Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH BIMBINGAN KONSELING PENDIDIKAN

Tentang

“KEGIATAN PENDUKUNG BK ATAU KONSELING”

Disusun Oleh : Kelompok 5

1. Deri Cintiama 1630107007


2. Ayu Sundari 1930107004
3. Devi Mulya Sari 1930107006
4. Intan Yolanda Fasita 1930107011

Dosen Pengampu:

Dr. Ardimen, M. Pd., Kons.

JURUSAN TADRIS FISIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BATUSANGKAR

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur pemakalah ucapkan atas kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmad
dan karunia-Nya kepada kita bersama khusus kepada pemakalah sehingga pemakalah dapat
menyelesaikan malakah ini dengan baik. Shalawat dan salam pemakalah ucapkan kepada
baginda Rasulullah SAW, yang manapun ia telah membimbing kita semua dari alam kebodohan
sampai alam yang berilmu pengetahuan sebagaimana yang kita rasakan saat sekarang ini.

Mudah-mudahan apa yang tertulis dalam makalah ini bermanfaat dan dapat memberikan
sebuah ilmu pengetahuan bagi kita semua, terutama bagi pemakalah sendiri sebagai penulis dan
pembaca makalah ini. Pemakalah sangat menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan dan masih terdapat berbagai kekurangan. Oleh karena itu, pemakalah sangat
mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak demi lebih baiknya makalah ini untuk masa
yang akan datang .

Akhir kata, pemakalah mengucapakan terima kasih kepada semua yang telah memberi
dorongan dan motivasi kepada pemakalah dalam penulisan pemakalah ini, semoga kita semua
mendapat balasan dari Allah SWT dan selalu dilimpahkan rahmad dan karunia-Nya .aamiin ya
robbal’alamin.

Batusangkar, 22 Desember 2020

(kelompok 5)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I...............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................................1

B. Identifikasi Masalah..............................................................................................................2

C. Rumusan Masalah.................................................................................................................2

BAB II.............................................................................................................................................3

PEMBAHASAN..............................................................................................................................3

A. Pembahasan Pokok Bahasan.................................................................................................3

BAB III..........................................................................................................................................11

PENUTUP.....................................................................................................................................11

A. Kesimpulan.........................................................................................................................11

B. Saran...................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan bagian yang tidak terpisahkan
(integral) dari keseluruhan program pendidikan. Program bimbingan menunjang
tercapainya tujuan pendidikan yaitu perkembangan individu secara optimal. Oleh karena
itu, kegiatan bimbingan dan konseling harus diselenggarakan dalam bentuk kerjasama
sejumlah orang untuk mencapai suatu tujuan. Kegiatan itu harus diselenggarakan secara
teratur, sistematik dan terarah atau berencana, agar benar-benar berdaya dan berhasil
guna bagi pertumbuhan dan perkembangan siswa.

Bimbingan konseling adalah salah satu komponen yang penting dalam proses
pendidikan sebagai suatu sistem. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Tim
Pengembangan MKDK IKIP Semarang bahwa proses pendidikan adalah proses interaksi
antara masukan alat dan masukan mentah. Masukan mentah adalah peserta didik,
sedangkankan masukan alat adalah tujuan pendidikan, kerangka, tujuan dan materi
kurikulum, fasilitas dan media pendidikan, system administrasi dan supervisi pendidikan,
sistem penyampaian, tenaga pengajar, sistem evaluasi serta bimbingan konseling.

Bimbingan merupakan bantuan kepada individu dalam menghadapi persoalan-


persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya. Bantuan semacam itu sangat tepat jika
diberikan di sekolah, supaya setiap siswa lebih berkembang ke arah yang semaksimal
mungkin. Dengan demikian bimbingan menjadi bidang layanan khusus dalam
keseluruhan kegiatan pendidikan sekolah yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam
bidang tersebut.

Dalam konteks pemberian layanan bimbingan konseling, bahwa pemberian


layanan bimbingan konseling meliputi layanan orientasi, informasi, penempatan dan
1
penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling
kelompok.

