Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

UNSUR-UNSUR PENUNJANG KEGIATAN BIMBINGAN


KONSELING SEKOLAH

DISUSUN OLEH:

ALEX NURMANSYAH

MK : BIMBINGAN KONSELING SEKOLAH

DOSEN PENGAMPU:
Dr. DEDI ARIANTO, M.Pd.I

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIAH MISBAHUL ULUM


(STIT-MU) GUMAWANG
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah membantu saya menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya dan sholawat serta salam tidak lupa kami haturkan pada
Baginda Rasulallah SAW yang telah memberikan kita kenikmatan Islam, Iman dan
Ihsan.
Makalah ini terstruktur sehingga pembaca dapat mengetahui penjelasan tentang
“Unsur-unsur penunjang kegiatan bimbingan konseling sekolah” yang saya sediakan
berdasarkan referensi dari beberapa sumber.
Saya menyadari makalah ini masih banyak kesalahan, kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dalam usaha penyempurnaannya, dan upaya-upaya pemahaman yang lebih luas.
Dengan segala kekurangan dan kelebihan semoga makalah ini bermanfaat untuk
kita semua, dan semoga kita semua selalu di ridhoi oleh Allah SWT, makalah ini dapat
terhitung sebagai bagian dari amal ibadah kita Tholibul ilmi.

Belitang, 03 Oktober, 2023

Penyusun

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................I

DAFTAR ISI.......................................................................................................................II

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah......................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan.......................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian kegiatan penunjang bimbingan konseling...............................................2

B. Unsur kegiatan penunjang bimbingan konseling sekolah.........................................3

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................................8

B. Saran..........................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................9

II
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam kegiatan bimbingan dan konseling khususnya di sekolah, kegiatan


pendukung mempunyai peranan yang cukup signifikan dalam pencapaian tujuan
bimbingan dan konseling itu sendiri. Kegiatan pendukung mempunyai urgensi tersendiri
dalam lapangan bimbingan dan konseling. Dimana kegiatan pendukung ini menopang
aspek-aspek lainnya seperti, layanan-layanan bimbingan dan konseling yang telah
mempunyai peranan tersendiri.
Kegiatan pendukung tidak ditujukan secara langsung untuk memecahkan atau mengatasi
masalah konseli, tetapi untuk memperoleh data atau keterangan yang bersangkutan dengan
konseli/klien yang akan mempermudah konselor dalam membantu kelancaran kegiatan
bimbingan konseling.
Adapun alat dan kelengkapan yang paling handal dimiliki konselor untuk menjalankan
tugas-tugas pelayanan ialah mulut dan berbagai keterampilan berkomunikasi, baik verbal
maupun non. Namun, mengingat apa yang menjadi isi komunikasi itu menjangkau wawasan
yang sedemikian luas dan multidimensional serta harus sesuai dengan data dan kenyataan yang
berkenaan dengan objek-objek yang dibicarakan, maka konselor perlu diperlengkapi dengan
berbagai data, keterangan dan informasi, terutama tentang klien dan lingkungannya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa maksud dari kegiatan penunjang bimbingan konseling ?


2. Apa saja unsur-unsur kegiatan penunjang bimbingan konseling sekolah ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mendeskripsikan kegiatan penunjang bimbingan konseling.
2. Untuk mengetahui unsur-unsur kegiatan penunjang bimbingan konseling sekolah.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian kegiatan penunjang bimbingan konseling


