Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH BIMBINGAN KONSELING

“Jenis Layanan Bimbingan Konseling ( Lanjutan )”

Disusun Oleh :

Kelompok 8 ( Sesi 202321270128 )

Khalila Isnaini (22045061)

Firly Dwi Sandi (22045053)

Rahmania Rizka Rahayu (22045070)

Dosen Pengampu :

Prof. Ifdil, S.HI., S.Pd., M.Pd., Ph.D., Kons

UNIVERSITAS NEGRI PADANG

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia
nyakepada kami tim penulis sehingga makalah sederhana ini dapat diselesaikan sesuai dengan
jadwal.

Makalah ini disusun untuk memenuhi kebutuhan perkuliahan Bimbingan dan


Konseling yang bertemakan “ Jenis Layanan Bimbingan Konseling (Lanjutan) “.

Terima kasih kepada Bapak Prof. Ifdil.,S.HI., S.Pd., M.Pd., Ph.D., Kons. Selaku dosen
pengampu mata kuliah Bimbingan Konseling. Terima kasih juga kepada rekan-rekan kuliah
dan pihak-pihak yang telah membantu demi kelancaran pembuatan makalah ini.

Kami menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk menjadi masukan bagi kami dalam
pembuatan makalah-makalah dimasa yang akan datang agar lebih sempurna. Mudah-mudahan
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Padang, 28 Maret 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... 3
BAB 1...................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................................................................ 4
PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 5
A. Defenisi Layanan Bimbingan Konseling ................................................................................. 5
B. Jenis - jenis Layanan Bimbingan Konseling ........................................................................... 5
a. Layanan bimbingan kelompok............................................................................................. 5
b. Layanan Konseling Kelompok ............................................................................................. 6
c. Layanan Konsultasi ........................................................................................................ 8
d. Layanan Mediasi.......................................................................................................... 10
e. Layanan Advokasi ............................................................................................................... 15
BAB III ........................................................................................................................................ 17
PENUTUP ................................................................................................................................... 17
1. Kesimpulan .............................................................................................................................. 17
2. Saran .............................................................................................................................. 17
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 18

3
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan harus menyediakan layanan yang mendukung perkembangan pribadi siswa
secara optimal melalui bimbingan dan konseling. Pengawas pendidikan perlu memahami
esensi dan implementasi layanan bimbingan di sekolah sebagai bagian dari tanggung jawab
supervisi manajerial terhadap sekolah yang dibinanya.

Pendidikan memiliki peran penting dalam memberikan asuhan terhadap perkembangan


individu, di mana bimbingan dan konseling membantu individu dalam mencapai penyesuaian
diri yang sesuai dengan tahap perkembangannya.

Konsep tugas perkembangan menekankan bahwa setiap fase kehidupan memiliki tugas-
tugas tertentu yang harus diselesaikan, dan penyelesaian tugas-tugas ini berpengaruh pada
perkembangan selanjutnya individu dalam masyarakat. Layanan bimbingan dan konseling
membantu siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya.

Layanan ini merupakan bagian integral dari pendidikan yang mendukung perkembangan
siswa. Pemahaman terhadap masalah perkembangan dan prinsip-prinsipnya penting dalam
implementasi layanan bimbingan dan konseling. Perlunya layanan bimbingan dan konseling di
sekolah didasarkan pada aspek sosial-kultural, pedagogis, dan psikologis.

B. Rumusan Masalah
1. Mendeskripsikan jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling?
2. Menganalisis jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling.

2. Untuk memahami jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Layanan Bimbingan Konseling

Para pakar mengartikan layanan bimbingan dalam beragam cara, tetapi intinya selalu
menekankan pada esensi, tujuan, dan prosedur yang serupa. Secara ringkas, layanan bimbingan
dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Layanan bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu.

b. Tujuan layanan bimbingan adalah agar individu tersebut mencapai perkembangan


dan kebahagiaan secara optimal.

c. Melalui layanan bimbingan, individu dapat mengalami proses pengenalan,


pemahaman, penerimaan, arahan, implementasi, dan penyesuaian diri, baik terhadap
dirinya sendiri maupun lingkungannya.

Layanan bimbingan dan konseling adalah proses pemberian bantuan yang kontinu kepada
siswa agar mereka menjadi mandiri dalam memahami diri sendiri, sehingga mampu
mengarahkan diri sesuai dengan tuntutan dan kondisi lingkungan sekolah, keluarga, dan
masyarakat.