Dalam ketujuh layanan bimbingan konseling tersebut dilakukan agar setiap


permasalahan yang dihadapi siswa dapat diantisipasi sedini mungkin sehingga tidak
menggangu jalannya proses pembelajaran. Dengan demikian siswa dapat mencapai
prestasi belajar secara optimal tanpa mengalami hambatan dan permasalahan
pembelajaran yang cukup berarti.

Realitas di lapangan, menunjukkan bahwa peran guru kelas dalam pelaksanaan


bimbingan konseling belum dapat dilakukan secara optimal mengingat tugas dan
tanggung jawab guru kelas yang sarat akan beban sehingga tugas memberikan layanan
bimbingan konseling kurang membawa dampak positif bagi peningkatan prestasi belajar
siswa.

Dalam Pedoman Kurikulum Berbasis Kompetensi bidang Bimbingan Konseling


tersirat bahwa suatu sistem layanan bimbingan dan konseling berbasis kompetensi tidak
mungkin akan tercipta dan tercapai dengan baik apabila tidak adanya kegiatan pendukung
bimbingan dan konseling. Artinya, hal itu perlu dilakukan secara jelas, sistematis, dan
terarah, tidak hanya dengan layanan saja, tetapi harus ada kegiatan pendukungnya.

Berdasar latar belakang tersebut di atas, penulis tergerak untuk melakukan telaah
mengenai kegiatan pendukung bimbingan dan konseling.

B. Identifikasi Masalah
1. Pengertian Kegiatan Pendukung

2. Macam – Macam Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling

2
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka persoalan mendasar yang hendak
ditelaah dalam makalah ini adalah bagaimana sebetulnya tujuan dari 5 aspek kegiatan
pendukung yang dilakukan?

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pembahasan Pokok Bahasan


1. Pengertian Kegiatan Pendukung bimbingan dan konseling

Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling adalah usaha untuk


mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik (klien) dan keterangan
tentang lingkungannya, baik itu di lingkungan keluarga, sekolah, ataupun
dilingkungan sekitarnya.

Kegiatan ini dimaksudkan agar para pembimbing dan dosen lebih mudah
memahami potensi dan kekuatan, serta masalah yang dihadapi klien. dengan kegiatan
pendukung ini diharapkan akan terkumpul data-data yang akurat yang dihadapi oleh
seorang klien.

2. Macam – Macam Kegiatan Pendukung Bimbingan dan Konseling

Untuk menunjang kelancaran pemberian layanan-layanan seperti yang telah


dikemukakan di atas, perlu dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung Dalam hal ini,
terdapat lima jenis kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, yaitu:

a. Aplikasi Instrumentasi

Aplikasi Instrumentasi adalah upaya pegungkapan melalui pengukuran


dengan memakai alat ukur atau instrument tertentu. Hasil aplikasi ditafsirkan,
disikapi dan digunakan untuk memberikan perlakuan terhadap klien dalam
bentuk layanan konseling.

Aplikasi instrumentasi digunakan dan mendukung penyelenggaraan jenis-


jenis layanan dan kegiatan pendukung mulai dari perencanaan program,
penetapan inidividu, menetapkan materi layanan, sebagai bahan evaluasi dan
4
pengembangan program. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam aplikasi
instrumentasi ini adalah: a). Materi yang hendak diungkapkan, b). bentuk
instrument yang hendak digunakan. Dan juga dibantu dengan responden yang
bertugas untuk mengerjakan instrument baik tes maupun non-tes[1] melalui
pengadministrasi yang diselenggarakan oleh Konselor.

Konselor sebagai pengguna hasil instrument digunakan dalam


melaksanakan layanan konseling. Untuk tes psikologis Konselor dapat
bekerjasama dengan psikolog (kolaborasi professional).

Aplikasi instrumentasi digunakan dan mendukung penyelenggaraan jenis-


jenis layanan dan kegiatan pendukung mulai dari perencanaan program,
penetapan inidividu, menetapkan materi layanan, sebagai bahan evaluasi dan
pengembangan program.

Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah

1) Perencanaan

Menetapkan objek yang akan diukur, menetapkan subjek,


menetapkan/menyusun instrument, menetapkan prosedur, menetapkan
fasilitas, menyiapkan kelengkapan administrative.