Bimbingan dan konseling sekolah merupakan bagian penting dalam sistem
pendidikan yang bertujuan untuk membantu siswa dalam mencapai perkembangan
pribadi, akademik, sosial, dan emosional yang optimal. Untuk mencapai tujuan ini,
terdapat berbagai unsur penunjang yang mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan
bimbingan dan konseling di sekolah. Dalam makalah ini, kita akan membahas beberapa
unsur penting yang berperan dalam memastikan keberhasilan program bimbingan dan
konseling sekolah.
Kegiatan penunjang bimbingan dan konseling adalah usaha untuk mengumpulkan
data dan keterangan tentang diri peserta didik (klien) dan keterangan tentang
lingkungannya, baik itu di lingkungan keluarga, sekolah, ataupun dilingkungan
sekitarnya. Kegiatan ini dimaksudkan agar para pembimbing/ konselor lebih mudah
memahami potensi dan kekuatan, serta masalah yang dihadapi klien. dengan kegiatan
pendukung ini diharapkan akan terkumpul data-data yang akurat yang dihadapi oleh
seorang klien.
Kegiatan pendukung mempunyai urgensi tersendiri dalam lapangan bimbingan
dan konseling. Dimana kegiatan pendukung ini menopang aspek-aspek lainnya seperti,
layanan-layanan bimbingan dan konseling yang telah mempunyai peranan tersendiri.
Kegiatan pendukung pada umumnya tidak selalu ditujukan secara langsung untuk
memecahkan atau mengentaskan masalah klien, namun dari kegiatan ini diharapkan
diperolehnya data dan keterangan lain serta kelancaran dan keberhasilan kegiatan
layanan terhadap klien (peserta didik). Kegiatan pendukung ini secara umum
dilaksanakan tanpa adanya kontak langsung (direct contact) dengan sasaran layanan di
sekolah.
Untuk menunjang kelancaran pemberian layanan bimbingan konseling, diperlukan
beberapa unsur kegiatan pendukung. Dalam hal ini, terdapat lima jenis kegiatan
pendukung bimbingan dan konseling.

2
Kegiatan pendukung dan bimbingan konseling meliputi kegiatan pokok aplikasi
instrumentasi dan bimbingan konseling, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan
rumah, dan alih tangan kasus. Semua jenis kegiatan pendukung dilaksanakan secara
langsung, dikaitkan pada keempat bidang bimbingan, serta disesuaikan dengan
karakteristik dan kebutuhan klien. Hasil kegiatan pendukung dipakai untuk memperkuat
satu atau beberapa jenis layanan bimbingan dan konseling.
B. Unsur kegiatan penunjang bimbingan konseling sekolah
Adapun unsur penunjang kegiatan bimbingan dan konseling ini meliputi 5 hal, yaitu:
1. Aplikasi instrumentasi
Aplikasi Instrumentasi adalah upaya pegungkapan melalui pengukuran dengan
memakai alat ukur atau instrument tertentu. Hasil aplikasi ditafsirkan, disikapi dan
digunakan untuk memberikan perlakuan terhadap klien dalam bentuk layanan
konseling.
Aplikasi Instrumentasi Bimbingan dan Konseling merupakan kegiatan pendukung
Bimbingan dan Konseling untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang peserta
didik (klien), keterangan tentang lingkungan peserta didik dan lingkungan yang lebih
luas. Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, baik tes maupun
non tes.
Aplikasi instrumentasi Bimbingan dan Konseling bermaksud mengumpulkan data
dan keterangan tentang peserta didik (baik secara individual maupun kelompok),
keterangan tentang lingkungan peserta didik, dan “lingkungan yang lebih luas”
(termasuk dalamnya informasi pendidikan dan jabatan).
Kegiatan ini dilakukan agar konselor mempunyai pemahaman yang baik tentang
diri klien sehingga akan mempermudah untuk melakukan tindakan selanjutnya terhadap
apa yang menjadi sasaran dan tujuan bimbingan dan konseling tersebut.
Berkaitan dengan hal ini, Tohirin menyebutkan bahwa ada dua komponen dalam
aplikasi instrumentasi, yaitu materi instrumen dan bentuk instrumen. Materi instrumen
seperti : kondisi fisik klien (jasmani dan kesehatan), kondisi dasar psikologis (bakat,
minat, potensi dasar, dan sikap), kondisi dinamik fungsional psikologis, kondisi
hubungan sosial, kondisi atau kegiatan dan hasil belajar, kondisi keluarga dan
lingkungan, kondisi arah pengembangan karier, serta permasalahan potensial yang
dialami siswa. Bentuk instrumen meliputi, tes dan non-tes.