B. Jenis - jenis Layanan Bimbingan Konseling


a. Layanan bimbingan kelompok
Layanan bimbingan kelompok adalah jenis layanan bimbingan dan konseling di mana
sejumlah peserta didik berkumpul bersama untuk memperoleh informasi, mendiskusikan topik
tertentu, dan mengembangkan pemahaman serta keterampilan sosial. Tujuannya adalah untuk
membantu peserta didik dalam pengambilan keputusan, memecahkan masalah, dan
mengembangkan diri. Layanan ini juga bertujuan untuk mencegah munculnya masalah pada
diri konseli/klien. Kegiatan dalam layanan bimbingan kelompok mencakup penyampaian
informasi tentang pendidikan, pekerjaan, masalah pribadi, dan masalah sosial yang relevan,
serta membahas topik-topik penting bersama untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi.
Fungsi utama layanan bimbingan kelompok adalah pemahaman dan pengembangan.

5
Layanan bimbingan kelompok dapat melahirkan dinamika kelompok yang membahas
berbagai hal yang berguna bagi peserta didik, seperti pemahaman keberagaman, penerimaan
diri dan orang lain, pengaturan waktu, pengambilan keputusan, dan pengembangan hubungan
sosial yang efektif. Selain itu, layanan ini juga membantu dalam pengembangan sikap belajar,
pemahaman hasil belajar, pengembangan karier, dan persiapan untuk masa depan. Ada tiga
fungsi utama layanan bimbingan kelompok, yaitu informatif, pengembangan, serta preventif
dan kreatif.

Adapun Tujuan Layanan Bimbingan Kelompok diantaranya adalah :

a. Tujuan umum, untuk mengembangkan kemampuan sosialisasi siswa, khususnya


kemampuan komunikasi anggota kelompok. Juga untuk membantu individu
menemukan dirinya sendiri dengan lingkungannya.
b. Tujuan Khusus, ialah mebahas topik-topik tertentu yang mengandung permasalahan
actual yang menjadi perhatian semua anggota kelompok. Dengan terciptanya
dinamika yang intensif, maka dari pembahasan-pembahasan topik itu akan dapat
mendorong pengembangan perasaan, pikiran, presepsi, wawasan, sikap yang
menunjang diwujudkannya tingkah laku yang lebih efektif
Manfaat Laynanan Bimbingan Kelompok menurut Hartinah (2017) adalah :

a. Ketidakseimbangan antara tenaga pembimbing dan jumlah murid sehingga


pelayanan secara perseorangan tidak akan merata
b. Melatih murid untuk memecahkan masalah bersama
c. Mendorong murid untuk mampu berbicara di depan orang banyak
d. Banyak informasi yang dibutuhkan oleh mund dapat diberikan secara kelompok dan
cara tersebut lebih ekonomis
e. Melalui bimbingan kelompok, beberapa murid menjadi lebih sadar bahwa mereka
sebaiknya menghadap konselor untuk mendapat bimbingan lebih mendalam.

b. Layanan Konseling Kelompok


Layanan konseling kelompok merupakan layanan yang memungkinkan peserta didik
memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi melalui
dinamika kelompok. Masalah yang dibahasnadalah maslah-masalah pribadi yang dialami oleh
masing-masing anggota kelompok. Layanan konseling kelompok ini berfokus pada usaha
membantu seseorang untuk melakukan perubahan dengan memperhatikan perkembangan dan
penyelesaian sehari-hari, layanan konseling kelompok merupakan terapi yang berhubungan
memberikan bantuan melalui pengalaman dalam perkembangan individu. Layanan konseling
kelompok berfungsi untuk pengetasan dan advokasi.

Layanan konseling kelompok adalah layanan bimbingan dan konseling yang


memungkinkan siswa memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan
permasalahan yang dialaminya melalui dinamika kelompok. Dinamika kelompok ialah suasana

6
yang hidup, yang berdenyut, yang bergerak, yang ditandai dengan adanya interaksi antar
sesama anggota kelompok. (Gusman Lesmana, 2021)Menurut Robert L. Gibson & Marianne
H. Mitchel, kelompok konseling adalah kelompok yang sifatnya fungsional, atau berorientasi
tujuan. Sebagai pemimpin kelompok yang memiliki tujuan, seorang konselor akan membagi
kelompok konseling menjadi tiga tingkatan, yaitu bimbingan, konseling dan terapi.