2) Pelaksanaan

Mengkomunikasikan rencana pelaksanaan aplikasi instrumentasi,


mengorganisasikan kegiatan instrument, pengadministrasi, mengolah
jawaban intrumen, menafsirkan dan menetapkan arah penggunaan hasil
intrumen.

3) Eveluasi dan Analisis

Menetapkan materi evaluasi, menetapkan prosedur, melaksanakan


evaluasi dan mengolah serta menafsirkan hasil evaluasi. Serta

5
menganalisis dengan Menetapkan norma/standar analisis, melakukan
asanalisis dan menafsirkan hasil analisis.

4) Tindak Lanjut

Menetapkan jenis dan arah tindak lanjut aplikasi instrumentasi,


mengkomunikasikan rencana tindak lanjut dan melaksanakan tindak
lanjut. Dan juga menyusun laporan aplikasi instrumentasi, menyampaikan
laporan dan mendokumentasi laporan.

b. Himpunan Data

Himpunan data adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan


keterangan yang relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik.
Himpunan data diselenggarakan secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif,
terpadu dan sifatnya tertutup. Kegiaran ini memiliki fungsi pemahaman.

Konselor sebagai penyelenggara Himpunan data memiliki fungsi:


Menghimpun data, mengembangkan data dan menggunakan data

Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah

1) Perencanaan

Menetapkan jenis dan klasifikasi data serta sumber-sumbernya,


menetapkan bentuk himpunan data, menetapkan dan manata fasilitas,
menetapkan mekanisme pengisian, pemeliharaan dan penggunaan serta
menyiapkan kelengkapan administrative.

2) Pelaksanaan

Memetik dan memasukkan ke dalam HD sesuai dengan klasifikasi,


memanfaatkan data, memelihara dan mengembangkan HD.

3) Evaluasi dan Analisis

6
Mengkaji evisiensi sistematika dan penggunaan fasilitas yang
digunakan, memerikasa kelengkapan, keakuratan, keaktualan dan
kemanfaatan HD, serta melaksanakan analisis terhadap hasil evaluasi
berkenaan dengan kelengkapan, keakuratan, keaktualan, kemanfaatan dan
efisiensi penyelenggaraannya.

4) Tindak Lanjut

Dalam hal ini adalah mengembangkan himpunan data yang


mencakup: bentuk, klasifikasi dan sistematika data, kelengkapan,
keakuratan, ketepatan dan keaktualan data, kemanfaatan data, Penggunaan
teknologi. Data yang terhimpun harus dimanfaatkan untuk sebesar-
besarnya dalam kegiatan layanan bimbingan dan konseling[2]. Teknis
penyelenggaraan serta menyusun laporan HD, menyampaikan laporan dan
mendokumentasi laporan.

c. Konfrensi Kasus

Konferensi kasus adalah kegiatan untuk membahas permasalahan peserta


didik dalam suatu pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat
memberikan keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya
permasalahan klien. Pertemuan konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup.
Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh keterangan dan membangun
komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat terhadap klien
dalam rangka pengentasan permasalahan klien. Kegiatan konferensi kasus
memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan serta tidak menyinggung klien[3].

Operasionalisme dalam kegiatan ini adalah :

1) Perencanaan

Konferensi kasus harus dibicarakan terlebih dahulu dan mendapat


persetujuan dari klien yang bermasalah. Dan seluruh peserta pertemuan

7
harus diyakinkan oleh konselor dan memiliki sikap yang teguh untuk
merahasiakan segenap aspek dari kasus yang dibicarakan.

2) Pelaksanaan

Konselor harus mengarahkan pembicaraan sehingga seluruh


peserta dapat mengemukakan data atau keterangan yang mereka ketahui
dan mengembangkan pikiran untuk memecahkan masalah siswa[4].

3) Analisis dan Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari konferensi kasus yang sukses apabila


konselor memperoleh data atau keterangan tambahan yang amat berarti
bagi pemecahan masalah siswa dan terbangunnya komitmen seluruh
peserta pertemuan untuk menyokong upaya pengentasan masalah siswa.