3
Pada umumnya materi aplikasi instrumentasi ini meliputi:
a) Kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa.
b) Kondisi mental dan fisik siswa, pengenalan terhadap diri sendiri.
c) kemampuan pengenalan lingkungan dan hubungan sosial.
d) Tujuan, sikap dan kebiasaan, keterampilan, dan kemampuan belajar.
e) Informasi karier dan pendidikan.
f) Kondisi keluarga dan lingkungan.
g) Penyelenggaraan aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling digunakan dan
dikembangkannya berbagai instrument, baik berbentuk tes mupun non tes.
a. Instrument tes
Tes merupakan prosedur untuk mengungkapkan tingkah laku seseorang dan
menggambarkan dalam bentuk skala angka atau klasifikasi tertentu. Dalam bentuk
nyata tes berbentuk serangkaian pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan
oleh orang yang di tes. Secara umum kegunaan berbagai tes itu ialah membantu
konselor dalam:
1. Memperoleh dasar-dasar pertimbangan tentang berbagai masalah pada
individu yang di tes.
2. Memahami sebab-sebab terjadinya masalah diri individu.
3. Mengenali individu (misalnya disekolah) yang memiliki kemampuan yang
sangat tinggi atau sangat rendah yang memerlukan bantuan khusus.
4. Memperoleh gambaran tentang kecakapan, kemampuan, atau keterampilan
seorang individu dalam bidang tertentu.
5. Berbagai hal yang dipeloleh konselor dari hasil tes dapat digunakan untuk
menetapkan jenis layanan yang perlu diberikan kepada individu yang
dimaksudkan.
b. Instrument non tes
Instrument non tes meliputi berbagai prosedur, seperti pengamatan,
wawancara, catatan anecdote, angket, sosiometri, dan inventori yang dibekukan.
Agar diperoleh hasil yang terandalkan, pengamatan dan wawancara dilakukan
dengan mempergunakan pedoman pengamatan dan pedoman wawancara. Catata
anekdot merupakan hasil pengamatan, khususnya tentang tingkah laku yang tak
biasa atau khusus yang perlu mendapatkan perhatian tersendiri. Angket dan daftar

4
isian dipergunakan untuk mengungkapkan berbagai hal, biasanya tentang diri
individu, oleh individu sendiri. Sosiometri untuk melihat dan memberikan
gambaran tentang pola hubungan sosial diantara individu-individu dan kelompok.
Sedangkan melalui inventori yang dibakukan akan dapat diungkapkan berbagai hal
yang biasanya merupakan pokok pebahasan dalam rangka pelayanan bimbingan
dan konseling secara lebih luas.
2. Himpunan data
Himpunan data merupakan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk
menghimpun seluruh data dan keterangan yang relevan dengan keperluan
pengembangan peserta didik.
Himpunan data merupakan tindak lanjut dari aplikasi instrumentasi. Data yang
dihimpun melalui kegiatan ini kemudian diklasifikasi secara sistematik, analisis, dan
dilakukan interpretasi terhadap data tersebut sehingga menjadi bermakna. Data yang
dihimpun dapat berupa data pribadi, data kelompok, data umum yang dikemas dalam
berbagai himpunan seperti tulisan, angka, rekaman audio, video, dan lain-lain.
Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh penyelenggaraan himpunan data
ialah fungsi pemahaman. Hasil aplikasi instrumentasi pada umumnya dianggap
penting dalam himpunan data.
3. Konferensi kasus
Konferensi kasus, yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk
membahas permasalahan yang dialami oleh peserta didik (klien) dalam suatu forum
pertemuan yang dihadiri oleh berbagai pihak yang diharapkan dapat memberikan
bahan, keterangan kemudahan, dan komitmen penyelesaian permasalahan tersebut.
Kasus dapat didefinisikan sebagai suatu kondisi yang mengandung permasalahan
tertentu. Konferensi kasus merupakan forum terbatas yang dilakukan oleh konselor
guna membahas suatu permasalahan dan arah pemecahannya. Dengan adanya
kegiatan pendukung konferensi kasus ini, diharapkan adanya bahan atau keterangan,
keputusan-keputusan yang dapat membantu mengatasi masalah yang dialami klien
(dalam hal ini peserta didik).
4. Kunjungan rumah
Kunjungan Rumah yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk
memperoleh data, keterangan, kemudahan dan komitmen bagi terentasnya
permasalahan peserta didik (konseli) melalui kunjungan kerumahnya. Kegiatan ini
memerlukan kerjasama yang penuh dari orang tua dan anggota keluarga lainya.