1. Bimbingan Kelompok (Group Guidance)

Bimbingan kelompok merupakan suatu cara memberikan bantuan atau bimbingan


kepada individu atau siswa melalui kegiatan kelompok. Bimbingan kelompok ini mengacu
pada aktivitas-aktivitas kelompok yang berfokus pada penyediaan informasi atau pengalaman
lewat kegiatan kelompok yang terencana dan terorganisasi. Dalam bimbingan ini, kegiatan
kelompoknya harus dipimpin oleh seorang konselor yang terlatih dan berwenang
menyelenggarakan praktik pelayanan bimbingan dan konseling. Contohnya bimbingan kelas
oleh guru BK.

2. Konseling Kelompok (Group Counseling)

Konseling kelompok adalah suatu upaya pembimbing atau konselor dalam membantu
memecahkan masalah-masalah pribadi yang dialami oleh masing-masing anggota kelompok
melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan yang optimal. Pengertian lain dari
konseling kelompok adalah suatu upaya pemberian bantuan kepada individu yang mengalami
masalah pribadi, melalui kegiatan kelompok agar tercapai perkembangan optimal. Dari
perkembangan tersebut diharapkan tiap anggota dapat mengatasi permasalahnya.
Contohnya adalah para siswa kelas XII yang sedang bingung akan melanjutkan kuliah kemana.
Mereka khawatir jika terjadi salah jurusan. Dalam keadaan seperti ini, guru BK akan
mengumpulkan para siswa ini menjadi sebuah kelompok yang disebut konseling kelompok.
Dalam aktivitas sehari-harinya, guru BK akan mengamati satu-persatu perilaku para siswa
tersebut dan memperkirakan jurusan yang cocok untuknya. Sehingga di akhir kegiatan nanti,
guru BK bisa memberikan alternatif pilihan jurusan yang tepat untuk mereka.

3. Terapi Kelompok (Group Therapy)

Terapi kelompok adalah suatu upaya untuk membantu individu dalam menyelesaikan
masalahnya melalui serangkaian terapi dalam kelompok. Terapi kelompok dipimpin oleh
seorang terapis atau petugas kesehatan jiwa yang terlatih. Terapi kelompok merujuk kepada
penyediaan terapi bagi individu yang memerlukan bantuan bagi penyesuaian diri, gangguan
emosi atau hambatan perkembangan yang serius. Anggota kelompok terapi seringkali terdiri
atas individu dengan gangguan mental atau emosi kronis yang membutuhkan membangun
kembali kepribadian. Contohnya terapi kelompok pada korban kecanduan narkoba.

Tujuan konseling kelompok menurut Pyayitno dalam Vitalis adalah :

• Melatihsiswa agar berani berbicara dihadapan orang banyak


• Melatih siswa dapat bertoleransi dengan temannya
• Mengembangkan bakat dan minat masing-masing
• Mengentaskan permasalahan-permasalahan yang dihadapi kelompok
• Melatih siswa untuk berani melakukan sharing dalam kelompok.

7
Terdapat dua Teknik layanan konseling kelompok antara lain :

.1) Teknik Umum (pengembangan dinamika kelompok)

Secara umum, teknik-teknik yang digunakan dalam penyelenggaraan layanan


konseling kelompok mengacu kepada berkembangnya dinamika kelompok yang diikuti
oleh seluruh anggota kelompok untuk mencapai tujuan layanan. Adapun teknik-teknik
tersebut secara garis besar meliputi antara lain :
a) Komunikasi multi arah secara efektif dinamis dan terbuka
b) Pemberian rangsangan untuk menimbulkan inisiatif dalam pembahasan,
diskusi, analisis, dan pengembangan argumentasi
c) Dorongan minimal untuk memantapkan respon aktivitas anggota
kelompok
d) Penjelasan, pendalaman, dan pemberian contoh untuk lebih
memantapkan analisis, argumentasi, dan pembahasan
e) Pelatihan untuk membentuk pola tingkah laku baru yang dikehenda

2) Teknik Permainan Kelompok


Dalam layanan konseling kelompok dapat diterapkan teknik permainan baik sebagai
sebagai selingan maupun sebagai wahana (media) yang memuat materi pembinaan
tertentu. Permainan kelompok yang efektif harus memenuhi cirri-ciri sebagai berikut :
a) Sederhana
b) Menggembirakan
c) Menimbulkan suasana rileks dan tidak melelahkan
d) Meningkatkan keakraban

c. Layanan Konsultasi

a. Pengertian Layanan Konsultasi

Menurut Prayitno (2004: 1), "layanan konsultasi adalah upaya konseling yang dilakukan
oleh konselor terhadap pelanggan (konsulti) untuk membantu konsulti memperoleh wawasan,
pemahaman, dan metode yang diperlukan untuk mengatasi masalah yang melibatkan pihak
ketiga". Konsultasi pada umumnya dilakukan secara individu melalui pertemuan tatap muka
antara konselor (sebagai konsultan) dengan konsulti. Namun, konsultasi juga dapat dilakukan
dengan melibatkan dua atau lebih konsulti jika mereka menginginkannya. Menurut Badan
Standar Nasional Pendidikan (2006: 6), "layanan konsultasi adalah layanan yang membantu
peserta didik dan/atau pihak lain dalam memperoleh pemahaman, wawasan, dan langkah-
langkah yang diperlukan untuk menangani kondisi dan/atau masalah yang dihadapi peserta

