Tugas-tugas perkembangan masa remaja akhir tentang kemampuan dan perkembangan

pribadi.

b. Usaha yang dapat dilakukan dalam mengenal bakat, minat, serta bentuk-bentuk

penyaluran dan pengembangannya.

c. Tata tertib sekolah, cara bertingkah laku, tata karma, dan sopan santun.

d. Nilai-nilai social, adat istiadat dan upaya yang berlaku dan berkembang di masyarakat.

e. Mata pelajaran dan pembidangannya seperti program inti, program khusus, dan

3
program tambahan.

f. Sistem penjurusan, kenaikan kelas, syarat-syarat mengikuti UN/UNAS.

g. Fasilitas penunjang/sumber belajar.

h. Cara mempersiapkan diri dan belajar di sekolah.

i. Syarat-syarat memasuki suatu jabatan, kondisi jabatan karier sertat prospeknya.

Tujuan layanan informasi yaitu untuk membekali individu dengan berbagai


pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri,
merencanakan, dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga
dan masyarakat. Pemahaman yang diperoleh melalui layanan informasi digunakan
sebagai bahan acuan dalam meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar, mengembangkan
cita-cita. menyelenggarakan kehidupan sehari-hari dalam mengambil sebuah keputusan.2

Tujuan yang ingin dicapai dengan penyajian informasi yaitu:

a. Para siswa dapat mengorientasi dirinya kepada informasi yang diperolehnya terutama

untuk kehidupannya, baik semasa masih sekolah maupun setelah menamatkan sekolah.

b. Para siswa mengetahui sumber-sumber informasi yang diperlukan.

c. Para siswa dapat menggunakan kegiatan kelompok sebagai sarana memperoleh

informasi.

d. Pam siswa dapat memilih dengan tepat kesempatan-kesempatan yang ada dalam

lingkungannya sesuai dengan minat dan kemampuannya. 3

3. Layanan Penempatan dan Penyaluran

2
Prayitno.Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. (Jakarta: PT.Asdi Mahasatya.
3
Budi Purwoke. Organisasi dan Managemen Bimbingan Konseling. (Surabaya:
Unesa University Press, 2008). Hal 52.

4
Yaitu layanan bimbingan yang memungkinkan peserta didik memperoleh penempatan
dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan/penyaluran di dalam kelas, kelompok
belajar, jurusan atau program studi, program pilihan, magang, kegiatan kurikuler
ekstrakurikuler) sesuai dengan potensi, bakat, dan minat serta kondisi pribadinya.

Materi kegiatan layanan penempatan dan penyaluran meliputi:

a. Penempatan kelas siswa, program studi jurusan dan pilihan ekstrakurikuler yang dapat

menunjang pengembangan sikap. kebiasaan, kemampuan, bakat,dan minat.

b. Penempatan dan penyaluran dalam kelompok sebaya, kelompok belajar, dan organisasi

kesiswaan serta kegiatan social sekolah.

e. Membantu dalam kegiatan program khusus sesuai dengan kebutuhan siswa, baik

pengajaran, perbaikan maupun program pengayaan dan seleksi masuk perguruan tinggi

melalui jalur PMDK, UMPTN.

d. Menempatkan dan menyalurkan siswa pada kelompok yang membahas pilihan khusus

program studi sesuai dengan rencana karier, kelompok latihan keterampilan dan

kegiatan ekstrakurikuler atau magang yang diadakan sekolah atau lembaga

kerja/industri.

Tujuan layanan penempatan dan penyaluran ada 2, yaitu :

a. Tujuan umum

Tujuan umum pelaksanaan penempatan dan penyaluran adalah diperolehnya tempat

yang sesuai bagi individu untuk mengembangkan potensi dirinya. Kesesuaian terhadap

tempat dalam pengembangan diri seperti pada lingkungan sekolah, organisasi,

pekerjaan, dan juga pendidikan lanjut.