4) Tindak Lanjut

Seluruh hasil pertemuan dicatat dan didokumentasikan secara rapi


oleh konselor dan sebanyak-banyaknya dipergunakan untuk menunjang
jenis-jenis layanan masalah siswa yang bersangkutan.

d. Kunjungan Rumah

Kunjungan rumah merupakan kegiatan untuk memperoleh data,


keterangan, kemudahan, dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta
didik melalui kunjungan rumah klien. Kerja sama dengan orang tua sangat
diperlukan, dengan tujuan untuk memperoleh keterangan dan membangun
komitmen dari pihak orang tua/keluarga untuk mengentaskan permasalahan klien.
Kegiatan kunjungan rumah memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan.

Dalam hal ini Kasus Diidentifikasi terlebih dahulu dan dianalisis perlu
tidak diadakannya Kunjungan Rumah sebagai tindak lanjut dari penanganan kasus
tersebut. KR menjangkau lapangan permasalahan klien yang menjangkau
kehidupan keluarga dan terlaksanakan yaitu menghubungi pihak-pihak terkait

8
dengan keluarga. Materi yang perlu diperhatikan dihadapan orang tua tidak boleh
melanggar asas kerahasiaan klien, dan intinya semata-mata untuk memperdalam
masalah klien, serta tidak merugikan klien. Peran klien sendiri sangat penting
dalam kegiatan ini, yaitu klien menyetujui Kunjungan Rumah yang akan
dilakukan konselor dan mempertimbangkan perlu tidaknya ia terlibat saat
kunjungan rumah.

Operasionalisasi dalam kegiatan ini adalah

1) Perencanaan

Menetapkan kasus yang memerlukan KR, meyakinkan klien akan KR,


menyiapkan data dan informasi yang akan dikomunikasikan dengan keluarga,
menetapkan materi KR dan meyiapkan kelengkapan administrasi.

2) Pelaksanaan

Pelaksanaannya adalah mengkomunikasikan rencana pelaksanaan KR,


melakukan KR berupa: Bertemu anggota keluarga (ortu/wal), Membahas
masalah klien, Melengkapi data, Mengembangkan komitmen,
Menyelenggarakan konseling keluarga , dan merekam dan menyimpulkan
hasil KR

3) Evaluasi dan Analisis

Mengevaluasi proses pelaksanaan KR, mengevaluasi kelengkapan dan


keakurautan data hasil KR serta komitmen ortu/wali, mengevaluasi
penggunaan data dalam rangka pengentasan masalah klien. Dan menganalisis
terhadap efektifitas penggunaan hasil KR terhadap penanganan kasus.

4) Tindak Lanjut

Tindakan selanjutnya adalah mempertimbangkan apakah perlu


dilaksanakan KR ulang atau lanjutan dan mempertimbangkan tindak
lanjut layanan dengan menggunakan hasil KR yang lebih lengkap dan

9
akurat. Serta menyusun laporan KR, menyampaikan laporan dan
mendokumentasi laporan.

e. Alih Tangan Kasus

Alih tangan kasus merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh


penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien
dengan memindahkan penanganan kasus ke pihak lain yang lebih kompeten,
seperti kepada guru mata pelajaran atau konselor, dokter serta ahli lainnya,
dengan tujuan agar peserta didik dapat memperoleh penanganan yang lebih tepat
dan tuntas atas permasalahan yang dihadapinya melalui pihak yang lebih
kompeten. Fungsi kegiatan ini adalah pengentasan[5].

Sebelum di-ATK-kan maka Konselor hendaknya memperhatikan keadaan


kenormalan klien dan subtansi masalah klien. Yang harus dipertimbangkan dalam
Alih tangan kasus ini adalah karena masalah yang ada bukan lagi wewenang
Konselor. Konselor melakukan kontak awal dengan ahli lain, melalui cara yang
cepat dan tepat. Jika ditanggapi positif oleh ahli lain yang dihubungi, maka klien
bertemu dengan ahli lain tersebut dengan membawa surat pengantar jika
diperlukan.

Operasionalisasi yang perlu dilakukan dalam Alih tangan kasus ini adalah

1) Perencanaan

Menetapkan kasus yang akan di ATK, meyakinkan klien akan


ATK, menghubung ahli lain yang menjadi arah ATK, menyiapkan materi
ATK dan kelengkapan administratif.