8
didik". Dalam konteks program bimbingan di sekolah, Brow dkk (dalam Marsudi, 2003: 124)
menjelaskan bahwa "konsultasi bukanlah konseling atau psikoterapi karena konsultasi tidak
langsung ditujukan kepada siswa (klien), tetapi lebih pada memberikan bantuan kepada siswa
melalui bantuan dari pihak lain". Konsultasi dalam program BK bertujuan untuk memberikan
bantuan teknis kepada konselor, orang tua, administrator, dan konselor lainnya dalam
mengidentifikasi dan memperbaiki masalah yang menghambat efektivitas peserta didik atau
sekolah. Konsultasi tidak langsung melayani klien melalui bantuan yang diberikan oleh pihak
lain.

b. Tujuan Layanan Konsultasi

Tujuan umum dari layanan konsultasi adalah untuk memberdayakan konsulti agar mampu
mengatasi masalah yang melibatkan pihak ketiga. Sementara itu, tujuan khususnya adalah agar
konsulti memiliki pemahaman dan keterampilan untuk menghadapi masalah tersebut (Ifdil,
2010). Menurut Aminuddin Najib (2007:8), layanan konsultasi bertujuan untuk membantu
siswa dalam mengembangkan pribadi yang beriman, tangguh, mandiri, dan sehat jasmani.
Prayitno (2007:65) juga menyatakan bahwa tujuan umum dari layanan konsultasi adalah agar
klien dapat mengatasi kondisi dan masalah yang dialami pihak ketiga dengan kemampuannya
sendiri.

Setiap kegiatan memiliki tujuan yang ingin dicapai. Menurut Winkel (2005: 32), tujuan dari
pemberian bantuan adalah agar individu atau kelompok individu yang dilayani mampu
menghadapi tugas perkembangan hidupnya dengan sadar dan bebas. Layanan konsultasi
sebagai bagian dari layanan Bimbingan dan Konseling memiliki tujuan yang mendukung
tercapainya tujuan BK secara keseluruhan.

Menurut Fullmer dan Bernard (dalam Marsudi, 2003: 124-125), tujuan layanan konsultasi
sebagai bagian dari tujuan bimbingan di sekolah antara lain adalah untuk mengembangkan
lingkungan belajar bagi siswa, orang tua, dan administrator sekolah, memperbaiki komunikasi
antara pihak-pihak yang terlibat, melibatkan individu dengan peran dan fungsi beragam untuk
menyempurnakan lingkungan belajar, memperluas layanan dari para ahli, guru, dan
administrator, membantu orang lain belajar tentang perilaku, menciptakan lingkungan belajar
yang baik, dan menggerakkan organisasi yang mandiri.

Dengan demikian, tujuan layanan konsultasi menurut Prayitno (2004: 2) adalah untuk
memberdayakan konsulti agar mampu mengatasi kondisi dan masalah yang dialami pihak

9
ketiga dengan kemampuannya sendiri, serta memiliki wawasan, pemahaman, dan keterampilan
untuk bertindak sesuai dengan kondisi dan masalah yang dihadapi pihak ketiga.

Tujuan umum layanan konsultasi adalah memberdayakan konsulti untuk mengatasi masalah
yang melibatkan pihak ketiga. Tujuan khususnya adalah agar konsulti memiliki wawasan dan
cara bertindak terhadap masalah tersebut (Ifdil, 2010). Layanan konsultasi bertujuan untuk
membantu siswa dalam menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertakwa,
mantap, tangguh, mandiri, serta sehat jasmani (Aminuddin Najib, 2007:8). Prayitno (2007:65)
menjelaskan bahwa tujuan umum layanan konsultasi adalah agar klien dapat menangani
kondisi dan masalah yang dialami pihak ketiga dengan kemampuannya sendiri.

Setiap kegiatan memiliki tujuan yang ingin dicapai. Winkel (2005: 32) menyatakan bahwa
tujuan dari pemberian bantuan adalah agar individu atau kelompok individu yang dilayani
mampu menghadapi tugas perkembangan hidupnya dengan sadar dan bebas. Layanan
konsultasi, sebagai bagian dari layanan Bimbingan dan Konseling, memiliki tujuan yang
mendukung tercapainya tujuan BK secara keseluruhan.