5
b. Tujuan khusus

Tujuan khusus dari pelaksanaan penempatan dan penyaluran lebih spesifik


mengarahkan siswa kedalam penguasaan kompetensi yang sesuai dengan bakatnya
yaitu "membantu siswa mencapai kematangan dalam mengembangkan penguasaan
ilmu, teknologi, dan sem sesuai dengan program kurikulum dan persiapan karir atau
melanjutkan pendidikan tinggi, serta berperan dalam kehidupan masyarakat yang
luas". Tercapainya tujuan dari layanan penempatan dan penyaluran memungkinkan
siswa untuk terhindar dari permasalahan pengembangan diri dan juga siswa akan
mampu merancang masa depannya secara realistic. seperti, angka-angka rapor rendah,
tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir, dan sebagainya. Secara umum, siswa-siswa
yang seperti itu dapat dipandang sebagai siswa-siswa yang mengalami masalah
belajar. Secara lebih luas, masalah belajar tidak hanya sesuai bagi individu untuk
mengembangkan potensi dirinya. Kesesuaian terhadap tempat dalam pengembangan
diri seperti pada lingkungan sekolah, organisasi, pekerjaan, dan juga pendidikan
lanjut.4

4. Layanan Bimbingan Belajar

Bimbingan belajar merupakan salah satu bentuk layanan bimbingan yang penting
diselenggarakan di sekolah. Pengalaman menunjukkan bahwa kegagalan-kegagalan yang
dialami siswa dalam belajar tidak selalu disebabkan oleh kebodohan atau rendahnya
intelegensi. Sering kegagalanitu terjadi disebabkan mereka tidak mendapat layanan
bimbingan yang memadai5.

Layanan bimbingan belajar dilaksanakan melalui tahap-tahap

a. Pengenalan Siswa yang Mengalami Masalah Belajar Di sekolah, disamping banyaknya


siswa yang berhasil secara gemilang dalam belajar, sering pula dijumpai adanya siswa
yang gagal, seperti, angka-angka rapor rendah, tidak naik kelas, tidak lulus ujian akhir,
dan sebagainya. Secara umum, siswa-siswa yang seperti itu dapat dipandang sebagai
siswa-siswa yang mengalami masalah belajar.

4
Prayitno.Layanan Penempatan dan Penyaluran. (Padang: FKIP Universitas Negeri. 2004) hal.3
5
Prayitno dan Erman, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2004). Hlm. 279.

6
Secara lebih luas, masalah belajar tidak hanya terbatas pada contoh contoh yang
disebutkan itu. Masalah belajar memiliki bentuk yang banyak ragamnya, yang pada
umumnya dapat digolongkan atas :

1). Keterlambatan Akademik yaitu keadaan siswa yang diperkirakan memiliki inteligensi

yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.

2). Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki bakat akademik yang

cukup tinggi atau memiliki 1Q 130 lebih, tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus

untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajamya yang amat tinggi.

3). Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki bakat akademik yang

kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapat pendidikan atau

pengajaran khusus.

4). Kurang motivasi dalam belajar. yaitu keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam

belajar, mereka seolah-olah tampak jera dan malas.

5). Bersikap dan berkebiasaan buruk dalam belajar, yaitu kondisi siswa yang kegiatan

atau perbuatan belajamya sehari-hari antagonistic dengan yang seharusnya, seperti

menunda-nunda tugas, mengulur-ulur waktu, membenci tidak mau bertanya untuk hal-

hal yang tidak diketahuinya, dan sebagainya.

Siswa yang mengalami masalah belajar seperti tersebut dapat dikenali melalui
prosedur pengungkapan melalui tes hasil belajar, tes kemampuan dasar, skala
pengungkapan sikap dan kebiasaan belajar. dan pengamatan.

a. Tes Hasil Belajar, yaitu suatu alat yang disusun untuk mengungkapkan sejauh mana

siswa telah mencapai tujuan. tujuan pengajaran yang ditetapkan sebelumnya.

7
b. Tes Kemampuan Dasar, setiap siswa memiliki kemampuan dasar atau inteligensi

tertentu. Tingkat kemampuan dasar ini biasanya. diukur atau diungkapkan dengan

mengadministrasikan tes inteligensi yang sudah baku.

c. Skala Sikap dan Kebiasaan Belajar, sikap dan kebiasaan belajar merupakan salah satu

faktor yang penting dalam belajar. Sebagian dari hari belajar ditentukan oleh sikap dan

kebiasaan yang dilakukan siswa dalam belajar.

d. Tes Diagnostik, Tes Diagnostik merupakan instrumen untuk mengungkapkan adanya

kesalahan-kesalahan yang dialami oleh siswa dalam bidang pelajaran tertentu.

e. Analisis Hasil Belajar atau Karya, analisis hasil belajar atau karya merupakan bentuk

lain dari tes diagnostik. Tujuannya sama, yaitu mengungkapkan kesalahan-kesalahan

yan dialami oleh siswa dalam mata pelajaran tertentu.

