PGSD ( Semester 3)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
penulisan makalah kelompok ini yang berjudul “Tahap Menentukan
Lingkungan Program”.Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bank dan LKS.
Pada kesempatan ini, kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
telah membantu sekaligus memberi dukungan dalam penyusunan makalah ini,
terutama dosen pengajar Ibu (Alif Via Sufianti M. Pd),kedua orang tua dan teman-
teman seperjuangan.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami
memohon maaf bila masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
baik secara materi maupun penyampaian dalam makalah. Saran dan kritik dari
semua pihak sangat kami harapkan. Kami berharap makalah ini dapat memberikan
manfaat kepada pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan ......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
pemilihan lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi klien. Kedua,
jenis masalah atau tujuan yang ingin dicapai oleh klien juga turut memengaruhi
penentuan lingkungan. Misalnya, untuk konseling kelompok, lingkungan yang
luas dan nyaman mungkin lebih diutamakan, sedangkan untuk konseling
individual, ruangan yang lebih bersifat pribadi mungkin lebih sesuai.
C. Tujuan Pembahasan
1. Menjelaskan Tahap Identifikasi Masalah dalam Bimbingan dan Konseling
2. Menjelaskan Tahap Perencanaan Program dalam Bimbingan dan Konseling
3. Menjelaskan Tahap Pelaksanaan Program dalam Bimbingan dan Konseling
4. Menjelaskan Tahap Evaluasi Program dalam Bimbingan dan Konseling
2
BAB II
PEMBAHASAN
Selain itu, penting juga bagi konselor untuk mengidentifikasi sumber daya
dan kekuatan yang dimiliki oleh klien. Hal ini membantu konselor dalam
merancang strategi bimbingan dan konseling yang memanfaatkan potensi dan
kekuatan yang ada dalam diri klien untuk mengatasi masalah yang dihadapinya.
Proses identifikasi masalah yang holistik dan komprehensif ini merupakan
landasan yang penting untuk menentukan arah dan strategi bimbingan dan
konseling selanjutnya guna membantu klien mencapai tujuan yang diinginkan.
3
1. Mengumpulkan Data Siswa
4
3. Menentukan Prioritas Masalah
5
B. Tahap Perencanaan Program Bimbingan dan Konseling
6
1. Menyusun Tujuan Program
7
bermakna dan relevan bagi klien, serta meningkatkan kemungkinan
keberhasilan dalam mencapainya.
8
3. Menyusun Rencana Kegiatan
9
Kedua, tahap implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana yang telah
disusun sebelumnya. Konselor akan menggunakan berbagai teknik dan
pendekatan sesuai dengan kebutuhan individu atau kelompok yang dibimbing.
Proses ini melibatkan sesi-sesi bimbingan dan konseling yang berfokus pada
pengembangan keterampilan, pemecahan masalah, atau pemberian dukungan
psikologis. Selama tahap implementasi, konselor juga harus memperhatikan
respons dan perkembangan individu untuk menyesuaikan pendekatan yang
digunakan.
10
memperkuat pemahaman dan keterlibatan siswa terhadap program yang
disampaikan.
Kedua, teori belajar sosial menekankan peran penting dari interaksi sosial
dan contoh-contoh yang diberikan oleh guru atau tokoh otoritas lainnya
dalam pembentukan sikap dan perilaku siswa. Dalam konteks ini, pengajar
tidak hanya bertindak sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai
model peran yang mempengaruhi persepsi dan sikap siswa terhadap program
yang diperkenalkan. Oleh karena itu, menyampaikan program kepada siswa
memerlukan penggunaan strategi komunikasi yang memungkinkan
pengajaran yang aktif, kolaboratif, dan interaktif antara guru dan siswa.
Dengan memberikan contoh-contoh yang relevan dan memberikan umpan
balik yang konstruktif, guru dapat memfasilitasi pemahaman siswa terhadap
tujuan dan manfaat dari program yang diperkenalkan, serta memotivasi
mereka untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
11
Selanjutnya, teori perkembangan juga menjadi landasan penting dalam
melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling. Teori ini menyoroti
tahapan-tahapan perkembangan yang dialami individu sepanjang hidupnya,
termasuk perkembangan fisik, kognitif, emosional, dan sosial. Dengan
memahami proses perkembangan ini, konselor dapat memberikan bimbingan
yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kesiapan klien. Selain itu, teori
psikodinamik juga memberikan wawasan yang berharga dalam melihat
dinamika bawah sadar dan pengaruh pengalaman masa lalu terhadap perilaku
dan pola pikir individu. Dengan mengintegrasikan berbagai teori ini, konselor
dapat memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang klien dan
memberikan layanan bimbingan dan konseling yang efektif dan relevan bagi
mereka.
12
dalam mencapai tujuan yang diinginkan, efisiensi dalam penggunaan sumber
daya, relevansi terhadap kebutuhan dan tuntutan masyarakat, serta dampak
yang lebih luas terhadap lingkungan atau sistem yang terkait. Hasil evaluasi
dapat menjadi dasar untuk membuat perubahan kebijakan atau
merekomendasikan perbaikan dalam pelaksanaan program yang sudah ada,
serta mempengaruhi keputusan terkait alokasi anggaran di masa depan.
Dengan demikian, memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan program
merupakan proses penting dalam memastikan akuntabilitas dan meningkatkan
efektivitas intervensi kebijakan publik.
13
Ketiga, setelah data terkumpul, dilakukan analisis terhadap hasil evaluasi
untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan program. Hasil analisis ini
kemudian dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan rekomendasi
perbaikan atau pengembangan lebih lanjut pada program bimbingan dan
konseling. Selain itu, pemberian umpan balik kepada stakeholder terkait juga
menjadi bagian penting dalam tahap evaluasi ini untuk memastikan bahwa hasil
evaluasi dapat digunakan secara efektif dalam meningkatkan kualitas layanan
bimbingan dan konseling.
14
pihak-pihak yang terlibat dalam pembuat kebijakan. Dengan demikian,
pengumpulan data hasil program bimbingan dan konseling menjadi kunci
untuk memastikan program tersebut memberikan manfaat yang maksimal
bagi individu yang dilayani.
15
keputusan dengan lebih baik di masa depan. Dengan demikian, keberhasilan
program bimbingan dan konseling dapat diukur dari sejauh mana program
tersebut mampu memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi
perkembangan dan kesejahteraan individu.
16
konseling menjadi kunci dalam memastikan efektivitas dan kualitas program
tersebut dalam mendukung perkembangan individu.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
18
Dalam mengumpulkan data hasil program, pendekatan holistik dan multi-sumber
diperlukan untuk mendapatkan informasi yang relevan dan akurat tentang
perkembangan individu yang menjadi peserta program. Hal ini memungkinkan
para konselor untuk merancang intervensi yang lebih sesuai dan efektif
berdasarkan pemahaman yang lengkap tentang kondisi psikologis dan
perkembangan peserta. Dengan demikian, tahapan pelaksanaan program
bimbingan dan konseling menjadi kunci dalam memberikan layanan yang efektif
dan berkualitas bagi klien.
19
DAFTAR PUSTAKA
20