Menurut Fullmer dan Bernard (dalam Marsudi, 2003: 124-125), tujuan layanan konsultasi
sebagai bagian dari tujuan bimbingan di sekolah adalah untuk mengembangkan lingkungan
belajar bagi siswa, orang tua, dan administrator sekolah, memperbaiki komunikasi antara
pihak-pihak yang terlibat, melibatkan individu dengan peran dan fungsi beragam untuk
menyempurnakan lingkungan belajar, memperluas layanan dari para ahli, guru, dan
administrator, membantu orang lain belajar tentang perilaku, menciptakan lingkungan belajar
yang baik, dan menggerakkan organisasi yang mandiri.

Dengan demikian, tujuan layanan konsultasi menurut Prayitno (2004: 2) adalah


memberdayakan konsulti agar mampu mengatasi masalah yang melibatkan pihak ketiga
dengan kemampuannya sendiri, serta memiliki wawasan, pemahaman, dan keterampilan untuk
bertindak sesuai dengan kondisi dan masalah yang dihadapi pihak ketiga.

d. Layanan Mediasi

a. Pengertian Mediasi
Istilah "mediasi" terkait dengan istilah "media" yang berasal dari kata "medium" yang
berarti perantara. Dalam literatur Islam istilah "mediasi" sama dengan "wasilah" yang

10
juga berarti perantara. Berdasarkan arti di atas, mediasi bisa dimaknai sebagai suatu
kegiatan yang mengantarai atau menjadi wasilah atau menghubungkan yang semula
terpisah. Juga bermakna menjalin hubungan antara dua kondisi yang berbeda dan
mengadakan kontak sehingga dua pihak yang semula terpisah menjadi saling terkait.
Melalui mediasi atau wasilah dua pihak yang sebelumnya terpisah menjadi saling terkait,
saling mengurangi atau meniadakan jarak, saling memperkecil perbedaan sehingga jarak
keduanya menjadi lebih dekatDengan layanan mediasi konselor berusaha mengantarai
atau membangun hubungan diantara mereka, sehingga mereka menghentikan dan
terhindar dari pertentangan lebih lanjut yang merugikan semua pihak.

Layanan mediasi yakni layanan konseling yang memungkinkan permasalahan atau


perselisihan yang dialami klien dengan pihak lain dapat terentaskan dengan konselor
sebagai mediator.

b. Tujuan Layanan Mediasi


Tujuan utama dari layanan mediasi adalah untuk memberikan platform yang aman dan
terstruktur di mana pihak-pihak dapat berkomunikasi secara terbuka dan jujur, serta
mencari solusi yang memenuhi kepentingan dan kebutuhan masing-masing.

Dalam mediasi, mediator bertindak sebagai fasilitator untuk memfasilitasi dialog yang
konstruktif antara pihak-pihak yang berselisih. Mediator membantu pihak-pihak untuk
mengidentifikasi isu-isu inti, mengeksplorasi opsi penyelesaian yang mungkin, dan
memfasilitasi negosiasi sehingga kesepakatan yang adil dan berkelanjutan dapat dicapai.

Melalui proses mediasi, pihak-pihak memiliki kesempatan untuk secara langsung


berpartisipasi dalam penyelesaian konflik mereka, daripada membiarkan keputusan
diambil oleh pihak ketiga, seperti pengadilan. Ini memungkinkan mereka untuk
mempertahankan kendali atas hasilnya dan mempromosikan hubungan yang lebih baik
di masa depan.

Secara keseluruhan, layanan mediasi bertujuan untuk mengurangi ketegangan,


meningkatkan pemahaman antarpihak, memfasilitasi komunikasi yang efektif, dan
mencapai solusi yang berkelanjutan dan dapat diterima oleh semua pihak yang terlibat
dalam konflik atau perselisihan.

11
Fokus layanan mediasi adalah perubahan atau kondisi awal menjadi kondisi baru dalam
hubungan antara pihak-pihak yang bermasalahTujuan layanan mediasi dibedakan
menjadi tujuan umum dan tujuan khusus, yakni :

1. Tujuan Umum
Layanan mediasi (MED) pada umumnya bertujuan agar tercapai kondisi hubungan yang
positif dan kondusif diantara para klien, yaitu pihak- pihak yang berselisih.