2. Upaya Membantu Siswa yang Mengalami Masalah Belajar

Siswa yang mengalami masalah belajar seperti diutarakan di depan perlu mendapat
bantuan agar masalahnya tidak berlarut-larut yang nantinya dapat mempengaruhi proses
perkembangan siswa.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah :

a. Pengajaran Perbaikan, pengajaran perbaikan merupakan suatu bentuk bantuan yang

diberikan kepada seorang atau sekelompok siswa yang menghadapi masalah belajar

dengan maksud untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam proses dan hasil

belajar mereka.

b. Kegiatan Pengayaan, kegiatan pengayaan merupakan suatu bentuk layanan yang

diberikan kepada seorang atau beberapa orang siswa yang sangat cepat dalam belajar.

8
c. Peningkatan Motivasi Belajar, seorang siswa yang awalnya mempunyai motivasi

belajar yang amat tinggi, tetapi tiba-tiba menjadi pudar. Seorang guru, konselor, dan

staf sekolah lainnya berkewajiban membantu siswa meningkatkan motivasinya dalam

belajar.

d. Pengembangan Sikap dan Kebiasaan Belajar yang Baik, setiap siswa diharapkan

menerapkan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif. Sebagian siswa memang

memerlukan bantuan untuk mampu melihat secara kritis sikap-sikap dan kebiasaan

kebiasaan belajar yang mereka miliki. Melalui bantuan itu mereka diharapkan dapat

menemukan kelemahan-kelemahan mereka dalam belajar, dan selanjutnya berusaha

mengubah atau memperbaiki kelemahan-kelemahannya itu.

Dalam layanan bimbingan belajar peranan guru dan konselor adalah saling membantu,
mengisi, dan menunjang Sebagaimana disebutkan terdahulu, guru sebagai penguasa
lapangan dan penggerak kegiatan pembelajar siswa, sedangkan konselor sebagai arsitek,
penasihat dan penyumbang data, masukan dan pertimbangan bagi ditetapkannya layanan
bimbingan belajar Konselor dapat membantu penyelenggaraan, mengolah dan
menafsirkan nilai-nilai teshasil belajar, tetapi tes itu sendiri dibuat oleh guru. Dalam hasil
itu memang diharapkan adanya tes hasil belajar yang sudah dibakukan, tetapi sambil
menunggu tersedianya tes baku itu, "tes buatan guru" adalah sangat penting.

Tes kemampuan dasar (inteligensi) dan skala sikap dan kebiasaan belajar harus
dibakukan terlebih dahulu. Konselor secara langsung menyelenggarakan tes dan skala itu
(dengan bantuan guru) sampai didapatkannya hasil dan penafsiran yang dapat diterapkan
bagi pelayanan bimbingan belajar. Tes diagnostik dan analisis hasil belajar.

9
B. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling dalam Pengembangan Karakter
Religius

Karakter religius sangat dibutuhkan oleh para peserta didik untuk menghadapi
degradasi moral, agar mereka mampu memiliki dan berperilaku dengan ukuran baik dan
buruk yang didasarkan pada ketentuan dan ketetapan agama. Hal yang semestinya
dikembangkan dalam diri siswa adalah terbangunnya pikiran, perkataan, dan tindakan
siswa yang diupayakan berdasarkan nilai-nilai ketuhanan atau yang bersumber dari ajaran
agama yang dianutnya oleh karena itu diharapkan siswa benar-benar memahami dan
peserta didik yang menerima layanan. Layanan bimbingan klasikal dan bimbingan
kelompok diberikan setelah mengetahui kebutuhan siswa melalui pengumpulan need
assesment. Pengembangan nilai karakter religius melalui layanan bimbingan klasikal dan
bimbingan kelompok dapat dilakukan dengan berdoa setiap awal kegiatan sebagai
implikasi dari dimensi keyakinan, peribadatan dan penghayatan.6