2) Pelaksanaan

Mengkomunikasikan rencana ATK kepada pihak terkait dan


mengalihtangankan klien kepada pihak terkait itu.

3) Evaluasi dan Analisis

10
Membahas hasil ATK melalui: Klien, laporan dari ahli lain dan
analisis hasil ATK kemudian mengkaji hasil ATK terhadap pengentasan
masalah klien. Serta Melakukan analisis terhadap efektifitas ATK
terhadap pengentsan masalah klien secara menyeluruh.

4) Tindak Lanjut

Tindak lanjut yang dilakukan adalah menyelenggarakan layanan


lanjutan oleh konselor jika diperlukan atau klien memerlukan ATK ke ahli
lain lagi. Serta Menyusun laporan kegiatan ATK, menyampaikan laporan
dan mendokumentasi laporan.

A. Analisa Masalah

Dijelaskan bahwa tujuan dari beberapa pokok kegiatan pendukung yang tersebut
diatas adalah ada dua macam, yaitu tujuan umum dan tujuan Khusus. Yang dijelaskan
sebagai berikut

1. Aplikasi instrumentasi

a. Tujuan umum

Diperolehnya data hasil pengukuran terhadap kondisi tertentu klien.

b. Tujuan Khusus

Terkait dengan fungsi-fungsi konseling yang didominasi oleh fungsi pemahaman.


Dengan diperolehnya pemahaman, maka dapat diwujudkan fungsi pencegahan
dan pengentasan. Dilain sisi, maka akan diperoleh juga fungsi pengembangan dan
pemeliharaan.

2. Himpunan Data

a. Tujuan Umum

Menyediakan data dalam kualitas yang baik dan lengkap untuk menunjang
penyelenggaraan pelayanan konseling sesuai dengan kebutuhan sasaran layanan.
11
b. Tujuan Khusus

Didominasi oleh fungsi pemahaman terhadap individu yang datanya dihimpun.


Ini akan mewujudkan fungsi pencegahan dan dapat pula fungsi pengentasan
terhadap masalah individu. Lebih jauh, himpunan data ini dapat dijadikan bahan
dalam melaksanakan fungsi pengembangan dan pemeliharaan dan dapatjuga
digunakan dalam melindungi hak-hak individu yang sedang mengalami masalah
HAM.

3. Konferensi Kasus

a. Tujuan Umum

Tujuan konferensi kasus adalah untuk memperoleh keterangan dan membangun


komitmen dari pihak yang terkait dan memiliki pengaruh kuat terhadap klien
dalam rangka pengentasan permasalahan klien.

b. Tujuan Khusus

Diperolehnya gambaran yang lebih jelas, mendalam dan menyeluruh tentang


permasalahan yang dihadapi oleh siswa. Dan terkomunikasinya sejumlah aspek
permasalahan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sehingga penanganan
permasalahan menjadi lebih mudah dan tuntas.

4. Kunjungan Rumah

a. Tujuan Umum

Diperolehnya data yang lebih lengkap dan akurat berkenaan dengan masalah
klien serta digalangnya komitmen orangtua atau anggota keluarga lainnya dalam
rangka penyelesaian masalah.

12
b. Tujuan Khusus

Agar terpahaminya permasalahan klien dan upaya pengentasannya. Dari ini dapat
mencegah timbulnya masalah lagi serta dapat berlanjut untuk mewujudkan fungsi
pengembangan dan pemeliharaan serta advokasi.

5. Alih Tangan Kasus

a. Tujuan Umum

Klien mendapat layanan yang optimal atas masalah yang dialaminya.

b. Tujuan Khusus

Terwujudnya keempat fungsi konseling tarutama dalam upaya


pengentasan masalah klien. Layanan ini juga mewujudkan upaya pemahaman
dan pencegahan serta pengembangan dan pemeliharaan.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan pendukung bimbingan dan konseling adalah usaha untuk
mengumpulkan data dan keterangan tentang diri peserta didik (klien) dan keterangan
tentang lingkungannya, baik itu di lingkungan keluarga, sekolah, ataupun dilingkungan
sekitarnya.