2. Tujuan khusus
Secara Khusus Layanan mediasi bertujuan agar terjadi perubahan atas kondisi awal yang
negative (bertikai atau bermusuhan) menjadi kondisi baru (kondusif dan bersahabat)
dalam hubungan antara dua belah pihak yang bermasalah. Terjadinya perubahan kondisi
awal yang cenderung negatif kepada kondisi yang lebih positif.

c. Komponen Layanan Mediasi


Proses layanan MED melibatkan konselor dank lien, yaitu dua pihak (atau lebih) yang
sedang mengalami masalah berupa ketidakcocokan diantara mereka.

1. Konselor
Konselor sebagai perencana dan penyelenggara layanan MED mendalami permasalahan
yang terjadi pada hubungan diantara pihak-pihak yang bertikai.Konselor membangun
jembatan diatas jurang yang mengaga diantara dua pihak (atau lebih) yang sedang
bermasalah itu.

2. Klien
Berbeda dari layanan onseling perorangan, pada layanan mediasi konselor menghadapi
klien yang terdiri dari dua pihak atau lebih, dua orang individu atau lebih, dua kelompok
atau lebih, atau kombinasi sejumlah individu dan kelompok

3. Masalah klien.
Masalah klien yang dibahas dalam layanan mediasi pada dasarnya adalah masalah
hubungan yang terjadi diantara individu dan atau kelompok- kelompok yang sedang
bertikai, yang sekarang meminta bantuan konselor untuk mengatasinya. Masalah-

12
masalah tersebut dapat berpangkal pada pertikaian atas kepemilikan sesuatu, kejadian
dadakan seperti perkelahian , persaingan perebutan sesuatu, perasaan tersinggung,
dendam dan sakit hati , tuntutan atas hak. Pokok pangkal permasalahan tersebut
menjadikan kedua belah pihak (atau lebih) menjadi tidak harmonis atau bahkan saling
antagonistic yang selanjutnya dapat menimbulkan suasana eksplosif yang dapat
membawa malapetaka atau bahkan korban.

d. Isi Layanan Mediasi


Masalah atau isi yang dibahas dalam layanan mediasi adalah hal-hal yang berkaitan
dengan hubungan yang terjadi antara individu -individu (para siswa) atau kelompok-
kelompok yang bertikai. Masalah-masalah tersebut dapat mencakup:
a. Pertikaian atas kepemilikan sesuatu
b. Kejadian dadakan (perkelahian) antara siswa atau kelompok siswa
c. Perasaan tersinggung
d. Dendam dan sakit hati
e. Tuntutan atas hak dll.

Isi atau masalah dan layanan yang dibahas dalam layanan mediasi lebih banyak
berkenaan dengan masalah-masalah individu yang berhubungan dengan orang lain atau
lingkungan nya (masalah sosial). Masalah-masalah yang menjadi isi layanan mediasi
bukan masalah yang bersifat kriminal. Dengan perkataan lain individu atau kelompok
yang menjadi klien dalam layanan mediasi, tidak sedang terlibat dalam kasus kriminal
yang menjadi urusan petugas polisi.

Ada dua terknik yang diterapkan dalam layanan mediasi antara lain
1. Teknik umum
1) Penerimaan Terhadap Klien dan Posisi Duduk
Suasanan penerimaan harus dapat mencerminkan suasana penghormatan,
keakraban, kehangatan dan keterbukaan terhadap semua calon peserta layanan,
sehingga timbul suasana kondusif proses layanan mediasi.
2) Penstrukturan
Melalui perstrukturan, konselor mengembangkan pemahaman peserta layanan
tentang apa, mengapa, untuk apa dan bagaimana layanan mediasi itu. Dalam
perstrukturan juga dikembangkan tentang pentingnya asas-asas asas konseling

13
dalam layanan mediasi terutama asas kerahasiaan, keterbukaan, dan
kesukarelaan. Selain itu juga harus dikembangkan juga pemahaman terhadap
klien bahwa konselor tidak memihak, kacuali kepada kebenaran.
3) Ajakan untuk berbicara
Apabila melalui perstrukturan belum mau berbicara, konselor harus mengajak
siswa agar mau membicarakanya. Ajakan berbicara dapat diawali dengan upaya
konselor mencari tau adanya perselisihan yang dialami para siswa dan
bagaimana konselor dapat bertemu dengan mereka.