5
Kunjungan rumah bisa bermakna upaya mendeteksi kondisi keluarga dalam
kaitannya dengan permasalahan individu atau siswa yang menjadi tanggung jawab
konselor dalam pelayanan bimbingan dan konseling.
5. Alih kasus
Alih tangan kasus yaitu kegiatan pendukung bimbingan dan konseling untuk
mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami
peserta didik (klien/konseli) dengan memindahkan penanganan kasus dari satu pihak
kepihak lainnya. Kegiatan ini memerlukan kerja sama yang erat dan mantap antara
berbagai pihak yang dapat memberikan bantuan atas penanganan masalah tersebut
(terutama kerja sama dari ahli lain tempat kasus itu dialihtangankan)
Dalam kasus-kasus tertentu, misalnya peserta didik mengalami gangguan
kejiwaan, maka perlunya penanganan dari pihak ahli kejiwaan. Hal inilah yang
melandasi kegiatan alih tangan kasus. Bahwa seorang konselor harus menggunakan
prinsip follow up reference, dimana kasus-kasus yang tidak teratasi atau harus
ditangani oleh pihak lain yang memiliki kompetensi di bidang tertentu. Konselor
hendaknya menyerahkan masalah atau kasus kepada orang yang berkompetensi atau
berprofesi di bidang yang tepat. Pihak terkait ini dapat berupa seorang psikiater,
dokter, ahli agama dan lain-lain sesuai dengan masalah yang dialami peserta didik.
Dengan kata lain, seorang konselor dituntut bijaksana dalam suatu masalah. Artinya,
permasalahan yang tidak teratasi atau perlu ditangani oleh ahli hendaknya
memindahkan penanganan kasus kepada pihak-pihak lain dalam upaya
pengentasannya.
Alih tangan kasus bertujuan untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik,
tepat, dan tuntas atas masalah yang dialami siswa dengan jalan memindahkan
penanganan kasus dari satu pihak kepada pihak yang lebih ahli.
Adapun unsur penunjang kegiatan bimbingan konseling di sekolah meliputi 5
hal :
1. Kepala sekolah yang mendukung
Kepala sekolah memegang peran utama dalam menentukan kesuksesan program
bimbingan dan konseling sekolah. Kepala sekolah yang mendukung akan
memberikan sumber daya, dukungan finansial, dan waktu yang cukup untuk
aktivitas bimbingan dan konseling. Dengan dukungan dari kepala sekolah, para
konselor dapat lebih fokus pada tugas mereka dalam membantu siswa.
2. Konselor professional