Untuk menunjang kelancaran pemberian layanan-layanan seperti yang telah


dikemukakan di atas, perlu dilaksanakan berbagai kegiatan pendukung Dalam hal ini,
terdapat lima jenis kegiatan pendukung bimbingan dan konseling, yaitu:

1. Aplikasi Instrumentasi,

Adalah upaya pegungkapan melalui pengukuran dengan memakai alat ukur


atau instrument tertentu. Hasil aplikasi ditafsirkan, disikapi dan digunakan untuk
memberikan perlakuan terhadap klien dalam bentuk layanan konseling.

2. Himpunan data,

Adalah kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan
dengan keperluan pengembangan peserta didik. Himpunan data diselenggarakan
secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu dan sifatnya tertutup.
Kegiaran ini memiliki fungsi pemahaman.

3. Konferensi kasus,

Adalah kegiatan untuk membahas permasalahan peserta didik dalam suatu


pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan,
kemudahan dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan klien. Pertemuan
konferensi kasus bersifat terbatas dan tertutup. Tujuan konferensi kasus adalah untuk
memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak yang terkait dan

14
memiliki pengaruh kuat terhadap klien dalam rangka pengentasan permasalahan
klien. Kegiatan konferensi kasus memiliki fungsi pemahaman dan pengentasan.

4. Kunjungan rumah,

merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan, dan


komitmen bagi terentaskannya permasalahan peserta didik melalui kunjungan rumah
klien. Kerja sama dengan orang tua sangat diperlukan, dengan tujuan untuk
memperoleh keterangan dan membangun komitmen dari pihak orang tua/keluarga
untuk mengentaskan permasalahan klien. Kegiatan kunjungan rumah memiliki fungsi
pemahaman dan pengentasan.

5. Alih Tangan Kasus

Merupakan kegiatan untuk untuk memperoleh penanganan yang lebih tepat


dan tuntas atas permasalahan yang dialami klien dengan memindahkan penanganan
kasus ke pihak lain yang lebih kompeten, seperti kepada guru mata pelajaran atau
konselor, dokter serta ahli lainnya, dengan tujuan agar peserta didik dapat
memperoleh penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas permasalahan yang
dihadapinya melalui pihak yang lebih kompeten. Fungsi kegiatan ini adalah
pengentasan.

Sementara itu tujuan dari kegiatan pendukung bimbingan konseling ini adalah
diperolehnya data – data yang akurat dan baik demi mewujudkan terselesaikannya
masalah – masalah yang dihadapi klien dan juga pemahaman terhadap layanan
bimbingan dan konseling.

B. Saran
Saran yang ingin penulis kemukakan dalam kegiatan pendukung bimbingan dan
konseling ini adalah antara konselor dan klien harus sungguh-sungguh dalam pemecahan
masalah-masalah yang dihadapai klien, demi kepentingan pribadi klien dan konselor

15
tersebut. Setiap kegiatan yang dilakukan harus sesuai dengan perencanaan yang
disetujui.

DAFTAR PUSTAKA

Prayitno, dkk. 2004. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, Jakarta : Depdiknas

Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Rosda Karya Remaja.

Dewa Ketut Sukardi, Drs, MBA, MM. 2006. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan Dan
Konseling Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Drs. Ridwan, M.Pd. Penanganan Efektif. Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Penerbit
Pustaka Pelajar.

[1] Drs. Dewa Ketut Sukardi, MB, MM. 2006. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan

Konseling Di Sekolah. Penerbit Rineka CiptaHal. 74

[2] Drs. Dewa Ketut Sukardi, MB, MM. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan

Konseling Di Sekolah. Penerbit Rineka Cipta, 2006 Hal. 78

[3] Drs. Ridwan, M.Pd. Penanganan Efektif. Bimbingan dan Konseling Di Sekolah. Penerbit

Pustaka Pelajar. Hal. 91

[4] Drs. Dewa Ketut Sukardi, MB, MM. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan

Konseling Di Sekolah. Penerbit Rineka Cipta, 2006 Hal. 83

[5] Drs. Dewa Ketut Sukardi, MB, MM. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan

Konseling Di Sekolah. Penerbit Rineka Cipta, 2006 Hal. 74

16

Anda mungkin juga menyukai