Dan teknik umum lainnya ialah sebagai berikut:


a. Kontak mata, kontak psikologis, dorongan minimalis, dan teknik 3M diarahkan
kepada tiap siswa yang sedang berbicara.
b. Keruntutan, refleksi, dan pertanyaan terbuka disampaikan kepada pembicara dan
dapat dijawab oleh peserta selain pembicara. Kehati- hatian konselor sangat dituntut,
terlebih apabila jawaban atas pertanyaan terbuka diberikan oleh pihak lain yang
berselisih atau yang berseberangan dengan
c. Penyimpulan dan penafsiran, dan konfrontasi khususnya ditujukan kepada pembicara
dan secara umum boleh ditanggapi oleh peserta lainnya.
d. Transferensi dan kontra transeferensi sangat mungkin muncul diantara para peserta.
Oleh karena itu, konselor harus secara cerdas mengendalikan diri dalam
mengemukakan kontra transferensi.
e. Teknik eksperiensil diterapkan untuk memunculkan pengalaman- pengalaman
khusus, terutama dari peserta yang benar-benar mengalami berkenaan dengan
permasalahan yang sedang dibahas dalam layanan mediasi.
f. Strategi memfrustasikan klien (siswa) dan tiada maaf diterapkan untuk membangun
semangat para peserta dalam penyelesaian masalah yang dihadapi. Konselor
(pembimbing) harus hati-hati dalam menerapkan strategi ini agar tidak menimbulkan
sikap mempertahankan diri atau sikap negatif lain nya.

2. Teknik khusus
Beberapa teknik khusus yang bisa diterapkan dalam mediasi adalah :

14
a. Informasi dan contoh pribadi, teknik ini diterapakan apabila siswa benar-benar
memerlukan. Informasi harus diberikan secara jelas dan objektif, sedangkan contoh
pribadi harus diberikan secara sederhana dan berlebihan
b. Perumusan tujuan, pemberian contoh dan latihan bertingkah laku. Teknik ini
diarahkan untuk terbentuknya tingkah laku baru, latihan bertingkah laku, khususnya
cara berhubungan atau berkomunikasi dapat dilakukan melalui teknik kursi kosong.
c. Nasihat, teknik ini diterapkan apabila benar-benar diperlukan. Usahakan tidak
memberikan nasihatApabila teknik-teknik yang lain sudah diterapkan secara baik,
nasihat tidak diperlukan lagi.
d. Peneguhan hasrat dan kontrak, teknik ini merupakan tahap pengunci atas berbagai
upaya pengubahan tingkah laku yang telah dilaksanakan. Teguhnya hasrat merupakan
komitmen diri bahwa apa yang telah dilatihkan dan semua hasil layanan mediasi benar-
benar dilaksanakan. Komitmen tersebut dapat disusun dalam bentuk kontrak yang
realisasinya akan ditindaklanjuti oleh klien dan konselor.

e. Layanan Advokasi
Layanan advokasi artinya membela hak seorang yang tercederai. Layanan advokasi
adalah layanan bimbingan dan konseling yang membantu konseli untuk memperoleh Kembali
hak-hak dirinya yang tidak diperhatikan dan/atau mendapat perlakuan yang menyalahi hak-
haknya. Fungsi advokasi dalam konseling berupaya memberikan bantuan (oleh konselor) agar
hak-hak keberadaan, kehidupan dan perkembangan orang atau individu atau klien yang
bersangkutan kembali memperoleh hak-haknya yang selama ini dirampas, dihalangi, dihambat,
dibatasi atau dijegal.

1. Komponen layanan advokasi


a. Konselor, Konselor sebagai layanan advokasi dituntut untuk mampu
berkomunikasi, melobi dan mengambil manfaat sebesar-besarnya dari hubungan
dengan pihak-pihak terkait, dan juga mengolah kondisi dan materi secara optimal.
b. Korban Pelanggaran Hak, Korban pelanggaran hak merupakan person atau
individua tau klien yang menjadi “ Bintang “ dalam layanan advokasi. Keputusan
atau kondisi yang menerpa klien diupayakan untuk diangkat sehingga tidak lagi
menimpa dan menghinggapi dirinya. Dari kondisi semula yang bermasalah
sampai dengan kembalinya hak klien untuk selanjutnya klien menjadi individu
yang dapat menikmati haknya utuk sebesar-besarnya kesempatan dirinya.