6
Unsur utama dalam keberhasilan bimbingan dan konseling adalah konselor yang
kompeten dan berlisensi. Konselor profesional memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang diperlukan untuk memberikan layanan yang efektif kepada
siswa. Mereka juga memiliki etika yang kuat dalam melaksanakan tugas mereka,
termasuk menjaga kerahasiaan informasi siswa.
3. Program bimbingan dan konseling yang terstruktur
Program bimbingan dan konseling yang terstruktur membantu memastikan
bahwa layanan yang diberikan kepada siswa bersifat sistematis dan
berkelanjutan. Program ini mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi
yang berkelanjutan untuk memastikan efektivitas bimbingan dan konseling di
sekolah.
4. Kolaborasi dengan orang tua dan guru
Kolaborasi dengan orang tua dan guru adalah unsur penting dalam membantu
siswa. Konselor sekolah perlu bekerja sama dengan orang tua untuk mendukung
perkembangan siswa di rumah dan mengkoordinasikan upaya dengan guru untuk
memastikan bahwa siswa mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.
5. Rujukan ke sumber daya eksternal
Ketika masalah siswa melebihi lingkup keterampilan konselor sekolah, penting
untuk memiliki akses ke sumber daya eksternal seperti ahli psikologi, pekerja
sosial, atau agen kesehatan mental. Rujukan ini membantu siswa mendapatkan
perawatan dan dukungan yang lebih mendalam.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan penunjang bimbingan dan konseling adalah usaha untuk mengumpulkan
data dan keterangan tentang diri peserta didik (klien) dan keterangan tentang
lingkungannya, baik itu di lingkungan keluarga, sekolah, ataupun dilingkungan
sekitarnya.
Unsur-unsur penunjang kegiatan bimbingan dan konseling sekolah memainkan
peran penting dalam memastikan bahwa siswa mendapatkan layanan yang efektif dan
tepat guna. Dengan kepemimpinan yang mendukung, konselor profesional, program
terstruktur, kolaborasi yang baik, dan akses ke sumber daya eksternal, sekolah dapat
membantu siswa mencapai potensi mereka secara maksimal dalam berbagai aspek
kehidupan mereka.
Unsur penunjang kegiatan bimbingan dan konseling meliputi 5 hal yaitu:
a. Aplikasi Instrumentasi
b. Himpunan data
c. Konferensi Kasus
d. Kunjungan Rumah
e. Alih Tangan Kasus

B. Saran
Dengan makalah ini pembaca diharapkan dapat memahami pembahasan tentang
Unsur-unsur penunjang kegiatan bimbingan konseling sekolah. Saya menyadari makalah
ini masih jauh dari sempurna, oleh karenanya diharapkan masukan atau kritik/saran
yang membangun sehingga saya dapat membuat karya yang lebih baik dimasa yang
akan datang. Semoga makalah ini dapat menambah keilmuan serta wawasan para
pembaca tentang Unsur-unsur penunjang kegiatan bimbingan konseling sekolah.
8
DAFTAR PUSTAKA

Dewa Ketut Sukardi, 2008, Proses Bimbingan Dan Konseling Disekolah, (Jakarta: Pt
Rineka Cipta).
Rofi’ul, Mohamad. 2010. Kegiatan Pendukung Bimbingan.

Ichaskh. 2014. Kegiatan Pendukung Dalam Bimbingan Konseling.

Gysbers, N. C., & Henderson, P. (2000). Developing and managing your school guidance
and counseling program (3rd ed.). American Counseling Association.

Whiston, S. C., & Sexton, T. L. (1998). A review of school counseling outcome research:
Implications for practice. Journal of Counseling & Development, 76(4), h. 412-426.

Myrick, R. D. (2003). Developmental guidance and counseling: A practical approach.


Merrill/Prentice Hall.

Sink, C. A., & Stroh, H. R. (2003). Raising achievement test scores of early elementary
school students through comprehensive school counseling programs. Professional
School Counseling, 6(5), h. 350-364.

Dahir, C. A., Sheldon, J. B., & Valiga, M. J. (2010). The ASCA national model: A
framework for school counseling programs (3rd ed.). American School Counselor
Association.

Anda mungkin juga menyukai