1. Pengelolaan media informasi

Media informasi layanan bimbingan dan konseling dapat berupa papan bimbingan,
leaflet, poster, buku saku dan media laiinya. Implementasi pengembangan nilai
religius melalui media informasi dapat dilakukan dengan memuat nilai-nilai religius ke
dalam media. Misalnya perintah tentang beribadah melalui poster dan materi religius
melalui papan bimbingan.Strategi Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual

2. Strategi Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual

Layanan perencanaan individual dan peminatan sebagai layanan untuk


merencanakan dan mempersiapkan masa depan peserta didik dengan memperhatikan
potensi yang ada pada dirinya termasuk memperhatikan kelebihan dan kekurangan
yang dimiliki. Strategi penguatan nilai karakter religius melalui layanan ini dengan
menguatkan dimensi pengalaman agama. Dengan demikian, hal tersebut mendorong

6
¹Nindiya Eka Safitri, ²Sitti Ummi Novirizka Hasan,"Strategi Layanan Bimbingan Dan Konseling Dalam
Pengembangan Nilai Karakter Religius", Jurnal Konseling Andi Matappa. Vol. 2 No.1 Februari 2018, hal. 23

10
peserta didik untuk mengaplikasikan ajaran agama yang dianutnya dalam perencanaan
masa depan dan peminatannya.

3. Strategi Layanan Responsif

Layanan responsif merupakan layanan segera yang diberikan kepada peserta didik
untuk menyelesaikan permasalahan peserta didik baik secara langsung maupun tidak
langsung. Pengembangan nilai karakter religius dapat diterapkan ke dalam strategi
layanan responsif. Misalnya penekanan dimensi keyakinan agama dalam layanan
konseling individu bagi peserta didik/konseli, atau dengan berdoa sebelum kegiatan
layanan konseling kelompok dimulai sebagai implementasi dari aspek keyakinan,
peribadatan dan penghayatan.

4. Strategi Dukungan Sistem

Internalisasi nilai karakter religius dalam dukungan sistem misalnya penelitian guru
BK tentang penerapan nilai religius siswa di sekolah bagaimana orang tua dan/atau
masyarakt dalam mengembangkan karakter religius siswa.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Layanan bimbingan konseling sendiri sejatinya merupakan bagian integral dari
pendidikan dalam upaya membantu siswa agar mencapai perkembangan yang optimal sesuai
dengan potensinya, oleh karena itu sebagai wujud penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan
konseling terhadap sasaran layanan, yaitu peserta didik. Layanan yang dimiliki oleh
bimbingan konseling antara lain layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran,
bimbingan belajar, konseling perorangan. dan bimbingan konseling kelompok

Keberhasilan layanan bimbingan konseling tidak terjadi dengan sendirinya, hal ini terjadi
karena beberapa kegiatan yang mendukung layanan bimbingan konseling tersebut sehingga
layanan bimbingan konseling dapat dinikmati oleh pihak-pihak yang membutuhkan layanan
tersebut mendukung layanan bimbingan konseling ini antara lain aplikasi instrument data,
himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, alih tangan kasus, dan operassionalisasi
dan pengunaan hasil kegiatan pendukung

12
DAFTAR PUSTAKA

Budi Purwoko. Organisasi dan Managemen Bimbingan Konseling. (Surabaya:

Unesa University Press, 2008). Hal 52.

Drs. Dewa Ketut Sukardi. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Konseling (Jakarta;
PT Rineka Cipta.).

Giyono, 2015, Bimbingan Konseling, (Yogyakarta: Media Akademia)

Mulyadi. Pola Umum Bimbingan dan Konseling

padahttps://journal.tarbiyahiainib.ac.id/index.php/awlad/article/download/20

3/173 diakses pada 30 Maret 2017

Prayitno dan Erman, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT

RINEKA CIPTA.)Prayitno. 2004 Layanan Penempatan dan

Penyaluran (Padang: FKIP Universitas Negeri.)dan

Prayitno. Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Jakarta: PT.Asdi
Mahasatya.)

Repository minikt.ac.id/1/95718-ABDUL JALALUDIN SAYUTI FITK.pdf I diakses pada 29


maret 2017

Tohirin. 2007.BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH DAN MADRASAH


(BERBASIS INTEGRASI) (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.)

Elearning Pendidikan. (2011). Membangun Karakter Religius Pada Siswa Sekolah Dasar. dalam,
(http://www.elearningpendidikan.com), diakses 29 Juni 2017.

13

Anda mungkin juga menyukai