2. Tujuan Layanan Advokasi


a. Tujuan Umum
Layanan advokasi dalam konseling bermaksud mengentaskan klien dari suasana
yang menghimpit dirinya karena hak-hak yang hendak dilaksanakan terhambat

15
dan terkekang sehingga keberadaan, kehidupan dan perkembangannya,
khususnya dalam bidang pendidikan menjadi tidak lancar, terganggu, atau
bahkan terhenti atau terputus. Dengan layanan advokasi yang berhasil klien
akan kembali menikmati hak-haknya, yang dengan demikian klien berada
kembali dalam posisi perkembangan diri (yaitu pengembangan pribadi, sosial,
belajar, karier, keluarga, keagamaan, dan atau kemasyarakatan) secara positif
dan progresif.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusus layanan advokasi dalam konseling adalah membebaskan klien
dari cengkeraman pihak tertentu yang membatasi atau bahkan menghapus hak
klien dan masalah klien teratasi. Karena konseling adalah profesi dalam bidang
pendidikan, maka layanan advokasi dalam konseling dilakukan berkenaan
dengan hak-hak klien dalam bidang pendidikan. Di luar bidang pendidikan,
layanan advokasi dapat dilaksanakan oleh konselor sepanjang pemasa

3. Materi Layanan
a) Isi atau materi
Layanan ADVO terfokus pada ak klien yang terkena perlakuan negatif
oleh pihak atau pihak-pihak tertentu sehingga (sangat) merugikan klien. Materi
tersebut bervariasi terutama kalau dilihat dari perlakuan pencederaan hak klien
oleh pihak terkait. Dalam kasus diatas materi puncak ADVO adalah putusan
kepala sekolah yang melarang siswa masuk sekolah dan ikut ujian. Materi
terkait dengan guru BK adalah sikap dan label yang diberikan kepada siswa;
materi terkait dengan guru adalah tugas untuk siswa yang terlalu amat berat, dan
materi terkait dengan orang tua adalah beban orang tua terkait keputusan kepala
sekolah. Dalam layanan advokasi konselor menganggap segenap materi
tersebut yang mengarah kepada terselesaikannya hak siswa berkenaan kegiatan
pembelajaran di sekolah dan ikut UN.

b) Berkenaan materi karakter-cerdas,


konselor setiap kali mengangkat materi karakter-cerdas pada berbagai
aspek layanan agar seluruh kegiatan layanan isinya diwarnai oleh suasana
perilaku/ penampilan dengan prospektif karakter-cerdas.

16
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Kesimpulan dari tulisan tersebut adalah layanan bimbingan dan konseling adalah bantuan yang
diberikan kepada individu untuk mencapai perkembangan dan kebahagiaan secara optimal. Melalui
layanan ini, individu dapat mengalami proses pengenalan, pemahaman, penerimaan, arahan,
implementasi, dan penyesuaian diri terhadap dirinya sendiri maupun lingkungannya. Terdapat beberapa
jenis layanan bimbingan dan konseling, antara lain layanan bimbingan kelompok, layanan konseling
kelompok, dan layanan konsultasi, yang memiliki tujuan dan teknik pelaksanaan yang berbeda namun
tetap bertujuan untuk membantu individu mencapai perkembangan optimal.

Layanan mediasi adalah upaya untuk menghentikan pertentangan antara pihak-pihak yang berselisih
dengan bantuan konselor sebagai perantara. Tujuannya adalah menciptakan komunikasi terbuka untuk
mencapai solusi yang memenuhi kepentingan semua pihak.

Sementara itu, layanan advokasi bertujuan membela hak klien yang tercederai. Konselor dalam
layanan advokasi berusaha mengembalikan hak-hak yang tidak diperhatikan atau dilanggar, terutama
dalam konteks pendidikan, sehingga klien dapat berkembang secara positif.

Kesimpulannya, semua layanan ini bertujuan untuk mengatasi konflik atau pelanggaran hak agar
tercipta hubungan yang lebih baik dan kondisi yang lebih positif bagi klien.

2. Saran
Penelusuran makalah tersebut perlu adanya dukungan yang positif dari teman teman untuk
mengembangkan materi Layanan Bimbingan Konseling ( Lanjutan ).

17
DAFTAR PUSTAKA

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor
Pendidikan. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Marsudi. (2003). Pengembangan Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Prayitno. (2004). Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya.
Winkel, W. S. (2005). Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Grasindo.
Hartinah. (2017). Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Drs. Rasimi, M. M. (2021). Bimbingan dan Konseling Kelompok. Jakarta: Sinar Grafika
Offset.
Gusman Lesmana, S. (2021). Kapita Selekta Pelayanan Konseling. Medan .
Siti Rahmi, R. S. (2023). Teknik Psikodrama. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press.
Tohirin2012.Bimbingan dan konseling.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Vitalis DS, 2008Layanan Konseling KelompokDiktat Mata Kuliah Bimbingan Konseling IKIP PGRI
Madiun

Winkel dan Sri Hastuti2008Bimbingan dan Konseling KelompokJakarta: Rineka Cipta

18

Anda mungkin juga menyukai